NUTRISI MAKALAH

39
TUGAS MAKALAH NUTRISI GIZI DAN INTERAKSI OBAT Oleh : 1. Eko Putut Jaelani (10334002) 2. Lamhot Hasudungan Simanullang (10334004) 3. Rama Dahlia (10334011) 4. Hafiz Surahman (10334019) Dosen Pembimbing: Bu Melova PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Transcript of NUTRISI MAKALAH

Page 1: NUTRISI MAKALAH

TUGAS MAKALAH

NUTRISI

GIZI DAN INTERAKSI OBAT

Oleh :

1. Eko Putut Jaelani (10334002)

2. Lamhot Hasudungan Simanullang (10334004)

3. Rama Dahlia (10334011)

4. Hafiz Surahman (10334019)

Dosen Pembimbing:

Bu Melova

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2014

Page 2: NUTRISI MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hubungan dan interaksi antara makanan, gizi yang terkandung dalam makanan dan obat

saling mendukung dalam pelayanan kesehatan dan dunia medis. Makanan dan nutrien

spesifik dalam makanan, jika dicerna bersama dengan beberapa obat, pasti dapat

mempengaruhi seluruh ketersediaan hayati, farmakokinetik, farmakodinamik dan efek terapi

dalam pengobatan. Makanan dapat mempengaruhi absorbsi obat sebagai hasil dari

pengubahan dalam saluran gastrointestinal atau interaksi fisika atau kimia antara partikel

komponen makanan dan molekul obat.. Pengaruh tergantung pada tipe dan tingkat interaksi

sehingga absorbsi obat dapat berkurang, tertunda, tidak terpengaruh atau meningkat oleh

makanan yang masuk.

Gangguan akibat meminum obat dapat terjadi apabila kita tidak mengetahui obat itu

dapat berinteraksi dengan apa saja bisa dengan obat bisa pula dengan makanan. Apabila kita

mengkonsumsi makanan yang dapat berinteraksi dengan obat akibatnya bisa baik bagi tubuh

dan juga bisa berakibat buruk. Apabila obat berinteraksi dengan makanan bisa saja makanan

tersebut mempercepat kerja obat begitu juga sebaliknya makanan juga dapat memperlambat

atau menghambat kerja obat

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka makalah ini akan menitikberatkan pada

1. Mengetahui interaksi obat dan makanan berdasarkan fase farmasetis, fase

farmakokinetik, dan fase farmakodinamik

2. Mengetahui interaksi obat dan makanan yang dapat menurunkan nafsu makan,

mengganggu pengecapan, mengganggu traktus gastrointestinal/ saluran pencernaan, dan

mempengaruhi absorbsi, metabolisme dan eksresi zat gizi.

3. Mengetahui interaksi obat dengan mikronutrien

Page 3: NUTRISI MAKALAH

1.3 TUJUAN

Adapun yang mendasari atau tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain

1. Untuk mengetahui interaksi obat dan makanan yang terjadi berdasar pada fase farmasetis,

fase farmakokinetik, dan fase farmakodinamik

2. Untuk mengetahui interaksi obat yang dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu

pengecapan, mengganggu traktus gastrointestinal/ saluran pencernaan, dan

mempengaruhi absorbsi, metabolisme dan eksresi zat gizi

3. Untuk mengetahui interaksi obat dengan nutrien.

Page 4: NUTRISI MAKALAH

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERKEMBANGAN ILMU GIZI

Dilihat dari segi sifatnya, ilmu gizi dibedakan menjadi 2, yakni gizi yang berkaitan

dengan kesehatan perorangan yang disebut gizi kesehatan perorangan dan gizi yang berkaitan

dengan kesehatan masyarakat yang disebut gizi kesehatan masyarakat (public health

nutrition). Kedua sifat keilmuan ini akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang

ilmu sendiri, yakni cabang ilmu gizi kesehatan perorangan atau disebut gizi klinik (clinical

nutrition) dan cabang ilmu gizi kesehatan masyarakat atau gizi masyarakat (community

nutrition).

Kedua cabang ilmu gizi ini dibedakan berdasarkan hakekat masalahnya. Gizi klinik

berkaitan dengan masalah gizi pada individu yang sedang menderita gangguan kesehatan

akibat kekurangan atau kelebihan gizi. Oleh sebab itu, sifat dari gizi klinik adalah lebih

menitikberatkan padakuratif daripada preventif dan promotifnya. Sedangkan gizi masyarakat

berkaitan dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat. Oleh sebab itu sifat dari gizi

masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (prevensi) dan peningkatan (promosi).

0leh karena sifat kedua keilmuan ini berbeda maka akan menyebabkan perbedaan

jenis profesi yang menangani kedua pokok masalah tersebut. Gizi klinik berurusan dengan

masalah klinis pada individu yang mengalami gangguan gizi maka profesi kedokteranlah

yang lebih tepat untuk menanganinya.

Beberapa Pengertian / Istilah Dalam Gizi :

1. Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang

makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.

2. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta

mengatur proses-proses kehidupan.

Page 5: NUTRISI MAKALAH

3. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan

kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan

energi.

4. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.

5. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-

unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila

dimasukkan ke dalam tubuh.

6. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.

7. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan

zat-zat gizi.

Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa

berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan

makanan, pangan dan bahan makanan.

Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :

1. Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan

energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan

dalam tubuh).

2. Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang

karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas

kerja.

2.2 INTERAKSI OBAT

Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat. Efek-

efeknya bisa meningkatkan atau mengurangi aktivitas, atau menghasilkan efek baru yang

tidak dimiliki sebelumnya. Biasanya yang terpikir oleh kita adalah antara satu obat dengan

obat lain. Tetapi, interaksi bisa saja terjadi antara obat dengan makanan, obat dengan herbal,

obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi dengan kandungan infus.

Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lain perubahan dalam

farmakokinetika obat tersebut, seperti absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eksresi (ADME)

Page 6: NUTRISI MAKALAH

obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari sifat- sifat farmakodinamik obat

tersebut, missal, pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan agonis untuk resptor

yang sama.

Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap pasien. Ketika

dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan mempengaruhi makanan

yang masuk (drug-food interaction). Hal sebaliknya juga dapat terjadi, makanan yang masuk

juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan (food-drug interaction).

2.3 PENGARUH MAKANAN DAN KOMPONEN MAKANAN TERHADAP

ABSORPSI OBAT DAN BIOAVAIBILITAS OBAT

Setidaknya ada empat cara di mana makanan dan komponen mereka dapat mempengaruhi

penyerapan dan bioavailabilitas obat:

Ikatan fisika-kima : Komponen makanan dan obat dapat mengikat fisikokima satu sama

lain, sehingga obat atau komponen tidak dapat diserap. Sebagai contoh, antibiotik

tetrasiklin mengikat dengan kalsium, magnesium , besi, dan seng ; setelah terikat,

antibiotik menjadi tidak aktif sebabnya obat ini tidak boleh bersamaan dengan produk

susu, yang mengandung jumlah tinggi mineral ini.

Stabilitas: Makanan dapat mengubah stabilitas persiapan obat dalam perut, sehingga rusak

sebelum dapat diserap.

Pengosongan Lambung: Obat atau makanan dapat mengubah tingkat pengosongan

lambung, dan karena itu tingkat di mana obat tiba di usus kecil. Pengosongan lambung

biasanya terdapat tiga tahap proses. Ketika Anda mulai makan, sejumlah kecil makanan

yang tercampur dengan cairan lambung memasuki usus kecil. Kehadiran campuran ini

membuat usus kecil mengirimkan sinyal untuk memperlambat pengosongan lambung.

Pengosongan lambung yang diperlambat memungkinkan untuk benar-benar mencampur

makanan dengan cairan lambung, dan untuk memecah makanan menjadi partikel kecil.

Makanan berlemak sangat efektif dalam memperlambat pengosongan perut, sementara

eritromisin, antibiotik, meningkatkan kecepatan pengosongan lambung.

Page 7: NUTRISI MAKALAH

Sebuah obat yang diminum pada waktu perut kosong kemungkinan besar akan dibuang

dengan cepat ke dalam usus kecil. Akibatnya, akan ada hanya satu puncak dalam kurva yang

menggambarkan konsentrasi obat dalam darah sepanjang waktu. Sebaliknya, obat yang

bersamaan dengan makanan akan tiba di usus kecil lebih lambat, dan dalam spurts kecil

(melalui fase kedua pengosongan lambung), sehingga mungkin ada dua atau lebih konsentrasi

puncak dalam kurva ini. Selain itu, obat diminum pada saat perut kosong akan masuk lebih

cepat melalui usus kecil, dengan hasil bahwa waktu untuk penyerapan yang lebih pendek dan

kurang dari obat dapat diserap. Akhirnya, pada tahap ketiga pengosongan lambung, kira-kira

setiap 24 jam, perut normal memiliki serangkaian besar kontraksi yang mendorong partikel

yang lebih besar dan bahan apapun yang tersisa di perut ke dalam usus kecil. Jika ada partikel

obat besar tertinggal di perut, pengosongan ini dapat menyebabkan tiba-tiba pembuangan dari

sejumlah besar obat ke dalam usus kecil, dengan puncak yang tajam sesuai pada konsentrasi

obat dalam darah. Durasi dan tingkat fase pengosongan lambung dalam pengaruh makanan

bervariasi dari individu ke individu, tetapi lebih panjang pada wanita dibandingkan pada pria,

dan lebih lama pada pecandu alkohol kronis. Merokok saat makan juga penundaan

pengosongan perut.

Cara keempat di mana makanan dapat mempengaruhi penyerapan dan bioavailabilitas obat

adalah dengan:

Persaingan untuk penyerapan: Banyak obat menggunakan sistem-yang mengangkut

alami usus yang biasanya mengangkut komponen-makanan melintasi dinding usus. Oleh

karena itu mereka bersaing dengan komponen makanan untuk transportasi. Sebagai

contoh, L-dopa dan metildopa (obat yang digunakan untuk mengendalikan penyakit

Parkinson) menggunakan mekanisme transporter sama dengan asam amino aromatik dari

protein, sehingga penyerapan obat ini menurun jika Anda makan makanan tinggi protein

pada saat yang sama Anda meminum obat.

Secara umum, kita dapat membagi obat menjadi yang paling baik diserap pada waktu perut

kosong (misalnya, sebagian besar tapi tidak semua antibiotik, preparat digitalis, captopril, dan

sukralfat) ; yang diserap paling baik dengan makanan (misalnya, beberapa obat hipertensi

seperti chlorothiazide dan spironolactone, dan obat-obatan untuk kelainan lipid darah seperti

lovastatin dan gemfibrozil), dan obat-obat yang penyerapan bervariasi menurut jenis sediaan

atau formulasi. Misalnya, obat-obatan yang dilapisi enterik (sehingga mereka tidak hancur

Page 8: NUTRISI MAKALAH

oleh asam lambung) dapat lebih mudah diserap jika mereka diminum dengan makanan,

karena tinggal lama di perut dan dapat melemahkan lapisan sehingga lebih mudah hancur

dalam usus kecil.

Contoh-contoh yang diberikan di atas adalah aturan umum dan mungkin tidak berlaku untuk

beberapa kasus khusus. Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa resep obat dan

berkonsultasi dengan apoteker Anda. Misalnya, teofilin , yang umum digunakan obat asma,

datang dalam beberapa formulasi yang berbeda, tergantung pada produsen. Salah satu versi

teofilin yang diserap terbaik jika disertai dengan makanan tinggi lemak, sementara yang lain

kurang diserap. Tingkat penyerapan teofilin sangat penting karena merupakan salah satu dari

banyak obat yang memiliki jendela terapi yang sempit; dengan kata lain, ada perbedaan yang

sangat kecil antara konsentrasi obat yang dibutuhkan dalam aliran darah agar bisa efektif,

dan konsentrasi di mana obat menjadi efek racun. Obat untuk bekerja dengan baik, sangat

penting untuk mempertahankan tingkat kestabilan obat dalam aliran darah-tidak terlalu

sedikit atau terlalu banyak. Oleh karena itu, beralih dari satu formulasi yang lain harus

dilakukan dengan hati-hati.

Biotransformasi dapat dibagi menjadi dua tahap: Tahap I, di mana senyawa diubah oleh

enzim (protein yang mengubah struktur molekul lain seperti obat-obatan untuk membuat

mereka tidak aktif atau lebih aktif), dan Tahap II, di mana senyawa dipersiapkan untuk

ekskresi dalam urin dengan melampirkan molekul yang membuat mereka larut dalam air.

Usus kecil memiliki beberapa kapasitas untuk biotransformasi obat, tetapi organ utama

biotransformasi adalah hati. Karena darah dari usus kecil harus melewati hati sebelum

melanjutkan ke seluruh tubuh, beberapa obat yang mudah diserap mungkin tidak

bioavailable, karena mereka tidak aktif oleh hati sebelum mereka bisa mendapatkan ke lokasi

aksi. Aliran darah melalui hati, dan ukuran hati itu sendiri, menurun seperti umur orang,

sehingga beberapa obat mungkin efektif pada dosis yang lebih rendah pada orang tua dari

pada orang muda.

Faktor-faktor diet yang mengaktifkan enzim hati yang baru mulai harus dijelaskan. Ini

termasuk kedua faktor nutrisi (protein, karbohidrat , dan lemak) dan faktor non-nutrisi,

senyawa dalam daging charbroiled, dalam sayuran seperti kubis, lobak, dan brokoli , dan

buah jeruk , terutama jeruk. Jika meminum obat yang diaktifkan atau tidak aktif oleh enzim

hati, adalah penting untuk mempertahankan diet yang tidak berbeda jauh dari hari ke hari

Page 9: NUTRISI MAKALAH

dalam rangka untuk memastikan tingkat kestabilan dari obat aktif dalam aliran darah.

Perhatikan bahwa perubahan besar dalam makronutrien komposisi diet, misalnya, adopsi diet

rendah protein, juga dapat mempengaruhi Tahap II biotransformasi, dan karena ekskresi obat.

Pengaruh Obat, Pangan dan Asupan Gizi dan Fungsi

Obat dapat mempengaruhi makanan dan asupan gizi, baik sebagai efek yang diinginkan atau

sebagai efek samping. Mereka dapat mengubah nafsu makan ; menyebabkan mual dan

muntah; menyebabkan penghindaran makanan; mengubah rasa makanan, mengurangi sensasi

rasa, atau menyebabkan mulut menjadi menyakitkan; menyebabkan lambung iritasi ; dan

mengubah fungsi usus. Salah satu kelas obat yang dapat menyebabkan semua masalah ini

terdiri dari obat antikanker yang berpotensi menyebabkan kekurangan gizi karena mereka

dapat mengurangi asupan makanan secara dramatis.

Interaksi spesifik Diet / Makanan-Obat

Ada sejumlah pengaruh besar pengaruh suatu obat terhadap makanan yang terkenal di mana

aksi obat diubah oleh komponen makanan tertentu. Contoh umum adalah diuretik digunakan

untuk hipertensi, digoxin yang digunakan untuk penyakit jantung , coumarin antikoagulan

yang digunakan untuk pengenceran darah, dan monoamine oxidase (MAO) inhibitor yang

digunakan untuk depresi. Demikian pula, ada sejumlah obat, seperti obat yang dirancang

untuk mengurangi keasaman lambung, yang mempengaruhi vitamin dan status mineral,

persyaratan, dan aktivitas.

Obat dapat menghambat enzim yang mungkin penting untuk metabolisme zat-zat beracun

dalam makanan. Dalam kasus disulfiram , obat yang digunakan untuk mengekang konsumsi

alkohol, yang penghambatan enzim adalah efek terapi yang diinginkan. Obat ini menghambat

aldehyde dehydrogenase , enzim yang memecah aldehida yang berasal dari konsumsi

alkohol. Akibatnya, orang yang memakai obat menjadi sakit ketika mereka minum alkohol,

dan dengan demikian belajar untuk menghindari alkohol. Untuk sebagian besar obat,

bagaimanapun, ketidakcocokan antara makanan dan obat adalah tidak diinginkannya efek

samping.

Page 10: NUTRISI MAKALAH
Page 11: NUTRISI MAKALAH

BAB III

PEMBAHASAN

Dasar yang menentukan apakah obat diminum sebelum, selama atau setelah makan

tentunya adalah karena absorpsi, ketersediaan hayati serta efek terapeutik obat bersangkutan,

yang amat tergantung dari waktu penggunaan obat tersebut serta adanya kemungkinan

interaksi obat dengan makanan itu sendiri. Cukup banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk

menyelidiki hal ini. Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan dapat terjadinya

interaksi obat dengan makanan adalah :

1. Perubahan motilitas lambung dan usus, terutama kecepatan pengosongan lambung dari

saat masuknya makanan

2. Perubahan pH, sekresi asam serta produksi empedu

3. Perubahan suplai darah di daerah splanchnicus dan di mukosa saluran cerna

4. Dipengaruhinya absorpsi obat oleh proses adsorpsi dan pembentukan kompleks

5. Dipengaruhinya proses transport aktif obat oleh makanan

6. Perubahan biotransformasi dan eliminasi.

Dari semua pengaruh ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi interaksi obat dan

makanan antara lain :

1. Pengosongan lambung

Pada kasus tertentu misalnya setelah pemberian laksansia atau penggunaan preparat

retard, maka di usus besarpun dapat terjadi absorpsi obat yang cukup besar. Karena

besarnya peranan usus halus dalam hal ini, tentu saja cepatnya makanan masuk ke dalam

usus akan amat mempengaruhi kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi. Peranan jenis

makanan juga berpengaruh besar di sini. Jika makanan yang dimakan mengandung

komposisi 40% karbohidrat, 40% lemak dan 20% protein maka walaupun pengosongan

lambung akan mulai terjadi setelah sekitar 10 menit. Proses pengosongan ini baru

berakhir setelah 3 sampai 4 jam. Dengan ini selama 1 sampai 1,5 jam volume lambung

tetap konstan karena adanya proses-proses sekresi.

Tidak saja komposisi makanan, suhu makanan yang dimakanpun berpengaruh pada

kecepatan pengosongan lambung ini. Sebagai contoh makanan yang amat hangat atau

amat dingin akan memperlambat pengosongan lambung. Ada pula peneliti yang

menyatakan pasien yang gemuk akan mempunyai laju pengosongan lambung yang lebih

lambat daripada pasien normal. Nyeri yang hebat misalnya migren atau rasa takut, juga

Page 12: NUTRISI MAKALAH

obat-obat seperti antikolinergika (missal atropin, propantelin), antidepresiva trisiklik

(misal amitriptilin, imipramin) dan opioida (misal petidin, morfin) akan memperlambat

pengosongan lambung. Sedangkan percepatan pengosongan lambung diamati setelah

minum cairan dalam jumlah besar, jika tidur pada sisi kanan (berbaning pada sisi kiri

akan mempunyai efek sebaliknya,) atau pada penggunaan obat seperti metokiopramida

atau khinidin. Jelaslah di sini bahwa makanan mempengaruhi kecepatan pengosongan

lambung, maka adanya gangguan pada absorpsi obat karenanya tidak dapat diabaikan.

2. Komponen makanan

Efek perubahan dalam komponen-komponen makanan :

1. Protein (daging, dan produk susu)

Sebagai contoh, dalam penggunaan Levadopa untuk mngendalikan tremor pada

penderita Parkinson. Akibatnya, kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali

dengan baik. Hindari atau makanlah sesedikit mungkin makanan berprotein tinggi

(Harknoss, 1989).

2. Lemak

Keseluruhan dari pengaruh makan lemak pada metabolisme obat adalah bahwa apa

saja yang dapat mempengaruhi jumlah atau komposisi asam lemak dari fosfatidilkolin

mikrosom hati dapat mempengaruhi kapasitas hati untuk memetabolisasi obat.

Kenaikan fosfatidilkolin atau kandungan asam lemak tidak jenuh dari fosfatidilkolin

cenderung meningkatkan metabolism obat (Gibson, 1991). Contohnya : Efek

Griseofulvin dapat meningkat.interaksi yang terjadi adalah interaksi yang

menguntungkan dan grieseofluvin sebaiknya dimakan pada saat makan makanan

berlemak seperti daging sapi, mentega, kue, selada ayam, dan kentang goring

(Harkness, 1989).

3. Karbohidrat

Karbohidrat tampaknya mempunyai efek sedikit pada metabolism obat, walaupun

banyak makan glukosa, terutama sekali dapat menghambat metabolism barbiturate,

dan dengan demikian memperpanjang waktu tidur. Kelebihan glukosa ternyata juga

mengakibatkan berkurangnya kandungan sitokrom P-450 hati dan memperendah

aktivitas bifenil-4-hidroksilase (Gibson, 1991). Sumber karbohidrat: roti, biscuit,

kurma, jelli, dan lain-lain (Harkness, 1989).

4. Vitamin

Page 13: NUTRISI MAKALAH

Vitamin merupakan bagian penting dari makanan dan dibutuhkan untuk sintesis

protein dan lemak, keduanya merupakan komponen vital dari system enzim yang

memetabolisasi obat. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa perubahan dalam

level vitamin, terutama defisiensi, menyebabkan perubahan dalam kapasitas

memetabolisasi obat. Contohnya :

a. Vit A dan vit B dengan antacid, menyebabkan penyerapan vitamin berkurang.

b. Vit C dengan besi, akibatnya penyerapan besi meningkat.

c. Vit D dengan fenitoin (dilantin), akibatnya efek vit D berkurang.

d. Vit E dengan besi, akibatnya aktivitas vit E menurun.

(Harkness, 1989)

5. Mineral

Mineral merupakan unsur logam dan bukan logam dalam makanan untuk menjaga

kesehatan yang baik. Unsur – unsure yang telah terbukti mempengaruhi metabolisme

obat ialah: besi, kalium, kalsium, magnesium, zink, tembaga, selenium, dan iodium.

Makanan yang tidak mengandung magnesium juga secara nyata mengurangi

kandungan lisofosfatidilkolin, suatu efek yang juga berhubungan dengan

berkurangnya kapasitas memetabolisme hati. Besi yang berlebih dalam makanan

dapat juga menghambat metabolisme obat. Kelebihan tembaga mempunyai efek yang

sama seperti defisiensi tembaga, yakni berkurangnya kemampuan untuk

memetabolisme obat dalam beberapa hal. Jadi ada level optimum dalam tembaga yang

ada pada makanan untuk memelihara metabolism obat dalam tubuh (Gibson, 1991).

3. Ketersediaan hayati

Penggunaan obat bersama makanan tidak hanya dapat menyebabkan perlambatan

absorpsi tetapi dapat pula mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi (ketersediaan hayati

obat bersangkutan). Penisilamin yang digunakan sebagai basis terapeutika dalam

menangani reumatik, jika digunakan segera setelah makan, ketersediaan hayatinya

jauh lebih kecil dibandingkan jika tablet tersebut digunakan dalam keadaan lambung

kosong. Ini akibat adanya pengaruh laju pengosongan lambung terhadap absorpsi obat

(Gibson, 1991).

Absorbsi

Interaksi dalam proses absorpsi dapat terjadi dengan berbagai cara misalnya,

Page 14: NUTRISI MAKALAH

Perubahan (penurunan) motilitas gastrointestinal oleh karena obat-obat seperti morfin

atau senyawa-senyawa antikolinergik dapat mengubah absorpsi obat-obat lain.

Kelasi yakni pengikatan molekul obat-obat tertentu oleh sen/.zyawa logam sehingga

absorpsi akan dikurangi, oleh karena terbentuk senyawa kompleks yang tidak

diabsorpsi. Misalnya kelasi antara tetrasiklin dengan senyawa-senyawa logam /berat

akan menurunkan absorpsi tetrasiklin.

Makanan juga dapat mengubah absorpsi obat-obat tertentu, misalnya: umumnya

antibiotika akan menurun absorpsinya bila diberikan bersama dengan makanan

(Grahame, 1985)

Obat-obatan yang dikenal luas dapat mempengaruhi absorbsi zat gizi adalah obat-obatan

yang memiliki efek merusak terhadap mukosa usus. Antineoplastik, antiretroviral, NSAID

dan sejumlah antibiotik diketahui memiliki efek tersebut. Mekanisme penghambatan absorbsi

tersebut meliputi: pengikatan antara obat dan zat gizi (drug-nutrient binding) contohnya Fe,

Mg, Zn, dapat berikatan dengan beberapa jenis antibiotik; mengubah keasaman lambung

seperti pada antacid dan antiulcer sehingga dapat mengganggu penyerapan B12, folat dan

besi; serta dengan cara penghambatan langsung pada metabolisme atau perpindahan saat

masuk ke dinding usus (Lulukria, 2010).

Metabolisme

Interaksi dalam proses metabolisme dapat terjadi dengan dua kemungkinan, yakni

Pemacuan enzim (enzyme induction) suatu obat (presipitan) dapat memacu

metabolisme obat lain (obat obyek) sehingga mempercepat eliminasi obat tersebut.

Obat-obat yang dapat memacu enzim metabolism obat disebut sebagai enzyme

inducer. Dikenal beberapa obat yang mempunyai sifat pemacu enzim ini yakni

Rifampisin; Antiepileptika: fenitoin, karbamasepin, fenobarbital.

Penghambatan enzim, Obat-obat yang punya kemampuan untuk menghambat enzim

yang memetabolisir obat lain dikenal sebagai penghambat enzim (enzyme inhibitor).

Akibat dari penghambatan metabolisme obat ini adalah meningkatnya kadar obat

dalam darah dengans egala konsekuensinya, oleh karena terhambatnya proses

eliminasi obat. Obat-obat yang dikenal dapat menghambat aktifitas enzim

metabolisme obat antara lain kloramfenikol, isoniazid, simetidin, propanolol,

eritromisin, fenilbutason, alopurinol,dan lain-lain. (Grahame, 1985)

Page 15: NUTRISI MAKALAH

Obat-obatan dan zat gizi mendapatkan enzim yang sama ketika sampai di usus dan hati.

Akibatnya beberapa obat dapat menghambat aktifitas enzim yang dibutuhkan untuk

memetabolisme zat gizi. Sebagai contohnya penggunaan metotrexate pada pengobatan kanker

menggunakan enzim yang sama yang dipakai untuk mengaktifkan folat. Sehingga efek

samping dari penggunaan obat ini adalah defisiensi asam folat (Lulukria, 2010).

Ekskresi

Obat-obatan dapat mempengaruhi dan mengganggu eksresi zat gizi dengan mengganggu

reabsorbsi pada ginjal dan menyebabkan diare atau muntah. Sehingga jika dirangkum, efek

samping pemberian obat-obatan yang berhubungan dengan gangguan GI (gastrointestinal)

dapat berupa terjadinya mual, muntah, perubahan pada pengecapan, turunnya nafsu makan,

mulut kering atau inflamasi/ luka pada mulut dan saluran pencernaan, nyeri abdominal

(bagian perut), konstipasi dan diare. Efek samping seperti di atas dapat memperburuk

konsumsi makanan si pasien. Ketika pengobatan dilakukan dalam waktu yang panjang tentu

dampak signifikan yang memperngaruhi status gizi dapat terjadi (Bruyne, 2008).

Interaksi antara obat dan makanan disini dapat dibagi menjadi :

1. Obat-obatan yang dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu pengecapan dan

mengganggu traktus gastrointestinal atau saluran pencernaan.

2. Obat-obatan yang dapat mempengaruhi absorbsi, metabolisme dan eksresi zat gizi

Obat dan penurunan nafsu makan

Efek samping obat atau pengaruh obat secara langsung, dapat mempengaruhi nafsu

makan. Kebanyakan stimulan CNS dapat mengakibatkan anorexia. Efek samping obat

yang berdampak pada gangguan CNS dapat mempengaruhi kemampuan dan keinginan

untuk makan. Obat-obatan penekan nafsu makan dapat menyebabkan terjadinya

penurunan berat badan yang tidak diinginkan dan ketidakseimbangan nutrisi (Mahan,

2002).

Obat dan perubahan pengecapan atau penciuman

Banyak obat yang dapat menyebabkan perubahan terhadap kemampuan merasakan

dysgeusia, menurunkan ketajaman rasa hypodysgeusia. Gejala-gejala tersebut dapat

mempengaruhi intake makanan. Obat-obatan yang umum digunakan dan diketahui

Page 16: NUTRISI MAKALAH

menyebabkan hypodysgeusia seperti: obat antihipertensi (captopril), antriretroviral

ampenavir, antineoplastik cisplastin, dan antikonvulsan phenytoin (Mahan, 2002).

Obat dan gangguan gastrointestinal

Obat dapat menyebabkan perubahan pada fungsi usus besar dan hal ini dapat berdampak

pada terjadinya konstipasi atau diare. Obat-obatan narkosis seperti kodein dan morfin

dapat menurunkan produktivitas tonus otot halus dari dinding usus. Hal ini berdampak

pada penurunan peristaltik yang menyebabkan terjadinya konstipasi (Lulukria, 2010).

Makanan yang mempengaruhi tingkat ionisasi dan solubilitas atau reaksi

pembentukan khelat, dapat mengubah absorbsi obat secara signifikan. Misalnya pada reaksi

pembentukan khelat pada :

1. Kombinasi tetracyclin dengan mineral divalen seperti Ca dalam susu atau antasida.

Kalsium akan mempengaruhi absorbsi dari quinolon.

2. Reaksi antara besi (ferro atau ferri) dengan tetracyclin, antibiotik fluoroquinolon,

ciprofloxacin, ofloxacin, lomeflox dan enoxacin. Maka dari itu, ketersediaan hayati

ciprofloxacin dan ofloxacin turun masing-masing 52 dan 64 % akibat adanya besi.

3. Zink dan fluoroquinolon akan menghasilkan senyawa inaktif sehingga menurunkan

absorbsi obat (b). 

Kecepatan pengosongan lambung secara signifikan mempengaruhi komposisi

makanan yang dicerna. Kecepatan pengosongan lambung ini dapat mengubah ketersediaan

hayati obat. Makanan yang mengandung serat dan lemak tinggi diketahui secara normal

menunda waktu pengosongan lambung. Beberapa obat seperti nitrofurantoin dan hidralazin

lebih baik diserap saat pengosongan lambung tertunda karena tekanan pH rendah di lambung.

Obat lain seperti L-dopa, Penicillin G dan digoxin, mengalami degradasi dan menjadi inaktif

saat tertekan oleh pH rendah di lambung dalam waktu lama. Obat dieliminasi dari tubuh

tanpa diubah atau sebagai metabolit primer oleh ginjal, paru-paru, atau saluran

gastrointestinal melalui empedu. Ekskresi obat juga dapat dipengaruhi oleh diet nutrien

seperti protein dan serat, atau nutrien yang mempengaruhi pH urin.

Page 17: NUTRISI MAKALAH

Macam-macam proses Interaksi Obat dengan makanan

Berikut merupakan macam-macam proses interaksi obat dan makanan dan efek yang

ditimbulkan dalam tubuh kita.

1. Makanan yang meningkatkan efek beberapa obat obat yang efeknya apat ditingkatkan

oleh makanan dan biasanya harus digunakan bersama dengan makanan agar didapatkan

efek yang tetap.

Obat jantung β bloker

Digunakan untuk mencegah angina, untuk menormalakan kembali denyut jantung yang

tidak beraturan, dan untuk menaggulangi tekanan darah tinggi. Nama paten pemblok beta

: Tenormin, Inderal,lopresor. Karbamazapin (tagretol) anti konvulsan yang digunakan

untuk mencegah serangan Diazepam (Valium) – suatu transkuliansia. Diuretika

digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan layu jantung. Nama paten diuretika

yang berinterakasi : Anhydron, Aquatag, aquetnsin, diucardin, diulo, diuril, enduron,

hydromox.

Hidralazine (apresoline) digunakan untuk menanggulangi tekanan arah tinggi.

Nitrofurantoin (furadantin, Macrodantin) suatu anti mikroba digunakan untuk mengobati

infeksi saluran kemih. Fenitoin (dilantin) suatu anti konvulsann digunakan untuk

mencegah serangan. Spironolakton (aldactazide, aldactone) suatu diuretika digunakan

untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu Jantung.

2. Makanan yang menurunkan efek beberapa obat

Makan obat berikut ini satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk mencegah

interaksi yang mungkin menurunkan efek obat :

Kaptoril (capoten) digunakan untuk menanggulangi takanan darah tinggi dan layu

jantung

Antibiotika. Pengecualian antibiotika yang tidak dipengaruhi oleh makanan

Amoksisilin (amoksil, larotid, polymox)

Bakampisilin (spectrobid)

Doksisilin (doxcychel)

Hetasalin (Versapen)

Eritromisin estolat (liosone)

Eritromisin salut enteric (E-mycin, Ery-Tab)

Minosiklin (minocin)

Page 18: NUTRISI MAKALAH

3. Makanan Beralkali Metenamin (hiprex, Mandelamine, Urex)

Efek metanamine dapat berkurang. Metanamine digunakan untuk mengobati infeksi

saluran kemih (kandung kemih Dan ginjal). Akibatnya : Infeksi mungkin tidak terobati

dengan baik. Hindari makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega, kastanye, sari buah

jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan (kecuali berry. Prem yang dikeringkan), susu,

sayuran (kecuali Jagung)

4. Makanan beralkali Kinidin (Cardioquin, duraquin, quinaglute dura tabs, Quinora)

Efek kinidin dapat meningkat, kinidin digunakan untuk menormalkan denyut jantung

yang tidak beraturan. Akibatnya mungkin menjadi efek samping merugikan karena terlalu

banyak kinidin disertai gejala jantung berdebar atau denyut jantung tidak teratur, pusing

sakit kepala, telinga berdaging, dan gangguan penglihatan. Hindari makan seperti : Hindari

makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa

susu, buah-buahan, sayuran (kecuali Jagung)

5. Makanan beralkali Kinin (coco Quinine, Quinamm, Quinine)

Efek Quinine dapat meningkat. Kinin adalah obat bebas yang digunakan untuk

mengobati malaria dan untuk kejang kaki malam hari. Akibatnya mungkin dapat menjadii

efek samping merugikan karena terlalu banyak kinin disertai gejala pusing dan sakit kepala,

telinga berdenging, dan gangguan penglihatan. Hindari makan beralkali seperti : amandel,

susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan, sayuran (kecuali

Jagung)

6. Makanan Berkofein Obat asma gol teofilin

Efek obat asama dapat meningkat . obat asama melebarkan jalan udara dan

memeudahkan pernapasan penderita asma, akibatnya mungkin menjdai efek samping

merugikan karena terlalu banyak teofilin disertai gejala mual, pisong, sakit kepala, mudah

tersinggung, tremor, insomnia, trakhikardia, nama paten obat asma golongan teofilin

Sumber kafein adalah : Kopi teh kola dan mnuman ringan, coklat, beberapa pil pelangsing

yang dijual bebeas, sediaan untuk flu/ batuk, nyeri, dan sakit yang menggangu akibat haid

7. Makanan berkarbohidrat asetaminofen

Asetaminofen dapat berkurang asetaminofen adalah obat penghilang nyeri dan demam

yang masyhur. Akibatnya nyeri dan demam mungkin tidak hilang sebagaimana mestinya.

Sumber karbohidrat : roti biscuit aroma jeli, dll. Nama paten asetaminofen : Anacin-3,

Datril, liquprin.

Page 19: NUTRISI MAKALAH

8. Sate sapi atau hamburger obat asma turunan teofilin

Efek obat asama dapat berkurang obat asama membuka jalan udara di paru-paru dan

mempermudah pernapasan penderita asma akibatya : asma mungkin tidak terkendali dengan

baik.

9. Makanan berlemak – Griseofulvin (Fluvicin P/G, Fluficin U/F, Griseofulvin V,

Grisactin, Gris PEG)

Efek griseofulvin dapat meningkat griseofulvin diberikan secara oral untuk mengobati

infeksi jamur pada rambut, kulit, kuku tangan, dan kuku kaki. Interaksi yang terjadi adalah

interaksi yang menguntungkan dan griseofulvin sebaikanya ditelan pada saat makan

makanan berlemak seperti : Alpukat, daging sapi, mentega, kue, kelapa susu, selada ayam,

kentang goring, ayam goreng.

10. Makanan berserat banyak digoksin

Efek digoksin berkurang digoksin digunakan untuk mengobati layu jantung dan untuk

menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya kondisi yang diobati

mungkin tidak terkendali dengan baik. Gunakan digoksin satu jam sebelum atau sesudah

makan yang berserat seperti : Sari buah prem, seralia beras, makanan dari gandum, biji-

bijian, sayuran mentah, sayuran berdaun.

11. Makanan berprotein tinggi (daging, produk susu) – levodopa

Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan tremor pada

penderita penyakit Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali dengan baik.

Hindari atau makanlah sedikit makanan berprotein tinggi.

12. Sayuran berdaun hijau Tiroid (Amour Thyroid)

Efek tiroid mungkin dilawan. Tiroid diberikan untuk memperbaiki hipotiroidisme

(kelenjar tiroid tidak berfungsi sempurna) dan gondok (pembesaran kelenjar tiroid)

Hindari makan sayuran berdaun hijau seperti asparagus, brokoli, bunga kol, kol, kangkung,

buncis.

13. Kayu manis (licorice) obat tekanan darah tinggi

Efek obat tekanaan darah mungkin dilawan. Akibatnya tekanan darah mungkin tidak

terkendali dengan baik. Jangan makan kayu manis alam kayu manis buatan boleh saja.

14. Kayu manis (licorice) obat jantung digitalis

Efek digitalis dapat meningkat. Digitalis digunakan pada layu jantung dan untuk

menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya mungkin terjadi efek

Page 20: NUTRISI MAKALAH

samping merugikan karena terlalu banyak digitalis disertai gejala mual bingung

gangguan penglihatan, sakit kepala tak bertenaga jangasn makan kayu manis alam

15. Sausu dan produk susu – antibiotika tetrasiklin

Efek tetrasiklin dapat berkurang. Tetrasiklin adalah antibiotika yang digunakan untuk

melawan infeksi akibatnya infeksi yang diobati mungkin tak terkendali dengan baik. Untuk

mencegah interaksi, gunakan tetrasiklin satu atau dua jam dedudah minum susu atau produk

susu lain.Kekecualian :doksisiklin , monosiklin.

16. Garam lithium (eskalith, lithane, lithobid)

Makanan berkadar garam rendah meningkatkan efek litium sedangkan yang berkadar

garam tinggi menurunkan refek litium. Litium digunakan untuk menanggulangi beberapa

gangguan jiwa yang berat.

17. Makanan yang mengandung terlalu sedikit garam dapt menimbulkan keracunan lithium

dengan gejala pusing, mulut kering, lemah, bingung, tak bertenaga, kehilangan selera

makan, mual nyeri perut, nanar, dan bicara tidak jelas.

18. Jika makanan mengandung garam terlalu banyak, kondisi yang diobati mungkin tidak

terlalu baik. NaCl terdapat didalam bermacam-macam makanan

19. Makanan yang mengandung tiramin – antidepresan jenis IMAO (EUtoniyl, Marpan,

Nardil, Parnete)

Kombinasi ini dapat meningkatkan tekanan darah dengan nyata, akibatya sakit kepala

berat, demam, gangguan penglihatan, bingung yang mungkin,diikuti oleh perdarahan otak.

Tiramin adalah stimulant syaraf pusat,anti depresan digunakan untuk meningkatkan tekanan

jiwa dan memeperbaiki suasana hati. Depresan jenis IMAO ini sudah tidakk begitu banyak

digunakan lagi sejak ditemukanya antidepresan yang lebih aman seperti Elavil, Sinequan,

dan Desyrel. Hindari makan mengandung tiramin seperti : Alpukat, kentang bakar, pisang

buncis, bir, sosis, keju, hati ayam, ciklat, kopi minuman kola, korma, (dalam kaleng),

pengepuk daging, kacang sup kemas, cabe acar ikan,haring, rasberi, salami, acar, kol, sosis,

kecap, anggur, ragi.

20. Makanan yang mengandung vitamin B6 piridoksin

Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan tremor pada

penderita penyakit Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali dengan baik.

Hindari makanan yang kaya vitamin B6 : alpukat, ragi roti, Ragi beras.

21. Makanan yang kaya vitamin K antikoagulan ( athrombin K, Caufarin, Caumadin,

dikumarol.

Page 21: NUTRISI MAKALAH

Efek anti koagulan dapat berkurang. Antikoagulan digunakan untuk mengencerkan darah

dan mencgah pembekuan darah. Akibatnya : darah mungkin tetap membeku meski penderita

sedang berobat dengan antikoagulan. Untuk mengurangi interaksi ini, jangan makan terlalu

banyak makanan vitamin K : Hati, sayuran berdaun (asparagus, brokoli, kol, kembang kol,

kangkung, kapri, bayam, lobak)

Page 22: NUTRISI MAKALAH

CONTOH INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN

NO KELAS OBATMAKANAN YANG

BERINTERAKSI

PENGARUH

MAKANANSOLUSI

Page 23: NUTRISI MAKALAH

1

2

3

4

5

6

Analgesikacetaminophen

(Tylenol)

Antibiotika

Tetrasiklin

Amoxicillin, penicillin,

erithromisin, azitromisin

Antikoagulan Warfarin

AntikonvulsanFenobarbital,

Pirimidon

AntijamurGriseovulvin

Antihistamindiphenhydramine

(Benadryl),chlorpheniramine(Chlor-Trimeton)

Alkohol

Produk susu, suplemen besi

Makanan

Makanan kaya vitamin K

Alkohol

Vitamin C

Makanan tinggi lemak

Alkohol

Meningkatkan

risiko toksisitas

hati

Mengurangi penyerapan obat

Mengurangi penyerapan obat

Mengurangi efektivitas obat

Penyebab peningkatan mengantuk

Penurunan efektivitas obat

Meningkatkan penyerapan obat

Peningkatan kantuk

Hindari alkohol

Beri jarak waktu 1 sampai 2 jam sesudah atau sebelum konsumsi susu

Beri jarak waktu 1 sampai 2 jam dengan makanan

Batasi makanan tinggi vitamin K: hati, brokoli, bayam, kangkung, kecambah kembang kol, dan Brussels

Hindari alcohol

Hindari kelebihan vitamin C

Bisa dikonsumsi untuk menambah efektivitas obat

Hindari alcohol

Page 24: NUTRISI MAKALAH

7

8

9

10

11

12

Antihipertensifelodipine (Plendil),

nifedipine

Anti-inflamasinaproxen

(Naprosyn),ibuprofen (Motrin)

PsikoterapiMAO inhibitor:isocarboxazid

(Marplan),tranylcypromine

(Parnate),phenelzine (Nardil)

Acid Blockerranitidine (Zantac),

cimetidine (Tagamet),

famotidine (Pepcid),nizatidine (Axid)

Antihyperlipemiccholestyramine

(Questran),colestipol (Colestid)

Diureticfurosemide (Lasix),hydrochlorothiazide

(HCTZ)

Jus jeruk bali

Makanan atau susu

Alkohol

Makanan tinggi tyramine: usia keju, Chianti anggur, acar herring, ragi Brewer, fava kacang

Vitamin B 12

Vitamin larut lemak(A, D, E, K)

Banyak mineral

Meningkatkan penyerapan obat

Mengurangi iritasi GI

Meningkatkan risiko untuk hati Kerusakan atau perut danpendarahan

Risiko krisis hipertensi

Mengurangi penyerapan vitamin

Mengurangi penyerapan vitamin

Meningkatkan kehilangan mineral dalam urin

Konsultasikan dengan dokter atau Apoteker sebelum mengubah pola makan

Bersama makanan

Hindari alkohol

Hindari makanan tinggi tyramine

Konsultasikan dengan dokter Anda tentang suplementasiB12

Sertakan sumber yang kaya ini vitamin dalam diet

Sertakan buah-buahan segar dan sayuran dalam diet

Page 25: NUTRISI MAKALAH

13

14

Agen antineoplastikmethotrexate

Pencaharfibercon, Mitrolan

Asam folat,vitamin B 12

Vitamin dan mineral

Mengurangi penyerapan vitamin

Mengurangi penyerapan nutrisi

Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai suplementasi

Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai suplementasi

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa

1. interaksi antara obat dan makanan terjadi dalam tiga fase yaitu fase farmasetis, fase

farmakokinetik, fase farmakodinamik. Dengan mekanisme obat yang telah diminum

akan hancur dan obat terdisolusi (merupakan fase farmasetis), kemudian obat tersebut di

absorpsi, transport, distribusi, metabolism dan ekresi oleh tubuh (merupakan fase

farmakokinetik), setelah melewati fase farmakokinetik maka obat tersebut dapat direspon

secara fisiologis dan psikologis (merupakan fase farmakodinamik).

2. Efek samping pemberian obat-obatan yang berhubungan dengan gangguan GI

(gastrointestinal) dapat berupa terjadinya mual, muntah, perubahan pada pengecapan,

turunnya nafsu makan,  mulut kering atau inflamasi/ luka pada mulut dan saluran

pencernaan, nyeri abdominal (bagian perut), konstipasi dan diare. Efek samping seperti

di atas dapat memperburuk konsumsi makanan si pasien. Ketika pengobatan dilakukan

dalam waktu yang panjang tentu dampak signifikan yang memperngaruhi status gizi

dapat terjadi.

3. Interaksi obat- mikronutrien meliputi Inkompatibilitas obat IV, Kekurangan-kekurangan

PVC (polivinilklorida), Reaksi Maillard

3.2Saran

Page 26: NUTRISI MAKALAH

1. Untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan maka sebaiknya bacalah label

obat dengan teliti, apabila kurang memahami dapat ditanyakan dengan dokter yang

meresepkan atau apoteker

2. Baca aturan pakai, label perhatian dan peringatan interaksi obat yang tercantum dalam

label atau wadah obat. Bahkan obat yang dijual bebas juga perlu aturan pakai yang

disarankan

3. Sebaiknya minum obat dengan segelas air putih

4. Jangan campur obat dengan makanan atau membuka kapsul kecuali atas petunjuk dokter

5. Vitamin atau suplemen kesehatan sebaiknya jangan diminum bersamaan dengan obat

karena terdapat beberapa jenis vitamin dan mineral tertentu yang dapat berinteraksi

dengan obat

6. Jangan pernah minum obat bersamaan dengan minuman yang mengandung alcohol

7. Sebelum mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter atau

apoteker untuk mengetahui aturan pakai yang tepat. Dan juga saat konsultasi dengan

dokter, beritahukan semua obat atau vitamin yang sedang dikonsumsi saat ini untuk

mencegah terjadinya interaksi.

Page 27: NUTRISI MAKALAH

DAFTAR PUSTAKA

http://www.drugs.com/drug_information.html

http :// interaksiobatdanmakanan / adropofinkcanmakeamillionpeoplethink . htm

http://hendrahadi.wordpress.com

http://www.untukku.com/artikel-untukku/interaksi-obat-apa-yang-patut-anda-ketahui-

untukku.html

http://www.scribd.com/doc/30293958/25305010-MAKALAH-FARMASETIKA-II

     Center for Drug Evaluation and Research (CDER). In Vivo Drug Metabolism/Drug

Interaction Studies – Study Design, Data Analysis, and Recommendations for Dosing and

Labeling. 1999

     Larry K. Fry and Lewis D. Stegink Formation of Maillard Reaction Products in Parenteral

Alimentation Solutions J. Nutr. 1982 112: 1631-1637

       Stadler RH, Blank I, Varga N, Robert F, Hau J, Guy PA, Robert MC, Riediker S.

Acrylamide from Maillard reaction products. Nature. 2002 Oct 3;419(6906):449-50.