LPJ Fix Revisi

181
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Nasional Indonesia diarahkan kepada pembangunan yang mampu meningkatkan mutu sumber daya manusia. Pembangunan adalah hal mutlak yang harus dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dan seluruh bangsa lain di dunia. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja melainkan juga oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah, maka pemberdayaan masyarakat desa harus lebih ditingkatkan baik sumber daya alam yang ada maupun sumber daya manusia sebagai subjek dan objek pembangunan. Pembangunan yang menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat, tentu saja tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, yaitu instansi pemerintah, swasta, masyarakat maupun perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga ilmiah. 1

description

lpj

Transcript of LPJ Fix Revisi

Page 1: LPJ Fix Revisi

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan Nasional Indonesia diarahkan kepada pembangunan yang

mampu meningkatkan mutu sumber daya manusia. Pembangunan adalah hal

mutlak yang harus dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dan seluruh bangsa lain

di dunia. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh

pemerintah saja melainkan juga oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya

kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah, maka pemberdayaan

masyarakat desa harus lebih ditingkatkan baik sumber daya alam yang ada

maupun sumber daya manusia sebagai subjek dan objek pembangunan.

Pembangunan yang menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat, tentu

saja tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, yaitu instansi pemerintah,

swasta, masyarakat maupun perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga ilmiah.

Diadakannya Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN

POSDAYA) diharapkan mahasiswa dapat memberikan alternatif solusi terhadap

permasalahan yang ada dengan pengembangan posyandu. Dalam hal ini tidak

hanya masalah kesehatan namun juga meliputi masalah pendidikan, lingkungan

dan perekonomian dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai program

pendidikan, KKN POSDAYA bertujuan untuk dikembangkan sebagai wahana

bagi masyarakat dan semua keluarga di daerahnya guna menyampaikan,

memperoleh, memperkuat dan membina komunikasi, informasi, edukasi,

motivasi dan sekaligus advokasi kepada dan sesama anggota untuk membangun

1

Page 2: LPJ Fix Revisi

keluarga sejahtera serta menyegarkan kembali modal sosial budaya yang ada

dalam masyarakatnya. Maksud pembentukan Posdaya adalah untuk membangun

wadah bagi keluarga di suatu daerah, terutama yang sosial ekonomi

masyarakatnya lemah untuk bergabung dalam suatu proses pemberdayaan

bersama.

A. Keadaan Umum Lokasi KKN POSDAYA

1. Keadaan Alam

Wilayah desa Majasem terletak di Kecamatan Kemangkon

Kabupaten Purbalingga. Desa Majasem terbagi menjadi 8 RW dan 18 RT.

Desa Majasem memiliki 3 posyandu yang terletak di setiap dusun.

Luas wilayah desa 243.163 Km yang terdiri dari pemukiman 60.278, tanah

sawah 141.828 dan tanah tegalan/daratan 41.057 Ha.

Batas-batas desa sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Toyareka

Sebelah Timur : Desa Bajong

Sebelah Selatan : Desa Tidu

Sebelah Barat : Desa Panican

Kegiatan posyandu yang berjalan antara lain penimbangan balita,

imunisasi, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin dan obat-

obatan. Posdaya adalah Pos Pemberdayaan Keluarga yang diharapkan dapat

menjadi wadah, sarana / forum yang dapat mendukung pelaksanaan

kemampuan fungsi-fungsi keluarga, sehingga memiliki ketahanan sosial dan

ekonomi yang memadai dari seluruh anggotanya. Sarana tersebut menjadi

ajang bagi semua anggota untuk ikut aktif berpartisipasi / berperan dalam

membantu memecahkan masalah-masalah keluarga sehingga terpenuhi

kebutuhan bersama.

Implementasi konsep posdaya oleh LPPM Unsoed Purwokerto

adalah Posdaya tidak membuat kelompok baru, Posdaya untuk semua

2

Page 3: LPJ Fix Revisi

kelompok umur dan jenis kelamin, Posdaya wadah / plat form semua jenis

pemberdayaan.

Manfaat Posdaya adalah untuk mengintegrasikan semua kegiatan

sektoral yang sudah ada maupun yang akan dilaksanakan. Posdaya sebagai

infrastruktur untuk menangkap dan memanfaatkan peluang pemberdayaan

masyarakat dari berbagai pihak, Posdaya wadah pemberdayaan yang efektif

bagi seluruh lapisan masyarakat dan Posdaya memelihara modal sosial.

2. Keadaan demografi

Hasil sensus penduduk menunjukkan penduduk Desa Majasem pada

tahun 2012 berjumlah 3.252 orang dengan jumlah Kepala Keluarga 926 KK.

Kepadatan penduduk 512 jiwa / Km2. Jumlah bayi 46 dan jumlah anak usia

1-5 th 251 orang.

Dari jumlah tersebut sebagian besar penduduk hanya mengenyam

pendidikan SD. Potensi sumber daya manusia Desa Majasem berdasarkan

jenis kelamin:

Tabel 2.1 Tabel jumlah perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan

No Jenis kelamin Jumlah

1. Laki-laki 1.607

2 Perempuan 1.645

Jumlah 3.252

Sumber: monografi desa Majasem, 2012

3. Keadaan Perekonomian

Kondisi perekonomian di Desa Majasem Kecamatan Kemangkon

erat hubungannya dengan kondisi geografisnya. Sebagian besar dari

masyarakat Desa Majasem adalah petani, pedagang, buruh tani, dan lainnya.

Pendapatan masyarakat Desa Majasem diperoleh dari sektor pertanian,

industri rumah tangga, dan lain-lain. Potensi di Desa Majasem yang

dominan adalah sektor pertanian.

3

Page 4: LPJ Fix Revisi

Tabel 2.2 Daftar Potensi Bidang Pendidikan Desa Majasem

No. Lembaga Jumlah1. Jumlah SD/MI 32. Jumlah SMP/MTs -3. Jumlah SMU/MAN -4. Jumlah TK 35. Jumlah POS PAUD 26. Jumlah TPQ 67. Jumlah Majalis Taklim 18. Jumlah Lembaga Kursus -

Sumber: monografi desa Majasem, 2012

Tabel 2.3 Daftar Potensi Bidang Ekonomi Kewirausahaan Desa Majasem

1. Koperasi

1. Koperasi Desa Tidak ada

2. Koperasi RT/RW Ada, jumlahnya 18 buah

3. Koperasi Posyandu Tidak ada

4. Permasalahan Koperasi Belum berbadan hukum

2. Industri Rumah Tangga/UKM

1. Makanan minuman Ada, jumlahnya 3 buah

2. Kerajinan Ada, jumlahnya 3 buah

3. Jasa Ada, jumlahnya 5 buah

4. Permasalahan IRT/UKM Proses pembuatan masih tradisional

Tabel 2.4 Daftar Potensi Bidang Budidaya Lingkungan Desa Majasem

1. Pemanfaatan pekarangan Cukup

4

Page 5: LPJ Fix Revisi

2. Cara pemanfaatan pekarangan Ditanami tanaman, kolam ikan

3. Jenis tanaman di pekarangan Buah-buahan, tanaman obat

keluarga

4. Jenis ternak Unggas (ayam, puyuh, bebek,

dsb)

5. Jenis ikan yang banyak

Dibudidayakan

Lele, Gurami

5. Posyandu

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam

pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat,

oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta

pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang

mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak

dini.

Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-

masing No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/

A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu :

1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu

dalam lingkup LKMD dan PKK.

2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi

Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-

program pembangunan masyarakat desa

3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan

kader pembangunan.

4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing

dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan

BKKBN.

5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66, dana sehat sebagai cara

penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.

Tabel 2.4 Jumlah Posyandu

5

Page 6: LPJ Fix Revisi

NO POSYANDU WAKTU 1. Lestari I Tanggal 14 tiap bulan2. Lestari II Tanggal 15 tiap bulan3. Lestari III Tanggal 16 tiap bulan4. Lestari IV Tanggal 17 tiap bulan5. Lestari V Tanggal 18 tiap bulan6. Lestari VI Tanggal 18 tiap bulan7. Posyandu lansia Tanggal 5 tiap bulan

Sumber : monografi Desa Kalimas, 2010

Tabel 2.5 Kelahiran bayi lahir hidup di rumah bersalinNo Tahun Banyaknya bayi lahir hidup

1. Juli-Desember 2006 772. 2007 1453. Mei-Desember 2008 954. 2009 1545. Januari – Maret 2010 32

TOTAL 493Sumber: data kohort rumah bersalin Bidan Sri Yohaningsih, 2011

6. Perilaku hidup bersih dan sehatJumlah keluarga yang memiliki WC sehat di desa kalimas berjumlah

1000 keluarga, jumlah keluarga yang memiliki WC yang kurang memenuhi

standar kesehatan berjumlah 500 keluarga, sedangkan jumlah keluarga yang

biasa BAB di sungai/parit/kebun/hutan berjumlah 300 keluarga (profil desa

Kalimas, 2010).

2.6 Jumlah Prasarana dan Sarana Kebersihan

No Sarana dan prasarana Jumlah

1. Tempat pembuangan sementara (TPS) 2 lokasi

2. Tempat pembuangan akhir (TPA) Tidak ada

3. Alat penghancur sampah/incenerator Tidak ada

4. Jumlah gerobak sampah 1 unit

5. Jumlah tong sampah 10 unit

6. Jumlah truck pengangkut sampah Tidak ada

7. Jumlah satgas kebersihan 3 kelompok

8. Jumlah anggota satgas kebersihan 3 orang

9. Jumlah pemulung Tidak ada

6

Page 7: LPJ Fix Revisi

10. Tempat pengolahan sampah Tidak ada

11. Pengelolaan sampah lingkungan/RT Swadaya

12. Pengelolaan sampah lainnya Tidak ada

Sumber: monografi desa Kalimas, 2010

7. Potensi Desa dan Permasalahannya

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Majasem adalah

petani dan buruh tani dengan hasil pertanian diantaranya adalah padi. Usaha

pertanian yang dilakukan masyarakat Desa Majasem sudah cukup baik yang

ditandai dengan hasil panen padi yang melimpah.

Keberadaan sungai di Desa Kalimas mempengaruhi pola kehidupan

masyarakat desa terutama yang berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS). Sebagian kecil masyarakat desa masih menggunakan sungai

sebagai tempat buang air besar, mencuci dan mandi, sehingga perlu

dilakukan berbagai upaya untuk memberikan pengertian tentang kesehatan

lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Selain kurangnya perilaku hidup bersih, tingkat pendidikan yang

rendah juga masih menjadi masalah di Desa Kalimas. Sebagian besar

penduduk desa merupakan penduduk dengan tingkat pendidikan yang

rendah, sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk memberikan

pengertian tentang perlunya pendidikan. Sehingga diharapkan dengan

potensi sumber daya manusia yang handal diharapkan mampu menjadi

motor penggerak pembangunan di Desa Kalimas.

Desa Kalimas di bidang kesehatan memiliki program Posyandu yang

aktif setiap bulannya. Jumlah Posyandu yang ada adalah enam posyandu dan

7

Page 8: LPJ Fix Revisi

salah satu Posyandu yang aktif adalah Posyandu Lestari tiga. Kegiatan kerja

bakti rutin dilakukan setiap hari jumat dan kegiatan PKK juga rutin diadakan

oleh masyarakat desa.

Potensi pada bidang kelembagaan pendidikan yaitu terdapat 6 (enam)

buah SD, 2 (dua) buah SMP, 1 (satu) buah SMA, 2 (dua) buah TK, 3 (tiga)

buah Madrasah, 1 (satu) buah PAUD yang baru berdiri sedangkan

permasalahan bidang pendidikan yaitu belum terdaftarnya PAUD.

Potensi kelembagaan bidang keamanan di Desa Kalimas berupa

Hansip 60 (laki-laki), jumlah hansip terlatih 60, jumlah kejadian kriminal

5, poskamling sebanyak 4 (empat), jumlah kenakalan remaja 2 (dua),

jumlah peronda kampong 66 buah, satpam 4.

Potensi ekonomi di desa Kalimas diantaranya yaitu banyak

penduduk sekitar yang memproduksi kerupuk keyel, yang merupakan

produk unggulan dari desa Kalimas. Selain itu, banyaknya penduduk

sekitar yang memelihara binatang ternak seperti unggas. Banyaknya

keluarga yang memiliki binatang ternak adalah sebanyak 954 keluarga

dengan pendapatan perkapita sebesar Rp20.000.000. Selain itu di desa

Kalimas juga terdapat 4 pengrajin tas yang hasil produksinya biasa

dipasarkan ke wilayah Jawa Barat.

Desa Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang terdiri

dari 3 RW dan 33 RT, dalam pelaksanaannya sangat tergantung pada

masyarakat dan pemerintah daerah setempat.

8

Page 9: LPJ Fix Revisi

Keadaan alam di desa Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten

Pemalang sebagaian besar dikembangkan dalam bidang pertanian. Sebagian

besar lahan dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Dalam bidang

perekonomian yaitu dengan diproduksinya kerupuk keyel.

Permasalahan yang dihadapi desa Kalimas umumnya menyangkut

bidang kesehatan, pemberdayaan lingkungan, ekonomi dan pendidikan.

Bidang kesehatan menyangkut masalah kesehatan masyarakat antara lain

masalah sanitasi seperti Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

masyarakatnya masih kurang. Hal ini terlihat dari masih banyaknya

masyarakat yang mandi atau mencuci di sungai, buang air besar di kali, dan

belum terbiasa mencuci tangan memakai sabun sesuai dengan prosedur yang

benar.. Disamping kurang tersedianya sarana dan prasarana kesehatan,

masalah lain diantaranya kurang tersedianya tenaga kesehatan, hal ini terlihat

dari masih banyaknya ibu-ibu yang melakukan persalinan oleh dukun bayi

dan belum memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Kader-kader posyandu

yang seharusnya tiap posyandu terdapat 5 kader ada yang belum memiliki 5

kader posyandu di beberapa posyandu dan terdapat 2 posyandu yang kurang

aktif sehingga diperlukan pengembangan posyandu, dan pelatihan kader

posyandu. Posyandu lansia di desa Kalimas keberadaannya juga harus lebih

dikembangkan lagi.

Bidang ekonomi permasalahannya yaitu tidak adanya industri yang

dapat membantu dalam bidang pemasaran kerupuk keyel sehingga

perekonomian desa kurang berkembang. Sebenarnya tempat untuk

9

Page 10: LPJ Fix Revisi

pemasaran salah satu makanan khas desa Kalimas yaitu kerupuk keyel sudah

ada, akan tetapi belum ada tempat yang khusus untuk memasarkannya karena

pemasarannya baru masih dari rumah ke rumah dititipkan kemudian di

perjual belikan. Dan sebagian besar penduduk desa hanya menggantungkan

kehidupan perekonomian hanya dari sektor pertanian saja.

Bidang pendidikan memiliki permasalahan yaitu kurangnya tenaga

tutor untuk mengajar di PAUD.

Permasalahan desa Kalimas di bidang lingkungan diantaranya yang

paling utama yaitu terkait masalah sampah yang cukup mengganggu

kesehatan lingkungan sekitar dan bisa menjadi sumber penyakit. Oleh karena

itu, diperlukan percontohan cara pengolahan sampah organik (Rumah

tangga) agar bisa dimanfaatkan kembali. Sampah anorganik juga apabila

dibiarkan akan menjadi masalah sehingga perlu ditangani diantaranya yaitu

dengan dimanfaatkan menjadi kerajinan-kerajinan tangan, tas-tas, tempat

handphone, dsb. Keberadaan sampah di desa Kalimas cukup menjadi

masalah dalam tersedianya tempat sampah. Sebaiknya di lingkungan wilayah

desa Kalimas terdapat tempat sampah yang permanen sehingga sampahnya

tidak mengganggu lingkungan sekitar dan tidak menjadi sumber penyakit.

Berdasarkan permasalahan di atas dan potensi yang dimiliki, KKN

Posadaya yang dilaksanakan di desa Kalimas Kecamatan Randudongkal

Kabupaten Pemalang berusaha untuk merencanakan, mengelola,

mengevaluasi dan memecahkan permasalahan kesehatan, ekonomi,

pemberdayaan lingkungan, dan pendidikan guna mengembangkan potensi

10

Page 11: LPJ Fix Revisi

yang dimiliki desa terutama di bidang kesehatan, ekonomi, lingkungan dan

pendidikan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sehingga tercipta

masyarakat yang lebih sehat, sejahtera dan mandiri.

Peran serta, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak baik

masyarakat, pemerintah maupun swasta sangat menentukan keberhasilan

terwujudnya serangkaian program desa baik fisik maupun non fisik yang

telah kami rencanakan.

B. Dasar Kegiatan KKN POSDAYA

Dasar kegiatan dari pelaksanaan KKN POSDAYA adalah :

1) Kebijakan Dasar Pembangunan Pendidikan Tinggi Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (Mendikbud) tertanggl 17 Februari 1975.

2) Surat Keputusan Rektor Universitas Jendral Soedirman No. Kept.

058/XII/1974 tentang program pendidikan di Universitas Jendral

Soedirman.

3) Surat Keputusan Rektor Universits Jendral Soedirman No. Kept.

060/XII/1974 tentang peraturan dan pedoman pelaksanaan program

Pendidikan di Universitas Jendral Soedirman.

4) Program Kuliah Kerja Nyata POSDAYA Desa Kalimas Kecamatan

Randudongkal Kabupaten Pemalang.

C. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan KKN POSDAYA

1. Maksud Pelaksanaan KKN

11

Page 12: LPJ Fix Revisi

Maksud dari pelaksanaan KKN Unsoed adalah:

a) Meningkatkan relevansi Perguruan Tinggi dengan perkembangan dan

kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

melaksanakan pembangunan yang semakin mantap.

b) Meningkatkan relevansi antara materi kurikulum dengan realita

pembangunan dalam masyarakat.

c) Sebagai media belajar memecahkan permasalahan yang muncul

dalam masyarakat melalui aternatif yang paling memungkinkn sesuai

dengan disiplin ilmu masing-masing.

2. Tujuan Pelaksanaan KKN

Tujuan dari diadakannya KKN Unsoed adalah:

a) Mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga melalui keterlibatan

dalam masyarakat yang secara langsung menemukan, merumuskan,

memecahkan, dan menanggulangi permsalahan pembangunan secara

interdisipliner.

b) Mahasiswa dapat memberikan upaya pemikiran berdasarkan ilmu,

teknologi, dalam upaya menemukan, mempercepat gerak serta

mempersiapkan kader-kader pembangunan yang berkualitas tinggi.

c) Perguruan Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi teknostruktural

dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi gerak dan

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dalm melaksanakan

pembngunan

12

Page 13: LPJ Fix Revisi

d) Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan Pemerintah

Daerah, instansi teknis dan masyarakat sehingga dapat lebih berperan

dalam menyelesaikan kegiatan pendidikan serta penelitian dengan

tuntutan masyarakat yang sedang membangun.

e) Menggali serta menumbuhkan potensi swadaya masyarakat sehingga

mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara.

BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM DAN PEMBAHASAN

13

Page 14: LPJ Fix Revisi

Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pos Pemberdayaan

Keluarga (POSDAYA) Universitas Jenderal Soedirman Semester Ganjil Tahun

Ajaran 2010/2011 di Desa Kalimas dimulai sejak tanggal 19 Juli 2011 sampai

dengan 22 Agustus 2011. Kegiatan KKN POSDAYA ini terdiri dari empat

bidang yaitu bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan lingkungan dan

kewirausahaan yang terangkum dalam suatu wadah yang dinamakan

POSDAYA.

A. Matriks Program Kerja

Pelaksanaan program KKN POSDAYA di Desa Kalimas baik program

fisik maupun non fisik merupakan program-program kegiatan yang dirancang

berdasarkan observasi, hasil pemikiran Tim KKN POSDAYA sendiri dengan

melihat potensi sumber daya yang belum tergali, serta adanya masukan dari

masyarakat. Adapun pelaksanaan program KKN POSDAYA di Desa Kalimas

dibagi menjadi dua yaitu program non fisik dan fisik.

Program non fisik merupakan program yang bertujuan untuk membuka

dan mengubah pola pikir masyarakat dengan pemberian materi yang

bersangkutan dengan bidang pendidikkan, wirausaha, pemberdayaan lingkungan

dan kesehatan. Pemberian materi dapat dilakukan dengan penyuluhan.

Pelaksanaan kegiatan KKN-POSDAYA khususnya program non fisik di Desa

Kalimas Kecamatan Randudongkal dapat berjalan dengan lancar dan

terselesaikan dengan baik. Semua program mendapat sambutan dan antusiasme

masyarakat yang cukup besar sehingga sangat membantu dalam pelaksanaannya.

14

Page 15: LPJ Fix Revisi

Program fisik dalam program KKN POSDAYA kebanyakan merupakan

realisasi dari program non fisik yang telah terlebih dahulu dilakukan. Program ini

merupakan program yang secara nyata dapat dilihat wujudnya. Selain keempat

bidang diatas terdapat program kerja tambahan yaitu kegiatan Taraweh Keliling

(Tarling) dan Sosialisasi dan Praktek Pembuatan Abon Ayam (tabel matriks

terlampir).

B. Pelaksanaan Program dan Pembahasan

I. Program Non Fisik

a. Bidang Kesehatan

1. Penyuluhan Hipertensi

Permasalahan kesehatan yang umumnya terjadi pada

lansia diantaranya hipertensi atau tekanan darah tinggi. Penderita

hipertensi di desa Kalimas berjumlah 138 orang (data Puskesmas

desa Kalimas, 2010). Hal ini terjadi akibat karena faktor usia,

yang menyebabkan penurunan fungsi-fungsi sel, dan penumpukan

lemak jahat atau LDL di sisi pembuluh darah yang menyebabkan

terjadinya retensi dan peningkatan tekanan darah. Penumpukan

lemak ini terjadi akibat pola hidup yang tidak sehat yang

menyebabkan peningkatan jumlah lemak jahat atau LDL. Pola

hidup yang tidak sehat ini meliputi kebiasaan makan makanan

yang mengandung banyak lemak, kurang mengkonsumsi sayur

dan buah, kurang olahraga, kebiasaan merokok dan minum

15

Page 16: LPJ Fix Revisi

minuman keras serta kurangnya manajemen stres (Kurniawan,

2002).

Tekanan darah tinggi adalah suatu penyakit dimana

keadaan tekanan darah lebih dari 140 mmhg sistolik dan 90 mmhg

diastolik (ditulis 140/90). Beberapa penyakit yang menjadi yang

dapat menyebabkan penyakit ini diantaranya penyakit ginjal,

kelainan hormonal, obat – obatan. Gejala pada hipertensi timbul,

jika: terjadi perubahan pada jantung dan pembuluh darah (pada

hipertensi primer), kelainan hormonal atau pemakaian obat

tertentu, dll. Keluhan/ tanda – tanda yang sering dirasakan adalah

sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah,

pandangan jadi kabur,dll. akibat dari penyakit ini dapat

meningkatkan resiko terhadap stroke, gagal jantung, gagal ginjal,

serangan jantung. Cara mencegah penyakit ini adalah jika berat

badan berlebihan dianjurkan untuk menurunkannya dalam batas

normal dengan olahraga teratur, mengurangi pemakaian garam

yang berlebihan, olahraga yang tidak terlalu berat, tapi teratur,

menghentikan rokok, alkohol dan hindari stress, membatasi

makanan yang mengandung lemak, sebaiknya kontrol secara

teratur untuk mengetahui tekanan darah. Beberapa jenis makanan

yang harus dihindari dan dianjurkan untuk penderita hipertensi

diantaranya Makanan yang harus dihindari, yaitu : roti/kue yang

diolah dari garam dapur, lidah, otak, keju, asinan, bumbu yang

16

Page 17: LPJ Fix Revisi

mengandung garam, soda kue, kecap, terasi, vetsin, petis, tauco.

Asupan daging, ikan, telur, susu, jeroan, sebaiknya dibatasi.

Makanan yang dibolehkan, yaitu : bahan makanan segar yang

diolah tanpa garam, makanan yang berasal dari tumbuh –

tumbuhan, kacang – kacangan, minyak goreng, sayuran, buah –

buahan. Rasa tawar pada makanan dapat diperbaiki dengan

pemakaian bumbu tanpa natrium seperti gula, cuka, bawang putih,

bumbu dapur.

Penyuluhan hipertensi dilakukan dengan khalayak sasaran

ibu-ibu lansia di desa kalimas, peserta yang datang dalam

penyuluhan tersebut berjumlah 42 orang. Penyuluhan dilakukan

pada Senin, 25 Juli 2011 mulai pukul 15.00 WIB, bertempat di

balai desa Kalimas. Kegiatan ini menghabiskan dana sebesar Rp

30.000 yang bersumber dari mahasiswa. Dana ini digunakan

untuk memperbanyak leaflet yang disebarkan pada saat acara

berlangsung. Penyuluhan dilakukan guna meningkatkan kualitas

hidup lansia dengan penyakit hipertensi, meningkatkan

pengetahuan para lansia untuk pencegahan dan penatalaksanaan

penyakit hipertensi melalui terapi non farmakalogis. Penyuluhan

hipertensi ini berisi mengenai pengertian hipertensi, penyebab

hipertensi, penyakit yang timbul akibat hipertensi, terapi yang

diakukan untuk menangani hipertensi. Pengisi materi hipertensi

diisi oleh mahasiswa tim KKN jurusan kesehatan.

17

Page 18: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.1.a.1. Penyuluhan hipertensi lansia

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor pendorong

Adanya sambutan yang positif dari pihak ibu-ibu lansia akan

kedatangan Tim KKN POSDAYA UNSOED untuk

memberikan materi penyuluhan hipertensi, antusiasme yang

baik dari para peserta, dilihat dari banyaknya pertanyaan yang

diajukan kepada penyuluh dan adanya permintaan

penambahan jumlah leaflet yang disebar oleh tim KKN

Posdaya Unsoed .

b) Faktor penghambat

18

Page 19: LPJ Fix Revisi

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu mundurnya

waktu pelaksanaan, yang berdasarkan rencana acara dimulai

pukul 15.00, namun acara baru dimulai pukul 15.30. Hal ini

dikarenakan ibu-ibu masih mengerjakan pekerjaan rumah

tangga dan waktu yang mendekati waktu sholat asar, sehingga

ibu-ibu lebih memilih sholat terlebih dahulu di rumah masing-

masing.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Penyuluhan tentang hipertensi dilakukan dengan sedikit

mempercepat waktu penyampaian materi dan memperbanyak

waktu untuk sesi diskusi dan tanya jawab. Dalam sesi tanya

jawab ini peserta diajak untuk menceritakan atau menanyakan

seputar penyakit hipertensi yang dialami oleh dirinya sendiri

maupun anggota keluarganya.

Penanggung jawab : Liya Alifah

2. Penyuluhan kriteria rumah sehat dan PHBS rumah tangga

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia,

yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya.

Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat

kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai

penyakit. Kriteria rumah sehat secara umum adalah memenuhi

kebutuhan fisiologis seperti pencahayaan, penghawaan, dan ruang

19

Page 20: LPJ Fix Revisi

gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu,

memenuhi kebutuhan psikologis seperti privasi yang cukup,

komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni

rumah, memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit

antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan

tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,

kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari

pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,

memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik

yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain

persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah

roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat

penghuninya jatuh tergelincir (Slamet, 2004).

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota

keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dalam hal

kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan

di masyarakat. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk

memberdayakan anggota rumah tangga agar memahami dan

mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan

kesehatan di masyarakat. Indikator PHBS tatanan rumah tangga

diantaranya:

a. Rumah tangga yang memiliki ibu hamil mempunyai akses

20

Page 21: LPJ Fix Revisi

pertolongan persalinan oleh petugas/tenaga kesehatan,

persalinan ditolong oleh bidan atau dokter

b. Bayi memperoleh ASI eksklusif sejak usia 0 sampai 6 bulan.

Bayi hanya diberi ASI saja sejak usia 0 sampai 6 bulan tanpa

makanan tambahan lain termasuk susu formula.

c. Rumah tangga yang memiliki balita balita melakukan

penimbangan, dilakukan satu bulan sekali/ minimal 8 kali

dalam setahun di sarana kesehatan.

d. Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam

makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang

mencakup sumber energi, protein, lemak, vitamin dan mineral.

e.  Anggota rumah tangga menggunakan/ memanfaatkan air

bersih untuk keperluan sehari-hari.

f. Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat (leher

angsa dengan septicktank, cemplung tertutup)

g. Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya.

Sampah ditampung dan dibuang setiap hari.

h. Setiap anggota rumah tangga menempati ruangan rumah

minimal 9 m2 .

i. Semua ruangan rumah berlantai kedap air dan dalam keadaan

bersih.

j. Anggota rumah tangga berumur > 10 tahun melakukan aktifitas

fisik/ olahraga minimal 30 menit/hari, dilakukan 3-5 x dalam

21

Page 22: LPJ Fix Revisi

seminggu.

k. Rumah bebas dari asap rokok.

l. Anggota keluarga mencuci tangan sebelum makan dan sesudah

BAB dengan menggunakan sabun dan air bersih.

m. Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal 2 kali sehari

sesudah makan dan sebelum tidur, menggunakan sikat gigi

masing-masing dan pasta gigi.

n. Anggota rumah tangga tidak minum miras dan tidak

menggunakan, membeli dan menjual Narkoba.

o. Anggota rumah tangga menjadi peserta jaminan pemeliharaan

kesehatan (JPK) seperti dana sehat, Askes, Askes miskin,

Jamsostek, dll.

p. Anggota rumah tangga melakukan PSN minimal seminggu

sekali dengan melakukan 3 M (menguras, mengubur, dan

menutup) tempat penampungan air (bak mandi, tempayan,

drum, ban bekas, fas bunga, dll) (Slamet, 2004).

 Kondisi rumah di dusun Kertadita desa Kalimas,

sebagian ada yang masih berlantaikan tanah dan belum memenuhi

standar kriteria rumah sehat. Jumlah rumah sehat berdasarkan

strata di desa Kalimas berdasarkan kriteria rumah sehat yaitu

rumah sehat pratama berjumlah 4 buah (0,4%), rumah sehat

madya 88 buah (10%), rumah sehat utama sebanyak 714 buah

(87%) dan rumah sehat pari purna sebanyak 14 buah (0,85%).

22

Page 23: LPJ Fix Revisi

Selain itu pemanfaatan sumber air bersih seperti sumur gali yaitu

sebanyak 1250 buah dan pemanfaatan pompa air sebanyak 55

buah. Sebanyak 761 rumah tangga atau 92% rumah tangga telah

memanfaatkan air bersih, rumah tangga memiliki jamban

sebanyak 540 atau 65%, rumah tangga memiliki tong sampah 534

atau 65% dan kondisi lantai rumah yang sesuai krteria rumah

sehat sebanyak 416 atau 50%. Sedangkan indikator PHBS rumah

tangga tatana perilaku seperti aktivitas mencuci tangan adalah

sebanyak 776 keluarga atau 94% dan gosok perilaku menggosok

gigi sebanyak 713 atau 86%. Selain itu sebagian besar penduduk

disana masih melakukan kebiasaan mencuci pakaian di sungai

(data Puskesmas desa Kalimas, 2010).

Kondisi dan kebiasaan tersebut dapat membawa dampak

negatif bagi kesehatan, karena menurut menurut HL Bloom

(1974) ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan

masyarakat antara lain: lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan, dan keturunan. Dalam teori tersebut disebutkan bahwa

lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

derajat kesehatan masyarakat, kemudian perilaku, pelayanan

kesehatan dan yang terakhir adalah keturunan.

Tujuan penyuluhan secara umum, diharapkan masyarakat

dapat mengetahui dan meningkatkan pengetahuan mengenai

kriteria rumah sehat dan diharapkan masyarakat dapat melakukan

23

Page 24: LPJ Fix Revisi

perencanaan pembangunan rumah di kemudian hari sesuai dengan

kriteria rumah sehat, dan diharapkan membenahi perilaku sesuai

kriteria perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga.

Penyuluhan ini dilakukan pada tanggal Jum’at 12 Agustus 2011

pukul 09.00 WIB bertempat di rumah bapak Kadus Kertadita desa

Kalimas. Sarasan penyuluhan ini adalah ibu-ibu dusun Kertadita

dan diikuti oleh 12 orang ibu-ibu. Pengisi acara penyuluhan

adalah mahasiswa Tim KKN Posdaya Unsoed dan dilakukan

dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Materi

yang disampaikan dalam penyuluhan ini diantaranya pentingnya

rumah bagi kesehatan, kriteria rumah sehat secara umum,

parameter rumah sehat, pengertian PHBS, manfaat PBHS dan

kriteria PHBS tatanan rumah tangga. Biaya yang dibutuhkan

untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp6.000 dan dana ini bersumber

dari mahasiswa. Biaya ini digunakan untuk mencetak leaflet yang

disebar kepada peserta yaitu sebanyak 20 lembar.

24

Page 25: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.1.a.2. Penyuluhan Kriteria Rumah Sehat dan

PHBS Rumah tangga

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor pendorong

Adanya sambutan yang positif dari ibu-ibu dusun Kertadita

desa Kalimas akan kedatangan Tim KKN POSDAYA

UNSOED.

b) Faktor penghambat

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu kebosanan

dari para ibu-ibu karena sebelumnya telah mendapatkan

penyuluhan dan demonstrasi mengenai pembuatan abon ayam

dan telor asin ketika penyuluhan berlangsung. Waktu

dimulainya acara juga mengalami keterlambatan, rencana

kegiatan dilaksanakan pukul 09.00 namun realisasinya acara

dimulai 10.30. Selain itu pengumpulan peserta juga

25

Page 26: LPJ Fix Revisi

mengalami kesulitan dikarenakan pada jam tersebut ibu-ibu

sedang melakukan ativitas rumah tangga.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Penyuluhan tentang kriteria rumah sehat dan PHBS rumah

tangga dilakukan dengan memperbanyak sesi tanya jawab dan

diskusi agar kebosanan tersebut dapat dikurangi. Sesi tanya

jawab ini difokuskan terhadap pengalaman dan seputar realita

di masyarakat terkait masalah perilaku hidup bersih dan sehat

serta kriteria rumah sehat.

Penanggung jawab : Liya Alifah

3. Penyuluhan Kesehatan Remaja

Remaja merupakan masa dimana seseorang mencari jati

dirinya, selalu tertarik untuk mencoba berbagai hal yang baru, dan

selalu ingin menunjukan eksistensi dirinya. Oleh karena itu,

seseorang pada masa ini sangat rentan dengan lingkungan

pergaulan yang menyimpang, terlebih lagi jika bekal moral dan

agama, serta pengawasan yang kurang dari keluarganya. Pada

masa remaja pula, seseorang juga akan mengalami berbagai

perubahan pada kondisi fisik tubuhnya terutama adalah yang

terkait dengan alat reproduksi. Terkadang kurangnya pengetahuan

atau masih tabunya seeorang membahas mengenai hal ini, dapat

mengakibatkan seseuatu hal yang sangat fatal; seperti konsumsi

26

Page 27: LPJ Fix Revisi

rokok, minuman keras, dan obat-obatan terlarang; serta perilaku

seksual yang menyimpang.

Kehidupan remaja sangat kompleks, kompleksnya

kehidupan remaja ini terlihat pada banyaknya berbagai masalah

yang dialami mereka namun hanya sedikit orang tua dan

masyarakat yang paham akan hal ini serta kurangnya pengetahuan

yang mereka dapatkan sehingga banyak permasalahan-

permasalahan yang tidak teratasi dan tidak terjawab. Seiring

perkembangan teknologi modern dan arus globalisasi yang tidak

dapat terbendung, pengaruh negatif terhadap pergaulan remaja

tidak hanya mendera mereka yang berada di kota-kota besar saja,

namun juga telah sampai pada mereka yang tinggal di desa. Hal

ini terlihat pada banyaknya masyarakat Desa Kalimas yang

merokok yaitu sebanyak 79%, penggunaan m inuman keras dan

narkoba sebesar 91% (sumber data: Rekapitulasi Hasil Pengkajian

PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Desa Kalimas).

Melihat kenyataan tersebut memang membuat banyak pihak

merasa khawatir terutama dengan masa depan generasi muda.

Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung terhadap tumbuh

kembang mental seorang anak atau remaja otomatis akan

berdampak buruk bagi mereka. Banyaknya kemungkinan

pengaruh buruk dan kasus remaja yang terjerumus pada pergaulan

bebas dan berbagai kebiasaan menyimpang, maka penyuluhan

27

Page 28: LPJ Fix Revisi

mengenai kesehatan reproduksi remaja dan penyuluhan bahaya

merokok dirasa penting untuk diberikan pada remaja.

Tujuan utama dari diselenggarakanya acara penyuluhan

kesehatan reproduksi remaja dan bahaya merokok ini adalah

memberikan pengetahuan dan pemahaman secara mendalam bagi

remaja sehingga mereka mengerti betapa pentingnya menjaga

kesehatan tubuh terutama kesehatan reproduksi sejak dini. Acara

ini berupa penyuluhan yang diselenggarakan oleh Tim KKN

Unsoed bekerjasama dengan Puskesmas Desa Kalimas,

penyampaian materi dilakukan oleh Tim Puskesmas Desa

Kalimas, materi yang disampaikan antara lain pengenalan bebagai

alat reproduksi wanita dan laki-laki, cara-cara menjaga

kesehatannya, serta menyampaikan bahaya konsumsi rokok.

Acara ini diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 4 Agustus

2011 di SMP Negeri 2 Randudongkal, dengan target utama adalah

siswa kelas IX. Usia kematangan dan kedewasaan yang belum

sempurna dengan ruang gerak pergaulan mereka yang mulai

meluas terlebih lagi pengetahuan yang masih sangat minim

merupakan alasan Tim KKN menentukan mereka sebagai sasaran

utama pada acara ini.

28

Page 29: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.1.a.3. Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja di SMP Negeri 2 Randudongkal.

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor pendorong

Adanya sambutan yang positif dari siswa-siswi SMPN 2

Randudongkal akan kedatangan mahasiswa tim KKN Posdaya

Unsoed untuk melakukan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

Remaja. Mereka sangat antusias untuk memperhatikan

penyuluhan yang diberikan oleh ibu bidan dari Puskesmas Desa

Kalimas. Remaja yang menjadi perserta memperhatikan secara

cermat penyuluhan yang dilakukan, dan beberapa dari mereka ada

yang bertanya mengenai masalah seputar kesehatan reproduksi

remaja.

b) Faktor penghambat

29

Page 30: LPJ Fix Revisi

Hambatan yang dialami selama berjalanya acara adalah kurang

adanya keterlibatan pihak sekolah terhadap acara ini, serta

koordinasi diantara guru-guru SMP Negeri 2 Randudongkal yang

sangat minim sehingga mengalami beberapa kali miss komunikasi

diantara mereka. Hal ini terjadi, menurut pendapat kami

dikarenakan terjadi kelalaian dari Tim KKN Unsoed untuk

meminta bantuan secara resmi (melalui surat permohonan) kepada

pihak sekolah.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah

dengan menangani masalah miss komunikasi diantara pihak

sekolah dengan mengabaikan, namun fokus terhadap

berlangsungnya acara serta memaksimalkan pengkondisian

peserta sehingga acara penyuluhan tetap berjalan dengan baik.

Penanggung jawab : Intan Kurniasih

4. Penyuluhan ASI Eksklusif

Upaya Perbaikan Gizi (UPGK) yang bertujuan untuk

meningkatkan status gizi masyarakat, diprioritaskan pada

kelompok masyarakat risiko tinggi yaitu golongan bayi, balita,

usia sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui serta usia lanjut.

Upaya tersebut dilakukan secara terintegrasi dengan

penanggulangan kemiskinan secara nasional. UPGK perlu

dilakukan secara terpadu, lintas program dan lintas sektor agar

30

Page 31: LPJ Fix Revisi

lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga dapat

terlaksananya kegiatan secara nyata dan bertanggung jawab

dengan memperhatikan faktor epidemiologi, geografri, sosial

ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Pemberian ASI secara

eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan

sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan

meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas

sumber daya manusia yang memadai. Masalah pelaksanaan ASI

eksklusif masih memprihatinkan. Data dari Survey Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-

ibu yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada

bayinya baru mencapai 47%. Sedangkan dalam Repelita VI

diatargetkan 80%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai

target yang telah ditetapkan dalam Repelita VI tersebut, masih

banyak upaya yang harus dilakukan. Untuk membantu

pelaksanaan kegiatan peningkatan penggunaan ASI di masyarakat,

diperlukan upaya oleh kalangan masyarakat maupun akademisi

pendidikan guna menyumbangkan sumbangsih pengetahuan

melalui penyuluhan harus dilaksanakan dalam rangka peningkatan

pemberian ASI Eksklusif. Pedoman internasional yang

menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan

hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi

31

Page 32: LPJ Fix Revisi

semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6

bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi

tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang

umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta

mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan

kelahiran. Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh,

air manis, dan jus kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan

pertama, umum dilakukan di banyak negara. Kebiasaan ini

seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan (Direktorat Bina Gizi

Masyarakat, 1997).

Cakupan pemberian ASI eksklusif di masyarakat desa

Kalimas mencakup sebesar 707 rumah tangga atau 86%

(Rekapitulasi Hasil Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga

Puskesmas Desa Kalimas, 2010). Kurangnya perilaku

memberikan ASI eksklusif ini disebabkan karena kebudayaan di

masyarakat dan pengaruh nilai-nilai leluhur dan agama terhadap

pemberian makanan dan cairan tambahan kepada bayi kurang dari

6 bulan. Maka dari itu dibutuhkan penyuluhan terhadap para ibu

hamil dan menyusui akan pentingnya ASI eksklusif kepada para

bayinya. Tujuan dari penyelenggaraan penyuluhan ASI eksklusif

guna meningkatkan pengetahuan ibu mengenai arti penting dan

manfaat ASI eksklusif dan diharapkan para ibu akan melakukan

pemberian ASI eksklusif kepada para bayinya.

32

Page 33: LPJ Fix Revisi

Penyuluhan pentingnya ASI eksklusif dilakukan pada

Rabu, 3 Agustus 2011 pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini

dilaksanakan di Posyandu Lestari VI dusun Kertadita desa

Kalimas. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu hamil dan ibu

menyusui, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 35 ibu menyusui dan

ibu hamil. Penyampaian materi dilakukan oleh mahasiswa tim

KKN Posdaya Unsoed dengan metode ceramah dan pembagian

leaflet kepada para peserta. Materi yang disampaikan dalam

penyuluhan tersebut adalah pengertian ASI eksklusif, manfaat

ASI, kebaikan ASI eksklusif, penatalaksanaan payudara bengkak,

dan cara menyusui yang benar. Biaya yang diperlukan dalam

penyuluhan ini adalah sebesar Rp7.000, biaya ini digunakan guna

mencetak leaflet dan sumber dana tersebut berasal dari

mahasiswa.

33

Page 34: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.1.a.4. Penyuluhan ASI eksklusif terhadap ibu-ibu peserta Posyandu

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor pendorong

Adanya sambutan yang positif dari bidan desa, kader dan peserta

posyandu akan kedatangan mahasiswa tim KKN Posdaya Unsoed

untuk melakukan pendampingan Posyandu dan penyuluhan ASI

eksklusif. Ini dilihat dari antusias bidan desa yang menawarkan

pembagian kerja di Posyandu terhadap mahasiswa KKN, seperti

memberikan vit. A, menimbang BB bayi, memberikan

penyuluhan ASI eksklusif dan membagikan PMT. Ibu-ibu peserta

penyuluhan juga cukup antusias, ini dilihat dari pertanyaan yang

mereka ajukan kepada penyuluh.

b) Faktor penghambat

34

Page 35: LPJ Fix Revisi

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu kedatangan para

peserta posyandu ke lokasi Posyandu Lestari VI berbeda-beda

waktunya sehingga menyebabkan kesulitan penyuluh untuk

menentukan waktu dimulainya acara dan mengumpulkan peserta

penyuluhan. Karena biasanya ibu-ibu peserta Posyandu setelah

mendapatkan pelayanan Posyandu seperti PMT, vit A, dan

penimbangan BB akan langsung pulang ke rumah masing-masing.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah

dengan melakukan penyuluhan secara person to person atau

dengan membentuk beberapa group kecil dan dilakukan secara

continue berdasarkan waktu kedatangan peserta ke Posyandu

Lestari VI.

Penanggung jawab : Liya Alifah

b. Bidang Pendidikan

1. Penyuluhan Arti Pentingnya Peran Serta Orang Tua Dalam

Pendidikan Anak

Anak adalah anugerah dari Allah. Memiliki anak dengan

tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua.

Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu

memperhatikan, mengawasi, dan merawat anak secara seksama

terutama dalam bidang pendidikan. Bobroknya moral seorang anak

dan remaja bisa diakibatkan salah satu kesalahan dari orangtuanya

35

Page 36: LPJ Fix Revisi

seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras, keluarga yang

sedang bermasalah (broken home) dan perceraian.

Pergaulan yang negatif adalah salah satu dari sekian banyak

penyebab kehancuran sang anak. Saat ini dapat kita lihat banyaknya

sistem pergaulan anak muda yang mengikuti gaya ala barat

(westernisasi) dimana etika pergaulan ketimuran perlahan semakin

ditinggalkan, seperti sopan-santun.

Pendidikan anak dimulai dari pendidikan orang tua di

rumah, sekolah hanya merupakan lembaga yang membantu proses

tersebut. Sehingga peran aktif dari orang tua sangat diperlukan bagi

keberhasilan anak-anak di sekolah.

Penyuluhan mengenai peranan orang tua dalam pendidikan

anak sangatlah penting untuk diadakan di Desa Kalimas mengingat

masih rendahnya kesadaran orang tua untuk mendidik anaknya

sejak dini. Target dan sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah

masyarakat Desa Kalimas.

Peserta yang datang dalam penyuluhan tersebut berjumlah

22 orang. Penyuluhan dilakukan pada Rabu, 10 Agustus 2011 mulai

pukul 14.00 WIB, bertempat di Mushalah Baitul Khairot Desa

Kalimas. Kegiatan ini menghabiskan dana sebesar Rp40.000 yang

bersumber dari mahasiswa. Dana ini digunakan untuk membayar

pembicara yang diundang dari kalangan dunia pendidikan yakni

Bapak Muhidin selaku pengawas SD di Desa Kalimas. Penyuluhan

36

Page 37: LPJ Fix Revisi

dilakukan guna meningkatkan peran serta orang tua dalam

pendidikan anak. Sehingga diharapkan dapat menciptakan anak-

anak Desa Kalimas yang berbudi pekerti luhur karena didikan dari

orang tua mereka masing-masing. Sebab pendidikan awal adalah

pendidikan dari keluarga yakni pendidikan yang berasal dari orang

tua.

Gambar 2.1.b.1. Penyuluhan arti pentingnya peran serta orang tua terhadap pendidikan anak

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

37

Page 38: LPJ Fix Revisi

Adanya sambutan yang positif dari pihak orang tua akan

kedatangan Tim KKN POSDAYA UNSOED dilihat dari

banyaknya orang tua yang hadir dalam acara tersebut.

b) Faktor Penghambat

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu mundurnya waktu

pelaksanaan, yang berdasarkan rencana acara dimulai pukul 14.00,

namun acara baru dimulai pukul 14.30. Mundurnya waktu

pelaksanaan acara tersebut dikarenakan bulan puasa yang mana

umumnya orang tua sedang beristirahat siang.

c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan

Penyuluhan tentang pentingnya peran orang tua dalam pendidikan

anak dilakukan dengan tetap memberikan waktu pembicara untuk

menyampaikan materi selama 30 menit. Namun, untuk sesi tanya

jawab dihilangkan sebab mengingat acaranya telah memasuki

waktu ashar dimana dalam bulan Ramadhan ini adalah waktu untuk

memasak bagi kaum ibu-ibu.

Penanggung jawab : Kharisma Wijayanti

2. Pengembangan PAUD

Pendidikan diusia dini penting dilakukan karena pada masa

ini perkembangan otak berkembang sangat pesat. Teknik dalam

mengajarkan anak pada usia ini penting diperhatikan karena pada

usia ini anak sangat egosentris. Inovasi dalam teknik pengajaran

anak usia ini penting dilakukan untuk menghindarkan kebosanan.

38

Page 39: LPJ Fix Revisi

Kegiatan pengembangan PAUD ini berupa pendampingan

dan pengajaran, dilakukan pada 5, 6, 8, 9 agustus 2011 pukul 08.00-

10.00 WIB bertempat di TK Muslimat dan PAUD Az-zahra desa

Kalimas. Tujuan dilakukannya pendampingan dan pengajaran

PAUD adalah untuk melakukan adanya inovasi dan variasi

pengajaran baik dari segi materi maupun pengajarnya untuk

memaksimalkan pengajaran PAUD melalui variasi pengajaran.

Sasaran kegiatan ini adalah peserta didik PAUD dan pengurus

PAUD, kegiatan ini dilakukan sebanyak 8 kali di dua tempat yang

berbeda dan kegiatan ini diikuti oleh 47 anak. Pengisi

pendampingan dan pengajaran PAUD ini adalah mahasiswa tim

KKN Posdaya Unsoed dan kegiatan ini mengeluarkan biaya sebesar

Rp4.500, biaya ini digunakan untuk membeli pasta gigi khusus anak

untuk penyuluhan PHBS dan sumber biaya ini berasal dari

mahasiswa. Materi yang disampaikan dalam pengajaran ini adalah

mengajar bernyanyi, praktek shalat dan doa, bermain, perkenalan

nama-nama binatang, peragaan gerakan binatang, pengajaran cara

mencuci tangan dan gosok gigi dengan benar.

39

Page 40: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.1.b.2. Pengembangan PAUD (mengajar)

a) Faktor Pendorong

Adanya sambutan yang positif dari guru-guru dan siswa

PAUD dilihat dari semangat mereka pada saat tim KKN datang.

Hal ini juga dapat terlihat dari dorongan dan keleluasaan waktu

yang diberikan oleh tim pengajar PAUD kepada mahasiswa tim

KKN untuk melakukan pengajaran sesuai SAP.

b) Faktor Penghambat

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu sulitnya

mengkoordinasikan siswa yang masih senang bermain-main

sendiri dan saat pertama akan mengajar terdapat sedikit

kesalahan, karena tim KKN seharusnya membuat SAP (satuan

acara pengajaran) yang harus disesuaikan terlebih dahulu dengan

jadwal pengajaran di PAUD.

c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan

40

Page 41: LPJ Fix Revisi

Kebiasaan anak-anak PAUD yang masih senang bermain-

main sendiri memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Oleh

karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut tim KKN memulai

pengajaran dengan metode yang lebih menarik dan interaktif.

Metode yang digunakan ialah dengan memaksimalkan gerakan

dan gaya bicara seekspresif mungkin sehingga peserta didik

menjadi tertarik serta mengajarkan beberapa nyanyian baru

kepada peserta didik. Koordinasi dan penyesuaian jadwal

dilakukan tim KKN dengan pengajar PAUD untuk

menyesuaikan pengajaran yang akan dilakukan dengan jadwal

yang telah disusun.

Penanggung jawab : Andika Artyanto

3. Sosialisasi Gemar Menabung

Menabung merupakan bagian dari investasi yang paling

sederhana, karenanya ada baiknya memperkenalkan kebiasaan

menabung kepada anak sejak dini sebagai awal pembelajaran

mereka tentang investasi. Tujuan pertama adalah membiasakan

anak dengan penyisihan sebagian uang untuk masa depannya.

Selain itu menabung juga dapat memberikan kepada anak suatu

cara untuk meraih tujuannya. Misalnya, bila sang anak

menginginkan sepeda, dengan menabung dia dapat mengumpulkan

uang untuk membeli sepeda. Secara tradisional menabung

dilakukan di rumah dengan menggunakan celengan.

41

Page 42: LPJ Fix Revisi

Penyuluhan mengenai gemar menabung sangatlah penting

untuk diadakan di Desa Kalimas mengingat masih rendahnya

kesadaran anak untuk mulai menabung sejak dini. Target dan

sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah siswa SD di Desa

Kalimas.

Peserta yang datang dalam penyuluhan tersebut berjumlah

100 orang. Penyuluhan dilakukan pada Jum’at, 29 Juli 2011 mulai

pukul 09.00 WIB, bertempat di SDN 1 & 3 Kalimas. Kegiatan

penyuluhan gemar menabung ini tidak mengeluarkan dana karena

penyuluhan ini dilakukan oleh tim KKN Posdaya Unsoed periode

Juli-Agustus 2011. Penyuluhan dilakukan guna meningkatkan

kesadaran anak untuk mulai menabung sejak dini.

42

Page 43: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.1.b.3. Sosialisasi gemar menabung

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

Adanya sambutan yang positif dari guru-guru dan siswa

SD dilihat dari antusiasme mereka pada saat tim KKN datang ke

SD. Hal ini membuat tim KKN lebih bersemangat lagi untuk

memberikan penyuluhan dan motivasi menabung bagi siswa-

siswi SDN 1 dan 3 Kalimas tersebut.

b) Faktor Penghambat

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu sulitnya

mengkoordinasikan anak-anak SD yang selalu masih senang

43

Page 44: LPJ Fix Revisi

bermain-main bersama teman-temannya sehingga hal ini

membuat tim KKN kesulitan untuk menangani mereka.

c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan

Kebiasaan anak-anak SD yang masih senang bermain-

main memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Oleh karena itu,

untuk mengatasi masalah tersebut tim KKN membentuk siswa-

siswi SDN 1 dan 3 tersebut menjadi beberapa kelompok yang

langsung ditangani oleh beberapa anggota dari tim KKN

sehingga masalah penanganan anak SD tersebut dapat diatasi.

Penanggung jawab : Kharisma Wijayanti

c. Bidang Ekonomi

1. Sosialisasi Pembuatan Telor Asin

Permasalahan di bidang ekonomi yang sebagian besar

dialami oleh warga desa Kalimas adalah belum adanya suatu

industri yang memberdayakan warga. Industri yang dimaksud

adalah idustri rumahan yang tergolong usaha kecil dan menengah.

Lingkungan sosial warga terutama ibu-ibu yang hanya berprofesi

sebagai ibu rumah tangga dirasa perlu diberdayakan dengan

membentuk suatu kelompok usaha. Tujuannya adalah agar dapat

meningkatkan perekonomian keluarga disamping kewajiban utama

mengurus rumah. Oleh karena itu, pelatihan keterampilan

kewirausahaan yang sederhana berasal dari sumber daya yang

44

Page 45: LPJ Fix Revisi

terjangkau dan tepat guna sangat diperlukan untuk memberdayakan

ibu-ibu rumah tangga di Desa Kalimas.

Telur mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh,

rasanya enak, mudah dicerna, menimbulkan rasa segar dan kuat

pada tubuh, serta dapat diolah menjadi berbagai macam produk

makanan salah satunya telur asin. Telur asin merupakan telur segar

yang diawetkan dengan menggunakan bahan garam agar dapat

menghambat perkembangan mikroorganisme dan sekaligus

memberikan aroma khas, sehingga telur dapat disimpan dalam

waktu yang relatif lama.

Umumnya, pembuatan telur asin menggunakan telur bebek

karena telur bebek mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat

yang lebih tinggi dari telur ayam. Selain itu telur bebek juga

mengandung banyak vitamin diantaranya vitamin B-6, vitamin B-

12, vitamin A, vitamin E, thiamin, riboflavin, niacin, folate.

Dengan mengolah telur itik/bebek menjadi telur asin maka masa

simpannya menjadi lebih panjang, dapat menambah citarasa,

sekaligus mengurangi bau amisnya. Selain itu telur itik memiliki

pori-pori yang lebih besar sehingga cocok untuk dijadikan telur asin

karena proses penentrasi garam akan berlangsung lebih baik.

Ukuran kuning telur itik atau bebek juga lebih besar dari telur

ayam, serta warnanya lebih menarik. Melihat kenyataan ini maka

45

Page 46: LPJ Fix Revisi

peluang usaha telur asin cukup menjanjikan dan sangat menarik

untuk ditekuni.

Ada beberapa cara pembuatan telur asin yaitu dengan cara

direndam dalam larutan garam, di balut dalam adonan garam yang

telah dicampur dengan serbuk bata merah, tanah liat, atau abu

gosok.

Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 12Agustus 2011

bertempat di Sekretariat Posdaya Berseri 2 Dukuh Kertadita Desa

Kalimas Kecamatan Randudongkal.Volume pelatihan selama 15

menit dan dihadiri oleh 15 ibu-ibu rumah tangga di Dukuh

Kertadita. Materi sosialisasi disampaikan oleh penanggung jawab

kegiatan yang berasal dari tim KKN Posdaya Unsoed periode Juli-

Agustus 2011.

Gambar 2.1.c.1. Sosialisasi Pembuatan Telor Asin

46

Page 47: LPJ Fix Revisi

a) Faktor Pendorong

Antusiasme masyarakat yang tinggi akan informasi yang

disampaikan dalam sosialisasi pelatihan pembuatan telur asin ini.

Hal ini membuat tim KKN lebih bersemangat lagi untuk

memberikan penyuluhan mengenai pembuatan bahan makanan lain

seperti Abon Ayam yang menjadi program kerja tambahan tim

KKN Posdaya Unsoed Purwokerto Periode Juli-Agustus 2011.

b) Faktor Penghambat

Kegiatan sosialisasi pembuatan telor asin ini berjalan lancar

sehingga dirasa tidak ada faktor penghambat dalam kegiatan ini.

Penanggung jawab : Ivan Satria Haryana

d. Bidang Pemberdayaan Lingkungan

1. Penyuluhan Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Taman

obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman

rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk

membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam

rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun

tanaman obat atau bahan ohat dan selanjutnya dapat disalurkan

kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan.

Pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan dalam upaya

pelayanan kesehatan yaitu Primary Health Care (PHC) sebagai

47

Page 48: LPJ Fix Revisi

suatu strategi untuk mencapai kesehatan semua pada tahun 2010.

Salah satu unsur penting dalam PHC antara lain penerapan

teknologi tepat guna dan peran serta masyarakat. Upaya

pengobatan tradisional dengan obat-obat tradisional merupakan

salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan

teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang

pembangunan kesehatan. Hal ini disebabkan antara lain karena

pengobatan tradisional telah sejak dahulu kala dimanfaatkan oleh

masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat di seluruh

pelosok tanah air.

Dalam rangka peningkatan dan pemerataan pelayanan

kesehatan masyarakat, obat tradisional perlu dimanfaatkan

dengan sebaik-baiknya. Adapun pemanfaatan TOGA yang

digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga

menurut gejala umum adalah:

1. Demam panas

2. Batuk

3. Sakit perut

4. Gatal-gatal

Penyuluhan TOGA dilaksanakan pada Senin, 25 Juli 2011

pukul 15:00WIB bertempat di Balai Desa Kalimas. Sasaran dari

program ini antara lain masyarakat desa kalmias. Penyuluhan ini

dihadiri oleh sekitar 42 orang peserta. Acara penyuluhan ini diisi

48

Page 49: LPJ Fix Revisi

oleh tim KKN Unsoed dimana Anna Rejeki Simbolon sebagai

pemberi materi. Materi yang disajikan antara lain manfaat TOGA

secara umum serta bahan-bahan dan resep pembuatan obat dari

TOGA. Resep yang diberikan antara lain pengobatan demam,

batuk, sakit maag, serta penyakit kulit atau gata-gatal.

Acara penyuluhan ini mengeluarkan biaya sebesar Rp.

15.000 yang digunakan untuk pembuatan dan penggandaan leaflet

TOGA. Sumber dana dari acara ini berasal dari mahasiswa KKN

Unsoed.

Gambar 2.1.d.1. Sosialisasi penyuluhan manfaat tanaman obat keluarga (TOGA)

49

Page 50: LPJ Fix Revisi

a) Faktor Pendorong

Antusiasme para undangan dalam hal ini dapat terlihat dari

banyaknya peserta yang aktif bertanya untuk mengetahui lebih

jauh mengenai materi yang disampaikan. Selain itu juga terlihat

dari permintaan penambahan jumlah leaflet setelah penyuluhan

selesai.

b) Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam acara ini yaitu keterlambatan waktu

dimulainya acara. Hal ini dikarenakan waktu dimulainya acara

yang mendekati waktu sholat Ashar, sehingga ibu-ibu terlebih

dahulu mengerjakan sholat di rumah masing-masing sebelum

acara dimulai.

c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan

Upaya dalam menanggulangi masalah keterlambatan waktu yaitu

dengan mempercepat waktu penyampaian materi dan

memperbanyak sesi diskusi dan tanya jawab seputar permasalahan

penyakit dan TOGA yang digunakan untuk menyembuhkan

penyakit tersebut.

Penanggung jawab : Anna Rejeki Simbolon

50

Page 51: LPJ Fix Revisi

II. Program Fisik

a. Bidang Kesehatan

1. Pemeriksaan kesehatan lansia

Pemeriksaan kesehatan dasar ialah pemeriksaan

kesehatan meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan dan

tanda-tanda vital. Pemeriksaan kesehatn dasar ini dilakukan guna

mengetahui kondisi kesehatan seseorang secara umum dan secara

permukaan. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan dilakukan

guna mengetahui status gizi seseorang, sedangkan pemeriksaan

tanda-tanda vital dilakukan guna mengetahui kondisi dan fungsi

sistem kardiovaskuler dan respirasi secara umum. Pemeriksaan

berat badan penting dilakukan pada lansia guna mengetahui status

gizi, sedangkan pemeriksaan tekanan darah penting dilakukan

pada lansia untuk mengetahui kondisi sistem kardiovaskuler

secara umum dikarenakan pada usia lanjut sistem kardiovaskuler

seorang lansia mengalami penurunan secara signifikan.

Posyandu lansia di desa Kalimas belum maksimal

dalam menjalankan kegiatannya. Pemeriksaan kesehatan jarang

dilakukan, hal ini disebabkan oleh kurangnya sumberdaya

manusia yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.

Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan pada Jum’at, 5 Agustus 2011

mulai pukul 09.00-10.00 di Masjid Al-Mujahidin desa Kalimas.

Kegiatan ini didahului dengan pengajian yang diisi oleh ketua

51

Page 52: LPJ Fix Revisi

pengajian lansia desa Kalimas. Sasaran kegiatan ini adalah lansia

desa Kalimas, kegiatan ini diikuti oleh 37 orang. Pemeriksaan

kesehatan ini dilakukan guna memonitoring kondisi kesehatan

lansia secara umum. Pemeriksaan kesehatan ini meliputi

pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan oleh bidan desa dan

pemeriksaan berat badan yang dilakukan oleh mahasiswa tim

KKN Posdaya Unsoed. Selain itu terdapat pembagian vitamin B

kompleks terhadap para lansia untuk mencukupi kebutuhan B

kompleks selama bulan ramadhan. Biaya yang dikeluarkan untuk

kegiatan ini adalah sebesar Rp18.000 digunakan untuk membeli

vitamin B kompleks, sumber dana ini berasal dari mahasiswa.

Gambar 2.2.a.1. Pemeriksaan kesehatan lansia

52

Page 53: LPJ Fix Revisi

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

Adanya sambutan yang positif dari pihak lansia akan

kedatangan bidan desa dan Tim KKN POSDAYA UNSOED

untuk dilakukannya pemeriksaan kesehatan. Setiap lansia

dengan antusias memeriksakan berat badan dan tekanan

darahnya.

b) Faktor Penghambat

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu mundurnya

waktu pelaksanaan, yang berdasarkan rencana acara dimulai

pukul 08.00, namun acara baru dimulai pukul 09.00. Hal ini

dikarenakan acara posyandu lansia yang dilakukan setelah

acara pengajian lansia selesai, target acara selesai pukul 08.00,

namun karena materi pengajian yang disampaikan oleh kyai

mengalami penambahan sehingga menyebabkan

keterlambatan waktu dimulainya acara posyandu lansia.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan dibagi menjadi 2

kelompok, kelompok pemeriksa berat badan dan kelompok

pemeriksa tekanan darah. Kemudian peserta lansia yang telah

memeriksakan berat badannya di arahkan untuk melakukan

pemeriksaan tekanan darah begitu juga sebaliknya, sehingga

53

Page 54: LPJ Fix Revisi

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini menjadi

lebih efisien. Namun karena diberlakukan sistem tersebut

pendokumentasian yang dilakukan sedikit mengalami

kesulitan dan terdapat pencatatan yang terlewatkan.

Penanggung jawab : Liya Alifah

2. Senam lansia

Ada beberapa jenis senam lansia yang dianjurkan

untuk lansia diantaranya adalah senam tera. Kata Tera sendiri

dari kata terapi yang berarti olah raga yang berfungsi sebagai

terapi. Tujuan dari senam tera adalah untuk kebugaran. Senam

Tera mempunyai banyak manfaat, salah satunya dari setiap

gerakannya yakni, gerakan peregangan yang bertujuan untuk

meregangkan otot sebelum melakukan gerakan senam, gerakan

persendian yakni menggerakan seluruh persendian yang

mempunyai manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Sedangkan

yang terakhir adalah gerakan pernafasan yang mengadaptasi dari

senam Tai Chi oleh karena itu gerakan/jurus Senam Tera

Indonesia lembut dan rileks. Oleh karena itu tidaklah

mengherankan bila senam tera dapat diikuti oleh semua lapisan

baik anak-anak, dewasa dan orang tua. Prinsip-prinsip gerakan

yang mendasari Senam Tera Indonesia adalah : Gerak Ringan

dan Lentur, Gerak lambat, Gerak Melingkar, Gerak Yang Ajek

dan gerak Tidak terputus. Semakin tua usia maka kondisi fisik

54

Page 55: LPJ Fix Revisi

dan kebugaranpun serta persendian semakin berkurang. Latihan

fisik diperlukan guna mempertahankan kebugaran dan Lestarih

sendi-sendi agar tetap berfungsi secara baik (Gani, 2011).

Pada kegiatan posyandu lansia yang rutin dilakukan

setiap Jum’at kliwon, jarang dilakukan kegiatan senam lansia

dengan menggunakan music. Maka dari itu diperlukan iovasi

senam agar lansia tidak mengalami kebosanan. Tujuan dilakukan

kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kebugaran dan menjaga

kesehatan lansia dalam menjalani kehidupan di usia senjanya

terutama peningkatan fungsi sendi agar dapat beraktivitas

dengan nyaman. Pelaksanaan senam lansia dilakukan pada

Jum’at, 5 Agustus 2011 pukul 09.00. Kegiatan ini dilaksanakan

di Masjid Al-Mujahidin desa Kalimas. Sasaran kegiatan ini

adalah para lansia, dan kegiatan ini diikuti oleh sekitar 34 lansia.

Instruktur senam adalah mahasiswa tim KKN Posdaya Unsoed

yang dibantu oleh bidan desa Kalimas. Jenis senam yang

dilakukan adalah senam persendian Tera, yang berisi 25 gerakan

yang melibatkan pergerakan sendi-sendi seluruh tubuh. Kegiatan

ini tidak memerlukan biaya.

55

Page 56: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.2.a.2. Senam lansia

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

Adanya sambutan yang positif dari bidan desa dan lansia

untuk melakukan kegiatan senam lansia. Hal ini terlihat dari

keterlibatan bidan desa untuk ikut aktif menjadi instruktur

senam bersama tim KKN dan membantu mengkondisikan

peserta sebelum senam dimulai. Peserta mengungkapkan

secara langsung kepada tim KKN bahwa mereka merasa

senang terlibat dalam senam lansia tersebut, hal ini diketahui

secara langsung oleh tim KKN dengan menanyakan kepada

56

Page 57: LPJ Fix Revisi

peserta mengenai perasaan mereka setelah mengikuti senam

(tahap evaluasi senam lansia).

b) Faktor Penghambat

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu pakaian yang

dipakai lansia menghambat keleluasaan gerakan mereka,

karena sebagian besar lansia mengenakan jarit dan gamis.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut

adalah dengan melakukan gerakan senam secara perlahan-

lahan dan menginstruksikan kepada para lansia untuk tidak

memaksakan mengikuti gerakan jika mengalami kesulitan.

Penanggung jawab: Liya Alifah

3. Praktek Mencuci Tangan dan Menggosok Gigi

Menurut HL Bloom (1974) ada 4 (empat) faktor yang

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat antara lain

perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan

(genetik). Dalam teori tersebut disebutkan bahwa perilaku

merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap derajat

kesehatan masyarakat, kemudian lingkungn, pelayanan

kesehatan dan yang terakhir adalah keturunan.

Masalah hidup bersih dan sehat sebenarnya tidak saja

menjadi masalah orang tua namun juga bagi anak-anak. Hidup

bersih dan sehat merupakan sebuah kebiasaan yang memang

57

Page 58: LPJ Fix Revisi

harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak mulai dari

lingkungan keluarga kemudian dari lingkungan sekolah.

Terlebih lagi anak-anak yang notabennya adalah masa dimana

mereka selalu berkutat dengan dunia bermainya yang tidak

terhindar pula dengan hal-hal yang kotor, yang pada tingkat

selanjutnya ini akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan

mereka. Kesadaran masyarakat desa Kalimas akan pentingnya

hidup bersih dan sehat masih dibawah Standar Pelayanan

Minimal yaitu penggunaan atau pemanfaatan jamban sebesar

65%, kesadaran pengelolaan sampah 65%, dan kesadaran

penggunaan lantai rumah kedap air 50% (sumber data:

Rekapitulasi Hasil Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga

Puskesmas Desa Kalimas).

Dari latar belakang masalah tersebut, maka tujuan

dilaksanakanya acara ini secara umum adalah diharapkan siswa

dan siswi mengetahui pentingnya kesehatan. Secara khusus,

tujuan dari acara ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan

memberi kesadaran kepada siswa-siswi mengenai pentingnya

hidup bersih untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan

dari hal terkecil.

Penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat

berupa kegiatan penyuluhan cara cuci tangan yang bersih dan

sehat serta cara sikat gigi yang baik dan benar, dilaksanakan

58

Page 59: LPJ Fix Revisi

sebanyak dua kali. Penyuluhan pertama dilakukan pada hari

Jumat tanggal 29 Juli 2011 di SD Negeri 1 Kalimas yang

digabung dengan SD Negeri 3 dengan sasarannya siswa kelas 3,

4, dan 5. Penyuluhan ke dua dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 9 Agustus 2011 di TK Muslimat Dusun Kertadita Desa

Kalimas dengan peserta sebanyak 25 siswa.

Acara diisi dengan penyuluhan oleh mahasiswa Tim

KKN Unsoed. Materi disampaikan dengan bahasa yang lugas dan

sederhana sehingga pesan dapat tersampaikan dengan efektif

kepada siswa-siswi. Materi yang disampaikan yaitu terkait cara

mencuci tangan yang baik sesuai dengan ketentun WHO dengan

metode 7 langkah dan dibuktikan perbedaannya antara mencuci

tangan memakai sabun dan tidak memakai sabun. Materi yang

selanjutnya yaitu cara menyikat gigi yang baik.

Gambar 2.2.a.3. Senam lansia

59

Page 60: LPJ Fix Revisi

Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar

adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Langkah-langkah Mencuci Tangan

Keterangan :

1. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.

2. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan.Akan lebih

baik bila sabun mengandung antiseptik.

3. Gosokkan kedua telapak tangan.

4. Gosokkan sampai ke ujung jari.

5. Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau

sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling)

antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut.

Lakukan sebaliknya.

6. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan

saling mengunci.

60

Page 61: LPJ Fix Revisi

7. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan

gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari

tangan kiri.

8. Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya

dengan gerakan kedepan, kebelakang dan berputar.Lakukan

sebaliknya.

9. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan

lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.

10. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

11. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila

menggunkan kran, tutup kran dengan tissue.

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat ini berjalan dengan

baik karena faktor pendorong berupa dukungan yang baik dari

pihak sekolah dan antusiasme dari siswa-siswi TK dan SD

b) Faktor Penghambat

Faktor penghambat dari pelaksanaan acara ini adalah sulitnya

mengkondisikan siswa-siswi SD.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh mahasiswa Tim

KKN Unsoed adalah bekerjasama dengan guru-guru SD

pengajar kelas 3, 4, dn 5 sehingga siswa-siswi dapat

dikondisikan dengan baik.

Penanggung jawab: Intan Kurniasih

61

Page 62: LPJ Fix Revisi

4. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Kegiatan pemberian makanaan tambahan dilaksanakan

bersamaan dengan kegiatan rutin posyandu. Kegiatan pemberian

makanan tambahan ini didahului dengan penimbangan berat

badan kemudian diteruskan dengan pemberian vitamin A dan

Imunisasi oleh Bidan Desa terhadap balita Setelah itu dilanjutkan

dengan acara pemberian makanan tambahan kepada para balita.

Kemudian dilanjutkan dengan acara penyuluhan asi eksklusif

yang dilakukan oleh mahsiswa KKN Desa Kalimas.

Kegiatan pemberian makanan tambahan terhadap balita ini

bertujuan agar dapatMeningkatkan status gizi anak balita Dukuh

Kertadita Desa Kalimas yang dihadiri 36 balita, kegiatan

pembagian PMTdilakukan 1 kali pada hari Rabu, 03Agustus 2011

yang bertempat di Desa Kalimas Posyandu Lestari VI Dukuh

Kertadita Desa Kalimas, dalam pengadaannya kegiatan ini

mengeluarkan dana sebesar Rp65.000,- yang berasal dari iuran

mahasiswa dan di gunakan untk membeli bahan-bahan pembuatan

PMT berupa kacang hijau 1,5 kg, gula jawa 1 kg , gula pasir 1 kg,

aci 0,25 kg, dan 1 butir kelapa. Acara ini tetap ada

keberlanjutannya setelah KKN meninggalkan lokasi, karena

terdapat iuran warga untuk pembelian PMT setiap ada kegiatan

Posyandu. Pengadan PMT dari mahasiswa ini dimaksudkan untuk

mengadakan variasi PMT, karena biasanya PMT yang diberikan

62

Page 63: LPJ Fix Revisi

berupa biskuit, namun yang diberikan oleh mahasiswa adalah

bubur kacang ijo yang nilai gizi terutama vitamin B nya lebih

banyak.

Gambar 2.2.a.4. Pembagian PMT kepada balita peserta Posyandu di Posyandu Lestari VI

Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat faktor pendorong

dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendukung

Adanya Dukungan dari kader-kader Posyandu. Penerimaan yang

baik dari kader-kader Posyandu yang mengijinkan tim KKN untuk

memberikan makanan tambahan kepada para balita. Antusias ibu-

ibu untuk mengantarkan anak-anaknya untuk datang ke posyandu.

63

Page 64: LPJ Fix Revisi

b) Faktor Penghambat

Tidak ada faktor penghambat dalam acara ini dengan kata lain

acara berjalan dengan lancar. Acara pembagian makanan

tambahan ini akan terus berlanjut walau tim KKN telah selesai

karena acara tersebut akan dimasukan ke dalam acara rutin

posyandu tiap bulannya.

Penanggungjawab : Tri Faradian

b. Bidang Pendidikan

1. Bimbingan Belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam

perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau

latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi

antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar

sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar,

sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap

stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi

antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena

tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati

adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh

guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus

dapat diamati dan diukur.

64

Page 65: LPJ Fix Revisi

Bimbingan belajar merupakan salah satu program fisik

dalam bidang pendidikan. Bimbingan belajar merupakan jam

tambahan diluar jam sekolah. Dengan bimbingan belajar

diharapkan siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi yang dapat

menunjang pencapaian prestasi yang memuaskan. Tetapi untuk

memiliki motivasi belajar yang tinggi bagi siswa tidaklah mudah,

perlu kemauan yang keras dan rasa ingin tahu yang tinggi dari

dalam diri siswa itu sendiri.

Dengan melihat kondisi kesiapan materi maupun psikologi

siswa di Desa Kalimas, maka dipandang perlu dilaksanakannya

bimbingan belajar (BIMBEL). Kegiatan ini dimaksudkan untuk

membangkitkan semangat belajar siswa SD dan SLTP di Desa

Kalimas. Kegiatan Bimbel ini dilaksanakan 8 kali yaitu pada bulan

Juli-Agustus 2011.

Kegiatan bimbel ini berjalan dengan lancar. Siswa-siswi

sangat antusias dalam mengikuti bimbel. Beberapa siswa-siswi SD

dan SLTP mengalami kesulitan terutana dalam bidang matematika.

Dana yang diperlukan untuk kegiatan ini Rp. 18.250,00 guna

pembelian white board dan marker.

65

Page 66: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.2.b.1. Bimbingan Belajar

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

Adanya sambutan yang positif dari siswa SD dan SLTP dilihat dari

antusiasme mereka pada saat belajar. Hal ini membuat tim KKN

lebih bersemangat lagi untuk mengajar dan memberikan motivasi

belajar bagi siswa-siswi SD dan SLTP tersebut.

b) Faktor Penghambat

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu sulitnya

menerangkan pada anak kecil menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti oleh mereka.

c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan

66

Page 67: LPJ Fix Revisi

Kegiatan bimbingan belajar ini tidak harus berhenti hanya karena

sulitnya mentransfer ilmu menggunakan bahasa yang dimengerti

oleh anak-anak desa Kalimas. Namun, hal ini dapat diatasi dengan

mencoba memberikan pelajaran dengan menyisipkan game atau

permainan yang disukai oleh anak-anak sehingga mereka lebih

semangat untuk menangkap pelajaran dan motivasi belajar yang

diberikan oleh tim KKN Posdaya Unsoed periode Juli-Agustus

2011. Bimbingan belajar ini akan terus berlanjut walau tim KKN

telah selesai sebab mereka telah dibentuk kelompok-kelompok

belajar.

Penanggung jawab : Kharisma Wijayanti

2. Pengajian Remaja

Romadhon adalah bulan yang istimewa bagi seluruh umat

Islam di dunia. Heroik penyambutanya terasa di berbagai tempat

terlebih bagi daerah yang mayoritas masyarakatnya adalah uamat

Islam seperti di Indonesia. Ritual yang dilakukan masyarakat dalam

penyambutan bulan Romadhon sangat beragam, ada yang

mempercayai perlunya membersihkan makam anggota keluarga

mereka yang telah wafat, mengadakan serangkaian upacara adat,

atau ada juga yang menyambutnya dengan menyelenggarakan

pengajian untuk meningkatkan iman.

Desa Kalimas yang di diami sebanyak 8215 orang (sumber

data: monografi Desa Kalimas tahun 2010) dengan penganut Islam

67

Page 68: LPJ Fix Revisi

sebanyak 100% membuat acara penyambutan Bulan Romadhon

menjadi semakin meriah. Antusiasme masyarakat terhadap

datangnya Bulan Romadhon membuat mereka tidak main-main

dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan serangkaian ibadah

di bualan suci ini, baik fisik maupun rohani. Persiapan secara fisik

dilakukan dengan mengadakan kerja bakti di sekitar lingkungan

tempat tinggal dan masjid serta mushola-mushola setempat, dan

secara spiritual mereka mengadakan berbagai pengajian.

Acara pengajian yang diselenggarakan pada hari Senin

tanggal 25 Juli 2011 adalah salah satu bentuk penyambutan bulan

Romadhon bagi warga Desa Kalimas terutama mereka yang berada

di Dusun 2. Acara ini diselenggarakan untuk umum, tidak

membatasi jenis kelamin maupun usia. Hal ini terbukti dengan

hadirnya berbagai kalangan masyarakat yang menjadi jemaat

pengajian. Jemaat terlihat sangat antusias meskipun acara

berlangsung cukup lama, yaitu dimulai pukul 20.00 hingga kurang

lebih pukul 23.00. Semua rangkaian acara berjalan dengan baik dan

kondusif. Acara dimulai dengan pentas seni oleh siswa TPQ Al-

Furqon, kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Desa,

perwakilan TPQ Al-Furqon sebagai tuan rumah dan pembina

berlangsungnya acara pengajian ini, serta perwakilan panitian

pengajian yaitu Tim KKN Unsoed. Kemudian acara dilanjutkan

dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pembacaan sholawat,

68

Page 69: LPJ Fix Revisi

ceramah, dan sebagai penutup acara adalah do’a. Acara pengajian

penyambutan Bulan Suci Romadhon ini membutuhkan setidaknya

Rp1.550.000 untuk menyewa perlengkapan panggung dan tenda

sebesar Rp 550.000,00, pengisi acara Rp 300.000,00, konsumsi Rp

700.000,00. Dana seluruhnya dari donator.

Gambar 2.2.b.2. Pengajian Remaja

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain :

a) Faktor Pendorong

Kerja sama yang baik antara Tim KKN Unsoed sebagai panitia

acara dengan pihak TPQ Al-Furqon sebagai Pembina dan tuan

69

Page 70: LPJ Fix Revisi

rumah serta donatur. Jemaah pengajian menunjukan antusiame

yang besar, menerima dan memperhatikan dengan baik semua acara

yang diselenggarakan.

b) Faktor Penghambat

Dalam acara ini tidak terjadi hambatan yang berarti.

Penanggung jawab : Intan Kurniasih

3. Pembuatan Celengan

Membiasakan anak menabung tak hanya mengajarinya

untuk berhemat. Kebiasaan ini ternyata juga bisa menumbuhkan

kecerdasan anak untuk mengatur keuangan. Kecerdasan seorang

anak tak hanya diukur dari nilai akademis di sekolah saja.

Kepandaian anak mengatur emosi hingga keahliannya mengatur

keuangan juga menjadi bagian kecerdasannya. Oleh karena itu,

untuk mengasah kecerdasan anak mengelola keuangan, sebaiknya

mulai dilakukan sedini mungkin. Untuk itu kebiasaan menabung

menjadi salah satu hal yang penting diterapkan dalam mendidik

anak.

Menabung tidaklah harus di bank, tetapi juga dapat

dilakukan di rumah dengan menggunakan media celengan.

Celengan dapat dibuat dari barang-barang bekas seperti botol bekas

ataupun kardus bekas. Pembuatan celengan dari barang-barang

bekas dapat dilakukan oleh anak-anak misalnya pembuatan

70

Page 71: LPJ Fix Revisi

celengan dari botol bekas dapat memanfaatkan media botol bekas,

lilin dan cutter.

Pembuatan celengan merupakan salah satu program kerja

dari tim KKN Posdaya Unsoed periode Juli-Agustus 2011 guna

melengkapi penyuluhan mengenai gemar menabung yang diadakan

di SDN 1 dan 3 Kalimas. Target dan sasaran dari kegiatan

penyuluhan ini adalah siswa SD kelas 3,4 dan 5.

Gambar 2.2.b.3. Praktek Pembuatan Celengan

Peserta yang datang dalam penyuluhan tersebut berjumlah

100 orang. Penyuluhan dilakukan pada Jum’at, 29 Juli 2011 mulai

71

Page 72: LPJ Fix Revisi

pukul 09.00 WIB, bertempat di SDN 1 & 3 Kalimas. Kegiatan

pembuatan celengan ini mengeluarkan dana Rp. 10.000,00 untuk

pembelian lilin dan cutter. Praktek pembuatan celengan ini

dilakukan guna meningkatkan kesadaran anak untuk mulai

menabung sejak dini.

Pada pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

Adanya sambutan yang positif dari guru-guru dan siswa SD dilihat

dari antusiasme mereka pada saat tim KKN datang ke SD. Hal ini

membuat tim KKN lebih bersemangat lagi untuk memberikan

praktek pembuatan celengan bagi siswa-siswi SDN 1 dan 3

Kalimas.

b) Faktor Penghambat

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu sulitnya

mengkoordinasikan anak-anak SD yang selalu masih senang

bermain-main bersama teman-temannya sehingga hal ini membuat

tim KKN kesulitan untuk menangani mereka.

c) Upaya Dalam Menghadapi Hambatan

Kebiasaan anak-anak SD yang masih senang bermain-main

memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Oleh karena itu, untuk

mengatasi masalah tersebut tim KKN membentuk siswa-siswi SDN

1 dan 3 tersebut menjadi beberapa kelompok yang langsung

72

Page 73: LPJ Fix Revisi

ditangani oleh beberapa anggota dari tim KKN sehingga masalah

penanganan anak SD tersebut dapat diatasi.

Penanggung jawab : Kharisma Wijayanti

4. Pawai Bersama Siswa TPQ

Menyambut bulan suci ramadhan kegiatan pawai merupakan

kegiatan yang biasa dilakukan di desa Kalimas. Salah satu TPQ

yang mengadakan pawai tersebut yaitu TPQ Al-Furqon. Kegiatan

ini merupakan kegiatan sangat di tunggu-tunggu oleh masyarakat

desa Kalimas. Dengan adanya pawai ini, secara tidak langsung

dapat mempererat tali silaturahmi antar warga dan sekaligus dapat

Lestarih keberanian anak untuk dapat tampil di depan umum.

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu mengkondisikan

peserta Pawai demi kelancaran jalanya acaara tersebut. Kegiatan ini

dilaksanakan pada, Senin 25 Juli 2011 pada pukul 14.00 WIB, rute

pawai mengikuti jalan utama desa Kalimas. Pawai ini diikuti oleh

seluruh peserta didik TPQ Al-Furqon dan siswa MDA Salafiyah

dengan jumlah kurang lebih 50 peserta. Kegiatan ini menghabiskan

dana Rp 150.000, yang berasal dari masyarakat sekitar TPQ Al-

Furqon. Dana ini digunakan untuk membeli snack dan air minum.

Penyelenggara kegiatan ini adalah pengurus TPQ Al-Furqon

dan dan TIM KKN sebagai pendamping acara.

73

Page 74: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.2.b.4. Pendampingan Pawai TPQ Al-furqon

Pada pelaksanaan perlombaan ini terdapat faktor pendorong

dan faktor penghambat, antara lain :

a) Faktor Pendorong

Antusiasme peserta pawai dalam mengikuti dan menyambut TIM

KKN sebagai pendamping pawai.

b) Faktor Penghambat

Perbandingan antara pendamping dengan peserta pawai yang

jumlahnya tidak seimbang. Kurangnya kordinasi antara

penyelenggara dengan tim KKN.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Perbandingan antara jumlah peserta dan pendamping yang tidak

seimbang diatasi dengan memaksimalkan kemampuan yang ada

74

Page 75: LPJ Fix Revisi

yaitu dengan memaksimalkan koordinasi dengan pendamping lain

agar pawai tetap berjalan dengan tertib.

Penanggung jawab : Riska Khasanova

5. Pendampingan TPQ untuk Pentas Seni

Seluruh masyarakat desa Kalimas adalah muslim. Mereka

sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Tingkat religiusitas

masyarakat desa kalimas yang tinggi mendorong para orang tua

memberikan pendidikan keagamaan anak-anaknya sejak dini, salah

satunya dengan mengikut sertakan anaknya dalam kegiatan Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Dimana TPQ mengajarkan nilai-nilai

keagamaan yang tidak diajarkan atau kurang diajarkan di sekolah

formal. Disini mereka bukan hanya dilatih untuk lebih mendalami

nilai-nilai keagamaan saja, tetapi juga mereka diajarkan kesenian

Islam seperti qiroati Al-Qur’an, rebana, dan tarian islam yang

bertujuan untuk mengasah keterampilan mereka di bidang seni.

Salah satu cara yang dilakukan adalah mengadakan pentas seni

untuk menyambut bulan Ramadahan. Dalam kegiatan ini siswa-

siswa TPQ di latih untuk dapat menunjukan kemampuannya di

depan masyarakat, dengan menampilkan berbagai kesenian yang

telah dimiliki oleh mereka.

Pendampingan ini dilakukan dengan sasaran siswa TPQ Al-

Furqon. Dengan jumlah siswa mencapai 50 siswa. Pendampingan

dilakukan sejak 21 Juli 2011 hingga 3 Agustus 2011 bertempat di

TPQ Al-Furqon. Kegiatan ini tidak mengeluarkan biaya.

75

Page 76: LPJ Fix Revisi

Penyuluhan ini bertujuan untuk mengasah keterampilan seni

mereka yang berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan.

Pendampingan TPQ ini berisi pelatihan pembacaan puisi, Qiroatul

Al-Qur’an, Pembacaan doa-doa, tarian, dan nyanyian.

Pendampingan ini dilakukan oleh Tim KKN.

Gambar 2.2.b.5. Pendampingan TPQ untuk prntas seni

Pada pelaksanaan pendampingan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

Adanya sambutan yang positif dari pengelola TPQ Al-Furqon,

dilihat dari kepercayaan yang diberikan kepada Tim KKN untuk

mengajarkan kesenian kepada para siswa.

76

Page 77: LPJ Fix Revisi

b) Faktor Penghambat

Kegiatan ini sedikit mengalami yaitu banyaknya siswa TPQ yang

tidak hadir. Menyebabkan pembagian tugas yang tidak merata, dan

mengakibatkan kurang fokusnya siswa tentang apa yang akan di

pentaskan.

c) Upaya dalam mengadapi hambatan

Pembagian tugas kepada siswa dilakukan dengan mendata semua

siswa dan memastikan tidak ada siswa yang tidak mendapatkan

tugas atau bahkan siswa yang tugas ganda.

Penanggung Jawab : Riska Khasanova

6. Pengadaan Mainan PAUD

Masa toddler dan pre school merupakan masa golden age

periode, dimana anak akan menyerap informasi secara maksimal

karena perkembangan otak pada periode usia ini berkembang

dengan sangat pesat. Informasi yang diperoleh dan diserap pada

masa ini akan melekat kuat dan akan membentuk karakter pribadi

anak pada usia mendatang.

Pendidikan anak usia dini atau PAUD merupakan salah satu

metode yang digunakan untuk memaksimalkan penyerapan

informasi dan penanaman nilai-nilai sosial, pengembangan kognitif

dan perkembangan anak. Penyelenggaraan PAUD memerlukan

banyak dukungan, baik dari segi material dan immaterial. Alat

peraga edukatif atau APE merupakan salah satu alat penunjang

yang diperlukan dalam penyelenggaraan PAUD. Selain itu,

77

Page 78: LPJ Fix Revisi

pengembangan metode, variasi dan inovasi materi yang

disampaikan merupakan salah satu metode dalam pengembangan

PAUD. Kelengkapan materi dan inovasi materi penyampaian

PAUD akan membantu memaksimalkan fungsi PAUD dalam

meningkatkan kemampuan perkembangan anak secara kognitif,

afektif dan sosial anak.

PAUD Az-zahra desa Kalimas merupakan salah satu

lembaga pendidikan anak usia dini di desa Kalimas yang statusnya

belum terdaftar dalam HIMPAUDI kecamatan Randudongkal serta

kondisi kelengkapan sarana dan prasaranya masih sangat minim.

Maka dari itu diperlukan adanya pengajuan proposal yang ditujukan

kepada HIMPAUDI kecamatan Randudongkal agar PAUD tersebut

terdaftar untuk memudahkan adanya akses bantuan dari pemerintah

daerah setempat serta diperlukan adanya pengadaaan APE sebagai

penunjang kegiatan belajar mengajar. TK Muslimat dusun Kertadita

merupakan salah satu lembaga pendidikan PAUD yang berada di

desa Kalimas yang statusnya sudah diakui namun kelengkapan

sarana dan prasaranya masih sangat minim. Maka dari itu

diperlukan adanya upaya dalam melengkapi sarana dan prasarana

tersebut yaitu dengan pengadaan APE. Tujuan diajukannya

proposal, pegadaan APE dan kegiatan belajar mengajar bagi PAUD

Az-zahra adalah untuk mendaftarkan PAUD dalam HIMPAUDI

kecamatan Randudogkal serta melengkapi sarana dan prasarana alat

78

Page 79: LPJ Fix Revisi

peraga edukatif demi menunjang kelancaran kegiatan belajar

mengajar serta dilakukannya adanya inovasi dan variasi pengajaran

baik dari segi materi maupun pengajarnya.

Tujuan diadakannya pengadaan APE adalah untuk

melengkapai sarana dan prasarana demi lancarnya kegiatan belajar

mengajar. Pengajuan proposal PAUD Az-zahra ke lembaga

HIMPAUDI dilaksanakan pada 1 Agustus 2011 bertempat di

PAUD Az-zahra, sasaran dari kegiatan ini adalah pengurus PAUD

Az-zahra.

Pengajuan proposal PAUD dilakukan oleh TIM KKN

Posdaya Unsoed. Biaya yang dikeluarkan untuk pengajuan proposal

ini adalah sebesar Rp. 100.000,00 dan sumber biaya dana ini adalah

berasal dari mahasiswa. Biaya tersebut digunakan untuk membiayai

pembuatan proposal pengadaan mainan PAUD. Namun, Pengadaan

sarana dan prasarana PAUD Az-zahra belum terlaksana

dikarenakan proposal yang telah diajukan ke dinas pendidikan

kabupaten Pemalang belum bisa direalisasikan. Dinas pendidikan

kabupaten Pemalang menjanjikan proposal tersebut akan

direalisasikan pada tahun 2012 mendatang.

Dalam pelaksanaan penyuluhan ini terdapat faktor

pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor pendorong

79

Page 80: LPJ Fix Revisi

Adanya antusiasme guru pada kegiatan yang dilakukan oleh tim

KKN Posdaya Unsoed untuk melakukan pengajuan proposal.

b) Faktor penghambat

Terhambatnya pengajuan proposal adalah sulitnya melengkapi

syarat proposal dikarenakan belum adanya dokumentasi yang

memadai dari pengelola PAUD.

c) Upaya mengatasi hambatan

Penyusunan proposal PAUD yang dilakukan oleh tim KKN

mengalami kesulitan dalam melengkapi persyaratan yang

berkaitan dengan administrasi PAUD dikarenakan

pendokumnetasian Paud yang kurang baik. Untuk mengatasi

masalah tersebut telah dilakukan koordinasi secara terus menerus

kepada pengelola PAUD agar persyaratan pengajuan proposal

yang diperlukan dapat dilengkapi dan proposal dapat segera

diajukan kepada pihak HIMPAUDI Randudongkal.

Penanggung Jawab : Andika Artyanto

c. Bidang Ekonomi

1. Praktek Pembuatan Telor Asin

Pelatihan Pembuatan Telur Asin bertujuan untuk

menciptakan partsispasi warga secara langsung dalam proses

pelatihan. Pelatihan pembuatan telur asin dilaksanakan pada

tanggal 12 Agustus 2011 bertempat di Sekretariat Posdaya Berseri

2 Dukuh Kertadita Desa Kalimas Kecamatan Randudongkal.

80

Page 81: LPJ Fix Revisi

Acara diawali dengan sambutan penanggungjawab kegiatan,

pemutaran video pembuatan telur asin, acara inti yaitu pelatihan

pembuatan telur asin dengan beberapa metode, pembagian leaflet

kegiatan, dan diakhiri dengan dialog interaktif dengan peserta.

Volume pelatihan selama 30 menit dan dihadiri oleh 15 ibu-ibu

rumah tangga di Dukuh Kertadita.

Untuk mengetahui secara pasti kondisi telur yang akan

diasinkan, maka perlu dilakukan pemeriksaan sekaligus pemilihan

(sortasi). Telur harus dipastikan merupakan telur yang belum

pernah dierami sama sekali sehingga kemungkinan adanya janin

dapat dihindari,telur tidak mengalami keretakan agar selama

dalam perendaman putih telurnya tidak akan menerobos keluar

dan membuat adonan berbau busuk. 

Pemeriksaan telur bisa juga dilakukan seperti dengan

mengelompokkan telur berdasarkan tingkat kebersihannya.

kemudian bersihkan dengan cara dibilas dan di gosok dengan

ampelas halus mulai dari kelompok kotor kemudian kelompok

yang sangat kotor lalu keringkan dengan kain. 

Salah satu bahan adonan (abu gosok atau serbuk batu

merah), dicampur dengan garam, perbandingan garam dan serbuk

bata merah atau abugosok adalah 1 : 4.Aduk adonan tersebut

hingga tercampur merata. Kemudian tambahkan air sedikit demi

81

Page 82: LPJ Fix Revisi

sedikit sambil diaduk menjadi adonan yang kental agar dapat

melekat pada kulit telur. 

Untuk mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan

dapat dicoba untuk ditempelkan pada kulit telur.Jumlah adonan

untuk tiap butir adalah 90 gram atau secukupnya sampai telur

benar-benar terbalut oleh adonan. Dengan cara pemeraman ini,

sebagian sebagian kecil (5%-10%) dari garam akan terserap

kedalam telur. Oleh karena itu, bila adonan pembalut akan

dipergunakan lagi, maka perlu ditambahkan garam pada adonan

tersebut sebanyak 5%-10% dari total berat garam

semua. Kemudian taruh dalam wadah dan peramkan selama 7-12

hari. Setelah pemeraman dianggap cukup maka adonan

pembungkus harus segera dilepas dari telur tersebut, sehingga rasa

asin pada telur tidak berlebihan.

Persiapkan wadah untuk merendam telur. Buat medium

pengasin larutan garam dengan cara mencampur garam

berbanding air hangat dengan takaran 1 : 4. Telur kemudian

direndam dalam larutan garam selama 10 hari dalam wadah yang

aman dan rata, untuk menghindari retak atau pecahnya telur pada

saat proses perendaman.

Setelah dirasa perendaman atau pemeraman cukup

waktunya (+7-12hari), bongkar adonan pembalut telur, sebaiknya

tambahkan sedikit air hingga adonan yang kering menjadi sedikit

82

Page 83: LPJ Fix Revisi

basah agar tidak merusak telur. Selanjutnya cuci telur asin yang

hendak direbus hingga bersih lalu telur direbus. Masukkan telur

dalam panci perebus yang telah diisi dengan air secukupnya.

Panaskan dengan api kecil, usahakan agar air perebus menjadi

panas namun tidak mendidih (+30 menit). Selanjutnya, api dapat

dibesarkan hingga air mendidih. Hal ini dilakukan agar putih telur

menjadi matang terlebih dahulu sebelum mematangkan semua isi

telurnya. Sehingga benturan-benturan yang terjadi selama

perebusan, tidak akan menyebabkan retak atau pecahnya telur-

telur asin tersebut. 

Pelatihan ini menghabiskan biaya sebesar Rp 25.000,00

untuk keperluan pembuatan telur asin yang meliputi pembelian 10

butir telur itik segarabu gosok dan garam serta kelengkapan

pembuatan telur asin lainnya lainnya. Sumber dana berasal dari

mahasiswa.Partisipasi dan antusiasme peserta sangat terlihat

dengan adanya andil dari peserta dalam proses pembuatan telur

asin mulai dari awal hingga akhir acara. Peserta juga aktif

bertanya tentang proses pembuatan telur asin dan hal lain yang

terkait. Leaflet kegiatan yang dibagikan kepada peserta bahkan

kekurangan karena beberapa peserta yang tidak dapat hadir ingin

memilik leaflet tersebut.

83

Page 84: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.2.c.1. Praktek pembuatan telor asin

Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat kegiatan ini

antara lain:

a) Faktor pendorong

Partisipasi dan antusisme masyarakat yang tinggi akan informasi yang

disampaikan dalam pelatihan pembuatan abon ini. Selain itu, dukungan

dari Kepala Dukuh dengan menyediakan tempat dan peralatan serta

dukungan moriil sangat membantu kelancaran kegiatan pelatihan

pembuatan telur asin ini.

84

Page 85: LPJ Fix Revisi

b) Faktor penghambat

Beberapa kendala yang timbul dalam kegiatan ini adalah mundurnya

waktu pelaksanaan karena bentrok dengan acara pengajian.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Waktu pelaksanaan kegiatan ditunda hingga pengajian usai karena

peserta pelatihan sebagian besar mengikuti pengajian.

Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah untuk

memberikan peluang berwirausaha bagi warga Dukuh Kertadita dengan

pembuatan telur asin.

Penanggungjawab: Ivan Satria Haryana

d. Bidang Lingkungan

1. Pengadaan Tempat Sampah

Masalah lingkungan dan kesehatan memang saling berhubungan,

dalam hal masalah sampah menjadi salah satu masalah besar di Desa

Kalimas, apalagi mengingat keberadaan sampah yang sangat banyak dan

berserakan di sekitar Desa Kalimas. Keberadaan sampah selain

mengganggu estetika juga bisa menjadi sumber penyakit. Hal tersebut di

karenakan tidak adanya bak-bak penampungan sampah yang ada di

sekitar masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka tim KKN Unsoed

Desa Kalimas berinisiatif untuk melakukan program pengadaan bak

sampah bagi warga Desa Kalimas.

Penyerahan bak sampah dilakukan secara simbolis kepada pihak

desa yang dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Agustus 2011 bersamaan

85

Page 86: LPJ Fix Revisi

dengan acara wungon desayang bertempat di balai Desa Kalimas,

sebanyak 14 unit bak sampah yang akan di tempatkan pada beberapa titik

penting di Desa Kalimas, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan Desa Kalimas.

Pengadaan bak sampah menggunakan Sumber biaya yang berasal

dari iuran mahasiswa KKN Desa Kalimas, dengan biaya sebesar

Rp.323.000,- yang di gunakan untuk pembelian bak sampah sebanyak 14

unit, cat avian 100 cc sebanyak 3 buah, cat semprot sebanyak 1 buah dan

biaya pengangkutan bak sampah dari agen dengan menggunakan mobil

angkutan pedesaaan.

Gambar 2.2.d.1. Pengadaan tong sampah, salah satu lokasi penempatan tong sampah berada di Puskesmas Kalimas

86

Page 87: LPJ Fix Revisi

Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat faktor pendorong dan

penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

Antusiasme perangkat Desa Kalimas dalam memerangi sampah.

b) Faktor Penghambat

a. Terbatasnya stok bak sampah yang disediakan Agen.

b. Kurangnya jumlah bak sampah yang kami miliki sehingga ada tempat-

tempat tertentu yang tidak mendapatkan bak sampah.

c) Upaya yang dilakukan

Memberikan sosialisasi pada warga untuk membuat tempat sampah di

lingkungan sekitar rumahnya masing-masing sehingga dapat menjaga

kebersihan lingkungan.

Penanggungjawab : Tri Faradian

2. Pemberian Bibit TOGA

Indonesia diberikan banyak berkat serta kekayaan alam yang

melimpah yang berada di alam yang masih alami dan baik digunakan

untuk kesehatan. Ada banyak tananam toga atau disebut tanaman herbal

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai

bahan ramuan tradisional, dimana bahan-bahan tersebut diambil dari

berbagai bagian dari tanaman tersebut. Sebagai contoh beberapa tanaman

toga kali ini di bagi berdasarkan bagian yang digunakan:

1). Jenis tanaman yang dimanfaatkan daunnya

Seledri, manfaatnya untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.

87

Page 88: LPJ Fix Revisi

Belimbing, digunakan untuk menyembuhkan tekanan darah

tinggi.

Kelor, manfaatnya mengobati panas dalam atau demam.

Daun bayam duri, manfaatnya untuk mengobati kurang darah.

Kangkung, manfaatnya untuk mengobati insomia.

Sirih, manfaatnya untuk menyembuhkan batuk, antiseptika, dan

obat kumur.

Salam, bersifat astringensia.

Jambu biji, manfaatnya untuk menyembuhkan mencret.

2) Jenis tanaman yang dimanfaatkan kulit batangnya

Kayu manis dimanfaatkan untuk mengobti penyakit batuk, sesak

napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan

menghangatkan lambung.

Jeruk nipis, kulit batangnya dapat digunakan sebgai antiseptik,

sehingga bisa dipakai bahan baku obat kumur.

Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak

memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau

bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat

dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh

kualitas dan kuantitas hasil yang optimum. Kegiatan pemupukan

dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan.

Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan

kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida. Pemakaian

88

Page 89: LPJ Fix Revisi

bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun

air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan

terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu,

perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada

bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian

organik.

Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan

pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang

dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan di antaranya

adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur,

dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan pengendali hama

penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang

terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum

conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.

Pemberian bibit TOGA dilakukan pada 12 Agustus 2011

pukul 12:30 WIB di rumah Pak Kursin selaku Kepala Dusun

Kertadita RT 31 Desa Kalimas. Bibit TOGA diberikan langsung

kepada warga Dusun Kertadita. Setiap keluarga diberikan 2 buah

bibit TOGA. Tujuan dari program ini antara lain untuk memberikan

motivasi bagi masyarakat untuk mulai menumbuhkan rasa gemar

menggunakan TOGA sebagai alat pengobatan sehari-hari.

Bibit TOGA yang diberikan antara lain bibit jahe, kunyit,

kencur, temulawak dan lengkuas. Bibit yang diberikan berjumlah

89

Page 90: LPJ Fix Revisi

40 buah. Sasaran dari program ini antara lain masyarakat Desa

Kalimas khususnya warga Dusun Kertadita. Jumlah dana yang

dikeluarkan untuk program ini berkisar Rp. 10.000 yang digunakan

untuk pembelian bibit dan polybag. Dana bersumber dari dana

alokasi mahasiswa tim KKN Unsoed.

Gambar 2.2.d.2. Pemberian Bibit TOGA

Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat faktor pendorong

dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

Antusias masyarakat dalam program ini sangat tinggi. Banyak

masyarakat yang meminta bibit dari jenis tanaman lain. Faktor

90

Page 91: LPJ Fix Revisi

pendukung dari acara lain dimana antusias masyarakat yang sangat

tinggi serta dukungan dari Kepala Dusun Kertadita.

b) Faktor Penghambat

Faktor penghambat berupa kemunduran waktu yang sangat lama

untuk dimulainya acara karena acara pembagian TOGA tersebut

bertepatan dengan acara pengajian ibu-ibu jadi acara tersebut harus

mundur setelah acara pengajian ibu-ibu.

c) Upaya yang dilakukan

Faktor penghambat dapat ditanggulangi dengan pemberian leaflet

pada masyarakat sehingga warga tidak menunggu terlalu lama.

Penanggung Jawab : Anna Rejeki Simbolon

3. Kerja Bakti Membersihkan Lingkungan

Kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan rutin di

lakukan oleh warga desa Kalimas beserta perangkat desanya setiap

hari Jumat dengan mekanisme rotasi ke setiap dusun yang ada di

desa Kalimas. Kegiatan ini sudah berjalan dengan baik, jadi

mahasiswa tim KKN Posdaya UNOSED dalam hal ini turut

berpartisipasi melakukan kerja bakti bersih lingkungan guna

terciptanya desa Kalimas yang tetap BERSERI sebagaimana nama

dari Posdaya yang didirikan di desa Kalimas sendiri yaitu “Bersih,

Sehat, Rindang dan Indah”.

Posko KKN POSDAYA Unsoed berada di samping

lapangan SMPN 2 Randudongkal. Namun, kondisi lapangan

91

Page 92: LPJ Fix Revisi

tersebut sangatlah kotor karena sebagian warga membuang sampah

di lapangan tersebut. Hal tersebut sangat mengganggu aktivitas

warga yang menggunakan lapangan tersebut untuk olahraga. Oleh

karena itu mahasiswa KKN POSDAYA Unsoed melakukan acara

kerja bakti lingkungan pada 31 Juli 2011 dilapangan SMPN 2

Randudongkal. Acara dikordinasikan oleh Anna Rejeki Simbolon

sebagai penanggung jawab acara tersebut.

Sebelum kerja bakti dimulai, tim KKN mensosialisasikan

pentingnya membuang sampah ditempatnya. Selain untuk

keindahan, membuang sampah pada tempatnya dapat memberikan

efek jangka panjang seperti mencegah banjir dan mencegah

terjadinya penularan penyakit. Kerja bakti dimulai pada pukul

08:30 WIB. Sasaran dari acara kerja bakti ini antara lain

masyarakat Desa Kalimas. Acara kerja bakti diikuti oleh banyak

kalangan, seperti ibu rumah tangga, anak kecil, bapak-bapak serta

dari karang taruna.

Tim KKN POSDYA Unsoed juga melakukan kegiatan kerja

bakti di Masjid Al-Mujahidin Desa Kalimas serta kerja bakti di

SMPN 2 Randudongkal pada 29 juli 2011. Tujuan dari kerja bakti

ini antara lain untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan

indah. Program ini mengelurankan biaya sebesar Rp. 32.500 Dana

tersebut digunakan untuk membeli konsumsi seperti roti dan air

mineral. Dana tersebut juga digunakan untuk membuat leaflet.

92

Page 93: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.2.d.3. Kerja bakti membersihkan lingkungan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat faktor pendorong

dan penghambat antara lain:

a) Faktor Pendorong

Faktor pendorong dari acara kerja bakti ini antara lain keinginan

warga sekitar untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan indah.

b) Faktor Penghambat

Faktor penghambat dari acara ini, dimana setelah kerja bakti selesai

banyak masyarakat yang tetap membuang sampah di lapangan

tersebut.

93

Page 94: LPJ Fix Revisi

c) Upaya yang dilakukan

Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut yaitu

dengan memberikan sosialisasi pada warga untuk tidak membuang

sampah di lapangan. Selain itu juga tim KKN menyarankan pada

warga untuk membuat lumbung pembuangan sampah di halaman

rumahnya masing-masing.

Penanggung Jawab : Anna Rejeki Simbolon

4.Pembasmian Hama Wereng

Permasalahan hama wereng di Desa Kalimas kususnya

sangat merugikan para petani. Ledakan hama wereng ini dipicu

oleh reproduksi wereng yang sangat cepat dan cuaca bulan-bulan

sebelumnya yang ekstreme.

Pendampingan pembasmian hama wereng dilaksanakan 1

kali pada tanggal 21 Juli 2011 di areal pesawahan wilayah Dukuh

Kertadita Desa Kalimas yang di bantu dari Dinas Pertanian

setempat. Kegiatan ini sasarannya adalah 5 orang petani Desa

Kalimas. Dalam kegiatan ini tidak ada dana yang di keluarkan

karena ada bantuan dari Dinas Pertanian setempat. Pendampingan

pembasmian hama ini bertujuan agar para petani dapat lebih

mengerti dan tepat sasaran terhadap cara mengendalikan dan

pembasmian hama ini sehingga dapat mengurangi resiko kerugian

yang di alami petani.

94

Page 95: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.2.d.4. Pembasmian Hama Wereng

Dalam pelaksanaan pendampingan pembasmian ini terdapat

faktor pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor pendorong

Faktor pendorong dalam pendampingan pembasmian hama wereng

ini adalah adanya bantuan dari dinas pertanian setempat.

b) Faktor penghambat

Telatnya pembasmian hama wereng sehingga hama wereng sudah

menyebar luas. Hal ini dikarenakan bantuan dari dinas pertanian

setempat datang terlambat.

c) Upaya yang dilakukan

Untuk mengurangi hambatan yaitu dengan melakukan pembasmian

hama wereng secara serempak sehingga bisa lebih maksimal. Selain

95

Page 96: LPJ Fix Revisi

itu pula harus diusahakan agar pembasmian dilakukan secara rutin

agar tidak terlambat dalam penanganan hama wereng.

Penanggungjawab : Tri Faradian

III. Program Tambahan

a. Non Fisik

1. Sosialisasi Pembuatan Abon Ayam

Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah dikenal

banyak orang. Abon termasuk makanan ringan mempunyai rasa manis

dengan tekstur berserat yang dibuat dari daging dan biasa dikonsumsi

sebagai lauk serta mempunyai nilai gizi yang tinggi terutama protein

dan lemak. Orang mengenal abon biasanya diasumsikan abon yang

terbuat dari daging sapi.Padahal, abon dapat dibuat dari berbagai

macam daging, misalnya daging kelinci, domba, kambing, bebek,

ayam, ikan lele, guramih atau daging lainnya.Abon dari berbagai

macam daging yang disebutkan tadi belum begitu terbiasa atau popular

di masyarakat dibanding abon yang dibuat dari daging sapi.

Pembuatan abon menggunakan bahan daging ayam. Pemilihan

daging ayam sebagai bahan dasar pembuatan abon ini karena daging

ayam mengandung protein yang cukup tinggi yaitu sebesar 38,49%.

Selain itu, harga daging ayam lebih terjangkau dibanding daging sapi

yang biasa digunakan untuk pembuatan abon sehingga dapat menekan

96

Page 97: LPJ Fix Revisi

biaya produksi dan lebih memungkinkan untuk diterapkan sebagai

industri rumahan warga di Dukuh Kertadita Desa Kalimas.

Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2011

bertempat di Sekretariat Posdaya Berseri 2 Dukuh Kertadita Desa

Kalimas Kecamatan Randudongkal.Volume pelatihan selama 15 menit

dan dihadiri oleh 15 ibu-ibu rumah tangga di Dukuh Kertadita. Materi

sosialisasi disampaikan oleh penanggungjawab kegiatan.

Gambar 2.3.a.1. Sosialisasi Pembuatan Abon Ayam

Dalam pelaksanaan pendampingan pembasmian ini terdapat

faktor pendorong dan penghambat antara lain:

a) Faktor pendorong

Faktor pendorong kegiatan sosialisasi pelatihan pembuatan abon

ayam ini adalah partisipasi dan antusisme masyarakat yang tinggi

97

Page 98: LPJ Fix Revisi

akan informasi yang disampaikan dalam sosialisasi pelatihan

pembuatan abon ini.

b) Faktor penghambat

Faktor penghambat dirasa tidak ada.

Penanggungjawab : Ivan Satria Haryana

b. Fisik

1. Praktek Pembuatan Abon Ayam

Pelatihan pembuatan abon merupakan kelanjutan dari

sosialisasi untuk kegiatan yang sama yaitu “Pelatihan Pembuatan

Abon Ayam”. Tujuan dilaksanakan pelatihan adalah menciptkan

pertsispasi warga secara langsung dalam proses pelatihan. Pelatihan

pembuatan abon ayam dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2011

bertempat di Sekretariat Posdaya Berseri 2 Dukuh Kertadita Desa

Kalimas Kecamatan Randudongkal. Acara diawali dengan sambutan

penanggungjawab kegiatan, pemutaran video pembuatan abon, acara

inti yaitu pelatihan pembuatan abon, pembagian leaflet kegiatan,

dialog interaktif dengan peserta dan diakhiri dengan pembagian abon

ayam. Volume pelatihan selama 1 jam 30 menit dan dihadiri oleh 15

ibu-ibu rumah tangga di Dukuh Kertadita.

Pembuatan abon daging ayam menggunakan daging bagian

dada sebanyak 1 kg. Selain daging ayam sebagai bahan utama, dalam

pembuatan abon ditambahkan bumbu dan bahan lain.

1. Peralatan : panci untuk merebus daging, saringan untuk memeras

parutan kelapa, panci tempat santan kelapa, panci tempat daging

98

Page 99: LPJ Fix Revisi

yang sudah direbus, piring besar tempat daging yang sudah

disayat-sayat, blender, wajan, kompor, gas, saringan untuk

memeras minyak (pres), garpu, timbangan, kantong plastik, alat

perekat plastik.

2. Bumbu dan bahan : (a) Daging ayam pedaging (broiler) 1 kg, (b)

Gula pasir 0,25 kg, (c) Bawang putih 0,1 kg, (d) Kemiri 0,05 kg,

(e) Garam 1 bungkus kecil, (f) Minyak goreng 0,5 liter, (g)

Ketumbar secukupnya, (h) Jahe, salam dan kunyit secukupnya,

(i) Kelapa parut setengah butir, (j) gas .

3. Tahap pembuatan :

a. Perebusan daging : daging bagian dada direbus 15 menit

atau hingga matang setelah itu, daging disayat-sayat sampai

lembut.

b. Penghancuran bumbu : bawang putih, kemiri, ketumbar,

jahe, kunyit selain daun salam dihancurkan menggunakan

blender hingga halus.

c. Menyangrai bumbu : bumbu yang telah dihaluskan disangrai

dengan menambahkan daun salam, santan, garam dan gula

pasir sampai merata setelah itu daging yang telah disayat-

sayat dimasukkan ke dalam wajan dan diaduk sampai

merata.

d. Menggoreng : sayatan daging yang sudah disangrai dengan

bumbu kemudian digoreng sampai kelihatan warna merah

kemudian diangkat dan diletakkan ditempat yang cukup

lebar (tampah yang sudah dialasi) kemudian dipisah-

pisahkan menggunakan garpu agar abon tidak bergumpal

(lengket).

e. Pengemasan : setelah dingin, abon dimasukkan dalam

kantong plastik dengan ukuran sesuai selera kemudian

ditutup dengan alat pemanas plastik (Widayaka, 2010).

99

Page 100: LPJ Fix Revisi

Pelatihan ini menghabiskan biaya sebesar Rp 50.000,00 untuk

keperluan pembuatan abon yang meliputi pembelian bumbu-bumbu,

daging ayam dan kelengkapan pembuatan abon lainnya. Sumber

dana berasal dari mahasiswa. Partisipasi dan antusiasme peserta

sangat terlihat dengan adanya andil dari peserta dalam proses

pembuatan abon mulai dari awal hingga akhir acara. Peserta juga

aktif bertanya tentang proses pembuatan abon dan hal lain yang

terkait.Leaflet kegiatan yang dibagikan kepada peserta bahkan

kekurangan karena beberapa peserta yang tidak dapat hadir ingin

memilik leaflet tersebut.

Gambar 2.3.b.1. Praktek pembuatan abon ayam

100

Page 101: LPJ Fix Revisi

Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat kegiatan

ini antara lain:

a) Faktor pendorong

Partisipasi dan antusisme masyarakat yang tinggi akan informasi

yang disampaikan dalam pelatihan pembuatan abon ini. Selain itu,

dukungan dari Kepala Dukuh dengan menyediakan tempat dan

peralatan serta dukungan moriil sangat membantu kelancaran

kegiatan pelatihan pembuatan abon ini.

b) Faktor penghambat

Beberapa kendala yang timbul dalam kegiatan ini adalah

mundurnya waktu pelaksanaan karena bentrok dengan acara

pengajian.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Waktu pelaksanaan kegiatan ditunda hingga pengajian usai karena

peserta pelatihan sebagian besar mengikuti pengajian.

Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah untuk

memberikan peluang berwirausaha bagi warga Dukuh Kertadita

dengan pembuatan abon ayam.

Penanggungjawab: Ivan Satria Haryana

2. Pembentukan Posdaya Baru

Desa Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten

Pemalang memiliki luas wilayah 344.840 hektar. Desa Kalimas

terdiri dari 3 RW atau Dusun, 33 RT, dan 2334 kepala keluarga.

101

Page 102: LPJ Fix Revisi

4125 warganya bermata pencaharian tani, 1225 orang adalah buruh

tani, ABRI sebanyak 9 orang, swasta 132 orang, wiraswasta atau

pedagang 521 orang, pertukangan 50 orang, pensiunan 60 orang, dan

bekerja di bidang jasa sebanyak 26 orang (Monografi desa Kalimas,

2010).

Salah satu Dusun yang ada di Desa Kalimas adalah Dusun

Kertadita. Dusun Kertadita ini terletak di ujung Barat dan Utara Desa

Kalimas atau kurang lebih 150 meter dari tugu Selamat Datang Desa

Kalimas. Dan jarak antara jalan masuk utama Dusun Kertadita

dengan rumah penduduk kurang lebih 100 meter. Sepanjang jalan

menuju rumah penduduk, terhampar sawah yang merupakan lahan

bagi mata pencaharian warga Dusun Kertadita dan sungai. Dusun

Kertadita atau RW 3 terdiri dari 2 RT, 260 KK, dan 871 orang.

Dengan mayoritas warganya bermata pencaharian buruh tani.

Diantara dusun atau RW di Desa Kalimas, Dusun Kertadita

yaitu RW 3 yang termasuk dusun paling jauh aksesnya dengan pusat

pemerintahan Desa Kalimas. Oleh karena itu, akses masyarakat

Dusun Kertadita dengan masyarakat luar masih terbilang susah,

meskipun transportasi dan sarana jalan yang menghubungkan Dusun

Kertadita dan Desa Kalimas sudah memadai namun letak Dusun dan

tingkat perekonomian masyarakat masih menjadi penghalang bagi

mereka untuk dapat mengakses keluar Dusun.

102

Page 103: LPJ Fix Revisi

Potensi yang dimiliki Dusun Kertadita antara lain lahan

sawah, pekarangan, dan unggas. Namun, masyarakat Dusun

Kertadita masih memiliki kendala atau permasalahan, baik dibidang

kesehatan, pendidikan, kewirausahaan, maupun pemberdayaan

lingkungan.

Pada bidang kesehatan, Dusun Kertadita memiliki satu

posyandu yaitu Posyandu Lestari 6 yang termasuk dalam tipe

Posyandu Pratama. Posyandu yang melakukan pelayanan kesehatan

dasar yaitu hanya melakukan kegiatan imuniasasi dan pemantauan

serta peningkatan gizi balita, padahal posyandu seharusnya sekurang-

kurangnya mencakup 5 kegiatan yaitu KIA, KB, imunisasi, gizi dan

penanggulangan diare. Posyandu tersebut belum memiliki tempat

tersendiri atau khusus untuk segala kegiatannya. Kader posyandu

yang telah terbentuk selama ini tidak berjalan sebagaimana mestinya,

kegiatanya hanya dilaksanakan atau dilakukan oleh satu atau dua

orang saja dengan melayani banyak balita. Selain itu, lansia juga

belum menjadi perhatian mereka, seperti belum adanya posyandu

lansia guna memantau kesehatan mereka. Kesadaran masyarakat

mengenai perilaku hidup bersih dan sehat terbilang masih rendah.

Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang mandi atau

mencuci di sungai, Buang Air Besar di kali.

Di bidang pendidikan, Dusun Kertadita memiliki satu TK

namun belum memiliki gedung tersendiri. Kegiatanya masih

103

Page 104: LPJ Fix Revisi

menggunakan rumah pribadi salah seorang warga sebagai tempat

aktifitas belajar-mengajarnya. Sarana utama dalam penunjang belajar

mengajar seperti mainan juga masih sangat minim, tenaga

pengajarnya pun masih sekedarnya, bukan dari pendidikan khusus

seorang guru TK.

Di bidang ekonomi atau kewirausahaan, warga Dusun

kertadita masih terbentur pada masalah keterbatasan ketrampilan.

Sebagian besar dari mereka hanya mengandalkan satu pekerjaan saja

yang mayoritas sebagai buruh tani. Mereka masih belum memiliki

kemampuan untuk mengembangkan potensi dusun lainya karena

masih terbentur pada kemampuan dan ketrampilan serta modal.

Seperti lahan pekarangan yang ada di depan rumah warga ataupun

kebun-kebun masih banyak yang kosong tidak dimanfaatkan, dan

ternak yang hanya sekedar menjadi peliharaan rumahan atau sekedar

menjadi hobi beternak bagi pemiliknya. Selain itu, belum ada

pemberdayaan bagi perempuan. Perempuan khususnya ibu rumah

tangga masih sebatas pada mengurus rumah tangga dan ikut

membantu suami di sawah, dan belum ada pengembangan

kemampuan ketrampilan mereka, sehingga sejauh ini perekonomian

keluarga warga Dusun Kertadita belum pernah menunjukan

peningkatan yang signifikan.

Permasalahan Dusun Kertadita selanjutnya adalah pada

pemberdayaan lingkungan. Pada permasalahan ini, yang paling

104

Page 105: LPJ Fix Revisi

utama adalah lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara

maximal, seperti pekarangan rumah yang masih diabaikan dan belum

banyak ditanami. Sejauh ini, pengelolaan sampah masih terbatas

pada penguburan sampah pada lahan belakang rumah, belum ada

pemisahan sampah organis dan anorganik.

Berdasarkan permasalahan di atas dan potensi yang dimiliki,

tujuan pembentukan Posadaya di Dusun Kertadita Desa Kalimas

Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang berusaha untuk

merencanakan, mengelola, memecahkan, dan mengevaluasi

permasalahan tersebut guna mengembangkan potensi yang dimiliki

dusun terutama di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi atau

kewirausahaan, dan pemberdayaan lingkungan untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup. Dari pembentukan Posdaya ini pula diharapkan

masyarakat dapat secara kritis mengenali permasalahan apa saja yang

ada di wilayah dan sekitar mereka serta dapat secara mandiri

memecahkanya. Dan kemudian ini akan menciptakan masyarakat

khususnya masyarakat Dusun Kertadita menjadi sehat, sejahtera, dan

mandiri.

Untuk menciptakan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan

mandiri dibutuhkan dukungan, peran serta, dan bantuan dari berbagai

pihak baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat itu sendiri.

Karena dukungan, peran serta, dan bantuan dari berbagai pihak

tersebut sangat menentukan keberhasilan terwujudnya serangkaian

105

Page 106: LPJ Fix Revisi

program posdaya baik fisik maupun non fisik yang telah

direncanakan.

Posdaya yang dibentuk di Dusun Kertadita Desa Kalimas

Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang diberi nama

“Posdaya Berseri 2”, dibentuk pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2011.

Pembentukan Posdaya Berseri 2 membutuhkan biaya sebanyak Rp

189.000,00; yang meliputi pengadaan snack sebesar Rp 113.000,00;

pengadaan AD/ART sebesar Rp 28.000,00; dan pengadaan plang dan

stempel sebesar Rp 48.000,00; dana di diperoleh dari mahasiswa Tim

KKN Unsoed. Pihak-pihak yang terlibat dan termasuk dalam struktur

organisasi Posdaya Berseri 2 Dusun Kertadita Desa Kalimas adalah:

106

Page 107: LPJ Fix Revisi

SekretarisNur Hafidoh

Koordinator UtamaKursin

Bendahara 1Nasihah

Koorbid. IVPemberdayaan Lingkungan

Junaedi

Wakil Koordinator UtamaMunaseh

Bendahara 1IToipah

Toipi Solihah Kuswoyo Asnuni Amriti

MahmudDarsoDimyati Saleh Darno

Koorbid. II : Pendidikan

Suryanto

Koorbid.I : KesehatanSiti Umroh

Koorbid. III : Kewirausahaan

Tapsir

TuripahMurti SariRuhinahTariyahNur Yanah

Umi LatifahChalimahEfi AlfaenaInayahLaeli Nur Zuhah

PembinaWahyono

107

Page 108: LPJ Fix Revisi

Antusiasme masyarakat khususnya mereka yang tergabung

dalam kepengurusan Posdaya Berseri 2 membuat pelaksanaan rapat

berjalan dengan lancar dan kondusif, sehingga rencana pembuatan

AD/ART, pembentukan struktur organisasi, dan pembuatan rencana

kerja atau program kerja untuk satu tahun kedepan berjalan secara

kondusif dan terselesaikan tepat waktu. Sejauh ini, pembendukan

Posdaya Berseri 2 telah sampai pada pembentukan struktur

organisasi Posdaya Berseri 2, AD/ART, pembuatan plang, dan

pembuatan rencana kerja atau program kerja untuk satu tahun

kedepan. Struktur organisasi Posdaya Berseri 2, AD/ART,

pembuatan plang, dan pembuatan rencana kerja atau program kerja di

bentuk dan dibuat oleh masyarakat Dusun Kertadita dengan dibantu

oleh Tim KKN Unsoed. Rencana Program Kerja satu tahun kedepan

antara lain:

1. Bidang Kesehatan :

1.1 Penyuluhan untuk ibu hamil

1.2 Posyandu (pemberian vitamin tambahan dan pemberian

makanan tambahan).

1.3 Pemriksaan rutin terhadap lansia

2. Bidang Pendidikan :

2.1 Pemantauan dana pembangunan untuk TK

2.2 Pengadaan mainan TK

3. Bidang Kewirausahaan :

3.1. Meningkatkan potensi desa, antara lain peternakan, batu

bata, gribig, dan konveksi.

3.2. Pemberdayaan perempuan di bidang wirausaha.

108

Page 109: LPJ Fix Revisi

3.3. Penyuluhan tentang UMKM, pengadaan dana, pemasaran

4. Bidang Pemberdayaan Lingkungan :

4.1 Sosialisasi pembuangan dan pengelolaan sampah

Pertemuan yang dilakukan oleh pengurus Posdaya Berseri 2

dan Tim KKN Unsoed untuk membahas AD/ART dan rencana

program kerja dihadiri oleh 28 orang warga Dusun Kertadita.

Pembentukan Posdaya Berseri 2 di Dusun Kertadita Desa Kalimas

secara umum diperuntukan bagi seluruh masyarakat dusun secara

umum, dan khususnya bagi posyandu, PKK, serta tokoh masyarakat.

Penaggungjawab : Andika Artyanto

3. Pembentukan Struktur Organisasi POSDAYA BERSERI 2

Pada setiap pembentukan suatu organisasi, pasti

dibutuhkanya sebuah pembagian kerja, dari pembagian kerja inilah

yang akhirnya disusun sebuah struktur organisasi. Struktur organisasi

berisikan orang-orang yang berkompeten untuk melaksanakan dan

bertanggungjawab penuh terhadap jalanya dan berhasilnya suatu

organisasi dalam melaksanakan rencana-rencana programnya. Secara

umum, struktur organisasi ini terdiri dari Pembina, koordinator atau

ketua, wakil koordinator atau wakil ketua, sekertaris, bendahara,

koordinator bidang yang dibutuhkan, serta anggota koordinator

bidang, jumlah dari anggota setiap bidang tersebut disesuaikan

dengan apa yang dibutuhkan.

Seperti halnya dalam organisasi masyarakat lainya, pada

organisasi Posdaya Berseri 2 yang dibentuk di Dusun Kertadita Desa

109

Page 110: LPJ Fix Revisi

Kalimas juga membutuhkan sebuah struktur organisasi yang tentunya

diisi oleh orang-orang yang berkompeten dan berdedikasi tinggi

untuk memajukan masyarakat secara umum dan khususnya untuk

mensejahterakan masyarakat Dusun Kertadita. orang-orang yang

telah tersusun dalam struktur organisasi Posdaya Berseri 2 adalah

atas dasar kesepakatan bersama serta kerelaan diri untuk mengabdi

kepada masyarakat demi kemajuan kesejahteraan bersama. Mereka

yang terlibat langsung dalam organisasi Posdaya Berseri 2 adalah

110

Page 111: LPJ Fix Revisi

SekretarisNur Hafidoh

Koordinator UtamaKursin

Bendahara 1Nasihah

Koorbid. IVPemberdayaan Lingkungan

Junaedi

Wakil Koordinator UtamaMunaseh

Bendahara 1IToipah

Toipi Solihah Kuswoyo Asnuni Amriti

MahmudDarsoDimyati Saleh Darno

Koorbid. II : Pendidikan

Suryanto

Koorbid.I : KesehatanSiti Umroh

Koorbid. III : Kewirausahaan

Tapsir

TuripahMurti SariRuhinahTariyahNur Yanah

Umi LatifahChalimahEfi AlfaenaInayahLaeli Nur Zuhah

PembinaWahyono

IV.

V.

Penanggungjawab : Intan Kurniasih

111

Page 112: LPJ Fix Revisi

4. Pembuatan Plang POSDAYA BERSERI 2

Untuk memberikan sebuah tanda atau petunjuk suatu

tempat terutama tempat-tempat yang penting diperlukan sebuah

plang. Diantara tempat yang penting tersebut adalah Posko Posdaya

Berseri 2 Dusun Kertadita Desa Kalimas, tempat ini dianggap

penting karena merupakan akses bagi masyarakat Kertadita untuk

menyalurkan aspirasi, sebagai akses informasi, tempat konsultasi

masalah kesejahteraan keluarga, dan lain-lain. Dengan diadakanya

plang penunjuk arah dan plang nama Posko Posdaya Berseri 2

maka seluruh masyarakat termasuk juga masyarakat luar Kertaditya

akan mengetahui keberadaan Posko Posdaya Berseri 2 di Dusun

Kertadita Desa Kalimas.

Posdaya Berseri 2 yang telah dibentuk dan diresmikan pada

tanggal 28 Juli 2011 di Dusun Kertadita. Plang dibuat oleh Tim

KKN Unsoed sebanyak empat unit yang ditujukan untuk

kelengkapan Posdaya Berseri 2. Biaya yang dibutuhkan untuk

pembuatan plang ini sebesar cat dan kuas Rp 59.000,00; dana

seluruhnya berasal dari mahasiswa Tim KKN Unsoed.

Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat kegiatan

ini antara lain:

a) Faktor pendorong

112

Page 113: LPJ Fix Revisi

Faktor pendorongnya adalah adanya kerjasama yang baik antara

kader Posdaya Berseri 2 dan Tim KKN Unsoed.

b) Faktor penghambat

Hambatan yang dirasakan selama pembuatan plang adalah sulitnya

memperoleh papan serta kayu sebagai bahan utama pembuatan

plang karena keterbatasan biaya sehingga tim KKN mengusahakan

untuk mencari tanpa harus membeli.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Cara untuk menanggulangi hambatan yang ada adalah dengan

meminta bantuan perangkat desa setempat yang mengetahui.

Penanggungjawab : Ivan Satria Haryana

5. Lomba-Lomba Siswa TPQ

Bulan ramadahan merupakan bulan yang di tunggu-tunggu

oleh umat muslim sedunia. Banyak cara dilakukan untuk menyambut

kedatangan bulan ramadhan tersebut. Mulai dari mempersiapkan

rohani mereka sampai kepada persiapan fisik seperti pemerikasaan

kesehatan. dan tidak sedikit pula meereka yang menyambutnya

dengan pengadaan pengajian. Namun desa kalimas lebih memilih

penyambutan bulan suci ramadhan dengan diadakannya lomba bagi

siswa TPQ.

Lomba TPQ ini dilakukan dengan sasaran siswa TPQ Al-

Furqon, dengan jumlah peserta 40 siswa. Perlombaan ini

dilaksanakan tanggal 24 juli 2011 pukul 15.00 WIB, bertempat di

113

Page 114: LPJ Fix Revisi

pelataran TPQ Al-Furqon. Kegiatan ini menghabiskan dana Rp

56.200 yang berasal dari TPQ sebesar Rp 25.000 dan mahasiswa

sebesar Rp 31.200. Dana ini digunakan untuk membeli perlengkapan

perlombaan dan hadiah. Pengadaan lomba tersebut diadakan dengan

tujuan Lestarih motorik siswa dan juga Lestarih mereka untuk dapat

menerima kekalahan dan menumbuhkan rasa tenggang rasa diantara

mereka. Lestarih mereka untuk sabar, menghadapi segala macam

godaan. Perlombaan yang diadakan diantaranya lomba titik mata,

memasukan paku kedalam botol, lomba kelereng, joged kursoi serta

lomba memecahkan balon. Penyelenggara perlombaan adalah Tim

KKN serta sekaligus sebagai pelaksana.

114

Page 115: LPJ Fix Revisi

Gambar 2.3.b.2. Lomba-lomba siswa TPQ

Pada pelaksanaan perlombaan ini terdapat faktor pendorong

dan faktor penghambat, antara lain :

a) Faktor pendorong

Adanya sambutan yang positif baik dari pengurus TPQ, siswa serta

masyarakat sekitar.Antusiasme yang tinggi dari pengurus TPQ dan

siswanya. Hal ini dapat dilihat dari keikut sertaan pengurus dalam

mempersiapkan perlombaan dan banyaknya peserta perlombaan

tersebut.

b) Faktor Penghambat

Kegiatan ini sedikit mengalami hambatan yaitu mundurnya jadwal

pelaksaan, yang berdasarkan rencana acara dimulai pukul 14.00,

namun acara baru dimulai pukul 15.00.

c) Upaya dalam menghadapi hambatan

Persiapan perlombaan dilakukan beberapa hari sebelum perlombaan

dilaksanakan dan pendaftaran dilakukan satu jam sebelum

perlombaan dimulai.

Penanggung jawab : Riska Khasanova

6. Pameran/Expo KKN

Pameran ini dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2011 di

Pendopo Kecamatan Randudongkal. Mahasiswa KKN POSDAYA

memamerkan foto-foto kegiatan KKN POSDAYA di Desa Kalimas

berdasarkan 4 pilar Posdaya selama masa KKN dan memamerkan hasil

produksi serta program unggulan seperti pembentukan Posdaya baru di

Dusun Kertadita. Kegiatan ini menghabiskan dana sebesar

Rp. 100.000.

115

Page 116: LPJ Fix Revisi

Penanggung jawab: Andika Artyanto

Gambar 2.3.b.3. Pameran/ Expo KKN

7. Pembuatan Laporan KKN

Laporan KKN dibuat selama kegiatan KKN dan bisa

teralisasikan pada tanggal 25 Agustus 2011. Kendala yang ada dalam

pembuatan laporan ini adalah masalah waktu kegiatan yang padat

sehingga untuk proses pembuatan laporan kegiatan ini tidak maksimal.

Namun demikian bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

Penanggung jawab: Kharisma Wijayanti

8. Perpisahan KKN

Kegiatan perpisahan KKN di Desa Kalimas dilaksanakan pada

tanggal 16 Agustus 2011 pada pukul 20.30 WIB bertempat di Balai

desa Kalimas. Kegiatan perpisahan ini mengundang seluruh perangkat

desa Kalimas dan terbuka bagi warga desa Kalimas.

116

Page 117: LPJ Fix Revisi

Pada saat kegiatan perpisahan ini dilaporkan sekilas mengenai

kegiatan yang dilakukan selama KKN di desa Kalimas oleh

Koordinator mahasiswa tingkat desa berdasarkan 4 pilar Posdaya yaitu

kegiatan dari bidang kesehatan, pendidikan, pemberdayaan lingkungan

dan ekonomi. Ketika pembacaan sekilas loporan kegiatan oleh tim

KKN Posdaya UNSOED para tamu undangan mendengarkan

penjelasan dan pelaporan dengan baik. Setelah pembacan laporan

kegiatan dilanjutkan dengan acara menyambut malam 17 agustus.

Acara perpisahan ini dilakukan dengan mengadakan makan-makan

bersama perangkat dan warga Desa Kalimas. Kegiatan perpisahan

KKN Posdaya UNSOED tidak mengeluarkan dana karena bergabung

dengan acara syukuran 17 agustus.

Penanggung jawab: Andika Artyanto

Gambar 2.3.b.3. Perpisahan KKN

117

Page 118: LPJ Fix Revisi

BAB III.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pos Pemberdayaan

Posyandu (KKN POSDAYA) di Desa Kalimas Kecamatan Randudongkal

Kabupaten Pemalang yang dilaksanakan sejak tanggal 19 Juli 2011 sampai

dengan 22 Agustus 2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum program fisik maupun non fisik kegiatan KKN POSDAYA

dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan bantuan dari masyarakat.

2. Program unggulan tim KKN yaitu pembentukan Posdaya Baru di Dusun

Kertadita dapat terealisasi dengan baik.

3. Selain itu tim KKN juga memiliki program tambahan yang dapat

mendukung terlaksananya kegiatan KKN seperti pembutan abon ayam,

lomba-lomba siswa TPQ, dan lain-lain.

4. Kegiatan KKN-POSDAYA di Desa Kalimas mendapat sambutan yang

baik dari masyarakat setempat yang diwujudkan dengan memberikan

dukungan moril maupun materiil demi kelancaran pelaksanaan kegiatan

KKN POSDAYA.

5. Kepala Desa, Aparat Desa, Ibu-ibu Kader Posyandu, Ibu-ibu Kader PKK,

Tokoh Masyarakat, serta para pemuda mempunyai hubungan yang baik,

loyalitas, dedikasi yang tinggi demi membangun Desa Kalimas.

118

Page 119: LPJ Fix Revisi

B. Saran

Dari pengamatan selama KKN POSDAYA di Desa Kalimas, ada

beberapa saran yang dapat kami berikan untuk kemajuan desa :

1. Diperlukan peran aktif dari pengurus Posdaya Desa Kalimas dengan

perangkat desa, ibu-ibu kader Posyandu dan ibu-ibu Kader PKK agar

program jangka panjang Posdaya “BERSERI” bisa terealisasi dengan

baik demi kemajuan pembangunan desa Kalimas.

2. Diperlukan tindak lanjut dari hasil kegiatan KKN POSDAYA sehingga

memberikan manfaat bagi masyarakat.

119

Page 120: LPJ Fix Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif bagi Petugas Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Binkesmas, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Gani, Fawzy. 2011. Senam Tera Latihan Olah Pernafasan untuk Kebugaran. Majalah Kesehatan Keluarga DOKTER KITA Edisi 3 tahun VI-Maret 2011.

Kurniawan, Anie. 2002. Gizi Seimbang untuk Mencegah Hipertensi. Direktorat Gizi Masyarakat. Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI.

Pemerintah Desa Kalimas. 2010. Data Monografi Desa Kalimas Tahun 2010. Aparat Desa. Kalimas.

Puskesmas desa Kalimas. 2011. Rekapitulasi Hasil Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Desa Kalimas. Koordinator Bidang Lingkungan Puskesmas desa Kalimas. Pemalang.

Slamet, J.S., 2004. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tim LPM UNSOED, 2011. Diktat Kuliah Pembekalan KKN. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Widayaka, Kusuma. 2011. Pembuatan Abon Ayam. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Yuhaningsih, Sri. 2010. Kohort Kelahiran Bayi desa Kalimas tahun 2010. Rumah Bersalin desa Kalimas. Pemalang.

120