makalah akuntansi ekuitas

68
makalah akuntansi ekuitas KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Dengan ini kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas kehendak-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekuitas” ini tepat pada waktunya. Isi dari makalah ini secara garis besar adalah membahas mengenai Ekuitas dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Ekuitas sering disebut juga modal . untuk perseroan, istilah ekuitas lebih merefleksi makna yang ingin dikandungnya. Istilah modal sering

Transcript of makalah akuntansi ekuitas

Page 1: makalah akuntansi ekuitas

makalah akuntansi ekuitas

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan ini kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT,

karena atas kehendak-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Ekuitas” ini tepat pada waktunya. Isi dari makalah ini secara

garis besar adalah membahas mengenai Ekuitas dan hal-hal yang

berkaitan dengannya.

Ekuitas sering disebut juga modal . untuk perseroan, istilah ekuitas

lebih merefleksi makna yang ingin dikandungnya. Istilah modal sering

disebut juga sebagai padan kata equity walaupun modal lebih dekat

maknanya dengan istilah capital. Dalam makalah ini, istilah ekuitas dan

modal sering digunakan secara bergantian. Karena ekuitas mengandung

unsur pemilikan, untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut dengan aset

bersih untuk menghindari kesan adanya pemilikan.

Segala kesempurnaan hanya milik illahi, kekurangan yang ada

pada makalah ini datang dari kami. Karena itu, kritik yang membangun

Page 2: makalah akuntansi ekuitas

sangat kami harapkan dari pembaca.

Sukabumi, 31 oktober 2011

Penulis

DAFTAR ISI

halaman

COVER

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PANDAHULUAN

1.1. Latarbelakang Masalah................................................................................ 1

1.2. Tujuan............................................................................................................ 2

1.3. Rumusan Masalah......................................................................................... 2

1.4. Sistematika Penulisan................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN (ISI)

2.1. Pengertian Ekuitas....................................................................................... 4

2.2. Komponen Ekuitas Pemegang Saham....................................................... 5

2.3. Tujuan Penyajian Ekuitas........................................................................... 6

Page 3: makalah akuntansi ekuitas

2.4. Perbedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan........................................... 7

2.5. Modal Yuridis............................................................................................... 7

2.5.1. Pengertian........................................................................................... 7

2.5.2. Besarnya modal yuridis...................................................................... 8

2.6. Modal Setoran Lain..................................................................................... 8

2.7. Perubahan Modal Setoran.......................................................................... 9

2.7.1. Pemesanan Saham...................................................................................................... 10

2.9. Perubahan Laba Ditahan............................................................................ 23

2.9.1. Penyesuaian Perioda Lalu................................................................... 24

2.9.2. Koreksi Kesalahan.............................................................................................. 25

2.9.3. Perubahan akuntansi ................................................................................................... 27

2.9.4. Kuasi reorganisasi................................................................................ 30

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.................................................................................................... 47

3.2. Saran............................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 50

BAB I

PANDAHULUAN

1.1. Latarbelakang Masalah

Page 4: makalah akuntansi ekuitas

Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas sering disebut modal. Untuk

perseorangan, istilah ekuitas (ekuitas pemegang saham atau stockholders' equity)

lebih merefleksi kata yang ingin dikandungnya.Istilah modal sering digunakan pula

sebagai padan kata equity walaupun modal lebih dekat maknanya dengan istilah

capital.Ekuitas mengandung unsur kepemilikan (ownership), untuk organisasi

nonprofit ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan

adanya pemilikan.

karena kensep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan

pemilikan, informasi tentang akuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena

hal tersebut menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang

saham. dari sudut pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas

kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut

kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan "utang" perseroan kepada para

pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang

sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan dan pemegang saham. Dengan

kedudukannya yang demikian persoalannya adalah bagaimana melaporkan atau

menyajikan informasi elemen ini agar hubungan dan tanggung jawab yuridis dapat

dipertahankan.

karena konsep kesatuan usaha menuntut artikulasi antar statemen

keuangan,tidak terdapat masalah semantik atau definisional dalam pembahasan

ekuitas seperti halnya elemen pendapatan, biaya dan laba. Teori ekuitas yang bersifat

semantik adalah teori sudut pandang atau teori entitas. Ekuitas pemegang saham itu

sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal setoran (paid-in atau

contributed capital) dan laba ditahan (retained earnings). sebagai pasangan modal

setoran, laba ditahan dapat disebut sebagai modal bentukan atau cioptaan (earned

capital).

1.2. Tujuan

Page 5: makalah akuntansi ekuitas

Tujuan dari pembentukan makalah ini adalah:

1. Sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa atas tugas yang diberikan oleh

dosen mata kuliah Teori Akuntansi.

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ekuitas.

3. Memahami lebih mendalam bagaimana perubahan modal setoran.

4. Agar mengetahu apa yang dimaksud dengan Obligasi Terkonversi.

1.3. Rumusan Masalah

Pokok pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1.4. Sistematika Penulisan

Susunan makalah ini adalah sebagai berikut:

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PANDAHULUAN

1.1. Latarbelakang Masalah

1.2. Tujuan

1.3. Rumusan Masalah

1.4. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN (ISI)

2.1. Pengertian Ekuitas

2.2. Komponen Ekuitas Pemegang Saham

2.3. Tujuan Penyajian Ekuitas

2.4. Perbedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan

2.5. Modal Yuridis

2.5.1. Pengertian

Page 6: makalah akuntansi ekuitas

2.5.2. Besarnya modal yuridis

2.6. Modal Setoran Lain

2.7. Perubahan Modal Setoran

2.7.1. Pemesanan Saham

2.7.2. Obligasi Terkonversi

2.7.3. Saham Prioritas Terkonversi

2.7.4. Dividen Saham

2.7.5. Hak Beli Saham

2.7.6. Opsi Saham

2.7.7. Waran

2.8. Penurunan Modal Setoran

2.9. Perubahan Laba Ditahan

2.9.1. Penyesuaian Perioda Lalu

2.9.2. Koreksi Kesalahan

2.9.3. Perubahan akuntansi

2.9.4. Kuasi reorganisasi

2.10. Penyajian Modal Pemegang Saham

2.10.1. Urutan penyerapan rugi

2.10.2. Urutan menerima distribusi aset

2.11. Perincian Laba Ditaha

2.11.1. Perincian Atas Dasar Sumber

2.11.2. Perincian atas dasar tujuan penggunaan

2.12. Laba Komprehensif

2.12.1. Laba Semua Termasuk

2.12.2. Alasam Mendasar

2.13. Penyajian Laba Komprehensif

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Page 7: makalah akuntansi ekuitas

BAB II

PEMBAHASAN (ISI)

2.1. Pengertian Ekuitas

Ekuitas tidak dapat didefinisikan secara independen terhadap aset dan

kewajiban. Dalam kerangka dasar Standar Akuntasi Keuangan (2002), misalnya

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendefinisikan ekuitas sebagai berikut (pasal 49):

Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua

kewajiaban.

Definisi diatas tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh FASB dalam

SFAC No. 6 sebagai berikut:

Equity or net asset is the residual interest in the assets of an entity that remains after

deducting its liabilities.

berbagai sumber yang lain mendefinisikan ekuitas yang tidaktidak berbeda

dengan defini diatas. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual untuk menunjukan

bahwa ekuitas buakn kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber

ekonomik masa datang. Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas

juga bergantung pada bagaimana aset dan kewajiban diukur.

Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban

atas dasar kriteria berikut (hlom. 421-423):

Atas dasar konsep kesatua usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama

mempunyai klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan dalam

perusahaan. akan tetapi terdapat, terdapat dua karakteristik yang melekat pada hak

kreditor yaitu:

jadi, klaim kreditor terbatas jumlahnya dan harus diselesaikan padatanggal tertentu

sementara klaim pemegang sahalm merupakan jumlah residual dan tidak harus

Page 8: makalah akuntansi ekuitas

diselesaikan atau dilunasipada tanggal tertentu.

Hak kreditor atau pemilik (pemegang saham) juga berbeda dalam hal

penggunaan aset. Kreditor pada umumya tidak mempunyai akses dan kendali dalam

penggunaan aset perusahaan. Mereka juga tidak mempunyai hak dalam pengambilkan

keputusan operasi perusahaan secara langsung. Di lain pihak, pemilik (khusus dalam

perusahaan peseorangan) mempunyai akses, hak,dan autoritas untuk menjalankan

perusahaan dan menggunakan atau mengendalikan aset.

perjanjian menimbulkan hak dan kewajiban. substansi ekonomik perjanjian

antara kreditor dengan perusahaan berbedadengan antara pemegang saham dan

perusahaan dalam hal resiko terhadap rugi. Karena kreditor diprioritaskan, resiko

mereka lebih kecil dari pemegang saham. Pemegang saham menanggung segala

resiko yang berkaitan dengan operasi perusahaan. Oleh karena itu, hak kreditor

sebenarnya berbeda dengan hak pemegang saham, kreditor berhak atas pelunasan

sedangkan pemegang saham berhak atas pembagian laba (residual). jadi secara

substansi ekonomik, kreditor menanggung resiko lebih kecil dan dengan demikian

mendapat imbalan tetap berupa bunga dan pokok pinjaman sedangkan pemegang

saham menanggung resiko lebih besar sehingga berhak atas kembalian (rate of return)

yang berfariasi melalui pembagian laba (participation in profits).

2.2. Komponen Ekuitas Pemegang Saham

Dari segi riwayat dan sumbernya, ekutas pemegang saham dibagi menjadi dua

komponen penting, yaitu:

3. Lain-lain

Komponen lain-lain terdiri atas pos-pos yang tidak tepat dimasukan dalam

komponen modal setoran lainnya atau laba ditahan tetapi sering diklasifikasikan

sebagai pos ekuiatas pemegang saham.

2.3. Tujuan Penyajian Ekuitas

Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi

Page 9: makalah akuntansi ekuitas

oleh tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada

umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan

informasi kepada yang berkepintingan tentang efisiensi dan kepengurusan

manajemen. Tujuan lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek

investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya. Informasi tentang kewajiban yuridis

perseroan terhadap para pemegang saham dan [pihak lainnya juga merupakan tujuan

penyajian ekuitas pemegang saham ini. Untuk memenuhi tujuan tersebut, inrformasi

yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah:

2.4. Perbedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan

Ditinjau dari sumbernya, ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas

pemegang saham yaitu:

Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang

dipindahkan dari akun ikhtisar laba-rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan,

sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham

yang sah. Seperti juga modal setoran, laba ditahan menunjukan sejumlah hak atas

seluruh jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis aset tertentu. Dengan demikian untuk

mengukur seluruh hak pemegang saham atas aset, laba ditahan harus digabungkan

dengan modal setoran.

Perbedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari

segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga

laba ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhirnya

ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting

secara yuridis karena modal setoran merupakan dana besar yang harus tetap

dipertahankan untuk menunjukan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat

ditarik kembali dalam likuidasi rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk

pembagian dividen.

2.5. Modal Yuridis

Page 10: makalah akuntansi ekuitas

2.5.1. Pengertian

Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa

harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan

terhadap pihak lain.Bentuk ketentuan hukum ini adalah bahwa saham harus empunyai

nilai nominal atau nilai minimun yang dinyatakan untuk menunjukan hak yuridis.

Modal yuridis adalah jumlah rupiah "minimal" yang harus disetor oleh investor

sehingga membentuk modal yuridis.

Tujuan penyajian modal yuridi ini adalah untuk memberi informasi kepada

para pemegang ekuitas lainnya tentang batas perlindungan investasinya. Akuntansi

menggap pengungkapan modal yuridis tersebut tidak penting karena akuntansi lebih

menekankan pada jumlah rupiah yang benar-benar disetor oleh pemegang saham

sebagai jumlah rupiah kontrak antara perseroan dengan pemegang saham.

2.5.2. Besarnya Modal Yuridis

Dalam hal saham bernilai nominal , modal yuridis dapat sama dengan jumlah

yang dikenal dengan nama modal saham. Modal saham menunjukan jumlah rupiah

perkalian antara cacah saham beredar dengan nilai nominal persaham. Jumlah ini

merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis menjadi hak pemegang saham

walaupun dalam transaksi pembelian saham jumlah rupiah yang disetor atau dibayar

melebihi modal yiridis tersebut.

Modal saham ini juga merupakan batastanggung jawab pemegang saham dan batas

kerugian pribadi yang harus ditanggung pemegang saham. artinya, dalam hal terjadi

likuidasi pemegang saham tidak dapat menuntun pembagian kekayaan atas dasar

modal yang disetor (kecuali adanya sisa untuk itu). Sebaliknya, dalam hal hasil

penjualan aset dalam likuidasi tidak dapat menutup seluruh hutang perseroan,

pemegang saham tidak dapat diminta untuk menutup utang lebih dari modal saham

atau modal yang telah disetor kecuali pemegang saham sebagai direksi.

2.6. Modal Setoran Lain

Nominal saham sering dianggap bukan merupakan harga efektip saham

Page 11: makalah akuntansi ekuitas

sehingga secara akuntansi penentuan nilai nominal saham sebenarnya tidak bermakna

ekonomik. Dalam hal tertentu, nilai nominal saham lebih merupakan alat untuk

pemerataan distribusi pemilikan daripada untuk menunjukan nilai salaham itu sendiri.

Karena tidak bermakna ekonomik, saham dapat diterbitkan tanppa nilai nominal. Ada

dua alasan penerbitan saham tanpa nilai nominal yaitu:

Pasal 42 undang-undang no 1 tahun 1995 menetapkan bahwa saham tanpa

nilai nominal tidak dapat diterbitkan. Ketentuan ini sebenarnya dimaksudkan untuk

menentukan modal yuridis. Nilai niminal merupakan jumlah rupiah minimal yang

harus disetor investor sehingga membentuk modal yuridis. Jika modal saham terjual

dengan harga diatas nominal, dapatkah selisihnya diperlakukan sebagai laba ditahan

karen modal yuridis telah terpenuhi?

Dalam hal ini, Patton danLittleton (1970) menegaskan bahwa perseroan

merupakan kesatun usaha maupun kesatuan hukum. Sifat ganda ini menjadikan

akuntasni mempunyai fungsi ganda pula yaitu menyajikan data ekonomik sekaligus

mencerminkan aspek yuridis yang sebenarnya. Fungsi ganda ini menimbulkan

masalah pelaporan ekuitas pemegang saham karena konsep kesatuan usaha dan

konsep hukum sangat berbeda. Dari segi hukum ada tendesi untuk memandang

ekuitas pemegang saham sebagai jumlah rupiah tertentu yang menjadi batas

penarikan kembali dana yang ditanamkan oleh pemegang saham tanpa

memperhatikan setoran yang sesungguhnya. Dari segi akuntansi, yang menganut

substansi dari pada bentuk, memandang ekuitas pemegang saham adalah seluruh

jumlah yang secara ekonomik tertanam diperusahaan termasuk laba ditahan.

2.7. Perubahan Modal Setoran

Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk

membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan

akibat transaksi modal. Dalam hal kenaikan modal setoran, pembedaan ini

bermanfaat untuk mencegah memperlakukan kenaikan akibat transaksi modal sebagai

laba sehingga timbul kesan adanya jumlah yang trsedia untuk pembagian dividen.

Page 12: makalah akuntansi ekuitas

Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah

teoretisnya adalah:

1. Pemesanan saham

2. obligasi terkonversi atau brhak tukar

3. saham istimewa terkonversi atau brhak tukar

4. dividen saham

5. hak beli saham, opsi, dan warna

6. saham treasuri

2.7.1. Pemesanan Saham

Pada umumnya, investor yang berminat membeli saham harus memesan lebih

dahulu saham yang akan dibeli dengan harga sesuai dengan kesepakatan pada saat

pemesanan. Yang menjadi masalah adalah apakan jumlah rupiah saham pesanan

tersebut dapat diakui sebagai modal setoran?

Secara konseptual, ekuitas pemegang saham bersifat seperti kewajiban. Oleh

karena itu, jumlah rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya

apabila kedua syarat berikut dipenuhu:

Dalam hal tertentu, perusahaan menerbitkan obligasi dengan karakteristik

bahwa obligasi tersebut dapat ditukarkan dengan saham biasa atas kehendak

pemegang obligasi dalam hal periode konversi tertentu. Kalau hak tukar tersebut

diambil (exercised), yang terjadi adalab perubahan status kewajiban menjadi modal

setoran. Masalah teoritisnya adalah menentukan jumlah rupiah yang dapat dianggap

sebagai modal setoran sehingga modal saham dan kelebihan diatas modal saham

(kalau ada) dapat ditentukan. Dalam hal ini, ada 2 nilai yang dapat diguakan sebagai

basis kapitalisasi, yaitu:

Dasar pertama mereklasifikasi nilai buku menjadi modal saham dan premium

atau disebut modal saham tergantung kasusnya. Dengan demikian, tidak ada untung

atau rugi yang diakui pada saat transaksi pertukaran tersebut. Esensi transaksi

Page 13: makalah akuntansi ekuitas

tersebut hanyalah mengubah status jumlah rupiah utang menjadi utang pemegang

saham. Pendekatan didasari konsep kesatuan usaha karena kreditor dan pemegang

saham mempunyai kedudukan yang sama sebagai investor dengan kepentingan yang

sama. Oleh karena itu, pertukaran tersebut tidak mempunyai substansi ekonomik

sehingga tidak dapat menimbulkan untung atau rugi. Alasan yang lain adalah bahwa

pada saat obligasi diterbitkan semua penerimaan kas diperlukan sebagai utang.

Artinya, tidak dipisahkan jumlah rupiah yang melekat pada obligasi sebagai obligasi

biasa dan pada hak tukar. Hak tukar dianggap melekat pada obligasi sehingga tidak

dapat diukur secara pasti nilainya.karena hak tukar tidak dapat di ukur dengan pasti,

nilai buku obligasi murni juga jika harga pasar obligasi dapat ditentukan. Jadi,

kepraktisan dan objektifitas pengukuran tidak menghendaki pengakuan untung dan

rugi.

Pengukuran jumlah rupiah yang harus diakui sebagai modal setoran dapat

menggunakan cara seperti pada obligasi terkonversi. Dengan pendapatan pertama,

nilai nominal saham prioritas plus porsi premium atau diskun ditransfer kemodal

pemegang saham dan premium atau diskun modal pemegang saham biasa. Tidak ada

untung atau rugi yang diakui pada saat konversi tersebut ini berarti bahwa jumlah

rupiah yang mula-mula diterima pada saat menerbitkan saham prioritas dianggap

sebagai modal setoran mula-mula untuk saham biasa. Perlu dicatat bahwa jumlah

rupiah ini buka merupakan nilai likuidasi saham prioritas karena nilai likuidasi saham

prioritas adalah sebesar nilai nominalnya. Itulah sebabnya porsi premiun atau diskun

juga ikut ditransfer. Kalau porsi premium tidak ditransfer dan semua saham prioritas

dikonversi menjadi saham biasa maka akan terjadi kejanggalan karena akan dapat

premium saham prioritas padahal tidak ada saham prioritas yang beredar. Konversi

ini semata-mata menandai perubahan status atau hak dua golongan pemegang saham.

Perubahan ini sering disertai penerbitan sertifikat saham biasa baru dan penarikan

sertifikat saham prioritas atau istimewa.

Dividen saham merupakan distribusi dividen dalam bentuk saham yang

sejenis dengan saham yang mula-mula diterbiotkan. Bila distribusi dividen saham

Page 14: makalah akuntansi ekuitas

tidak disertai dengan kapitalisasi laba ditahan, dividen saham akan menyerupai

pemecahan saham. Pemecahan saham adalah penurunan nominal (atau nilai nyata)

persaham dengan cara menukar tiap satu saham yang beredar dengan dua atau lebih

saham baru yang nilai nominal per sahamnya merupakan pecahan dari nilai nominal

saham semula. Bila perusahaan mendistribusi dividen saham 20% tanpa disertai

kapitalisasi, perusahaan sebenarnya telah menurunkan nilai nominal per saham

menjadi 100/120 dari nilai nominal semula.

Bagi pemegang saham, dividen saham buak merupakan pendapatan atau laba.

Berbagai teori atau argumen diajukan untuk menjelaskan mengapa dividen saham

bukan merupakan laba bagi penerimanya. Dari sudut pandang kesatuan usaha,

dividen saham bukan merupakan pembagian laba karena tidak ada penurunan aset

perusahaan atau kenaikan utang perusahaan. Hal ini berbeda dengan dividen kas jelas

merupakan pendapatan bagi penerima karena ada transfer kemakmuran ke pemegang

saham.

Bila dividen saham dipandang sebagai pendapatan in natura karena menaikan

nilai investasi, pendapatan tersebut belum terealisasi bila belum dijual oleh

penerimanya. Investasi naik karena dividen saham dapat di jual atau kalau tidak dijual

penerima berhak menerima dividen tunai dimana yang akan datang atas saham

tersebut.

Dari sudut pandang kesatuan pemilik, dividen saham bukan merupakan laba bagi

penerimanya. Alasannya adalah bahwa laba perseroan juga merupakan laba [pemilik.

oleh karena itu dividen kas dianggap sebagai pengambilan atau prive oleh pemilik

dari sesuatu yang memang sudah menjadi haknya sehingga tidak ada tambahan

kemakmuran. Dividen saham juga bukan merupakan laba tetapi sekedar teklasifikasi

ekuitas. karena sudut pandang akuntansi adalah kesatuan usaha, apakan dividen

saham pendapatan bagi pemegang saham sebenarnya bukan masalah yang relevan.

Yang relevan bagi perusahaan adalah apakah dividen saham dipansang sebagai

reklasifikasi ekuitas dan bila demikin bagaimana kapitalisasi diukur. Kapitalisasi

dapat didasarkan atas:

Page 15: makalah akuntansi ekuitas

Kalau tujuan penyajian informasi modal pemegang saham adalah untuk

menunjukan modal yuridis (legal capital), kapitalisasi dividen saham harus hanya

sebesar nilai nominal atau nyataannya: jumlah ini sebesarnya merupakan jumlah

minimal yang harus dikapitalisasi untuk memenuhi ketentuan yuridis. Alasan

pendukung kapitalisasi hanya sebesar nilai yuridis adalah bahwa divisen saham bukan

merupakan pendapatan dan mengkapitalisasi sebesar harga pasar memberi kesan

bahwa dividen tersebut merupaka pendapatan yang direinvestasi kedalam perusaahn.

Alasan lain yang dianggap cukup kuat adalah bahwa harga pasar menggambarkan

harga seluruh ekuitas pemegang saham (modal setoran dan laba ditahan). Jadi sangat

tridak logis mentransfer jumlah yang merefleksi elemen modal setoran dan laba

ditaha ke modal setoran itu sendir.

Walaupun dividen saham berbeda dengan dividen kas, sebagai divide keduanya

dianggap sebagai distribusi ke pemilik. Oleh karena itu, dividen saham dapat di

pandang sebagai pengganti dividen kas karena dividen daham mempunyai nilai.

Paling tidak, pemegang saham dapat menjual saham tersebut kalau dividen kas yang

diharapkan dan investasi semula tidak berubah. Nilai tersebut diukur atas dasar harga

saham. dengan demikian harga pasar merupakan dasar yang tepat untuk menentukan

kapitalisasi berbagai dasar pikiran mendukung hal ini.

Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk

membeli sejumlah saham (proposional dengan pemilikan). Hak ini biasanya

dimaksudkan untuk mempertahankan pemilikan pemegang saham lama. Pada

umumnya, hak beli saham umurnya tidak lama dan beli harga saham dengan hak beli

tersebut biasanya lebih rendah dari harga pasar saham bersangkutan. Oleh karena itu,

hak beli saham sering dianggap mempunyai harga pasar sehingga timbul pendapat

bahwa hak beli saham tersebut dikapitalisasi. Harga pasar hak beli saham ini adalah

sebesar selisih harga pasar saham sengan harga yang harus dibayar pemegang saham

yang mempunyai hak beli saham. Perlukah jumlah rupiah selisih ini dikapitalisasi?

Bila dividen saham dapat dikapitalisasi maka hak beli saham juga dapat

dikapitalisasi karena hak beli saham dapat dianggap sebagai dividen saham dengan

Page 16: makalah akuntansi ekuitas

nilai sebesar harga pasar hak beli saham. jumlah ini dikapitalisasi ke modal setoran

lain. Argumen dibantah dengan alasan bahwa kapitalisasi hak belisaham menjadi

modal setoran adalah tidak logis karena tidak ada sumber ekonomi yang disetorkan

oleh pemegang saham dan tidak ada saham baru yang diterbitkan. Lain halnya dengan

kupon beli saham atau waran yang di bahas sesudah opsi saham berikut.

Secara umum opsi diartikan sebagai klaim untuk membeli atau menjual saham

tertentu yang sengaja diciptakan oleh investor untuk dijual kepada investor lain.

Dalam arti khusus, opsi saham adalah semacam kontrak yang membeli hak kepada

karyawan perusahaan (termasuk manager atau pemimpin) untuk membeli saham

perusahaan dalam jangka waktu tertentu dengan harga yang tertentu pula. pada

umumnya harga pengambilan dibawah harga pasar saham yang bersangkutan atau

harga yang ditawarkan kepada pihak lain. Kebijakan semacam ini sering disebut

dengan program opsi saham karyawan. Opsi saham ini biasanya digunakan sebagai

sarana untuk meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan dengan menjadikan

mereka pemilik perusahaan dan utnuk menambah penghasilan karyawan (sebagai

konvensasi tambahan). Banyaknya saham yang dapat dibeli dan harga opsi dapat

ditentukan pasa saat hak opsi diberikan atau bergantung pada beberapa kejadian

dimasa mendatang seperti pertumbuhan perusahaan dan perubahan harga saham.

Dalam hal opsi saham karyawan, ada kalanya harga pengambilan begitu

rendah di banding harga pasar sehingga selisihnya dapat dipandang sebagai

kompensasi atau imbalan jasa karyawan. Dengan demikian, masalah akuntansi yang

berkaitan dengan opsi sahal karyawan adalah:

Opsi saham dapat di bagi menjadi dua, yaitu:

Ada kalanya program opsi saham diluncurkan bukan untuk tujuan meningkatkan

kompensasi karyawan tetapi untuk meningkatkan status karyawansebagai pemilik

perusahaan dan untuk membantu perusahaan menambah dana. APB Opinion No.25

pasal 7 menentukan bahwa opsi saham dapat dikategorikan sebagai nonimbalan jika:

jika program opsi saham tidak memenuhi kriteria sebagai opsi saham nonimbalan,

tentunya opsi saham tersebut merupakan opsi saham imbalan.

Page 17: makalah akuntansi ekuitas

Perusahaan dapat juga menjual hak beli saham kepada nonpemegang saham

dengan cara menjual kupon pembelian saham atau waran. Dalam PSAK No. 41, IAI

mendefinisikan waran sebagai berikut:

Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak

kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan

jangka waktu tertentu (pasal 30). perbedaan waran dengan hak beli saham dan opsi

saham dalam beberapa aspek, yaitu:

PSAK No.41 telah menetapkan perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis

waran sebagai berikut:

Jumlah rupiah hasil p[enerbitan sekuritas (utang atau ekuitas yang disertai waran

lepas dialokasi ke sekuritas dan waran atas dasar nilai wajar masing-masing

komponen pada saat penerbitannya. jumlah rupiah yang melekat pada sekuritas

dilaporkan sebagai kewajiban atau ekuitas sesuai dengan karakteristiknya (pasal 15).

apabila waran diambil, jumlah rupiah yang melekat pada waran dikapitalisasi ke

modal saham dan agio saham (bila ada) apa bila waran tidak diambil sampai masa

opsi berakhir, jumlah rupiah tecatat warantetap diperlakukan sebagai modal setoran

lain (pasal 16).

seluruh jumlah rupiah hasil penerbitan sekuritas (utang/ekuitas) yang disertai waran

lekat diakui seluruhnya sebagai kewajiban atau ekuitas sesuai dengan karakteristiknya

(pasal 17).

penerbitan waran bebas diperlakukan sebagai modal setoran lain sebesar jumlah

rupiah hasil penerbitan tersebut. bila waran bebas diterbitkan secara cuma-cuma,

tidak diperlukan penaksiran nilai waran untuk diakui sebagai modal setoran lain

(pasal 18-19).

Berbagai sumber perubahan modal setoran yang dibahas diatas bersifat

menaikan atau menambah modal setoran. Pada umumya lebih banyak faktor yang

bersifat menaikan modal setoran dari pada yang menurunkan modal setoran.

Alasannya adalah bahwa begitu modal disetor dan tertanam dalam perusahaan, modal

Page 18: makalah akuntansi ekuitas

tersebuat akan menjadi investasi permanen dalam perusahaan. kalau pemegang saham

ingin melepaskan investasinya, pemegang saham akan menjualnya ke pasar saham

sehingga apa yang dilakukan pemegang saham tidak mempengaruhi operasi atau

posisi keuangan perusahaan.

paton dan littleton (1970) menegaskan bahwa ditinjau dari segi penilaian

pasar terhadap perusahaan, tidak ada alasan untuk menggap bahwa baik perseroan

mewakili (mereka yang masih memegang saham) maupun pemegang saham yang

mengembalikan haknya (yang menyerahkan sahamnya) memperoleh laba efektif, atau

menderita rugi efektif dalam transaksi modal tersebut jika harga yang dibayarkan

untuk tiap saham yang ditarik kembali lebih rendah dari pada kos saham pada saat

penarikan kembali tersebut, maka dapat dianggap bahwa penilaian pasar terhadap

perusahaan secara keseluruhan (atas dasar nilai likuidasi pada saat itu) adalah lebih

rendah dari pada jumlah rupiah yang tercatat untuk aset seperti kas, piutang dan kos

aset lainnya demikian pula kalau harga yang dibayarkan untuk saham yang ditarik

kembali l;ebih tinggi dari pada nilai bukunya ini berarti bahwa penilaian pasar pada

saat itu memp[erhitungkan adanya apresiasi aset yang tercatat maupun aset tak

berwujud lainnya yang tidak tercatat. Hal ini bukan berarti bahwa akuntansi

perseroan yang mendasarkan diri pada kos histories adalah keliru atau tidak sesuai

dengan kenyataan. Yang perlu ditekankan adalah bahwa penilaian pasar tidak

menjadi alasan kuat untuk merevisi ekuitas modal pemegang saham tanpa adanya

transaksi modal.

Transaksi yang jelas akan mengurangi modal setoran adalah penarikan kembali

saham untuk sementara menjadi saham treasuri. Beberapa alasan perusahaan

melakukan penarikan kembali saham sebagai sahan treasuri adalah:

Masalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah:

1. Penentuan jumlah rupiah yang harus dianggap sebagai pengurangan

modal setoran dan laba ditahan

2. Pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham

Page 19: makalah akuntansi ekuitas

treasuri dijual kembali.

Mengenai hal ini, ada dua pendekatan atau konsep yang dapat diterapkan, yaitu:

Konsep ini disebut juga dengan metoda kos karena jumlah rupiah total yang

dibayarkan dianggap seakan-akan merupakan kos pembelian saham tresuri. Disebut

satu transaksi karena pembelian saham treasuri dan penjualannya kembali dianggap

sebagai satu transaksi. Artinya pembelian dan penjualan dianggap sebagai kesatuan

transaksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan transaksi saham treasuri

tersebut.

jika saham treasuri dijual kembali dengan harga diatas kos maka jelaslah bahwa

selisihnya akan menambah agio saham atau penguraian disagio saham. Dengan kata

lain, selisihnya dibedakan ke modal setoran lain. Dengan cara ini, modal saham

(yuridis) akan tetap terpelihara seperti semula.

Namun, bila saham treasuri dijual kembali dengan harga dibawah kos,

bagaimanakah kedudukan selisihnya? sebagai contoh seksi ekuitas modal pemegang

saham dalam neraca suatu perusahaan pada 1 januari 2005 menunjukan modal saham

Rp1.000.000 dan agio saham Rp200.000. Dalam tahun 2005 perusahaan memperoleh

kembali 25% sahamnya sebagai saham treasuri dengan harga Rp400.000 dan

kemudian saham tersebut diterbitkan kembali dengan harga Rp340.000. Bagaimana

perlakuan terhadap selisih "rugi" Rp60.000? Apakan sebagai likuidasi setoran atau

pembagian dividen (dibebankan ke laba ditahan)? Hendriksen dan Van Breda (1992,

hlm.820-821) membahas tiga alternatif berikut ini.

Alternatif pertama adalah memperlakukan seluruh selisih (Rp60.000) sebagai

pengembalian modal setoran dan karenanya harus didebit ke premium atau diskun

saham yang sekelas. Hanya dalam premium atau diskon saham yang sekelas sudah

habis maka selisih tersebut dapat dibebankan ke laba ditahan. Dasar pikiran yang

mendukung perlakuan ini adalah bahwa substansi lebih penting dari pada bentuk

(konsep dasar substance over form). Substansi transaksi saham treasuri adalah

transfer antara pemegang saham yang satu ke yang lain dengan perusahaan sebagai

Page 20: makalah akuntansi ekuitas

agen dan cacah saham yang satu ke yang lain dan beredar tidak berubah. Secara

teoritis, distribusi modal setoran ke pemegang saham yang tidak mengubah cacah

saham yang beredar tidak selayaknya mempengaruhi laba ditahan.

Alternatif kedua dilandasi oleh tujuan mempertahankan modal saham atau

modal yuridis. Jumlah rupiah selisih dipecah secara proporsional atas dasar modal

saham dan agio saham sebelum penarikan saham treasuri. Kemudian, jumlah yang

berkaitan dengan agio saham dibebankan dengan agio saham tetapi yang berkaitan

dengan modal saham dibebankan ke laba ditahan. Dengan demikian, modal saham

(modal yuridis tetap tuh. Landasan utama perlakuan ini adalah peraturan hukum yang

mengharuskan modal saham dipertahankan keutuhannya dengan contoh angka diatas,

pemecah selisih dilakukan sebagai berikut:

Komponen

modal setoran

Jumlah

rupiah

Pemecah selisih (untuk 25%) Perlakuan:

Dibebankan ke

Modal saham

Agio saham

Rp1.000.000

Rp200.000

Rp250.000/Rp300.000XRp60.000=Rp50.000

Rp50.000/Rp300.000XRp60.000=Rp10.000

Laba ditahan

Alternative ketiga membebankan seluruh selisih ke bala ditahan. Alasan

perlakuan ini semata-mata kepraktisan dan konservatisma. Alas an teoritisnya adalah

jika pembelian dan penjualan dianggap sebagai satu transaksi maka esensi selisih

tersebut adalah distribusi asset (semacam dividen) kepada beberapa pemegang saham

secara selektif. Setiap distribusi asset kepada pemegang saham tanpa mengurangi

cacah saham yang beredar harus diperlakukan sebagai sebagai distribusi laba

ditahan(kalau laba ditahan masih tersedia). Modal setoran harus tetap dipertahankan

keutuhannya. Alas an lain adalah laba ditahan harus dipandang sebagai penyangga

umum bila tujuan tertentu harus dicapai.

Konsep ini disebut dengan pendekatan nilai nominal karena harga penarikan atau

penjualan kembali ditandingkan dengan nilai nominal. Selisihnya, baik dalam

penarikan atau penjualan, dikompensasi ke modal setoran lain seluruhnya atau

sebatas porsi modal setoran lain mula-mula dan selisihnya dikompensasi kelaba

Page 21: makalah akuntansi ekuitas

ditahan. Dengan contoh angka sebelumnya penarikan dan penjumlahan akan dicatat

sebagai berikut:

Pada saat penarikan:

Modal saham 250.000

Agio saham 150.000

Kas 400.000

Pada saat penjualan:

Kas 340.000

Modal saham 250.000

Agio saham 90.000

Hasil akhir cara diatas akan sama dengan alternative pertama dalam pendekata

satu transksi. Dapat juga transaksi diatas dicatat sebaai berikut:

Pada saat penarikan:

Modal saham 250.000

Agio saham (Rp50.000 mula-mula + Rp10.000) 60.000

Laba ditahan 90.000

Kas 400.000

Pada saat penjualan:

Kas 340.000

Modal saham 250.000

Agio saham (jumlah semula) 50.000

Laba ditahan 40.000

Hasil akhir cara ini juga sama dengan alternative kedua dalam pendekatan satu

transaksi. Dapat juga dicatat sebagai berikut:

Pada saat penarikan:

Modal saham 250.000

Agio saham 50.000

Laba ditahan 100.000

Kas 400.000

Page 22: makalah akuntansi ekuitas

Pada saat penjualan:

Kas 340.000

Modal saham 250.000

Agio saham 50.000

Laba ditahan 40.000

Cara diatas bertujuan mempertahankan keutuhan ekuitas pemegang saham.laba

ditahan kan berkurang sebesar Rp60.000 dan jumlah ini sama dengan selisih antara

kos pemerolehan (Rp400.000) dan harga jual saham (Rp340.000) . dengan demikian

hasil akhir akan sama dengan alternative ketiga dalam konsep satu transaksi.

2.9. Perubahan Laba Ditahan

Jika pemisahan antara transaksi modal dan transaksi operasi harus tetap

dipertahankan, Hanya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba

ditahan yaitu laba atau rugi periodic dan pembagian dividen. Laba yang dipindahkan

dari laba akun laba – rugi (income summary) adalah laba yang pindahkan dari akun

selisih seluruh elemen transaksi operasi dalam arti luas disebut laba komprehensif.

Transaksi lain yang dapat mempengaruhi laba yang ditahan adalah transaksi yang

tergolong dalam transaksi modal seperti yang diuraikan di atas . pengaruh beberapa

transaksi diatas langsung dimasukan dalam laba di tahan dan tidak melalui statemen

laba – rugi perioda terjadi transaksi tersebut karena transaksi tersebut merupakan

transaksi modal.

Sebagai ketentuan umm,selain karena pos – pos transaksi modal dia atas laba

di tahan dalam suatu perioda hanya berubah karena laba atau rugi operai (dalam arti

luas)dan pembagian dividen.namun demikian , terdapat beberapa hal lain yang dapat

menyebabakan laba di tahan dalam suatu perioda berubah selain karena transaksi

modal tapi karena transaksi khusus yaitu :

Masalah teoritis dalam setiap pembahasan hal – hal diatas ,enjadi penting bila

dihubungkan dengan pelaporan hal- hal tersebut dalam statemen laba – rugi . inilah

yang masih menjadi maslah perekayasaaan penyajian statemen laba – rugi dan laba di

Page 23: makalah akuntansi ekuitas

tahan.artinya,apakah pos - pos yang berkaitan dengan hal di atas langsung di

sesuaikan ke laba di tahan atau dilaporkan dahulu dalam statemen laba rugi perioda

terjadinya hal-hal diatas?

2.9.1. Penyesuaian Perioda Lalu

Penyeuaian ini adlah perlakuan terhadap suatu jumlah rupiah yang

memepengaruhi operasi perioda masa lalu.bukan segai pengurang atau penambah

perhitungan laba tahun sekarang. Tetapi sebagai penyesuai terhadap laba dithan awal

perioda sekarang .perlakuan semacam ini dimaksudkan untuk menjadikan laba di

tahan awal perioda sekarang menunjkuan saldo yang semestinya seadainya jumlah

rupiah tersebut telah diakui dalam perioda yang lalu.

Beberapa pendapat mendukung dan beberapa menolak perlakuan rugi

tersebut sebagai penyesuaian perioda lalu. Pihak yang mendukung penyesuaian

perioda lalu biasanya mengajukan argumentasi sebagai berikut:

Sementara itu pihak yang menola penyesuaian perioda lalu

mengajukan argument sebagai berikut :

FASB menganut gagasan paton dan Littleton di atas dan menrtakan

secara umum bahwa jumlah rupiah yang berkaitan dengan perioode lalu harus

diperlakuakn senagai kompenen staemen laba rugi sekarang kecuali syarat-syarat

tertentu diprnuhi. Suatu jumlah rupiah baru dapat diperlkukan sebagai penyesuaian

perioda lalu kalau jumlah rupiah tersebut :

Terjadinya jumlah rupiah yang emenuhi keempat syarat diatas biasanya jarang

sekali sehingga praktis penyesuaian perioda lalu tidak pernah dilakukan.Pada

umunya,penyesuaian periosda lalu berkaitan dengan masalah ketidakpastian di msa

lalu tentang suatu kejadian atau jumlah dalam peristiwa yang sngat

khusus.ketidakpastian semacam ini dalam akuntansi biasanya digolongkan dalam apa

yang disbut dengan kenergantian rugi.Rugi bergantung dapat diakui dalam perioda

tmbulnya kemungkinan asalkan dipenuhi kedua criteria pengakuan berikut:

2.9.2. Koreksi Kesalahan

System akuntansi biasanya sudah dengan cukup cermat sehingga kesalahan

Page 24: makalah akuntansi ekuitas

dalam pencatatan akan segera dapat dideteksi sehingga dapat segera dilakukan

koreksi. Dalam hal tertentu, kesalahan tidak segera diketahui dan baru diketahui

beberapa waktu atau bahkan beberapa perioda setelah statemen keuangan disusun dan

diterbitkan. APB opinion no. 20 paragraf 13 mendefinisikan kesalahan sebagai

berikut:

Errors in financial statements result from mathematical mistakes, mistakes in

application of accounting principles, or oversight or misuse of facts that axisted at

the time the financial statements were prepared.

Jadi, untuk dapat disebut kesalahan, suatu jumlah rupiah harus berasal dari kesalahan

hitung, kesalahn aplikasi atau penerapan prinsif akuntansi, atau kekhilafan atau

kekeliruan menggunakan fakta yang tersedia pada saat penyusunan laporan keuangan.

Menurut pandangan ini, penyesuaian yang diperlukan terhadap laba yang

pernah dilaporkan harus dilakukan langsung terhadap akun laba ditahan untuk semua

kasus kecuali untuk koreksi-koreksi yang jumlahnya tidak terlau besar (material)

sehingga tidak mengganggu pelaporan laba normal. Ii berarti, koreksi tidak tampak

dalam statemen laba-rugi. Pendekatan ini disarankan dalam APB No. 20 paragraf 36

yang menyatakan bahwa kesalahan dalam perioda sebelumnya harus diperlakukan

sebagai penyesuaian periode-lalu. Laba ditahan awal perioda berjalan disesuaikan

dengan jumlah rupiah pengaruh komulatif kesalahan terhadap perhitungan laba

perioda-perioda sebelumnya dan jika statemen komparatif disajikan, pengaruh

retroaktif kesalahan harus ditunjukan dalam statemen keuangan perioda-perioda yang

terpengaruh

Paton dan littleton (1970) menegaskan bahwa koreksi yang berkaitan dengan

penggunaan aset dengan perioda-perioda yang lalu dengan alasan apapun hendaknya

dipisahkan dengan premium modal saham.premium modal saham merupakan

komponen modal setoran dan jka pemisahan antara modal setoran dan modal operasi

(laba) harus tetap dipertahankan maka tidaklah tepat untuk menggunakan modal

setoran untuk menyerap modal koreksi atas laba yang pernah dilaporkan kecuali jika:

Paton dan Littleton (1970) mendukung perlakuan ini dengan alasan bahwa

Page 25: makalah akuntansi ekuitas

statemen laba-rugi komulatif yang didasarkan atas statemen-statemen terdahulu harus

menunjukan laba atau rugi komprehensif sepanjang riwayat perusahaan sampai

tanggal sekarang. Dengan demikian, jika koreksi langsung dilakukan dalam akun laba

ditahan tanpa ada petunjuk atau penjelasan apapun dalam statemen laba-rugi,

beberapa statemen laba-rugi yang pernah diterbitkan tidak dapat memberikan

gambaran yang menyeluruh tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba.

2.9.3. Perubahan akuntansi

Karena alasan tertentu suatu perusahaan mungkin melakukan kebijakan yang

mempunyai pengaruh terhadap konsistensi dalam proses akuntansi dan pelaporan

keuangan yang disebut dengan perubahan akuntansi. Ada tiga macam perubahan

akuntansi yaitu;

Masalah perekayasaan yang bersangkutan dalam hal ini adalah untuk perioda

mana saja pengaruh komulatif perubahan harus diakui. Ada tiga alternatif atau

metoda yang diusulkan yaitu penyesuaian retroaktif, penyesuaian sekarang, dan

penyesuaian sekarang dan prospektif.

Metode ini mengakui pengaruh kumulatif perubahan dalam laba perioda yang lalu

sebagai penyuasuaian perioada yang lalu.Ini berarti saldo awal akun laba ditahan

perioda sekarang disesuaikan ddengan pengaruh kumulatif tersebut dan laporan –

laporan perioda sebelumnya disusun kembali dengan perubahan tersebut.

menggunakan prinsip yang berbeda untuk pos yang sama dalam statemen keuangan

komparatif dapat meninmbulakan interpretasi yang salah mengenai kecenderungan

(trend)atau analisis lainnya. prinsip akuntansi harus sama antara perioda sekarang

dengan beberapa perioda sebelumnya .Jadi,kalau terjadi perubahan akuntansi

statemen keuangan perioda lalu harus disusun kembali untuk mereflesikan prinsip

akuntansi yang baru.

Metode ini mengakui seluruh pengaruh perubahan dalam laba perioda yang lalu

sebagai komponen dalam menghitung laba perioda sekarang.Metode ini dikaitkan

dengan beberapa gagasan diantaranya:

Page 26: makalah akuntansi ekuitas

Metode ini meyebar pengaruh kumulatif perubahan dalam laba perioda yang lalu

ke perioda sekarang dan beberapa perioda yang datang yang sesuai.Perlakuan ini

dilandasi oleh argumen bahwa perubahan akuntansi merupakan suatu hal yang tidak

dapat dihindari dalam proses akuntansi yang bersifat memenuhi kebutuhan yang

berkembang.

Karena setiap metoda diatas mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-

masing,ketentuan umum yang digariskan dalam standar perioda umumnya merupakan

kompromi dari ketiga perlakuan diatas bergantung dari sifat dan jenis perubahan

akuntansinya. berikut ini adalah pedoman umum yang di berikan dalam APB no 20

diantaranya:

Perubahan ini merupakan pergantian metoda depresiasi dari presentese nilai

buku ke garis lurus atau sebaliknya.perubahan dapat disebabkan oleh terbitnya

standar baru yang menetapkan penggunaan metoda tertentu atau menolak sama sekali

metoda tertentu.Akan tetapi metoda yang lama di terapkan untuk suatu kejadian yang

khusus dan tidak terulang selayaknya ganti:

sebagai akibat ditemukannya fakta baru atau informasi baru atau akibat

pengalaman tambahan yang diperoleh perusahaan bersangkutan dengan taksiran

tertentu.

c. Perubahan kestuan atau subjek

Perubahan entitas pelaporan ini berarti perubahan organisasi atau lingkungan

hidup atau kesatuan usaha dilaporkan dalam statemen keuangan. adapun hal-hal

perubahan dalam APBO No.20 antara lain:

1. Penyajian statemen keuangan konsolidasian atau gabungan sebagai ganti statemen

perusahaan secara individual.

2. Perubahan grup perusahaan anak yang di masukan dala statemen keuangan

konsolidasian.

3. Perubahan grup perusahaan –perusahaan yang membentuk statemen keuangan

gabungan.

2.9.4. Kuasi reorganisasi

Page 27: makalah akuntansi ekuitas

Kuasi reorganisasi biasanya dilakukan dalam hal terjadi suatu defisit.PSAK

no.51 pasal 9 mendeskripsikan pengertian kuasi reorganisasi sebagai berikut

“kuasi reorganisasi adalah reorganisasi tanpa melalui reorganisasi secara hukum

yang dilakukan dengan menilai kembali akun – akun aktiva dan kewajiban pada

nilai wajar dan mengeliminasi saldo defisit”.

Proses kuasi reorganisasi biasanya terdiri atas langkah- langkah sebagai berikut:

1. Aset dan kewajiban dinilai kembali atas dasar nilai pasar atau nilai wajar pada saat

reorganisasi

2. Modal setoran lain atau agio saham harus ditentukan jumlahnya sehingga sehingga

cukup besar untuk menutup defisit .bila suduh cukup besar maka defisit dapat

langsung di kompensasi dengan agio modal saham ini.Kalau tidak cukup,nominal

saham atau nilai yuridis saham harus diturunkan atau di mintakan kesedian dari

pemegang saham untuk menutup defisit dengan mendonasikan sebagai modal

sahamnya ini berarti sebagai modal saham dilikuidasi tanpa kompensasi siapapun

kepada pemegang saham.

3. Saldo debit lama di tahan (defisit) dieliminasi dengan cara mendebit agio atau

premium modal saham

Dewan standar akunansi menegaskan bahwa kuasi-reorganisasi bukan sekedar

cara untuk menyajikan kembali posisi keuangan yang lebih baik tetapi juga cara

untuk menyelamatkan perusahaan yang terbebani defisit yang meterial padahal

perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik. Jika prospek memang tidak baik,

defisit merupakan kegagalan perusahaan dan kepailitan merupakan hal yang tidak

dapat dihindari. Oleh karena itu, dewan standar akuntansi menetapkan syarat-syarat

perusahaanyang dapat melakukan kuasi-reorganisasi yaitu (PSAK No. 51 pasal 11):

Pengaruh defisit terhadap krediator

Setiap defisit akan mengurangi batas perlindungan (margin of protection) yang

sebelumnya dinikmati oleh kreditor perseroan dan tingkat pengurangan ini akan

menjadi makin berpengaruh kalau defisit semakin besar.Kalau laba di tahanlah cukup

untuk meyerap rugi tetrtentu maka tidak akan timbul defisit ditinjau dari segi neraca

Page 28: makalah akuntansi ekuitas

meskipunmeskipun posisi kreditor menjadi kutang terjamin dibandingkan dengan

posisi sebelum terjadinya rugi.

Proses pengurangan modal saham yudiris untuk menyerap defisit akan mendekatkan

posisi perusahaan pada garis batas yang menandai timbulnya hak kreditor yaitu hak

yang berkaitan dengan kesulitan keuangan.

Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca

sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan

mengalami defisit dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi.dalam terjadinya defisit,.

adapun urutannya adalah sebagai berikut:

secara umum kos yang telah di korbankan menjado biaya akan diserap melalui

aliran pendapatan kotor.Hal ini dikaitkan pada umumnya dengan pengakuan biaya

atas dasra konsumsi manfaat dalam kondisi operasi normal. Adapun urutan

penyerapan biaya ,rugi,dan rugi luar biasa dapat di gambarkan sebagai berikut:

1. Pendapatan kotor

Pos ini menyerap semua biaya dan rugi dan debit atau beban (charges) yang berasal

dari transaksi nonprmilik.

2. Laba bersih

Hal ini tejadi pendapatan kotor tidak cukup untuk menutup semua kos tehabiskan

(expired cost) baik yang berasal dari konsumsi manfaat maupun hilangnya manfaat

(misalnya rugi luar biasa).Bila digunakan pendekatan laba komprehensif ,laba bersih

akan menjadi laba komprehensif.

3. Laba di tahan

Hal ini dapat dilakukan apabila laba bersih perioda berjalan tidak cukup untuk

meyerap suatu rugi tertentu atau rugi luar biasa.

4. Premium modal saham

Bagian modal ini baru dapat menyerap rugi kalau laba di tahan dan laba ditahan telah

habis untuk menyangga suatu rugi.dengan kata lain,modal saham harus tetap di jaga

keutuhannya sampai premium modal benar- benar telah habis.

Page 29: makalah akuntansi ekuitas

5. Modal Saham

Bila keutuhan modal yuridis telah Berpengaruh secara substansial,kebijakan untuk

melakukan kuasi reorganisasi atau bahkan likuidasi perusahaan mungkin di perlukan.

Walaupun demikian atas dasar sifat pendanaan (financing) dan operasi

perusahaan serta penekanan konsep kontinuitas cukup validlah untuk menganggap

dalam kelompok modal pemegang saham ,modal saham atau yuridis adalah bagian

terakhir (residual) dalam kaitannya penyerapan rugi.

Urutan perlindungan menunjukan siapa yang harus didahulukan dalam

menerima distribusi aset atau siapa yang harus menanggung akibat dalam kasus

perusahaan yang dilikuidasi.dtinjau dari segi ini urtan perlindungan yang menerima

aset yaitu:

1. karyawan dan pemerintah

pihak ini dapat di pandang sebagai kreditor yang diperioritaskan yaitu karyawan

dengan hak atas gaji dan pemerintah dengan baik atau pajak terhutang.

2. Kreditor berjaminan.

Pihak ini adalah pemegang obligasi atau kreditor lain yang haknya dijamin dengan

hak sita (liens) atas aset tertentu.

3. Kreditor tak berjaminan (unguanteed creditors)’

Pihak ini terdiri atas para kreditor yang tidak dijamin yang terefleksi dalam utang

usaha atau utang wesel baik jangka pendek maupun jangka panjang.

4. Pemegang saham perioritas

Pihak ini dilindungi oleh laba di tahan sebagai penyangga modal saham atau yuridis

5. Pemegang saham biasa.

Pihak ini merupakan pemegang hak atas sisa kekayaan (residual interest) yang berarti

bahwa pemegang saham biasa harus menanggung dahulu rugi atau defisit. \

Dengan urutan perlindungan diatas pemegang modal saham biasa adalah

paling akhir dilindungi alias tidak ada perlindungan sama sekali.Modal saham biasa

ini merupakan hak atas kekayaan yang terbuka terhadap resiko dan paling

berpengaruh terhadap hasil kegiatan perusahaan.

Page 30: makalah akuntansi ekuitas

Bila komponen –komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi

dilaporkan langsung ke laba di tahan,laba di tahan dapat di sajikan dan di rincikan

atas dasr sumber(by sources) .Terdapat pula kebiasaan bahwa laba di tahan disajikan

dengan memerincinya atas dasar tujuan(by purpose) dengan cara yang di sebut

dengan aprosiasi (apropriation) dan pembatasan (restriction).

Dengan dasar ini ,laba ditahan dapat di rinci menjadi laba di tahan yang

berasal Dri operasi normal atau rutin dan dasar yang berasal dari laba luar

biasa .Dapat saja pembedaan antara kedua sumber laba ditahan tersebut

dipertajam.Namun ,sebenarnya tidak cukup beralasan untuk memecah kembali

jumlah rupiah bersih laba periodik atas dasar klasifikasi sumber bilamana statemen

llaba- rugi telah memuat semua faktor yang menetukan laba bersih dan laba

komprehensif ini telah menjadi dan d transfer ke laba di tahan menjadi bagian dari

ekuitas laba di tahan pemegang saham.

Jadi,bila perubahan akibat transaksi operasi dipisahkan secara tegas dengan

transaksi modal statemen laba- rugi telah merefleksi sumber laba di tahan sehingga

perincian laba di tahan akan percuma.

Dalam praktik ,perincian ini ditujukan untuk adanya pos cadangan jaminan

sosial ,laba di tahan terbatas (restricted retained earnings) dan cadangan

umum.perincian semacam itu sebenarnya sama saja dengan mengaitkan laba di tahan

dengan aset tertentu (asset imputation).Artinya dlam aset apa saja laba ditahan

sebagaimana terikat.Klasifikasi ini mendasarkan pada tujuan penggunaan terkait laba

ditahan sebagaimana ditunjukan oleh komponene aset yang terkait.

Bentuk lain dari proses ini adalah dengan cara proses peyisihan yaitu dengan

bertujuan untuk penyerapan kemungkina rugi atau ketidakpastian lainnya.Penyisihan

ini juga tidak bermakna karena pada dasarnya total jumlah rupiah laba di tahan juga

dapat dipandang sebagai suatu tuntuna ganti rugi atau klaim yang suatu saat memang

harus dipenuhi maka jumlah rupiahnya harus ditunjukan sebagai kewajiban.

Proses penyisihan laba di tahan hendaknya tidak dikacaukan dengan proses

Page 31: makalah akuntansi ekuitas

akuntansi untuk pengukuran laba.Dengan demikian masa;ah cadangan laba di tahan

harus dibedakan secara tegas dengan maslah teoritis yang berkaitan dengan akun-

akun “cadangan “ utang (misalnya diskun utang obligasi),”cadangan “aset(depresiasi

akumulasian),cadangan kerugian piutang,dan akun-akun cadangan lainnya sebagai

kontra-akun aset atau kewajiban.

Perubahan akibat transaksi operasi atau transaksi nonpemilik harus dibedakan

dan dipisahkan secara tegas dengan perubahan akibat transaksi pemilik ,semua

perubahan akibat transaksi operasi harus dilaporkan melalui statemen laba –rugi.

Pos- pos operasi dalam arti luas sebagai lawan pos-pos transaksi nonpemilik

meliputi pos-pos operasi utama,pos-pos tambahan dan pos-pos sifatnya kuhus atau

luar biasa tetapi berasal dari transaksi non pemlik.

Dalam hal ini dapat di anut dua pendekatan yang dapat dipakai yaitu:

Pendekatan ini hanya memasukkan kedalam statemen laba – rugi pos –pos

operasi yang dianggap bertalian dengan tahun berjalan dan pengguna aset untuk

mencapai tujuan utama.pendekatan ini menekankan makna perioda sekarang atau

berjalan (current) dan operasi (operating) dalam arti sempit. Pendukung pendekatan

mengajukan beberapa argument yaitu:

Pendekatan ini menekankan pemisahan secara tegas transaksi pemakai operasi

dalam arti luas transkasi modal.Dengan kata lain,yang diperhitungkan sebagai laba

dan disajikan melalui statemen laba-rugi adalah semua pos akibat transaksi

nonpemilik.pendekatan ini dilandasi atas dasar konsep kontinuitas usaha yang

memandang statemen merupakan penggalan aliran operasi (pendapatan dan

biaya)dalam jangka panjang.untuk dapat memprediksi kemampuan melaba jangka

panjang statemen laba-rugi tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus disajikan sebagai

serangkaian statemen laba-rugi sepanjang umur perusahan.

Pattonn dan littleton (1970) mengajukan argumen mendasar dalam

mendukung pendekatan laba semua termasuk yaitu konsep pemanfaatan aset (aset

utilization).konsep ini memandang bahwa manajemen mengelola aset sebagai satu

Page 32: makalah akuntansi ekuitas

kesatuan.Dari segi pemanfaatan sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aset

keuangan dan aset tetap sehingga keduannya mempunyai pengaruh yang sama

terhadap laba.Lawan dari kosep pemanfaatan adalah konsep aset kapital.Konsep ini

membedakan aset kapital dan aset lainnya sehingga berpengaruh transaksi aset kapital

terhadap laba harus berbeda

Statemen laba rugi harus menyajikan secara efektif semua akibat dari

pemanfaatan aset yang siserahkan sepenuhnya kepada manajemen.Pemisahan laba

menjadi normal dan tidak normal dalam dua statemen akan cenderung mengalihkan

pusat perhatian pemakaian seperti secara tidak semestinya kelaba normal dan dengan

demikian scara tidak sadar menguarangi perhatian pembaca akan keefektifan

manajemen secara keseluruhan.

Manajemen memang dipercyakan kepadanya mengelola aset.Memang ada

beberapa cara untuk memanfaatkan aset.Penggunaan aset utama untuk menghasilkan

barang atau jasa untuk mendatangkan laba. Dalam hal ini,aset atau sumber ekonomik

akan berkurang dengan terjadinya kos produksi ,biaya,dan rugi serta akan bertambah

dengan terjadinya pendapatan,laba,dan untung luar biasa.Penggunaan aset yang kedua

adalah untuk dijadikan jaminan kontrak utang atau pendanaan dan untuk alat

pelunasan kontrak tersebut.dalam hal ini akan bertambah dengan adanya pinjaman

atau modal baru.Karena perbedaan harus dipisahkan dengan tegas dan jelas tetapi

harus tetap dalam kategori perubahan akibat transaksi operai (nonpemilik).dengan

kata lain perubahan tersebut harus dilaporkan melalui statemen laba – rugi.

Ada perbedaan antara biaya dan rugi dan antara laba dan untung luar biasa tetapi

juga ada kesamaannya (similarities) yang mendasar yaitu semuanya merupakan

perubahan akibat pemanfaatan aset untuk tujuan produktif.bagi para pemakaian

statemen keuangan justru kesamaan mendasarlah yang lebih penting daripada

perbedaan. Kemungkinan kesalahan interpretasi akan lebih besar dalam pelaporan

terpisah dari pada pelaporan yang komprehensif.

Sebagai lawan konsep pemanfaatan aset ,konsep ini merupakan pembeda fungsi

aset lancar dan aset tetap.Dengan demikian,perubahan aset tetap karena penjualan

Page 33: makalah akuntansi ekuitas

atau penghentian berbeda dengan perubahan karena pemanfaatan aset untuk

menciptakan laba (melalui depresiasi)sehingga laba atau rugi pemberhentian aset

harus dilaporkan terpisah sebagai penyesuaian laba si tahan.Laba atau rugi ini di

pandang sebagai transaksi modal karena dianggap modal pemegang saham tertanam

dalam. aset tetap ni berarti jenis aset fisis tertentu sebagai rugi atau laba yang melekat

pada jenis aset tertentu dapat dilaporkan terpisah dari perubahan aset yang berkaitan

langsung dengan biaya dan pendapatan. Berikut ini adalah argumen yang diajukan

oleh Van Breda pada tahun 1992 dan sumber lainnya yang termasuk menyajikan

statemen laba rugi antara lain:

Dengan dianutnya pendekatan laba semua- termasuk atau laba komprehensif,

masalahnya adalah bagaimana cara menyajikan komponen- komponen pembentuk

laba komprehensif dan bagaimana mereka disajikan dalam statemen laba-rugi.

sebagai basis pembahasan penyajian laba, gambar 11.3 dibawah ini memuat

komponen-komponen pembentuk statemen laba-rugi.

Gambar 11.3

Komponen-komponen Pembentuk Laba-Rugi

komponen 6 dan 7 dalam gambar tersebut juga dikategorikan sebagai

komponen perubahan ekuitas nonpemilik dan keduanya disebut pengaruh kumulatif

perubahan akuntansi atau penyesuaian kumulatif akuntansi sehingga pos-pos yang

termasuk dalam kategori ini disebut dengan perubahan ekuitas nonpemilik lainnya.

karena komponen 1 sampai 8 semuanya masuk ke dalam statemen laba-rugi, angka

bersih yang diperoleh disebut oleh FASB dengan laba komprehensif. tujuan

dimasukkannya komponen 8 dalam statemen laba-rugi adalah untuk mencegah

penyembunyian atau penghilangan secara diskresioner pos-pos laba atau rugi tertentu

Page 34: makalah akuntansi ekuitas

dari statemen laba-rugi. dengan kata lain, tujuannya adalah untuk mencegah

penyalahgunaan.

Sebelum SFAC No. 6 diterbitkan, statemen yang termasuk ke dalam laba-rugi

semua- termasuk hanyalah komponen 1 sampai 7 dan angka bersihnya disebut laba

bersih. Dalam SFAC No. 6, komponen 6 dan 7 dikeluarkan dari laba bersih dan

dilaporkan sebagai perubahan ekuitas nonpemilik dan laba bersih yang diperoleh dari

komponen 1 sampai 5 disebut dengan laba perioda dan laba perioda setelah

komponen 6 dan 7 disebut laba perioda bersih atau tetap laba bersih. Bila terjadi rugi,

laba komprehensif menjadi rugi komprehensif. Laba komprehensif dapat disebut juga

perubahan ekuitas nonpemilik total.

Terdapat dua pendekatan penyusunan statemen laba-rugi utnuk menyajikan

komponen 1 sampai 8. Pendekatan satu statemen menyajikan kedelapan komponen

tersebut dalam satu statemen yang diberi judul statemen laba-rugi dan laba-rugi

komprehensif. Pendekatan dua statemen memisahkan pelaporan 1 sampai 7 dalam

statemen laba-rugi dan menyajikan pengaruh komponen 8 terhadap laba perioda

bersih dalam statemen laba-rugi komprehensif. Untuk memberi gambaran secara

lengkap konsep laba komprehensif, gambar 11.4 dihalaman berikut menyajikan

contoh pnyusunan statemen laba-rugi dengan pendekatan dua statemen.

Biaya bunga dimasukkan dalam komponen biaya lainnya dan rugi. Angka

bersih dan biaya lainnya dan rugi serta pajak penghasilan disebut laba dari operasi

berlanjut. jadi, komponen 1 sampai 3 pada gambar 11.3 disebut komponen operasi

(dalam arti luas) dan membentuk laba dari operasi berlanjut. Hal ini berarti bahwa

pos-pos dalam komponen pendapatan lainnya dan untung atau biaya lainnya atau rugi

tidak dipandang sebagai pos-pos nonoperasi. Oleh karena itu, pos-pos dalam

komponen 4 sampai 8 sering disebut pos-pos tak reguler atau tak teratur. Pengertian

tak reguler menjadi masalah bila dikaitkan dengan makna tak umum atau tak biasa

dan luar biasa atau ekstraordiner. Persoalannya adalah kapan suatu pos harus

dikategori sebagai komponen 2, komponen 5, atau lainnya. Bila masuk komponen 5,

apakah pos tersebut tak biasa atau luar biasa. Berkaitan dengan ini, APBO No. 30

Page 35: makalah akuntansi ekuitas

(prg. 20-24) mendeskripsi kriteria untuk mengklasifikasi suatu kejadian atau transaksi

yang membentuk pos-pos luar biasa yaitu:

Gambar 11.4

Penyajian Statemen Laba-Rugi Komprehensif Pendekatan Dua Statemen

PT.ABC

Statemen Laba-Rugi

untuk Tahun Berakhir 31 Desember 200X

Pendapatan/penjualan Rp51.680.000

Kos barang terjual (28.430.000)

Laba kotor penjualan Rp23.250.000

Biaya penjualan dan administratif (12.500.000)

Laba dari operasi utama Rp10.750.000

Pendapatan lainnya dan untung Rp1.630.000

Biaya lainnya dan rugi (795.000) 835.000

Laba dari operasi berlanjut, sebelum pajak Rp9.915.000

Pajak penghasilan (2.225.000)

Laba dari operasi berlanjut Rp7.690.000

Operasi hentian, setelah pajak (290.000)

Laba sebelum kos ekstraordiner dan pengaruh

kumulatif perubahan akuntansi Rp7.400.000

Pos-pos ekstraordiner, setelah pajak 150.000

Laba perioda (earnings) Rp7.550.000

Pengaruh kumulatif perubahan akuntansi, setelah pajak 365.000

Laba perioda bersih/laba bersih Rp7.915.000

PT.ABC

Statemen Laba-Rugi Komprehensif

untuk Tahun Berakhir 31 Desember 200X

Page 36: makalah akuntansi ekuitas

Laba perioda bersih Rp7.915.000

perubahan ekuitas nonpemilik lainnya:

Penyesuaian penjabaran mata uang asing Rp314.500

Untung belum terrealisasi atas sekuritas 56.000 371.000

Laba komprehensif Rp8.286.000

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pos-pos tak reguler dilaporkan seperti

dalam contoh dalam Gambar 11.4. Pos-pos material yang tidak memenuhi kriteria

ekstraordiner dilaporkan terpisah antara seksi operasi hentian dan seksi pos

ekstraordiner. Gambar 11.5 di bawah ini melukiskan kaidah keputusan untuk

menyajikan semua pos atau komponen pembentuk statemen laba-rugi komprehensif.

Gambar 11.5

Page 37: makalah akuntansi ekuitas

Pedoman Penyajian Pos-pos Pembentuk Statemen Laba-Rugi

Page 38: makalah akuntansi ekuitas

Dalam PSAK No. 1, Dewan Standar Akuntansi menetapkan bahwa statemen

laba-rugi harus disajkan sedemikian sehingga mengungkapkan berbagai unsur kinerja

keuangan yang bermanfaat bagi pemakainya. Oleh karena itu, statemen laba-rugi

statemen laba-rugi minimal harus menyajikan dan menonjolkan hal-hal berikut (pasal

56):

Ketentuan tersebut bersifat umum dan berlaku untuk perusahaan jasa,

perdagangan, maupun manufaktur. Butir b sebenarnya adalah laba antara setelah

pendapatan atau butir a dikurangi dengan biaya-biaya usaha. PSAK No. 1

menetapkan bahwa penyajian biaya-biaya usaha dapat menggunakan klasifikasi

(format) atas dasar sifat biaya atau fungsi biaya.

Dalam PSAK No. 25,IAI mengenalkan konsep laba atau rugi dari aktivitas normal

yang dalam PSAK No. 1 disebut sebagai laba atau rugi usaha (pasal 56 butir b).

Konsep ini sama dengan konsep FASB yang disebut laba dari operasi berlanjut.

PSAK No. 25 juga mngenal konsep laba atau rugi untuk perioda berjalan yang

merupakan laba bersih dari komponen berikut (pasal 09):

1. Laba atau rugi dari aktivitas normal dan

2. Pos luar biasa.

Karena ada pos-pos penerobos, IAI tidak menerapkan konsep penyusunan

statemen laba-rugi semua termasuk secara penuh. Dengan kata lain, laba bersih

(angka akhir) dalam statemen laba-rugi versi IAI tidak dapat dikatakan sebagai laba

komprehensif penuh. Dalam PSAK No. 25 tidak dibahas atau dikenal apa yang

disebut efek kumulatif perubahan akuntansi yang harus dilaporkan dalam statemen

laba-rugi berjalan sebagai alternatif perlakuan. Pendekatan semacam ini disebut

dengan current atau catch-up method sebagaimana dicontohkan dalam gambar 11.4.

Walaupun demikian, PSAK No.25 memperlakukan perubahan estimasi akuntansi

Page 39: makalah akuntansi ekuitas

sebagai komponen statemen laba-rugi.

Gambar 11.6

Komponen-komponen Takregular dalam PSAK No. 25 dan penyajiannya

Komponen Perlakuan dan Penyajian

Pos luar biasa Komponen laba-rugi. Disajikan setelah laba yang berasal dari Kegiatan normal perusahaan ditambah pengungkapan dalam catatan kaki mengenai hakikat dan pertimbangan keputusan.

Operasi hentian (yang

tidsk dilsnjutksn)

Komponen laba-rugi. Ditambah pengungkapan

dalam catatan kaki mengenai hakikat dan

pertimbangan keputusan. Tidak memenuhi kriteria

luar biasa: disajikan sebagai pos dalam kegiatan

normal. Memenuhi kriteria luar biasa: disajikan

sebagai pos luar biasa. Ada unsur ketidakpastian:

disajikan sebagai pos kebergantungan.

Peruban estimasi

akntansi

Komponen laba rugi. Disajikan dalam perioda

terjadinya dan perioda akan datang atau prospektif

(bila perlu) ditambah pengungkapan dalam catatan

kaki mengenai hakikat perubahan. Disajikan dalam

klasifikasi yang sama dengan yang digunakan

sebelumnya untuk estimasi yang bersangkutan.

Kesalahan mendasar Penyesuai laba ditahan dengan kewajiban

penyesuaian retrospektif bila dipandang praktis

ditambah pengungkapan dalam catatan kaki tentang

hakikat dan informasi lain yang berpaut.

Komponen laba-rugi jika kesalahan tidak

mendasar.

Perubahan kebijakan Penyesuaian laba ditahan secara retrospektif atau

prospektif ditambah pengungkapan tentang alasan

Page 40: makalah akuntansi ekuitas

akuntansi perubahan dan informasi lain yang berpaut.

Page 41: makalah akuntansi ekuitas

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Konsep kesatuan usaha memisahkan secara fisik dan konseptual antara

manajemen dan pemilik. Ekuitas pemegang saham menggambarkan hubungan yuridis

antara perseroan dengan para pemegang saham. Ekuitas pemegang saham terdiri atas

dua komponen yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecahkan

menjadi modal yuridis dan modal setoran lain.

Ekuitas didefinisikan secara sintatik sebagai hak residual atas aset perusahaan

setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas terpaksa didefinisi secara sintatik bukan

semantik karena keperluan untuk memprtahankan artikulasi statemen keuangan.

Ekuitas mengandung makna pemilikan. Oleh karena itu, untuk organisasi nonbisnis

ekuitas sering disebut sebagai aset bersih.

Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga hal, yaitu hak atas penyelesaian

klaim, hak penggunaan aset, dan substansi perjanjian (yuridis). Walaupun demikian,

atas dasar konsep kesatuan usaha kreditor dan investor dipandang sebagai pihak luar

perusahaan yang terpisah dari manajemen.

Modal setoran perlu dibedakan dengan laba ditahan karena modal setoran

merupakan suatu bentuk kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya

sedangkan laba ditahan merupakan modal yang tercipta atau terhimpun karena

pemanfaatan aset. Modal setoran merupakan perubahaan aset dalam rangka

pendanaan (transaksi modal) sedangkan laba ditahan merupakan perubahan aset

dalam rangka produksi (transaksi operasi).

Kontrak yang sesungguhnya antara pemegang saham dan perseroan

ditunjukan oleh keseluruhan dana yang disetor (modal setoran) tanpa memperhatikan

adanya modal yuridis atau modal saham yang sering dianggap sebagai batas

perlindungan bagi pihak lain. Pemisahan dan pelaporan modal yuridis tidak menjadi

Page 42: makalah akuntansi ekuitas

masalah secara teknis. Akan tetapi, secara konseptual modal yuridis dan modal

setoran lain harus ditotal untuk menunjukan modal setoran yang harus dibedakan

dengan laba ditahan. Dari segi akuntansi, yang mendasarkan diri pada konsep dasar

substansi di atas bentuk, ekuitas pemegang saham adalah seluruh jumlah yang secara

ekonomik tertanam dalam perseroan termasuk laba ditahan.

Modal setoran dapat bertambah karena pemesanan saham, konversi status

obligasi, konveersi status saham istimewa, dividen saham, dan hak beli saham.

Trnsaksi yang menyangkut hal-hal tersebut merupakan transaksi modal sehingga

tidak melibatkan sama sekali laba atau rugi meskipun dalam beberapa kasus dapat

melibatkan laba ditahan. Modal setoran dapat berkurang karena saham treasuri.

Masalah yang berkaitan dengan saham treasuri adalah:

Dua konsep dapat diterapkan yaitu konsep satu transaksi dan konsep dua transaksi.

Beberapa pos yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi laba ditahan dan

dilaporkan sebagai penyesuai laba ditahan adalah penyesuaian perioda-lalu, koreksi

kesalahan, pengaruh perubahan akuntansi, dan kuasi reorganisasi. Secara umum,

perubahan akibat ketiga komponen pertama diperlakukan sebagai transaksi operasi

sehingga dilaporkan dalam statemen laba-rugi. Kuasi reorganisasi akan

mempengaruhi laba ditahan secara langsung.

Kuasi-reorganisasi dilakukan apabila terdapatdefisit yang sukup besar tetapi

perusahaan masih berjalan baik dan mempunyai prospek yang baik pula. Hal ini,

dilakukan untuk mengatasi keadaan yang disebut bangkrut secara teknis sehingga

perusahaan bebas dari kemungkian bangkrut. atau pailit yang secara hukum mengarah

ke likuidasi.

3.2. Saran

Alasan mendasar dianutnya pendekatan penyajian laba semua termasuk

adalah konsep pemanfaatan aset. statemen laba-rugi harus menyajikan secara efektif

semua akibat dari pemanfaatan aset yang diserahkan sepenuhnya kepada manajemen.

Pemisahan laba menjadi normal dan tidak normal dalam dua statemen (laba rugi dan

Page 43: makalah akuntansi ekuitas

laba ditahan) akan cenderung mengalihkan pusat perhatian pemakai secara tidak

semestinyake laba normal dan dengan demikian secara tidak sadar mengurangi

perhatian pembaca akan keefektifan manajemen secara keseluruhan.

Pendekatan kinerja sekarang dilandasi kekhawatiran akan adanya fiksasi

fungsional. Bila pendekatan kinerja sekarang dianut, beberapa komponen akan

dilaporkan sebagai komponen perubahan laba ditahan. Komponen tersebut antara lain

operasi hentian, pos-pos luar biasa, pengaruh kumulatif perubahan akuntansi dan

koreksi mendasar.

Pendekatansemua termasuk dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha serta

upaya dan hasil yang menegaskan bahwa statemen laba-rugi harus memuat semua

perubahan ekuitas kecualiyang berasal dari transaksi dengan pemilik. Perubahan

ekuitas harus dipisahkan dengan tegas menjadi ekuitas yang berasal dari transaksi

modal dan transaksi operasi.Laba ditahan hanya akan berisi laba komprehensif yang

dipindah dari statemen laba rugi dan berbagai komponen transaksi modal seperti

dividen dan saham treasuri.