Makalah Dan Askep

22
MAKALAH DAN ASKEP Disusun Oleh: Kelompok II MILYZA : 0826010344 Yeipa Utamie : 0826010325 Ika Binaria : 0826010318 Ria Amalia : 0826010311 Anggraini Puspita sari : 0826010314 FITRI : 0826010345 Dosen Pembimbing: Ns. Hanifah, S.Kep

description

adi mayantri putra

Transcript of Makalah Dan Askep

Page 1: Makalah Dan Askep

MAKALAH DAN ASKEP

Disusun Oleh:

Kelompok II

MILYZA : 0826010344

Yeipa Utamie : 0826010325

Ika Binaria : 0826010318

Ria Amalia : 0826010311

Anggraini Puspita sari : 0826010314

FITRI : 0826010345

Dosen Pembimbing: Ns. Hanifah, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

Page 2: Makalah Dan Askep

TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU

TAHUN AJARAN 2010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena penulis telah dapat menyelesaikan makalah “MASALAH GANGGUAN TUMBUH KEMBANG ANAK AUTIS”, dengan tidak ada hambatan yang berarti. Makalah ini penulis buat dari tanggal 01 April 2010 sampai dengan selesai.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak terutama kepada yang terhormat dosen pembimbing dan rekan-rekan di kelas Keperawatan (F) yang telah banyak membantu dan memberi dorongan dalam penyelelesaian makalah ini.

Hasil makalah ini tentunya belum sempurna, namun bagi penulis hasil ini sangatlah berarti terutama dapat memberikan dorongan dan sekaligus tantangan untuk terus berkarya sebagai pengisi kegiatan dan aktifitas remaja yang dituntut untuk terus berkarya dan berkreasi mengisi masa depan yang penuh tantangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mohon saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, April 2010

Penulis

Page 3: Makalah Dan Askep

PENDAHULUAN

Autisme adalah cacat pada perkembangan syaraf dan psikis manusia, baik sejak didalam janin dan seterusnya, yang menyebabkan kelemahan atau perbedaan dalam berinteraksi social, kemampuan berkomunikasi, pola minat dan tingkah laku. Adapun juga menurut para ilmuan yaitu “ Kartini Kartono, 1989” mengatakan bahwa autisme itu adalah gejala menutup diri sendiri secara total dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar , keasyikan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri, sedangkan yang dimaksud autism didalam kelompok “ Pervasive DevelopmentalDisorder “ yaitu merupakan kelompok kelainan perkembangan anak yang sifatnya luas dan kompleks, mencakup aspek interaktif, social, kognisi, bahasa dan motorik.

Penyebab pasti autisme belum diketahui sampai saat ini. Kemungkinan besar, ada banyak penyebab autism, bukan hanya satu. Dahulu sempat diduga bahwa autism disebabkan karena cacat genetic. Namun cacat genetic tidak mungkin terjadi dalam skala demikian besar dan dalam waktu demikian singkat. Karena itu kemudian para peneliti sepakat bahwaada banyak kemungkinan penyebab autisme lainnya.

Berbagai hal yang dicurigai berpotensi untuk menyebabkan autism adalah:

1). Vaksin yang mengandung Thimerosal

Thimerosal yaitu zat pengawet yang digunakan berbagai vaksin. Karena banyak kritikan, kini sudah vaksin yang tidak menggunakan Thimerosal dinegara maju, namun entah bagaimana halnya dinegara berkembang.

2). Televisi, karena semakin maju suatu Negara, biasanya interaksi anak dan orang tua semakin berkurang karena berbagai hal.

3). Genetic, adalah dugaan awal dari penyebab autism; autism telah lama diketahui bisa diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.

Gen dan autis

Dalam hal autisme, kemungkinan bahwa saudara kandung anak yang terkena dampak juga akan terpengaruh adalah antara tiga dan enam persen. Jumlah ini

Page 4: Makalah Dan Askep

cukup kecil bahwa dokter keluarga mungkin tidak akan pernah melihat cukup banyak kasus dari dua bersaudara terpengaruh dalam keluarga yang sama untuk mencurigai pengaruh genetik. Namun, kejadian ini adalah sekitar 100 kali lebih besar dari tingkat di mana autisme mempengaruhi orang-orang yang tidak terkait dalam populasi. Peracikan masalah kelangkaan, lain kesulitan dalam mendeteksi asal-usul genetik autisme adalah kurangnya silsilah keluarga. Tidak seperti orang-orang yang menerima warisan penyakit Huntington, penyakit genetik yang tidak mogok sampai setelah orang yang terkena telah mencapai usia reproduksi, orang-orang yang terpengaruh dengan autisme sangat sosial penyandang cacat bahwa mereka pernah menikah dan punya anak. Dengan demikian, para peneliti tidak memiliki sejarah keluarga seperti yang telah memainkan peran penting dalam identifikasi gen terlibat dalam cystic fibrosis, kanker payudara, dan penyakit lainnya.

kembar identik memiliki kemungkinan jauh lebih besar dari yang autistik dari kembar fraternal. studi Twin Namun, telah memberikan bukti kuat untuk peran genetika dalam autisme:

Satu studi menunjukkan bahwa kemungkinan bahwa kembar identik dari anak autis juga akan autistik adalah 82 persen, sedangkan tingkat yang setara untuk kembar fraternal hanya 10 persen. 2

Dengan teknik statistik canggih dan studi kembar banyak, genetika perilaku sekarang percaya bahwa sebanyak 90 persen dari fenotipe perilaku autisme yang berhubungan dengan gen diwariskan. 2

Kesimpulan: Ilmu perlu mengidentifikasi kontributor genetik dengan autisme. Seperti kontribusi genetik tinggi tampaknya menjadi pengecualian daripada

aturan ketika mempertimbangkan perilaku kompleks. Ini mungkin karena jumlah yang relatif kecil gen mungkin terlibat dalam autisme (tapi jelas lebih dari satu), sedangkan perilaku lain dapat dipengaruhi oleh banyak gen.

Untuk mengidentifikasi gen tertentu mempengaruhi autisme, ilmuwan memulai sebuah kolaborasi internasional pada tahun 1996. Sebagai hasil dari kerja dan studi lebih lanjut, kita suatu hari nanti mungkin memiliki pemahaman yang lebih baik dari perbedaan otak yang mengarah pada perilaku aneh dan bertentangan dari orang-orang yang autistik.

4). Makanan, pada intinya berbagai zat kimia yang ada dimakanan modern (pengawet, pewarna, dll)dicurigai menjadi penyebab dari autisme berbagai beberapa

Page 5: Makalah Dan Askep

kasus. Ketika zat-zat tersebut dihilangkan dari makanan para penderita autism, banyak yang kemudian mengalami peningkatan situasi secara drastic.

Anak dengan autisme umumnya alergi terhadap makanan. Pengalaman dan perhatian orangtua dalam mengatur makanan dan mengamati gejala yang timbul akibat makanan tertentu sangat bermanfaat dalam terapi.

Diet tanpa gluten dan kasein.

Gluten adalah protein yang secara alami terdapat dalam keluarga wheat seperti tepung terigu, oat, barley. Sedangkan kasein merupakan protein yang terdapat dalam susu dan olahannya, seperti keju, dan yoghurt. Kedua bahan itu pada anak autisme dapat memicu masalah.

Makanan tradisional Indonesia bisa memberi solusi bagi anak autisme dalam menghindari gluten dan kasein. Untuk anak autis, orangtua bisa memilihkan nasi, mi dari tepung singkong, susu kedelai sayuran, buah segar, serta menghindari zat penyedap dan pewarna makanan.

Diet untuk alergi & Intoleransi.

Anak autis umumnya menderita alergi berat. Makanan yang

menimbulkan alergi biasanya ikan, udang, susu coklat, gandum, dan banyak lagi. Untuk mengatur makan bagi anak yang alergi dan intoleransi makanan:

Perhatikan sumber penyebab. Hindari makanan pemicu alergi / intoleransi. Contohnya,

bila alergi telur, hindari makan telur, meski bukan harus dipantang seumur hidup. Dengan bertambahnya umur anak dapat dikenalkan lagi pada makanan tersebut sedikit demi sedikit.

Cara umum mengatur makan :

1. Berikan makan seimbang guna menjamin tubuh anak memperoleh zat gizi lengkap untuk keperluan pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak dalam kegiatan sehari-hari.

Page 6: Makalah Dan Askep

2. Hindari konsumsi gula, khususnya pada anak yang hiperaktif dan menderita infeksi jamur. Berikan fruktosa sebagai pengganti gula karena penyerapannya lebih lambat dari gula (sukrosa).

3. Untuk memasak, pilih minyak sayur, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak kedelai.

4. Cukup mengkonsumsi serat dari sayuran dan buah.

5. Pilih makan yang bebas food additive ( pengawet, penambah rasa, warna, dan lain-lain)

6. Baca label makanan untuk mengetahui komposisi dan masa kadaluarsa.

7. Hindari junk food. Buat makanan sendiri agar aman.

5). Radiasi pada janin bayi, sebuah riset dalam skala besar di Swedia menunjukan bahwa bayi yang terkena gelombang ultrasonic berlebihan akan cendrung menjadio kidal.

6). Folid Acid, yaitu zat ini biasa diberikan kepada wanita hamil untuk mencegah cacat fisik pada janin. Dan hasilnya memang cukup nyata, tingkat cacat pada janin turun sampai sebesar 30%. Namun dilain pihak, tingkat autisme jadi meningkat.

7). Sekolah lebih awal, agak mengejutkan namun ada beberapa penelitian yang menunjukan bahwa mensekolahkan anak lebi9h awal (pre school) dapat memicu reaksi autism.

Diperkirakan bayi yang memiliki bakat autisme sebetulnya bisa sembuhatau membaik dengan berada dalam lingkup orang tuanya. Namun, karena justru di pindahkan ke lingkungan asing yang berbeda (sekolah play group/pres school), maka beberapa anak mengalami shock, dan bakat autismenya menjadi muncul dengan sangat jelas.

Untuk menghindari ini, para orang tua perlu memiliki kemampuan untuk medeteksi bakat autisme pada anaknya secara dini. Hal ini agar ketika masuk masa kanak-kanak maka gejala autismenya sudah hamper lenyap. Dan sang anak jadi bisa menikmati masa kecilnya disekolah bahagia.

Adapun jenis-jenis autisme yang dapat kita ketahui ada 3 jenis yaitu:

Page 7: Makalah Dan Askep

1. Autisme persepsi, yaitu merupakan autisme yang timbul sebelum lahir dengan gejala rangsangan dari luar, baik kecil maupun kuat dapat menimbulkan kecemasan.

2. Autisme reaktif, yaitu gejala penderita membuat gerakan-gerakan tertentu berulang-ulang dan kadang disertai kejang dan dapat diamati pada usia 6-7 tahun, memiliki sifat rapuh midah terpengaruh oleh dunia luar.

3. Autisme yang timbul kemudian, yaitu diketahui setelah anak besar dan akan mengalami kesulitan dalam mengubah perilakunya karena sudah melekat atau ditambah adanya pengalaman yang baru.

Selain jenis-jenis yang kita ketahui, ada juga beberapa macam gejala dan ciri-ciri Autisme yang dapat kita ketahui, yaitu:

Gejala:

1. Tidak mampu bersosialisasi

2. Mengalami kesulitan menggunakan bahasa

3. Berprilaku berulang-ulang

4. Bereaksi tidak biasa terhadap rangsangan sekitarnya.

Ciri-cirinya:

1. Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya

2. Tidak bereaksi normal dalam pergaulan social

3. Perkembangan bahasa dan bicara tidak normal

4. Reaksi terhadap lingkungan terbatas

5. Rendahnya ingatan meskipun kejadian baru saja terjadi

6. Status mental ditemukan kurang orientasi lingkunga.

Untuk membuat diagnosa Autis criteria yang digunakan sampai saat sekarang adalah criteria “ Diagnostic and Statistucalof Manual Mental Disorder”. Kriteria ini menguraikan gangguan yang dapat ditemukan pada seorang anak penderita autis, yaitu:

1. Gangguan komunikasi verbal dan non-verbal

Gejalanya:

Terlambat berbicara atau tidak berkomunikasi

Page 8: Makalah Dan Askep

Mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti (bahasa planet)

Bicara tidak digunakan untuk berkomunikasi

Kadang bicara monoton seperti robot

Mimik datar.

2. Gangguan interaksi social

Menolak atau menghindar untuk bertatap muka

Tidak menoleh bila dipanggil

Merasa tidak senang dan menolak ketika dipeluk

Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain

Bila ingin sesuatu dia menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu untuknya.

Tidak berbagi kesenangan untuk orang lain.

3. Gangguan prilaku dan bermain berupa gerakan-gerakan sterotipik, minat dan aktivitas anakyang terbatas.

Umumnya ia seperti tidak mengerti cara bermain. Bermain sangat monoton, sterotipik. Bila sudah senang dengan satu mainan tidak mau mainan lain dan cara bermainnya juga aneh, yang paling sering adalah keterpakuan pada roda atau sesuatu yang berputar.

Penderita autis mempunyai 3 tingkatan kecerdasan yaitu:

Low Functioning (IQ Rendah)

Apabila penderitanya masuk kedalam kategori low funtioning (IQ Rendah), maka dikemudian hari hampir dipastikan penderita inio tidak dapat diharapkan untuk dapat hidup mandiri, sepanjang hidup memerlukan bantuan orang lain.

Medium Functioning (IQ Sedang)

Apabila penderita masuk kedalam kategori medium functioning (IQ sedang), maka kemudian hari masih bisa hidup bermasyarakat dan penderita masih bisa masuk sekolah khusus yang memang dibuat untuk penderita autis.

High Funtioning (IQ Tinggi)

Apabila penderitanya masuk kedalam kategiri high functioning (IQ tinggi), maka kemudian hari bisa hidup mandiri bahkan mungkin sukses dalam pekerjaannya, dapat juga hidup berkeluarga.

Epidemiologi

Page 9: Makalah Dan Askep

Autisme adalah salah satu kasus yang jarang ditemui, tetapi jika pemeriksaan yang teliti dilakukan di suatu rumah sakit maka, kejadian autisme didapatkan sekitar 2- 5 setiap 10 000 anak di bawah umur 12 tahun. Pada anak-anak autis yang juga memiliki gangguan retardasi mental, maka prevalensinya mencapai antara 20 setiap 10 000 kasus. Penelitian di amerika memperkirakan anak-anak autisme mencapai 2 – 13 setiap 10000 anak. Gangguan autisme lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, perbandingan hingga 3 kali lebih sering

PatofisiologiPenyebab pasti dari autisme belum diketahui. Yang pasti diketahui adalah bahwa penyebab dari autisme bukanlah salah asuh dari orang tua, beberapa penelitian membuktikan bahwa beberapa penyebab autisme adalah ketidakseimbangan biokimia, faktor genetic dan gangguan imunitas tubuh. Beberapa kasus yang tidak biasa disebabkan oleh infeksi virus (TORCH), penyakit- penyakit lainnya seperti fenilketonuria (penyakit kekurangan enzim), dan sindromX(kelainan kromosom).

Menurut Lumbantobing (2000), penyebab autisme dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

1. Faktor keluarga dan psikologi

Respon anak-anak terhadap stressor dari keluarga dan lingkungan.

2. Kelainan organ-organ biologi dan neurologi (saraf)

Berhubungan dengan kerusakan organ dan saraf yang menyebabkan gangguan fungsi-fungsinya, sehingga menimbulkan keadaan autisme pada penderita

3. Faktor genetik

Pada hasil penelitian ditemukan bahwa 2 - 4% dari saudara kandung juga menderita penyakit yang sama.

4. Faktor kekebalan tubuh

Berhubungan pada masa kehamilan, faktor kekebalan tubuh ibu yang tidak dapat mencegah infeksi sehingga terjadi kerusakan jaringan saraf bayi .

TABEL TINGKAT KECERDASAN AUTISME

Page 10: Makalah Dan Askep

Tingkat Kecerdasan

Potensi Akademik Kemampuan Mandiri

Kemampuan Bekerja

Batas Normal Dapat sekolah samapai kelas 6 SD

Bisa mandiri Bekerja keras

Ringan Bisa baca / tulis dan sekolah sampai kelas 4 atau 5 SD

Bisa mandiri dengan latihan khusus

Bekerja dengan dilatih keterampilan khusus

Sedang Bisa baca / tulis dan sekolah sampai kelas 1 atau 2 SD

Bisa mengenakan baju, makan dan mandi sendiri

Tidak bisa bekerja

Berat Tidak bisa baca / tulis dan bersekolah

Mengenakan baju, makan dan mandi dengan pendampingan

Sangat Berat Sangat terbatas Sangat terbatas

Sampai saat sekarang masih banyak sekali metode terap yang digunakan untuk mengubah perilaku anak autis. Demikian banyakanya metode-metode yang ada, sehingga orang tua kemudian menjadi bingung untuk memilih metode apa sebetulnya yang akan digunakan untuk terapi anak autis. Oleh karena itu, penting sekali memberikan pemahaman kepada para orang tua yang memiliki anak penderita autis bahwa waktu yang paling tepat untuk memulai terapi adalah segera setelah anaka tersebut di diagnosa autis, paling baik sebelum berusia 2 tahun.

Terapi yang dianjurkan oleh para pakar autis di dunia adalah bentuk terapi yang multi disiplin, simultan dan kontinyu, melibatkan peran para orangtua dan keluarga.

Beberapa macam terapi yang sering dilakukan untuk anak autis adalah:

1. Terapi perilaku (Behavior Therapy)

Terapi perilaku ini dikenal dengan nama ABA (Applied Behavior Analysis) yang dilakukan dengan metode LOVAAS. Tujuan dari terapi perilaku ini untuk mengubah atau menghilangkan perilaku yang di anggap “aneh”.

2. Terapi Sensori Integrasi

Terapi ini dikembangkan oleh Ayress, yaitu suatu bentukpendekatan terapi yang dapat diberikan pada anak-anak yang mengalami kesulitan belajar dan gangguan perilaku. Pelaksanaannya adalah melakukan berbagai macam aktitifitas yang diharapkan dapat memberikan masukan input sensoris.

3. Stimulasi Floor Time

Page 11: Makalah Dan Askep

Adalah memanfaatkan setiap kesempatan yang muncul untuk berinteraksi antara orang dewasa dengan anak menggunakan cara yang disesuaikan dengan taraf perkembangan emosi anak. Pada Stimulasi Floor Time, interaksi yang terjadi dapat dimulai atas inisiatif orang tua pengasuh dan anak, dimana awalnya memanfatkan emosi anak kemudian diperluas agar dapat terjadi interaksi timbal balik.

4. Terapi Wicara

Tujuan dasar adalah memperbaiki, memulihkan, meningkatnya dan mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa, agar anak dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Anak diberikan pengertianakan bentuk suatu benda, lalu diberikan pengenalan angka atau huruf alphabet sambil dilatih mengenal kalimat. Perlu diingat sebagian besar anak autis ini dikemudian hari merteka tetap berkomunikasi non-verbal oleh karena itu, bentuk-bentuk komunikasi lainnya perlu dicoba missal: PECS (Pictures Exchange Communication System)

Dukungan orang tua, keluarga dan masyarakat bagi penderita autis

Autis bukanlah anak dengan kelainan kejiwaan. Autis merupakan kelainan perkembangan pada anak, sedangkan kelainan kejiwaan merupakan suatu keadaan pada seseorang yang ditandai dengan adanya waham dan halusinasi. Keluarga jangan “Menyembuhkan ” anaknya, tidak jugaperlu merasa mempunyai keturunan yang membuat aib bagi keluarga.

Mengingat demikian kompleknya penangan yang harus dilakukan pada anak autis, sangatlah tidak mungkin apabila terapi yang diberikan pada anak tersebut hanya dilakukan di tempay terapi saja. Disamping itu, orang yang terlibat dalam penanganan anak-anak seperti ini dirumah tentunya tidak hanya bapak atau ibu, tetapi seluruh keluarga dan masyarakat lingkungan sekitarnya.

Kemampuan bahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada simtem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori, motorik, psikologis, emosi dan lingkungan di sekitar anak. (Soetjiningsih. 1995).

Perkembangan ucapan serta bahasa yang didapat diperlihatkan oleh seorang anak merupakan petunjuk yang kelak penting untuk menentukan kemampuan anak untuk belajar. Perkembangan bicara dan berbahasa merupakan petunjuk dini yang lazim untuk mengetahui ada atau tidak adanya disfungsi sereberal atau gangguan neorologik ringan, yang kelak dapat mengakibatkan kesulitan-kesulitan tingkah laku dan kemampuan belajar. Bahasa dapat dirumuskan sebagai pengetahuan tentang sistem lambang yang dipergunakan dalam komunikasi yang dilakukan secara lisan. ( Nelson, 1994 )

Bahasa berhubungan dengan kemampuan kognitif. Kemampuan bahasa dapat diperlihatkan dengan berbagai cara seperti dengan cara bagaimana anak

Page 12: Makalah Dan Askep

tersebut memberikan respon atas petunjuk-petunjuk lisan yang berikan kepadanya, dengan gerakan-gerakan yang diperlihatkan oleh anak yang bersangkutan untuk mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan serta pengetahuan tentang lingkungan yang berada disekelilingnya serta memulai permainan kreatif dan imajinatif yang diperlihatkan oleh anak itu ( Nelson, 1994 ). Kemampuan berbahasa merupakan indicator seluruh perkembangan anak, emosi dan lingkungannya.

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN BICARA PADA ANAK AUTIES

Page 13: Makalah Dan Askep

I. Pengkajian

a. Identitas

Nama anak, umur, jenis kelamin, alamat, nama KK, pekrjaan, pendidikan, dll.

b. Alasan kunjungan ke Rumah sakit

Anak sudah umur 2 tahun belum bisa bicara. Dan pada umur 3 tahun 9 bulan saat ini anak baru bisa mengucapkan kata : “ mama” “ papa”.

c. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Anak belum bicara, hanya bisa mengucapkan kata “mama” “papa”, lain-lain tidak bisa, menyebutkan nama benda tidak bisa, kalau dipanggil atau ada bunyi suara anak tidak merespon terhadap sumber bunyi. Saat ini anak bisa berlari, berjalan,menendang bola, menggosok gigi dengan bantuan, berpakaian denagn bantuan dan menggambar.

2. Riwayat kesehatan yang lalu

Setelah diperiksa dokter dan difoto kesimpulan dokter tidak apa-apa. Anak tidak pernah jatuh dari tempat tidur atau mengalami trauma serius.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Orang tua tidak ada yang menderita penyakit jantung, paru, penyakit kencing manis, penyakit gondok atau penyakit kronis lainnya. Dari keluarga tidak ada riwayat keturunan yang mengalami epilepsi atau menderita penyakit seperti klien.

Page 14: Makalah Dan Askep

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAHDS:

Usia anak 3 tahun 9 bulan Keluarga mengatakan anak

pada umur 2 tahun belum dapat mengucapkan kata dan pada umur 3 tahun 9 bulan baru bisa mengucapkan kata “ mama” dan “ papa”, serta tidak bisa mengucapkan kata-kata yang lain.

DO: Anak tidak pernah

menjawab bila ditanya,ada bunyi atau suara anak tidak merespon kesumber bunyi.

Menurunnya Fungsi Bicara.

Kerusakan Komunikasi Verbal

DS : Ibu menanyakan apakah

kemampuan bicara anaknya dapat kembali normal.

Ibu mengatakan cemas dengan masa depan anaknya bila tidak bisa sembuh.

DO :

Kurang pangetahuan tentang gangguan perkembangan bicara yang dialami oleh anaknya.

cemas

Page 15: Makalah Dan Askep

Eksperesi non-verbal ibu tampak cemas dengan kondisi anaknya.

Dignosa Keperawatan:

1. Gangguan perkembangan bicara berhubungan denagn kerusakan komunikasi verbal.

2. Cemas pada keluarga (ibu) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang gangguan perkembangan bicara yang dialami anak.

DAFTAR PUSTAKA

hhtp://www.info Autisme di Medicastro.2006.Autisme

Page 16: Makalah Dan Askep

PENUTUP

Kesimpulan

Autisme adalah cacat pada perkembangan syaraf dan psikis manusia, baik

sejak didalam janin dan seterusnya, yang menyebabkan kelemahan atau

perbedaan dalam berinteraksi social, kemampuan berkomunikasi, pola minat

dan tingkah laku. Adapun juga menurut para ilmuan yairu “ Kartini Kartono,

1989” mengatakan bahwa autisme itu adalah gejala menutup diri sendiri

secara total dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar , keasikan

kstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri, sedangakankan yang dimaksud

autism didalam kelompok “ Pervasive DevelopmentalDisorder “ yaitu

merupakn kelompok kelainan perkembangan anak yang sifatnya luas dan

kompleks, mencakup aspek interaktif, social, kognisi, bahasa dan motorik.

Saran

Semoga Asuhan Keperawatan dengan gangguan berbicara pada anak autis ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa Keperawatan STIKES Tri

Mandiri Sakti Bengkulu baik dalam pembelajaran, praktek maupun kedalam

lingkungan masyarakat.

Page 17: Makalah Dan Askep