makalah ikterus pada anak

41
PENDAHULUAN Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. Pada sebagian besar neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian. Oleh karena itu, setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian, terutama apabila ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi. Skenario 16: Bayi 34 minggu gestasi lahir spontan pervaginam dengan berat 2000gr dan ketuban sedikit keruh. Bayi menangis kuat, aktif, denyut jantung 140x/menit, (+) reflex bersin dengan extremitas sedikit biru. Setelah 48 jam dirawat gabung dengan ibunya, bayi tampak kuning dari kepala hingga dada, namun kuat menyusu dan aktif. Anamnesis Anamnesis ikterus pada riwayat obstetri sebelumnya sangat membantu dalam menegakkan diagnosis hiperbilirubinemia pada bayi. Termasuk dalam hal ini anamnesis mengenai : Berapa lama onset terjadinya ? Golongan darah serta rhesus dari ibu.

description

blok 25

Transcript of makalah ikterus pada anak

PENDAHULUANIkterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. Pada sebagian besar neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. Ikterus ini pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan pada sebagian lagi mungkin bersifat patologis yang dapat menimbulkan gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian. Oleh karena itu, setiap bayi dengan ikterus harus mendapatkan perhatian, terutama apabila ikterus ditemukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi.

Skenario 16: Bayi 34 minggu gestasi lahir spontan pervaginam dengan berat 2000gr dan ketuban sedikit keruh. Bayi menangis kuat, aktif, denyut jantung 140x/menit, (+) reflex bersin dengan extremitas sedikit biru. Setelah 48 jam dirawat gabung dengan ibunya, bayi tampak kuning dari kepala hingga dada, namun kuat menyusu dan aktif.

Anamnesis Anamnesis ikterus pada riwayat obstetri sebelumnya sangat membantu dalam menegakkan diagnosis hiperbilirubinemia pada bayi. Termasuk dalam hal ini anamnesis mengenai : Berapa lama onset terjadinya ? Golongan darah serta rhesus dari ibu. Apakah anak tampak lesu dan kurang mau minum ? Riwayat inkompatabilitas darah pada bayi sebelumnya Riwayat transfusi tukar pada bayi sebelumnya. Terapi sinar pada bayi sebelumnya. Faktor risiko kehamilan dan persalinan Kehamilan dengan komplikasi Persalinan dengan tindakan/komplikasi Obat yang diberikan pada ibu selama hamil/persalinan Kehamilan dengan diabetes melitus Malnutrisi intrauterine Infeksi intranatal, dan lain-lain.Penilaian Ikterus Menurut KramerMenurut Kramer, ikterus dimulai dari kepala, leher, dan seterusnya. Untuk penilaian ikterus, Kramer membagi tubuh bayi baru lahir dalam 5 bagian yang dimulai dari kepala dan leher, dada sampai pusat, pusat bagian bawah sampai tumit, tumit-pergelangan kaki dan bahu pergelangan tangan dan kaki serta tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan.1Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari telunjuk ditempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, tulang dada, lutut, dan lainnya. Kemudian penilaian kadar bilirubin dari tiap-tiap nomor disesuaikan dengan angka rata-rata di dalam gambar dibawah.1

Gambar 1 Pembagian derajat ikterus menurut Kramer1

Tabel 1 Hubungan kadar bilirubin dengan ikterus1

Pemeriksaan Fisik Bayi Baru LahirPemeriksaan bayi perlu dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah lampu yang terang yang berfunsi juga sebagai pemanas untuk mencegah kehilangan panas. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat. Pemeriksaan fisik pada BBL paling kurang tiga kali yaitu : 2

1. Pada saat lahir2. Pemeriksaan yang dilakukan 24 jam di ruang perawatan 3. Pemeriksaan pada waktu pulang.

A. Pemeriksaan pertama BBL harus dilakukan di kamar bersalin, tujuannya adalah: 1) menilai gangguan adaptasi BBL dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine yang memerlukan resusitasi Bayi yang memerlukan resusitasi adalah bayi yang lahir dengan pernapasan tidak adekuat, tonus otot kurang, ada mekonium di dalam cairan amnion atau lahir kurang bulan.2) untuk menemukan kelainan sepeeti cacat bawaan yang perlu tindakan segera (mis. Atresia ani, atresia esophagus), trauma lahir. 3) menentukan apakah BBL dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau di tempat perawatan khusus untuk diawas, atau di ruang intensif, atau segera dioperasi.2B. Pemeriksaan ke dua harus dilakukan kembali dalam 24 jam, yaitu sesudah bayi berada dalam ruang perawatan. Tujuannya adalah kelainan yang luput dari pemeriksaan pertama akan ditemukan pada pemeriksaan ini. Pemeriksaan di kamar bersalin dan di ruang perawat sebaiknya di bawah lampu pemanas untuk mencegah hipotermi. 2C. Bayi tidak boleh dipulangkan sebelum diperiksa kembali pada pemeriksaan terakhir. Hal ini disebabkan kelainan pada BBL yang belum menghilang saat dipulangkan (Hematoma sefal, ginekomasti, ikterus), atau mungkin pula adanya bising yang hilang timbul pada masa BBL, atau bayi menderita penyakit yang didapat di rumah sakit seperti aspirasi pneumonia, infeksi nosokomial dan lain-lain. Yang harus dicatat pada pemeriksaan fisik adalah lingkar kepala, berat panjang, kelainan fisik yang ditemukan, frekuensi napas dan nadi, serta keadaan tali pusat.2

APGAR SCORE2Nilai Apgar adalah suatu ekspresi keadaaan fisiologis BBL dan dibatasi oleh waktu. Banyak factor yang dapat mempengaruhi nilai Apgar, antara lain pengaruh obat-obatan, trauma lahir, kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia, dan kelahiran premature.

Tabel 2. APGAR SKOR2TANDA012

AppearanceBiru,pucatBadan pucat,tungkai biruSemuanya merahmuda

PulseTidak teraba< 100> 100

GrimaceTidak adaLambatMenangis kuat

ActivityLemas/lumpuhGerakan sedikit/fleksi tungkaiAktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan

RespiratoryTidak adaLambat, tidak teraturBaik, menangis kuat

Prosedur penilaian APGAR21. Pastikan pencahayaan baik2. Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dengan cepat & simultan. Jumlahkan hasilnya3. Lakukan tindakan dengan cepat & tepat sesuai dg hasilnya4. Ulangi pada menit kelima5. Ulangi pada menit kesepuluh6. Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai

Penilaian 2Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2, Nilai tertinggi adalah 101. Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik2. Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi3. Nilai 0 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi

LUBCHENKO CURVE3Kurva Lubchenco sampai saat sekarang ini masih digunakan oleh setiap praktisi dalam merawat bayi baru lahir. Kurva Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk table. Definisi tentang bayi prematur adalah setiap bayi baru lahir dengan berat lahir 90, 90, 60, 45, 30, dan 0.

3. Gerakan lengan membalik/ Arm RecoilManuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm recoil dilakukan dengan cara evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan dan lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Skor 0: tangan tetap terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180 , Skor 2: fleksi parsial 110-140 , Skor 3: fleksi parsial 90-100 , dan Skor 4: kembali ke fleksi penuh.

4. Sudut poplitealManuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang, dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki satu sisi dengan lembut dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu interpretasi. Kaki diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi. Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di daerah popliteal. Perlu diingat bahwa pemeriksa harus menunggu sampai bayi berhenti menendang secara aktif sebelum melakukan ekstensi kaki. Posisi Frank Breech pralahir akan mengganggu manuver ini untuk 24 hingga 48 jam pertama usia karena bayi mengalami kelelahan fleksor berkepanjangan intrauterine. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi.5. Scarf Sign (Tanda selendang)Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku bayi. Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja, yakni, penuh pada tingkat leher (-1); garis aksila kontralateral (0); kontralateral baris puting (1); prosesus xyphoid (2); garis puting ipsilateral (3); dan garis aksila ipsilateral (4).

6. Tumit ke Telinga/ Heel To EarManuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan posisi bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada permukaan meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut ( bandingkan dengan angka pada lembar kerja). Penguji mencatat lokasi dimana resistensi signifikan dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2); daerah pusar (3); dan lipatan femoralis (4).

Hasil Pemeriksaan Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.5Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Maturasi Fisik dan Maturasi Neuromuskular5

Pemeriksaan Fisik Bayi Normal6

Pemeriksaan Antropometri61. Lakukan pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar dada2.Lakukan penilaian hasil pengukuran: Berat badan normal adalah 2500-3500 gram Panjang badan normal adalah 45-50 cm. Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm. Lingkar dada normal adalah 30-33 cm, apabila diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami hidrocephalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami microcephalus.

Pemeriksaan Kepala Caput succedaneum, yaitu edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfiuktuasi, batasnya tidak tegas, dan menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari. Cephal haematum, yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tanpak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum. Cirinya konsistensi lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi sutura kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak. Cephal haematum dapat hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan1

Pemeriksaan MataTentukan penilaian ada tidaknya kelainan, seperti : Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna) Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya berkurang. Sindrom Down, ditemukan epicanthus melebar. Glaukoma kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih.

Pemeriksaan TelingaAmati bentuk daun telinga, kadang ada ditemukan deformitas daun telinga. Yaitu adanya ujung kulit preaurikular unilateral atau bilateral sering terjadi, jika bertangkai ujung ini dapat diikat kuat pada dasarnya, akan menjadi gangrene kering dan pengelupasan. Membrane timpani dengan mudah dilihat dengan otoskopi melalui kanalis auditorius eksterna yang pendek dan lurus, normalnya membrane ini tapak abu-abu suram.7

Pemeriksaan Hidung6 Amati pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung, atau ensefalokel yang menojol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan gangguan pada paru. Amati mukosa lubang hidung, apabila terdapat sekret mukopurulen dan berdarah perlu,dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain.

Pemeriksaan Mulut Lakukan inspeksi adanya kista yang ada pada mukosa mulut. Amati warna, kemampuan refieks menghisap. Apabila lidah menjulur keluar dapat dinilai adanya kecacatan kongenital. Amati adanya bercak pada mukosa mulut, palatum dan pipi bisanya disebut sebagai Monilia albicans.

Pemeriksaan Pada LeherAmati pergerakan leher apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher, seperti kelainan tiroid, hemangioma, dan lain-lain.

Pemeriksaan Dada, Paru, dan Jantung Apabila tidak simetris, kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan bayi normal pada umumnya dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Frekuensi pernapasan bayi normal antara 40-60 kali per menit, perhitungannya harus satu menit penuh karena terdapat periodic breathing di mana pola pernapasan pada neonatus terutama pada prematur ada henti napas yang berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala. Lakukan auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop untuk menilai frekuensi, dan suara napas/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung antara 120-160 kali per menit.

Pemeriksaan Abdomen Lakukan inspeksi bentuk abdomen. Apabila abdomen membuncit kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam rongga perut, dan adanya kembung. Lakukan auskultasi adanya bising usus. Lakukan perabaan hati. Umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan. Limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.

Pemeriksaan Tulang Belakang dan Ekstremitas Letakkan bayi dalam posisi tengkurap, raba sepanjang tulang bclakang untuk mencari ada tidaknya kelainan, seperti skoliosis, meningokel, spina bifida, dan lain-lain. Amati pergerakan ekstremitas. Untuk mengetahui adanya kelemahan, kelumpuhan, dan kelainan bentuk jari.

Pemeriksaan Anus dan Rektum Lakukan inspeksi pada anus dan rektum, untuk menilai adanya kelainan atresia ani atau posisi anus. Lakukan inspeksi ada tidaknya mekonium (umumnya keluar pada 24 jam) apabila ditemukan dalam waktu 48 jam belum keluar maka kemungkinan adanya mekonium plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.

Klasifikasi Bayi Baru Lahir Berdasarkan Usia Kehamilan Dan Berat Lahir1. Berdasarkan masa kehamilan Bayi Kurang Bulan (Prematur) adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum mencapai 37 minggu. Bayi Cukup Bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42 minggu. Bayi Lebih Bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu.

2. Berdasarkan berat badan Bayi normal bayi dengan berat lahir 2500 gram-4000 gram Bayi berat lahir rendah (BBLR) bayi dengan berat lahir 4000 gram1

Pemeriksaan Penunjang 3Bayi baru lahir (BBL) tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira-kira 6 mg/dl atau 100 mikro mol/L (1 mg mg/dl = 17,1 mikro mol/L).7(levina) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:1. Kadar Bilirubin Serum berkala. (normal: bilirubin total: