MAKALAH Hakikat Manusia Dalam Islam (2)

27
MAKALAH “KERANGKA DASAR AJARAN AGAMA” Disusun oleh : 1. Giri Bayuaji 2.Andari Ayu 3.Lia T 4. Thanniza A Faurie 5. Andang Sirajudin H 6. Bina Rara Putra 7. Della Nurmala 8. Andiar Raheed 1

description

makalah ke 2 agama

Transcript of MAKALAH Hakikat Manusia Dalam Islam (2)

MAKALAHKERANGKA DASAR AJARAN AGAMA

Disusun oleh :1. Giri Bayuaji2. Andari Ayu3. Lia T4. Thanniza A Faurie5. Andang Sirajudin H6. Bina Rara Putra7. Della Nurmala8. Andiar Raheed9. Ghazi Aliyudin

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmatnya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung.Makalah ini berjudul Kerangka Dasar Ajaran Agama. Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini.Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepas pula dengan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Namun tim penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.

Jakarta , 1 April 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN1.1Latar Belakang1.2Rumusan Masalah1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan1.4 Metode Penulisan1.5 Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

I. Sistem Akidah IslamII. Syariah dan FiqihIII. Ilmu Pengetahuan & Seni dalam islamIV. Iman,Ilmu,dan Amal Sebagai kesatuanV. Keutamaan orang berilmuVI. Tanggung jawab ilmuan terhadap alam

BAB III PENUTUP3.1Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera. Ilustrasi dan firasat sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan diorganisasi disistimasi dan dinterprestasikan sehingga menghasilkan kebenaran objetif. Teknologi merupakan salah satu unsur sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan meskipun pada dasarnya teknologi mempunyai karakteristik objek dan netral sedangkan seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya dan merupakan ekspresi jiwa seorang dikembangkan menjadi bagian dari budaya manusia karena seni itu diidentik dengan keindahan. MPK Agama sebagai bagian dari MPKT keseluruhan merupakan usaha untuk mengembangkan kapabilitas mahasiswa UI. Pelajaran-pelajaran yang dapat diperoleh di dalamnya bukan hanya mengenai fungsi yang harus dimiliki mahasiswa dalam memenuhi tuntutan masyarakatnya, melainkan lebih dari itu, yakni pelajaran tentang bagaiamana kapabilitas mahasiswa dapat dikembangkan sehingga ia dapat mengembangkan dirinya sendiri dan masyarakatnya.MP MPK Agama sebagai bagian dari MPKT keseluruhan merupakan usaha untuk m1.2.Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan system akidah islam? Apa pengertian dari akhlak? Apa saja integrasi dari akidah, syariah, dan akhlak-Apa pengertian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam islam?-Bagaimana iman, ilmu dan amal sebagai kesatuan?-Apa keutamaan orang yang beriman dan berilmu?1.3 Tujuan dan Manfaat PenulisanMakalah ini disusun untuk memenuhi tugas MPK Agama Islam dan adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkaya wawasan pembacatentang aspek-aspek yang ada pada agama Islam.

1.4 Metode PenulisanPenyusun memakai metode kepustakaan dan literature, dalam penyusunan makalah ini referensi didapat dari berbagai sumber seperti buku dan internet.

1.5 Sistematika PenulisanMakalah ini disusun dengan pembagian tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun pada bab pendahuluan terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode peulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subpokok-subpokok yang akan dikaitkan dengan pemicu. Bab penutup merupakan kesimpulan dari penulis.

BAB IIPEMBAHASAN

I. Sistem Akidah Islam

A. Pengertian dan Hakikat AkidahMenurut bahasa (etimology) akidah berasal dari perkataan bahasa Arab yaitu kata dasar al-aqd yaitu al-Rabith (ikatan), al-Ibram (pengesahan), al-Ahkam (penguatan), al-Tawuts (menjadi kokoh, kuat), al-syadd bi quwwah (pengikatan dengan kuat), dan al-Itsbat (penetapan). Sedangkan Aqidah secara istilah (terminologi) adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Dalam pengertian lengkapnya, aqidah adalah suatu kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya. Keyakinan terhadap keesaan Allah SWT disebut juga Tauhid, dari kata Wahhada-Yuwahidu, yang artinya mengesakan. Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar atau pun salah.Aqidah menurut hasan al-Banna adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan. Adapun aqidah menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.Hakikat ImanDalam menjelaskan definisi akidah ada disebut perkataan kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman merupakan unsur utama kepada akidah. Iman ialah perkataan Arab yang berarti percaya yang merangkumi ikrar (pengakuan) dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mempraktikkan dengan perbuatan. Ini adalah berdasarkan sebuah hadis yang bermaksud: "Iman itu ialah mengaku dengan lidah, membenarkan di dalam hati dan beramal dengan anggota." (al-Hadis)Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui oleh orang lain selain dari dirinya sendiri dan Allah SWT namun dapat diketahui oleh orang melalui bukti-bukti amalan. Iman tidak pernah berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat. Sebaliknya iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah kerja-kerja yang sesuai dan secucuk dengan kehendak dan tuntutan iman itu sendiri.

B. Akidah Dalam Ilmu Kalam

Ilmu kalam atau bisa disebut juga Ilmu Teologi adalah suatu disiplin ilmu yang mengkaji secara mendalam masalah ketuhanan dan sifat-sifatNya. Dengan kata lain, objek pembicaraan dalam ilmu ini adalah Tuhan. Ilmu kalam berbicara secara mendetail tentang aqidah Islam yang benar; menyangkut masalah keimanan, keislaman, dan ketauhidan. Dapat dipahami bahwa objek dari ilmu kalam berkisar pada masalah wahyu, akal, iman, kufur, kehendak dan perbuatan Tuhan, keadilan dan sifat-sifat Tuhan. Ilmu kalam merupakan ilmu hasil ijtihad para ahli di bidang itu untuk mempertahankan aqidah dan keimanan dengan menggunakan akal dan pikiran. Karena ilmu ini berkaitan dengan akidah (keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan) yang merupakan fondasi utama yang permanen, maka ilmu ini tidak mengalami perubahan dari dulu hingga sekarang, misal tentang keesaan Tuhan. Para ulama dari berbagai aliran pemikiran sepakat bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, baik zat, sifat, maupun Afal-Nya.II. Syariah dan Fiqih

Pengertian Syariah

Syariat bisa disebut syirah, artinya secara bahasa adalah sumber air mengalir yang didatangi manusia atau binatang untuk minum. Artisyariat menurut istilah adalah hukum-hukum (peraturan) yang diturunkan Allah swt. melalui rasul-rasulNya yang mulia, untuk manusia, agar mereka keluar dari kegelapan ke dalam terang, dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus.

Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa adalah tahu atau paham sesuatu. Fiqih Islam menurut istilah adalah ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum Allah atas perbuatan orang-orang mukallaf, hukum itu wajib atau haram dan sebagainya.Ruang Lingkup Syariah Islam

Aqidah

Aqidah secara etimologi berasal dari kata aqd yang berarti pengikatan. Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia.

Akhlak

Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.Hukum (Amaliyah)a. IbadahIbadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.b. MuamalahMuamalah dalam arti luas merupakan tata aturan illahi yang mengatur hubungan antar-manusia dan hubungan antara manusia dengan benda.

Klasifikasi Hukum SyariahLima klasifikasi hukum syariah:v Wajibv Sunnahv Mubahv MakruhPenerapan Syariah pada Masa Rasulullah

Pada masa Rasulullah, penerapan syariah dalam hal ibadah meliputi :- hukum atau perintah suatu ibadah- tata cara pelaksanaan ibadah- penentuan hukuman apabila melalaikannya.Penerapan Syariah pada Negara Muslim Saat Ini Arab Saudi telah menerapkan hukum positif Islam, termasuk dalam aspek pidana. Di kawasan Asia Tenggara beberapa wilayah di Malaysia dan demikian pula propinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) di Indonesia telah memiliki mahkamah syariah. Di Iran, meskipun mereka bukan muslim Sunni, syariat Islam telah diterapkan dalam berbagai sektor kehidupan, berdasarkan konsep aqidah Syiah dan fiqih Syiah (fiqih Jafari).

A. Hakikat AkhlakSuatu bentuk dari jiwa yang telah terserap, barulah timbul suatu perbuatan secara spontan dan tanpa dibuat-buat, bukan perbuatan secara fisik, bertujuan untuk mengikis sifat buruk.

B. Kemampuan Dasar Akhlaka. Kesempurnaan ilmub. Kesempurnaan amarahc. Kesempurnaan syahwat atau keinginand. Adl atau keadilanC. Macam-Macam Akhlaka. Pribadib. Keluargac. Masyarakatd. Luar Negerie. Akhlak Terhadap TuhanD. Pentingnya Akhlaka. Akhlak merupakan garis pemisah antara yang berakhlak dengan orang yang tidak berakhlak.b. Akhlak juga merupakan nilai yang menjamin keselamatan kitac. Tidak adanya akhlak yang baik pada diri individu, maka manusia akan krisis nilai dirid. Akhlak sebagai perhiasan diri

Integrasi Akidah, Syariah, dan AkhlakAqidah merupakan sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. syariah merupakan sistem nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Akhlak merupakan sistematika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama. Aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam.Muslim yang BaikMuslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditujukan pada Allah sehingga tergambar bahwa akhlak pada dirinya adalah akhlak yang terpuji. seseorang yang melakukan suatu perbuatan baik,tetapi tidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu termasuk kedalam kategori kafir. Seseorang yang mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik. Orang yang mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan aqidah yang tidak lurus atau dengan akidah yang salah disebut orang yang munafik. Seseorang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi aqidah, maka perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik yang didorong oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud pelaksanaan syariah disebut amal saleh.

III. ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ISLAMA.Konsep Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS)Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam kajian filsafat setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Karena seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tapi tidak memperdalam disebut generalis. Dengan keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu secara mendalam.Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut pandang budaya dan teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral, akan tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi yang merusak dan potensi kekuasaan, disitulah letak perbedaan antara ilmu pengetahuan dan teknologi.Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpang-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungan. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk yang memanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia atau digunakan untuk menghancurkan manusia itu sendiri. Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu diidentik dengan keindahan.Seni yang lepas dari nilai-nilai keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.Sumber ilmu pengetahuanDalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu yaitu cikal dan wahyu. Keduanya tidak boleh ditentangkan, karena manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntutan al-Quran dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) dan tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute) karena bersumber dari wahyu Allah dan ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relative) karena bersumber dari akal pikiran manusia.Prestasi yang gemilang dalam pengembangan IPTEK pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menemukan proses sunnatullah itu terjadi di alam ini, bukan merencanakan dan menciptakan suatu hukum baru diluar sunnahtullah (hukum Allah/hukum alam).Pembagian keilmuan menurut beberapa intelektual muslim yang dikemukakan oleh Muhammad Tholhah Hasan (2005), adalah sebagai berikut :1.Menurut Jabir Ibnu Hayyan (160 H)Beliau mengatakan bahwa ada dua macam pengetahuan, yaitu pengetahuan agama (ilm ad-Diin) dan pengetahuan duniawi (ilm ad-dhunya).2. Menurut Al-Kindy (260 H)Beliau membagi sistematika epistemology dalam teoritis (nazhariyah) dan praktis.3. Al-Faraby (339 H)Beliau banyak menulis tentang kategori dan klasifikasi pengetahuan melalui karya-karya tulisnya.4. Al-Khawarizmy (387 H)Beliau membagi keilmuan menjadi ilmu pengetahuan syara dan kesusastraan arab.5. Al-Ghazali (505 H)Beliau lebih terperinci dalam pembagian keilmuan menjadi dua macam yaitu : pengetahuan agama dan pengetahuan non agama (syar iyah wa ghairu syariyah )6. Ibnu Kaldun (808 H)Dalam bukunya beliau mengklasifikasikan pengetahuan ke dalam dua kelompok. Yaitu ululm hukmiyah falsafiyah yaitu pengetahuan alamiah bagi manusia yang dapat diperolehnya melalui potensi penalarannya yang mungkin dapat dikuasai oleh mnusia dengan kemampuan penalarannya yang alamiah. Dan yang kedua adalah pengetahuan naqliyah wadhiiyah yang seluruhnya didasarkan informasi dari tuhan, dan tidak ada otorita bagi rasio untuk mencampurnya selain aplikasi masalah furu yang dikaitkat dengan prinsipil.IV. IMAN, ILMU, DAN AMAL SEBAGAI KESATUAN

Islam merupakan ajaran agama yang landasan pengembangannya adalah iman.Iman adalah kepercayaan terhadap wujud Zat yang Maha Mutlak yang menjadi tujuan hidup manusia.Iman merupakan fundamen dalam sistem ajaran islam.Iman merupakan potensi dasar yang harus dikembangkan dan pengembangannya adalah dalam bentuk amal.Iman tanpa amal sama dengan potensi yang tak dikembangkan.Supaya pengembangan iman bermakna dan berhasil guna maka perlu ilmu.Ilmu merupakan motor penggerak untuk majunya islam.Iman adalah kendali yang mengarahkan motor tadi supaya mencapai tujuan.Menurut Kaylani HD (1992:198) bahwa ayat-ayat al-Quran yang ditujukan untuk pembinaan iman jumlahnya sangat banyak,hal ini membuktikan bahwa Allah menghendaki agar iman itu tidak hanya diperoleh atas dasar naluri dan perasaan saja, tetapi juga dimantapkan dengan wahyu ilahi dan kemudian menjadi bertambah kokoh dan berkembang melalui kerja dan tingkah laku.Bila iman itu perlu dibina dengan pemahaman terhadap gejala-gejala alam semesta,maka iman itu tidak bisa dipisahkan dari ilmu.Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dituliskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah (segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya). Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science). Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam, didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai keagamaan maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti disalahkan, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam.Islam melihat bahwa IPTEKS dan agama adalah sesuatu yang memiliki kaitan.Sains tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai keagamaan.Agama menjadi landasan segala prilaku manusia termasuk didalamnya sains dan tekhnologi.Islam melihat sains sebagai suatu hal yang sangat penting karena dengan sains dan tekhnologi manusia dapat:1.Mengenal Tuhannya2.Menegakkan hakikat kebenaran3.Membawa manusia kepada sikap tafakkur dan berfikir4.Membantu manusia memenuhi keperluan material untuk kehidupannya5.Membantu manusia dalam melaksanakan syariat6.Menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam.

Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal shaleh apabila perbuatan tersebut tidak dibangun diatas landasan iman dan takwa.Sama halnya pengembangan iptek yang lepas dari keimanan dan ketakwaan,tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya.Apabila IPTEKS tidak dikembangkan diatas dasar iman, maka yang akan timbul adalah kerusakan dan kehancuran bagi kehidupan manusia.

V. KEUTAMAAN ORANG BERIMAN DAN BERILMU

1.Keutamaan Orang Beriman"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. al-Mujadalah: 11)Imam Ibnu Katsir dalam Tasfsirnya Al-Qur'an al Azhim, Juz IV, hal 324, mengatakan bahwa Allah SWT dalam ayat ini mendidik kaum muslimin agar bersikap baik satu sama lain di dalam majlis. Janganlah satu sama lain mempersempit tempat duduk, sehingga seolah-olah yang satu menghalangi keberadaan dan kehadiran yang lain dalam majlis.Majelis yang dimaksud dalam ayat di atas, sebagai asbabun nuzul (sebab turunnya ayat), menurut Qutadah ra., yang dikutip Ibnu Katsir adalah majelis dzikir di masa Rasulullah yang selalu dipadati kaum muslimin. Pada waktu itu, jika ada salah seorang dari kaum muslimin ingin maju ke depan, maka orang-orang menghalanginya. Lalu turun firman Allah yang melarang perbuatan mereka dan menyuruh mereka agar memberi kelapangan. Imam Az Zamakhsyari dalam tafsirnya Al Kasysyaf juz IV hal 479, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan majelis itu adalah majlis Rasulullah yang selalu dipenuhi oleh kaum muslimin. Mereka senantiasa bersaing untuk mendekati Rasulullah karena sama-sama antusias mendengarkan pembicaraan beliau saw.Dalam ayat tersebut Allah berfirman: "...lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu". Menurut Imam Ibnu Katsir, susunan pernyataan Allah itu menunjukkan bahwa pahala suatu amal shalih itu sejenis dengan amalan itu sendiri (tentunya dengan kualitas dan kuantitas yang lebih besar. Wallahu a'lam). Sebagaimana hadits Rasulullah saw: "Siapa saja yang membangun sebuah masjid karena Allah, niscaya Allah akan membangun sebuah rumah bentuknya di Surga".Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: "Siapa saja yang mendahulukan seorang yang sedang mengalami kesulitan (misal keuangan), niscaya Allah akan memudahkan dia di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa akan menolong hambaNya selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya".Allah berfirman: "Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat".Imam Az Zamakhsyari (ibidem), menukil pendapat Imam Ahmad yang mengatakan bahwa balasan berupa peningkatan derajat dalam ayat itu sesuai dengan amal yang bersangkutan. Sebab yang diperintahkan adalah melapangkan majlis agar mereka tidak saling berebut dan saling sikut untuk mendekati tempat yang tinggi di sekitar Rasulullah. Siapa saja yang tunduk dengan perintah Allah, berarti memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju dan mengundurkan diri dari rebutan itu lantaran tawadlu' (rendah hati) dan taat kepada Allah SWT. Dan untuk memudahkan orang-orang berilmu bersikap tawadlu' Allah menjanjikan pahala pengangkatan derajat bagi mereka. RAsulullah saw bersabda: "Siapa saja yang bertawadlu' (bersikap rendah hati) karena Allah, niscaya Allah akan meninggikannya".2.Keutamaan Orang BerilmuAllah SWT telah menjanjikan dalam ayat tersebut bahwa Dia akan mengangkat derajat orang-orang mu'min yang tunduk kepada perintahNya dan perintah RasulNya. Dan secara khusus Allah menyebut janji itu untuk orang-orang yang berilmu diantara orang-orang yang beriman itu. Janji Allah SWT secara nyata menandaskan penghargaan Islam kepada ilmu dan orang-orang yang berilmu. Bahkan dalam ayat lain Allah memberikan penghargaan secara khusus kepada orang-orang berilmu dalam firmanNya: "Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang berakallah yang dapat menerima pelajaran" (TQS. Az Zumar: 9)Imam Az Zamakhsyari (ibidem) mengutip sejumlah hadits yang menunjukkan keutamaan orang-orang berilmu dari orang-orang yang tidak berilmu."Jarak antara seorang alim (orang yang berilmu) dan seorang abid (tukang ibadah yang tidak berilmu) adalah seratus derajat/tingkat. Jarak diantara dua tingkat itu adalah perjalanan kuda selama 70 tahun" (HR Abu Ya'la dan Ibnu Adi)."Keutamaan seorang alim atas seorang abid bagaikan keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang" (HR Ashabu as-Sunan)"Pada hari kiamat nanti ada tiga golongan yang akan memberi syafa'at, para nabi, lalu para ulama, lalu para syuhada" (HR Ibnu Majah, Abu Ya'la, Ibnu Adi, al Aqili dan al Baihaqi).Kata Az Zamakhsyari, agungnya martabat orang-orang berilmu berdasarkan kesaksian Rasulullah adalah berada diantara para nabi dan para syuhada.Imam Ibnu Katsir (ibidem), mengutip hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Abi Thufail Amir bin Watsilah bahwasanya Nafi' bin abdil Harits bertemu dengan Umar bin al-Khaththab ra di Asfan --waktu itu Umar telah mengangkatnya sebagai wali (gubernur) Makkah, lalu Umar bertanya kepadanya: "Siapa yang engkau serahi melaksanakan tugasmu di sana?" Abdul Harits menjawab: "Ibnu Abzy, seorang maula (mantan budak kami)". Umar bertanya, "Anda serahkan kepemimpinan kota Makkah kepada seorang maula?". Dia menjawab, "Wahai amirul mu'minin, dia ini seorang pembaca (qori') kitabullah dan alim tentang fara'idl" Lalu Umar ra berkata: Sesungguhnya nabi kalian telah bersabda: "Sesungguhnya dengan kitab Al-Qur'an ini Allah mengangkat (martabat) suatu kaum dan meletakkan yang lain".Kini jelaslah bahwa ilmu menjadi sebab naiknya derajat seseorang, bukan nilai rapor, gelar-gelar akademis, ijazah atau sertifikat! Oleh karena itu, pantaslah Ibnu Mas'ud ra apabila membaca ayat ini beliau mengatakan: "Wahai manusia pahamilah ayat ini dan hendaklah ayat ini membuat kalian mencintai ilmu".

VI. TANGGUNG JAWAB ILMUWAN TERHADAP ALAM DAN LINGKUNGAN

Ilmuwan merupakan sosok manusia yang diberikan kelebihan oleh Tuhan dalam menguasai sebuah ilmu pengetahuan. Dari kelebihannya ini maka Tuhan mengangkat harkat dan martabat ilmuan tersebut di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara sehingga mereka disanjung dan dihormati serta menjadi sumber solusi dari situasi-dan kondisi lingkungan hidup manusia.Karena ilmuwan tersebut telah diberi penghargaan oleh Tuhan maka peanaghargaan tersebut membawasa kedalam posisi yang tinggi disbanding dengan manusia yang lain. Dialah menjadi wakil Tuhan di bumi untuk menjadikan lingkungan hidup manusia terpelihara dan membawa kebaikan kepada manusia itu sendiri. Dengan demikian dapta diartikan bahwa ilmuan dijadikan Tuhan sebagai pemimmpin kelangsungan lingkungan hidup manusia di muka bumi ini.Isu Ekologi (lingkungan hidup) adalah salah satu isu global diantara HAM. Demokrasi, yang semakin kencang dengungannya. Menurut Prof. Sayed Hosein Nasr dalam makalahnya Islam environmental crisis, krisis lingkungan dewasa ini tidak hanya terdapat dalam negara-negara maju yang notabene sebagai pelopor industrialisasi, tapi juga pada Negara-negara Islam. Bias disebut, polusi di Qairo dan Teheran, erosi pada perbukitan di Yaman, hingga penggundulan hutan besar-besaran di Malaysia dan Banglades (juga Indonesia). Bagi Nasr krisis lingkungan hidup sekarang ini tidak bisa dibedakan lagi antara dunia islam dan non Islam.Hal ini ditarik kesimpulan dari logika sederhana, pasti akan diperoleh jawaban bahwa konsep Islam dan Barat (pelopor industrialisasi tanpa memperdulikan lingkunga) tentang alam tidaklah berbeda. Karena dalam dunia Islam juga terjadi pengrusakan alam seperti yang terjadi di Barat. Padahal kalau kita teliti lebih dalam ada perbedaan esensial antara Barat dan Islam dalam memandang alam ini yang membuat umat Islam menjadi tidak islami dalam berbuat dan memberlakukan alam ini, meskipun demikian, Islam tetap hidup sebagai dorongan religius dan spiritual yang kuat. Dan pandangannya tentang alam dan lingkungan hidup masih tetap terhujam dalam pikiran dan jiwa umatnya. Adanya perjuangan umat Islam yang satu perlima penduduk dunia adalah merealisasikan pandangan Islam tersebut agar membumi, dengan begitu keselarasan lingkungan hidup dapat dirasakan.Kesenjangan antara cita Islam dan fakta perbuatan kaum muslimin dalam masalah lingkungan harus segera dihapuskan sehingga pada akhirnya, menjadi muslim sekaligus pendekar lingkungan hidup.Memelihara Lingkungan.Krisis ingkungan ldari sudut teologis (metafisik) bukanlah hanya persoalan politik dan ekonomi belaka. Namum ada persoalan mendasar yang berhubungan dengan keyakinan yang menjadi dasar tindakan dan prilaku seseorang. Krisis lingkungan yang sekarang menjadi problem serius manusia pertama kali disulut oleh modernisasi (era Industrialisasi) Yang terjadi di Barat. Sedangkanm dunia timur hanya mengekor jalan yang telah dilaluai Barat, meski sebenarnya jalan itu telah bertentangan dengan pandangan filsafat mereka sendiri.Modernisasi Barat yang membuahkan konsumerisme, individualisme, hedonisme, adalah kelanjutan dari filsafat materialisme yang mendasari bangunan peradabannya. Dalam filsafat materialisme barat menempatkan esensi segala sesuatu hanyalah pada materi semata : eksistensi manusia, tujuan hidupnya tidak lebih hanya materi saja. tidak ada tempat lagi bagi nilai dan sesuatu yang transendental dalam bangunan pemikiran dan peradaban yang dijungjung barat.Hidup di dunia ini adalah senyatanya, dan tidak ada kehidupan lain selain dunia ini. Bahkan selogan Tuhan telah matiadalah jargon resmi barat mengawali modernisasi peradabannya. Akibat lanjut dari filsafat materialisme di atas adalah pandangannya tentang manusia yang sangat ekstrim. Manusia adalah penguasa tunggal (yang bebas, merdeka) di alam ini. Manusia tidak akan mempertanggungjawabkan pekerjaannya selain pada dirinya sendiri karena tuhan telah mati. Bagi mereka Tuhan adalah mitos yang hanya menakut-nakuti pikiran manusia untuk berbuat bebas di alam ini. Juga dengan pandangannya bahwa kehidupan hanya ada di dunia ini, membuat obsesi dan cita-cita mereka hanya sebatas menikmati kelezatan materi yang ada di dunia. Maka terjadilah peradaban barat yang memobilisasi masa untuk berebut kenikmatan duniawi tanpa mempedulikan nilai-nilai transendental. Gaya hidup hedonisme, konsumerisme, individualisme adalah anak sah dari pandangan hidup seperti di atas. Dari sinilah akar terjadinya ekploitasi alam secara besar-besaran tanpa mesti memperhatikan keseimbangan dan keselarasannaya. Terjadi kolonialisme yang dengan pongahnya menghabisi sumber-sumber alam Negara jajahannya merupakan bukti nyata keserakahan manusia yang dimasuki pandangan materilaisme.Bagi Prof Sayyed Hossen Nasr, dengan pandangan barat bahwa manusia sebagai pengusaha tunggal (tanpa kehadiran Tuhan) telah menjadikan manusia sewenang-wenang dalam memperlakukan alam bagi seorang pelacur yang terus dieksploitir tanpa memberikan imbalan yang layak.keserakahan dan kerakusan Barat telah menghancurkan keseimbangan dan keselarasan alam. Hal di atas sangat berbeda dengan pandangan Islam tentang alam . Bagi Prof , Fazrur Rahman membicarakan alam dalam konsep Islam tidak bisa dipisahkan dari pembahasan tentang Tuhan dan manusia. Membahas salah satunya pasti akan menyeret tema lainnya dalam pembicaraannya. Dalam Islam Tuhan (baca: Allah SWT) adalah pemilik tunggal alam semesta, dimana manusia termasuk didalamnya. Namun begitu manusia mempunyai kedudukan yang sangat unik dan khas dibandingkan makhluk-makhluk Allah lainnya.Manusia diberi akal pikiran dan nafsu, dimana tidak diberikan pada makhluk lainnya. Dengan bekal akal pikiran itulah Allah memberikan mandat sebagai khalifah di bumi agar mengurusi (mempergunakan dan memeliharanya) alam mini sebaik baiknya sebagai mana temaktub dalam Al-Quran pada (Qs: 2:30; Qs:7:129; Qs:27:62; Qs:35:39; Qs:38:26). Kewenangan manusia untuk mempergunakan alam bukanlah hak mutlaknya tapi merupakan hak yang telah direkomendasikan oleh Allah SWT. Dan suatu saat akan diminta pertanggungjawaban oleh pemilik sejatinya. Oleh karenanya manusia berkewajiban memelihara keseimbangan dan keselarasan alam agar tidak rusak seperti pertama kali Allah meminjamkan pada manusia. Sebagai mana termaktub dalam Qs. Al-Qhashash (28) ayat 77 (dan carilah pada apa yang Allah karuniakan kepada kamu negeri akhirat, tetapi janganlah engkau melupakan nasibmu di dunia ini. Berbuatlah kebaikan sebagai mana Allah telah berbuat kebaikan kepada kamu; dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan).Sebagai khalifah di bumi manusia sekaligus sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk beribadah kepada-Nya dengan menjalankan ajaran-ajaran yang telah diturunkan kepada umat manusia.Untuk dapat beribadah dengan khusu dan istiqamah (mantap dalam keimanan) manusia harus lebih mengenal dan memahami Khaliknya. Dalam rangka mengenal dan memahami Allah itulah alam semesta digunakan sebagai media untuk memngerti dan memahami rahasia Allah. Dzat yang mutlak. Tentu bersama-sama dengan mengkaji dan memahami ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Quran. Perpaduan anatara ayat kauniyah (alam semesta) dan ayat Al-quran akan memmberikan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Jadi dalam pandangan Islam alam semesta mempunyai dua fungsi; pertama, untuk memenuhi kebutuhan manusia agar bisa beribadah kepada Allah. Kedua, sebagai media untuk memahami kekuasaan, kebesaran, dan keluasan dzat Allah.Dengan dua peranan alam bagi manusia menurut konsep Islam inilah tindakan eksploitasi alam secara brutal yang mengesampingkan keselarasan dan keseimbangannya tidak bisa ditolerir ajaran Islam, dan krisis lingkungan yang melanda dunia saat ini merupakan persoalan besar dalam memahami perannan manusia sebagai khalifah sekaligus hamba Allah di bumi. Manusia telah menjadikan dirinya sebagai raja yang mempunyai kekuasaan mutlak atas semesta. Dan meniadakan pertanggungjawabannya nanti dihadapan Allah atas tindakannya terhadap alam semesta.Bagi seorang muslim menyelamatkan lingkungan hidup adalah merupakan perintah agamanya, tidak hanya sekedar mencari legitimasi agama atas isu-isu lingkungan hidup yang semakin keras dendangnya. Karena dengan lingkungan yang sehatlah seorang muslim dapat melangsunglkan ibadah dan menjadikan alam sebagai media mengenal dan memahami Allah, disamping kitab suci.

B. Akidah Dalam Ilmu KalamIlmu kalam atau bisa disebut juga Ilmu Teologi adalah suatu disiplin ilmu yang mengkaji secara mendalam masalah ketuhanan dan sifat-sifatNya. Dengan kata lain, objek pembicaraan dalam ilmu ini adalah Tuhan. Ilmu kalam berbicara secara men merupBAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan

Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna, kesempurnaan karena diberi potensi dan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang kita miliki dapat kita kembangkan dengan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang telah diciptakan Allah swt untuk kita. Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan melestarikan alam ini agar tidak punah dan tetap berpedoman pada al-Quran dan as sunnah sebagai rasa syukur kita kepada Allah swt.Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pada mulanya, teknologi tercipta berdasarkan niat dan tujuan dari si pencipta teknologi tersebut. Bila sebuah teknologi dapat diciptakan dengan tujuan yang baik, maka tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Sehingga teknologi tersebut dapat bermanfaat bagi para penggunanya. Dalam penggunaan berbagai macam teknologi yang ada, harus mampu dalam menganalisis dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari teknologi tersebut.detail tentang aqidah Islam yang benar; menyangkut masalah keimanan, keislaman, dan ketauhidan. Dapat dipahami bahwa objek dari ilmu kalam berkisar pada masalah wahyu, akal, iman, kufur, kehendak dan perbuatan Tuhan, keadilan dan sifat-sifat Tuhan. Ilmu kalam merupakan ilmu hasil ijtihad para ahli di bidang itu untuk mempertahankan aqidah dan keimanan dengan menggunakan akal dan pikiran. Karena ilmu ini berkaitan dengan akidah (keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan) yang merupakan fondasi utama yang permanen, maka ilmu ini tidak mengalami perubahan dari dulu hingga sekarang, misal tentang keesaan Tuhan. Para ulama dari berbagai aliran pemikiran sepakat bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, baik zat, sifat, maupun Afal-Nya.Syariah dan FiqihPengertian SyariahSyariat bisa disebut syirah, artinya secara bahasa adalah sumber air mengalir yang didatangi manusia atau binatang untuk minum. Artisyariat menurut istilah adalah hukum-hukum (peraturan) yang diturunkan Allah swt. melalui rasul-rasulNya yang m DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud. 1998.Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press.Tim Dosen Agama Islam. 2012.Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama Islam. Inderalaya: UnsriDaftar Pustaka: http://library.usu.ac.id/download/fs/arab-nasrah3.pdf.http://milaisma.blogspot.com/2009/11/pengertian-aqidah-dan-aqidah-islamiyah.html.http://www.angelfire.com/in/elcom98/akidah.htm.Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendekiawan Muslim. Jakarta: PT Magenta Bhakti Guna.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Marzuki,%20M.Ag./Dr.%20Marzuki,%20M.Ag_.%20%20Buku%20PAI%20UNY%20-%20BAB%205.%20Kerangka%20Dasar%20Ajaran%20Islam.pdfhttp://www.suara-islam.com/read/index/5690/Akhlak-Adalah-Bagian-dari-Syariat-Islamulia, untuk manusia, agar mereka keluar dari kegelapan ke dalam terang, dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus.Pengertian FiqihFiqih menurut bahasa adalah tahu atau paham sesuatu. Fiqih Islam menurut istilah adalah ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum Allah atas perbuatan orang-orang mukallaf, hukum itu wajib atau haram dan se

1