Makalah Blok 13

26
Gangguan Tumbuh Kembang Anak Andri Nugraha 102012231, E7 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara no 6, Jakarta Barat, 11470 Email: [email protected] Pendahuluan Anak-anak memiliki kebutuhan yang harus dipuaskan agar dapat tumbuh secara normal bahkan sejak mereka masih bayi (Papalia, 2004). Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik sampai psikologis yang pada umumnya dipenuhi oleh care giver (orang tua, kakek/nenek, pengasuh, atau orang dewasa yang bertanggung jawab atas pengasuhan dan kesejahteraan anak) (Santrock, 1998). Dengan demikian, anak akan merasakan pengalaman cinta yang murni dan disiplin yang sehat. Kondisi tersebut memberikan mereka perasaan aman dan puas sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan real self mereka. Orang tua, sebagai care giver utama, memiliki kontribusi yang sangat besar dalam memberikan cinta dan perhatian pada anak untuk mendukung perkembangan anak sehingga menjadi orang dewasa yang kompeten. 1 Namun jika aspek yang disebutkan diatas tidak dipenuhi maka bisa terjadi gangguan –gangguan dalam masa tumbuh kembang anak 1

Transcript of Makalah Blok 13

Gangguan Tumbuh Kembang AnakAndri Nugraha102012231, E7Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara no 6, Jakarta Barat, 11470Email: [email protected]

PendahuluanAnak-anak memiliki kebutuhan yang harus dipuaskan agar dapat tumbuh secara normal bahkan sejak mereka masih bayi (Papalia, 2004). Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik sampai psikologis yang pada umumnya dipenuhi oleh care giver (orang tua, kakek/nenek, pengasuh, atau orang dewasa yang bertanggung jawab atas pengasuhan dan kesejahteraan anak) (Santrock, 1998). Dengan demikian, anak akan merasakan pengalaman cinta yang murni dan disiplin yang sehat. Kondisi tersebut memberikan mereka perasaan aman dan puas sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan real self mereka. Orang tua, sebagai care giver utama, memiliki kontribusi yang sangat besar dalam memberikan cinta dan perhatian pada anak untuk mendukung perkembangan anak sehingga menjadi orang dewasa yang kompeten.1Namun jika aspek yang disebutkan diatas tidak dipenuhi maka bisa terjadi gangguan gangguan dalam masa tumbuh kembang anak diantaranya gangguan perilaku menentang, hiperaktif, gangguan atensi, depresi serta bisa sampai terjadi retardasi mental jika penyebabnya lebih kompleks lagi. Untuk itu maka dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh mengenai gangguan-gangguan tersebut.

Skenario 4Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun datang kepoli psikiatri anak dan remaja dengan keluhan mendapat surat teguran dari wali kelasnya karena suka membuat onar dikelas/tidak bisa diam dikelas

Anamnesis2Tumbuh kembang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu siklus pasti di dalam kehidupan manusia, dimana manusia akan terus bertumbuh hingga dewasa, dan kemudian nantinya pada akhirnya akan meninggal. Pertumbuhan yang terjadi dapat dilihat dengan bertambah besar, bertambah jumlah, bertambah ukuran di tingkat sel maupun organ pada suatu individu. Sedangkan pada perkembangan yang terlihat adalah adanya perubahan dalam struktur fungsi dan kemampuan tubuh lebih kompleks seperti dalam hal emosional di lingkungan. Dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan dari seorang anak ada beberapa tahap yang akan berjalan seiring pertumbuhan yakni:1. Tumbuh kembang fisis (pertumbuhan pada jaringan-jaringan dan fungsi tubuh hingga sempurna)2. Tumbuh kembang intelektual (perkembangan dalam hal berpikir/intelektual)3. Tumbuh kembang psikoseksul4. Tumbuh kembang psikososial (perkembangan dalam mental dan emosional)5. Tumbuh kembang moral (proses menyesuaikan norma perilaku lingkungan)Kelima proses tersebut tumbuh dan berkembang secara bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain.Factor penentu tumbuh kembang seorang anak pada garis besarnya adalah, faktor genetik/heredokonstitusional yang menentukan sifat bawaan anak tersebut dan factor lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan pada anak dalam konteks tumbuh kembang adalah suasana (milieu) dimana anak tersebut berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang ini secara garis besar dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:a. Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)1. Pangan (gizi, merupakan kebutuhan paling penting)2. Perawatan kesehatan dasar (Imunisasi, ASI, penimbangan bayi secara teratur, pengobatan sederhana, dan lain lain)3. Papan (pemukiman yang layak)4. Higiene, sanitasi5. Sandang6. Kesegaran jasmani, rekreasib. Kebutuhan emosi/kasih sayang (asih). Pada tahun-tahun pertama kehidupan hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu dan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin suatu proses tumbuh kembang yang selaras, baik fisis, mental maupun sosial.c. Kebutuhan akan stimulasi mental (asah). Merupakan cikal bakal proses pembelajaran (pen-didikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini membantu perkembangan mental- psikososial (kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, kepribadian, moral-etika dan sebagainya). Perkembangan ini pada usia balita disebut sebagai perkembangan psikomotor.3

Attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD)Anak hiperaktiv adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Gangguan hiperkinetik/ADHD adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa.3, 4

EtiologiAda beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif antara lain: a. Faktor Genetik Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga dapat terlihat pada anak laki-laki dengan ekstra kromosom Y yaitu XYY, kembar satu telur lebih memungkinkan hiperaktif dibanding kembar dua telur. b. Faktor Neurologik Penelitian menunjukan, insiden anak hiperaktif lebih banyak didaptakan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal yang disebabkan karena gangguan fungsi otak akibat sulit saat kelahiran, penyakit berat, cidera otak. Disamping itu factor seperti bayi lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alcohol juga meninggikan insiden hiperaktif. Faktor etiologi dalam bidang neurologi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salahsatu neorotransmiter diotak yang bernama dopamine . Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memlihara proses konsentrasic. Faktor toksikBeberapa zat makanan seperti selisilat dan bahan bahan pengawet memiliki potensi untuk memebentuk perilaku hiperaktif pada anak, Karena kadar timah lead dalam serum darah anak akan meningkat. Disamping itu, ibu yang merokok dan mengonsumsi alcohol, terkena sinar x pada saat hamil, juga dapat melahirkan calon anak hiperaktifd. Faktor Kultural dan Psikososial 1. Pemanjaan. Pemanjaan dapat juga disamakan dengan memperlakukan anak terlalu manis, membujuk-bujuk makan, membiarkan saja, dan sebagainya. Anak yang terlalu dimanja itu sering memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya. 2. Kurang disiplin dan pengawasan. Anak yang kurang disiplin atau pengawasan akan berbuat sesuka hatinya, sebab perilakunya kurang dibatasi. Jika anak dibiarkan begitu saja untuk berbuat sesuka hatinya dalam rumah, maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya ditempat lain termasuk di sekolah. Dan orang lain juga akan sulit untuk mengendalikannya di tempat lain baik di sekolah. e. Orientasi kesenangan. Anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi kesenangan umumnya akan memiliki ciri-ciri hiperaktif secara sosio-psikologis dan harus dididik agak berbeda agar mau mendengarkan dan menyesuaikan diri.3,4,5

Klasifikasi Gangguan ini dibagi menjadi beberapa tipe, yakni 1. Tipe inatentif predominanTipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian. Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada di awang-awang. 2. Tipe hiperaktivitas dan impulsivitas predominanTipe anak yang hiperaktif dan impulsive. Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi bisa memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil. 3. Tipe kombinasiTipe gabungan. Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini.Gejalanya akan mulai muncul dan nampak pada usia sekolah, karena pada usia inilah anak mulai menggunakan otaknya dalam belajar dan ia mulai memiliki teman dan mengenali lingkungan barunya.3,5

Gejala KlinikMenurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM), ada tiga gejala utama mengenai gangguan ini, diantaranya :1. Ketidakmampuan dalam memusatkan perhatian (Inattentiveness)Kemampuan anak penderita gangguan ini untuk memusatkan perhatiannya pada suatu topik agak kurang dibandingkan dengan anak seusianya yang normal. Keluhan-keluhan yang muncul mengenai ketidakmampuan ini seperti masalah konsentrasi (kurang konsentrasi, tidak dapat konsentrasi), sering melamun, tidak dapat menyelesaikan tugasnya sendiri, saat belajar harus didampingi, suka berpindah kesenangan. Masalah ini muncul bukan dari rangsangan atau pengaruh dari luar tetapi muncul dari dalam diri sendiri.2. HiperaktivitasGangguan ini merupakan aktivitas yang berlebihan tidak sesuai dengan usia perkembangannya. Hiperaktivitas ini muncul sebagai kegelisahan, tidak bisa diam, tangan dan kakinya tidak bisa diam, tubuh bergerak tidak sesuai dengan situasi, sehingga orang-orang di sekitarsering menafsirkan bahwa si anak adalah anak yang tidak bisa diam, selalu membuat onar di kelas, selalu mengajak temannya berbicara. Penelitian membuktikan gerakan pergelangan tangan, kaki, dan seluruh tubuh pada seluruh anak dengan hiperaktivitas adalah berlebihan dibandingkan dengan anak normal.3. Perilaku impulsiveAnak yang menderita ADHD umumnya tidak dapat menghambat perilakunya saat memberikan respon terhadap lingkungan sosialnya. Kondisi inilah yang disebut dengan impulsivitas. Gejala yang muncul seperti tingkah laku yang tidak terkendali, tidak mampu menunda proses, ia terkadang menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai diutarakan sehingga menimbulkan kesalahan. Anak dengan gangguan tersebut tidak dapat menilai apakah perilakunya baik atau buruk untuk orang-orang disekitarnya sehingga ia sering mengganggu orang disekitarnya.Adapun ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif diantaranya ialah sebagai berikut : 1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, gelisah atau sering menggeliat. 2. Sering meninggalkan tempat duduknya, atau situasi lain dimana seharusnya duduk tenang. 3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak tepat situasinya. 4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang, sering gelisah. 5. Kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan6. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis. 7. Sering terlalu banyak bicara. dan sSering menjawab pertanyaan sebelum selesai diberikan (impulsivitas).8. Terkadang didikuti agresivitas dalam bentuk sering medesak dan menancam atau menintimidasi, memulai perkelahian, berlaku kasar secara fisik, menyiksa binatang dsb. 3,4,5.Penatalaksanaan Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan ADHD, namun ada berbagai tretamen untuk menangani gejala ADHD beberapa treatment dan layanan yang dilakukan untuk mengatasi kasus anak-anak yang tergolong hiperaktif diantaranyaa. Orang tua perlu menambah pengetahuan mengenai gangguan hiperkatifitas serta mengenali bakat anakb. Menggunakan teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat posisitf (misalnya memeberikan pujian jika anak makan dengan tertib), memebrikan disilin yang konsisten dan selalu memonitor perilaku anak.c. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktifitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya serta membangkitkan rasa percaya diri anakd. Menyingkirkan perlengkapan yang tidak diperlukan di meja belajar anak, supaya perhatiannya tidak pecah. Memberitahukan orang tuanya agar menyediakan tempat belajar yang tenang, jauh dari televisi atau musik kerase. Menatap anak saat berkomunikasi, dan sesekali menggunakan kontak fisik, seperti memegang bahu atau menepuk punggung anak untuk memfokuskan perhatiannya. f. Mengingatkan orang tuanya agar melatih anak melakukan kegiatan secara teratur / terjadwal saat waktu tertentu (misalnya bangun, mandi, belajar, makan, tidur, baca buku, main dll). g. Bekerjasama dengan guru disekolah agar guru memhami kondisi anak yang sebenarnya, dan guru dapat menempatkan anak didik dengan hiperaktif di bangku yang dekat guru, atau di antara anak yang tenang dan amat memperhatikan pelajaran. h. Menghindari menempatkan anak di dekat jendela, pintu terbuka atau gambar / lukisan yang warnanya cerah karena akan merusak konsentrasinya.Pihak pihak yang dilibatkan orang tua, guru, psikolog, dokter dan terapis kesehatan mental.

Gangguan perilaku menentang Gangguan perilaku menentang atau biasa disebut ODD (oppositional defiant disorder) adalah gangguan sikap menentang yang terdiri atas pola menetap sikap tidak kooperatif, tidak patuh, dan perilaku bermusuhan terhadap figure yang berwenang yang tidak mencakup pelanggran antisocial utama.Gangguan sikap menentang didiagnosis hanya saat perilaku tersebut lebih sering dan intens daripada teman sebaya yang tidak terpengaruh dan saat perilaku menyebabkan disfungsi dalam situasi sosial, akademik atau kerja (steiner, 2000).6,7

EtiologiSampai saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab ODD, namun ada berbagai teori yang menyebutkan penyebab gangguan ini diantaranya1. Teoretikus psikodinamik Memandang gangguan ini terjadi karena fiksasi pada masa anal perkembangan psikoseksual yaitu ketia konflik diantara orang tua dan anak muncul pada masa toilet training. Konflik ini tidak terselesaikan dan diekspresikan oleh anak dalam bentuk mementang terhadap harapan orang tua2. Teoritikus belajar Menyatakan bahwa gangguan ini terjadi karena orang tua member reinforcement tidak tepat pada perilaku menentang . Orang tua mneyrah pada tuntutan anak setiap kali anak menolak untuk patuh pada harapan orang tua, sehingga menjadi suatu pola yang dipelajarai anak.6

Penatalaksanaana. Pendekatan behavioralPendekatan ini mendasarkan pada prosedur operant conditioning. Misalnya program penangan residential, yang menetapkan aturan dengan jelas terhadap anak-anak. Mereka akan diberikan reward untuk perilaku yang tepat dan hukuman untuk perilaku yang tidak tepat.b. Pendekatan kognitif-behavioralPenanganan anak dengan gangguan tingkah laku dilakukan dengan terapi kognitif behavioral, yaitu melatih anak dengan gangguan tingkah laku untuk berpikir bahwa konflik sosial adalah masalah yang dapat diselesaikan dan bukan merupakan tantangan yang harus diselesaikan dengan kekerasan. Anak anak ini dilatih menggunakan calming self talk, yaitu teknik untuk berfikir dan berbicara kepada diri sendiri, tujuannya adalah menghambat perilaku impulsive, mengendalikan kemarahan dan mencoba solusi yang yang tidak mengandung kekerasan dalam emnghadapi konflik sosial.c. Pendekatan keluarga-lingkungan (family ecological approach)Anak berada dalam berbagai sistem sosial (keluarga, hukum, komunitas dll), pendekatan ini menekankan bahwa anak-anak/ remaja yang melanggar peraturan itu memepengaruhi dan dipengaruhi oleh sisitem soaial yang berinteraksi dengan mereka. Teknik yang digunakan adalah berusaha mengubah hubungan anak dengan berbagai sistem, untuk menghentikan perilaku dan interaksi yang menganggu.6,7,8

Retardasi MentalRetardasi mental adalah suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan. Penurunan fungsi intelektual secara umum diukur berdasarkan tes intelegensia standar paling sedikit satu deviasi standar (1 SD) di bawah rata-rata. Periode perkembangan mental mulai dari lahir sampai umur 16 tahun. Gangguan adaptasi sosial dalam definisi ini dihubungkan dengan adanya penurunan fungsi intelektual. Retardasi Mental ini dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa maupun gangguan fisik lainnya.9,10

Etiologia. Penyebab Pranatal1. Kelainan kromosomKelainan kromosom penyebab retardasi mental yang terbanyak adalah sindrom Down. Sindrom Down merupakan 10-32% dari penderita retardasi mental. Diperkirakan insidens dari sindrom Down antara 1-1,7 per 1000 kelahiran hidup per tahun. Risiko timbulnya sindrom Down berkaitan dengan umur ibu saat melahirkan. Ibu yang berumur 20-25 tahun saat melahirkan mempunyai risiko 1:2000, sedangkan ibu yang berumur 45 tahun mempunyai risiko 1:30 untuk timbulnya sindrom Down. Analisis kromosom pada sindrom Down 95% menunjukkan trisomi 21, sedangkan 5% sisanya merupakan translokasi. Kelainan kromosom lain yang bermanifestasi sebagai retardasi mental adalah trisomi-18 atau sindrom Edward, dan trisomi-13 atau sindrom Patau, sindrom Cri-du- chat, sindrom Klinefelter, dan sindrom Turner.2. Kelainan metabolicKelainan metabolik yang sering menimbulkan retardasi mental adalah Phenylketonuria (PKU), yaitu suatu gangguan metabolik dimana tubuh tidak mampu mengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosin karena defisiensi enzim hidroksilase. Penderita laki-laki. Kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Diperkirakan insidens PKU adalah 1:12 000-15 000 kelahiran hidup. Penderita retardasi mental pada PKU 66,7% tergolong retardasi mental berat dan 33,3% retardasi mental sedang. Galaktosemia adalah suatu gangguan metabolism.Hipotiroid congenital adalah defisiensi hormon tiroid bawaan yang disebabkan oleh berbagai faktor (agenesis kelenjar tiroid, defek pada sekresi TSH atau TRH, defek pada produksi hormon tiroid). Kadang-kadang gejala klinis tidak begitu jelas dan baru terdeteksi setelah 6-12 minggu kemudian, padahal diagnosis dini sangat penting untuk mencegah timbulnya retardasi mental atau paling tidak meringankan derajat retardasi mental.Gejala klasik hipotiroid kongenital pada minggu pertama setelah lahir adalah lidah yang tebal dan menonjol, suara tangis yang serak karena edema pita suara, hipotoni, konstipasi, bradikardi, hernia umbilikalis. Prevalens hipotiroid congenital berkisar 1:4000 neonatus di seluruh dunia. Defisiensi yodium secara bermakna dapat menyebabkan retardasi mental baik di negara sedang berkembang maupun di negara maju. Diperkirakan 600 juta sampai 1 milyar penduduk dunia mempunyai risiko defisiensi yodium, terutama di negara sedang. Akibat defisiensi yodium pada masa perkembangan otak karena asupan yodium yang kurang pada ibu hamil meyebabkan retardasi mental pada bayi yang dilahirkan. Kelainan ini timbul bila asupan yodium ibu hamil kurang dari 20 ug ( normal 80-150 ug) per hari. Dalam bentuk yang berat kelainan ini disebut juga kretinisme, dengan manisfestasi klinis adalah miksedema, kelemahan otot, letargi, gangguan neurologis, dan retardasi mental berat. 3. InfeksiInfeksi rubela pada ibu hamil triwulan pertama dapat menimbulkan anomali pada janin yang dikandungnya. Risiko timbulnya kelainan pada janin berkurang bila infeksi timbul pada triwulan kedua dan ketiga. Manifestasi klinis rubela kongenital adalah berat lahir rendah, katarak, penyakit jantung bawaan, mikrosefali, dan retardasi mental. Infeksi cytomegalovirus tidak menimbulkan gejala pada ibu hamil tetapi dapat memberi dampak serius pada janin yang dikandungnya. Manifestasi klinis antara lain hidrosefalus, kalsifikasi serebral, gangguan motorik, dan retardasi mental.4. IntoksikasiFetal alcohol syndrome (FAS) merupakan suatu sindrom yang diakibatkan intoksikasi alkohol pada janin karena ibu hamil yang minum minuman yang mengandung alkohol, terutama pada triwulan pertama. Di negara Amerika Serikat FAS merupakan penyebab tersering dari retardasi mental setelah sindrom Down. Insidens FAS berkisar antara 1-3kasus per 1000 kelahiran hidup. Pada populasi wanita peminum minuman keras insidens FAS sangat meningkat yaitu 21-83 kasus per 1000 kelahiran hidup, padahal di Eropa dan Amerika 8% wanita merupakan peminum minuman keras.b. Penyebab Perinatal15-20% dari anak retardasi mental disebabkan karena prematuritas. Penelitian dengan 455 bayi dengan berat lahir 1250 g atau kurang menunjukkan bahwa 85% dapat mempelihatkan perkembangan fisis rata-rata, dan 90% memperlihatkan perkembangan mental rata-rata. Penelitian pada 73 bayi prematur dengan berat lahir 1000 g atau kurang menunjukkan IQ yang bervariasi antara 59-142, dengan IQ rata-rata 94. Keadaan fisis anak-anak tersebut baik, kecuali beberapa yang mempunyai kelainan neurologis, dan gangguan mata. Penulis-penulis lain berpendapat bahwa semakin rendah berat lahirnya, semakin banyak kelainan yang dialami baik fisis maupun mental. Asfiksia, hipoglikemia, perdarahan intraventrikular,n kernikterus, meningitis dapat menimbulkan kerusakan otak yang ireversibel, dan merupakan penyebab timbulnya retardasi mental.c. Penyebab PostnatalFaktor-faktor postnatal seperti infeksi, trauma, malnutrisi, intoksikasi, kejang serta masalah psikososial dapat menyebabkan kerusakan otak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental.9,10

Klasifikasia. Retardasi mental ringanRetardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dididik (educable). Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi masih mampu menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk wawancara klinik. Umumnya mereka juga mampu mengurus diri sendiri secara independen (makan, mencuci, memakai baju, mengontrol saluran cerna dan kandung kemih), meskipun tingkat perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran normal. Kesulitan utama biasanya terlihat pada pekerjaan akademik sekolah, dan banyak yang bermasalah dalam membaca dan menulis. Dalam konteks sosio kultural yang memerlukan sedikit kemampuan akademik, mereka tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional dan sosial, akan terlihat bahwa mereka mengalamim gangguan, misal tidak mampu menguasai masalah perkawinan atau mengasuh anak, atau kesulitan menyesuaikan diri dengan tradisi budaya. b. Retardasi mental sedangRetardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dilatih (trainable). Pada kelompok ini anak mengalami keterlambatan perkembangan pemahaman dan penggunaan bahasa, serta pencapaian akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan beberapa diantaranya membutuhkan pengawasan sepanjang hidupnya. Kemajuan di sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar dasar-dasar membaca, menulis dan berhitung. c. Retardasi mental beratKelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi mental sedang dalam hal gambaran klinis, penyebab organik, dan keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi mental berat ini biasanya mengalami kerusakan motor yang bermakna atau adanya defisit neurologis.d. Retardasi mental sangat beratRetardasi mental sangat berat berarti secara praktis anak sangat terbatas kemampuannya dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi. Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu pada bentuk komunikasi nonverbal yang sangat elementer.9,10

Manifestasi KlinisEtiologi retardasi mental dapat terjadi mulai dari fase pranatal, perinatal dan postnatal. Beberapa penulis secara terpisah menyebutkan lebih dari 1000 macam penyebab terjadinya retardasi mental, dan banyak diantaranya yang dapat dicegah. Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan atas penyebab biologis dan psikososial. Penyebab biologis atau sering disebut retardasi mental tipe klinis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut,a. Pada umumnya merupakan retardasi mental sedang sampai sangat beratb. Tampak sejak lahir atau usia dinic. Secara fisis tampak berkelainan/anehd. Mempunyai latar belakang biomedis baik prenatal, perinatal maupun postnatale. Tidak berhubungan dengan kelas sosialPenyebab psikososial atau sering disebut tipe sosio-kultural mempunyai ciri-ciri sebagai berikuta. Biasanya merupakan retardasi mental ringanb. Diketahui pada usia sekolahc. Tidak terdapat kelainan fisis maupun laboratoriumd. Mempunyai latar belakang kekurangan stimulasi mental (asah)e. Ada hubungan dengan kelas sosial.9

Penatalaksanaan a. Tatalaksana MedisDalam penanganan medis para dokter lebih banyak dihadapkan pada aspek kuratif dan rehabilitatsi karena sekali terjadi kerusakan sel otak, tidak mungkin fungsinya kembali normal. Itulah sebabnya tatalaksana lebih menekankan pada aspek preventif, terutama prevensi primer dan sekunder. 1. primermemberikan perindungan yang spesifik terhadap penyakit tertentu misalnya dengan member imunisasi, serta meningkatkan kesehatan dengan memberikan gizi yang baik, mengajarkan cara hidup sehat dengan maksud meninggikan daya tahan tubuh.2. sekundermendeteksi penyakit sedini mungkin dan memberikan pengobatan yang tepat sehingga tidak terjadi komplikasi pada susunan syaraf pusatb. Rumah Sakit/Panti KhususPenempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi anak. Kerugian penempatan di panti khusus bagi anakretardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan kebutuhan dasar bagi anak.c. PsikoterapiPsikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut. Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.d. KonselingTujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal. Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental. Pertama kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa, kedua sekolah luar biasa C, ketiga panti khusus dan keempat pusat latihan kerja (sheltered workshop).9,10

DepresiSindrom depresif mengacu pada suatu kelompok tingkah laku dan emosi yang meliputi kecemasan dan depresi yang berupa perasaan kesepian, menangis, takut melakukan hal-hal yang buruk, perasaan tidak dicintai, perasaan bersalah, perasaan tidak berharga, gugup, rasa sedih atau cemas. Diagnosis dari sindrom-sindrom depresif tersebut dapat berupa : gangguan depresi mayor, gangguan distimik, dan gangguan depresi yang tak dapat digolongan di tempat lain (not otherwise specified).

Etiologi Meskipun peneybab pastinya belum ditegakkan, namun terdapat cukup bukti adanya dar gentik pada gangguan dengan defresi berat. penelitian menunujukan anak kembar menunujukan indeks 76%, anak kembar monozogot yang dibesarkan bersama dan 67 % untuk anak kembar monozogot yang besarkan terpisah dibandingkan dengan 19% untuk anak kembar dizigot yang dibesarkan bersama. Kadar serothonin dan norepinephrin dan serototnin rendah diduga merupakan penanda genetic penting. Teori kognitif telah mengkaitkan perkembangan depresi dengan rasa putus asa dan ketidakberdayaan akibat kehilangan yang sebenarnya atau persepsi kehilangan perasaan oleh individu. Teori belajar menyatakan deperesi itu dipelajari dalam lingkungan karena tiadanya penguat yang layak. pernyataan lain mnyebutkan kurangnya keterampilan sosial, ketidakberdayaan yang dipelajari, masalah dengan control diri dan stres hidup memainkan peran dalam perkembangan dan kelangsungan depresi.11Manifestasi klinisGejala-gejala depresi bervariasi sesuai tingkat usia dan perkembangan. Depresi pada anak usia-sekola biasanya datang dengan berbagai gejala. Ekspresi wajah sedih, mudah meneteskan airmata, iritabilitas, menarik diri dari minat yang bisanya mnyenangkan serta yang lazim adalah gangguan makan dan tidur . 20-30% datang dengan gejala kecemasan, mengalami gangguan perilaku. Remaja secara khas datang dengan imfulsifitas, kelelahan, depresi dan ingin bunuh diri. Keputusan sering kali lebih banyak terlihat pada remaja yang depresi dibandingkan anak. Gejala episode depresi berat biasnaya berkembang selama beberapa hari atau minggu. Gejala yang tidak ditangani sering menetpa selama 6 bulan namun kadang-kadang gejala berlangsung 2-3 tahun. Anak pada usia 9 tahun menderita depresi terbukti dapat menderita gejala depresi pada usia 11-13 tahun. 40% anak yang telah mengalami depresi berat mengalami relaps dan 20% anak usia belasan tahun yang rawat inap karena depresi dapat masuk episode mania depresif dalam 3-4 tahun setelah pulang dari rumah sakit.11 Penatalaksanaan Pengobatan depresi berat pada masa anak dan remaja ditangani dengan obat antidepresan dan berbagai terapi psikologis. Anti depresan trikilsik (imipramin (tofranil)). Desipramin (norpraminb) mungkin bermanfaat dalam memperbaiki gejala. penentuan kadar dan dosis obat ini sangat penting diperhatikan pada pemberian anak-anak. Anti depreesan ini berfungsi untuk meningkatkan atau mengatur kembali serotonin dan norepinefrin agar seimbang. Biasanya obat bersifat serotonergik dan noradrenergik yang artinya meningkatkan serotonin atau norepinefrin ataupun keduanya.Penanganan nonfarmakologis meliputi terapi psikososial melalui konseling psikologi dan psikoterapi. Psikoterapi yang paling cocok untuk penderita depresi adalah Cognitive behavior therapy (CBT), yaitu terapi yang mengajak penderita untuk mempelajari bagaimana mencerna atau mempersepsikan peristiwa kehidupannya. Mulai dari persepsi yang tidak rasional/negatif dibawa ke persepsi yang rasional/positif. Psikoterapi terindikasi dan terutama terpenting bagi anak-anak yang mengalami gangguan ganda , seperti gangguan perilaku dan ganggua kecemasan yang sering kali berdampingan dengan depresi. Terapi bermain dan berbagai percakapan penting dalam perbaikan gejala.11

Kesimpulan

Daptar pustaka1. 2. 3. Singgih D, Gunarsa. Psikologi Anak Bermasalah: BPK Gunung Mulia: . Jakarta; 1978.4. Fadhli A. Buku Kesehatan Anak. Pustaka angrek: Yogyakarta; 2010.5. siscaaaa (klasifikassi)6. Videbeck SL, Buku Ajar Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta; 2008.7. Davison GC, Neale JM, Kring, AM. Psikolog Abnormal. PT raja Grapindo Persada: Jakarta; 2010.8. Nevid JS, Rathus S A, Greene B. psikologi Abnormal. Erlangga: Jakarta; 2005.9. Prasadio T. Gangguan Psikiatrik pada Anak-anak dengan Retardasi Mental. Universitas Airlangga; Surabaya; 1976. 10. Markum AH. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. FKUI: Jakarta; 1991.11. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan Anak Nelson. Edisi ke-15. Volum 1. EGC: Jakarta;1999.

16