Referat Nutrisi
description
Transcript of Referat Nutrisi
REFERAT
Nutrisi Tambahan pada Kehamilan
Pembimbing:dr. Andrie Ronggani, Sp.OG
Penyusun:
Inez M Gabriella S (2010 - 061 - 038)
Carissa Sulaiman (2011 - 061 - 089)
Andrew Utama (2011 - 061 - 044)
Bagian Ilmu Penyakit KebidananKepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya
Periode 28 Mei 2012 – 29 Juli 2012Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang wanita mengalami perubahan-perubahan fisiologis pada masa
kehamilan. Wanita yang hamil akan mengalami peningkatan volume darah dan akan
terjadi perkembangan uterus sebagai tempat tumbuhnya janin. Perubahan yang
produktif ini membutuhkan sekitar 300 kalori tambahan per hari pada trimester kedua
dan ketiga kehamilan.
Selain itu terjadi juga perubahan pada metabolisme karbohidrat, lemak,
protein dan mineral lainnya. Beberapa perubahan metabolisme ini membutuhkan
asupan tambahan untuk mencukupi kebutuhan bagi ibu dan bayinya. Pemenuhan
nutrisi yang disarankan untuk nutrisi tersebut lebih besar sekitar 25 % dibanding
jumlah yang dibutuhkan untuk wanita yang tidak hamil. Nutrisi tersebut adalah
protein, asam alpha linoleic, yodium, besi, zinc, folat, niasin, riboflavin, tiamin dan
vitamin B6.
Seorang ibu hamil juga akan mengalami gejala-gejala seperti mual, muntah
dan konstipasi yang terjadi akibat perubahan-perubahan tersebut. Beberapa studi
menunjukkan bahwa wanita hamil yang makan dalam jumlah sedikit akan
mengeluhkan adanya nyeri dada. Gejala seperti itu akan bisa dicegah dengan
pemberian mikronutrien dan mengatur pola makan yang sehat.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perubahan dan konsumsi nutrisi
yang dianjurkan untuk ibu hamil, maka referat ini dibuat dengan meninjau literatur-
literatur yang sudah ada secara lebih jelas dan mendalam.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mengetahui nutrisi yang dibutuhkan untuk ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Fisiologi Perubahan Normal pada Kehamilan
Pada kehamilan normalnya volume darah total akan meningkat sebesar 60%,
payudara akan berisi susu. Uterus berkembang sebagai tempat tumbuhnya janin dan
berisi cairan amnion. Perubahan yang produktif ini membutuhkan sekitar 300 kalori
tambahan per hari pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Pada kehamilan yang sehat akan terjadi penimbunan lemak. Penimbunan
lemak ini digunakan sebagai tenaga saat melahirkan dan menyusui.1
Wanita hamil dapat pula mengalami pengalaman yang tidak enak antara lain
mual, nyeri dada, dan konstipasi. Hal ini dapat terjadi pada semua wanita hamil,
termasuk wanita hamil yang sehat. Makanan sehat, pola makan sehat, minum air
dalam jumlah sedikit, berolahraga teratur, dan menghindari gula serta lemak yang
berlebih, dapat mengurangi gejala yang tidak nyaman tersebut. 1
2.1.1. Sistem Kardiovaskular
Perubahan terjadi pada jantung sekitar 8 minggu pertama kehamilan.
Curah jantung meningkat pada minggu kehamilan ke 5 dan peningkatan awal
ini merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler sistemik serta
peningkatan frekuensi denyut jantung sekitar 10 denyut per menit. Antara
minggu ke 10-20 terjadi peningkatan nyata pada volume plasma sehingga
preload meningkat. Kinerja ventrikel dipengaruhi penurunan resistensi
vaskuler sistemik dan perubahan aliran darah arteri pulsatil. Kapasitas vaskuler
meningkat sebagian disebabkan oleh peningkatan compliance vaskuler.
Curah jantung terus meningkat dan tetap tinggi selama kehamilan.
Biasanya curah jantung pada kehamilan lanjut jelas labih tinggi bila ibu
terlentang, karena pada posisi tersebut uterus yang besar dan isinya sering
mengganggu aliran balik vena ke jantung. Selama kala I persalinan, curah
jantung ibu meningkat sedang, dan selama persalinan kala II karena usaha
ekspulsi yang kuat, curah jantung meningkat lebih besar lagi sehingga venous
return meningkat. Biasanya tekanan darah arteri menurun sampai titik terendah
selama trimester kedua dan ketiga awal dan kemudian meninggi. Penurunan
tekan diastolik lebih besar dari sistolik. Tekanan vena femoralis pada posisi
terlentang meningkat terus menerus dari awal kehamilan sampai aterm. Para
peneliti menemukan bahwa aliran darah di tungkai berkurang selama
kehamilan, kecuali dalam posisi miring. Kecenderungan terjadinya stagnansi
darah di ekstremitas bawah selama akhir kehamilan ditimbulkan oleh oklusi
vena pelvis dan vena cava inferior akibat tekanan uterus yang membesar.
Menurunnya aliran darah dan meningkatnya tekanan darah vena ekstremitas
bawah dapat menyebabkan timbulnya varises, edem dependen, DVT, dan
hemoroid. Hipotensi pada posisi terlentang (autocaval compression syndrome)
terjadi akibat penekanan uterus terhadap vena cava inferior, menyebabkan
pengisisan jantung dan curah jantung berkurang.2,3
2.1.2. Sistem Respirasi
Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernapasan pada volume
paru-paru dan ventilasi. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal
dan biokimia. Perubahan ini bertujuan untuk memenuhi peningkatan
metabolisme dan kebutuhan oksigen ibu dan janin. Terjadi perubahan dari
sistem pernapasan perut menjadi pernapasan dada, karena perubahan letak
diafragma selama kehamilan. Kapasitas inspirasi meningkat perogresif selama
kehamilan dan volume tidal dapat meningkat sampai 40%, perubahan ini
menyebabkan peningkatan ventilasi pernapasan per menit. Pertukaran udara
selama kehamilan meningkat, sehingga ibu hamil disarankan bernapas dalam
daripada bernapas cepat. Ventilasi pernapasan yang meningkat sampai 40%
menyebabkan resiko hiperventilasi pada ibu, sehingga dapat terjadi alkalosis.
Sebagai kompensasi desakan rahim dan kebutuhan O2 yang tinggi, ibu hamil
akan bernapas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.2,3
2.1.3. Sistem Metabolik
Perubahan metabolik pada ibu hamil, antara lain:
2.1.3.1. Penambahan BB
Sebagian penambahan BB terutama berasal dari uterus dan
isinya, payudara, peningkatan volume darah dan cairan
ekstraseluler. Selama kehamilan diperkirakan BB akan bertambah
sekitar 12,5 kg. Pada trimester II dan III, dianjurkan penambahan
BB 0,5 kg/minggu.2,3
Komponen berat badan yang meningkat selama kehamilan
Komponen Tubuh Peningkatan
berat badan
dalam 40
minggu (kg)
Persentase
total
peningkatan
berat badan
(%)
Produk konsepsi
Jaringan maternal
Perkiraan deposisi
lipid
Total peningkatan
berat badan
Fetus
Plasenta
Cairan amnion
Uterus
Kelenjar mammae
Darah
Cairan ekstra dan
intravaskular
3,40
0,65
0,80
0,97
0,41
1,25
1,68
3.35
12.5
27, 2
5,2
6.4
7,8
3,3
10,0
13,4
26.8
100
2.1.3.2. Metabolisme Air
Selama kehamilan terjadi peningkatan jumlah cairan, yang
disebabkan karena turunnya osmolaritas yang diinduksi oleh
makin rendahnya ambang haus dan sekresi vasopresin. Pada saat
aterm, sekitar 3,5 liter cairan berasal dari janin, plasenta, dan
cairan amnion, sedangkan 3 liter lainnya dari akumulasi
peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara.2,3
2.1.3.3. Metabolisme Protein
Hasil konsepsi, uterus dan darah ibu secara relatif
mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dibanding lemak dan
karbohidrat. Pada kehamilan aterm, janin dan plasenta dengan
berat sekitar 4 kg mengandung sekitar 500 gram protein.
Konsentrasi asam amino janin lebih tinggi daripada ibu.
Peningkatan konsentrasi ini diatur oleh plasenta yang tidak hanya
memusatkan asam amino pada sirkulasi janin tapi juga berperan
dalam sintesis protein, oksidasi, transaminasi pada asam amino
non-esensial.2,3
2.1.3.4. Metabolisme Karbohidrat
Peningkatan kadar insulin plasma dihubungkan dengan
beberapa respon khas selama ingesti glukosa, contohnya setelah
makan, ibu hamil mengalami hiperglikemia yang lebih lama dan
hiperinsulinemia.2,3
2.1.3.5. Metabolisme Lemak
Konsentrasi lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam
plasma akan meningkat selama kehamilan. Lemak akan ditimbun
sebagian besar di sentral, yang kemudian digunakan janin sebagai
nutrisi, sehingga cadangan lemak akan berkurang.2,3
2.1.3.6. Metabolisme Elektrolit dan Mineral2,3
Selama kehamilan, sekitar 1000 mEq Natrium (Na) dan 300
mEq Kalium(K) diretensi. Walaupun filtrasi Na dan K meningkat,
ekskresinya tidak berubah sebagai akibat peningktan reabsorbsi
tubular. Selama kehamilan, ibu menyimpan 30 gram Kalsium
(Ca) untuk pertumbuhan janin. Jumlah ini hanya 2,5% dari total
Ca ibu.
Selama kehamilan, zinc akan menurun dalam plasma ibu
karena dilusi. Oleh karena itu, wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi zinc sebesar 7,3-11,3 mg / hari.
2.1.3.7. Metabolisme Besi
Kebutuhan besi pada kehamilan normal sebesar 1000 mg,
sekitar 300 mg ditransfer secar aktif ke janin dan plasenta, sekitar
200 mg hilang dalam jalur ekskresi normal. Penambahan rata-rata
volume total eritrosit dalam sirkulasi sekitar 450 ml selama
kehamilan. Peningkatan eritrosit dan hemoglobin yang
diharapkan terjadi pada ibu hamil, tidak dapat terjadi jika tidak
tersedia zat besi eksogen dalam jumlah adekuat. Jumlah zat besi
yang diabsorbsi dari diet, bersama dengan yang dimobilisasi dari
cadangan, biasanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pada
saat kehamilan. Jika wanita hamil yang tidak anemis, tidak
diberikan suplemen zat besi, konsentrasi besi dan serum ferritin
akan menurun pada trimester II kehamilan.2,3
2.1.4. Sistem Hematologi
Peningkatan volume darah pada wanita hamil mendekati aterm berkisar
40-45% dari total volume darah sebelum hamil. Janin tidak mempengaruhi
peningkatan volume darah. Peningkatan volume darah sebagian besar karena
penigkatan plasma dan eritrosit. Peningkatan plasma darah lebih besar daripada
peningkatan eritrosit sehingga seolah-olah darah ibu akan mengalami
hemodilusi. Pada ibu hamil, peningkatan kadar eritropoetin menyebabkan
penigkatan jumlah retikulosit dan dapat terjadi hiperplasia eritroid sum-sum
tulang. Kadar eritropoetin mulai meningkat pada usia kehamilan 20 minggu.
Penigkatan volume darah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan uterus
yang membesar dengan sistem vaskularnya, melindungi ibu dan janin terhadap
gangguan aliran balik vena pada posisi terlentang atau berdiri tegak, dan
mengantisipasi kehilangan darah saat proses persalinan.2,4
2.1.5. Lain-lain
Hal lain yang dapat terjadi pada kehamilan normal, antara lain:
2.1.5.1. Mual dan Muntah pada Kehamilan4
Mual dan muntah pada kehamilan tidak selalu terjadi pada pagi
hari, sehingga istilah “morning sickness” sebenarnya merupakan suatu
istilah yang salah. Mual dan muntah ini terjadi berhubungan dengan
peningkatan hormon yang berhubungan dengan kehamilan dan sering
disertai dengan peningkatan sensitivitas olfaktorius dan menghindari
makanan serta minuman yang beraroma kuat. Mual muntah yang berta
dan menetap disebut juga hiperemesis gravidarum. Bila hal ini terjadi,
dapat diberikan tambahan mikronutrien berupa thiamin.
2.1.5.2. Konstipasi3
Konstipasi beserta komplikasi berupa hemoroid merupakan hal
yang sering terjadi pada kehamilan. Semua ibu hamil dianjurkan
untuk lebih banyak makan roti berbahan dasar gandum, biji-bijian,
sereal untuk mempermudah BAB.
2.1.5.3. Heart Burn3
Nyeri dada sering dirasakan pada wanita yang hanya makan
dalam jumlah sedikit. Pola makan sarapan dalam jumlah sedikit,
makan siang sedikit, dan makan malam dalam porsi besar tidak cocok
diterapkan pada kehamilan tahap akhir. Pola makan yang lebih baik
yaitu 4, 5, 6 kali porsi makan ukuran kecil sehari. Pola makan ini juga
dpat mengurangi rasa mual dan muntah pada kehamilan.
2.1.5.4. “Ngidam” dan Penghindaran3
Pada tingkat tertentu kehamilan, sebagian besar wanita
mengalami perubahan kesukaan dan ketidaksukaannya terhadap
makanan. Selama 9 bulan, wanita dapat menghindari makanan,
khususnya makanan goreng, kopi, teh. Disamping itu, wanita hamil
dapat mempunyai keinginan akan beberapa makanan, khususnya
makanan manis seperti buah-buahan, es krim coklat, dan kadang-
kadang makanan asin, tetapi bisa juga terhadap benda bukan makanan
antara lain batubara, sabun, tanah.
2.2. Perubahan Berat Badan dan Kebutuhan Kalori Normal pada Kehamilan3
Total kenaikan berat badan (BB) pada wanita sebelum terjadi konsepsi hingga
sesaat sebelum melahirkan yaitu sekitar 6 hingga 24 kg (rata-rata kenaikan yang baik
adalah 12 kg). Kenaikan BB pada wanita hamil terjadi secara bertahap. Pada 10
minggu pertama kehamilan terjadi kenaikan BB sebesar 115 gram dan pada usia 30
minggu kehamilan terjadi kenaikan sebesar 300 gram.
Tinggi badan (TB) ibu dan perbandingan BB dan TB ibu pada awal
kehamilan mempengaruhi ukuran janin. Ibu hamil yang masih merokok, sering
terjadi berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayinya.
Kehamilan merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya obesitas. Hal
ini terjadi karena kenaikan BB pada kehamilan dapat menetap bahkan setelah
melahirkan. Akibat dari obesitas pada kehamilan antara lain yaitu melahirkan bayi
yang lebih gemuk dan berat, serta dapat menyebabkan komplikasi berupa hipertensi
dan diabetes gestasional. Sebanyak 3 – 4 kg dari 12,5 kg kenaikan BB selama
kehamilan adalah lemak, sehingga disarankan pada wanita hamil yang sebelumnya
sudah mempunyai BB berlebih mencoba hanya terjadi kenaikan 7-8 kg selama
kehamilan.
2.3. Nutrisi Tambahan pada Kehamilan
Kebutuhan untuk beberapa nutrisi meningkat cukup banyak selama
kehamilan. Pemenuhan nutrisi yang disarankan untuk nutrisi tersebut lebih besar
sekitar 25 % dibanding jumlah yang dibutuhkan untuk wanita yang tidak hamil,
nutrisi tersebut adalah protein, asam alpha linoleic, yodium, besi, zinc, folat, niasin,
riboflavin, tiamin dan vitamin B6. Bahkan untuk nutrisi tertentu dibutuhkan lebih
banyak 50% dibanding jumlah yang dikonsumsi wanita yang tidak hamil, seperti
protein, besi, folat dan vitamin B6.
Energi tambahan juga dibutuhkan menggerakan tubuh yang lebih berat,
tingkat metabolisme yang lebih tinggi dan deposisi jaringan. Sekitar 340-450 kcal
dibutuhkan pada trimester kedua dan ketiga.
Tambahan nutrisi dibutuhkan selama kehamilan untuk perkembangan janin
juga untuk pertumbuhan jaringan maternal yang mendukung perkembangan janin.
Bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ini
bergantung dari asupan makanan ibu. Selama trimester pertama kehamilan, nutrisi
dibutuhkan secara umum tidak meningkat diatas kebutuhan wanita yang tidak
hamil. Walaupun janin berkembang paling pesat pada awal kehamilan tetapi
kebanyakan nutrisi dibutuhkan untuk tumbuh kembang jaringan maternal dan janin
pada kehamilan yang lebih lanjut. Sebagian besar nutrisi mengalami peningkatan
nutrisi atas dasar deposisi jaringan maternal dan janin (seperti plasenta, cairan
amnion, jaringan payudara, penyimpanan lipid) dengan penyesuaian dibuat
berdasarkan perubahan absosrbsi nutrisi, ekskresi urin dan/atau cadangan nutrisi
dalam kehamilan.
Tidak ada data langsung yang menentukan jumlah penambahan kebutuhan
nutrisi sehari-hari dalam kehamilan secara akurat, penambahan nutrisi tersebut
hanya berdasarkan median peningkatan berat badan sebesar 16 kg yang
memberikan hasil yang baik pada wanita hamil dan hanya berdasarkan perkiraan
kebutuhan nutrisi berdasarkan per unit berat badan.
Nutrisi Wanita
tidak
hamil
Wanita
hamil
Persentase
peningkat
an nutrisi
Fungsi peningkatan
Energy dan makronutrien
Energy (kcal/hari)
Karbohidrat (gram/hari)
Total serat (gram/hari)
Protein (gram/hari)
n-6 PUFA (gram/hari)
n-3 PUFA (gram/hari)
2403
130
25
46
12
1,1
2855
175
28
71
13
1,4
19
35
12
54
8
27
Deposisi jaringan ibu dan janin
Penggunaan glukosa untuk otak janin
Ekstrapolasi berdasarkan asupan energy
Deposisi jaringan ibu dan janin
Media asam linoleat dari CSF II
Media asam alpha linoleat dari CSF II
Mineral
Kalsium (mg/hari)
Fluor (mg/hari)
Fosfor (mg/hari)
Chrom (mcg/hari)
1100
3
700
25
1100
3
700
30
0
0
0
20
Mendukung keseimbangan homeostasis
ibu selama kehamilan
Masih belum diketahui peningkatannya
dalam kehamilan
Mendukung keseimbangan homeostasis
ibu selama kehamilan
Ekstrapolasi berdasarkan rata-rata
Cuprum (mcg/hari)
Yodium (mcg/hari)
Besi (mg/hari)
Magnesium (mg/hari)
Mangan (mg/hari)
Molybdenum (mcg/hari)
Selenium (mcg/hari)
Zinc (mg/hari)
900
150
18
310
1,8
45
55
8
1000
220
27
350
2
50
60
11
11
47
50
13
11
11
9
38
peningkatan berat badan ibu
Deposisi jaringan ibu dan janin
Deposisi jaringan ibu dan janin serta
keseimbangan yodium ibu dan
mencegah goiter selama kehamilan
Deposisi jaringan ibu dan janin,
kehilangan tetap dan meningkatkan
hemoglobin
Deposisi jaringan ibu dan janin yang
memiliki massa tubuh kurang
Ekstrapolasi berdasarkan rata-rata
peningkatan berat badan ibu
Ekstrapolasi berdasarkan rata-rata
peningkatan berat badan ibu
Deposisi jaringan janin
Deposisi jaringan ibu dan janin
Vitamin
Kolin (mg/hari)
Folat (mcg/hari)
Niasin (mg/hari)
Asam Panthothenat
(mg/hari)
Riboflavin (mg/hari)
Tiamin (mg/hari)
Vitamin A (mcg/hari)
425
400
14
5
1,1
1,1
700
450
600
18
6
1,4
1,4
770
6
50
29
20
27
27
10
Media penerima dari CSF II
Mempertahankan status folat
Deposisi jaringan ibu dan janin
ditambah peningkatan penggunaan
energy
Deposisi jaringan ibu dan janin
Deposisi jaringan ibu dan janin
ditambah peningkatan penggunaan
energy
Deposisi vitamin pada hepar janin
Deposisi jaringan janin dan perubahan
Vitamin B12 (mcg/hari)
Vitamin B6 (mg/hari)
Vitamin C (mg/hari)
Biotin (mcg/hari)
Vitamin D (mcg/hari)
Vitamin E (mg/hari)
Vitamin K (mcg/hari)
2,4
1,3
75
30
5
15
90
2,6
1,9
85
30
5
15
90
8
46
13
0
0
0
0
absorbsi ibu
Deposisi jaringan ibu dan janin
Jumlah yang dibutuhkan untuk
mencegah scurvy pada bayi dan
perkiraan kebutuhan janin
Masih belum diketahui peningkatannya
dalam kehamilan
Penambahan harian dalam kehamilan
jumlahnya sedikit
Konsentrasi yang beredar biasanya
meningkat selama kehamilan
Konsentrasi sebanding selama
kehamilan
Air dan Elektrolit
Air (L/hari)
Chlor (gram/hari)
Potassium (gram/hari)
Sodium (gram/hari)
2,7
2,3
4,7
1,5
3
2,3
4,7
1,5
11
0
0
0
Media penerima dari NHANES III
Masih belum diketahui peningkatannya
dalam kehamilan
Penambahan harian dalam kehamilan
jumlahnya sedikit
Penambahan harian dalam kehamilan
jumlahnya sedikit
Perbandingan peningkatan nutrisi selama kehamilan dan fungsinya.5
2.3.1. Energi
Kebutuhan energi selama kehamilan bervariasi tergantung dari BMR,
berat badan sebelum hamil, jumlah dan komposisi peningkatan berat badan, usia
kehamilan dan tingkat aktivitas fisik. Dalam penelitian diperkirakan wanita
hamil memerlukan kira-kira tambahan energi sebesar 85.000 kalori selama 40
minggu kehamilan yang berarti sekitar 300 kalori ekstra per hari. Untuk
trimester pertama kehamilan kebutuhan energi untuk wanita hamil masih
minimal, dimana trimester pertama mengutamakan perkembangan pesat
jaringan dan organ janin, proses ini tidak membutuhkan energi yang ekstensif.
BMR ibu tidak meningkat dalam pengukuran sampai bulan keempat kehamilan
dimana terjadi peningkatan signifikan dari pertumbuhan uterus, kelenjar
mammae, plasenta, janin dan peningkatan volume darah dan kerja jantung serta
pernafasan. Seiring dengan peningkatan berat badan ibu, dibutuhkan energi
lebih banyak untuk menyelesaikan aktivitas fisik yang sama walaupun tingkat
aktivitas fisik tak berubah. Sejak TEE dapat terukur menggunakan doubly
labeled water terhadap beberapa ratus wanita hamil, data tersebut dijadikan
dasar rekomendasi. EER untuk wanita hamil diketahui dari perhitungan TEE
wanita yang tidak hamil ditambah perubahan median dalam TEE sekitar 8
kcal/minggu ditambah 180 kcal/hari pada trimester kedua dan ketiga untuk
perhitungan deposisi energi dari peningkatan jaringan.5
Pada kehamilan 20 minggu, peningkatan energi total yang dibutuhkan
340 kcal/hari sedangkan pada minggu ke-34 peningkatan energi yang
dibutuhkan adalah 450 kcal/hari. Karena kebutuhan energi dipengaruhi banyak
faktor, maka dapat bervariasi antara tiap individu sehingga pengukuran berat
badan secara berkala selama kehamilan adalah cara terbaik untuk menentukan
asupan energi yang adekuat. Oleh karena itu dilakukan klasifikasi dimana
wanita dalam BMI normal (19,8-26 kg/m2) direkomendasikan peningkatan
berat badan sebesar 11,3-15,9 kg dan pada trimester pertama direkomendasikan
kenaikan berat badan sebesar 0,9-1,8 kg serta 0,5 kg/minggu untuk trimester
berikutnya. Untuk wanita yang underweight (BMI<19,8), sebaiknya
peningkatan berat badan 12.5-18 kg. Pada wanita overweight dan obese
disarankan peningkatan berat badan sebesar 6,8 kg. Walaupun pada wanita
obese kenaikan berat badan selama kehamilan juga penting karena berat badan
yang kurang dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Aturan tentang
makan untuk 2 orang dapat mengakibatkan peningkatan berat badan yang
eksesif. Untuk wanita obese, wanita sedentari dan wanita yang aktivitasnya
menurun selama hamil rekomendasi asupan 340-450 kcal/hari terlalu besar, di
sisi lain wanita underweight dan ibu yang masih sangat muda/dalam masa
pertumbuhan (<14 tahun) serta wanita dengan fetus multipel perlu energi 500
kcal/ hari atau lebih. Tujuan dari pemantauan berat badan dan asupan energi
adalah menghindari masukan energi yang berlebihan sekaligus asupan yang
tidak adakuat. Asupan yang berlebihan dan peningkatan berat badan yang
berlebihan menyebabkan risiko diabetes gestasional, mekrosomia, komplikasi
persalinan seperti dystosia bahu, masalah post operasi atau SC dan risiko anak
serta ibu obesitas. Sedangkan untuk asupan yang tidak adekuat dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan intrauterin dan konsekuensi BBLR.5
2.3.2. Protein
Selama kehamilan, tambahan protein digunakan untuk pertumbuhan janin,
perkembangan plasenta, produksi amnion, peningkatan volume darah ibu dan
perkembangan jaringan tubuh maternal untuk mendukung kehamilan.
Peningkatan kebutuhan protein mencerminkan tingkat pertumbuhan janin dan
ibu. Pada kehamilan awal, kebutuhan protein ekstra relatif kecil tapi meningkat
secara progresif selama proses kehamilan. Asupan protein yang inadekuat
dapat menyebabkan BBLR. Pendekatan multifaktor dilakukan untuk
menghitung DRI protein selama kehamilan. Total protein yang dibutuhkan
dalam kehamilan mencapai + 925 g pada wanita yang mengalami penambahan
berat badan sebanyak 12.5 kg dan melahirkan bayi dengan BBL 3300 g. Pada
trimester kedua, diperkirakan 25 gram/hari peningkatan yang diperlukan untuk
total 70-75 gram/hari (atau 1,1 gram protein/kgBB/hari). Peningkatan relatif
yang dibutuhkan di atas kebutuhan wanita tidak hamil lebih besar untuk protein
(peningkatan 54%) dibandingkan nutrisi lain. Walaupun begitu karena asupan
protein tampak relatif lebih tinggi dibanding wanita tidak hamil, kira-kira 50
gram/hari untuk wanita tidak hamil. Wanita yang menjalankan diet vegan dan
mengandung janin multiple akan membutuhkan perhatian lebih akan asupan
protein mereka. Protein terutama terdapat pada produk hewani seperti telur,
susu, daging sapi, daging ayam, makanan laut.5
2.3.3. Asam lemak esensial
Asam lemak esensial seperti asam linoleic dan asam alpha linoleic serta
derivat rantai panjang, asam arakidonat dan asam dokosahexaenoic (DHA)
adalah komponen struktural yang penting dari membran sel dan juga penting
dalam formasi jaringan baru. Asupan diet penting selama kehamilan untuk
perkembangan fetus.
Rantai panajang asam lemak polyunsaturated (PUFA) penting dalam
perkembangan dan pertumbuhan saraf. Walau mungkin ada beberapa
keuntungan untuk wanita hamil mengkonsumsi suplemen mengandung PUFA
seperti minyak ikan, tetapi hal ini masih banyak diperdebatkan dalam penelitian
sekarang ini. Rantai panjang asam lemak n-3, DHA, dapat disintesis dari asam
alpha linoleic dalam jumlah terbatas. Sumber makanan paling baik dari DHA
adalah minyak ikan. DHA penting untuk perkembangan otak serta retina dari
janin. DHA banyak ditemukan dalam sel fotoreseptor retina dan asam lemak
pada membran sel otak. DHA dan AA terdapat lebih dari 30 % konten
fosfolipid otak dan retina. Perkembangan otak janin berkembang cepat pada
trimester ketiga kehamilan dan pada balita awal. asam linoleic disimpan dalam
jaringan adiposa dalam jumlah yang banyak sedangkan jumlah asam alpha
linoleic lebih sedikit. Selama kehamilan konsentrasi asam lemak esensial dalam
darah ibu menurun sekitar 40 %, kadar AA menurun sekitar 23 % dan DHA
menurun sampai 52 %. Di waktu yang sama asam lemak non esensial
meningkat tetapi setelah persalinan terjadi normalisasi walaupun lambat.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa suplementasi ibu hamil dengan
n-3 PUFA selama kehamilan dapat mencegah kelahiran prematur dan BBLR.
DHA dan EPA dapat berpengaruh terhadap umur gestasi dan berat badan lahir
atau keduanya. Hal ini terjadi dengan cara mempengaruhi keseimbangan
prostalglandin dalam proses parturisi atau dengan peningkatan aliran darah yang
menunjang pertumbuhan fetus. Asam lemak esensial terutama terdapat pada
minyak ikan, biji-bijian, kacang kedelai, walnut, minyak sayur dan tauge.
2.3.4. Vitamin Larut Air
Kebutuhan untuk kebanyakan vitamin larut dalam air meningkat selama
kehamilan. Folat dan vitamin B6 meningkat relatif tinggi saat kehamilan (folat
50 %, vitamin B6 46%).5
2.3.4.1. Folat
Folat berperan dalam reaksi transfer karbon tunggal, terutama
penting untuk sintesis asam nukleat dan beberapa asam amino yang
berguna untuk produksi sel baru dan jaringan. Folat eritrosit dipercaya
sebagai marker terbaik untuk mengetahui status folat jangka panjang pada
kehamilan, serum folat dapat juga digunakan tetapi lebih merefleksikan
perubahan asupan diet yang baru terjadi. Dengan asupan folat yang
inadekuat, penurunan konsentrasi serum dan folat eritrosit dapat
menimbulkan anemia megaloblastik. Gangguan status folat selama
kehamilan mungkin berhubungan dengan prognosis yang buruk seperti
komplikasi kehamilan, aborsi spontan, kelahiran prematur dan BBLR. Ada
penelitian suplementasi yang menyarankan bahwa penambahan 200 mcg
asupan folat ekuivalen dengan reduksi dalam prevalensi NTD yang terjadi
setelah fortifikasi mandatori dengan folat pada roti, sereal, tepung dan
produk padi-padian. Direkomendasikan bahwa wanita hamil sebaiknya
mengkonsumsi 400 mcg folat sintetik/hari selama 12 minggu setelah
konsepsi untuk mengoptimalkan status folat sebelum terjadi penutupan
neural tube dan menurut penelitian hal ini dapat mencegah separuh insiden
NTD. Contoh makanan yang mengandung folat adalah sereal dan produk
sereal, jeruk, raspeberi, asparagus, brokoli, kacang polong, daging sapi,
susu, kacang tanah.5
2.3.4.2. Vitamin B6
Vitamin B6, dalam bentuk fosfat piridoksal, adalah koenzim yang
terlibat dalam lebih dari 100 reaksi metabolik, kebanyakan dari reaksi
tersebut berperan dalam metabolisme asam amino dan protein. Selama
kehamilan, vitamin B6 mempunyai peran penting dalam sintesis asam
amino nonesensial, heme, eritrosit, protein imun dan hormon. Dalam studi
observasional, vitamin B6 secara positif berhubungan dengan prognosis
kehamilan yang lebih baik seperti menurunnya insiden preeklamsia dan
skor APGAR lebih tinggi. Jumlah total kebutuhan untuk maternal dan
janin mencapai 25 mg, dimana tampak peningkatan dalam kebutuhan
sehari-hari sekitar 0,25 mg setelah perhitungan rata-rata 75% bioavibilitas
makanan mengandung B6 dan adanya peningkatan berat badan ibu.
Karena kebutuhan vitamin B6 mendominasi setengah waktu kehamilan
terakhir dan karena vitamin B6 tidak disimpan dalam tubuh untuk waktu
lebih lama, peningkatan asupan dalam kehamilan awal tidak perlu
seadekuat kebutuhan untuk kehamilan lanjut. Walau begitu, DRI diatur
sebagai tambahan sebesar 0,6 mg/hari. Vitamin B6 terdapat pada ikan,
kedelai, pisang, telur dan biji-bijian.5
2.3.5 Mineral
2.3.5.1 Yodium
Asupan yodium perlu ditingkatkan selama kehamilan untuk
sintesis hormon tiroid. Defisiensi yodium pada ibu selama kehamilan
dapat menyebabkan pembesaran kelanjar tiroid, dapat berkembang
menjadi goiter dan hipotiroid. Hipotiroid pada ibu meningkatkan risiko
prognosis janin yang buruk termasuk lahir meninggal, aborsi spontan,
anomali kongenital, retardasi mental, tuli, kaku displegia dan kretinisme.
Untuk menghindari hal buruk tersebut terjadi pada janin, defisiensi
yodium pada ibu harus dikoreksi sebelum konsepsi.5
Selama hamil, deposisi yodium pada janin kira-kira 75 mcg/hari.
Hasil dari studi keseimbangan yodium dan percobaan suplementasi
yodium untuk mencegah pembesaran kelenjar tiroid dan goiter selama
kehamilan menunjukan bahwa tambahan 70 mcg/hari dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan saat kehamilan hingga 97-98% populasi selama
kehamilan. Yodium terutama terdapat pada makanan laut dan garam
beryodium.5
2.3.5.2 Iron
Jika zat besi tidak tersedia dalam diet maka zat besi dari simpanan
dalam hepar ibu digunakan. Produksi hemoglobin janin biasanya adekuat,
walaupun ibu mengalami defisiensi zat besi yang berat, sehingga kejadian
jarang terjadi anemia pada neonatus. Walaupun begitu defisiensi zat besi
pada ibu secara umum sering, dan anemia adalah komplikasi kehamilan
yang paling sering terjadi terkait nutrisi. Walaupun prevalensi anemia
dalam keahamilan sulit diukur, hal ini telah diperkirakan 2-4% wanita
hamil menderita anemia dan sebagian besar kasus mengenai defisiensi
asupan zat besi. Defisiensi besi pada ibu meningkatkan risiko kelahiran
prematur dan konsekuensi BBLR serta menurunkan kemungkinan ibu
mentoleransi perdarahan selama persalinan dan defisiensi besi postpartum.
Kebutuhan total besi selama kehamilan sekitar 1.070 mg, sebagian besar
digunakan selama pertengahan terakhir kehamilan. Sebagian besar
kebutuhan zat besi (500 mg) digunakan oleh sum-sum tulang untuk
sintesis hemoglobin. Massa sel darah merah meningkat kira-kira 33% dan
volume darah meningkat sekitar 50% selama kehamilan yang sehat.
Penambahan supply darah dibutuhkan untuk aliran darah ekstra ke uterus
dan plasenta, kebutuhan metabolisme ekstra janin yang tumbuh dan
peningkatan perfusi organ maternal lain terutama ginjal untuk
menyingkirkan produk sisa metabolisme tambahan selama kehamilan.
Penyimpanan zat besi terjadi terutama selama trimester akhir. Hal ini telah
diperkirakan 250-300 mg terakumulasi pada jaringan janin dan ibu.
Walaupun efisiensi absorbsi zat besi dari makanan dapat meningkat
selama kehamilan, peningkatan kebutuhan harian sebesar 9 mg/hari tidak
mudah dicapai hanya dari asupan makanan saja. Selain itu wanita jarang
hamil dengan kondisi cadangan zat besi yang optimal. 50% peningkatan
kebutuhan zat besi selama kehamilan dibanding sebelum konsepsi lebih
besar daripada kebutuhan nutrisi lain kecuali protein. Perkiraan jumlah zat
besi dalam makanan 1000 cal adalah 6 mg. wanita hamil mengkonsumsi
tambahan energy sebesar 400 kcal/hari sehingga kira-kira 2,5 mg/hari
tambahan zat besi, jumlah ini kurang dari jumlah yang direkomendasikan
yaitu 9 mg/hari. Karena kesulitan inheren dalam pemenuhan DRI untuk
zat besi pada kehamilan maka CDC merekomendasikan suplemen besi 30
mg/hari untuk semua wanita hamil dimulai dari kunjungan pertama ANC.
Ketika hemoglobin rendah, 60-120 mg/hari suplemen besi dapat diberikan.
Zat besi terutama terdapat pada hati ayam/sapi, kerang, daging merah,
kacang-kacangan, kuning telur, sayur mayur hijau.5
2.3.5.3 Zinc
Zinc adalah nutrisi lain dengan peningkatan kebutuhan dalam
kehamilan cukup besar dibanding saat tidak hamil (38%). Zinc berperan
dalam sintesis asam deoksiribonukleat, asam ribonukleat dan ribosom dan
selain itu dibutuhkan untuk ekspresi gen, diferensiasi sel dan replikasi sel.
Dalam kasus yang jarang, defisiensi zinc maternal karena acrodermitis
enteropathica, suatu kelainan genetic dimana zinc tidak dapat diabsorbsi
dengan baik, menyebabkan peningkatan risiko malformasi congenital pada
neonatus. Asupan zinc juga berperan mencegah kelahiran premature dan
mendukung perkembangan neurologis janin. Total kebutuhan zinc
diperkirakan 100mg untuk sintesis jaringan maternal dan janin, dimana
sebagian besar digunakan pada pertengahan akhir kehamilan.
Rekomendasi peningkatan zinc 3 mg/hari dalam kehamilan berdasarkan
akumulasi zinc untuk janin dan 0,73 mg/hari untuk ibu selama kuarter
terakhir kehamilan, terhitung dengan 27% efisiensi absorbsi. Zinc
terutama terdapat pada kacang tanah, daging sapi/domba, ikan, kerang,
produk hewani, daging ayam.5
2.3.6 Nutrisi tanpa peningkatan kebutuhan selama kehamilan
Fakta bahwa kebutuhan untuk beberapa nutrisi tidak meningkat selama
kehamilan tidak mengimplikasikan bahwa nutrisi ini tidak penting bagi
kesehatan ibu dan janin. Kalsium contohnya, kebutuhan kalsium untuk janin
adalah substansial kira-kira 300 mg/hari. Walaupun begitu, karena adanya
penyeimbangan homeostatis, kebutuhan asupan untuk kalsium tidak berubah
selama kehamilan. Sistem hormone yang terintegrasi seperti hormone paratiroid
dan 1,25 dihidroksivitamin D, meregulasi absorbsi intestinal, ekskresi urin dan
fluks kalsium tulang. Selama kehamilan, efisiensi absorbsi kalsium meningkat
hingga mencapai 50 %, karena hal itu kebutuhan janin dapat dipenuhi tanpa
peningkatan asupan kalsium atau kehilangan mineral tulang dari ibu. Walaupun
DRI kalsium tidak meningkat selama hamil, hal ini perlu diketahui bahwa masih
banyak wanita hamil yang gagal memenuhi kebutuhan kalsiumnya. Menurut
data NHANES, rata-rata asupan kalsium wanita usia produktif 797 mg/hari
yaitu jauh di bawah jumlah yang direkomendasikan. Untuk nutrisi lain, bukti
yang tersedia umumnya tidak cukup untuk menunjang rekomendasi peningkatan
asupan selama kehamilan (misal biotin, vitamin K, vitamin E, klor, fluor).
Untuk beberapa nutrisi lain, asupan untuk wanita tidak hamil telah lebih dari
cukup untuk memenuhi peningkatan kebutuhan yang sedikit (missal sodium,
potassium, vitamin D).5
2.4. Panduan Nutrisi pada Kehamilan
Pengaturan makan pada kehamilan yang dianjurkan, antara lain menghindari
susu yang belum dipateurisasi, keju, telur mentah (menghindari infeksi listeria dan
salmonella yang berbahaya pada kehamilan); makanan olahan harus dipanaskan
sebelum dikonsumsi; menghindari kelebihan vitamin A termasuk suplemen dan
multivitamin yang mengandung vitamin A, karena kandungan asam renitoat yang
berlebih dapat mempunyai efek teratogenik.4
Panduan nutrisi ibu hamil5
Peningkatan berat badan yang disarankan bagi wanita hamil
Rekomendasi nutrisi yang baik untuk wanita hamil:5
Makan makanan yang bervariasi
Mengkonsumsi makanan sesuai panduan piramida makanan
Mengkonsumsi suplemen harian seperti yang direkomendasikan tenaga medis.
Hindari diet untuk menurunkan berat badan, diet rendah sosium dan diuretik,
substansi berbahaya (alkohol, rokok, obat-obatan), konsumsi lemak, garam,
kafein, gula dan pemanis buatan secara berlebihan.
Makan makanan yang matang dan perhatikan higienitas makanan.
Asupan cairan/air lebih banyak dan hindari minuman bersoda serta soft drinks.
Suplementasi vitamin A sebaiknya memperhatikan keamanan dalam
pemberiannya karena vitamin A mempunyai sifat teratogenik.
2.5. Suplemen pada Kehamilan
Nutrisi penting mungkin dapat pula terlewatkan, walaupun ibu hamil tersebut
mengkonsumsi makanan sehat. Konsumsi vitamin sebaiknya dimulai sejak 3 bulan
sebelum konsepsi. Bagi orang vegetarian atau penderita penyakit kronis biasanya
disarankan mengkonsumsi suplemen khusus. Konsumsi suplemen herbal pun saat
kehamilan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter dahulu.6
Beberapa penelitian mengenai manfaat penggunaan suplemen pada
kehamilan, antara lain:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Christine Roth, dkk mengenai
penggunaan asam folat oleh beberapa wanita di Norwegia 4 minggu
sebelum hingga 8 minggu setelah konsepsi berhubungan dengan
pengurangan terhadap resiko terjadinya keterlambatan kemampuan
berbahasa yang berat pada anak usia 3 tahun.7
Jurnal dari ACAAI (American College of Allergy, Asthma and
Immunology) menyatakan bahwa defisiensi besi selama kehamilan secara
langsung dapat berpengaruh kepada kesehatan pernapasan pada bayi dan
anak-anak, sehingga diperlukan penambahan berupa suplemen besi untuk
ibu hamil.8
Studi menyatakan bahwa pemberian antioksidan, misalnya vitamin C dan
E dapat mengurangi angka kejadian preeklampsia dengan mencegah
perusakan radikal bebas. Radikal bebas tersebut dapat menghambat
perkembangan plasenta dan penyaluran aliran darah dari ibu ke janinnya.
Radikal bebas ini yang dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia.
Penelitian baru-baru ini yang dilakukan oleh James M. Roberts, M.D., dkk
dan diterbitkan oleh New England Journal of Medicine menyangkal
pendapat tersebut, yaitu konsumsi vitamin C dan E yang dimulai sejak
awal kehamilan tidak dapat mengurangi resiko penyakit hipertensi dan
komplikasinya selama kehamilan.9
BAB III
KESIMPULAN
Ibu hamil mengalami perubahan-perubahan pada berbagai sistem organnya. Pada
sistem kardiovaskular terjadi peningkatan curah jantung, penurunan resistensi vaskuler
sistemik dan peningkatan frekuensi jantung. Pada sistem respirasi terjadi peningkatan
ventilasi pernapasan.
Terjadi juga peningkatan berat badan sebanyak 12,5 kg. Pada ibu hamil
dianjurkan untuk menambah berat badan 0,5 kg/minggu. Jumlah cairan juga meningkat
pada ibu hamil (3,5 L dari janin, plasenta, cairan amnion; 3 L lainnya dari peningkatan
volume darah ibu, uterus dan payudara). Peningkatan jumlah cairan ini kadar zinc dalam
tubuh ibu akan menurun karena dilusi. Zat besi sangat penting dikonsumsi untuk wanita
hamil, dengan kebutuhan besi pada kehamilan normal sebesar 1000 mg.
Pada ibu hamil sering terjadi mual dan muntah, yang merupakan sebab dari
peningkatan hormone yang berhubungan dengan kehamilan. Konstipasi dan hemoroid
merupakan hal yang sering terjadi pada kehamilan. Heart burn sering dirasakan pada
wanita yang makan dalam jumal yang sedikit.
Wanita hamil membutuhkan peningkatan energi sebesar 300 kalori ekstra per
hari. Karena kebutuhan energi dipengaruhi oleh banyak factor, maka pengukuran berat
badan secara berkala merupakan cara terbaik untuk menentukan asupan energi yang
adekuat.
Protein diperlukan untuk pertumbuhan janin, perkembangan plasenta, produksi
amnion, peningkatan volume darah ibu dan perkembangan uterus. Total protein yang
dibutuhkan dalam kehamilan mencapai + 925 g. Pada trimester kedua, diperkirakan 25
gram/hari peningkatan yang diperlukan untuk total 70-75 gram/hari.
Asam lemak esensial (asam linoleic, asam alpha linoleic, asam arakidonat dan
DHA) sangat penting untuk pertumbuhan fetus. Sumber makanan yang paling banyak
mengandung DHA adalah minyak ikan. DHA ini penting untuk perkembangan otak dan
retina dari janin.
Direkomendasikan bahwa wanita hamil sebaiknya mengkonsumsi 400 mcg folat
sintetik/hari selama 12 minggu setelah konsepsi. Contoh makanan yang mengandung
folat adalah sereal dan produk sereal, jeruk, raspeberi, asparagus, brokoli, kacang polong,
daging sapi, susu, kacang tanah. Vitamin B6 secara positif berhubungan dengan
menurunnya insiden preeklamsia dan skor APGAR yang lebih tinggi. Dibutuhkan jumlah
total kebutuhan untuk maternal dan janin sebesar 25 mg. Vitamin B6 terdapat pada ikan,
kedelai, pisang, telur dan biji-bijan.
Kebutuhan mineral untuk ibu hamil meliputi yodium, besi dan zinc. Asupan
yodium perlu ditingkatkan sebesar 70 mcg/hari. CDC merekomendasikan suplemen besi
30 mg/hari untuk semua wanita hamil dimulai dari kunjungan pertama ANC. Zat besi
dapat diperoleh dari hati ayam/sapi, kerang, daging merah, kacang-kacangan, kuning
telur, sayur mayur hijau. Rekomendasi peningkatan zinc 3 mg/hari dalam kehamilan
berdasarkan akumulasi zinc untuk janin dan 0,73 mg/hari untuk ibu selama kuarter
terakhir kehamilan. Zinc terutama terdapat pada kacang tanah, daging sapi/domba, ikan,
kerang, produk hewani, daging ayam.
Pengaturan makan pada kehamilan yang dianjurkan:
- Menghindari susu yang belum dipateurisasi, keju, telur mentah
- Makanan olahan harus dipanaskan sebelum dikonsumsi
- Menghindari kelebihan vitamin A
- Makan makanan yang bervariasi
- Mengkonsumsi makanan sesuai panduan piramida makanan
Konsumsi vitamin sebaiknya dimulai sejak 3 bulan sebelum konsepsi. Manfaat
pengunaan suplemen pada kehamilan:
- Penggunaan asam folat dapat mengurangi resiko terjadinya keterlambatan
kemampuan berbahasa yang berat pada anak usia 3 tahun.
- Defisiensi besi selama kehamilan secara langsung dapat berpengaruh kepada
kesehatan pernapasan pada bayi dan anak-anak, sehingga dibutuhkan penambahan
suplemen besi untuk ibu hamil.
- Vitamin C dan E sebagai antioksidan tidak dapat mengurangi angka kejadian
preeklamsia.