Makalah akuntansi cabang

24
SISTEM AKUNTANSI KANTOR CABANG MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I OLEH DOSEN DEWI MAHMUDAH SE.,M.Acc MAKALAH KELOMPOK VI : KHATIJAH/101401039/B SARIANTO/101401056/B SAFARUDDIN/101401032/B ERDI RUSLI/101401047/B UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON FAKULTAS EKONOMI

Transcript of Makalah akuntansi cabang

Page 1: Makalah akuntansi cabang

SISTEM AKUNTANSI KANTOR CABANG MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN

LANJUTAN I

OLEH DOSEN DEWI MAHMUDAH SE.,M.Acc

MAKALAH

KELOMPOK VI :

KHATIJAH/101401039/B

SARIANTO/101401056/B

SAFARUDDIN/101401032/B

ERDI RUSLI/101401047/B

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERIODE 2016/2017

Page 2: Makalah akuntansi cabang

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan

nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem Akuntansi Cabang”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen

Dewi Mahmuda, SE., M.Acc. dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I

di Universitas Muhammadiyah Buton Fakultas Ekonomi Program Studi

Akuntansi.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan

petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam

penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk

itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan

makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Baubau, 18 Oktober 2016

Penulis

ii

Page 3: Makalah akuntansi cabang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................1

1.2 Rumusan masalah................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Cabang................................................................3

2.1.1 Sistem Akuntansi Kantor Cabang..............................4

2.1.2 Rekening Timbal Balik..............................................5

2.2 Alternatif Memfakturkan Barang Dagang...........................7

2.2.1 Pengiriman Barang Dagang ke Kantor Cabang........7

2.2.2 Perlakuan Terhadap Ongkos Angkut Barang.............7

2.3 Perlakuan Selisih Harga Faktur dan Harga Pokok...............8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................11

iii

Page 4: Makalah akuntansi cabang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan-perusahaan besar atau yang sedang berkembang, selalu

berusaha meningkatkan volume penjualannya. Aspek pemasaran merupakan

aspek penting dalam usaha pencapaian tujuan ini. Oleh karena itu, bagian

pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan. Dalam

rangka memperluas daerah pemasaran, perusahaan melakukan pemetaan

wilayah sehingga dapat diketahui pasar potensialbagi produk atau jasa yang

dihasilkan/ditawarkan. Dengan cara ini dapat diketahui market share (bagian

pasar yang dapat dimasuki) dari produk atau jasa yang dihasilkan atau

ditawarkan perusahaan. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk

menangkap peluang dari market share yang sudah diketahui ini antara lain

dengan cara membuka kantor agen dan kantor cabang.

Pada dasarnya kantor agen berbeda dengan kantor cabang. Kantor

agen hanya berfungsi mencarikan pembeli atau memperoleh order.

Penjualan kepada konsumen dilakukan langsung oleh kantor pusat,

pembayarannya juga diterima langsung dari konsumen ke kantor pusat.

Sedangkan kantor cabang mempunyai wewenang yang lebih luas

dibandingkan kantor agen, karena selain berfungsi mencari pembeli kantor

cabang dapat melakukan transaksi penjualan secara langsung kepada

konsumen. Wewenang yang lebih besar lagi adalah kantor cabang dapat

membeli barang dagangan dari luar. Akuntansi kantor cabang membagi

sistem akuntansi perusahaan secara terpisah antara kantor pusat dan kantor

cabang.

Kantor pusat terdiri dari unit akuntansi pusat untuk perusahaan,

sedangkan kantor cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi untuk

mencatat kegiatan setiap cabang. Kantor cabang mempunyai kewenangan

1

Page 5: Makalah akuntansi cabang

2

dalam melakukan transaksi penjualan. Oleh karena itu, kantor cabang

melaksanakan pembukuan tersendiri. Jadi baik kantor pusat maupun kantor

cabang menyelenggarakan pencatatan akuntansi sendiri-sendiri. Pencatatan

ini hanya berguna untuk pihak intern kantor pusat maupun kantor cabang.

Tujuan dibuatnya kantor cabang yakni agar kemampuan perusahaan

dalam penjualan meningkat. Biasanya kantor cabang dibawahi oleh seorang

manajer cabang yang bertanggung jawab langsung kepada top manajer di

kantor pusat. Manajer cabang harus melaporkan informasi tentang volume

aktivitas dan hasil usaha cabang kepada kantor pusat. Walaupun kantor

cabang merupakan unit usaha yang berdiri sendiri namun dia tetap dalam

pengawasan kantor pusat. Garis besarnya suatu cabang diberi modal kerja

oleh kantor pusat, cabang bisa membeli stok barang sendiri untuk memenuhi

permintaan pelanggan. Apabila kantor pusat tidak sanggup memenuhi

permintaan tersebut maka alternatifnya cabang mengolah usahanya secara

terpisah dari rekening kantor pusat. Akan tetapi hal ini bisa dibatasi

keleluasaannya jika kantor pusat berkehendak.

1.2 Rumusan Masalah

Setelah membaca latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yaitu :

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan akuntansi cabang ?

1.2.2 Bagaimana alternatif memfakturkan barang dagang ?

1.2.3 Bagaimana perlakuan atas selisih harga faktur dan harga pokok ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disimpulkan tujuan

penulisannya yaitu :

1.3.1 Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari akuntansi cabang

1.3.2 Untuk memahami dan mendeskripsikan alternatif memfakturkan

barang dagang

1.3.3 Untuk memahami dan mendeskripsikan perlakuan atas selisih harga

faktur dan harga pokok

Page 6: Makalah akuntansi cabang

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Cabang

Kantor cabang adalah bagian entitas yang memiliki lokasi sendiri

yang melakukan pencatatan akuntansi secara terpisah. Akuntansi kantor

cabang membagi sistem akuntansi perusahaan secara terpisah antara kantor

pusat dan kantor cabang. Kantor pusat terdiri dari unit akuntansi pusat untuk

perusahaan, sedangkan kantor cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi

untuk mencatat kegiatan setiap cabang. Kantor cabang mempunyai

kewenangan dalam melakukan transaksi penjualan. Oleh karena itu, kantor

cabang melaksanakan pembukuan tersendiri. Jadi baik kantor pusat maupun

kantor cabang menyelenggarakan pencatatan akuntansi sendiri-sendiri.

Pencatatan ini hanya berguna untuk pihak intern kantor pusat maupun

kantor cabang. Untuk kepentingan pihak ekstern kantor pusat menyiapkan

laporan konsolidasi yaitu laporan keuangan yang berisi kinerja keuangan

gabungan dari kantor pusat dan kantor cabang.

Berbeda dengan investasi kantor pusat di kantor agen yang hanya

berupa modal kerja awal saja, investasi yang ditanamkan oleh kantor pusat

ke kantor cabang meliputi semua kebutuhan awal kantor cabang. Oleh

karena itu, dapat dikatakan bahwa kantor pusat bertindak sebagai Investor

(pihak penyandang dana) dan kantor cabang sebagai Investee (pihak

penerima dana). Oleh karena itu, diperlukan rekening yang bersifat

Resiprokal (timbal balik) antara kantor pusat dan kantor cabang untuk

menampung transaksi yang bersifat resiprokal ini, kantor pusat

menggunakan nama rekening kantor cabang, sebaliknya kantor cabang

menggunakan rekening kantor pusat. Rekening kantor cabang merupakan

hak kantor pusat sedangkan rekening kantor pusat merupakan kewajiban

3

Page 7: Makalah akuntansi cabang

4

kantor cabang. Dalam membuat laporan konsolidasi rekening resiprokal

harus dieleminasi.

2.1.1 Sistem Akuntansi Kantor Cabang

Penerapan kegiatan akuntansi pada sebuah kantor cabang

tergantung pada kebijaksanaan perusahaan. Sistem akuntansi kantor

cabang pada dasarnya dapat dilaksanakan menurut sistem sentralisasi,

desentralisasi atau kombinasi keduanya

a. Sistem Sentralisasi

Apabila sistem sentralisasi dilaksanakan maka pembukuan

terhadap transaksi-transaksi yang terjadi di kantor cabang

diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Dicatat dalam

buku harian kantor pusat dan buku besar atau seperangkat

catatan yang terpisah. Data diberikan oleh cabang dalam bentuk

dokumen asli yang membuktikan transaksi cabang didukung

oleh voucher asli. Pada prinsipnya sama dengan untuk agen

penjualan dimana kantor cabang membuat dokumen-dokumen

dasar seperti faktur penjualan, catatan waktu kerja, dan bukti-

bukti pendukung transaksi lainnya yang tembusannya atau

aslinya dikirimkan ke kantor pusat untuk dicatat di dalam buku

jurnal dan buku besar kantor pusat.

b. Sistem Desentralisasi

Jika menggunakan sistem desentralisasi maka setiap

cabang dan kantor pusat menyelenggarakan pembukuan atas

transaksi yang terjadi pada cabang dan pusat bersangkutan

secara lengkap. Pada cara ini, setiap cabang membuat

pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada kantor

cabang secara lengkap yang meliputi jurnal, buku besar dan

buku-buku pembantu. Laporan keuangan disiapkan secara

tahunan oleh kantor cabang dan dikirimkan ke kantor pusat.

Prinsip-prinsip akuntansi, sistem pengendalian internal, format

dan isi laporan keuangan ditentukan oleh kantor pusat. Laporan

Page 8: Makalah akuntansi cabang

5

keuangan yang terpisah antara kantor cabang dan kantor pusat

digabungkan menjadi laporan keuangan tunggal untuk tujuan

pelaporan eksternal. 

c. Sistem Kombinasi (Sentralisasi-Desentralisasi)

Jika menggunakan sistem kombinasi dari keduanya maka

cabang dapat menyelenggarakan catatan asli (books Original

Entry) untuk semua transaksi sebagai salinan. Lalu salinan

tersebut dikirim ke kantor pusat, dimana data dibukukan pada

perkiraan cabang yang diselenggarakan tersendiri atau

dibukukan dalam buku besar umum kantor pusat.

2.1.2 Rekening Timbal Balik

Rekening timbal balik adalah rekening untuk mencatat suatu

transaksi di buku pencatatan yang berbeda. Rekening-rekening ini

mempunyai saldo yang sama tetapi pada sisi yang berlawanan apabila

seluruh proses akuntansi pada suatu periode telah selesai dilakukan

dengan benar. Dengan sistemm desentralisasi rekening timbal balik di

buku kantor cabang dan kantor pusat digunakan untuk mencatat

transaksi cabang dan pusat serta transaksi cabang dengan cabang yang

mempengaruhi investasi oleh pusat di cabang.

a. Rekening “Kantor Cabang” dan Rekening “Kantor Pusat”

Dengan sistem desentralisasi hubungan pusat dan cabang

adalah hubungan antara investor dan investee. Hubungan ini

dicatat di buku kantor pusat dalam rekening kantor cabang dan

di buku kantor cabang dalam rekening kantor pusat. Hubungan

dan aturan pencatatan di kedua rekening tersebut adalah :

Kantor Cabang Kantor Pusat

Di buku besar kantor pusat Di buku besar kantor cabang

Saldo rekening menunjukkan

jumlah investasi yang telah

dilakukan oleh pusat di cabang

Saldo rekening menunjukkan

jumlah pendanaan yang telah

diterima oleh cabang dari pusat

Merupakan rekening aset dengan Merupakan rekening ekuitas

Page 9: Makalah akuntansi cabang

6

saldo normal di sisi debit dengan saldo normal di sisi

kredit

Debit : aset yang dikirim ke

cabang, pembebanan biaya ke

cabang, laba operasi cabang

Debit : aset yang dikirim ke

Pusat, pembebanan biaya ke

pusat, rugi operasi cabang

Kredit : aset yang diterima dari

cabang, Pembebanan biaya dari

cabang, rugi operasi cabang

Kredit : aset yang diterima dari

pusat, Pembebanan biaya dari

pusat, laba operasi cabang

b. Rekening “Pengiriman Barang ke Cabang” dan rekening

“Pengiriman Barang dari Pusat”

Rekening-rekening ini dibutuhkan bila pencatatan barang

dagangan menggunakan sistem phisik. Hubungan dan aturan

pencatatan kedua rekening tersebut adalah :

Pengiriman Barang ke Cabang Pengiriman Barang dari Pusat

Di buku besar kantor pusat Di buku besar kantor cabang

Rekening laba-rugi yang

disajikan sebagai pengurang

biaya perolehan barang yang

tersedia dijual di kantor pusat

Rekening laba-rugi yang

disajikan sebagai penambah

biaya perolehan barang yang

tersedia dijual di kantor cabang

Debit : penutupan ke laba-rugi,

pengembalian barang dari cabang

Debit :Penerimaan barang dari

pusat

Kredit : Pengiriman barang dari

cabang

Kredit : penutupan ke laba-rugi,

pengembalian barang ke pusat

Rekening timbal balik lain yang dibutuhkan adalah rekening

yang menunjukkan utang piutang dan pendapatan-beban yang timbul

antara pusat dan cabang. Contoh utang-piutang bunga dan beban

pendapatan bunga.

2.2 Alternatif Memfakturkan Barang Dagang

Page 10: Makalah akuntansi cabang

7

Yang dimaksud dengan pengiriman barang disini adalah pengiriman

barang dagangan (transfer of merchandise), seperti halnya pada transfer kas

pengiriman barang dagangan antara cabang ini otorisasi tetap ada pada

kantor pusat. Untuk pengiriman barang dagangan ini, menimbulkan masalah

tersendiri yaitu ongkos angkut untuk pengiriman barang dagangan dari

cabang pengirim dari cabang penerima.

Dalam hal pengiriman barang-barang dari pusat ke cabang biasanya

ongkos angkutnya untuk barang-barang tersebut di perhitungkan dan

menjadi beban untuk kantor cabang yaitu ditambahkan pada harga barang-

barang yang bersangkutan. Tetapi dalam hal pengiriman barang antar

cabang di lakukan atas perintah kantor pusat.

2.2.1 Perlakuan Terhadap Ongkos Angkut Barang

a. Ongkos angkut barang dari cabang pengirim ke cabang

penerima, terlebih dahulu dibayar oleh cabang pengirim dan

nantinya akan di perhitungkan sebagai beban kantor pusat.

b. Cabang penerima akan dibebani ongkos angkut sebesar ongkos

angkut apabila barang tersebut langsung di kirim dari kantor

pusat, bukan sebesar ongkos angkut dari cabang pengirim.

c. Apabila terjadi selisih ongkos angkut antar cabang pengirim ke

cabang penerima dengan ongkos angkut dengan kantor pusat

langsung ka cabang penerima, maka selisih ongkos angkut

tersebut dibebankan ke kantor pusat dan di catat kedalam

rekening “ selisih Ongkos Angkut Barang Antar Cabang”.

2.2.2 Pengiriman Barang Dagang ke Kantor Cabang

Difakturkan kantor pusat dengan harga :

a. Harga melebihi (diatas) harga pokok (cost)

Hubungan umumnya kantor pusat menyediakan barang

dagangan untuk kantor cabang sedangkan untuk hubungan

khususnya kantor pusat menetapkan harga faktur diatas harga

pokok untuk setiap pengiriman barang dagangan ke kantor

cabang. Tujuan penetapan harga faktur diatas harga pokok yaitu

Page 11: Makalah akuntansi cabang

8

agar kepala kantor cabang tidak dapat mengetahui secara

lengkap informasi laba aktual dari hasil operasi kantor cabang.

b. Pengiriman barang ke kantor cabang difakturkan dengan harga

jual eceran

Hubungan umumnya kantor pusat menyediakan barang

dagangan untuk cabang sedangkan hubungan khususnya kantor

pusat menetapkan harga faktur untuk setiap pengiriman barang

dagangan ke kantor cabang berdasarkan harga jual eceran.

Tujuan penetapan harga faktur berdasarkan harga jual eceran

yaitu untuk merahasiakan informasi laba aktual dari hasil

operasi kantor cabang dan mengendalikan barang dagangan

yang diurus kantor cabang menjadi lebih efektif.

2.3 Perlakuan Selisih Harga Faktur dan Harga Pokok

Pengiriman barang dagangan dari pusat seringkali dibebankan ke

cabang dengan harga lebih besar dari biaya perolehan barang di kantor

pusat. Harga transfer ini dapat ditentukan berdasarkan biaya perolehan

ditambah % tertentu atau berdasarkan harga jual eceran. Penetapan harga

transfer ini didasarkan pada asumsi dalam sistem desentralisasi yaitu bahwa

pusat dan cabang masing-masing kesatuan usaha yang berdiri sendiri.

Tujuannya adalah agar alokasi pendapatan antara pusat-cabang dapat

dilakukan secara wajar sehingga memberikan informasi yang lebih berguna

untuk menilai prestasi kantor cabang sebagai kesatuan usaha yang berdiri

sendiri. Selisih antara biaya perolehan dan harga transfer barang dagangan

dicatat di rekening kantor pusat yaitu laba belum direalisasi atau cadangan

kelebihan harga. Dengan sistem phisik hubungan timbal balik terjadi pada

rekening (Pengiriman Barang ke Cabang + Laba Belum Direalisasi) dengan

pengiriman barang dari pusat. Aturan pencatatan dan penyajian rekening ini

adalah sebagai berikut :

Debit : Jurnal penutup pada akhir

periode akuntansi untuk mengakui

Kredit : Saat mengirim

barang ke cabang sebesar

Page 12: Makalah akuntansi cabang

9

selisih harga transfer yang sudah

direalisir dalam barang dagangan yang

dijual cabang ke pelanggan

selisih harga transfer diatas

biaya perolehan barang di

pusat

Saldo normal di sisi kredit sebesar selisih harga transfer barang

dagangan yang masih ada di cabang

Penyajian di laporan posisi keuangan kantor pusat sebagai :

Pengurang rekening kantor cabang di kelompok aset atau salah satu

elemen di kelompok kewajiban

Page 13: Makalah akuntansi cabang

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suatu cabang beroperasi sebagai unit usaha terpisah, dan di bawah

pengendalian kantor pusat. Modal kerja (berupa uang tunai, barang-barang

dagangan, aktiva lainnya) diberi oleh kantor pusat. Barang dagangan dapat

dibeli dari pihak ketiga, untuk jenis barang yang tersedia dari kantor pusat.

Aktivitas penjualan yang dilaksanakan, dimulai untuk mendapatkan

pembeli, mengirimkan barang/jasa, membuat faktur penjualan, menagih

piutang dan menyimpan dalam rekening banknya sendiri.

Pembatasan keleluasaan cabang operasi dapat dilakukan kantor pusat,

seperti penerimaan kas dari hasil penjualan, pengumpulan piutang, setiap harinya

harus disetorkan atas nama rekening kantor pusat dalam jumlah yang utuh.

Pembentukan dana kas kecil untuk pengeluaran kas di cabang. Penerapan

kegiatan akuntansi pada sebuah kantor cabang tergantung pada

kebijaksanaan perusahaan. Sistem akuntansi kantor cabang pada dasarnya

dapat dilaksanakan menurut sistem sentralisasi, desentralisasi atau

kombinasi keduanya

Alternatif memfakturkan barang dagang ke cabang yaitu dengan cara

menetapkan harga faktur diatas harga pokok dan menetapkan harga faktur

dengan harga jual eceran. Pengiriman barang dagangan dari pusat seringkali

dibebankan ke cabang dengan harga lebih besar dari biaya perolehan barang

di kantor pusat. Harga transfer ini dapat ditentukan berdasarkan biaya

perolehan ditambah % tertentu atau berdasarkan harga jual eceran.

Penetapan harga transfer ini didasarkan pada asumsi dalam sistem

desentralisasi yaitu bahwa pusat dan cabang masing-masing kesatuan usaha

yang berdiri sendiri.

10

Page 14: Makalah akuntansi cabang

11

DAFTAR PUSTAKA

Ratnaningsih, Dewi. (2015), “Akuntansi Keuangan Lanjutan I (Buku Satu)”,

Yogyakarta : Cahaya Atma Pusaka

Milamashuri. “Akuntansi Kantor Pusat dan Kantor Cabang”, Published at

https://milamashuri.wordpress.com (Diakses 13 Oktober 2016)

Gutni, Daru. “Akuntansi Untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang”, Published at

https://www.academia.edu (Diakses 13 Oktober 2016)

Adity, RC. “Akuntansi Kantor Pusat dan Kantor Cabang”, Published at

https://adityahrc.wordpress.com (Diakses 14 Oktober 2016)

Innaluon. “Akuntansi Untuk Agen Pusat dan Cabang”, Published at

http://innaluon.blogspot.co.id