Makalah Hakikat Pendidikan

30

Click here to load reader

Transcript of Makalah Hakikat Pendidikan

Page 1: Makalah Hakikat Pendidikan

MAKALAHHAKIKAT PENDIDIKAN

Page 2: Makalah Hakikat Pendidikan

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul..................................................................................................

Kata Pengantar..................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................

BAB II INTI..................................................................................

2.1 Hakikat Pendidikan.....................................................................................

2.2 Permasalahan dalam kependidikan.............................................................

2.3 Pembahasan masalah kependidikan............................................................

2.4 Hang Out (Garis Besar)..............................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................

Page 3: Makalah Hakikat Pendidikan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya serta memberi kekuatan, kesehatan dan kemampuan

hingga pembuatan tugas ini dapat kami selesaikan.

Laporan yang singkat dan sederhana ini memaparkan tentang Hakikat

Pendidikan di antaranya mengenai Permasalahan Pendidikan serta pembahasan

masalahnya.

Materi yang dituliskan dalam laporan ini dimaksudkan untuk mempelajari

hakikat pendidikan. Pendidikan dalam arti yang luas, memang peranan sangat

strategis dalam setiap masyarakat dan kebudayaan. Suatu masyarakat mempunyai

keteraturan yang diikat oleh sistem nilai yang hidup dalam kebudayaan yang

dimiliki oleh masyarakat itu.

Pendidikan, masyarakat, kebudayaan, merupakan suatu tri partit tunggal

dimana kebudayaan merupakan dasarnya, masyarakat menyediakan sarana dan

proses pendidikan merupakan kegiatan untuk melestarikan dan mengembangkan

nilai-nilai yang mengikat kehidupan bersama dalam masyarakat. Dengan

demikian, pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan dan masyarakat

sebagai pemilik kebudayaan itu.

Kebudayaan nasional Indonesia, yang telah ada atau yang sedang kita

bentuk, haruslah menjadi dasar pendidikan nasional kita. Pendidikan nasional

hanya dapat hidup dalam realitas kehidupan masyarakat kita yang bhineka.

Kebijakan-kebijakan pendidikan nasional kita haruslah bertolak dari premis ini.

Dalam era reformasi. Kita ingin mewujudkan masyarakat madani Indonesia.

Tentunya masyarakat tersebut haruslah berakar pada dan hidup dalam kebudayaan

Indonesia. Masyarakat Indonesia yang bineka serta sedang dalam tahap belajar

untuk hidup berdemokrasi dalam arti yang sebenarnya. Memerlukan proses

belajar dengan prioritas nilai-nilai tertentu.

Ilmu merupakan imamnya amal. Sehingga untuk berbuat sesuatu atau

mengerjakan sesuatu agar berhasil baik dan tanpa kesulitan, seseorang harus

memahami atau menguasai ilmunya terlebih dahulu serta menghantarkan

seseorang ke tingkat keimanan yang lebih tinggi dan ketaqwaan yang sepenuhnya

kepada sang pencipta.

“Tak ada gading yang tak retak” begitu pula dalam pembuatan tugas ini

sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga apabila dalam tugas ini ditemukan

Page 4: Makalah Hakikat Pendidikan

pernyataan-pernyataan yang keliru dan tidak logis, maka hal tersebut adalah

semata-mata karena kekeliruan dan kelemahan kami. Sebaliknya jika pernyataan

yang menyangkut konsepsi-konsepsi dasar tersebut adalah benar, itu hanya

semata-mata karena pertolongan Allah yang maha kuasa.

Sehubungan dengan pembuatan tugas ini, kami sangat mengharap saran dan

kritik yang membangun dari semua pihak, untuk dijadikan landasan dan

penyempurnaan tulisan ini.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dengan tulus hingga terselesaikannya tugas ini, khususnya kepada Ibu

Dra. Sri Widayati, M.Pd.

Akhirnya kami berharap semoga tugas yang sederhana ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Page 5: Makalah Hakikat Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Era Reformasi

Masyarakat Indonesia kini sedang berada dalam masa transformasi Era

Reformasi telah lahir dalam masyarakat Indonesia ingin mewujudkan

perubahan dalam semua aspek kehidupannya. Euforia demokrasi sedang

marak dalam masyarakat Indonesia. Di tengah-tengah euforia demokrasi ini

lahirlah berbagai jenis pendapat, pandangan, konsep yang tidak jarang yang

satu bertentangan dengan yang lain, antara lain berbagai pandangan mengenai

bentuk masyarakat dan bangsa Indonesia yang dicita-citakan di masa depan.

Salah satu ciri masyarakat demokrasi ialah lahirnya berbagai jenis

pendapat sebagai pernyataan harkat manusia untuk memenuhi hak-hak

asasinya untuk berekspresi. Munculnya berbagai jenis pendapat, yang tidak

jarang yang satu berseberangan dengan yang lain, menandakan suatu

keinginan yang sudah lama terpendam dari manusia dan masyarakat mudah

untuk memperoleh kembali hak-hak asasinya yang dijamin di dalam UUD

1945. Dalam sejarah perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia yang

telah lebih 54 tahun merdeka itu untuk memperoleh hak asasinya belum

sepenuhnya dapat diwujudkan.

Dalam bidang pendidikan nasional juga telah muncul berbagai pendapat

dan pandangan mengenai perlunya reformasi pendidikan nasional tuntutan

reformasi total dalam kehidupan berbangsa termasuk di dalamnya reformasi

pendidikan nasional semakin lama semakin perlu, mengingat proses

pendidikan merupakan salah satu tuntutan konstitusi yang mengatakan bahwa

tujuan untuk membangun negara yang merdeka ini ialah untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pendidikan nasional merupakan salah satu tuntutan

fundamental yang diamanatkan oleh konstitusi 1945. Tujuan kita membentuk

negara ialah untuk melahirkan bangsa Indonesia yang cerdas. Sistem

pendidikan nasional dengan demikian sangat erat kaitannya dengan kehidupan

politik bangsa. Selama orde Baru telah tercipta suatu kehidupan berbangsa

yang tidak sesuai dengan cita-cita UUD 1945. ternyata pemerintahan yang

represif telah menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang tertekan, yang

tidak kritis, yang bertindak dan berpikir dalam acuan suatu struktur kekuasaan.

Era reformasi menuntut kembali kedaulatan rakyat yang telah hilang itu.

Page 6: Makalah Hakikat Pendidikan

Dengan sendirinya pula pendidikan nasional haruslah dikembalikan fungsinya

memberdayakan masyarakat yaitu mengembalikan kedaulatan rakyat.

Pendidikan nasional perlu direformasikan untuk mewujudkan visi baru

masyarakat Indonesia yaitu suatu masyarakat madani Indonesia.

B. Mengapa Reformasi Pendidikan Nasional Perlu.

Pendidikan Nasional dan cita-cita nasional tidak dapat dipisahkan sesuai

dengan amanat konstitusi. Pendidikan nasional cara untuk mencapai cita-cita

nasional. Apabila kita ingin mereformasi pendidikan nasional maka perlulah

sistem pendidikan nasional itu mempunyai visi yang jelas, yaitu yang sesuai

dengan konstitusi ialah mewujudkan suatu masyarakat demokrasi, masyarakat

yang menghargai hak-hak asasi manusia dan mengembangkan tanggung jawab

anggota masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang dicita-citakan itu.

Reformasi pendidikan nasional dilaksanakan sesuai dengan visi reformasi

yaitu terwujudnya tatanan kehidupan yang sesuai dengan amanat proklamasi

kemerdekaan 1945 yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas. Masyarakat

yang cerdas ialah suatu masyarakat pancasilais yang memiliki cita-cita dan

harapan masa depan, demokratis dan beradab, menjunjung tinggi hak-hak asasi

manusia dan bertanggung jawab, berakhlak mulia, tertib dan sadar hukum,

kooperatif dan kompetitif serta memiliki kesadaran dan solidaritas antara generasi

dan antara bangsa. Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang beriman dan

bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa. maju dan mandiri, serta berwawasan

budaya.

Page 7: Makalah Hakikat Pendidikan

BAB II

INTI

2.1 HAKIKAT PENDIDIKAN

A. Berbagai pendekatan.

Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua

pendapat yaitu pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau

metafisik. Kedua pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban

yang berbeda-beda mengenai apakah hakikat pendidikan itu.

Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah

akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut

mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang

akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan

yang disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat

sebagai sesuatu proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya

manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan.

Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat

digolongkan atas dua kelompok besar yaitu :

1. Pendekatan reduksionisme

2. Pendekatan holistik integratif

B. Pendekatan Redaksional

Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan

di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan

berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut :

1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme

2. Pendekatan Filasofis / religionisme

3. Pendekatan religius / religionisme

4. Pendekatan psikologis / psikologisme

5. Pendekatan negativis / negativisme

6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu

Page 8: Makalah Hakikat Pendidikan

1. Pendekatan Pedagogisme

Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi

manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme

schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak

telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di

kembangkan saja.

2. Pendekatan Filosofis.

Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan

hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-

tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat

perkembangan sendiri.

3. Pendekatan Religius

Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang

melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian

kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap

kehidupan yang bermoral.

4. Pendekatan Psikologis.

Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan

telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan

hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan

ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja.

5. Pendekatan Negativis.

Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian

pandangan negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan

telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak

dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.

6. Pendekatan Sosiologis.

Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan

pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada

kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu.

Page 9: Makalah Hakikat Pendidikan

Peserta didik adalah anggota masyarakat. Dalam sejarah

perkembangan manusia kita lihat bahwa tuntutan masyarakat tidak selalu

etis. Versi yang lain dari pandangan ini ialah develop mentalisme. Proses

pendidikan diarahkan kepada pencapaian target-target tersebut dan tidak

jarang nilai-nilai kemanusiaan disubordinasikan untuk mencapai target

pembangunan. Pengalaman pembangunan Indonesia selama Orde Baru

telah mengarah kepada paham developmentalisme yang menekan kepada

pencapaian pertumbuhan yang tinggi, target pemberantasan buta huruf,

target pelaksanaan wajib belajar 9 dan 12 tahun.

Salah satu pandangan sosiologisme yang sangat populer adalah

konsiensialisme yang dikumandangkan oleh ahli pikir pendidikan Ferkenal

Paulo Freire.

Pendidikan yang dikumandangkan oleh Freire ini yang juga dikenal

sebagai pendidikan pembebasan pendidikan adalah proses pembebasan.

Konsiensialisme yang dikumandangkan Freire merupakan suatu

pandangan pendidikan yang sangat mempunyai kadar politis karena

dihubungkan dengan situasi kehidupan politik terutama di negara-negara

Amerika Latin. Paulo Freire di dalam pendidikan pembebasan melihat

fungsi atau hakikat pendidikan sebagai pembebasan manusia dari berbagai

penindasan. Sekolah adalah lembaga sosial yang pada umumnya

mempresentasi kekuatan-kekuatan sosial politik yang ada agar menjaga

status quo hukum membebaskan manusia dari tirani kekuasaan. Qua atau

di dalam istilah Polo Freire. “kapitalisme yang licik”. Sekolah harus

berfungsi membangkitkan kesadaran bahwa manusia adalah bebas.

C. Pendekatan Holistik Integratif

Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta

didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan,

menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai

hakikat pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin

mendalam secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal.

Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia hidup

dan berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang berbudaya,

yang mempunyai visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk

kehidupan pasca kehidupan.

Page 10: Makalah Hakikat Pendidikan

Pendekatan reduksionisme terhadap hakikat pendidikan, maka dirumuskan

suatu pengertian operasional mengenai hakikat pendidikan. Hakikat

pendidikan adalah suatu proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta

didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang

berdimensi lokal, nasional dan global. Rumusan operasional mengenai

hakikat pendidikan tersebut di atas mempunyai komponen-komponen

sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan.

Proses berkesinambungan yang terus menerus dalam arti adanya

interaksi dalam lingkungannya. Lingkungan tersebut berupa

lingkungan manusia, lingkungan sosial, lingkungan budayanya dan

ekologinya. Proses pendidikan adalah proses penyelamatan kehidupan

sosial dan penyelamatan lingkungan yang memberikan jaminan hidup

yang berkesinambungan.

Proses pendidikan yang berkesinambungan berarti bahwa manusia

tidak pernah akan selesai.

2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia.

Eksistensi atau keberadaan manusia adalah suatu keberadaan interaktif.

Eksistensi manusia selalu berarti dengan hubungan sesama manusia

baik yang dekat maupun dalam ruang lingkup yang semakin luas

dengan sesama manusia di dalam planet bumi ini. Proses pendidikan

bukan hanya mempunyai dimensi lokal tetapi juga berdimensi nasional

dan global.

3. Eksistensi manusia yang memasyarakat.

Proses pendidikan adalah proses mewujudkan eksistensi manusia yang

memasyarakat. Jauh Dewey mengatakan bahwa tujuan pendidikan

tidak berada di luar proses pendidikan itu tetapi di dalam pendidikan

sendiri karena sekolah adalah bagian dari masyarakat itu sendiri.

Apabila pendidikan di letakkan di dalam tempatnya yang sebenarnya

ialah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia

yang pada dasarnya adalah kehidupan bermoral.

4. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya.

Inti dari kehidupan bermasyarakat adalah nilai-nilai. Nilai-nilai

tersebut perlu dihayati, dilestarikan, dikembangkan dan dilaksanakan

oleh seluruh anggota masyarakatnya. Penghayatan dan pelaksanaan

Page 11: Makalah Hakikat Pendidikan

nilai-nilai yang hidup, keteraturan dan disiplin para anggotanya. Tanpa

keteraturan dan disiplin maka suatu kesatuan hidup akan bubar dengan

sendirinya dan berarti pula matinya suatu kebudayaan.

5. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi-dimensi

waktu dan ruang.

Dengan dimensi waktu, proses tersebut mempunyai aspek-aspek

historisitas, kekinian dan visi masa depan. Aspek historisitas berarti

bahwa suatu masyarakat telah berkembang di dalam proses waktu,

yang menyejarah, berarti bahwa kekuatan-kekuatan historis telah

menumpuk dan berasimilasi di dalam suatu proses kebudayaan. Proses

pendidikan adalah proses pembudayaan. Dan proses pembudayaan

adalah proses pendidikan. Menggugurkan pendidikan dari proses

pembudayaan merupakan alienasi dari hakikat manusia dan dengan

demikian alienasi dari proses humanisasi. Alienasi proses pendidikan

dari kebudayaan berarti menjauhkan pendidikan dari perwujudan nilai-

nilai moral di dalam kehidupan manusia.

2.2 PERMASALAHAN DALAM PENDIDIKAN

Sejak akhir perang dunia ke dua, pendidikan telah menjadi kegiatan

utama di dunia dipandang dari segi keseluruhan pembiayaannya. Di pandang

dari segi dana umum. Merupakan yang kedua, di bawah anggaran

ketentaraan.

Pendidikan merupakan soal vital bagi tiap segi kemajuan dan

perkembangan manusia, dan kedudukan dalam penentuan kebijakan nasional

maupun internasional bertumbuh secara lunak.

- Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Perkembangan Pendidikan secara

keseluruhan cenderung mendahului perkembangan ekonomi.

- Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pendidikan menyiapkan manusia,

pria maupun wanita. Untuk memasuki jenis masyarakat yang baru sama

sekali.

- Untuk pertama kalinya dalam sejarah, beberapa masyarakat mulai menolak

banyak hal tentang “hasil yang telah terselesaikan” dari pendidikan formal.

Mengenai struktur sistem pendidikan, timbul berbagai keinginan dan

kecenderungan. Pendidikan taman kanak-kanak yang masih tetap terbatas,

umumnya merupakan bagian integral (menyeluruh) dari sistem

Page 12: Makalah Hakikat Pendidikan

persekolahan. Pendidikan dasar meluas dalam ruang lingkupnya dan anak-

anak ingin mulai sekolah pada umur lebih muda.

Jumlah tahun yang digunakan untuk bersekolah juga meningkat, dan

berubah atau perbaikan sering menjurus ke pemaduan ataupun

penggandengan antara pendidikan dasar dan tahun-tahun pertama

pendidikan menengah. Jumlah murid di sekolah juga makin meningkat, dan

tidak hanya pada tingkat rendah, pendaftaran di sekolah-sekolah lebih tinggi

sampai pada perguruan tinggi memperlihatkan peningkatan besar.

Namun, karena jumlah pelajar makin meningkat, maka yang putus

sekolah (drop-outs) dan yang tinggal kelas juga makin banyak. Pada

umumnya, yang paling banyak masuk terjadi pada tingkat terendah dari

sistemnya dan yang paling banyak keluar adalah di tengah jalan (terutama

karena gagal) atau di puncak, setelah menyelesaikan pelajaran dengan baik.

Masuk dan keluar atau pindah di tengah-tengah pendidikan memang kurang,

tetapi kini mulai banyak terjadi.

Di negara-negara lain, kecenderungan bergerak ke arah ke daerahkan,

melonggarkan penguasaan pusat dan kemungkinan keanekaragaman yang

lebih besar. Namun masih merupakan faktor bahwa banyak perkembangan

memperlihatkan suatu konsistensi (ketetapan) yang memang aneh, karena

berbagai keadaan atau situasi itu telah timbul secara perlahan di bawah teori,

tantangan dan gerakan protes yang berbeda-beda.

1) Pembaharuan (reformasi) pendidikan

Kecenderungan pertama ini bergerak ke arah perubahan atau

penyusunan kembali (reorganisasi) struktur pendidikan yang ada dan

memodernkan metode pengajaran. Dengan atau tanpa pengikut,

perubahan struktur semacam itu, pada waktunya akan terjadi hampir

dimana saja. Perubahan penting juga telah terjadi di negara-negara

sedang berkembang, kebanyakan di selenggarakan oleh pemerintah

pusat, meskipun kekurangan peralatan dan sistem birokrasi yang kurang

sehat kadang kala sangat menghambat pembaharuan itu. Karena yang

diserahi tugas itu sering ingin menunggu dahulu sampai hasil-hasil

Perolehan di lain negara dapat dipelajari.

2) Perubahan (transformasi) struktur

Di negara-negara yang telah menjalin peningkatan sosial dan

politik pada tahun-tahun terakhir ini, kejadian-kejadian telah sering

Page 13: Makalah Hakikat Pendidikan

mengakibatkan perubahan struktur yang cukup besar dalam dunia

pendidikan, yang mempengaruhi penerimaan mahasiswa, kemudahan

memperoleh pendidikan pada berbagai tingkat, perubahan kurikulum

meskipun belum sangat mendalam juga mempengaruhi modernisasi

metode pengajaran.

3) Kritik Radikal

Kecenderungan ketiga diutarakan oleh mereka yang menyetujui

adanya pendidikan “tak terlembagakan” dan masyarakat tanpa sekolah

formal.

Kritik secara jujur atau penolakan pendidikan yang

“dilembagakan” mungkin menjurus ke perumusan jalan tengah, tetapi

juga dapat ke arah rencana radikal tentang masyarakat “tanpa sekolah

formal” sama sekali. Teori ekstrem itu didasari gagasan bahwa

pendidikan adalah variabel tak terikat dalam tiap masyarakat, dan

merupakan sebab langsung dari pertentangan sosial.

4) Ketidak puasan.

Kecenderungan keempat di sebabkan karena ketakpuasan pada

yang berkenaan sendiri. Dan ini telah banyak berkembang di negara-

negara tertentu yang pendidikannya menyangkut para ahli politik, ahli

pendidikan, ahli penelitian dan para ilmuwan, maupun para siswa sendiri

dan pula khalayak umum.

Mereka menjadi kecewa, merasa tertekan, membuang-buang

tenaga, menjadi bosan atau menemukan jalan keluar bagi harapan dan

cita-citanya. Keresahan mahasiswa sering merupakan tanda dalam

sejarah, bila kritik secara luas mulai merongrong benteng pendidikan

yang hingga waktu itu tak dapat ditembus. Meskipun demikian perhatian

terhadap pendidikan belum pernah sebesar sekarang. Hai ini menjadi

sebab pertikaian yang memuncak menjadi pertikaian politik atau

ideologi. Dalam kenyataannya, hal-hal itu telah menjadi salah satu tema

utama dari pada kritik sosial mengenai pengalaman dan ideologi.

Mengingat keadaan-keadaan negara dewasa ini, kita dapat dan

harus menyelami arti sebenarnya pendidikan dalam dunia modern ini,

tidak hanya dengan menetapkan kembali kewajiban dan tanggung

jawabnya kepada generasi sekarang yang harus disiapkan untuk dunia di

kemudian hari, melainkan juga menganalisa atau menelaah tenaga dan

Page 14: Makalah Hakikat Pendidikan

mitos yang mendasarinya, kemungkinan hari depannya dan tujuan serta

sasaran utamanya.

2.3 PEMBAHASAN MASALAH

Pendidikan seumur hidup seharusnya merupakan kunci dari semua

kebijaksanaan pendidikan di tahun-tahun mendatang, baik di negara yang

industrinya telah berkembang maupun di negara yang sedang berkembang.

Konsep pendidikan seumur hidup dapat diterapkan dengan berbagai

jalan, sebanyak adanya negara di dunia ini. Misalnya : memerlukan

penyusunan kembali seluruh pendidikan. Di dalam maupun di luar sekolah

dengan di dasari prinsip pendidikan seumur hidup.

- Pendidikan harus diberikan dengan berbagai cara. Yang penting bukan

bagaimana seseorang telah dididik, tetapi pengetahuan apa yang dengan

nyata telah di peroleh.

Tiap orang seharusnya memiliki kebebasan lebih besar dalam memilih

apa yang akan dipelajari, dan penyelangan pelajaran jangan sampai

menghalangi seseorang untuk kemudian meneruskan lagi.

- Pendidikan bagi kanak-kanak usia prasekolah harus menjadi tujuan

penting bagi strategi pendidikan di hari mendatang. Pendidikan kanak-

kanak usia prasekolah (mulai dari umur 2 atau 3 tahun) perlu

diorganisasi berdasar pada pola bebas, luwes dan dapat menemukan

cara-cara terbaik agar keluarga dan masyarakat setempat bersedia kerja

sama dan bersama-sama memberikan biayanya.

- Berjuta kanak-kanak dan anak muda masih belum memperoleh

pendidikan. Pendidikan dasar secara umum yang diselenggarakan

menurut keperluan dan dana nasional, seharusnya merupakan tujuan

kebijaksanaan yang diprioritaskan di hari mendatang.

Usaha menyeluruh untuk membuat pendidikan dasar tersedia bagi

semua anak, merupakan proyek jangka panjang. Tetapi pengetahuan

secara luwes yang memungkinkan penggunaan ruang sekolah dasar

secara lebih intensif dan lebih luas, dapat sangat bermanfaat guna

mengatasi akibat jelek dari “kelaparan” pendidikan yang sekarang.

- Pendidikan seharusnya bertujuan tidak hanya untuk melatih anak muda

dalam pekerjaan kelas, tetapi juga untuk melengkapinya agar dapat

menyesuaikan diri dalam berbagai pekerjaan.

Page 15: Makalah Hakikat Pendidikan

Walaupun peranan utama pendidikan adalah memberikan latihan

dalam suatu kejujuran, namun sistem pendidikan jenis tradisional tidak

mampu memberikan latihan yang tepat dapat mengikuti persyaratan

kerja yang terus berubah dalam industri modern.

- Kewajiban latihan teknis seharusnya tidak khususnya jatuh pada sistem

sekolah. Itu sebaiknya dilakukan bersama oleh sekolah, perusahaan

ekonomi, industri, dan pendidikan luar sekolah.

- Guna memenuhi kewajiban dan harus tumbuh dalam latihan teknis,

pendidikan memerlukan bantuan dari lembaga-lembaga lain. Dan ini

membutuhkan kerja sama secara aktif antara pendidik, pemimpin

perusahaan dan industri, pekerja dan pemerintah.

- Pendidikan tinggi perlu diperluas dan dibuat cukup bervariasi untuk

memenuhi keperluan perorangan dan masyarakat. Sikap tradisional

terhadap universitas harus berubah.

- Pemerintah umum terhadap jenis-jenis baru lembaga pendidikan tinggi

akan membantu dalam menghilangkan tekanan yang terlalu banyak di

bebankan pada universitas jenis tradisional.

- Kemungkinan masuk ke berbagai jenis pendidikan dan pekerjaan

seharusnya hanya tergantung dari pengetahuan, kemampuan dan

kecakapan seseorang.

- Penilaian wajar dan baik dari kemajuan yang dicapai murid atau

mahasiswa seharusnya berdasar pada penelaahan pekerjaannya selam

jangka waktu tertentu dan bukan hanya pada hasil ujiannya.

- Pengembangan pendidikan orang dewasa, di dalam dan di luar sekolah,

seharusnya merupakan tujuan yang mendapat prioritas dalam strategi

pendidikan di waktu sepuluh tahun mendatang.

Pendidikan orang dewasa dapat langsung mempengaruhi kemajuan

anak-anak di sekolah karena pendidikan dasar dan tingkat pendidikan

orang tua tidak dapat dipisah-pisahkan. Anak-anak tidak dapat dididik

secara baik dan lancar dalam lingkungan buta huruf.

Semua usaha pemberantasan buta huruf harus diselenggarakan ke

arah tujuan negara dalam perkembangan sosial dan ekonomi.

Pemberantasan buta huruf seharusnya mempunyai dua tujuan dasar :

- Pertama, melek huruf fungsional di antara kalangan pekerja di mana

dorongan untuk melek huruf adalah yang terbesar.

Page 16: Makalah Hakikat Pendidikan

- Kedua, melek huruf secara massal di mana keadaan sosial untuk

perkembangan-politik, ekonomi, dan budaya-memungkinkan

masyarakat dapat ikut serta.

- Bahwa terdapat pendidikan diri sendiri yang meliputi laboratorium

bahasa, perpustakaan, bank data, dan peralatan audio-visual,

sebagainya dipersatukan ke dalam semua sistem pendidikan.

Berbagai jalan baru telah di ambil dalam pendidikan dan perluasan

fasilitas pendidikan telah membantu meningkatkan dasar dan praktek

belajar sendiri. Bagi setiap orang seharusnya disediakan sarana, peralatan

dan insentif guna membuat belajar sendiri menjadi suatu kegiatan yang

produktif dan menguntungkan.

- Sistem pendidikan seharusnya di gambarkan dan direncanakan

dalam rangka kemungkinan-kemungkinan yang di berikan oleh teknik

pendidikan baru.

Hingga kini sistem sekolah biasanya tak mampu menggunakan

kemungkinan-kemungkinan baru yang di berikan oleh kemajuan

teknologi dan ilmu pengetahuan secara teratur dan sistematis.

- Program pendidikan guru seharusnya memanfaatkan sepenuhnya

metode dan alat bantu mutakhir.

Sumber-sumber baru yang diberikan teknologi pendidikan

sebaiknya di perkenalkan dan dimasukkan secara sistematis dalam

lembaga pendidikan guru.

Page 17: Makalah Hakikat Pendidikan

2.4 Hang Out

Secara devinisi, sebenarnya tidak ada pendidikan untuk masyarakat

madani Indonesia. Oleh karena pendidikan merupakan bagian yang

integral dan kegiatan dari masyarakat dan kebudayaannya, maka yang

lebih tepat adalah pendidikan dalam masyarakat madani Indonesia.

Pendidikan dalam masyarakat madani Indonesia tidak lain ialah

proses pendidikan yang mengakui akan hak-hak serta kewajiban

perorangan di dalam masyarakat. Dalam suatu masyarakat yang

demokratis, hak-hak dan kewajiban tersebut merupakan batu landasan dari

masyarakat.

Proses pendidikan yang berakar dari kebudayaan, berbeda dengan

praktis pendidikan yang terjadi dewasa ini yang cenderung

mengalienasikan proses pendidikan dari kebudayaan. Kita memerlukan

suatu perubahan paradigma dari pendidikan nasional untuk menghadapi

proses globalisasi dan menata kembali kehidupan masyarakat Indonesia.

Cita-cita era reformasi tidak lain ialah membangun suatu masyarakat

madani Indonesia. Oleh sebab itu paradigma baru pendidikan nasional

diarahkan kepada terbentuknya masyarakat madani Indonesia tersebut.

Pendidikan kita dewasa ini belum menunjang jiwa reformasi yaitu

yang menginginkan masyarakat demokratis, masyarakat terbuka,

pemerintahan yang bersih, masyarakat transparan, dan bukan karena kolusi

ataupun untuk kepentingan kelompok sendiri.

Pendidikan nasional kita dewasa ini yang telah terpisah dari kebudayaan,

baik kebudayaan daerah maupun kebudayaan nasional. Dengan demikian

pergeseran paradigma masyarakat Indonesia dalam memasuki kehidupan

baru milenium ketiga, antara lain memerlukan strategi reformasi

pendidikan nasional sebagai berikut :

1. Pranata sosial pendidikan keluarga. Sekolah haruslah dijadikan

pusat pengembangan kebudayaan daerah dan nasional. Untuk

mencapai tujuan tersebut antara lain perlunya kebijakan

pengambangan bahasa daerah di lembaga-lembaga pendidikan

dasar, menengah dan tinggi.

2. Visi pendidikan nasional berakar dari kebudayaan nasional, perlu

dijabarkan secara rinci dalam semua program pendidikan.

Page 18: Makalah Hakikat Pendidikan

3. Prinsip-prinsip kehidupan nasional yang berdasarkan pancasila

perlu dilaksanakan di dalam kehidupan nyata dalam seluruh

lembaga pendidikan.

4. Menghidupkan dan mengembangkan tata cara hidup demokrasi.

Proses belajar dikembangkan dalam suasana demokrasi, artinya

pendidikan bukan menggunakan “Sistem Bank” tetapi yang

menghidupkan berpikir mandiri dan kritis, dapat berdialog dan

menerima pendapat orang lain berbeda.

5. Desentralisasi dan Sentralisa pengelolaan pendidikan yang

seimbang. Oleh karena itu pendidikan nasional harus mempunyai

visi untuk dapat memberdayakan rakyat banyak sehingga rentan

terhadap perubahan-perubahan global yang menimpanya.

Page 19: Makalah Hakikat Pendidikan

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

- Era reformasi adalah era untuk terciptanya suatu masyarakat terbuka dan

percaya kepada partisipasi masyarakat di dalam pengembangan dirinya

sendiri.

- Syarat-syarat untuk meningkatkan akuntabilitas pendidikan tinggi kita

ialah semakin bosannya partisipasi masyarakat di dalam membangun

pendidikan tingginya.

- Pendekatan mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua

kelompok besar, yaitu :

1. Pendekatan reduksionisme

2. Pendekatan holistis integratif

- Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi

peserta didik yang memasyarakat, membudaya dalam tata kehidupan yang

berdimensi lokal, nasional dan global.

3.2 SARAN

Ilmu merupakan imamnya amal, sehingga untuk berbuat sesuatu agar

berhasil lebih baik dan tanpa kesulitan, seseorang harus memahami atau

menguasai ilmunya, terlebih dahulu serta menghantarkan seseorang ke tingkat

keimanan yang lebih tinggi dan ketakwaan yang sepenuhnya kepada sang

pencipta.

Sehubungan dengan perbuatan tugas ini, kami sangat mengharapkan saran

dan kritik yang membangun dari semua pihak, untuk dijadikan landasan dalam

penyempurnaan tugas ini.

Page 20: Makalah Hakikat Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Fernandez perez, Miguel . 1982 . Krisis Dalam Pendidikan . Jakarta : PN

Balai Pustaka.

Prof . Dr. Tilaar , H.A.R.M.Sc.Ed. 2002 . Pendidikan dan Masyarakat

madani Indonesia . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.