makalah askep Nutrisi

24
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya, manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal dengan istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memeliha ra jarin gan tubuh, mengatur proses-  proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan  penyakit. Dengan demikian fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai  proses kimia di dalam tubuh. Ketika homeostasis tubuh terganggu atau dalam keadaan sakit, nutrisi yang mencukupi dan tepat amat dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan. Akan tetapi, nutrisi yang kurang atau berlebih justru akan memperburuk keadaan tubuh. Beberapa kelainan atau  penyakit memerlukan diet makanan khusus baik jenis dan jumlah asupannya, seperti gangguan lambung, jantung, diabetes, dan gagal ginjal. Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan klien dengan masalah nutrisi sangat diperlukan. Perawat berkesempatan untuk mengenali tanda-tanda nutrisi buruk dan membuat langkah-langkah perubahan. Lewat kontak sehari-hari dengan klien dan keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi status fisik, asupan makanan,  penambahan atau kehilangan berat badan, dan respon pada terapi klien. Perawat dapat mengidentifikasi masalah aktual atau potensial dalam status nutrisi dan mengimplementasikan terapi perawatan, medis dan nutrisi yang tepat untuk mengurangi dan mengatasi masalah nutrisi klien.

Transcript of makalah askep Nutrisi

Page 1: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 1/24

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya, manusia

memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal dengan istilah

nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-

  proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan

  penyakit. Dengan demikian fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi

aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai

 proses kimia di dalam tubuh.

Ketika homeostasis tubuh terganggu atau dalam keadaan sakit, nutrisi yang mencukupi

dan tepat amat dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan. Akan tetapi, nutrisi yang

kurang atau berlebih justru akan memperburuk keadaan tubuh. Beberapa kelainan atau

  penyakit memerlukan diet makanan khusus baik jenis dan jumlah asupannya, seperti

gangguan lambung, jantung, diabetes, dan gagal ginjal.

Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan klien dengan masalah nutrisi

sangat diperlukan. Perawat berkesempatan untuk mengenali tanda-tanda nutrisi buruk dan

membuat langkah-langkah perubahan. Lewat kontak sehari-hari dengan klien dan

keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi status fisik, asupan makanan,

  penambahan atau kehilangan berat badan, dan respon pada terapi klien. Perawat dapat

mengidentifikasi masalah aktual atau potensial dalam status nutrisi dan

mengimplementasikan terapi perawatan, medis dan nutrisi yang tepat untuk mengurangi dan

mengatasi masalah nutrisi klien.

Page 2: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 2/24

 

1.2 Tujuan

1.  Mengetahui proses pencernaan makanan.

2.  Mengetahui proses keperawatan dalam asuhan keperawatan klien dengan masalah

nutrisi.

3.  Mengetahui aspek-aspek pengkajian nutrisi dalam asuhan keperawatan.

4.  Mengetahui diagnosis keperawatan dalam asuhan keperawatan nutrisi.

5.  Mengetahui perencanaan keperawatan dalam asuhan keperawatan nutrisi.

6.  Mengetahui intervensi keperawatan dalam asuhan keperawatan nutrisi.

Page 3: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 3/24

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Nutrisi

  Nutrisi merupakan zat-zat yang diperoleh dari makanan yang berfungsi untuk 

membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai

sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.

(Mubarak & Chayatin, 2008)

2.2 Masalah Proses Pencernaan

Sulit untuk mengelompokan gangguan sistem pencernaan yang berpengaruh terhadap

kondisi nutriri berdasarkan fungsional, karena seringkali masalah secara bersama-sama

mengganggu digesti dan absorpsi, sebab jika makanan mengalami gangguan digesti, makanan

tersebut tidak dapat diabsorpsi. Oleh karena itu, masalah akan dikelompokkan berdasarkan

area, yaitu ; masalah Esophagus, masalah Gaster, masalah Usus Halus, masalah Colon dan

masalah Organ Asesori

MASALAH ESOFAGUS

1.  1. Kegagalan menelan 

Menelan dikoordinasikan oleh pleksus Auerbach sehingga terjadi kontraksi-relaksasi yang

temporer pada otot-otot gastrosofageal dan otot-otot orofaringeal. Melalui proses tersebut

makanan akan masuk kedalam gaster.

 Dysphagia; kesulitan menelan, dapat terjadi karena masalah neuromuscular ataupun penyakit

syaraf seperti pada myesthania gravis, polio bulbar, muscular dystrophy, botulism. Padakeadaan ini otot tak mampu berkontraksi dan peristaltic saluran cerna menjadi hilang. Hal ini

akan menyebabkan stagnasi makanan. Dysphagia dapat juga diawali oleh adanya tumor yang

menyumbat saluran cerna atau menurunnya kontraktilitas esophagus misalnya pada achalasia.

Page 4: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 4/24

 

2. Inflamasi mukosa esophagus 

Dalam kondisi normal, esophagus dilindungi oleh mucus yang disekresi oleh tunika mukosa

dan kontraksi spincter gastroesofageal yang mencegah cairan lambung masuk ke esophagus.

Jika oleh karena suatu keadaan misalnya pada hiatal hernia, cairan lambung refluks keesophagus, hal ini akan menyebabkan iritasi pada esophagus yang akan menyebabkan

esofagitis, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri dan sulit menelan.

MASALAH GASTER  

Gaster berfungsi mencampur, mengaduk dan memecah molekul makanan menjadi partikel-

  partikel yang kecil sehingga permukaan makanan yang akan kontak dengan enzim selama

  proses digesti menjadi lebih luas. Gaster juga menghasilkan 2-3 liter cairan per hari yang

 berisi elektrolit, air, mucus, asam hidrochlorid, enzim pepsin dan lipase, serta factor intrinsic.

Makanan yang sudah halus bercampur dengan sekresi gaster mempunyai konsistensi yang

kental, membentuk kimus (Chyme). Chyme ini memfasilitasi proses digesti pada usus halus.

Adanya gangguan pada gaster menyebabkan terhambatnya proses digesti pada usus halus

yang akan menghambat juga proses absorpsi.

1. Obstruksi gaster 

Obstruksi gaster yang paling sering terjadi adalah karena stenosis pylorus yang terjadi secaracongenital. Manifestasi yang tampak adalah adanya muntah-muntah dan regurgitasi yang

terjadi pada usia 1-2 minggu sehingga pertumbuhan bayi terhambat (failure to thrive). Dapat

 juga ditemui pada orang dewasa sebagai komplikasi dan inflamasi yang dihubungkan dengan

ulkus gaster, kanker gaster atau kanker pancreas.

2. Neoplasma gaster 

  Neoplasma gaster dapat terjadi di berbagai tempat tetapi utamanya terjadi pada daerah

  pylorus. Neoplasma dapat berupa tumor benigna ataupun maligna. Benigna pada gaster 

seringkali tidak menimbulkan gejala (asimptomatik), kecuali jika tumor tersebut

menyebabkan obstruksi. Sedangkan maligna dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat,

anorexia, muntah-muntah, kehilangan berat badan dan perubahan dalam kebiasaaan defekasi.

3. Inflamasi gaster 

Page 5: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 5/24

 

a. Gastritis Akut 

Perubahan degenerative yang biasa terjadi pada lapisan superficial yang disebabkan karena

terpaparnya gaster oleh zat irritant seperti alcohol, aspirin, steroid dan asam empedu.

Manifestasi yang muncul adalah nyeri epigastrium, anorexia, mual dan muntah sehinggaintake nutrisi menurun.

b. Gastritis Kronis 

Perubahan degenerative yang menimbulkan atropi beberapa sel fungsional tunika mukosa

sehingga produksi asam lambung dan factor intrinsic menurun. Keadaan ini menyebabkan

gangguan digesti yang dapat menyebabkan gangguan aborpsi zat menurun dan menurunnya

factor intrinsic menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12 yang menyebabkan terjadinya

anemia pernisiosa.

c. Peptic Ulcer 

Jika sekresi asam lambung menyebabkan degenerasi dan nekrosis mukosa gastrointestinal,

terjadilah peptic ulcer (Ulkus Peptikum). Adanya ulkus menurunkan kemampuan sekresi sel

gaster yang akan merangsang hipertropi pylorus yang yang akan menyebabkan stenosis

 pylorus. 

d. Ulcus Duodenum 

Hiperstimulasi sel parietal oleh N.Vagus yang menyebabkan massa sel bertambah sehingga

sekresi asam lambung meningkat. Selain itu dapat juga disebabkan oleh peningkatan sekresi

gastrin yang abnormal akibat adenoma sel-sel non pulau Langerhans (Zollinger-Ellison

Syndrome).

MASALAH USUS HALUS 

Usus halus adalah bagian dari saluran cerna yang merupakan tempat digesti terakhir dan

tempat absorpsi zat makanan, sehingga gangguan pada usus halus menyebabkan gangguan

digesti dan absorpsi.

1. Gangguan digesti-absorpsi 

a. Crohn¶s disease 

Page 6: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 6/24

 

Merupakan peradangan kronis yang terutama terjadi pada ileum. Lesi terdapat pada nodus

limfatik sehingga menyebabkan obstruksi limfatik yang mengakibatkan penebalan lapisan

submukosa yang akan menghambat proses absorpsi zat makanan.

b.

Zollinger-Ellison synd

rome 

Peningkatan sekresi gastrin abnormal menyebabkan peningkatan sekresi asam lambung

sehingga lingkungan pada intestine menjadi sangat asam yang mengakibatkan tidak aktifnya

enzim pancreas, presipitasi garam-garam empedu. Keadaan ini menyebabkan makanan pada

usus tidak tercerna sehingga tidak dapat diabsorspsi.

c. Gastroenteritis akut 

Bakteri dan virus menyebabkan inflamasi pada gastroenteritis dan menimbulkan kondisi

  patologis. Efek yang umum terjadi adalah meningkatnya motilitas usus dan meningkatnya

kecepatan sekresi cairan dan elektrolit kedalam lumen usus. Akibatnya dengan segera dapat

terjadi dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, shock hipovolemik dan kematian,

tergantung dari beratnya kerusakan dan cepatnya kehilangan cairan-elektrolit dan cepatnya

 penanggulangan.

d. Celiac disease

Ditandai dengan adanya degenerasi sel usus halus yang menyebabkan defisiensi lactase yang

mengakibatkan gangguan dalam digesti laktosa susu.

Manifestasi dari gangguan digesti-absorpsi adalah :

y  Menurunnya supply nutrient ke jaringan sehingga pembakaran zat makanan menurun

yang menyebabkan produksi energy berkurang yang dimanifestasikan dengan adanya

kelemahan fisik.

y  Penggunaan massa tubuh sebagai sumber energy yang menyebabkan penurunan berat

 badan.

y  Apabila keadaan ini berlangsung lama, penurunan absorpsi protein dan penggunaan

massa tubuh sebagai sumber energy menyebabkan menurunnya albumin plasma

sehingga tekanan onkotik menjadi rendah, terjadilah perpindahan cairan ke interstitial

Page 7: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 7/24

 

(edema). Pada keadaan yang berat, sintesa protein menurun, massa otot berkurang,

anemia dan defisiensi enzim.

2. Obstruksi usus 

Obstruksi pada usus halus menimbulkan gerakan anti peristaltic dari usus halus yang

menyebabkan cairan usus terkumpul diatas obstruksi dan sebagian kembali ke lambung dan

muntah bersama dengan cairan lambung. Terkumpulnya cairan diatas obstruksi

menyebabkan distensi yang menyebabkan tekanan pada lumen usus meningkat sehingga

mengakibatkan ischemia dinding usus. Terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang

nekrosis ke peritoneal dan system sirkulasi , dan menyebabkan munculnya peritonitis dan

septicemia.

MASALAH COLON 

Colon merupakan bagian saluran cerna yang berperan dalam absorpsi cairan dan elektrolit.

Cairan agar bergerak dari tekanan osmotic yang rendah (pada lumen colon) ke tekanan yang

lebih tinggi (pada epitel colon). Jika terjadi gangguan absorpsi pada usus halus akan

mengakibatkan osmolalitas chime pada colon lebih tinggi dari tekanan osmotic pada epitel

colon sehingga proses absorpsi air tidak terjadi bahkan sebaliknya cairan akan tertarik ke

lumen usus yang menyebabkan tubuh akan kehilangan banyak cairan yang biasanya

membawa elektrolit.

1. Inflamasi 

a. Diverticulitis

Adalah pembentukan kantung-kantung kecil pada dinding intestine (diverticuli). Diverticuli

ini mudah terkena radang yang disebut diverticulitis dengan manifestasi adanya rasa nyeri

dan jika perforasi menyebabkan perdarahan dan peritonitis.

b. Colitis ulcerative 

Adalah suatu peradangan pada colon yang ditandai dengan edema dan kongesti jaringan

mukosa yang akan menghambat absorpsi air sehingga feses yang terbentuk menjadi encer 

(diare) dan seringkali bercampur darah.

Page 8: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 8/24

 

c. Obstruksi colon distal 

Obstruksi pada colon distal menyebabkan feses tertumpuk diatas obstruksi. Dalam beberapa

minggu klien mengalami konstipasi yang hebat. Pada tahap awal muntah tidak hebat, tetapi

  jika colon sudah terisi penuh, kimus dari usus halus tidak dapat bergerak ke colon,menyebabkan muntah hebat, colon rupture dan hipovolemia.

d. Neoplasma 

  Neoplasma yang terjadi pada colon bisa berupa tumor benigna maupun maligna. Tumor 

maligna yang tumbuh pada area descenden memungkinkan terjadinya manifestasi obstruksi

dan menimbulkan nyeri, distensi abdomen dan diare.

e. Gangguan motilitas usus 

Terdapat dua jenis masalah yang terjadi akibat gangguan pada motilitas usus, yaitu konstipasi

dan diare.

MASALAH ORGAN ASESORI 

1. Pancreas 

a. Pancreatitis akut 

Pancreatitis akut, umumnya terjadi karena obstruksi ductus biliaris sehingga sekresi pancreas

(enzim) terbendung. Akan terjadi autodigesti yang menimbulkan nyeri hebat. Jika autodigesti

mencapai permukaan pancreas, enzim akan dikeluarkan dan masuk ke cavum abdomen dan

menimbulkan peritonitis dengan manifestasi demam, leukositosis, distensi abdomen dan

nyeri tekan abdomen. Selain itu terhambatnya pengeluaran enzim ke duodenum

menyebabkan gangguan dalam digesti-absorpsi dan adanya nyeri hebat dan gangguan digesti

menyebabkan perasaan mual dan muntah-muntah

b. Pancreatitis kronis 

Merupakan penyakit degenerasi jaringan pancreas akibat suatu radang yang mengakibatkan

terbentuknya jaringan nekrotik yang akan di ikuti dengan pembentukan jaringan fibrotic.

Keadaan ini biasanya dihubungkan dengan alcoholism, malnutrisi atau keduanya .Keadaan

ini menyebabkan terjadinya ikterus, gangguan dalam pencernaan lemak dan pembentukan

Page 9: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 9/24

 

 jaringan ikat pada pancreas menyebabkan kemampuan sekresi pankreas juga menjadi terbatas

sehingga mengganggu digesti-absorpsi. Gangguan absorpsi lemak menyebabkan vitamin K 

tidak dapat diabsorpsi dengan akibat terganggunya aktivitas factor pembekuan II, VII, IX dan

X yang dimanifestasikan dengan perdarahan.

2. Hepar dan Empedu 

a. Gangguan produksi dan ekskresi bile 

Bile diproduksi oleh hepar dan disimpan dikandung empedu untuk disekresikan ke

duodenum. Ada beberapa masalah yang dapat terjadi, diantaranya adalah :

y  Produksi bilirubin yang berlebihan 

Terjadi karena meningkatnya destruksi sel darah merah sehingga bilirubin unconjugated

meningkat melebihi kemampuan hepar untuk melakukan konjugasi. Bilirubin unconjugated

ini akan kembali bersirkulasi didalam darah dan menyebabkan perubahan warna kulit

menjadi ikterik. Keadaan ini seringkali dijumpai pada bayi baru lahir.

Insufisiensi ekskresi bilirubin 

Pada keadaan ini bilirubin yang sudah dikonjugasi dihepar tidak dapat masuk kedalam

duodenum karena kompresi ductus biliaris intrahepatik (pada hepatitis atau chirosis hepatis),

oklusi ductus biliaris ekstrahepatik (misalnya oleh Ca.Pancreas),akibatnya bilirubin yang

sudah dikonjugasi kembali diabsorpsi oleh liver dan masuk kedalam aliran darah sehingga

terjadi ikterik, warna urine seperti teh, feses seperti dempul (pucat), dan gangguan dalam

digesti dan absorpsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.

b. Gangguan fungsi sel hepar 

y  Hepatitis 

Adalah peradangan pada jaringan hepar yang dapat disebabkan oleh zat toksik (alcohol,

carbon tetrachloride, asetaminophen dalam dosis yang berlebihan) dan virus pathogen. Pada

hepatitis terjadi peradangan yang disertai nekrosis, penurunan fungsi hepar, peradangan sel

hepar yang menyebabkan ductus intrahepatik terdesak sehingga ekskresi bilirubin menurun

Page 10: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 10/24

 

10

dan bilirubin yang telah dikonjugasi bersirkulasi kembali didalam aliran darah dan

manifestasinya terutama ikterik.

Cirrhosis hepatis 

Adalah penyakit hepar kronis yang ditandai dengan degenerasi fibrotic jaringan hepar oleh

karena pengaruh toksik dari ethanol, infeksi hepatitis virus, toxic hepatitis, biliary statis, atau

 perlemakan hati yang hebat karena kekurangan kalori protein yang berat dalam waktu yang

lama. Manifestasi klinis akan berkembang lambat dan asimptomatis untuk periode yang lama.

Tanda dini adalah lesu, anorexia, nyeri tumpul perut kanan atas, mual dan muntah.

Manifestasi lebih lanjut adalah adanya tanda-tanda hepatic cellular failure dan portal

hypertension.

y  Hepatic cellular failure 

hepatic celluler failure menggambarkan keadaan dimana hepar gagal dalam melakukan

fungsinya. Manifestasi yang dapat dijumpai adalah menurunnya fungsi prothrombin dan

fibrinogen sehingga cenderung terjadi pendarahan, menurunnya produksi albumin sehingga

tekanan osmotic koloid menurun dan menyebabkan edema,terjadi ikterus, hiperglikemia,

meningkatnya ammonia dalam darah karena ketidakmampuan hepar untuk merubah ammonia

menjadi ureum sehingga terjadi penurunan tingkat kesadaran, keadaan tersebut ditambah

dengan menurunnya kemampuan hepar untuk melakukan detoxifikasi lainnya, menyebabkan

terjadinya hepatic coma atau hepatic encephalopathy.

2.3 Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Nutrisi

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi klien berpedoman pada

empat area pokok yaitu pengukuran fisik (tinggi dan berat) dan antropometri, tes

laboratorium, riwayat diet dan kesehatan, dan observasi klinik. Selain itu kebutuhan

energi/kalori klien juga perlu dikaji agar dapat diberikan intervensi pemenuhan nutrisi yang

tepat.

(Perry & Potter, 2005)

Page 11: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 11/24

 

11

a. Pengukuran Fisik dan Antropometri

Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian

khusus tubuh. Pengukuran antropometri terdiri atas tinggi badan, berat badan, tebal lipatan

kulit, dan lingkar tubuh di beberapa area seperti kepala, dada, dan lengan.

y  Tinggi badan

Pengukuran tinggi badan pada klien dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri

tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring. Pada kasus-kasus

tertentu, seperti pasien yang mengalami cedera dan fraktur tulang belakang, pengukuran

dilakukan dalam posisi berbaring.

y  Berat badan

Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur berat badan adalah: alat serta skala ukur 

yang digunakan harus sama setiap kali menimbang, klien ditimbang tanpa alas kaki,

  pakaian diusahakan tiak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang, waktu

(jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.

y  Berat Badan Ideal (BBI)

Berat badan ideal /normal dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui

makanan sama dengan energi yang dikeluarkan (keseimbangan energi).

Berat Badan Ideal (kg)= [(Tinggi Badan (cm)-100)-10%)]

Berat badan ideal ini bergantung pula pada besar kerangka dan komposisi tubuh dalam

hal otot dan lemak. Seorang yang berkerangka besar dan atau mempunyai komposisi otot

relatif lebih besar mempunyai berat badan ideal yang lebih besar. Cara lain adalah dengan

menentukan Indeks Masa Tubuh/IMT (Body Mass Index/BMI):

IMT= Berat badan (kg)/(Tinggi badan x tinggi badan (m2))

 Nilai standar: <20 ± underweight

20-25 ± berat normal

25-30 ± overweight

>30 ± obese/gemuk 

y Tebal lipatan kulit

Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan persentase lemak di jaringan

subkutan, dan status kalori. Selain itu, pengukuran ini dapat digunakan untuk mengkaji

kemungkinan malnutrisi, berat badan normal atau obesitas. Area yang sering digunakan

untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (triceps skinfold, TSF). Area lain pengukuran

TSF adalah bisep, skapula dan otot abdominal.

Page 12: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 12/24

 

12 

Cara pengukuran TSF:

  Klien dianjurkan untuk membuka pakaian guna mencegah kesalahan pada

hasil pengukuran.

  Privasi dan rasa nyaman klien harus selalu diperhatikan.

  Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan.

  Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akromion dan

olekranon.

  Ketika pengukuran dilakukan, klien dianjurkan untuk relaks.

  Alat yang digunakan adalah Kapiler.

y  Lingkar tubuh

Lingkar dada dan kepala digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan

otak bayi. Sedangkan lingkar lengan atas (MAC) dan lingkar otot lengan atas(LOLA/MAMC) digunakan untuk menilai status nutrisi. LLA diukur dengan menggunakan

alat ukur yang umum digunakan tukang jahit (t ape around) dan dilakukan pada titik tengah

lengan yang tidak dominan dalam satuan sentimeter.

Tabel LLA untuk remaja dan orang dewasa

UMUR STANDAR 

100% 85% 80%

Lk pr Lk pr lk Pr 

15-16 25.0 24.5 21.0 20.5 20.0 19.5

16 26.0 24.5 22.0 21.0 20.5 19.5

17 27.0 25.0 23.0 21.5 21.5 20.0

DEWASA 29.5 28.5 25.0 23.5 23.5 23.0

Keterangan:

85% standar = batas terendah gizi baik 

80% standar = batas terendah gizi kurang<80% standar = gizi buruk 

Adapun penghitungan LOLA menggunakan rumus:

LOLA=LLA-(3,14 x TSF) semua dalam satuan cm

 Nilai normal LOLA pada pria sebesar 25,3 dan wanita sebesar 23,3 cm.

Page 13: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 13/24

 

13 

 b.  Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia

 Nilai-nilai biokimia yang digunakan dalam pengkajian nutrisi adalah:

y  Total limfosit dan tes antigen kulit, merupakan ukuran fungsi imunitas atau

kemampuan tubuh melawan penyakit.

y  Serum albumin, merupakan indikator penting status nutrisi dan sintesa protein, yang

 biasanya rendah pada penyakit infeksi, gangguan hepar, ginjal dan saluran cerna.

y  Transferrin, merupakan parameter lain untuk mengkaji status protein viseral.

y  Keseimbangan nitrogen, untuk menentukan kadar pemecahan protein di dalam tubuh.

y  Hemoglobin dan hematokrit, mengindikasikan defisiensi berbagai bahan nutrisi.

y  Lipid serum, berhubungan dengan resiko penyakit jantung koroner.

y  Glukosa serum, berhubungan dengan resiko diabetes, obesitas dan hipertensi.

Tabel Standar nilai normal status nutrisi pada orang dewasa

  No. Nama Pemeriksaan Biokimia Kadar Normal

1. Hematokrit:

Laki-laki

Perempuan

(vol % red cells)

40-45%

37-47%

2. Hemoglobin:

Laki-laki

Perempuan

14-17 g/dl

12-15 g/dl

3. Nilai total Limposit 1500-3000/mm3 

4. Serum albumin 4.0-5.5 g/dl

5. Kapasitas total serum zat besi 250-410 %

6. Transferrin 170-250 mg/dl

7. Kreatinin 1.0-1.5 g/24 jam

c.  Riwayat Diet dan Kesehatan

Pengkajian riwayat diet dilakukan dengan mengkaji jumlah dan jenis makanan yang

dikonsumsi pasien selama 24 jam. Meliputi jumlah dan jenis karbohidrat, protein, lemak,

sayur-sayuran, buah-buahan, air dan mineral.

Page 14: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 14/24

 

14 

(Nurachmah, 2001)

Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, termasuk 

informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan hal yang berhubungan lainnya seperti

kemampuan klien untuk memperoleh makanan. Selain itu juga harus dikaji tingkat aktivitas

klien untuk menentukan kebutuhan energi dan membandingkannya dengan asupan makanan.

Faktor- faktor yang mempengaruhi pola diet klien dan status nutrisi seperti status kesehatan,

latar belakang budaya, agama, status sosial ekonomi, pilihan pribadi, faktor psikologi,

 penggunaan alkohol atau obat-obatan, salah informasi tentang makanan juga perlu mendapat

 perhatian.

(Perry & Potter, 2005)

d.  Observasi Klinis

Pemeriksaan klinis pada klien adalah penilaian keadaan fisik yang berhubungan

dengan adanya malnutrisi. Prinsip pemeriksaan yang digunakan adalah ³cephalo caudal´

atau ³head to feet´ yaitu dari kepala ke kaki.

Berikut adalah tanda-tanda status gizi yang abnormal berdasarkan observasi klinis:

y  Apatis, lesu, tampak lelah.

y  Berat badan kurang atau berlebih.

y  Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh.

y  Kulit kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen. Ada petekia atau memar dan

lemak subkutan sedikit.

y  Kuku rapuh, pucat, dan berbentuk seperti sendok.

y  Mata kering, konjungtiva pucat atau merah.

y  Lidah berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak.

y Bibir bengkak dan pecah-pecah pada sudut bibir.

y  Anoreksia, indigesti, diare atau konstipasi.

y  Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian, bingung dan emosi labil.

(Mubarak & Chayatin, 2008)

Page 15: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 15/24

 

15 

e.  Kebutuhan Energi

y  Laju Metabolisme Basal

Basal Metabolisme Rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah jumlah minimal

energi yang diperlukan tubuh ketika tubuh dalam keadaan istirahat untuk menjaga dan

memelihara berbagai fungsi vital tubuh, seperti kerja jantung, aktivitas pernapasan,

aktivitas hormon, aktivitas otot dan sistem istirahat.

Cara menghitung pengeluaran energi basal (Basal Energy Expenditure/BEE)

1.  Persamaan Harris-Benedict

Laki-laki:

BEE (kal/hari) = 66,47 + [13,75 x berat (kg)] + [5,0 x tinggi (cm)] ± [6,76 x usia

(tahun)]

Wanita:

BEE (kal/hari) = 65,51 + [9,56 x berat (kg)] + [1,85 x tinggi (cm)] ± [4,68 x usia

(tahun)]

2.  Persamaan Shofield

Usia (tahun) Laki-laki wanita

15-18 BEE = 17,6 x BB (kg) + 656 BEE = 13,3 x BB (kg) + 690

18-30 BEE = 15,0 x BB (kg) + 690 BEE = 14,8 x BB (kg) + 485

30-60 BEE = 11,4 x BB (kg) + 870 BEE = 8,1 x BB (kg) + 842

>60 BEE = 11,7 x BB (kg) + 585 BEE = 9,0 x BB (kg) + 656

y  Energi Tambahan

Untuk memperkirakan kebutuhan total kalori klien, BEE dikalikan dengan faktor 

aktivitas (FA) dan faktor injuri.

Tabel Faktor Aktivitas dan Injuri

Faktor aktivitas

(FA)

1,2

1,3

Tirah-baring total

Ambulansi

Faktor injuri

(FI)

1,0-1,2

1,1-1,2

 Non-stres ventilator dependen

Gagal jantung kongestif, pembedahan

ringan

Page 16: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 16/24

 

16 

1,13

1,15-1,35

1,2-1,4

1,3-1,5

1,35-1,55

1,4

Rata-rata 1,4-1,6

1,5

Rata-rata 1,5-1,8

Demam

Trauma skletal

Infeksi ringan hingga sedang

Pembedahan abdomen/torak yang berat

Trauma multipel

Cedera kepala tertutup

Stres ventilator dependen

Gagal hati, penyakit kanker 

Sepsis

Tabel metode memperkirakan tambahan kalori

Tingkat aktivitas atau intensitas penyakitTujuan rendah sedang tinggi

Menurunkan berat badan 15 kal/kg 20 kal/kg 25 kal/kg

Mepertahankan berat badan 20 kal/kg 25 kal/kg 30 kal/kg

Menambah berat badan 25 kal/kg 30 kal/kg 35 kal/kg

y  Kebutuhan kalori selama sakit

Selama sakit, kebutuhan kalori meningkat menurut beratnya penyakit yang diderita

klien. Penghitungan kebutuhan kalori dilakukan menurut total kebutuhan kalori masing-

masing klien kemudian ditambah dengan kebutuhan kalori tambahan pada tabel berikut.

Tabel kebutuhan kalori pada keadaan sakit

Beratnya penyakit Kebutuhan kalori tambahan

Ringan + 10%

Sedang +25%

Berat +50-100%

y  Kebutuhan Kalori pada Keadaaan Khusus

Pada klien luka bakar (kombustio)

Page 17: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 17/24

 

17 

Kal/hari = 25 kal/kg BB + 40 kal/ %-ase luas luka bakar 

y  Kebutuhan Kalori pada Anak-anak 

Tabel kebutuhan kalori berdasarkan usia anak 

Usia (tahun) Kal/kgBB/hari

<1 80-95

1-3 75-90

4-6 65-75

7-10 55-75

11-18 45-55

(Hartono, 2000)

y  Tambahan energi untuk Kehamilan dan Laktasi

Selama hamil, perempuan memerlukan energi tambahan sebesar 300 kkal/hari untuk 

 pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan tambahan lainnya. Tambahan keperluan energi ibu

menyusui pada enam bulan pertama adalah sebanyak 300 kkal/hari. Pada enam bulan kedua,

tambahan sebanyak 550 kkal/hari dan untuk tahun kedua, tambahan sebanyak 400 kkal/hari.

Energi total harian (TER)= BMR+PA+SDA

SDA= 10% (BMR+PA)

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Menurut  N or t h American  N ursing Diagnosis Associat ion (NANDA), diagnosis

keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi:

a.  Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan:

y  Peningkatan laju metabolit

y  Asupan nutrien yang tidak adekuat dalam dalam diet

y  Peningkatan kehilangan nutrien melalui cairan gastrointestinal

y  Kebutuhan energi tinggi akibat latihan yang berlebihan

Page 18: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 18/24

 

18 

 b.  Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan:

y  Penurunan laju metabolik 

y  Asupan nutrien dan kalori yang berlebihan dalam diet

y  Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat

c.  Perubahan nutrisi: risiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan:

y   pola asupan makanan yang disfungsional.

y  Gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna.

y  Gangguan menelan akibat jalan napas buatan.

2.3.3 Perencanaan

Perencanaan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

Perubahan nutrisi:kurang dari

kebutuhan tubuhBerhubungan

dengan :

Ketidak mampuan

untuk menelanatau mencerna

makanan dan

menyerap nutrient

yang diakibatkan

karena faktor 

 biologis,

 psikologis, atau

ekonomi.

Berat badan klien bertahan_KG atau

 bertambah_KG pada _ 

Klien mengerti

komponen

keadekuatan diet gizi.

Klien ingin mengikuti

diet

Massa tubuh dan berat

 badan klien dalam

 batas normal

Parameter 

laboratoriummenunjukkan hidrasi

adekuat dan

meningkatkan parameter nutrisi.

Tingkat energi menjadiadekuat.

Kaji dandokumentasikan derajat

kesulitanmengunyah/menelan

klien

Konsultasi pada ahli

okupasi

Yakinkan klien dan

 berikan lingkungan

yang tenang selama

makan.

Siapkan kateter 

 pengisap di sampingtempat tidur dan alat

 pengisap selama makan

,bila di perlukan

Atur posisi klien pada

saat pemberian nutrisi

Mengidentifikasi faktor  penyebab kesulitan

mengunyah/menelan.

Kemungkinan penyebab

sulit mengunyah adalahneoplasma

Lingkungan yang tidak 

tenang dapat mengurangi

nafsu makan klien.

Pada pasien yang kurang

nafsu makan kemungkinansekresi asam lambung

meningkat.

Posisi semi-fowler atau

fowler tinggi akanmemudahkan klien

menelan . pertahankan

 posisi ini 30 menit untuk mencegah aspirasi.

Page 19: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 19/24

 

19 

Letakkan posisi

makanan pada bagian

mulut yang tidak luka

untuk memudahkan

menelan.

Gunakan spuit bila perlu untuk 

mempermudah klien

dalam menelan.

Makanan pada posisi luka

akan menimbulkan nyeri

dan refleks muntah.

Melewatkan prosesmengunyah pada pasien

kesulitan mengunyah.

Perubahan nutrisi: lebih dari

kebutuhanBerhubungan

dengan :Asupan yang

 berlebihan dalamhubungannya

dengan kebutuhanmetabolism

Klien menyadarimasalah berat badan.

Klien berkeinginan

untuk menurunkan berat badan

Klien berpartisipasi

dalam program penurunan berat badan

yang terstruktur.

Berat badan mendekati

ideal _KG

Klien menahan diri

untuk tidak makan

 banyak dalam satu

waktu tertentu.

Asupan yang adekuat,tetapi tidak 

 berlebihan,menyangkutkalori, lemak,

karbohidrat, vitamin,

mineral, besi, dan

kalsium.

Mandiri :Kaji perilaku pasien

yang berkaitan dengankenaikan berat badan

Berikan informasi yang

sesuai tentangkebutuhan nutrisi dan

 bagaimana dapatmemenuhi kebutuhan

tersebut.

Anjurkan klien untuk 

mengikuti diet yang

terdiri dari karbohidrat

kompleks dan protein,

dan hindari gula

sederhanan,makanan

cepat saji,kafein ataumakanan ringan.

Instruksikan tentang

 bagaimana menghitung persentase lemak pada

 produk makanan

Kolaboratif :

Rundingkan dengan

ahli gizi untuk 

mengimplementasikan

 program penurunan berat badan yangmeliputi pengelolaan

diet dan energi.

Mengidentifikasi pola

makan dan jumlah intakemakanan.

Mengetahui informasi

dapat memudahkan kliendalam pemilihan jenis

makanan.

Mencegah bertambahnya

 berat badan .

Mengetahui jumlah kaloridari lemak yang

dikomsumsi.

Merencanakan program

 penurunan berat badan

yang tepat.

Risiko Perubahan

 Nutrisi :Lebih dari

Kebutuhan Tubuh

Faktor Risiko :

Klien menyadari

adanya faktor risiko

Klien berpartisipasi

Kaji adanya faktor 

risiko kenaikan berat

 badan.

Mengetahui faktor resiko

Page 20: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 20/24

 

20

Subjektif 

Peningkatan nafsu

makan

Makanan sebagai

respons terhadap

isyarat internal

selain rasalapar(missal :

ansietas)

Melaporkan penggunaan

makanan padatsebagai sumber 

makanan yangutama sebelum

usia 5 bulan

Objektif 

Obesitas pada satu

atau kedua orangtua

Memusatkanasupan makanan

malam hariDisfungsi pola

makanMakan sebagai

respon saraf 

eksternalPenggunaan

makanan sebagai

 penghargaan atau

kenyamanan

Makan sambil

melakukan

aktivitas

Transisi yang

cepat dalammelewati presentil

 pertumbuhan pada

 bayi atau anak Adanya nilaidasar berat badan

yang lebih tinggi pada setiap awal

kehamilan yangdapat dilaporkan

atau di observasi.

dalam program latihan

teratur 

Klien memelihara

 berat badan ideal _KG

Kliean makan dietyang seimbang.

Kelola berat badan

dengan menentukan

 berat badan ideal klien

dan persentase lemak 

tubuh ideal klien.

Timbang berat badanklien pada interval yang

sesuai.

Pendidikan kesehatan

untuk klien/keluarga :- Berikan informasi

menyangkut sumber-sumber yang tersedia di

komunitas seperti :Konseling diet,

 program latihan.

-diskusikan dengan pasien tentang

hubungan antara asupanmakanan, latihan,

kenaikan berat badandan penurunan berat

 badan.-diskusikan dengan

 pasien tentang kondisimedis yang dapat

mempengaruhi berat

 badan-diskusikan dengan

 pasien tentang faktor 

kebiasaan dan adat

serta budaya serta

faktor hereditas yang

dapat mempengaruhi

 berat badan

-diskusikan tentang

resiko yang berkaitandengan kelebihan atau

kekurangan berat badan

-bantu klien dalammengembangkanrencana makan yang

seimbangdan konsistendengan tingkat

 penggunaan energi

Mempertahankan berat

 badan klien dalam rentang

normal.

Mengetahui berat badanklien

Membantu klien untuk 

mengetahui langkah-langkah untuk 

mempertahankan berat badan ideal setelah keluar 

dari Rumah Sakit

Page 21: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 21/24

 

21

2.3.4 Implementasi

Klien yang sakit atau lemah sering kali memiliki nafsu makan yang buruk. Perawat

dapat membantu klien untuk memahami faktor-faktor yang mengurangi nafsu

makan,menggunakan pendekatan kreatif untuk menstimulasi nafsu makan,mengkaji clien

untuk kebutuhan agen famakologis yang menstimulasi nafsu makan atau mengatur gejala

yang mengurangi nafsu makan

(Potter & Perry 2005).

a.  Menstimulasi nafsu makan

Perawat dapat membantu menstimulasi nafsu makan klien dengan adaptasi lingkungan,

konsultasi dengan ahli gizi, ketentuan diet khusus dan pilihan makanan, pemberian obat yang

menstimulasi nafsu makan, konseling klien dan keluarga.

(Potter & Perry,2005)

 b.  Terapi diet dalam manajemen penyakit

  Nutrisi yang baik penting bagi kesehatan dan penyakit, tetapi pola asupan diet yang

spesifik yang menghasilkan nutrisi yang baik sering kali harus dimodifikasi dengan klien

yang berpenyakit khusus. Modifikasi diet penting untuk menyesuaikan dengan kemampuan

tubuh untuk metabolisme nutrien tertentu, memeriksa defisiensi nutrisi yang berhubungan

dengan penyakit, dengan mengeliminasi makanan yang memperburuk gejala penyakit.

(Potter & Perry, 2005)

c.  Pemberian Nutrisi melalui Oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada

klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu

memberikan makanan atau nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi klien dan membangkitkan selera makan klien.

(Alimul, 2006)

d.  Pemberian Nutrisi melalui Enteral

Pemberian nutrisi melalui enteral adalah pemberian nutrien melalui saluran

gastrointestinal dengan menggunakan selang atau kateter khusus (feeding tube).

Pemberian nutrisi enteral diperlukan pada penderita yang memerlukan asupan nutrien

Page 22: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 22/24

 

22 

dengan saluran cerna yang masih berfungsi. Cara pemberiannya bisa melalui jalur 

hidung-lambung (nasogastric route) atau hidung-usus (nasoduodenal atau nasojejunal

route). Pemberian nutrisi enteral tidak boleh dilakukan pada keadaan seperti perdarahan

gastrointestinal yang berat, ileus obstruktif, diare yang profus, dan enterokolitis berat.

e.  Pemberian Nutrisi melalui Parenteral

Pemberian nutrisi melalui parenteral adalah pemberian nutrien melalui pembuluh

darah balik yang biasa berupa vena perifer atau vena sentral. Nutrisi parenteral diperlukan

 bagi pasien-pasien yang menghadapi resiko malnutrisi namun tidak mampu dan/atau tidak 

  boleh mendapatkan kecukupan nutrien lewat saluran cerna. Nutrisi parenteral perlu

dibedakan dengan pemberian infus yang hanya terdiri atas cairan, elektrolit, dan

karbohidrat untuk mepertahankan hidrasi, keseimbangan elektrolit serta memberikan

sedikit kalori.

(Hartono, 2000)

Sebuah riset menemukan bahwa beberapa pengaruh biologis isoflavon bahan makanan

yang menguntungkan bagi kesehatan individu umumnya. Kandungan serat, protein dan

isoflavon pada makanan tradisional tempe yang juga tergolong memiliki indeks glikemik 

rendah mendasari pemanfaatannya secara khusus dalam lingkup penatalaksanaan obesitas

dan komorbid. Hal ini tentunya dapat dipertimbangkan dalam intervensi pada klien

dengan diagnosa keperawatan perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh.

2.3.5 Evaluasi

Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya

kemampuan dalam:

1.  Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan

serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.

2.  Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan

atau kelebihan berat badan.

3.  Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya

 proses pencernaan makanan yang adekuat.

Page 23: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 23/24

 

23 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.   Nutrisi merupakan zat-zat yang diperoleh dari makanan yang berfungsi untuk membentuk 

dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber 

tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.

2.  Proses pencernaan dibagi menjadi Ingesti, Digesti, Absorbsi, Metabolisme, Eliminasi.

Gangguan fungsi pencernaan disebabkan oleh gangguan organ yang berfungsi dalam

 proses pencernaan.

3.  Asuhan keperawatan dalam masalah nutrisi:

a.  Pengkajian

y  Pengukuran fisik (tinggi dan berat) dan antropometri

y  Tes laboratorium

y  Riwayat diet dan kesehatan

y  Observasi klinik 

 b.  Diagnosa

y  Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.

y  Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh.

y  Perubahan nutrisi: risiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh

c.  Perencanaan

d.  Implementasi

y  Menstimulasi nafsu makan.

y  Terapi diet dalam manajemen penyakit.

y  Pemberian nutrisi melalui oral.

y  Pemberian nutrisi melalui enteral.

y  Pemberian nutrisi melalui parenteral.

e.  Evaluasi

Page 24: makalah askep Nutrisi

5/13/2018 makalah askep Nutrisi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-askep-nutrisi 24/24

 

24 

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.

Jakarta : Salemba Medika.

Hartono, Andry. 2000. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi

dalam Praktik. Jakarta: EGC

 Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi dalam Keperawatan. Jakarta : CV. Sagung Seto

Perry & Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.