Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembang pesatnya instrumen keuangan, berkembang pula standar akuntansi kompleks dan perusahaan-perusahaan di Indonesia dituntut untuk segera mengimplementasikan, bank diwajibkan untuk mulai mengimplementasikannya dari 1 Januari 2010, sedangkan non- bank diwajibkan untuk mulai mengimplementasikannya dari tahun 2012. Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 revisi 2006 mengenai Instrumen Keuangan “ Penyajian dan Pengungkapan” dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 55 revisi 2006 mengenai Instrumen Keuangan “Pengakuan dan Pengukuran” dimana PSAK 50 dan PSAK 55 tersebut akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2010. PSAK 50 dan 55 merupakan standar akuntansi mengacu pada International Accounting Standard (IAS) 39 mengenai Recognition and Measurement of Financial Instruments dan IAS 32 mengenai Presentation and Disclosures of Financial Instruments. PSAK 50 dan 55 diharapkan dapat mendorong proses harmonisasi penyusunan dan analisis laporan keuangan. Itu juga akan mendorong terciptanya market discipline. International Financial Reporting Standard (IFRS) adalah Standar, Interpretasi dan Kerangka yang diadopsi oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar IFRS lebih dulu dikenal dengan nama International Accounting Standard (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh International Accounting Standard Comittee (IASC). Pada tanggal 1 April 2001, 1

description

mantap

Transcript of Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

Page 1: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan berkembang pesatnya instrumen keuangan, berkembang pula standar akuntansi

kompleks dan perusahaan-perusahaan di Indonesia dituntut untuk segera mengimplementasikan,

bank diwajibkan untuk mulai mengimplementasikannya dari 1 Januari 2010, sedangkan non-bank

diwajibkan untuk mulai mengimplementasikannya dari tahun 2012.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 50 revisi 2006 mengenai Instrumen Keuangan “ Penyajian dan

Pengungkapan” dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 55 revisi 2006 mengenai

Instrumen Keuangan “Pengakuan dan Pengukuran” dimana PSAK 50 dan PSAK 55 tersebut akan

berlaku efektif mulai 1 Januari 2010. PSAK 50 dan 55 merupakan standar akuntansi mengacu pada

International Accounting Standard (IAS) 39 mengenai Recognition and Measurement of Financial

Instruments dan IAS 32 mengenai Presentation and Disclosures of Financial Instruments. PSAK 50

dan 55 diharapkan dapat mendorong proses harmonisasi penyusunan dan analisis laporan keuangan.

Itu juga akan mendorong terciptanya market discipline.

International Financial Reporting Standard (IFRS) adalah Standar, Interpretasi dan Kerangka

yang diadopsi oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar IFRS lebih dulu

dikenal dengan nama International Accounting Standard (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973

dan 2001 oleh International Accounting Standard Comittee (IASC). Pada tanggal 1 April 2001, yang

baru mengambil alih IASB dari IASC yang bertanggung jawab untuk menetapkan Standar

Akuntansi Internasional. IFRS dianggap sebagai "berdasarkan prinsip" dalam standar tersebut

mereka menetapkan aturan-aturan yang luas. Standar Pelaporan Keuangan Internasional terdiri dari:

Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) - standar yang dikeluarkan setelah tahun 2001,

Standar Akuntansi Internasional (IAS) - standar yang dikeluarkan sebelum 2001,

Interpretasi berasal dari International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) - yang

dikeluarkan setelah 2001 Standing Interpretations Committee (SIC) - yang dikeluarkan sebelum

2001.

Kewajiban dan modal merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan.

Terdapat perubahan teori ekuitas pada kerangka pelaporan keuangan era IFRS dengan PSAK yang

sebelumnya yang mengacu pada US GAAP. Dimana sebelumnya menerapkan teory kepemilikan,

1

Page 2: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

sedangkan IFRS menerapkan pada teori entitas. Sucipto. 2012, proprietary theory adalah aktiva

bersih (aktiva – utang) yang berarti pemilik lebih menekankan pada komponen laba rugi. Terdapat

kekurangan pada teori ini sehingga teori entitas muncul dengan maksud mengurangi kelemahan-

kelemahan yang ada dalam proprietary theory di mana pemilik menjadi pusat perhatian. Namun

demikian, entity theory pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan teori pendahulunya, proprietary

theory.

Dalam konteks teori ini, terdapat dua pandangan yang berbeda walaupun keduanya mengarah

kepada konklusi yang sama, yaitu stewardship atau pertanggungjawaban (accountability). Versi

pertama adalah versi tradisional yang memandang bahwa perusahaan beroperasi untuk keuntungan

pemegang saham, yaitu orang-orang yang menanamkan dananya dalam perusahaan. Dalam hal ini,

entitas bisnis memperlakukan akuntansi sebagai laporan kepada pemegang saham tentang status dan

konsekuensi dari investasi mereka. Sementara itu versi kedua, yaitu pandangan yang lebih baru

terhadap entity theory, menganggap bahwa sebuah entitas adalah bisnis untuk dirinya sendiri yang

berkepentingan terhadap kelangsungan hidup dan perkembangannya

Dalam pelaporan akuntansi, kewajiban membutuhkan definisi, pengukuran, penilaian dan

pengakuan untuk dapat disajikan dalam laporan keuangan agar laporan keuangan yang dihasilkan

dapat dipahami dan menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan

oleh semua pihak yang berkepentingan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu diantaranya:

A. Apakah karakteristik kewajiban menurut IFRS.

B. Apa saja hal yang menyebabkan terjadinya kewajiban tersebut.

C. Bagaimana pengukuran kewajiban menurut IFRS.

D. Apakah konsep ekuitas menurut IFRS.

E. Apakah perbedaan kewajiban dan ekuitas.

1.3 Tujuan Penulisan Makalah.

Dari penilitian di dapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:

A. Diharapkan pembaca dan peniliti mampu memahami pengertian Kewajiban menurut IFRS.

B. Memahami hal-hal yang menyebabkan terjadinya kewajiban menurut IFRS.

2

Page 3: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

C. Diharapkan mampu memahami bagaimana cara pengukuran kewajiban menurut IFRS.

D. Lebih memahami konsep ekuitas menurut IFRS.

E. Diharapkan mampu membedakan kewajiban dan ekuitas.

3

Page 4: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Kewajiban

Dalam FASB dalam SFAC No. 6, kewajiban didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat

ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk

menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat

transaksi masa lalu.

Sama dengan definisi kewajiban yang dikemukakan FASB, IAI (1994)definisi hutang

(kewajiban) yaitu hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,

penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang

mengandung manfaat ekonomi (paragraph 62).

Dari pengertian tersebut komponen utama hutang antara lain:

A. Kewajiban Sekarang

Kewajiban timbul karena pada saat sekarang suatu entitas memiliki tanggung jawab yang

tidak dapat dihindari untuk menyerahkan barang/jasa.

Objek hutang yang sebenarnya adalah kewajiban yang ada pada saat sekarang. Oleh karena

itu, menurut Kam (1990: p.111) definisi hutang yang lebih menunjukkan pada saat sekarang adalah

kewajiban suatu unit usaha yang merupakan keharusan bagi unit usaha tersebut untuk menyerahkan

aktiva/jasa pada pihak lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi di masa lalu.

Kewajiban dikelompokkan menjadi dua jenis, antara lain:

1)    Kewajiban pada kreditor/hutang

2)    Kewajiban kepada pemilik

Meskipum kedua pihak tersebut memiliki hak terhadap aktiva, namun keduanya memiliki

hak yang berbeda.Kreditor memiliki hak untuk didahulukan pelunasannya dalam kasus

likuidasi.Sedangkan untuk pemilik, hak atas aktiva hanya didasarkan pada sisa aktiva setelah

kewajiban terhadap kreditor terpenuhi.

B. Hasil Transaksi Masa Lalu

Syarat lain dari hutang adalah berasal dari transaksi masa lalu. Transaksi tersebut

menunjukkan transaksi yang benar-benar telah terjadi sehingga dapat digunakan untuk memastikan

bahwa hanya kewajiban sekarang yang harus dicatat sebagai hutang dalam neraca.

4

Page 5: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

2.2 Terjadinya Kewajiban

Intrepretasi terhadap terjadinya kewajiban cenderung didasarkan konsep economic substance

over legal form bukan semata-mata pada aspek yuridisnya. Dengan demikian, apabila dinilai dari

substansi ekonomi suatu transaksi/peristiwa memenuhi kriteria hutang, otomatis hutang akan diakui

dan disajikan dalam neraca.

A. Keadaan Yang Dapat Menimbulkan Kewajiban

Untuk menentukan suatu transaksi sebagai kewajiban atau bukan, sangat tergantung pada

kemampuan untuk menafsurkan transaksi/kejadian yang emnimbulkannya.Namun demikian,

ditinjau dari penafsiran sematik apabila suatu kewajiban dalam kenyataannya memang ada, maka

yang paling penting adalah mencatat hal tersebut sebagaisuatu hutang tanpa memperhatikan

bagaimana terjadinya.

Kohler, (1970: hal.263) menyatakan bahwa hutang adalah suatu jumlah yang harus dibayar

dalam bentuk uang, barang, atau jasa khususnya hutang yang memiliki kriteria sebagai berikut:

a.     terjadi/telah terjadi

b.     terjadi pada suatu saat tertentu di masa mendatang

c.      terjadi karena tidak dilaksanakannya suatu tindakan di masa yang akan datang.

Hutang dapat terjadi karena beberapa factor antara lain:

1.   Kewajiban legal/kontrak (Contractual liabilities)

Kewajiban legal adalah hutang yang timbul karena adanya ketentuan formal berupa

peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan berang (jasa) kepada entitas tertentu.

2.   Kewajiban konstruktif (constructive liabilities)

Kewajiban konstruktif timbul karena kewajiban tersebut sengaja diciptakan untuk

tujuan/kondisi tertentu, meskipun secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian tertulis untuk

membayar sejumlah tertentu dimasa yang akan datang.

3.   Kewajiban equitable

Kewajiban ekuitabel adalah hutang yang timbul karena adanya kebijakan yang diambil oleh

perusahaan karena alas an moral/etika dan perlakuannya diterima oleh praktik secara umum.

B.Unconditional Right Of Offset

Kewajiban yang berasal dari kontrak berjalan untuk memperoleh suatu barang dan jasa di

masa mendatang dapat dikatakan sebagai suatu transaksi hutang atau sebaliknya bukan hutang.

Kewajiban tersebut merupakan suatu transaksi keuangan yang berasal dari transaksi usaha dan

menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran di masa mendatang, apabila suatu barang

5

Page 6: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

atau jasa telah diterima. Umumnya akuntan tidak akan mencatat kontrak tersebut apabila tidak ada

satu pihakpun yang melaksanakan suatu prestasi kerja. Alasannya adalah sebelum barang tersedia,

kewajiban pembeli terhadap hak penguasaan aktiva ditandai oleh hak pembeli untuk menerima

barang tersebut. Dalam kondidi tertentu kontrak yang harus dilaksanakan atas pembelian barang

atau jasa dapat tidak dilaporkan bila kewajiban terhadap komitmen pembelian tersebut melebihi

nilai barang yang diperoleh. Misalnya jika terdapat penurunan yang material terhadap harga barang

terjadi setelah kontrak pembelian jangka panjang ditandatangani, maka kewajiban tersebut melebihi

nilai hak menurut kontrak. Akibatnya timbul suatu kerugian. Oleh karena itu pencatatan terhadap

hutang hanya dilakukan sebesar kerugian yang terjadi dari pelaporan laba bersih dan mengkredit

jumlah yang sama dengan debet kerugian yang timbul. Secara umum dapat dirumuskan bahwa

hutang harus diakui dalam laporan keuangan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a.     Ada kemungkinan bahwa pengorbanan potensi jasa/manfaat ekonomi masa mendatang akan

dilakuka atau akan terjadi.

b.     Jumlah hutang dapat diukur dengan cukup pasti.

Menurut Kam (1990) hutang dapat diakui berdasarkan kondisi berikut ini:

1.   Didasarkan pada hukum

Adanya dasar hokum yang menyebabkan terjadinya hutang adalah syarat legal untuk mengakui

hutang, meskipun seringkali dapat terjadi karena kewajiban equitable.

2.   Pemakaian prinsip konservatisme

Prisip konservatisme mensyaratkan untuk mengantisipasi kerugian dari pada keuntungan. Jadi

rugi/hutang akan segera diakui kalau ada kemungkinan akan terjadi. Pencatatan terhadap

rugi/hutang semacam ini merupakan praktek yang diterima umum.

3.   Substansi ekonomi suatu transaksi

Apabila suatu transaksi ditinjau dari makna ekonominya telah terjadi, maka hutang dapat segera

diakui dan dilaporkan dalam laporan keuangan.

4.   Kemampuan mengukur nilai hutang

Kriteria ini berkaitan dengan reabilitas informasi.Apabila pengukuran terhadap hutang sangat

subyektif/arbritrer, maka lebih baik tidak dilakukan pengukuran dan hutang tidak dicatat dalam

neraca.

6

Page 7: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

2.3 Pengukuran Kewajiban

Dasar pengukuran hutang adalah jumlah rupiah sumber ekonomi yang harus dikorbankan

apabila pada saat penilaian (pelaporan), hutang dilunasi.Dengan demikian, dasar penilaian yang

digunakan adalah nilai sekarang pengeluaran kas/pengorbanan sumber ekonomi masa mendatang

untuk melunasi hutang tersebut sampai tanggal jatuh tempo. Besarnya nilai hutang tersebut harus

didiskontokan dengan tingkat bunga tertentu dengan rumus sebagai berikut:

PV = F (1 + r)-1

PV = Nilai sekarang dari hutang pada tanggal penilaian

F = Aliran kas masa mendatang pada periode t dari tanggal penilaian

r = tingkat bunga

Dasar penilaian tersebut berlaku untuk semua hutang. Weil (1990) menyebutkan bahwa

pendiskontoan terhadap elemen laporan keuangan hanya dapat dilakukan bila:

a. Elemen tersebut menunjukkan klaim kepada atau kewajiban untuk membayar sejumlah

tertentu yang dapat ditaksir dengan cukup pasti

b. Perusahaan akan membayar jumlah tersebut dalam periode lebih dari satu tahun setelah

tanggal neraca

c. Klaim /kewajiban timbul dari transaksi, kecuali transaksi executor contract.

d. Perusahaan telah merevaluasi elemen neraca karena adanya informasi baru.

2.4 Penyelesaian Kewajiban

IAI (1994: paragraf 62) salam SAK menyebutkan bahwa penyelesaian kewajiba masa kini

biasanya melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa

depan demi untuk memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat

dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan:

a. Pembayaran kas

b. Penyerahan aktiva

c. Pemberian jasa

d. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban yang lain atau,

e. Konversi kewajiban menjadi ekuitas

Kewajiban juga dapat dihapus dengan cara lain seperti kreditor membebaskan atau membatalkan

haknya.

 

7

Page 8: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

A. In-Subsance Defeseance

In-Subsance Defeseance adalah suatu rencana perjanjian dimana seorang debitur

menempatkan sejumlah tertentu harta moneter secukupnya yang bebas resiko pada kuasa badan

perwakilan (trust) tertentu untuk digunakan sebagai pembayaran hutang di masa mendatang.

Gambaran tentang pelunasan hutang dengan cara In-Subsance Defeseance dapat dilihat pada contoh

berikut ini. PT.A mempunyai hutang obligasi sebesar Rp. 10.000.000 dengan tingkat bunga 8% per

tahun, jangka waktu pelunasannya 10 tahun.Atas hutang tersebut PT.A membeli sertifikat bank

Indonesia senilai Rp. 10.000.000 dengan tingkat bunga 8% per tahun, jangka waktu pelunasannya

10 tahun.Pembelian tersebut dilakukan secara tunai dengan total pengeluaran Rp.

7.500.000.sertifikat Bank Indonesia kemudian diserahkan pada badan perwakilan untuk digunakan

sebagai pelunasan hutang.

Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

Pada saat pembelian:

Investasi sertifikat Bank Indonesia                  Rp. 10.000.000

      Kas                                                                                                            Rp. 10.000.000

 

Pada saat penempatan sertifikat Bank Indonesia pada badan perwakilan:

Hutang Obligasi                                                     Rp. 10.000.000

        Investasi sertifikat Bank Indonesia Rp. 7.500.000

        Untung (extraordinary)                                                                    Rp. 2.500.000

 

Keuntungan PT. A dalam melakukan transaksi semacam itu adalah:

1.     Hutang akan berkurang sehingga rasio debt equity menjadi lebih baik

2.     Laba bersih tahun berjalan akan meningkat

3.     Untuk tujuan pajak, untung tidak dapat diakui

4.     Pendapatan bunga dari Sertifikat Bank Indonesia dapat digunakan untuk menutup biaya bunga

atas hutang obligasi

 

B. Kredit Tangguhan (Deferred Credit)

Dalam laporan keuangan sering kali timbul masalah yang berkaitan dengan perlakuan kredit

tangguhan tertentu yang dimasukkan sebagai hutang misalnya uang muka yang dibayar pembeli

8

Page 9: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

tetapi produk belum diserahkan kepada pembeli. Kasus demikian menunjukkan adanya kewajiban

untuk menyerahkan aktiva atau jasa pada masa mendatang kepada pembeli. Dengan demikian

transaksi tersebut jelas dianggap sebagai hutang. Kredit tangguhan yang sering menjadi masalah

laba kotor belum direalisir yang timbul dari penjualan angsuran. Apabila prinsip pengakuan

pendapatan atas penjualan angsuran diterapkan, laba hanya akan diakui bila terdapat kas yang

diterima atas penjualan angsuran tersebut. Laba kotor yang belum direalisir merupakan perbedaan

nantara penjualan dan cost barang terjual atas penjualan angsuran.

 

C. Hutang Dan Rugi Kontijensi (Contingent loss/Liabilities)

Dalam FASB Statement No. 5 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kontijensi adalah

suatu kondisi atau situasi yang menimbulkan ketidakpastian akan timbulnya kemungkinan hutang

atau rugi suatu perusahaan, dimana timbulnya kemungkinan tersebut tergantung pada terjadi atau

tidaknya suatu hutang terutama menyangkut kewajiban sekarang atau masa mendatang.

2.5 Konsep Ekuitas

A.   Teori Ekuitas

Teori ekuitas adlah teori yang menjelaskan sudut pandang yang digunakan dalam akuntansi

berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Dengan kata lain, penyusunan dan

penyajian laporan keuangan sangat tergantung pada sudut pandangyang digunakan yaitu siapa yang

dianggap paling berkepentingan terhadap laporan keuangan.

B.   Teori Proprietary

Teori ini muncul sebagai perwujudan dari sistem pembukuan berpasangan.Teori ini

memusatkan perhatiannya kepada pemilik.Jadi dalam akuntansi, tujuan perusahaan, jenis modal,

makna rekening dan lain-lain semuanya dilihat dari sudut pandang pemilik.Dengan demikian tujuan

perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran pemilik. Persamaan akuntansi yang digunakan

adalah:

Aktiva – hutang = modalAktiva merupakan kekayaan pemili, sementara hutang merupakan kewajiban

pemilik.Kepemilikan ini dianggap sebagai nilai bersih dari perusahaan untuk pemilik. Ketika usaha

baru dimulai, nilai ini sama dengan investasi pemilik. Selama berjalanmya usaha maka nilai

perusahaan sama denganinvestasi awal ditambahakumulasi laba bersih setelah dikurangi prive untuk

pemilik. Jadi teori proprietary menganut wealth concept.

9

Page 10: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

Teori proprietary sangat cocok diterapkan untuk organisasi perusahaan perseorangan dan

firma oleh karna dalam bentuk organisasi ini ada hubungan personal antara manajemen perusahaan

dengan pemilik perusahaan.Hal ini disebabkan laba bersih atau net inocme ditambah setiap periode

ke rekening modal pemilik walaupun perhitungan laba bersih tidak mengukur kenaikan bersih

kekayaan.

C. Makna laba (Income)

Berdasarkan sudut pemilik, pendapatan diartikan kenaikan modal pemilik, sementara biaya

diartikan Sebagai penurunan modal pemilik. Dengan demikian laba merupakan kenaikan kekayaan

atau kemakmuran pemilik selama satu periode yang menjadi hak bagi pemilik

1.   Teori Entitas ( Kesatuan Usaha)

Teori entitas muncul untuk mengatasi kelemahan yang melekat pada teori

proprietary.Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan kegiatan usaha menyebabkan

perusahaan menjadi unit usaha yang berdiri sendiri terpisah dari identitas pemilik.Hal ini berarti

terdapat pemisah antara kepentingan pribadi pemilik dengan kepentingan perusahaan. Perusahaan

dianggap Bertindak atas nama dan kepentingannya sendiri terpisah dari pemilik. Teori entitas

didasarkan atas persamaan akuntansi:

Aktiva = Hutang = ModalAtau

Aktiva = Modal ( Hutang = Modal Pemilik)

 Jadi hutang adalah kewajiban khusus perusahaan, dan aktiva menunjukkan hak

perusahaan menerima barang dan jasa khusus atau manfaat lainnya

Ada 2 versi teori entitas , yaitu

a.   Versi Tradisional

Menurut pandangan tradisional perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas (equity

holders) yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus

melaporkan status investasi dan konsekuensiinvestasi yang dilakukan pemilik

b.   Versi Baru

Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan

berkentingan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri.

10

Page 11: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

Meskipun kedua pandangan diatas memusatkan perhatiannya pada kesehatan usaha ( entitas

yang independen), namun pandangan tradisional melihat pemegang ekuitas sebagai partner dalam

kegiatan usaha yang dijalankan. Sedangkan pandangan baru melihat pemegang ekuitas sebagai

pihak luar perusahaan. Olek karena pemilik dan kreditor merupakan pemegang ekuitas yang

memberi dana, maka persamaan akuntansinya adalah:

Aktiva = Ekuitas

Atas dasar teori entitas, neraca yang disajikan mengandung makna sebagai berikut:

a. Aktiva perusahaan menyajikan informasi langsung mengenai nilai unit usaha

b. Ekuitas menunjukkan laporan tidak langsung terhadap jumlah nilai yang sama

c. Aktiva adalah milik perusahaan

d. Hutang merupakan kewajiban perusahaan bukan kewajiban pemilik

e. Aktiva non monoter lebih relevan bila diukur dengan cost histories karena nilai total aktiva

sama dengan umlah pasivanya.

Makna laba Dalam pendekatan entitas ini, laporan rugi laba relevan dibandingkan neraca,

alasannya:

a. Pemegang ekuitas lebih tertarik pada alba yang merupakan hasilm dari investasi mereka

b. Perusahaan didirikan dengan maksud mencari laba

c. Laba merupakan perubahan dalam aktiva bersih perusahaan

d. Pendapatan adalah aliran masuk aktiva karena transaksi yang dilakukan perusahaan

e. Biaya adalah cost aktiva atau jasa yang digunakan perusahaan dalam rangka menghasilkan

pendapatan

Laba ditahan

Menurut pandangan tradisional:

a. Bunga pinjaman adalah distribusi laba ditahan atas pemakaian pinjaman modal bukan biaya

bagi kreditor

b.  Deviden merupakan distribusi laba ditahan bagi pemilik saham

c. Pajak penghasilan merupakan distribusi laba ditahan

Menurut pandangan baru:

Kreditor dan pemegang saham dianggap sebagai pihak luar. Bunga pinjaman, deviden dan pajak

penghasilan dianggap sebagai biaya perusahaankarena menurunkan jum;lah ekuitas unit usaha

tersebut.

11

Page 12: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

2.   Teori Ekuitas Residual

Seorang teoritisi akuntansi William Paton (1962) menyatakan bahwa ekuitas residual

merupakan salah satu  jenis ekuitas dalam kerangka teori entitas. Dalam pandangan teori entitas,

pemegang saham memiliki ekuitas di perusahaan seperti pemegang ekuitas lainnyan, tetapi

pemegang saham tidak dianggap sebagai pemilik.

Jadi, teori ekuitas residual merupakan pandangan antara teori proprietary dan teori

entitas. Dalam pandangan ini persamaan akuntansinya menjadi:

Aktiva – Ekuitas khusus = Ekuitas Residual

Ekuitas khusus meliputi klaim kreditur dan ekuitas pemegang saham preferen.Namun

demikian pada kasus khusus dimana kerugian begitu besar sehingga perusahaan mengalami

kebangkrutan, ekuitas pemegang saham biasa dapat hilang dan pemegang saham preferen atau

pemegang obligasi menjadi pemegang ekuitas residual.Tujuan pendekatan ekuitas residual adalah

memberikan informasi yang lebih baik kepada pemegang saham biasa dalam rangka pengambilan

keputusan investasi.Pemegang saham biasa pada umumnya dianggap memiliki ekuitas residual di

dalam laba perusahaan dan di dalam aktiva bersih pada saat likuidasi. Oleh karena laporan keuangan

umumnya disusun tidak dalam rangka likuidasi, maka informasi yang disajikan dalam kaitannya

dengan    ekuitas residual harys berguna untuk memprediksi dividen masa datang bagi pemegang

saham biasa

3.   Teori Enterprise

Teori enterprise suatu perusahaan merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan teori

entitas.Di dalam teori entitas perusahaan dipandang sebagai unit ekonomi terpisah yang

dioperasikan dalam rangkamemberikan manfaat bagi pemegang saham.Sedankan dalam teori

enterprise perusahaan dipandang sebagai lembaga dosial yang dioperasikan dalam rangka

memberikan manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan.Dalam arti luas pihak-pihak yang

berkepentingan meliputi pemegang saham, kreditur, pegawai, konsumen, pemerintah dan

masyarakat secara umum. Jadi bentuk luas dari teori enterprise dapat dipandang sebagai teori

akuntansi sosial

4.   Teori Dana

Teori dana mengabaikan asumsi hubungan personal dalam teori proprietary dan asumsi

personifikasi perusahan sebagai unit ekonomi dan legal secara artifisal dalam teori entitas. Menurut

teori dana, unit aktivitas  operasi merupakan dasar akuntansi. Unit aktivitas operasi ini disebut dana

12

Page 13: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

yang meliputi sekelompokaktiva dan restriksi atau batasan-batasan yang menggambarkan fungsi

atau aktivitas ekonomi. Teori dana berdasarkan pada persamaan akuntansi sebagai berikut

Aktiva = Restriksi Aktiva

Aktiva menggambarkan jasa prospektif kepada dana atau unit operasi. Hutang merupakan

retriksi aktiva khusus atau umum dari dana. Modal yang diinvestasikan mencerminkan retriksi legal

atau financial untuk menggunakan aktiva. Konsep teori dana ini banyak digunakan di sektor

pemerintah dan lembaga nir laba.

Posisi FASB

Financial Accounting Standard Board (FASB) sangat jelas mengadopsi teori ekuitas residual

ketika berhubungan dengan ekuitas pemilik yang menyatakan“ hak residual pada aktiva suatu entitas

yang tersisa setelah di kurangi hutang”. Pandangan ini sejalan dengan tujuan akuntansi yang 

dinyatakan oleh FASB yaitu menyediakan informasi khususnya kepada investor atau lebih khusus

kepada peemegang saham biasa.

2.6 Perbedaan Kewajiban Dan Ekuitas

Godfrey, et al. 2010. Berdasarkan kriteria definisi dan pengakuan dibahas dalam bab ini, kita

dapat setuju bahwa saham yang dikeluarkan untuk membentuk bagian investor dari ekuitas dan

pinjaman dari kreditur merupakan kewajiban. Namun, pertanyaan diajukan tentang hybrid

instrument yang memiliki karakteristik dari kedua hutang dan ekuitas. Sebagai contoh, saham

preferensi secara tradisional dianggap sebagai modal dan, karena itu, sebagai bagian dari ekuitas

pemilik’, tetapi keduanya memiliki karakteristik yang juga menyelaraskan mereka dengan

kewajiban, seperti berikut:

a. Debit tetap tagihan

b. Mungkin tidak berpartisipasi dalam dividen lain dari pada tingkt pra-tertentu (mirip

dengan bunga)

c. Memiliki prioritas atas saham biasa dalam pengembalian modal (seperti halnya kewajiban)

d. Umumnya melakukan tidak memiliki hak suara

Meskipun disebut saham, kemungkinan bahwa mereka kadang-kadang memenuhi definisi

kewajiban, dan harus diklasifikaskan sebagai kewajiban.

Klasifikasi instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas memiliki efek luar neraca

sejak klasifikasi menentukan apakah bunga, dividen, kerugian atau keuntungan yang berhubungan

13

Page 14: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

dengan instrumen yang diakui sebagai pendapatan atau beban dalam menghitung laba bersih, atau

apakah mereka diperlakukan sebagai distribusi dari keuntungan dihitung. Distribusi bunga, dividen,

kerugian dan keuntungan yang terkait dengan instrumen keuangan atau komponen dari instrumen

keuangan yang kewajiban diakui sebagai pendapatan atau beban. Sebaliknya, distribusi kepada

pemegang instrumen ekuitas diperlakukan sebagai pembagian keuntungan setelah mereka telah

dihitung. Tujuan membedakan antara pemilik modal dan kewajiban adalah untuk meningkatkan

manfaat informasi bagi pengambilan keputusan. pertanyaan menarik yang diajukan tentang

bagaimana investor melihat efek hibrida yang disebut, yang menggabungkan kedua fitur hutang dan

ekuitas seperti catatan konversi, saham preferensi ditebus dan hutang subordinasi.

IASB menginginkan perbedaan yang lebih baik antara instrumen ekuitas dan non-ekuitas. Titik

awalnya adalah gagasan bahwa semua instrumen abadi adalah modal. Selain itu, instrumen

dipertukarkan sesuai dengan pilihan penerbit akan ekuitas. Sebaliknya, kewajiban adalah wajib

diuangkan pada tanggal tertentu atau tanggal atau pasti terjadi.

Dengan diterbitkannya PSAK baru tahun 2007, jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS

(International Financial Reporting Standards) telah teratasi yaitu dengan diperbolehkannya

penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK. Namun peraturan perpajakan belum mendukung

hal ini dengan masih dikenakannya PPh final 10% atas keuntungan dari revaluasi aset. Ditambah

lagi dengan kurangnya tenaga penilai di Indonesia yang jumlahnya cuma 2000an orang (anggota

MAPI - Masyarakat Penilai Indonesia).

Lalu penerapan audit berbasis resiko di Indonesia juga belum mencakup BUMN. PAdahal

IFRS (international Accounting Standard Board) berkiblat pada COSO dalamstandar auditnya.

Dalam paper ini akan dibahas mengenai perbedaan antara PSAK 50 (revisi 2006) dengan IFRS 32

tentang penyajian kewajiban dan ekuitas menggunakan pendekatan studi komparatif untuk

mengetahui apakah yang telah dilakukan Indonesia dalam usahanya menkonversi IFRS sebagai

standar. Dalam istilah akuntansi, kewajiban adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang

harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Kewajiban adalah kebalikan dari aktiva yang

merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh kewajiban adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro

atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.

Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi

menjadi dua kelompok yaitu:

1.Kewajiban Lancar - kewajiban yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek

(biasanya satu tahun). Biasanya terdiri dari hutang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dll),

14

Page 15: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

pendapatan ditangguhkan, bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo tahun ini, obligasi

jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dll.

2..Kewajiban Jangka Panjang - kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun.

Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, obligasi pension, dll.

Sedangkan ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua

kewajiban.Dari perbandingan yang kami lakukan antara PSAK 50 dengan IFRS 32 tidak terdapat

terlalu banyak perbedaan. Pada PSAK 50 paragraf 12 hanya menggambarkan dua kondisi instrumen

ekuitas, yaitu Ketika penerbit menerapkan definisi dalam paragraf 7 untuk menentukan apakah

instrumen keuangan merupakan instrumen ekuitas dan bukan kewajiban keuangan maka instrumen

tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b) berikut

terpenuhi:

a. Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual:

(i)Untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lain kepada entitas lain; atau

(ii)Untuk mempertukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain

dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit;

b. Jika instrumen tersebut akan atau mungkin di selesaikan dengan instrumen ekuitas yang

diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan:

(i)Non-derivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk

menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan

entitas; atau

(ii)Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu

kas atau asset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang

diterbitkan entitas.

Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk instrumen

yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan

entitas tersebut di masa depan.

Kewajiban kontraktual, termasuk kewajiban yang berasal dari instrumen keuangan derivatif,

yang akan atau dapat menyebabkan adanya penerimaan atau penyerahan instrumen ekuitas milik

penerbit di masa depan, namun tidak memenuhi kondisi (a) dan (b) diatas, bukan merupakan

instrumen ekuitas.

Namun pada IFRS 32 paragraf 16 instrumen ekuitas digambarkan dalam 6 poin penjabaran

yang lebih rinci. Sedangkan pada paragraf yang lain tidak ditemukan perbedaan. Dalam paper ini

15

Page 16: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

kami akan memfokuskan apasajakah hal-hal yang melatarbelakangi adanya perbedaan mengenai 6

(enam) hal yang terdapat di dalam IFRS 32 tetapi tidak terdapat di PSAK 50.

Seperti halnya dunia bisnis pada umumnya, praktik-praktik akuntansi beserta

pengungkapan informasi finansial di perusahaan di berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai

faktor, diantaranya:

a. Sifat kepemilikan perusahaan

Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih

besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki publik dibandingkan dengan pada

perusahaan keluarga.

b. Aktivitas usaha

Sistem akuntansi dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha, misalnya agribisnis yang berbeda

dengan manufaktur, atau perusahaan kecil yang berbeda dengan perusahaan multinasional.

c. Sumber pendanaan

Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih

besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari para

pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pada perusahaan dengan sumber pendanaan dari

perbankan atau dari dana keluarga.

d. Sistem perpajakan

Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan

sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-negara seperti Amerika Serikat

dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan

sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk

pemegang saham.

e. Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan

Profesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat sistem akuntansi

yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang masih menerapkan sistem

akuntansi yang sentralistik dan seragam.

f. Pendidikan dan riset akuntansi.

Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang sedang

berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan riset akuntansi yang

bermutu.

16

Page 17: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

g. Sistem politik

Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem akuntansi

yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara tersebut, seperti halnya

pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau swastanisasi (private enterprises).

h. Iklim social

Iklim sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan

kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut pada

umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.

i. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

Perubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain

dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi mesin. Industri jasa

juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud seperti merek, goodwill dan

sumber daya manusia.

j. Tingkat inflasi

Timbulnya hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan membuat adanya

pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari pendekatan historical cost.

k. Sistem perundang-undangan

Di negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan civil codes, aturan-aturan

akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan komprehensif, berbeda dengan Amerika Serikat dan

Inggris yang menggunakan common law.

l. Aturan-aturan akuntansi

Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya

sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi

lebih banyak ditemukan di negara-negara yang telah memasukkan aturan-aturan profesional dalam

aturan-aturan perusahaan seperti di Inggris dan Amerika Serikat.

17

Page 18: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang

terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting Standard

Boards - IASB melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional khususnya IFRS.

IFRS (International Financial Reporting Standards) ini dibuat oleh IASB dan Financial Accounting

Standard Boards (Badan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika Serikat).

Bagi pengusaha pada umumnya, yang menjadi bahan pertimbangan apakah akan beralih ke

IFRS atau tidak adalah “Apakah implementasi IFRS akan menghasilan incremental benefit atau

tidak?”. Tetapi bagi perusahaan-perusahaan yang sudah go international, atau yang memiliki partner

dari Uni Eropa, Australia dan Russia dan beberapa Middle East countries, tentu sudah tidak punya

pilihan lain selain “mau tidak mau harus mulai berusaha menerapkan IFRS” dalam pelaporan

keuangannya jika masih mau berpartner dengan mereka. Perubahan tata cara pelaporan keuangan

dari GAAP (atau PSAK atau lainnya) ke IFRS berdampak sangat luas.

IFRS akan menjadi “kompetensi wajib-baru” bagi para pekerja accounting.

Indonesia merupakan salah satu negara yang akan mengadopsi IFRS sebagai standar pelaporan

keuangan. Hingga saat ini Indonesia telah melakukan perubahan-perubahan, salah satunya pada

PSAK 50. Menurut kelompok kami, adanya perbedaan mengenai 6 (enam) hal yang terdapat dalam

IFRS 32 dan PSAK 50 disebabkan berbagai macam hal. Salah satu yang paling mempengaruhi

adalah keadaan ekonomi, sosial, polotik, hukum, dan budaya bangsa Indonesia. Karena IFRS dibuat

atas dasar global (luas), sehingga perlu adanya penyesuaian dalam pengimplementasiany.

Dengan diterapkannya IFRS di Indonesia telah membuktikan bahwa Indonesia secara bertahap

telah mengadaptasi dan mengharmonisasikan IFRS dalam penyusunan standar. Sehingga diharapkan

nantinya Indonesia dapat menyajikan laporan keuangan yang berstandar internasional dan ikut

berperan serta dalam persaingan bisnis global.

18

Page 19: Makalah Akuntansi Kewajiban Dan Ekuitas

DAFTAR PUSTAKA

Kartikahadi,Hans.2012.Akuntansi Keuangan berdasarkan IFRS.SALEMBA EMPAT:Jakarta.

Sumber Internet:

http://www.slideshare.net/indra2808/97497114-slidekewajibandanekuitas

https://crystalbrainware.wordpress.com/2013/03/08/kewajiban-dan-ekuitas

http://www.academia.edu/6193480/26032462-Kewajiban-Dan-Ekuitas

19