Makalah Hasil Revisi Fix

21
Makalah Seminar Hasil penelitian PENGARUH PENGGUNAAN GETAH TUMBUHAN BIDURI (Calotropis gigantea) TERHADAP KUALITAS FISIK DAN KIMIA DAGING ITIK PETELUR AFKIR 1) Program Studi Peternakan Oleh: Ragil Adi Prasetyo 2) H0510056 1) Disampaikan pada seminar hasil penelitian tingkat sarjana di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta di bawah bimbingan: Dr. Adi Magna Patriadi N., S.Pt., M.P. dan Winny Swastike, S.Pt., M.P.

description

makalah hasil revisi

Transcript of Makalah Hasil Revisi Fix

12

12

Makalah Seminar Hasil penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN GETAH TUMBUHAN BIDURI

(Calotropis gigantea) TERHADAP KUALITAS FISIK DAN KIMIA

DAGING ITIK PETELUR AFKIR 1)

Program Studi Peternakan

Oleh:

Ragil Adi Prasetyo2)

H0510056

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Pengaruh Penggunaan Getah Tumbuhan Biduri (Calotropis gigantea)

Terhadap Kualitas Fisik Dan Kimia Daging Itik Petelur Afkir (Anas javanica)

Ragil Adi Prasetyo

H0510056

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan aras getah biduri yang berbeda terhadap peningkatan kualitas fisik dan kimia daging itik petelur afkir. Materi yang digunakan berupa daging itik petelur afkir dan getah biduri. Parameter yang diuji meliputi nilai keempukan (metode Wartner-blazer), pH (pH meter), daya ikat air (Hamm), susut masak, kadar protein terlarut (Biuret), dan kadar lemak kasar (Soxhlet). Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental, menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) pola searah yang terdiri atas 4 perlakuan aras penggunaan getah biduri (0, 3, 6, dan 9% dari bobot sampel) dengan 6 ulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan uji beda duncans new multiple range test (DMRT). Penggunaan getah biduri tidak berpengaruh terhadap nilai susut masak, daya ikat air, dan kadar lemak daging itik petelur afkir (P>0,05), tetapi berpengaruh nyata meningkatkan kadar protein terlarut (P