Makalah Seminar Nutrisi Fix

31
KATA PENGANTAR Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah yang berjudul “Makalah Seminar Nutrisi” ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Biologi dan Fisiologi I. Penulis menyadari bahwa makalah masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semarang, Maret 2013 [Makalah Seminar Nutrisi] Page 1

Transcript of Makalah Seminar Nutrisi Fix

Page 1: Makalah Seminar Nutrisi Fix

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah yang berjudul “Makalah Seminar Nutrisi” ini disusun untuk

memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuhan Biologi dan Fisiologi I.

Penulis menyadari bahwa makalah masih memiliki banyak kekurangan

dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik dari pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Semarang, Maret 2013

Penulis,

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 1

Page 2: Makalah Seminar Nutrisi Fix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... 1

DAFTAR ISI......................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah........................................................ 3

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metabolisme, Katabolisme, Anabolisme......5

2.2 Perbedaan BMR dan BEE .............................................5

2.3 Vitamin...........................................................................5 – 8

2.4 Metabolisme karbohidrat, protein, lemak.......................8 – 10

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada bayi,

anak, dewasa dan lansia.................................................10 – 12

2.6 Kebutuhan kalori, makronutrient dan mikronutrien nutrisi pada

bayi, usia preschool dan usia sekolah..............................12 – 13

2.7 Kebutuhan kalori, makronutrient dan mikronutrien pada orang

dewasa dan lansia............................................................13 - 18

2.8 Proses perjalanan makanan dari mulut hingga

menjadi feses...................................................................18 – 19

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................20

3.2 Saran.............................................................................20

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 2

Page 3: Makalah Seminar Nutrisi Fix

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan di dunia ini, manusia memiliki berbagai macam kebutuhan. Kebutuhan dalam pemenuhan sandang, pangan dan papan. Bukan hanya kebutuhan tersebut saja tetapi kebutuhan pemenuhan nutrisi juga sangat perlu untuk manusia. Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan vital bagi semua makhluk hidup.

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses – proses kehidupan. (Soenarjo,2000)

Adapun jenis – jenis nutrisi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Pengertian metabolisme, katabolisme, dan anabolisme

b. Perbedaan basal metabolisme rate (BMR) dan basal energy expenditure (BEE)

c. Vitamin yang larut dalam air dan lemak serta sumbernya. Serta penjelasan efek kelebihan dan kekurangan vitamin.

d. Penjelasan tentang metabolisme karbohidrat, protein dan lemak

e. Penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada bayi, anak, dewasa dan lansia

f. Deskripsi kebutuhan kalori, makronutrient dan mikronutrien nutrisi pada bayi, usia preschool dan usia sekolah

g. Deskripsi kebutuhan kalori, makronutrient dan mikronutrien pada orang dewasa

h. Deskripsi kebutuhan kalori makronutrient dan mikronutrien pada lansia

i. Penjelasan proses perjalanan makanan dari mulut hingga menjadi

feses

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 3

Page 4: Makalah Seminar Nutrisi Fix

1.3 TUJUAN

a. Tujuan khusus

Agar mahasiswa dapat mempelajari tentang nutrisi sesuai dengan batasan – batasan usia.

b. Tujuan umum

- Memahami pengertian metabolisme, katabolisme, dan anabolisme

- Mengetahui perbedaan antara basal metabolisme rate (BMR) dan basal energy expenditure (BEE)

- Mengetahui vitamin yang larut dalam air dan larut dalam lemak beserta sumbernya, disertai efek kekurangan dan kelebihan vitamin tersebut

- Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada bayi, anak, dewasa dan lansia

- Mengetahui kebutuhan kalori, makronutrien dan mikronutrien pada bayi, usia preschool, usia sekolah, dewasa dan lansia

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 4

Page 5: Makalah Seminar Nutrisi Fix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metabolisme, Katabolisme dan Anabolisme

Reaksi Metabolisme adalah proses pemecahan zat –zat gizi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi atau untuk pembentukan struktur tubuh. Suatu rentetan reaksi kimia dari awal hingga akhir yang terjadi dalam metabolisme dinamakan jalur metabolisme. Jalur metabolisme terdiri atas reaksi-reaksi anabolisme dan katabolisme.

Reaksi katabolisme adalah reaksi yang memecah ikatan kompleks menjadi ikatan yang sederhana. Reaksi katabolisme biasanya melepaskan energi. Contoh reaksi katabolisme adalah pemecahan glikogen menjadi glukosa, trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta protein menjadi asam amino.

Reaksi Anabolisme adalah reaksi membangun dari ikatan sederhana ke ikatan lebih besar dan kompleks misalnya glukosa diubah menjadi glikogen, asam lemak dan gliserol menjadi trigliserida, serta asam amino menjadi protein (Sunita Almatsier,2002).

2.2 Perbedaan basal metabolisme rate (BMR) dan basal energy expenditure (BEE)

Basal Metabolic Rate ( BMR ) adalah kebutuhan kalori minimum yang dibutuhkan seseorang hanya untuk sekedar mempertahankan hidup, dengan asumsi bahwa orang tersebut dalam keadaan istirahat total, tidak melakukan aktivitas sedikitpun. BMR merupakan rangkaian perubahan kimiawi yang bersinambungan dalam tubuh hidup untuk mempertahankan hidup. Makanan dan jaringan dipecah(katabolisme), subtansi yang baru dibentuk untuk pertumbuhan(anabolisme), dan energi dilepaskan dalam anabolisme dan digunakan dalam katabolisme dan produksi panas yang menghasilkan basal metabolisme energi yang kemudian dipakai respirasi, tonus otot, sirkulasi, peristalsis, suhu tubuh, dan berbagai fungsi vegetatif tubuh lainnya.

2.3 Vitamin

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 5

Page 6: Makalah Seminar Nutrisi Fix

a. Vitamin yang larut dalam air dan lemak dan sumbernya serta efek kekurangan dan kelebihan vitamin.

- Vitamin yang larut dalam air yaitu :

Vitamin C, B1, B2 dan B6, niasin, asam folat, vitamin B12, asam pantotenik dan biotin.

Vitamin C (Asam Askrobat )Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin C adalah

buah-buahan segar, strawberry dan tomat. Efek kekurangan vitamin C meliputi kerusakan tulang, kerusakan atau pecahnya pembuluh darah, pendarahan gusi, infeksi, pendarahan seperti hematemesis, feses mengandung darah dan pendarahan cerebral. Sedangkan efek jika kelebihan vitamin C menyebabkan sakit kepala, mual, muntah, perut sakit, kram usus, diare, gangguan pencernaan, kelelahan, mengantuk, iritasi di kerongkongan, pengeroposan gigi, batu ginjal, serta insomnia.

Vitamin B1 (thiamin) Sumber makanan yang mengandung thiamin adalah daging

babi, hati, biji gandum, dan susu. Efek kekurangan thiamin dapat mengakibatkan sindroma klinik yang disebut beri-beri. Sedangkan kelebihan vitamin B1 bisa berakibat penyakit seperti ruam kulit, hipertensi (tekanan darah tinggi), palpitasi jantung, dan agitasi.

Vitamin B2 (riboflavin)Sumber makanan yang mengandung B2 adalah susu, organ-

organ dalam seperti hati, jantung dan ginjal, brokoli, padi ladang, ragi bir, amandel dan keju. Efek kekurangan B2 adalah lidah bengkak dan kemerahan, inflamasi pada mata. Sedangkan gejala dan akibat kelebihan vitamin B2 adalah tekanan darah menjadi rendah, mengalami kelelahan, anemia atau kurang darah, mengalami mual dan muntah

Vitamin B6 (piridoksin)Sumber makanan yang mengandung piridoksin adalah

gandum, ragi, ikan dan hati, daging babi. Efek kekurangan B6 adalah kejang, dermatitis, ganguan saluran gastrointestinal seperti rasa mual dan muntah. Sedangkan kelebihan vitamin B6 meliputi masalah seperti kesemutan dan mati rasa, rendahnya koordinasi otot hingga kelumpuhan, sulit bernafas, alergi pada kulit, sakit kepala, kelelahan berat, iritasi saraf, kerusakan saraf dan perubahan psikis

Niasin Sumber makanan yang mengandung niasin adalah kacang

tanah, beras dan hati. Efek kekurangan niasin adalah pellegra (diare, ganguan mental, dermatitis). Sedangkan kelebihan niasin akan

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 6

Page 7: Makalah Seminar Nutrisi Fix

menyebabkan penyakit antara lain ruam kulit, insomnia, maag, liver dan tingginya kadar gula darah.

Asam folatSumber makanan yang mengandung asam folat adalah hati,

asparagus, dan kulit padi. Efek kekurangan asam folat adalah ganguan pembentukan sel-sel darah. Sedangkan akibat kelebihan asam folat akan menyebabkan rusaknyaa sistem saraf tubuh yang menyebabkan mati rasa dan kesemutan.

Vitamin B12 ( cobalamin)Sumber makanan yang mengandung cobalamin adalah hati,

ginjal, sayur-sayuran hijau segar, kuning telur dan asparagus. Efek kekurangan cobalamin adalah anemia, pernisiosa, penurunan sensasi perifer dan peralisis. Sedangkan akibat kelebihan vitamin ini adalah gastritis kronis.

Asam PantotenikSumber makanan yang mengandung asam pantotenik adalah

hati, kuning telur, ragi, dan biji gandum. Efek kekurangan asam pantotenik adalah penurunan metabolisme karbohidrat dan lemak. Sedangkan jika dosis yang terlalu tinggi masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan mengalami mual, diare, dan sensitivitas pada gigi. Pada kasus khusus yang pernah tercatat kelebihan asam pantotenik dapat mengakibatkan peradangan pada selaput jantung dan paru-paru, Ruam dan gatal-gatal pada tubuh.

- Vitamin yang larut dalam lemak yaitu :

Vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K

Vitamin ASumber makanan yang mengandung vitamin A adalah hati, wortel,

kentang manis, bayam, brokoli, semangka dan labu. Tanda dan gejala kekurangan vitamin ini antara lain kulit bersisik, kegagalan pertumbuhan, ganguan kornea mata dan kebutaan. Sedangkan akibat dari kelebihan vitamin A akan menyebabkan risiko bayi lahir cacat, memicu pertumbuhan kanker, kerapuhan tulang atau osteoporosis, kerusakan limpa dan hati. Vitamin D

Sumber makanan yang mengandung vitamin D adalah susu dan minyak hati ikan. Efek kekurangan vitamin D adalah riketsia (kelainan bentuk dan ukuran tulang). Untuk konsumsi vitamin D harian yang berlebih menyebabkan kinerja ginjal terganggu dan terbeban yang dapat mengakibatkan gagal ginjal. Kemudian ada juga hiperkalsemia, yaitu akibat konsumsi berlebih vitamin D yang berakibat pada diare, muntah-

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 7

Page 8: Makalah Seminar Nutrisi Fix

muntah, sakit kepala, kurang nafsu makan, gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan.

Vitamin ESumber makanan yang mengandung vitamin E adalah biji gandum,

sayur-sayuran hijau, minyak sayuran. Efek kekurangan vitamin E adalah dapat menyebabkan kemandulan pada hewan jantan. Sedangkan efek dari kelebihan vitamin D adalah penyakit pada tulang atau yang sering disebut osteoporosis, pembengkakan pada bibir, lidah, dan wajah yang bisa menyebabkan pendarahan dan kematian akibat pendarahan tersebut. Selain itu, kelebihan vitamin E dapat menimbulkan sakit kepala dan mual, penglihatan kabur, perut kembung dan diare. Vitamin K

Sumber makanan yang mengandung vitamin K adalah sayuran hijau, hati, kacang kedelai. Efek kekurangan vitamin K tidak aplikabel karena vitamin ini disintesis oleh bakteri pada usus besar. Kelebihan vitamin K dapat menyebabkan penyakit kuning, kerusakan pada otak, serta hemolisis sel darah merah, yaitu pecahnya membran eritrosit, dan hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya.

2.4 Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak

a. Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme karbohidrat adalah sumber utama energi tubuh. Setelah tubuh istirahat karbohidrat turun menjadi glukosa, beberapa glukosa terus mengedarkan darah untuk mempertahankan kadar glukosa darah dan untuk menyediakan sumber energi yang tersedia. Sisanya digunakan sebagai energi atau disimpan.

Penyimpanan dan konversi.Karbohidrat yang disimpan, baik sebagai glikogen atau sebagai lemak.Glikogen adalah polimer besar (senyawa molekul) glukosaProses glikogen untuk koordinasi disebut glycogenesis. Semua sel-sel tubuh mampu menyimpan glikogen; Namun, sebagian besar disimpan dalam hati dan otot rangka, tersedia untuk konversi kembali menjadi glukosa. Glukosa yang tidak dapat disimpan sebagai glikogen dikonversi menjadi lemak.

b. Metabolisme Protein

Metabolisme protein mencakup tiga kegiatan, anabolisme ( membangun jaringan ), katabolisme ( perusakan jaringan ), dan nitrogen keseimbangan.

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 8

Page 9: Makalah Seminar Nutrisi Fix

Anabolisme. Semua sel tubuh mensintesis protein dari asam amino. Jenis protein yang dibentuk tergantung karakteristik sel dan dikendalikan oleh para gen.

Katabolisme. Karena sel dapat mengumpulkan hanya sejumlah terbatas protein,kelebihan asam amino terdegradasi untuk energi atau dikonversi ke lemak. Degradasi protein terjadi terutama di hati.

Keseimbangan nitrogen. Karena nitrogen adalah unsur yang membedakan protein dari lipid dan karbohidrat, keseimbangan nitrogen mencerminkan status gizi protein dalam tubuh. Keseimbangan nitrogen adalah sebuah ukuran tingkat protein anabolisme dan katabolisme: itu adalah jaring hasil dari asupan dan nitrogen. kerugian Ketika nitrogen sama dengan asupan output nitrogen, keadaan keseimbangan nitrogen ada.

c. Metabolisme lemak

Pengertian Lemak

Lemak adalah ester yang tersusun dari tiga asam lemak dengan tiga gugus alkohol dari senyawa gliserol. Bila hanya satu asam lemak yang teresterisasi dengan gliserol, disebut monoasilgliserol (rantai asam lemak = rantai asli). Melalui esterisasi dengan asam lemak lainnya akan dihasilkan diasilgliserol dan selanjutnya triasilgliserol yang merupakan lemak yang sesungguhnya.

Metabolisme Lemak

Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh

tubuh dalam jaringan adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari

tempat penyimpanan dalam hati diubah menjadi gliserol dan asam lemak,

bentuk yang paling mudahdapat digunakan dalam tubuh. Bila lemak terus

di metabolisme dalam hati maka akan terdapat ampas berupa zat keton

yang hanya terbatas penggunaanya. Kalau banyak dihasilkan di hati maka

akn menjadi kalori dalam darah, dan hal ini terjadi pada saat kelaparan

karena tubuh tidak mempunyai sesuatu untuk digunakan selain dari lemak

di dalam jaringan adiposa.

Pencernaan : Lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak

sehingga lipase pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin

dan asam lemak.

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 9

Page 10: Makalah Seminar Nutrisi Fix

Absorbsi : Gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurka ke duktus

dan masuk ke aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh jaringan tubuh.

Hati membantu mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk disimpan

dalam jaringan, lemak dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga serta

lemak yang disimpan mengandung vitamin A dan B. Produksi buangan

hasil pembakaran lemak dalam jaringan akan di ekskresikan oleh paru-

paru dalam bentuk air dan karbondioksida melalui kulit dalam bentuk

keringat, ginjal dalam bentuk urine serta saluran pencernaan dalam bentuk

feases.

2.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada bayi, anak, dewasa dan lansia

a. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada bayi Bayi 0-12 bulan memerlukan jenis makanan ASI, susu formula dan

makanan padat. Kebutuhan kalori bayi antara 100-200 kkal/kgBB. Pada 6 bulan pertama lebih baik bayi mendapat ASI tanpa diberikan

susu formula. Pada Usia 6 bulan mulai diperkenalkan dengan nasi tim saring dengan

bahan makanan yang lebih bervariasi dengan jenis protein hewani, protein nabati, kandungan serat yang kaya akan vitamin dan mineral.

Pada usia 8 atau 9 bulan nasi tim tidak lagi disaring tapi dibuat dengan tekstur agak kasar.

b. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada anakAnak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak adalah sebagai berikut : Nafsu makan berkurang. Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau

lingkungannya dari pada makan. Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru. Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk

belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.Kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah tidak banyak mengalami perubahan yang berarti, sehingga kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 85 kkal/kgBB.Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut : Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 10

Page 11: Makalah Seminar Nutrisi Fix

Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di lingkungan luar rumah serta adanya reklame atau iklan makanan tertentu di televisi yang dapat mempengaruhi pola makan atau keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya.

Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur – angsur hilang. Pengaruh aktivitas beramain dapat menyeababkan keinginan yang lebih

besar pada aktivitas bermain dari pada makan.

c. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada orang dewasa Tinggi badan, berat badan, dan jenis kelamin

Berpengaruh terhadap nutrisi seseorang. Seorang pria dan wanita membutuhkan kalori yang berbeda untuk seharinya demikian juga dengan tinggi badan dengan berat badan yang merupakan suatu faktor penting, terutama bila memperhitungkan kebutuhan kalori.

Faktor aktifitas.Jumlah dan jenis aktivitas seseorang harus diperhitungkan karena sangat mempengaruhi kebutuhan kalori.

Tingkat kesehatanKondisi dengan berbagai penyakit menyebabkan tubuh memerlukan lebih banyak nutrisi dan kalori. Angka metabolisme basal lebih tinggi pada orang yang suhunya di atas normal sehingga kebutuhan kalorinya juga lebih besar dibandingkan orang yang suhunya netral.

Iklim Turut mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan kalori orang yang tinggal di daerah yang beriklim dingin menggunakan lebih banyak kalori dibandingkan orang yang tinggal di daerah panas.

Status ekonomiStatus ekonomi seseorang akan berpengaruh pada daya beli makanan, sehingga berpengaruh pada konsumsi pangan seseorang yang akhirnya berdampak pada keadaan gizi seseorang itu.

Kebiasaan makanKebiasaan makan akan berpengaruh pada nutrisi seseorang, orang yang terbiasa dengan makanan restoran (banyak mengandung karbohidrat, lemak dan kolesterol) cenderung mengalami kelebihan zat gizi tersebut yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatan nanti.

Kesenangan dan ketidaksenanganSikap seseorang terhadap makanan banyak dipengaruhi oleh pengalaman, baik yang dirasakan menyenangkan atau tidak. Hal ini menyebabkan sikap individu dapat mempunyai sifat suka dan tidak suka terhadap makanan. Yang tentunya akan berpengaruh pada nutrisi orang tersebut.

Tingkat pendidikan dan pengetahuanUmumnya berpengaruh pada tingkat pemahaman seseorang tentang gizi makanan. Orang mempunyai pengetahuan yang rendah walaupun ekonominya cukup tinggi dalam memilih makanan kurang memperhatikan gizi dari makanan yang dipilih.

Agama, kepercayaan, dan takhayulMasalah makanan merupakan salah satu hal yang termasuk dalam

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 11

Page 12: Makalah Seminar Nutrisi Fix

ajaran agama. Agaman hindu melarang umatnya makan makanan dari sapi dan ajaran agama islam melarang umatnya untuk makan makanan daging babi. Sebagai umat yang baik alangkah baiknya apabila mencari alternative makanan lain yang tidak di larang namun baik untuk kesehatan, sedangkan dalam hal ketahayulan yang berkembang dalam masyarakat adalah ibu hamil di larang makan ikan karena dikhawatirkan darahnya akan berbau amis, padahal ikan itu merupakan sumber protein yang tinggi bagi ibu hamil.

d. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi

atau ompong. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap

cita rasa manis, asin, asam, dan pahit. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan

konstipasi. Penyerapan makanan di usus menurun.

2.6 Kebutuhan kalori, makronutrient dan mikronutrien nutrisi pada bayi, usia preschool dan usia sekolah

Kebutuhan nutrisi pada bayi

Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi anak. Bayi yang baru mendapat asupan makanan dari ASI akan mendapatkan 40% kalori dari laktosa yang dikandung dalam ASI. Pada anak yang lebih besar yang sudah mendapatkan makanan tamb ahan pendamping ASI. Karbohidrat dapat diperoleh dari makanan yang banyak mengandung tepung, seperti bubur susu, sereal, nasi tim atau nasi. Apabila tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh akan memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh. Selain berusa memenuhi kebutuhan energi tubuh dalam bentuk makronutrien(protein, lemak dan karbohidrat) dan micronutrien (vitamin Dan mineral), juga memenuhi zat-zat gizi yang mempengaruhi kecerdasan anak seperti lemak tak jenuh sesuai kebutuhan.

Kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolahAnak usia sekolah mempunyai lingkungan social yang lebih luas selain keluarganya, yaitu lingkungan sekolah tempat anak belajar mengembangkan kemampuan kognitif, interaksi social, nilai moral dan budaya dari lingkungan kelompok teman sekolah dan guru. Bahkan bermain dengan teman sekolah dirasakan anak sebagai sesuatu yang lebih menyenangkan dari pada bermain di lingkungan rumah. Pertumbuhan anak tidak banyak mengalami perubahan yang berarti, sehingga kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 85 kkal/kgBB.

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 12

Page 13: Makalah Seminar Nutrisi Fix

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :1) Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.2) Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di lingkungan luar rumah serta adanya reklame atau iklan makanan tertentu di televisi yang dapat mempengaruhi pola makan atau keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya.3) Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur – angsur hilang.4) Pengaruh aktivitas beramain dapat menyeababkan keinginan yang lebih besar pada aktivitas bermain dari pada makan.

Kebutuhan nutrisi pada anak usia pra sekolahAnak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak Prasekolah adalah sebagai berikut :1) Nafsu makan berkurang.2) Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya dari pada makan.3) Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.4) Waktu makan merupsksn kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.

2.7 Kebutuhan kalori, makronutrient dan mikronutrien nutrisi pada orang dewasa

Kebutuhan kalori orang dewasa rata-rata adalah 2000-2200 kalori, dengan pembagian karbohidrat 60-75%, protein 10-15%, dan lemak 10-25%. Jumlah yang normal akan membuat tubuh meningkatkan sel imun baru untuk membuat kita tidak hanya memiliki ukuran tubuh proporsional plus sehat selalu.

2.8 Kebutuhan kalori, makronutrient dan mikronutrien nutrisi pada lansia

Zat Gizi Satuan

Umur

50-64 tahun >65 tahun

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Energi Kalori 2250 1750 2050 1600

Protein g 60 50 60 50

Vitamin A RE*) 600 500 600 500

Vitamin D Mcg**) 10 10 15 15

Vitamin E mg 15 15 15 15

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 13

Page 14: Makalah Seminar Nutrisi Fix

Vitamin K mcg 65 55 65 55

Tiamin mg 1,2 1,0 1,0 1,o

Riboflavin Mg16 1,3 1,1 1,3 1,1

Niasin Mg 16 14 16 14

Vitamin B12 mcg 2,4 2,4 2,4 2,4

Asam folat mcg 400 400 400 400

Piridoksin mg 1,7 1,5 1,7 1,5

Vitamin C mg 90 75 90 75

Kalsium mg 800 800 800 800

Fosfor mg 600 600 600 600

Magnesium mg 300 270 300 270

Besi mg 13 12 13 12

Iodium mcg 150 150 150 150

Seng mg 13,4 9,8 13,4 9,8

Selenium mcg 30 30 30 30

Mangan mg 2,3 1,8 2,3 1,8

Fluor mg 3,0 2,7 3,0 2,7

Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal. Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam 3 kelompok besar, yaitu :

Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :

1. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.

2. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.

3. Kelompok zat pembangun

Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan olahannya.

Kebutuhan Makronutrien pada lansia

Untuk mengurangi kenaikan berat badan yang tak diinginkan, asupan energi harus diturunkan mengingat berkurangnya massa otot dan aktifitas fisik. Pada waktu yang sama, asupan protein, vitamin dan mineral tetap sama,

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 14

Page 15: Makalah Seminar Nutrisi Fix

bahkan ada yang meningkat seperti vitamin B-6 dan kalsium. Kebutuhan energi lansia harus tetap memasukkan komponen efek termal makanan, resting energy expenditure dan aktifitas fisik.

Kebutuhan energi (yang diucapkan dalam kilokalori/kalori) menurun pada proses menua. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan komposisi tubuh, yaitu menurunnya jumlah sel-sel otot dan meningkatnya sel-sel lemak, yang menyebabkan menurunnya kebutuhan energi untuk menjalankan fungsi tubuh. Disamping itu, aktivitas fisik orang tua biasanya menurun. Setelah usia 50 tahun, kebutuhan energi berkurang sebesar 5% untuk tiap 10 tahun.

Berbagai studi di Indonesia maupun luar negeri menunjukkan banyaknya lansia yang asupan energinya di bawah AKG (Angka Kecukupan Gizi). Asupan yang jauh dibawah atau diatas AKG akan memberikan dampak yang sama yakni dampak buruk atau kurang baik. Asupan energi sebesar 20% dibawah AKG secara epidemiologi justru memberikan pengaruh yang positif. Restriksi atau pembatasan asupan energi pada bayi dan anak berdampak buruk pada pertumbuhan, maupun resiko menderita infeksi. Mereka yang usianya panjang bahkan mencapai diatas seratus tahun ternyata mengkonsumsi energi 20% dibawah AKG. Ada 8 variabel modifier kuat yang berperan dalam pencapaian usia panjang, dimana 3 variabelnya masuk kategori gizi. Yakni pengendalian berat badan, makan secara teratur termasuk makan pagi dan konsumsi alkohol yang moderat atau sama sekali tidak.

Menurunnya kemampuan fisik tidak berarti bahwa manula tidak perlu melakukan aktifitas fisik. Aktivitas fisik atau olahraga dalam batas-batas tertentu secara teratur dianurkan. Latihan beban dapat menambah kekuatan otot-otot. Olahraga aerobik dapat meningkatkan kemampuan sistem pernapasan, jantung dan peredaran darah. Jalan kaki selama 10 menit per hari sudah cukup memberikan manfaat daripada tidak bergerak sama sekali.

Energi terutama diperoleh tubuh dari hasil pembakaran karbohidrat dan lemak. Oleh sebab itu, untuk menurunkan konsumsi energi makanan, maka konsumsi karbohidrat dan lemak perlu dikurangi. Ini berarti mengurangi makan nasi, makanan yang terbuat dari tepung-tepungan, umbi-umbian, gula, lemak dan minyak.

Khusus bagi mereka penderita diabetes mellitus, gula sama sekali tidak boleh dimakan. Bila kolesterol darah tinggi, kurangi makanan lemak dan minyak serta makanan yang banyak mengandung kolesterol. Hindari lemak dan minya yang tergolong lemak jenuh (saturated fats) yaitu lemak hewan, kecuali lemak ikan serta minyak kelapa dan kelapa sawit. Gunakan minyak yang tergolong lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated fats), yaitu minyak kacang tanah, kacang kedelai, jagung atau biji bunga matahari. Lemak minyak ikan ternyata tinggi dalam asam lemak tidak jenuh ganda, yaitu jenis omega-3 yang dapat menurunkan kolesterol darah dan mencegah arthritis, sehingga baik dimakan pada usia lanjut. Kolesterol, yang merupakan sejenis lemak, hanya terdapat di dalam makanan hewani, terutaa otak, hati dan jeroan, daging berlemak, keju, mentega,

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 15

Page 16: Makalah Seminar Nutrisi Fix

kuning telur, udang dan kerang. Ikan dan daging ayam (dikeluarkan lapisan lemaknya) lebih sedikit mengandung kolesterol. Oleh karena itu pada usia lanjut sebaiknya lebih banyak makan ikan dan ayam sebagai lauk daripada daging sapi.

Protein sebagai sumber energi tidak perlu dikurangi pada usia lanjut, karena pada usia lanjut, protein terutama berfungsi sebagai zat pembangun dan pada proses menjadi tua protein diperlukan untuk mengganti sel-sel yang rusak. Namun, protein tidak boleh dimaan dalam jumlah berlebihan, karena dapat memperberat fungsi ginjal. Protein dibedakan dalam protein hewani dan protein nabati. Protein hewani yang dianjurkan adalah ikan, daging dan ayam tanpa lemak, susu tanpa lemak/susu skim dan telur. Bila ada kecenderungan kolesterol tinggi, batasi makan telur sebanya 3-5 butir sehari. Protein nabati terdapat dalam kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang merah dan kacang kedelai, termasuk produk kedelai seperti susu kedelai, tempe dan tahu. Protein kacang-kacangan hampir sama mutunya dengan protein hewani.

Kebutuhan protein untuk lansia USA ditentukan sebesar 0,8gr/kgBB/hari. Namun Campbell dkk melaporkan bahwa kebutuhan protein lansia lebih tinggi yakni sekitar 1-1,25gr/kgBB/hari. Pada lansia yang sakit, kebutuhan dapat meningkat menjadi 1,5gr/kgBB/hari untuk dapat mempertahankan keseimbangan nitrogen. Keadaan ini diterangkan dengan adanya peningkatan kebutuhan protein karena terjadinya katabolisme jaringan (penurunan massa otot) serta adanya penyakit baik yang akut maupun yang kronik. Untuk Indonesia, berdasar Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004, maka kecukuoan yang dianjurkan adalah 60gr/hari untuk laki-laki dan 50gr/hari untuk perempuan usia 60 tahun keatas dengan berat badan standar 60 dan 50kg. Dalam praktek sehari-hari pada lansia yang dirawat, pemberian protein harus disesuaikan dengan fungsi ginjal penderita serta jenis penyakit yang diderita lansia yang bersangkutan. Pada dasarnya, pemberian protein harus mencukupi kebutuhan tanpa membebani fungsi ginjal serta mempertimbangkan temuan laboratorium yang lain.

Lipid serum merupakan prediktor kuat bagi kejadian penyakit jantung vaskuler. Oleh karena itu asupan lemak sehari-hari pada lansia diupayakan untuk tidak meningkatkan berbagai fraksi lipid yang tak diinginkan. Di negara Barat, asupan makanan sehari-hari dapat mencapai diatas 40% dari keseluruhan energi yang masuk. Para ahli sepakat, berdasar dari berbagai studi epidemiologi pada kelompok dewasa, bahwa asupan lemak yang menyumbangkan 20% asupan energi dalam sehari yang dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, pada lansia asupan lemak yang dianjurkan adalah menyumbang 20-25% energi yang dibutuhkan dalam sehari. LEmak tetap dibutuhkan karena fungsinya sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K serta sumber asam lemak essensial. Selain itu, memasak dengan minyak akan meningkatkan cita rasa dan aroma makanan, yang sangat oenting agar lansia menjadi bergairah untuk makan. Jenis lemak juga sangat menentukan bagi kepentingan selain sebagai sumber energi. Sangat dianjurkan bahwa sumber lemak omega-3, omega-6 ada dalam makanan sehari-hari. Sumbernya adalah antara lain minyak nabati, kacang-kacangan, ikan laut (lemuru, salmon, mekerel). Mengkonsumsi kelompok kacang-kacangan (nuts) lebih dari 5 kali perminggu (1 porsi = 1 ons kacang-

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 16

Page 17: Makalah Seminar Nutrisi Fix

kacangan) dapat menurunkan resiko penyakit jantung koroner hingga 25-39%. Lemak jenuh, terutama yang dihidrogenisasi (=lemak trans) dapat meningkatkan kolesterol total dan kolesterol LDL serta menekan kolesterol HDL. Harper dan Jacobson menganjurkan untuk semua umur, untuk tidak mengkonsumsi lemak diatas 30% dari keseluruhan energi yang masuk dalam sehari.

Kebutuhan hidrat arang biasanya dihitung ‘by difference’ dalam arti bahwa sumbangan energi dari hidrat arang diperhitungkan sebagai sisa kebutuhan energi sesudah memperhitungkan sumbangan energi yang berasal dari lemak dan protein. Selain itu harus diperhatikan bahwa untuk mencegah ketosis, minimal harus masuk 50-100 gram hidrat arang setiap harinya. Pada lansia sumber hidrat arang yang dianjurkan adalah yang mempunyai nilai indeks glisemik yang rendah serta cukup kadar seratnya. Konsumsi refined carbohydrates seperti gula dan tepung-tepungan yang telah dihilangkan kandungan seratnya sebaiknya dibatasi.

Kebutuhan akan air atau cairan sering dilupakan, padahal pada lansia resiko terjadinya dehidrasi yang tidak disadari cukup tinggi oleh karena meningkatnya persepsi haus. Lebih-lebih pada lansia yang hidup di daerah tropik. Selain gangguan persepsi haus, penyakit kronik dan imobilitas dapat pula menurunkan asupan air. Asuoan air yang kurang dapat meningkatkan osmolalitas serum yang kemudian dapat mengganggu keseimbangan asam basa darah. Asupan air yang dianjurkan adalah 30ml/kgBB/hari.Kebutuhan Mikronutrien pada Lansia

Kebutuhan akan vitamin E, C dan sebagian besar vitamin B lansia tak berbeda jauh dengan kebutuhan pada usia dewasa. Namun demikian terjadi perubahan kebutuhan akan vitamin A, D dan B-6. Kebutuhan akan vitamin B-6 meningkat oleh karena penurunan atau kurang efisiennya absorpsi vitamin tersebut, terutama pada wanita.

Pada usia tua, kemampuan ginjal untuk mensintesis 1,25-(OH)2 vitamin D sebagai respon terhadap sinyal hormon paratiroid menurun. Selain itu, usus lansia juga kurang responsif terhadap sinyal 1,25-(OH)2 vitamin D untuk meningkatkan absorpsi kalsium. Selain itu, kulit tua pun menurun kemampuannya untuk mensintesis prokolekalsiferol yang diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet. Banyak studi melaporkan penurunan vitamin D dan metabolit-metabolit aktifnya pada lansia. Dengan demikian, lansia yang dalam dietnya rendah kandungan vitamin dan kalsium, akan memperoleh manfaat dari suplementasi vitamin D.

Studi di Eropa melaporkan bahwa 90% lansia disurvei ternyata mengkonsumsi vitamin dibawah AKG namun tanpa gejala defisiensi. Oleh karena itu para ahli tidak merekomendasikan pemberian suplemen, walau asupan sedikit dibawah AKG. SUplemen vitamin A harus diberikan dengan hati-hati, karena pada lansia absorpsi vitamin berlangsung efisien, namun metabolisme dihati

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 17

Page 18: Makalah Seminar Nutrisi Fix

berlangsung kurang efisien. Dengan demikian, suplemen vitamin A akan cepat meningkatkan kadar vitamin A dalam darah, PEmberian vitamin A dua sampai tiga kali AKG dapat menimbulkan kerusakan hepar pada lansia seperti yang dilaporkan oleh Krasinski dkk pada tahun 1991 dan 1989.

Dibandingkan dengan usia dewasa dan muda, absorpsi seng dan magnesium menurun pada lansia. Perubahan absorpsi ini dapat disebabkan penurunan fungsi intestinum atau karena adanya penurunan kebutuhan, namun jawaban pastinya belum ditemukan. Defisiensi seng yang marginal dapat berpengaruh terhadap indra pengecap dan penyembuhan luka yang melambat.

Absorpsi kalsium menurun dengan bertambahnya umur. Pada usia muda, bila asupan kalsium rendah akan terjadi efisiensi atau peningkatan dalam absorpsi yang tidak terjadi pada lansia. Hal ini mungkin berhubungan dengan penurunan respon intestinum terhadap vitamin D. Amerika Serikat meningkatkan AKG kalsium bagi lansia hingga 1500mg/hari untuk menurunkan resiko terjadinya osteoporosis, mengingat usia harapan hidup yang tinggi. Studi WHO di Hongkong juga menyimpulkan perlunya suplemen 1000mg kalsium (dari 2 gelas susu tinggi kalsium) pada wanita Asia dimana diet sehari-harinya rendah sumber kalsium dari susu maupun olahan susu. Studi longitudinal ini menghasilkan penurunan resiko fraktur tulang karena osteoporosis disamping didapatkan kepadatan tulang yang lebih baik pada mereka yang menerima suplemen dibanding yang tidak menerima suplemen. Untuk Indonesia, AKG tahun 2004 masih berada pada tingkat 800mg/hari bagi lansia.

2.9 Proses perjalanan makanan dari mulut hingga menjadi feses

Di dalam mulut, polisakarida makanan, yaitu amilum mengalami pencernaan atau digesti secara mekanis karena adanya gigi dan secara enzimatik karena adanya ptyalin atau amylase ludah. Ptyalin mengkatalisis hidrolisis amilum menjadi maltose. Perubahan amilum menjadi maltose tidak berjalan spontan, tetapi bertahap yang disertai dengan hasil antara : amilodekstrin, eritrodekstrin, akrodekstrin, dan dekstrin-dekstrin lain yang mempunyai rantai pendek (oligosakarida). Di dalam mulut, amilum yang diubah menjadi maltosa hanya sedikit, sebab makanan berada di dalam mulut hanya sebentar. Bersama-sama makanan lain, amilum yang telah tercena maupun yang belum akan masuk ke dalam lambung. Protein dan lemak dalam mulut hanya mengalami pencernaan secara mekanis dan tidak secara enzimatik sebab dalam mulut tidak ada enzim yang mengkatalisis hidrolisis protein dan lemak.

Pada lumen lambung, kerja enzim ptyalin yang masuk bersama-sama makanan dari mulut dihentikan dengan adanya asam klorida (HCL) yang disekresi oleh sel-sel parietal. Jadi, polisakarida, oligosakarida, dan disakarida dalam lambung tidak mengalami perubahan : protein yang kontak dengan asam klorida lambung akan mengalami denaturasi sehingga lebih mudah

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 18

Page 19: Makalah Seminar Nutrisi Fix

dicerna. Protein yang berada di dalam lambung akan diubah oleh pepsin menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil, yaitu oligopeptida, proteosa, dan pepton. Protein susu dalam bentuk kalsium para kaseinat (protein susu yang berkaitan dengan kalsium yang membentuk gumpalan sehingga muda / lebih lama dipengaruhi pepsin) juga akan dicerna oleh pepsin. Berbeda dengan amylase dan enzim lainnya, pepsin bekerja dalam suasana sangat asam (pH 1,0-2,5) sesuai dengan kondisi asam cairan lambung.

Selanjutnya, pencernaan berlangsung di dalam usus halus. Di dalam usus halus terdapat enzim-enzim yang berasal dari pancreas dan enzim-enzim yang berasal dari mukosa usus halus sendiri. pH usus halus bersifat alkalis terutama disebabkan oleh garam natrium bikarbonat dari pancreas dan keadaan alkalis ini sesuai dengan daerah pH optimum enzim-enzim yang bekerja di dalam usus halus. Monosakarida, gliserol, asam lemak, dan asam-asam amino yang dihasilkan kemudian diserap oleh dinding usus halus. Bahan makanan yang tidak tercerna dan hasil pencernaan yang tidak terserap melalui mukosa usus halus bersama sel-sel epitel usus yang rusak masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, zat-zat ini akan mengalami perombakan oleh bakteri usus. Sebagian besar air dan elektrolit diserap dalam kolon sehingga isi kolon makin lama makin pekat dan akhirnya membentuk padatan yang disebut feses.

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 19

Page 20: Makalah Seminar Nutrisi Fix

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses – proses kehidupan. (Soenarjo,2000)

Adapun jenis – jenis nutrisi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air.

Kebutuhan nutrisi setiap individu berbeda – beda, adapun faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan pemenuhan kebutuhan nutrisi setiap individu, di antaranya faktor aktivitas kerja masing – masing individu, usia, jenis kelamin, serta faktor ekonomi.

B. SARAN

Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi sehari – hari sebaiknya memperhatikan asupan gizi yang seimbang. Untuk usia dini hingga usia sekolah diharapkan mendapatkan nutrisi yang cukup, perbanyak makan sayur – sayuran, karena dalam masa bayi hingga masa sekolah, itu termasuk masa – masa pertumbuhan, sedangkan untuk usia dewasa hingga lansia harus memperhatikan makanan yang di konsumsi. Harus mengontrol pola hidup sehat.

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 20

Page 21: Makalah Seminar Nutrisi Fix

DAFTAR PUSTAKA

1. http://inayach13.blogspot.com/2012/12/metabolisme-lemak.html

2. Pengantar Kimia Buku Panduan kuliah Mahasiswa Kedokteran By Drs. Damin Sumardjo

3. http://infopenyakitdalam.com/berita-313-nutrisi-pada-geriatri.html

4. Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

5. Arisman. 2004. Gizi dalam daur kehidupan : buku ajar ilmu gizi. Jakarta: EGC.

6. Potter, Perry. 2005. Fundamental of Nursing. 6th edition. Mosby Inc, St. Louis. Philadelphia.

[Makalah Seminar Nutrisi] Page 21