MAKALAH NUTRISI PADA ANAK BALITA.docx

21
MAKALAH KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK BALITA DISUSUN OLEH : NAMA KELOMPOK ADE KUSUMA ISTIQOMAH IMAM SAPUTRA MELATI DEVITA PUTRI DESRIANA SELFI WIDIAWATI KORIATUL KHASANAH

Transcript of MAKALAH NUTRISI PADA ANAK BALITA.docx

MAKALAHKEBUTUHAN NUTRISI UNTUK BALITA

DISUSUN OLEH :

NAMA KELOMPOK

ADE KUSUMAISTIQOMAHIMAM SAPUTRAMELATI DEVITAPUTRI DESRIANASELFI WIDIAWATIKORIATUL KHASANAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Pada penulisan makalah ini, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kami, namun tentunya masih terdapat berbagai kekurangan.Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pringsewu, September 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Tujuan Penulisan1

BAB II PEMBAHASANA. Tujuan Pemberian Gizi2B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Balita2C. Kebutuhan Energi dan Zat-Zat Gizi Balita3D. Perhitungan Berat Badan Ideal5E. Perhitungan Kebutuhan Energi Pada Bayi7

BAB III KESIMPULANA. Kesimpulan9

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak balita juga merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat badan. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (KKP)

Faktor yang menyebutkan kurang gizi lebih diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara internasional yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk lebih memperdalam lagi pengetahuan kita mengenai kebutuhan energi pada balita, faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi balita. Tujuan pemberian gizi paa balita, perhitungan berat badan ideal untuk balita, dan perhitungan energi untuk bayi.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Tujuan Pemberian Gizi PAda Balita Supaya pertumbuhan dan perkembangan balita maksimal Memperbaiki asupan gizi anak Menentukan perkembangan anak pada usia selanjutnya.Balita sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, oleh sebab itu diperlukan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang, agar proses tersebut tidak terganggu. Pada masa sekolah selain peran orang tua, kesadaran anak sekolah juga diperlukan karena mereka sudah mampu memilih makanan mana yang dia sukai. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2002).

Fase usia balita membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menunjang masa pertumbuhan dan perkembangannya. Gizi menjadi masalah yang penting bagi balita karena gizi bisa mencerdaskan dan menjaga kesehatan anak. Anak yang kekurangan gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada BalitaFaktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional (Depkes, 2000), penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut:Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.

Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh keluarga.

Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan anak dan keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

C. Kebutuhan Energi Dan Zat-Zat Gizi BalitaAnak balita juga merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat badan. Anak BALITA ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (KKP).

Beberapa kondisi dan anggapan orang tua dan masyarakat justru merugikan penyediaan makanan bagi kelompok BALITA ini :a. Anak BALITA masih dalam periode transisi dari makanan bayi kemakanan orang dewasa, jadi masih memerlukan adaptasib. Anak BALITA dianggap kelompok umur yang paling belum berguna bagi keluarga, karena belum sanggup ikut dalam membantu menambah kebutuhan keluarga,baik tenaga maupun kesanggupan kerja menambah keuangan. Anak itu sudah tidak begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada saudaranya yang lebih tua, tetapi sering belum cukup umur untuk mempunyai pengalaman dan keterampilan untuk mengurus anak dengan baik.c. Ibu sering sudah mempunyai anak kecil lagi atau sudah bekerja penuh, sehingga tidak lagi dapat memberikan perhatian kepada anak BALITA, apalagi mengurusnya.d. Anak BALITA masih belum dapat mengurus sendiri dengan baik, dan belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukannya untuk makanannya. Kalau makan bersama dalam keluarga, anak BALITA masih diberi jatah makanannya dan kalau pun tidak mencukupi, sering tidak diberi kesempatan untuk minta lagi atau mengambil sendiri tambahannya.e. Anak BALITA mulai turun ke tanah dan berkenalan dengan berbagai kondisi yang memberikan infeksi atau penyakit lain, padahal tubuhnya belum cukup mempunyai immunitas atau daya tahan untuk melawan penyakit atau menghindarkan kondisi lain yang memberikan bahaya kepada dirinya.

Di Indonesia anak kelompok BALITA menunjukkan prevalensi paling tinggi untuk penyakit KKP dan defisiensi vitamin A serta anemia defisiensi Fe. Kelompok umur ini sulit di jangkau oleh berbagai upaya kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan lainnya, karena tidak dapat datang sendiri ke tempat berkumpul yang ditentukan tanpa diantar, padahal yang mengantar sedang sibuk semua.

D. Perhitungan BB Ideal1. Berat Bada Ideal (BBI) bayi (anak 0-12 bulan)BBI = (umur (bln) / 2) + 42. BBI untuk anak (1-10 tahun)BBI = (umur (thn) x 2) + 83. Remaja dan dewasaBBI = (TB 100) (TB 100) x 10% atauBBI = (TB 100) x 90%[Ket :]TB = Tinggi badan (cm)Ternyata, rumus untuk menghitung berat badan ideal telah ada sejak lebih dari seabad lalu. Rumus berat badan ideal yang pertama dibuat oleh seorang ahli bedah Perancis bernama Dr. P.P. Broca pada tahun 1897 (Halls, 2005).Seiring dengan berjalannya waktu, Rumus Broca telah mengalami berbagai modifikasi. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari tiga kutipan berikut.Rumus Broca seperti yang dikutip dari tulisan Steven B. Halls (2005) adalah :Wanita : Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) 100 15% Pria: Berat Badan Ideal (kg) = Tinggi Badan (cm) 100 10% Sedangkan Rumus Broca yang dikutip dari publikasi di Website Depkes RI adalah :Bobot badan ideal (kg) = 90% x {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg Khusus untuk pria dengan tinggi badan kurang dari 160 cm dan wanita kurang dari 150 cm, digunakan rumus : Bobot badan ideal (kg) = {tinggi badan (cm) - 100} x 1 kg Interpretasi : seseorang dikatakan underweight bila bobot badannya kurang dari 90% bobot badan ideal. Lain lagi yang dipublikasikan di Pikiran Rakyat (2004) :(Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100) , untuk usia 30 thTetapi banyak orang menggunakan rumus yang sangat disederhanakan, yaitu :Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100)Kemudian tahun 1974 Dr. BJ Devine mempublikasikan sebuah rumus baru untuk menghitung berat badan ideal. Rumus tersebut adalah (Halls, 2005) :Men: Ideal Body Weight (in kilograms) = 50 + 2.3 kg per inch over 5 feetWomen: Ideal Body Weight (in kilograms) = 45.5 + 2.3 kg per inch over 5 feetRumus Devine ini sebenarnya dibuat untuk digunakan dalam dunia medis, yaitu menghitung dosis obat-obat tertentu seperti digoksin, teofilin, atau gentamisin. Tetapi kemudian penggunaannya semakin meluas. Sebagian besar rumus-rumus penghitung berat badan ideal yang dipajang di situs-situs internet menggunakan rumus ini.Pada tahun 1983, Dr. JD Robinson mempublikasikan rumus penghitung berat badan ideal yang dimodifikasi dari rumus Devine (Halls, 2005).Men: Ideal Body Weight (in kilograms) = 52 kg + 1.9 kg for each inch over 5 feetWomen: Ideal Body Weight (in kilograms) = 49 kg + 1.7 kg for each inch over 5 feetModifikasi rumus Devine juga dilakukan oleh Dr. DR Miller. Rumus tersebut adalah (Halls, 2005) :Men: Ideal Body Weight (in kilograms) = 56.2 kg + 1.41 kg for each inch over 5 feetWomen: Ideal Body Weight (in kilograms) = 53.1 kg + 1.36 kg for each inch over 5 feetBaik Rumus Devine, Robinson, maupun Miller tampaknya hanya tersedia dalam satuan inci dan feet (kaki). Sedangkan satuan dalam cm tidak penulis temukan saat tulisan ini dibuat.Rumus lain yang banyak digunakan untuk mengetahui status berat badan adalah Indeks Massa Tubuh (IMT atau BMI, body mass index). Rumus ini lazim digunakan di bidang kesehatan termasuk oleh WHO (World Health Organization).Pada rumus IMT, status berat badan dihitung dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m). Rumusnya adalah :IMT = BB / (TBxTB)Jika nilai IMT sudah didapat, hasilnya dibandingkan dengan ketentuan berikut :Nilai IMT < 18,5 = Berat badan kurang Nilai IMT 18,5 - 22,9 = NormalNilai IMT 23-24,9 = Normal TinggiNilai IMT 25,0 - 29,9 = GemukNilai IMT >= 30,0 = Gemuk Banget Sumber : Adaptasi dari Kriteria WHOContoh penggunaan rumus IMT : Misal, A mempunyai berat badan 60 kg dengan tinggi badan 1,69 m, maka IMTnya adalah 60 / (1,69x1,69) = 21,01. Dengan nilai IMT 21,01, berat badan A termasuk dalam kategori normal.

E. Perhitungan Kebutuhan Energi Pada BalitaKebutuhan Energi Pada balita laki-lakiKebutuhan energi pada balita perempuan

BAB IIIKESIMPULAN

A. Kesimpulan1. Tujuan pemberian pada balita adalah :a. Supaya pertumbuhan dan perkembangan balita maksimalb. Memperbaiki asupan gizi anakc. Menentukan perkembangan anak pada usia selanjutnya2. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada balitaa. Penyebab langsung, yaitu makanan anak dan infeksi yang mungkin diderita anak.b. Penyebab tidak langsung, yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan 3. Kebutuhanenergi dan zat-zat gizi balitaa. Anak BALITA masih dalam periode transisi dari makanan bayi kemakanan orang dewasa, jadi masih memerlukan adaptasi.b. Anak BALITA dianggap kelompok umur yang paling belum berguna bagi keluarga.c. Anak BALITA belum dapat mengurus diri sendiri dengan baik dan belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukannya untuk makanannya.4. Perhitungan Berat Badan Ideala. BBI bayi (anak 0-12 bulan)BBI = (umur (bln) / 2) + 4b. BBI untuk anak (1-10 tahun)BBI = (umur (thn) x 2) + 8c. Remaja dan dewasaBBI = (TB 100) (TB 100) x 10% atauBBI = (TB 100) x 90%

Keterangan :TB = Tinggi badan5. Perhitungan Kebutuhan Energi Pada BayiPada bayi laki-laki maupun bayi perempuan usia (0 12 bulan), semakin bertambah usia bayi semakin bertambah pula berat badan bayi. Tetapi penambahan berat badan bayi semakin menurun. Sedangkan energi total expenditurnya meningkat, namun energi depositionnya menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

http://cikarang-skull.blogspot.com/2008/08/bab-i-pendahuluan.html

http://www.peutuah.com/kebutuhan-gizi-pada-balita-2/