AKUNTANSI KEWAJIBAN

32
AKUNTANSI KEWAJIBAN

description

AKUNTANSI KEWAJIBAN. Menurut SAK-ETAP oleh IAI (2009:89-94 ). Kewajiban diestimasi : - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of AKUNTANSI KEWAJIBAN

Page 1: AKUNTANSI KEWAJIBAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN

Page 2: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Menurut SAK-ETAP oleh IAI (2009:89-94)• Kewajiban diestimasi :

Adalah kewajiban kini entitas sebagai hasil dari peristiwa masa lalu, dan kemungkinan terjadi bahwa entitas akan mentransfer manfaat ekonomis pada saat penyelesaian dan jumlah kewajiban dapat diestimasi dengan andal.

• Kewajiban kontingensi/ kewajiban bersyarat/contingent liabilities :Merupakan kewajiban potensial yg belum pasti atau kewajiban kini yg tidak diakui. Contoh : persh dituntut dimuka pengadilan untk membayar ganti rugi yg sangat bergantung pada putusan pengadilan.

Page 3: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Menurut waktu penyelesaiannya ada :• Kewajiban lancar

Merupakan kewajiban yg diharapkan akan dilunasi dalam satu tahun atau satu siklus operasi normal persh yg lebih lamaContoh : utang bank, utang usaha, utang pajak, biaya yg

masih harus dibayar , utang deviden, utang wesel dan pendapatan diterima di muka.

• Kewajiban tidak lancarMerupakan kewajiban yg jatuh temponya lebih dari satu tahun buku dan sumber pembiayaannya tidak diambil dari aset lancar.Contoh : utang obligasi dan utang hipotek.

Page 4: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar :1. Utang Bank• peminjaman uang di bank dapat dilakukan dng

membuka tabungan atau deposito atau jasa giro dlm bank tsb dng nilai yg sudah ditentukan oleh pihak bank.

• Di satu pihak, bank akan memberikan bunga atas tabungan atau deposito yg ada, tetapi di lain pihak bank akan memungut biaya bunga atas pinjaman yg telah diberikan kepada nasabah.

Page 5: AKUNTANSI KEWAJIBAN

5

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN

UU PPh Pasal ……. SE-46/PJ.4/1995

Bunga tersebut dikapitalisasi, pada :- pembelian saham- pembelian tanah (real estate)- masa konstruksi

Bunga Pinjaman

Sepanjang berhubungan dg biaya untuk 3 M penghasilan (obyek PPh non-final)

Dapat dibebankan

Kecuali

Page 6: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Menurut SE-46/PJ.4/1995 tgl 05 Oktober 1995 : tentang pelakuan biaya bunga yg dibayar atau terutang dalam hal WP menerima atau memperoleh penghasilan berupa bunga deposito atau tabungan lainnya dijelaskan,“Dapat terjadi bahwa dana yg ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya langsung atau tidak langsung berasal dari pinjaman atau dari pihak ketiga yg dibebani biaya bunga. Apabila hal tsb terjadi,WP dapat memperkecil PKP secara tdk wajar, karena bunga yg terutang atau dibayar ats pinjaman tsb dikurangkan sebagai biaya, sedangkan bunga yg diterima atau diperoleh yg berasal dari penempatan dana dlm bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya tdk ditambahkan dalam penghitungan PKP karena telah dikenakan PPh yg bersifat final sebesar 20%”

Page 7: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Sehubungan dng hal tsb di atas, dng ini diberikan penegasan sbb:• Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya sama dengan

atau lebih kecil dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka biaya bunga yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya.

• Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka biaya bunga atas pinjaman yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya. (selisih rata-rata pinjaman dengan rata-rata deposito)

Page 8: AKUNTANSI KEWAJIBAN

8

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN

UU PPh Pasal ……. SE-46/PJ.4/1995

Apabila WP juga mempunyai deposito atau tabungan :

Bunga tidak bolehdibebankan

Rata-rata Pinjaman= <

Rata-rata Dep/Tab

Bunga dibebankanatas selisih lebih

rata-rata pinjaman

Rata-rata Pinjaman>

Rata-rata Dep/Tab

Bunga dapat dibebankan seluruhnya dalam hal :- Dana pinjaman ditempatkan dalam rekening giro- Ketentuan mengharuskan dana pinjaman ditempatkan di dep/tab- Saldo dep/tab dananya berasal dari tambahan modal/sisa laba

Page 9: AKUNTANSI KEWAJIBAN

9

PERLAKUAN BUNGA PINJAMAN

• Pada th 2011 PT X mendpt pinjaman dari Bank Mandiri – Nilai Rp 200 Juta dan – tingkat bunga pinjaman 20%.

• Dari jumlah tersebut telah diambil pada bulan Februari sebesar Rp 125 Juta, pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp 25 Juta dan sisanya diambil bulan Agustus.

• Disamping itu PT X mempunyai dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito dengan perincian sebagai berikut :– Februari s/d Maret sebesar Rp 25 Juta– April s/d Agustus sebesar Rp 46 Juta– September s/d Desember sebesar Rp 50 Juta

• Hitung bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya..!

Contoh Soal:

Page 10: AKUNTANSI KEWAJIBAN

10

• Rata-rata Pinjaman:Bulan Pinjaman Jk Waktu Jumlah

– Januari - 1 bln -– Feb – Mei 125 Juta 4 bln 500 Juta– Juni – Juli 150 Juta 2 bln 300 Juta– Agt – Des 200 Juta 5 bln 1.000 Juta

Total 1.800 JutaRata-rata pinjaman = 1,8 M : 12 bln = 150.000.000

• Rata-rata DepositoBulan Deposito Jk Waktu Jumlah

– Januari - 1 bln -– Feb – Mar 25 Juta 2 bln 50 Juta– April – Agt 46 Juta 5 bln 230 Juta– Sept – Des 50 Juta 4 bln 200 Juta

Total 480 JutaRata-rata Deposito = 480 Juta : 12 = 40.000.000

• Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya = 20% x (150 Juta – 40 Juta) = Rp 22.000.000,-

Page 11: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Ada beberapa pengecualian sehingga biaya bunga pinjaman dapat dibebankan untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak (sesuai pasal 6 ayat 1 UU PPh No. 36 th 2008):• Dana pinjaman tersebut disimpan atau ditempatkan dalam

bentuk rekening giro yang atas jasanya dikenakan PPh yang bersifat final.

• Ada keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana dalam jumlah tertentu pada suatu bank dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata-mata untuk memenuhi keharusan tersebut. Misalnya cadangan biaya reklamasi yang harus ditempatkan dalam bentuk deposito dan tabungan di Bank Pemerintah.

• Dapat dibuktikan bahwa penempatan deposito dan tabungan tersebut dananya berasal dari tambahan modal dan sisa laba tersebut kena pajak.

Page 12: AKUNTANSI KEWAJIBAN

2. Utang UsahaA. Pihak yg mempunyai hubungan istimewa

Hubungan istimewa dpt merupakan memiliki atau menguasai. Utang tsb dapat timbul karena terjadinya transaksi seperti pembelian, atau pengalihan barang/jasa, sewa, penjaminan, dan penyelesaian oleh perusahaan ats nama yg memp. Hub. Istimewa. Menurut SAK – ETAP (2009:160-163), jika ada transaksi dng pihak yg memp. Hubungan istimewa, maka harus diungkapkan sifat dari hub. tsb, serta informasi yg diperlukan ttg transaksi dan saldonya untk memahami dampak potensial hub tsb terhdp lap. Keuangan. Pengungkapan tsb meliputi: a) Jumlah transaksib) jumlah saldo; (i) syarat dan kondisinya, termasuk jaminan, dan

sifat pembayarannya yg disediakan dlm penyelesaian, dan (ii) rincian jaminan yg diberikan / diterima.

Page 13: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Menurut peraturan perpajakan untk hub. Istimewa, penilaian suatu harga wajar menggunakan beberapa macam metode untk menentukan harga dlm transaksi antara pihak yg mempunyai huhungan istimewa yaitu: a. Metode harga pasar bebas yg diperbandingkan (Comparable Uncontrolled Price

Method – CUPM)Apabila harga atau jasa dipasok dlm suatu transaksi antara pihak yg memp hub istimewa, dan keadaan yg bersangkutan itu adalah serupa dng keadaan dalam transaksi perdagangan normal , metode ini sering digunakan. Metode ini sering digunakan untk menetukam biaya pembelanjaan.

b. Metode harga penjualan kembali (Resale Price Method – RPM )Apabila hrg dialihkan ant pihak yg mem hub istimewa sebelum dijual kepd pihak yg independen, metode ini sering digunakan. Metode ini mengurangi hrg penjualan kembali dng suatu margin yg wajar. Metode ini juga digunakan untk pengalihan atau transfer sumber daya lain, seperti hak dan jasa.

c. Metode biaya – plus (Cost Plus Method – CPM)Metode ini menambahkan suatu kenaikan (mark-up) tertentu pada biaya pemasok. Kesulitan-kesulitan mungkin dialami dlm menentukan unsur biaya yg dpt diartibusikan maupun kenaikan (mark-up) tsb. Diantara ukuran-ukuran yg dpt membantu menentukan harga transfer adalah hasil (return) yg dpt diperbandingkan dlm industri sejenis atas volume penjualan atau modal yg digunakan.

Page 14: AKUNTANSI KEWAJIBAN

B. Pihak KetigaUtang usaha muncul karena ada pembelian barang/jasa yg digunakan dlm kegiatan usaha normal persh. Utang tsb dapat dicatat berdasarkan metode bruto maupun neto . Metode bruto : utang dicatat sebesar nilai yg harus dibayar tanpa potongan tunai, metode neto : diasumsikan persh akan selalu mengambil diskon sehingga nilai yg dicatat adalah sebesar niali yg telah dikenakan potongan tunai . Setiap pembelian BKP akan dikenakan PPN dan juga PPnBM jika ada.

Page 15: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Contoh :Tgl 31/01/2012 persh melakukan penbelian barang dagangan sebesar Rp 15.000.000 dan utang tsb dilunasi tgl 28/02/2012. jika pencatatan dilakukan dng metode bruto maka jurnalnya sbb:

Jika pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan , maka selesihnya merupakan PPN yg harus dibayar oleh PKP.

Tanggal Keterangan Debet Kredit 31/01/12 Pembelian

Pajak Masukan Utang usaha

15.000.0001.500.000

16.500.00028/02/12 Utang usaha

Kas/Bank16.500.000

16.500.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit

31/01/12 Pajak Keluaran Pajak Masukan Kas/Bank

22.000.00018.000.000

4.000.000

Page 16: AKUNTANSI KEWAJIBAN

3. Utang PajakMerupakan pembayaran pajak yg dilakukan dng mekanisme pemotongan dan/atau pemungutan pajak. Istilah pemotongan pajak berkaitan dng pihak yg membayarkan sedangkan pemotongan selalu terkait dng jenis pajak yg diatur dlm PPh 21, PPh 23, dan PPh 26, sedangkan istilah pemungutan pajak lebih berkaitan dng pihak yg menerima pembayaran. Istilah pemungutan sangat terkait dng PPN.

Page 17: AKUNTANSI KEWAJIBAN

PPh 21Merupakan PPh yg dipotong atas penghasilan sehubungan dng pekerjaan, jasa atau kegiatan yg diterima/diperoleh WP OPDN.Pemotong PPh 21 adalah :1) pemberi kerja2) Bendahara atau pemegang kas Pemerintah3) Dana pensiun4) Orang pribadi yg melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas ,

badan yg membayar, dan5) Penyelengara kegiatan. Penghasilan pegawai tetap yg dipotong pajak setiap bulan adalah jumlah penghsl bruto setelah dikurangi dng biaya jabatan, iuran pensiun yg dibayar sendiri oleh pegawai termasuk iuran THT/JHT yg dibayar sendiri oleh pegawai, dan PTKP. Besarnya biaya jabatan maksimal mulai th 2009 sebesar Rp 500.000 per bulan atau Rp 6.000.000 per tahun (PMK-250/PMK.03/2008). Sedangkan sebelum th 2009, sebesar Rp 108.000 per bulan atau Rp 1.296.000 per tahun (KMK-521/KMK.04/1998)

Page 18: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Besarnya PTKP:

Keterangan UU No.17 th 2000

KMK-564/KMK.03/2004

PMK-137/PMK.03/2005

PER-31/PJ/2009

PMK-162/PMK.011/2012

WP sendiri 2.880.000 12.000.000 13.200.000 15.840.000 24.300.000

Tambahan untk WP kawin

1.440.000 1.200.000 1.200.000 1.320.000 2.025.000

Tambahan untk penghasilan istri digabung

2.880.000 12.000.000 13.200.000 15.840.000 24.300.000

Tanggungan (maks 3 org)

1.440.000 1.200.000 1.200.000 1.320.000 2.025.000

Berlaku mulai 1 Jan 2001 1 Jan 2005 1 Jan 2006 1 Jan 2009 1 Jan 2013

Page 19: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Tarif pajak Pasal 17 ayat (1) :

Tarif PPh

UU No. 7 th 1983 UU No. 10 th 1994

UU No. 17 th 2000 UU No. 36 th 2008

5 % Dibawah s.d 25 jt Dibawah s.d 50 jt

10 % Di bawah s.d 25 jt Diatas 25 jt s.d 50 jt

15 % Di bawah s.d 10 jt Diatas 25 jt s.d 50 jt

Diatas 50 jt s.d 100 jt

Diatas 50 jt s.d 250 jt

25 % Diatas 10 jt s.d 50 jt Diatas 100 jt s.d 200 jt

Diatas 250 jt s.d 500 jt

30 % Diatas 50 jt Diatas 500 jt

35 % Di atas 50 jt Diatas 200 jt

Berdasarkan UU PPh No. 36 th 2008 Pasal 21 ayat (5a), besarnya pungutan dibedakan antara WP yg ber NPWP dng WP yg tidak ber NPWP. Tarip WP yg tdk memiliki NPWP lebih tinggi 20 % daripada tarip yg diterapkan terhadap WP yg dapat menunjukkan NPWP.

Page 20: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Penghasilan sehub dng pemutusan hub kerja dan penghasilan sehub dng pensiun yg diterima sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, THT/JHT, dan pembayaran lain sejenis dikenakan pemotongan PPh 21 yg bersifat final. Hal ini diatur dlm PP 68 th 2009 jo. PMK-16/PMK.03/2010 sbb:

Penghasilan Bruto Tarif PPh 21

Uang Pesangon Uang Manfaat Pensiun, THT/JHT

s.d 50.000.000 s.d 50.000.000 0 %

50.000.000 s.d 100.000.000 Diatas 50.000.000 5 %

100.000.000 s.d 500.000.000 15 %

Diatas 500.000.000 25 %Penghasilan tsb dianggap dibayarkan sekaligus dlm hal sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dlm jangka waktu paling lama 2 tahun kalender. Apabila dibayarkan pada tahun ke 3 dan tahun-tahun berikutnya, maka pemotongan PPh 21 dilakukan dng menerapkan tarip Pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh No. 36 tahun 2008 dan bersifat tdk final.

Page 21: AKUNTANSI KEWAJIBAN

PPh 23Utang PPh 23 merupakan PPh 23 yg telah dipotong oleh pihak yg membayarkan meskipun belum disetorkan ke Kas Negara pada akhir bulan pemotongan .Berdasarkan UU PPh No 36 th 2008 Pasal 23 ayat 1a besarnya pungutan dibedakan antara WP yg ber NPWP dengan WP yg tidak ber NPWP. Tarif WP yh tdk memiliki NPWP lebih tinggi 100 % daripada tarif yg diterapkan terhadap WP yg dapat menunjukkan NPWP.

Page 22: AKUNTANSI KEWAJIBAN

• DividenMerupakan bg laba yg diperoleh pemegang saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi yg diperoleh anggota koperasi, termasuk dalam pengertian deviden sesuai dng penjelasan UU PPh No. 36 tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) huruf g. Berdasarkan UU PPh No 36 th 2008 Pasal 17 ayat 2c jo PP 19 th 2009 jo SE-01/PJ.03/2009, deviden yg dikenakan pajak adalah deviden yg diterima oleh orang pribadi , dng tarif sebesar 10 % bersifat final. Namun , deviden yg dikecualikan dari objek PPh 23 adalah deviden yg diterima oleh PT sebagai WP DN, koperasi, BUMN/D dari penyertaan modal pada badan usaha yg didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia , dng syarat: deviden yg dibagikan berasal dari cad saldo laba dan kepemilikan saham paling rendah 25% dari jumlah modal saham sesuai dng UU PPh No 36 th 2008 Pasal 4 ayat 3

Page 23: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Contoh:Pd bulan Maret 2012 PT. W melakukan pembayaran deviden th 2011 kepada pemiliknya yaitu: PT. Jaya (20%), PT. Ancol (30%), PT. Pembangunan (40%) dan sisanya kepada masyarakat umum (orang pribadi). Juml seluruh deviden yg dibayar sebesar Rp 200.000.000.

PPh 23 yg harus dipotong & disetorkan adalah :• Dividen PT. Jaya : 15% X (20%X Rp 200.000.000) = Rp 6.000.000• Dividen PT. Ancol dan PT. Pembangunan : tdk dipotong PPh 23

karena kepemilikan saham > 25%• Dividen ke masyarakat, PPh final dng tarif pasal 17 ayat 2c UU

PPh No 36 th 2008 jo PP 19 th 2009 yaitu 10% X (10% X Rp 200.000.000 ) = Rp 2.000.000 bersifat final sehingga tdk dapat dikreditkan pada akhir tahun pajak.

Page 24: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Jurnal bagi PT. W :

tanggal Keterangan Debit Kredit

Maret 2012 Dividen – PT. JayaDeviden – PT. AncolDeviden – PT.PembangunanDeviden – masyarakat Utang PPh 23 Utang PPh Final Kas/Bank

40.000.00060.000.00080.000.00020.000.000

6.000.0002.000.000

192.000.000

Page 25: AKUNTANSI KEWAJIBAN

PPh 23 atas deviden dpt dikreditkan PT. Jaya. Jurnalnya

Sementara pembukuan untuk PT. Ancol

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Maret 2012 Kas/Bank Investasi dalam saham PT. W

60.000.00060.000.000

Tanggal Keterangan Debit Kredit

Maret 2012 Kas/BankPPh 23 dibayar dimuka Pendapatan dividen

34.000.0006.000.000

40.000.000

Page 26: AKUNTANSI KEWAJIBAN

• BungaMenurut UU PPh No 36 th 2008 Pasal 23 ayat 4, bunga yg bukan merupakan objek PPh adalah bunga yg diterima bank karena dimasukkan sebagai penghasilan bank.

Contoh :Pd bln April 2012 PT. W membayar bunga pinjamna kepada Bank Mandiri Rp 70.000.000 dan kepada PT. Sinar (memiliki NPWP) sebesar Rp 40.000.000. PPh 23 yg hrs dipotong, disetorkan dan dilaporkan atas:Bunga ke Bank Mandiri : tdk dipotong PPh 23 karena bunga yg diterima Bank bukan objek pajak PPh 23. sementara itu, bunga ke PT. Sinar : dipotong PPh 23 sebesar 15% X Rp 40.000.000 = Rp 6.000.000

Page 27: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Jurnal PT. W :

Jurnal PT. SinarTanggal Keterangan Debit Kredit

April 2012 Kas/BankPPh 23 dibayar dimuka Pendapatan Bunga

34.000.006.000.000

40.000.000

Tanggal Keterangan Debit Kredit

April 2012 Biaya Bunga Utang PPh 23 Kas/Bank

110.000.0006.000.000

104.000.000

Page 28: AKUNTANSI KEWAJIBAN

• Royalti/Imbalan atas Penggunan HakAdalah suatu jumlah yg dibayarkan / terutang dng cara atau perhitungan apapun, baik dilakukan secara berkala maupun tidak. Khusus untk royalti dari hasil karya sinematografi, perlakuan PPh 23 diatur dlm PER-33/PJ/2009 jo SE-58/PJ/2009.

• Hadiah, Penghargaan, Bonus dan Sejenisnya Hadiah yg termasuk objek PPh 23 adalah hadiah perlombaan, penghargaan dan prestasi tertentu, hadiah sehub dng pekerjan atau pemberian jasa selain yg telah dipotong PPh 21 ayat 1 huruf e , kecuali hadiah yg diberikan kepada semua konsumen akhir pada saat pembelian barang atau jasa.

Hadiah undian (UU PPh No 36 tahun 2008 Pasal 4 ayat (2) huruf b jo. PP 132 th 2000 jo. Kep-395/PJ/2001 jo. SE-19/PJ.43/2001) dikenakan pajak sebesar 25 % dari jumlah bruto bersifat final.

Page 29: AKUNTANSI KEWAJIBAN

• SewaMulai 1 Januari 2009 sewa kendaraan angkutan darat dan sewa harta lainnya dikenakan PPh 23 sebesar 2 %. Untk th 2007 dan 2008 (PER-70/PJ/2007), sewa kendaraan angkutan darat dng persentase penghasilan neto sebesar 10% dari penghasilan bruto. Sewa harta lainnya dng persentase penghasilan neto sebesar 30% dari penghasilan bruto. Persewan tanah dan/atau bangunan dikecualikan dari PPh 23 karena telah dikenakan PPh Pasal 4 ayat (2) sesuai PP 5 tahun 2002 jo. KMK-120/KMK.03/2002 jo Kep-227/PJ/2002.

Page 30: AKUNTANSI KEWAJIBAN

• Imbalan jasa Menurut UU PPh No 36 th 2008 Pasal 23 ayat (1) huruf c , imbalan jasa yg menjadi objek PPh 23 adalah imbalan sehubungan dng jasa teknik, jasa manjemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain yg ditetapkan oleh DJP, selain yg dipotong PPh 21. PMK-244/PMK.03/2008 jo. SE-53/PJ/2009 mengatur mengenai imbalan jasa yg menjadi objek Pasal 23 ayat (1) huruf c UU PPh No 36 th 2008 dikenakan PPh sebesar 2% X penghasilan bruto, tdk termasuk PPN

Page 31: AKUNTANSI KEWAJIBAN

4. Biaya yang masih harus dibayarUtang biaya dapat berupa utang gaji/upah, utang sewa, utang bunga, utang biaya air /PDAM dan utang biaya listrik

5. Utang deviden6. Utang wesel

Merupakan suatu surat utang yg disertai dng dokumen perjanjian.

7. Pendapatan diterima di mukaPenghasilan yg diterima dari penjualan barang ataupun penyerahan jasa yg diterima sebelum terjadinya penyerahan barang/jasa maka akan dilaporkan dlm kelompok kewajiban karena setelah pemberian jasa atau penjualan barang tsb menerima uang muka, maka akan timbul kewajiban baginya untk menyerahkan barang amupun jasa dikemudian hari.

Page 32: AKUNTANSI KEWAJIBAN

Kewajiban tidak lancar :• Utang obligasi

Obligasi adalah janji tertulis untk membayar bunga secara periodik dan sejumlah nilai nominal pada tanggal jatuh tempo. Pada obligasi dapat terjadi adanya agio (premium) dan disagio (discount)

• Utang hipotek Hampir sama dng obligasi ttp tdk memliki agio maupun diskonto. Pinjaman hipotik terutama untk pembelian tanah dan bangunan umumnya merupakan pinjaman dng beban bunga tetap dan ditutup pd waktu yg lama.