makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

29
BAB I PENDAHULUAN Kewajiban dan ekuitas merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan. Terdapat perubahan teori ekuitas pada kerangka pelaporan keuangan era IFRS dengan PSAK yang sebelumnya yang mengacu pada US GAAP. Dimana sebelumnya menerapkan teory kepemilikan, sedangkan IFRS menerapkan pada teori entitas.. Terdapat kekurangan pada teori ini sehingga teori entitas muncul dengan maksud mengurangi kelemahan- kelemahan yang ada dalam proprietary theory di mana pemilik menjadi pusat perhatian. Namun demikian, entity theory pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan teori pendahulunya, proprietary theory. Dalam konteks teori ini, terdapat dua pandangan yang berbeda walaupun keduanya mengarah kepada konklusi yang sama, yaitu stewardship atau pertanggungjawaban (accountability). Versi pertama adalah versi tradisional yang memandang bahwa perusahaan beroperasi untuk keuntungan pemegang saham, yaitu orang-orang yang menanamkan dananya dalam perusahaan. Dalam hal ini, entitas bisnis memperlakukan akuntansi sebagai laporan kepada pemegang saham tentang status dan konsekuensi dari investasi mereka. Sementara itu versi kedua, yaitu pandangan yang lebih baru terhadap entity theory, menganggap bahwa sebuah entitas adalah bisnis untuk dirinya sendiri yang berkepentingan terhadap kelangsungan hidup dan perkembangannya Karena konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan, informasi tentang ekuitas pemegang

Transcript of makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

Page 1: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

BAB I

PENDAHULUAN

Kewajiban dan ekuitas merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari laporan

keuangan. Terdapat perubahan teori ekuitas pada kerangka pelaporan keuangan era IFRS

dengan PSAK yang sebelumnya yang mengacu pada US GAAP. Dimana sebelumnya

menerapkan teory kepemilikan, sedangkan IFRS menerapkan pada teori entitas.. Terdapat

kekurangan pada teori ini sehingga teori entitas muncul dengan maksud mengurangi

kelemahan- kelemahan yang ada dalam proprietary theory di mana pemilik menjadi pusat

perhatian. Namun demikian, entity theory pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan teori

pendahulunya, proprietary theory. Dalam konteks teori ini, terdapat dua pandangan yang

berbeda walaupun keduanya mengarah kepada konklusi yang sama, yaitu stewardship atau

pertanggungjawaban (accountability). Versi pertama adalah versi tradisional yang

memandang bahwa perusahaan beroperasi untuk keuntungan pemegang saham, yaitu orang-

orang yang menanamkan dananya dalam perusahaan. Dalam hal ini, entitas bisnis

memperlakukan akuntansi sebagai laporan kepada pemegang saham tentang status dan

konsekuensi dari investasi mereka. Sementara itu versi kedua, yaitu pandangan yang lebih

baru terhadap entity theory, menganggap bahwa sebuah entitas adalah bisnis untuk dirinya

sendiri yang berkepentingan terhadap kelangsungan hidup dan perkembangannya

Karena konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan,

informasi tentang ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut

menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. Dari sudut

pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang

tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang

saham merupakan “utang” perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karna itu, ekuitas

pemegang saham dapat juga dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antar perseroan

dan pemegang saham. Dengan kedudukannya yang demikian persoalannya adalah bagaimana

melaporkan atau menyajikan informasi elemen ini agar hubungan tanggung jawab yuridis

dapat dipertahankan.

Dalam pelaporan akuntansi, kewajiban dan ekuitas membutuhkan definisi,

pengukuran, penilaian dan pengakuan untuk dapat disajikan dalam laporan keuangan agar

laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipahami dan menghasilkan informasi yang dapat

digunakan sebagai pengambilan keputusan oleh semua pihak yang berkepentingan.

Page 2: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Kewajiban

2.1.Pengertian

Menurut FASB kewajiban diartikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomik masa

datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk

menstransfer aset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain datang sebagai

akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Terdapat beberapa pengertian lain selain dari FASB

yaitu seperti pengertian menurut IASC, AASB, dan APB No. 4, tetapi pada umumnya

dijelaskan bahwa kewajiban memiliki tiga kharakteristik utama yang terdiri atas pengorbanan

manfaat ekonomik masa datang, keharusan sekarang untuk menstransfer aset, dan timbul

sebagai akibat transaksi masa lalu.

1. Menjadi pengorbanan sumber ekonomik yang cukup pasti di masa depan

(probable future sacrifices of economic benefits).

2. Menjadi kewajiban saat ini atau perioda ini (present obligation) untuk

menyerahkan kas, barang, atau jasa di masa datang.

3. Terjadi karena transaksi masa lalu.

Dasar pengukuran kewajiban yang paling objektif adalah kos tunai atau kos tunai

implisit. Karena kewajiban merupakan cerminan dari aset, maka pengukurannya juga

mengikuti pengukuran aset. Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan

urutan kelancarannya sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar

disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh

tempo. PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria

sebagai kewajiban jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria

tersebut adalah (a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi

perusahaan,atau (b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.

2.1.2. Penggolongan Kewajiban

Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca dengan saldo normal kredit, dan

biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

Page 3: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

1. Kewajiban Lancar (current liabilities)

Kewajiban yang likuiditasnya diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan

sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau penciPTaan

kewajiban lancar lainnya. Terdapat banyak jenis kewajiban lancar yang berbeda,

antara lain”hutang usaha, wesel bayar, jatuh tempo berjalan hutang jangka panjang,

kewajiban jangka pendej yang diharapkan akan didanai kembali, hutang dividen,

deposito yang dapat dikembalikan, pendapatan diterima dimuka, hutang pajak,

kewajiban yang berhubungan dengan karyawan.

2. Hutang Jangka Panjang (long-trem debt)

Terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin dimasa depan

akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau satu siklus

operasi perusahaan. Jenis-jenis hutang jangka panjang antara lain” Hutang obligasi,

wesel bayar jangka panjang, hutang hipotik, kewajiban pensiun, dan kewajiban

leasing.

2.1.3. Pengakuan Pengukuran

1. Pengakuan

Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang

sebelumnya terjadi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi,

keterukuran, keterandalan, dan keberpautan. Kam (hlm 119-120) mengajukan empat kaidah

pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban yaitu ketersediaan dasar hukum,

keterterapan konsep dasar konservatisme, ketertentuan substansi ekonomik transaksi, dan

keterukuran nilai kewajiban. Keempat kaidah tersebut dapat memberikan petunjuk tentang

adanya bukti teknis untuk mengakui kewajiban

2. Pengukuran

Penentuan kos kewajiban pada saat terjadinya paralel dengan pengukuran aset, dan

pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah

dengan penghargaan sepakatan dalam transaksi-transaksi dan bukan jumlah rupiah

pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan suau kewajiban merefleksi nilai setara

tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik

seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.

Page 4: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

Dasar pengukuran kewajiban yang paling objektif adalah kos tunai atau kos tunai

implisit. Karena kewajiban merupakan cerminan dari aset, maka pengukurannya juga

mengikuti pengukuran aset. Nilai nominal atau jatuh tempo obligasi sering dianggap sebagai

jumlah rupiah kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik bagi penerbit maupun bagi

kreditor. Dasar pengukuran demikian tidak tepat. Utang obligasi diukur dan diakui atas dasar

jumlah rupiah yang diterima dalam penerbitan obligasi, sedangkan diskun dan premium

obligasi merupakan jumlah rupiah penyesuaian bunga nominal untuk mendapatkan bunga

efektif.

Kewajiban dapat bersifat moneter dan nonmeneter. Kewajiban moneter adalah

kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik masa datangnya berupa kas dengan jumlah

rupiah dan saat saat yang pasti. Kewajiban moneter ini dikukur atas dasar nilai diskunan

pembayaran kas masa datang (jangka panjang) dan atas dasar nilai nominal (jangka pendek).

Kewajiban nonmeneter adalah keharusan untuk menyediakan barang dan jasa dengan jumlah

dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena penerimaan pembayaran dimuka

untuk barang dan jasa tersebut. kewajiban nonmeneter diukur atas dasar pembayaran tersebut

yang menunjukkan harga yang disepakati untuk barang dan jasa.

2.1.4.Penyajian Pengungkapan

Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan kelancarannya

sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan

likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti kewajiban

jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang . hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK

No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban

jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah (a)

diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau

(b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.

• Penyajian kewajiban lancar

Dalam praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan

dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena singkatnya

priode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun. Maka perbedaan antara

nilai sekarang kewajiban lancar dan nilai jatuh temponya biasanya tidak besar. Akun

kewajiban lancar biasanya disajikan sbagai klasifikasi pertama dalam kelompok kewajiban

Page 5: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

dan ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-akun itu

dapat dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun, atau menurut

prefensi likuiditasnya.

• Penyajian hutang jangka panjang

Perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang jangka panjang dalam jumlah

besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam neraca dan mendukungnya dengan

komentar serta skedul dalam catatan yang menyertainya. Pengungkapan catatan umumnya

berisi dari kewajiban, tanggal jatuh tempo, suku bunga, provisi penarikan, pembatasan yang

dilakukan oleh kreditor, dan aktiva yang disepakati atau digadaikan sebagai jaminan.

A. Kewajiban Kontinjensi dan Kewajiban Diestimasi

a. Kewajiban kontinjensi

1. Pengertian

Kewajiban kontinjensi adalah:

a) Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya menjadi

pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang

tidak sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah; atau

b) Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena:

(i) Tidak terdapat kemungkinan besar (not probable ) pemerintah mengeluarkan sumber

daya yang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan kewajibannya; atau

(ii) Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

• Keuntungan kontinjensi

Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk menerima

aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun)  yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada

akhirnya akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontoinjensi yang khas adalah :

1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadia, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.

2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak

3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan

4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan

• Kerugian Kontinjensi

Page 6: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

Kerugian kontingensi (loss contiengencies) adalah situasi yang melibatkan

ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat

dari kerugian kontinjensi menurut defenisinya disebut sebagai kewajiban kontinjen.

Kewajiban kontijen (contiegencies liabilities) adalah kewajiban yang bergantung pada

terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi

jumlah hutang, pihak yang dibayar, tangal pembayaran, atau keberadaannya.

Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa

depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari sangat mungkin hingga

kurang mungkin.

2. Pengakuan

Banyak peristiwa masa lalu yang dapat menimbulkan kewajiban kini. Walaupun

demikian, dalam beberapa peristiwa yang jarang terjadi, misalnya dalam tuntutan hukum,

dapat timbul perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa tertentu sudah terjadi atau

apakah peristiwa tersebut menimbulkan kewajiban kini. Jika demikian halnya, perusahaan

menentukan apakah kewajiban kini telah ada pada tanggal neraca dengan mempertimbangkan

semua bukti yang tersedia, termasuk misalnya pendapat ahli. Bukti yang dipertimbangkan

mencakup, antara lain, bukti tambahan yang diperoleh dari peristiwa setelah tanggal neraca.

Atas dasar bukti tersebut, apabila besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada

tanggal neraca, pemerintah mengungkapkan adanya kewajiban kontingensi. Pengungkapan

tidak diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil. Kewajiban kontingensi

dapat berkembang ke arah yang tidak diperkirakan semula. Oleh karena itu, kewajiban

kontingensi harus terus-menerus dikaji ulang untuk menentukan apakah tingkat kemungkinan

arus keluar sumber daya bertambah besar(probable ). Apabila kemungkinan itu terjadi, maka

manajemen akan mengakui kewajiban diestimasi dalam laporan keuangan periode saat

perubahan tingkat kemungkinan tersebut terjadi, kecuali nilainya tidak dapat diestimasikan

secara andal. Pengukuran Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak.

Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten. Penyajian dan

Pengungkapan Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca , namun demikian

perusahaan harus mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan

Keuangan untuk setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca.

3. Pengukuran

Page 7: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan

pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten.

4. Penyajian Dan Pengungkapan

Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca, namun demikian harus

mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap

jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca, pengungkapan tersebut dapat meliputi:

1. karakteristik kewajiban kontingensi;

2. estimasi dari dampak finansial yang diukur;

3. indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu aruskeluar sumber

daya;

4. kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga

b. Kewajiban Destimasi

1. Pengertian

Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti. Kewajiban

diestimasi dapat dibedakan dari kewajiban lain, seperti utang dagang dan akrual, karena pada

kewajiban diestimasi terdapat ketidakpastian mengenai waktu atau jumlah yang harus

dikeluarkan pada masa datang untuk menyelesaikan kewajiban diestimasi tersebut.

2. Pengakuan

Kewajiban diestimasi harus diakui apabila ketiga kondisi berikut dipenuhi:

(a) perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif)

sebagai akibat peristiwa masa lalu;

(b) besarkemungkinan (probable) penyelesaian kewajiban tersebutmengakibatkan arus keluar

sumber daya; dan

(c) estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

3. Pengungkapan

Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, entitas harus mengungkapkan:

a) Nilai tercatat pada awal dan akhir periode;

b) Kewajiban diestimasi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk

peningkatan jumlah pada kewajiban diestimasi yang ada;

Page 8: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

c). Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada kewajiban

diestimasi selama periode bersangkutan;

d). Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan

e). Peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena

berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.ormasi komparatif tidak

diharuskan.

2.2. Ekuitas

2.2.1. Pengertian

Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti kekayaan

bersih perusahaan. Secara sederhana, ia diformulasikan sebagai total aktiva dikurangi total

pasiva. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva

dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan

tersebut.pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan.

Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik,

pembagian keuntungan atau karena kerugian.

2.2.2. Komponen Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas pemilik tercermin dalam neraca terdiri dari:

1. Modal disetor, yaitu jumlah setoran pemilik ke perusahaan sebesar nilai nominal saham.

Setoran ini akan dilaporkan dalam bentuk modal saham.

2. Tambahan modal disetor, yaitu selisih jumlah setoran yang melebihi nilai nominal saham.

Kelebihan jumlah setoran ini bisa juga disebut denganagio saham.

3. Laba ditahan yaitu akumulasi perolehan laba (rugi) sejak perusahaanberdiri sampai dengan

periode terakhir.

Ekuitas pemegang saham mencerminkan kepentingan pemilik atau pemegang saham

pada perusahaan bisnis yang merupakan kepentingan residu(residual interest ) jumlah ekuitas

pemegang saham setiap periode merupakan kumulatif dari kontribusi bersih pemegang saham

ditambah (dikurangi) laba ditahan atau rugi perusahaan. Dengan demikian dua sumber utama

perubahan ekuitas adalah:

1. Kontribusi pemegang saham (modal disetor) dan

2. Laba(penghasilan) yang ditahan oleh perusahaan. Dua komponen ini harus dihitung dan

dilaporkan oleh setiap perusahaan pada setiap akhir periode.ilustrasi 11.1 pada halaman

berikut menunjukkan sumber ekuitas danperubahannya yang biasanya ada di perusahaan.

Page 9: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

Pembedaan Modal Setoran Dan Laba Ditahan

Pembedaan antara dua komponen ekuitas pemegang saham merupakan hal yang sangat

penting. Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba

sehingga laba ditahan harus dipisahkan dengan modal setoran meskipin jumlah akhirnya

ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan juga penting secara yuridis

karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk

menunjukkan perlindungan pada pihak lain, sedangkan laba ditahan adalah jumlah rupiah

yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian deviden.

Bentuk perusahaan

Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu perusahaan perorangan, persekutuan dan

perseroan terbatas serta koperasi. Walaupun secara hukum perusahaan perseorangan tidak

diakui sebagai entitas yang terpisah dengan pemiliknya, namun menurut pandangan akuntansi

perusahaan perorangan terpisah dari pemiliknya. Perseroan terbatas menurut pandangan

hukum merupakan entitas yang dapat melakukan kegiatan seperti manusia sehingga dapat

dikatakan bahwa PT merupakan entitas buatan (artificial entity). Pada bab ini pembahasan

ditekankan pada perseroan terbatas.

Karakteristik Perseroan Terbatas

Jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, PT adalah suatu perusahaan yang

kepemilikannya diwujudkan dengan saham. Saham merupakan sertifikat yang dikeluarkan

oleh perseroan. Seseorang atau lembaga yang ikut serta menyerahkan sumber daya (harta) ke

perseroan akan diberikan saham. Mereka disebut pemegang saham.

Perseroan adalah bentuk perusahaan yang kepemilikannya terbagi atas sejumlah saham.

Dengan demikian pemilik dari usaha perseroan adalah lebih dari satu dengan jumlah

kepemilikan tercermin pada jumlah saham yang dipegangnya. Perseroan dapat

diklasifikasikan dari segi kepemilikannya sebagai berikut :

a) Perseroan sektor masyarakat/publikperseroan jenis ini saham-sahamnya dimiliki oleh unit-

unit pemerintahatau operasi bisnis yang dimiliki unit-unit pemerintah.

b) Perseroan sektor swasta.

Page 10: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

i. Bukan saham

Perseroan jenis ini adalah perseroan yang bersifat nirlaba dan tidak menerbitkan saham.

Contoh dari bentuk ini adalah yayasan gereja, yayasan sosial dan sekolah, dll.

ii. Saham

Merupakan perseroan yang menerbitkan saham untuk menunjukkankepemilikan. Jadi

perseroan berbentuk saham, kepemilikan padaperusahaan tercermin dalam jumlah saham

yang dipegangnya. Jenisperseroan bentuk ini terbagi menjadi dua yaitu:

• Perseroan tertutup (non-publik): yaitu perseroan yang sahamnya dipegang oleh beberapa

pemegang saham (mungkin satu keluarga)dan tidak tersedia untuk pembelian umum.

• Perseroan terbuka (perusahaan publik ): perseroan yangkepemilikannya berbentuk saham

dan saham perseroan inidiperdagangkan pada suatu pasar yang disebut dengan pasar

modal.pemilik atau pemegang saham jenis perseroan bentuk ini bisaberubah-ubah setiap saat,

tergantung penjualan dan pembeliansaham di bursa efek.untuk perusahaan yang berbentuk

perseroan,

Perlakuan Akuntansi Dan Pelaporan Saham

Jenis-jenis saham terdapat dua bentuk saham sebagai tanda hak milik pada perusahaan yaitu:

• Saham biasa (common stock ) adalah saham dimana pemegangnya memiliki hak perseroan

secara umum dan pemegangnya menanggung risiko terbatasatas kerugian dan menerima

manfaat bila terjadi keuntungan. Saham ini tidak dijamin akan menerima dividen atau tidak

dijamin atas pembagian ase bila perusahaan dilikuidasi. Namun pemegang saham ini

memiliki hak suara terkait dengan penentuan kebijakan operasional perusahaan.

• Saham preferen (preferred stock) adalah saham dimana pemegangnya memiliki hak-hak

istimewa di perusahaan terutama berkaitan dengan pembagian dividen dan pembagian aset

saat perusahaan dilikuidasi. Pemegang saham preferen akan selalu mendapatkan dividen

sebesar prosentase tertentu (tercantum dalam lembar saham preferen) dari nilai pari atau nilai

nominalnya. Namun pemegang saham preferen ini tidak memiliki hak suara dalam hal

penentuan kebijakan operasi perusahaan.

Akuntansi Untuk Penerbitan Saham

a. Akuntansi penerbitan saham

Page 11: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

Untuk memperlihatkan informasi penerbitan saham pada nilaipari/nilai nominal, akun-

akun berikut harus dipertahankan untuk masing-masing saham sebagai berikut :

1. Saham preferen atau saham biasa

Akun ini memperlihatkan jenis saham yang diterbitkan dengan nilai parinya.akun ini

dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan, dan tidak adapenambahan ayat jurnal pada

akun ini kecuali ada penambahan sahamyang diterbitkan atau adanya penarikan saham.

2. Tambahan modal disetor

Akun ini menunjukkan kelebihan modal disetor di atas nilai dari saham. tambahan

modal disetor ini meliputi agio saham  atau disagio saham

b. Akuntansi penerbitan saham atas dasar pesanan

Dua perkiraan baru digunakan apabila saham dijual atas dasar pesanan,yaitu (1) saham

biasa atau preferen yang dipesan menunjukkan kewajibanperseroan untuk menerbitkan saham

setelah pembayaran akhir saldo pesananoleh mereka yang telah memesan saham, (2) piutang

pesanan, menunjukkan jumlah yang harus ditagih sebelum saham pesanan akan diterbitkan.

kontroversial terjadi sehubungan dengan penyajian piutang pesanan saham dineraca.

Beberapa orang mengemukakan bahwa piutang pesanan sebaiknya dilaporkan pada seksi aset

lancar. Piutang dagang muncul dari transaksi penjualan pada kegiatan bisnis seperti yang

biasa sedangkan piutang pesanan berhubungan dengan penerbitan saham sendiri dan

merupakan kontribusi modal yang belum dibayarkan kepada perseroan.

Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Bukan PT

Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standarakuntansi

keuangan yang berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan,misalnya koperasi.

Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Berbentuk PT

Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa dan akun tambahan moda disetor .

Pos modal lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian

dari tambahan modal disetor.

Page 12: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

• Unsur penambahan modal disetor PT

Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal,

seperti; agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih

rendah dari pada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari

penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada

saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain sebagainya.

Akun tambahan modal disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan pos laba/rugi usaha

maupun laba/rugi luar biasa

• Pencatatan penambahan modal disetor PT

Penambahan modal disetor dicatat berdasarkan:

a) Jumlah uang yang diterima.

b) Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata. Untuk jenissaham yang diatur

dalam bentuk rupiah dalam akta pendirian, setoransaham tunai dalam bentuk mata uang asing

dinilai dengan kurs berlakutanggal setoran.untuk jenis saham yang diatur dalam mata uang

asing dalam aktapendiriannya, setoran tunai baik rupiah atau mata uang asing lain

harusdikonversi ke mata uang asing dalam akta pendirian sesuai kurs resmi yangberlaku pada

tanggal setoran, kecuali akta pendirian atau keputusanpemerintah menentukan kurs tetap.

Selisih kurs mata uang asing yang timbulsehubungan dengan transaksi modal, harus

dibukukan sebagai bagian darimodal dalam akunselisih kurs atas modal disetordan bukan

merupakanunsur laba rugi.

c) Besarnya tagihan yang timbul atau hutang yang dikonversi menjadi modal.

d) Setoran saham dalam dividen saham dilakukan dengan harga wajar saham,yaitu harga

pasar tanggal transaksi untuk PT yang sahamnya terdaftar dibursa efek, atau nilai wajar

yang disepakati rapat umum pemegang sahamuntuk saham yang tidak ada harga pasarnya.

e) Nilai wajar aktiva bukan kas yang diterima.

f) Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), menggunakan nilai wajaraktiva bukan kas

yang diserahkan, yaitu nilaiappraisaltanggal transaksi yangdisetujui dewan komisaris untuk

PT yang sahamnya terdaftar di bursa efek,atau nilai kesepakatan dewan komisaris dan

penyetor bentuk barang.

• Pencatatan pengurangan modal disetor PT

Pengurangan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan:

a) Jumlah uang yang dibayarkan; atau

Page 13: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

b) Besarnya hutang yang timbul; atau

c) Nilai wajar aktiva bukan kas yang diserahkan.

Pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan. Bila jumlahyang

diterima dari pengeluaran saham tersebut lebih besar dari pada nilainominalnya, selisih yang

terjadi dibukukan pada akun agio saham. Bila ketentuan hukum yang ada memungkinkan

penarikan kembali saham yangtelah dikeluarkan, maka pencatatan transaksi ini dilakukan

dengan mendebet akun modal saham  dan mengkredit modal saham yang diperoleh kembali

sebesar jumlahyang dibukukan pada saat perolehan kembali saham yang bersangkutan.

Saham yang dikeluarkan sehubungan dengan penyertaan modal dalam bentukpenyerahan

aktiva bukan kas atau pemberian jasa umumnya dinilai sebesar nilaiwajar aktiva/jasa tersebut

atau nilai wajar saham yang bersangkutan, tergantungmana yang lebih jelas.

• Penebusan/penarikan kembali modal saham PT

Perolehan kembali saham beredar dengan cost method

Jika perusahaan memperoleh kembali saham yang telah dikeluarkan, selisihantara

jumlah yang dibayarkan pada saat perolehan kembali dengan jumlah yangditerima pada saat

pengeluaran saham tidak diakui sebagai laba atau rugiperusahaan. Perolehan kembali saham

yang telah dikeluarkan dapat dicatat denganmenggunakan cost atau par value method. 

Dengan cost method, saham yangdiperoleh kembali dicatat sebesar harga perolehan kembali

dan disajikan sebagaipengurang atas jumlah modal. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai

harga perolehan kembali, disajikansebagai pengurang akun modal saham, untuk saham

sejenis, disajikan dalam jumlah lembar dan nilai nominal. Kemudian, selisih harga perolehan

kembali dengan nilai nominal disajikan sebagai pengurang atau penambah akun agio saham,

disajikanper jenis saham dan rupiah, dengan judul tambahan (pengurang) agio modal

dariperolehan kembali saham. Apabila agio saham menjadi defisit (disagio) karenatransaksi

perolehan kembali, defisit tersebut dibebankan pada saldo laba.

Perolehan kembali saham beredar dengan par value method

Metode nilai nominal ataupar value methodlazimnya digunakan dalam halsaham yang

diperoleh kembali tersebut akan dikeluarkan lagi dikemudian hari.dengan metode nilai

nominal (par value method), saham yang diperoleh kembalidicatat sebesar nilai nominal

Page 14: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

saham yang bersangkutan dan disajikan sebagaipengurang aku nmodal saham. Apabila saham

yang diperoleh kembali tersebutsemula dikeluarkan dengan harga di atas pari, akun agio

saham

Akan didebitdengan agio saham yang bersangkutan.dalam hal jumlah yang dibayarkan lebih

besar dari pada jumlah yang diterima padasaat pengeluarannya, selisih tersebut dibukukan

dengan mendebet akun saldo laba .sebaliknya bila jumlah yang dibayarkan lebih kecil,

selisihnya dianggap sebagaiunsur penambah modal dan dibukukan dengan mengkredit akun

tambahan modaldari perolehan kembali saham. Metode ini lazimnya digunakan bila

perolehankembali dilakukan dalam rangka penarikan saham.

Perolehan kembali saham sumbangan

Saham yang diperoleh kembali dari sumbangan lazimnya dicatat sebesar jumlahyang

diterima ada saat pengeluarannya dengan mendebet akunmodal saham yang diperoleh

kembali dan mengkredit akun modal yang berasal dari sumbangan . Padasaat saham tersebut

dijual kembali, selisih antara jumlah yang tercatat denganharga jualnya ditambahkan pada

akunmodal yang berasal dari sumbangan.

• Dividen PT

Bentuk pembagian dividen

Kewajiban perusahaan untuk membagi dividen timbul pada saat deklarasi dividen, dan

dengan demikian pada saat tersebut saldo laba akan dibebani dengan jumlah dividen

termaksud.kewajiban yang timbul lazimnya disajikan dalam kelompok kewajiban lancar.

Biladividen dibagikan dalam bentuk aktiva bukan kas, maka saldo laba akan didebitsebesar

nilai wajar aktiva yang diserahkan. Dasar pencatatan untuk pembagiandividen dalam bentuk

aktiva bukan kas dan saham harus diungkapkan dalam catatanatas laporan keuangan.

Dividen saham

Pembagian dividen termasuk dividen saham berasal dari saldo laba. Pembagiandividen

saham adalah pembagian saldo laba kepada pemegang saham, yangdi nvestasikan kembali

oleh mereka dalam bentuk modal disetor. Pembagian dividensaham dicatat berdasarkan nilai

wajar saham. Termasuk dalam pengertian nilaiwajar adalah harga pasar saham PT yang

sahamnya terdaftar di bursa efek atauharga sesuai peraturan dalam akta pendirian PT yang

sahamnya tidak terdaftar dibursa efek, dengan syarat telah disetujui rapat umum pemegang

saham serta tak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Page 15: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

Konversi agio menjadi saham

Konversi agio menjadi saham digolongkan sebagai modal disetor sebesar nilai nominal.

Konversi agio menjadi saham tak boleh digolongkan sebagai pembagian dividen.

Penyajian Dan Pengungkapan

1. Penyajian modal

Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta

pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan

yang ada. Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal

danbanyaknya saham untuk setiap jenis saham harus dinyatakan dalam neraca. Bila terdapat

lebih dari satu jenis saham, hak preferen dari suatu golongan saham atas dividen dan

pelunasan modal pada saat likuidasi harus dicantumkan dalam laporan keuangan. Dalam hal

terdapat tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak dividen kumulatif, jumlah

tunggakan tiap saham dan jumlah keseluruhan dividen periodesebelumnya harus

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.perubahan atas modal yang ditanam dalam

tahun berjalan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.modal disajikan

dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk penyajiannya sesuai akta pendirian badan usaha

tersebut, misalnya: saham adalah penyertaan modal dalam kepemilikan perseroan terbatas

pada perusahaan yang terdaftar pada bursa efek, saham dapat ditempatkandengan dasar

pesanan. Dengan dasar ini saham hanya akan dikeluarkan jika pemesan telah membayar

penuh harga saham yang bersangkutan. Pesanan saham dicatat dengan mendebet akun

piutang kepada pemesan saham dan mengkredit akun modal saham yang dipesan. Akun

modal saham yang dipesan disajikan dalam kelompok modal di bawah akun modal saham.

Akun piutang kepada pemesan saham sebesar sisa harga saham yang belum dilunasi dalam

transaksi semacam ini lazimnya disajikan dalam kelompok aktiva lancar. Apabila piutang ini

tidak dimaksudkan untuk ditagih dalam waktu dekat, akun ini dapat disajikan dalam

kelompok mengurangi akun modal saham yang dipesan. Pada saat harga saham sudah dibayar

penuh, akun modal saham yang dipesan akan didebit dan akun modal saham dikredit. Dalam

hal pemesan gagal melunasi sisa pembayarannya, maka tergantung pada kebijakan

perusahaan dan dilandaskan padaperaturan hukum yang berlaku, perusahaan dapat

mengambil salah satu tindakan dibawah ini:

a) Mengembalikan jumlah pembayaran yang telah dilakukan;

Page 16: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

b) Mengembalikan jumlah pembayaran yang telah dilakukan dikurangi dengan jumlah

tertentu

c) Jumlah pembayaran yang telah dilakukan diakui sebagai unsur penambah modal dan `

disajikan sebagai tambahan modal dari pembatalan penjualansaham;

d) Mengeluarkan saham yang sebanding dengan jumlah pembayaran yang telahdilakukan.

2. Penyajian dan pengungkapan saldo laba

Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelahmemperhitungkan

pembagian dividen dan koreksi laba-rugi periode lalu. Akun iniharus dinyatakan terpisah dari

akun Modal saham. Seluruh saldo laba dianggap bebas untuk dibagikan sebagai dividen,

kecuali jika diberikan indikasi mengenai pembatasan terhadap saldo laba, misalnya;

dicadangkan untuk perluasan pabrik ,atau untuk memenuhi ketentuan undang-undang

maupun ikatan tertentu. Saldo laba yang tidak tersedia untuk dibagikan sebagai dividen

karena pembatasan-pembatasan tersebut, dilaporkan dalam akun tersendiri yang

menggambarkantujuan pencadangan termaksud; pembatasan-pembatasan yang ada

harusdiungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Saldo laba tidak boleh dibebani atau

dikredit dengan pos-pos yang seharusnya diperhitungkan pada laporan laba rugi tahun

berjalan. Pengungkapan saldo laba harus meliputi:

a) Pengungkapan penjatahan (apropriasi) dan pemisahan saldo laba, menjelaskan jenis

penjatahan dan pemisahan, tujuan penjatahan danpemisahan saldo laba, serta jumlahnya.

Perubahan akun-akun penjatahan atau pemisahan saldo laba, harus pula diungkapkan.

b) Peraturan, perikatan, batasan dan jumlah batasan di sekitar saldo laba, harusdiungkapkan.

Misalnya, selama perjanjian kredit berlangsung, perusahaan tak diizinkan membagi saldo

laba tanpa seijin kreditur.

c) Perubahan saldo laba karena penggabungan usaha dengan metode penyatuan kepentingan

(pooling of interests).

d) Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak. Pengungkapan harus dilakukan

dengan penjelasan bentuk kesalahan laporan keuangan terdahulu, dampak koreksi

terhadap laba usaha, laba bersih dan nilai sahamperlembar.

e) Pengungkapan jumlah dividen dan dividen per lembar saham, pengungkapanketerbatasan

saldo laba tersedia bagi dividen.

f) Tunggakan dividen, baik jumlah maupun tunggakan perlembar saham.

g) Pengungkapan deklarasi dividen setelah tanggal neraca, sebelum tanggal penerbitan

laporan keuangan.

Page 17: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

h) Pengungkapan dividen saham dan pecah-saham, pengungkapan jumlah yangdikapitalisasi

dan saji ulang laba persaham agar laporan keuangan berdaya banding.

3. Pengungkapan peristiwa setelah tanggal neraca

Kewajiban pengungkapan kejadian penting setelah tanggal laporan keuangandalam

catatan atas laporan keuangan, seperti penjualan saham besar-besaran,deklarasi dividen

setelah tanggal neraca sebelum tanggal pendapat akuntan independen, rekapitalisasi dan

transaksi modal yang lain.

Page 18: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

BAB III

PENUTUP

Page 19: makalah PAK Kewajiban & Ekuitas

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No. 1 Penyajian Laporan Keuangan

Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No. 21 Akuntansi Ekuitas

Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No. 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi dan

Kesalahan

Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No. 53 Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham

Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No. 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi,

dan Aktiva Kontinjensi

UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi Intermediete,

Terjemahan Emil Salim, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta