Makalah Akuntansi Perhotelan

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya dunia pariwisata saat ini di Indonesia menunjukkan arti pentingnya sebuah hotel. Semakin banyaknya hotel yang berdiri menunjukkan bahwa dunia industri perhotelan semakin strategis untuk menarik karyawan-karyawan baru di berbagai tempat, sekaligus mengurangi tingkat pengangguran. Pengurangan tingkat pengangguran tentunya membantu pemerintah dalam meminimalisasi tingkat kemiskinan. Di samping itu, arti pentingnya industri perhotelan dapat juga dilihat dari sisi pendapatan pajak yang diberikan hotel terhadap pemerintah. Industri perhotelan merupakan bagian dari indusrti pariwisata yang memiliki arti penting, terutama bila dikaji dari aspek ekonomi. Perkembangan industri 1

description

Laporan Keuangan Akuntansi Perhotelan

Transcript of Makalah Akuntansi Perhotelan

Page 1: Makalah Akuntansi Perhotelan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya dunia pariwisata saat ini di Indonesia menunjukkan arti

pentingnya sebuah hotel. Semakin banyaknya hotel yang berdiri menunjukkan

bahwa dunia industri perhotelan semakin strategis untuk menarik karyawan-

karyawan baru di berbagai tempat, sekaligus mengurangi tingkat

pengangguran. Pengurangan tingkat pengangguran tentunya membantu

pemerintah dalam meminimalisasi tingkat kemiskinan. Di samping itu, arti

pentingnya industri perhotelan dapat juga dilihat dari sisi pendapatan pajak

yang diberikan hotel terhadap pemerintah.

Industri perhotelan merupakan bagian dari indusrti pariwisata yang

memiliki arti penting, terutama bila dikaji dari aspek ekonomi. Perkembangan

industri perhotelan dapat dikatakan dimulai pada tahun 1962 pada saat Hotel

Indonesia di Jakarta disiapkan untuk menerima duta bangsa-bangsa

mancanegara dalam rangka pesta olah raga bangsa-bangsa yang berkembang

(Games of the New Emerging Forces atau Ganefo). Hotel Indonesia saat itu

dikelola oleh jaringan Hotel Intercontinental. Sebelumnya memang telah ada

beberapa hotel kecil dengan sebutan losmen atau penginapan. Hotel Indonesia

dengan demikian merupakan hotel bertaraf internasional yang pertama di

Indonesia. Setelah itu, dibangun pula Hotel Samudra Beach di Pelabuhan

Ratu, Ambarukmo Palace Hotel di Yogyakarta, dan The Grand Bali Beach di

1

Page 2: Makalah Akuntansi Perhotelan

Bali. Keberadaaan suatu hotel memberikan dampak ekonomis yang berarti

bagi masyarakat di sekitarnya. Dengan adanya hotel tersebut, penduduk dapat

bekerja langsung sebagai karyawan hotel yang bersangkutan, dapat pula

sebagai penunjang operasional hotel dengan berperan sebagai rekanan hotel.

Dampak sosial juga meningkat karena keberadaan hotel tersebut. Hal ini

terjadi karena peningkatan penghasilan penduduk meningkatkan taraf hidup

sehingga sekaligus meningkatkan kondisi sosial mereka. Sebelum hotel

tersebut dibangun, penduduk setempat dapat berpartisipasi dalam kegiatan

proyek hotel. Dari sisi penerimaan pemerintah, hotel memberikan pemasukan

bagi pemerintah terutama untuk pajak pembangunan I, pajak bumi dan

bangunan, dan pajak penghasilan. Dapat disimpulkan bahwa secara ekonomi

dan sosial kontribusi hotel pada suatu kawasan cukup berarti. Di sisi lain,

harus dicermati pula bahwa hotel berpotensi untuk memberikan tekanan fisik

dan nonfisik pada lingkungan sekitarnya. Tekanan pada lingkungan fisik

diakibatkan antara lain oleh limbah cair dan padat yang dihasilkan oleh hotel

dari kegiatan operasionalnya. Untuk itu, manajemen hotel hendaknya sadar

lingkungan sehingga tekanan yang diberikan oleh hotel dapat dikendalikan

sampai pada tingkat yang paling minimal.

Berdasarkan uraian tersebut, kelompok kami tertarik untuk mengangkat

bahasan mengenai perhotelan yang dihubungan dengan sisi akuntansi,

sehingga judul dari makalah kami adalah “Akuntansi Perhotelan” .

2

Page 3: Makalah Akuntansi Perhotelan

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami bermaksud untuk mengangkat beberapa hal yang

berkaitan dengan Akuntansi Perhotelan, yaitu:

1. Apa saja karakteristik hotel dan produknya?

2. Departemen apa saja yang terkait dengan Laporan Keuangan Hotel?

3. Bagaimana Laporan Keuangan sebuah hotel?

1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang:

1. Karakteristik hotel dan karakteristik produk sebuah Hotel;

2. Departemen-departemen terkait pelaporan keuangan hotel;

3. Contoh laporan keuangan sebuah hotel.

Manfaat dari makalah ini, yaitu diharapkan dapat menambah wawasan bagi

penulis, para pembaca dan audiens tentang akuntansi perhotelan di Indonesia

khususnya.

3

Page 4: Makalah Akuntansi Perhotelan

BAB II

PERHOTELAN

2.1 Pengertian Hotel

Pengertian hotel menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65

Tahun 2001 tanggal 31 September 2001, yaitu:

“Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat

menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya

dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu dikelola

dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.”

“Hotel merupakan bangunan yang menyediakan jasa kamar untuk jangka

pendek, makanan, minuman, dan jasa lain yang diperlukan dengan imbalan

pembayaran dari para tamu.” (Wikipedia, diakses 19 November 2009)

Dari batasan mengenai hotel tersebut dapat diungkapkan bahwa hotel

merupakan usaha yang mencari laba sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya.

Oleh karena itu, manajemen hotel akan berupaya sedemikian rupa agar tujuan

ini pada akhir suatu periode dapat tercapai. Berbagai aktivitas dilakukan oleh

manajemen hotel untuk mencapai sasaran laba yang direncanakan, diantaranya

mengadakan pelatihan bagi dan staf sehingga dapat memenuhi tingkat layanan

yan diharapkan oleh tamu, mengadakan kegiatan promosi dan pemasaran,

pengendalian biaya operasional, pengendalian lingkungan fisik hotel, dan

aktivitas-aktivitas lainnya.

4

Page 5: Makalah Akuntansi Perhotelan

2.2 Klasifikasi Hotel

Pengklasifikasian hotel bertujuan untuk menciptakan persaingan bisnis

yang sehat, memberikan panduan bagi tamu tentang harga dan fasilitas serta

layanan yang diberikan oleh hotel pada klasifikasi tertentu, memberikan

panduan bagi para pemilik modal jika hendak berbisnis pada satu klasifikasi

hotel, dan secara nasional memudahkan saat ingin mengetahui kebutuhan akan

hotel pada klasifikasi tertentu.

Mengacu kepada keputusan Menparpostel nomor KM 94/HK.103/MPPT-

87 tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongangan Hotel, hotel

diklasifikasikan dalam 5 (lima) golongan kelas, yaitu satu bintang, dua

bintang, tiga bintang, empat bintang, dan lima bintang. Peringkat bintang

tersebut memberikan petunjuk untuk kelas layanan yang diberikan. Makin

tinggi peringkat bintang suatu hotel, makin tinggi mutu layanan serta makin

lengkap fasilitas yang diberikan kepada tamunya.

Selain klasifikasi menurut bintang, terdapat pula kasifikasi menurut melati,

menurut kamar yang dimiliki, menurut lokasi hotel, menurut jenis tamu,

menurut lama tinggal tamu, menurut operasi hotel, dan berdasarkan jenis

layanan yang diberikan, dan penjelasan dari masing-masing karakteristik

tersebut adalah sebagai berikut:

Klasifikasi menurut Melati

Ada 3 (tiga) klasifikasi menurut Melati, yaitu: melati 1, melati 2, dan

melati 3. Yang membedakan klasifikasi bintang dan melati adalah tingkat

layanan dan fasilitas hotel dan administrasi. Hotel Melati adalah losmen

5

Page 6: Makalah Akuntansi Perhotelan

yang telah beroperasi sebelum klasifikasi hotel diterapkan oleh

pemerintah. Agar mutu layanan hotel melati meningkat, klasifikasi

diperlukan pula. Fasilitas dan layanan hotel melati lebih terbatas

dibadingkan lebih rendah daripada hotel berbintang.

Klasifikasi menurut Jumlah Kamar yang Dimiliki

Dilihat dari jumlah kamar yang dimiliki, maka hotel dapat diklasifikasikan

menjadi:

1. Hotel Kecil, dengan jumlah kamar sampai dengan 25 kamar;

2. Hotel Sedang, dengan jumlah kamar sampai dengan 100 kamar;

3. Hotel Menengah, dengan jumlah kamar sampai dengan 300 kamar;

4. Hotel Besar, dengan jumlah kamar sampai dengan lebih dari 300

kamar.

Klasifikasi menurut Lokasi Hotel

Dari sisi lokasi, hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Hotel Bandara (Airport hotel), terletak dengan bandara;

2. Hotel di tengah kota (city hotel), lokasi di tengah kota;

3. Hotel Komersial (commercial hotel), lokasi hotel di pusat bisnis;

4. Hotel Pantai (beach hotel), lokasi di tepi pantai;

5. Hotel Stasiun (railway hotel), dekat dengan stasiun kereta api;

6. Hotel Jalan Raya (highway hotel), dekat dengan jalan bebas hambatan;

7. Hotel Pelabuhan (harbour hotel), berdekatan dengan pelabuhan laut;

8. Hotel Pegunungan (mountain hotel), lokasi hotel berada di daerah

pegunungan.

6

Page 7: Makalah Akuntansi Perhotelan

Klasifikasi menurut Jenis Tamu

Dipandang dari tujuan kedatangan tamu, hotel dapat dibedakan menjadi:

1. Untuk bisnis;

2. Untuk pemeliharaan kesehatan (penyembuhan);

3. Liburan;

4. Kompetisi olah raga;

5. Tugas kedinasan.

Klasifikasi menurut Lama Tinggal Tamu

Bila dilihat dari rata-rata lama tinggal tamu, maka hotel dapat

diklasifikasikan menjadi:

1. Transient Hotel: Bila rata-rata lama tinggal tamu relatif singkat,

sampai dengan 7 hari.

2. Resident Hotel: Bila rata-rata lama tinggal tamu untuk jangka waktu

yang lama.

Klasifikasi menurut Masa Operasi Hotel

Dilihat dari sisi masa operasi hotel, maka hotel dapat dikelompokkan

menjadi:

1. Hotel Musiman (seasional hotel): di negara-negara yang memiliki 4

(empat) musim, hotel hanya beroperasi pad musim tertentu.

2. Beroperasi Ssepanjang Tahun (all year round): hotel yang

beroperasi sepanjang tahun.

7

Page 8: Makalah Akuntansi Perhotelan

Kalsifikasi menurut Jenis Layanan yang di berikan

Dilihat dari jenis layanan yang diberikan, hotel dibagi menjadi:

1. Deluxe Hotel: memberikan layanan yang lengkap dan istimewa

kepada tamunya. Layanan yang luks hotel tercermin dari harga kamar,

fasilitas yang ditawarkan, dan kemampuan serta kompetensi karyawan

hotel yang tinggi dalam memberikan layanan untuk para tamunya.

2. Ekonomi Hotel: memberikan layanan yang terbatas, misalnya hanya

untuk layanan kamar; demikian [ulas, harga kamar yang ditawarkan

lebih murah serta fasilitas yang ditawarkan ole hotel kepada tamunya

juga terbatas.

2.3 Karakteristik Produk Hotel

Hotel sebagai industri jasa memiliki beberapa karakteristik produk

dengan kekhasan sebagai berikut:

1. Tamu terlibat dalam proses produksi, misal ketika tamu menikmati

makanan di restoran, makanan pesanan tamu diolah di hadapan tamu,

prodk minuman campuran diproduksi di depan tamu ketika berada di

bar.

2. Tidak dapat dipakai sampel, produk harus dinikmati langsung oleh

tamu.

3. Jasa yang tidak terjual pada hari tertentu tidak dapat disimpan dan

dikompensasikan dengan penjualan pada hari berikutnya. Jadi, kamar

yang tidak dapat terjual hari ini, tidak dapat dikompensasikan dengan

8

Page 9: Makalah Akuntansi Perhotelan

penjualan hari berikutnya; kesempatan penjualan hari ini hilang.

Kesempatan penjualan jasa kamar yang telah hilang pada malam

sebelumnya tidak dapat dikompensasikan dengan penjualan jasa

kamar pada malam berikutnya.

4. Tamu sebagai konsumen harus datang langsung ke lokasi hotel untuk

menikmati produk hotel.

5. Mutu layanan yang tidak konsisten. Produk yang sama disiapkan oleh

karyawan yang berbeda akan menghasilkan mutu yang berbeda. Oleh

karena itu, untuk menjaga konsistensi mutu, selalu diadakan inspeksi

mutu produk sebelum dijual kepada tamu. Misalnya, sebelum kamar

siap ditawarkan kepada tamu, diadakan inspeksi atau pengendalian

mutu oleh penyelia bagian Tata Graha.

6. Citra hotel tidak kasat mata. Oleh karena itu, diperlukan tindakan

untuk membuat citra hotel menjadi kasat mata. Memberikan seragam

kepada karyawan merupakan salah satu upaya agar citra hotel

menjadi kasat mata.

7. Mudah ditiru/ diduplikasi oleh pesaing. Bila suatu hotel menawarkan

kamar suite plus plunge pool dan spa, maka hotel lain dengan mudah

memberikan produk yang sama. Produk yang ditawarkan oleh suatu

hotel dengan mudah ditiru oleh pesaing karena tidak ada hak paten

untuk produk yang ditawarkan kepada pelanggannya.

9

Page 10: Makalah Akuntansi Perhotelan

2.4 Klasifikasi Departemen Hotel

Departemen atau bagian hotel dapat diklasifikasikan dengan pendekatan

berikut:

1. Menghasilkan Pendapatan (Revenue Generating)

Departemen yang menghasilkan pendapatan diantaranya kantor depan,

departemen makanan dan minuman serta departemen lain yang lazim

disebut minor operated department, seperti binatu, dry cleaning, spa, dan

lainnya. Departemen yang menghasilkan pendapatan dapat juga disebut

operated department. Departemen-departemen ini secara langsung

melayani tamu (guest direct contact) atau mengadakan kontak langsung

dengan tamu ketika memberikan layanan.

2. Tidak Menghasilkan Pendapatan (Non-Revenue Generating)

Beberapa departemen hotel tidak menghasilkan pendapatan langsung bagi

hotel antara lain pemasaran, personalia, pemeliharaan, keamanan,

teknologi informasi, administrasi dan umum, akuntansi dan cost control,

dan lainnya. Departemen-departemen tersebut tidak secara langsung

melayani tamu hotel (guest non-direct contact), tetapi mendukung

layanan yang diberikan oleh departemen yang menghasilkan pendapatan.

Departemen-departemen ini juga lazim disebut non-operated department.

Meskipun mengadakan kontak tidak secara langsung dengan tamu hotel,

departemen ini melayani departemen yang mengadakan kontak langsung

dengan tamu. Tamu akan menyampaikan keluhannya untuk fasilitas

kamar yang tidak berfungsi dengan baik kepada kantor depan hotel,

10

Page 11: Makalah Akuntansi Perhotelan

selanjutnya oleh kantor depan disampaikan ke bagian pemeliharaan,

kemudian bagian pemeliharaan akan memberikan layanan perbaikan

fasilitas yang dikeluhkan oleh tamu agar berfungsi dengan baik kembali.

2.5 Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel

Pendapatan hotel bersumber dari penjualan kamar, makanan, minuman,

dan pendapatan lain (biasa disebut minor operated department sales seperti

telepon, cucian, dry cleaning, kolem renang, dan sebagainya). Adapun biaya-

biaya dan harga pokok terjadi untuk biaya bahan habis pakai di setiap bagian

hotel, harga pokok makan dan minuman, biaya administrasi dan umum, biaya

pemasaran, biaya bunga, biaya deprsiasi dan amortisasi, biaya sumberdaya

manusia, biaya pemeliharaan sarana fisik hotel, biaya energi dan laba/rugi

yang dihasilkan. Dibawah ini merupakan proporsi pendapatan dan biaya serta

harga pokok yang terjadi di hotel yang diadaptasi dari Laventhol & Horwath

1984.

Tabel 1. Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel

Sumber-sumber Pendapatan Proporsi (%)

Kamar 59.9

Makanan 24.3

Minuman 9.0

Lain-lain 6.8

Sumber-sumber biaya Proporsi (%)

Biaya Operasional Departemen Hotel 10.4

Gaji dan Upah 37.0

11

Page 12: Makalah Akuntansi Perhotelan

Biaya Bunga 7.2

Biaya Depresiasi 6.7

Harga Pokok Makanan 7.5

Harga Pokok Minuman 1.9

Administrasi dan Umum (A&G) 4.7

Administrasi dan Pemasaran (A&P) 4.3

Energi dan Daya 5.2

Pemeliharaan Sarana Fisik 3.4

Fee Manajemen 2.6

Lain-lain 6.9

Laba 2.2

12

Page 13: Makalah Akuntansi Perhotelan

BAB III

AKUNTANSI PERHOTELAN

Akuntansi bertujuan memberikan informasi mengenai operasional hotel.

Dengan informasi keuangan ini, manajemen akan dapat mengambil keputusan

yang lebih tepat. Manajemen memerlukan informasi keuangan dengan tujuan

perencanaan, analisis dan pengendalian. Dengan informasi keuangan yang

sekarang, manajemen dapat merencanakan kegiatan periode yang akan datang,

berupa anggaran periode yang akan datang. Selain itu, manajemen juga dapat

melakukan analisis dan pengendalian yang lebih baik untuk aktivitas operasional

hotel. Informasi keuangan untuk keputusan ekonomis hotel bersumber dari:

1. Laporan Rugi-Laba (Income Statement);

2. Neraca (Balance Sheet);

3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement);

4. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement).

Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah

Uniform System of Accounts for Hotel (USAH). Sistem ini awalnya

dikembangkan di Amerika Serikat oleh perhimpunan pengusaha hotel di New

York pada tahun 1925. Dengan berkembangnya industri perhotelan bersistem

jaringan (Chain Hotel) di Indonesia, hotel-hotel dengan jaringan tertentu yang

beroperasi di Indonesia mengadopsi Uniform System of Accounts for Hotel ini,

USAH pun terus dikembangkan. Kini USAH berkembang menjadi Uniform

System of Accounts for The Lodging Industry disingkat USALI. Sistem ini

13

Page 14: Makalah Akuntansi Perhotelan

memberikan beberapa manfaat diantaranya keseragaman pemahaman untuk istilah

yang lazim diterapkan di bisnis perhotelan. Misalnya, istilah gross operating

profit (GOP) yang merupakan laba seluruh departemen minus biaya-biaya

departemen yang bersangkutan minus undistributed operating expenses. Dalam

USALI, terminologi yang diterapkan untuk gross operating profit adalah income

after undistributed operating expenses. Manfaat lainnya adalah data keuangan

untuk hotel dengan kelas yang sama dapat dibandingkan. Manfaat selanjutnya

terutama dirasakan oleh pihak ketiga, yaitu membuat data runut waktu dengan

tujuan kompilasi dan interpretasi lebih lanjut.

Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Artinya,

setiap departemen hotel melaporkan hasil operasinya pada periode tertentu.

Misalnya, kantor depan hotel melaporkan aktivitasnya setiap bulan. Penjualan

kamar yang terjadi dalam sebulan dilaporkan bersamaan dengan biaya-biaya yang

diserap untuk menghasilkan penjualan kamar seperti biaya gaji dan upah, biaya

alat tulis kantor, biaya yang dipakai habis di kamar tamu, dan lain seagainya.

Kantor depan juga melaporkan laba departemen yang di capai pada bulan atau

periode tahun tertentu.

3.1 Laporan Rugi-Laba

Sebagai industri jasa, hotel memiliki laporan keuangan yang sesuai dengan

aktivitas bisnisnya. Salah satu laporan keuangan hotel yang penting adalah

laporan rugi-laba. Dalam laporan rugi-laba, yang dilaporkan adalah penjualan,

harga pokok penjualan, biaya-biaya yang terjadi pada departemen yang

14

Page 15: Makalah Akuntansi Perhotelan

bersangkutan, biaya-biaya operasional hotel yang tidak didistribusikan ke masing-

masing departemen hotel (undistributed operating expenses), biaya-biaya tetap

seperti depresiasi, sewa, bunga, pajak penghasilan, dan laba bersih. Jadi, laporan

rugi-laba merupakan laporan yang sistematis mengenai penjualan, harga pokok,

dan biaya serta laba (rugi) untuk periode tertentu. Periode tertentu dapat dalam

satu bulan, tiga bulan atau satu tahun. Secara teknis, operasional laporan rugi-laba

hotel disiapkan setiap bulan sebagai laporan antara (interim report) untuk

kepentingan internal manajemen hotel yang bersangkutan. Laporan rugi-laba yang

disiapkan setiap bulan memberikan gambaran kepada manajemen hotel

pencapaian sasaran yang dicapai setiap bulan sehingga tindakan koreksi dapat

dilaksanakan lebih cepat.

3.2 Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan hotel yang penting. Dalam

neraca dilaporkan posisi kekayaan hotel seperti kas, piutang, persediaan, aktiva

lancar lain-lain, gedung dan perlengkapan gedung, aktiva tetap lain-lain, dan

tanah. Disamping kekayaan hotel, neraca juga melaporkan kewajiban hotel yang

terdiri dari utang dagang, utang pajak, utang gaji, utag jangka pendek, utang

jangka panjang serta modal.

3.3 Hubungan Laporan Rugi-Laba dengan Neraca

Laporan rugi-laba merupakan laporan yang mencakup aktivitas hotel untuk

jangka waktu setahun. Bila dalam jangka waktu operasi setahun tersebut hotel

15

Page 16: Makalah Akuntansi Perhotelan

menghasilkan laba (penjualan lebih besar daripada seluruh biaya yang terjadi)

maka laba yang dihasilkan pada periode tertentu, misalnya pada 2011, akan

dilaporkan pada neraca 2011, per 31 Desember 2011 dibawah judul rekening

modal, pada rekening laba yang ditahan. Laba periode ini dicantumkan pada

rekening laba yang ditahan karena laba ini pada saat pencatatan belum

didistribusikan kepada pemilik hotel berupa dividen. Berikut ini adalah gambaran

hubungan antara laporan rugi-laba dengan neraca:

1 Januari 31 Desember

Laporan Rugi – Laba Neraca

3.4 Elemen-elemen Laporan Keuangan Departemen Hotel

Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Disebut

demikian karena setiap departemen hotel melaporkan aktivitasnya selama periode

tertentu. Departemen kamar akan melaporkan aktivitasnya setiap periode (setiap

bulan misalnya), demikian pula halnya dengan departemen makanan dan

minuman, dan departemen-departemen hotel lainnya. Laporan aktivitas setiap

departemen ini (penjualan dan biaya-biaya departemental yang diserap untuk

periode tertentu) pada laporan keuangan merupakan lampiran laporan keuangan

hotel.

16

Page 17: Makalah Akuntansi Perhotelan

1. Laporan Rugi-Laba Departemen Kamar

a. Penjualan Kamar

Pada laporan rugi-laba departemen kamar dicantumkan semua sumber

penjualan jasa kamar untuk periode tertentu (sebulan, tiga bulan, atau

setahun). Sumber-sumber penjualan jasa kamar dari transient regular,

transient group, permanent, dan penjualan kamar tambahan (extraroom

revenues).

b. Allowance

Allowance merupakan penyesuaian harga kamar untuk yang melampaui

perjanjian sebelumnya. Kesalahan pembebanan harga kamar yang

terjadi pada saat tamu check-in dan diperbaiki beberapa hari kemudian,

atau pada saat check-out, disebut allowance. Jadi, allowance adalah

istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan pembebanan harga kamar

yang terjadi pada waktu yang lampau (kemarin atau beberapa hari yang

lalu).

c. Biaya-biaya Operasional Langsung

Biaya-biaya yang terjadi pada departemen kamar dibebankan langsung

ke departemen kamar seperti gaji dan upah, employee benefits, biaya

tembikar (chinaware), bahan habis pakai (guest supplies, cleaning

supplies, paper supplies), komisi, seragam, pelatihan (training), dan

biaya resevasi.

17

Page 18: Makalah Akuntansi Perhotelan

d. Laba (Rugi) Departemen Kamar

Laba departemen kamar didapat dengan mengurangkan penjualan

dengan seluruh biaya yang diserap oleh departemen kamar.

2. Laporan Laba-Rugi Departemen Makanan dan Minuman

a. Penjualan Makanan dan Minuman

Pada penjualan dicantumkan sumber-sumber penjualan makanan dan

minuman, yaitu restoran, coffee shop, room service dan bar.

b. Allowance

Allowance adalah istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan

pembebanan harga makanan dan minuman yang terjadi kemarin atau

beberapa hari yang lalu.

c. Harga Pokok Makanan dan Minuman

Harga pokok merupakan harga pokok bahan makanan yang digunakan

untuk menghasilkan penjualan. Harga pokok makanan di industri

perhotelan dihitung hanya untuk bahan makanan yang digunakan untuk

memproduksi makanan. Biaya-biaya lain seperti tenaga kerja dan

penyusutan tidak dibebankan ke hara pokok karena biaya tenaga kerja

dibebankan ke departemen yang bersangkutan. Adapun penyusutan

peralatan dibebankan ke rekening penyusutan. Pendekatan yang sama

diterapan untuk menentukan harga pokok minuman. Harga pokok

dibebankan menjadi harga pokok makanan dan minumanhang

dikonsumsi dan harga pokok makanan yang dijual. Harga pokok

18

Page 19: Makalah Akuntansi Perhotelan

makanan yang dikonsumsi adalah harga pokok makanan yang

digunakan untuk memproduksi makanan yang ditawarkan. Harga pokok

makanan yang dibebankan sesuai dengan jumlah harga pokok makanan

yang keluar dari gudang makanan. Adapun harga pokok makanan yang

dijual didapat dari harga pokok makanan yang dikonsumsi minus harga

pokok makanan untuk karyawan dan harga pokok makanan untuk

karyawan dan harga pokok untuk tujuan promosi dan tujuan lain seperti

pertemuan dengan dewan direksi/pemilik hotel. Hotel lazimnya

memberikan makanan dan minuman satu kali selama karyawan hotel

bertugas. Harga pokok untuk makanan dan minuman pada akhirnya

dibebankan pada rekening employee benefits, pendekatan yang sama

diterapkan untuk menentukan harga pokok minuman yang dijual.

d. Biaya-biaya

Biaya-biaya yang terjadi di departemen makanan dan minuman

dibebankan kepada departemen ini. Biaya-biaya dimaksud adalah gaji

dan upah, employee benefits, biaya tembikar, bahan habis pakai (guest

supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi, seragam, pelatihan

(training), dan biaya musik dan artis.

e. Laba (Rugi) Departemen Makanan dn Minuman

Laba departemen makanan dan minuman didapat dengan

mengurangkan penjualan dengan harga pokok dan seluruh biaya yang

diserap oleh departemen makanan dan minuman.

19

Page 20: Makalah Akuntansi Perhotelan

3. Laporan Rugi-Laba Minor Operated Departments

Departemen lain yang menghasilkan penjualan seperti telepon, laundry dan

dry cleaning (lazim dikelompokkan ke dalam minor operated departments)

juga membuat laporan rugi-laba dengan pendekatan sama dengan

departemen kamar dan departemen makanan dan minuman.

4. Undistributed Operating Expenses

Departemen yang hanya menyerap biaya dan tidak menghasilkan penjualan

(seperti departemen administrasi dan umum, pengolahan data, human

resources, transportasi, pemasaran, pemeliharaan dan biaya energi) hanya

melaporkan semua biaya yang terjadi di departemen tersebut untuk periode

tertentu. Dengan laporan ini, aktivitas tetap separtemen hotel dapat

diketahui dan dikendalikan.

3.5 Contoh Laporan Keuangan Hotel

NERACA

HOTEL KONTEMPORERNERACA

PER 31 DESEMBER 20XX(dalam rupiah)

Aktiva PasivaAktiva Lancar Utang Lancar

Kas xxx.xxx.xxx Utang dagang xxx.xxx.xxxInvestasi jangka pendek xxx.xxx.xxx Utang yang diperhitungkan xxx.xxx.xxxPiutang xxx.xxx.xxx Uang muka pemesanan kamar xxx.xxx.xxxPenyisihan piutang ragu-ragu (xxx.xxx.xxx) Porsi utang jangka panjang xxx.xxx.xxxPersediaan xxx.xxx.xxx Utang pajak penghasilan xxx.xxx.xxxPembayaran di muka xxx.xxx.xxx

20

Page 21: Makalah Akuntansi Perhotelan

Jumlah Aktiva Lancar xxx.xxx.xxx Jumlah utang lancar xxx.xxx.xxx

Aktiva Tetap Utang Jangka PanjangTanah xxx.xxx.xxx Hipotek xxx.xxx.xxxMesin dan peralatan xxx.xxx.xxxGedung dan perlengkapan gedung

xxx.xxx.xxx Jumlah utang jangka panjang xxx.xxx.xxx

Furniture and fixtures xxx.xxx.xxxKendaraan xxx.xxx.xxx ModalAktiva operasional xxx.xxx.xxx Saham xxx.xxx.xxxAkumulasi penyusutan (xxx.xxx.xxx) Agio saham xxx.xxx.xxxBeban yang ditangguhkan xxx.xxx.xxx Laba yang ditahan xxx.xxx.xxxJumlah aktiva tetap xxx.xxx.xxx Jumlah modal xxx.xxx.xxx

Jumlah Aktiva xxx.xxx.xxx Jumlah Pasiva xxx.xxx.xxx

RUGI/LABAHOTEL KONTEMPORERLAPORAN RUGI-LABA

PERIODE SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20XX(dalam rupiah)

JumlahPendapatan Departemen

Kamar xxx.xxx.xxx

Makanan dan minuman xxx.xxx.xxx

Telekomunikasi xxx.xxx.xxx

Binatu xxx.xxx.xxx

Lainnya xxx.xxx.xxx

Jumlah xxx.xxx.xxx

Biaya dan Harga Pokok

Kamar (xxx.xxx.xxx)

Makanan dan minuman (xxx.xxx.xxx)

Telekomunikasi (xxx.xxx.xxx)

Binatu (xxx.xxx.xxx)

21

Page 22: Makalah Akuntansi Perhotelan

Lainnya (xxx.xxx.xxx)

Laba Departemen xxx.xxx.xxx

Biaya Tidak Didistribusikan

Administrasi dan umum (xxx.xxx.xxx)

Pemasaran (xxx.xxx.xxx)

POMEC (xxx.xxx.xxx)

Laba Setelah Biaya Tidak Didistribusikan xxx.xxx.xxx

Asuransi (xxx.xxx.xxx)

Laba Sebelum Biaya Bunga, Depresiasi, Amortisasi, dan

Pajakxxx.xxx.xxx

Biaya Bunga (xxx.xxx.xxx)

Laba Sebelum Depresiasi, Amortisasi, dan Pajak xxx.xxx.xxx

Depresiasi dan amortisasi (xxx.xxx.xxx)

Laba Sebelum Pajak xxx.xxx.xxx

Pajak (xxx.xxx.xxx)

Laba Bersih xxx.xxx.xxx

22

Page 23: Makalah Akuntansi Perhotelan

BAB IV

KESIMPULAN

Hotel merupakan usaha yang mencari laba sebagai hasil akhir aktivitas

bisnisnya. Oleh karena itu, manajemen hotel akan berupaya sedemikian rupa agar

tujuan ini pada akhir suatu periode dapat tercapai. Berbagai aktivitas dilakukan

oleh manajemen hotel untuk mencapai sasaran laba yang direncanakan,

diantaranya mengadakan pelatihan bagi dan staf sehingga dapat memenuhi tingkat

layanan yan diharapkan oleh tamu, mengadakan kegiatan promosi dan pemasaran,

pengendalian biaya operasional, pengendalian lingkungan fisik hotel, dan

aktivitas-aktivitas lainnya.

Dalam bisnis perhotelan, terdapat pengklasifikasian hotel yang bertujuan

untuk menciptakan persaingan bisnis yang sehat, memberikan panduan bagi tamu

tentang harga dan fasilitas serta layanan yang diberikan oleh hotel pada klasifikasi

tertentu, memberikan panduan bagi para pemilik modal jika hendak berbisnis pada

satu klasifikasi hotel, dan secara nasional memudahkan saat ingin mengetahui

kebutuhan akan hotel pada klasifikasi tertentu. Pengklasifikasian hotel diantaranya

adalah sebagai berikut:

• Klasifikasi menurut Melati;

• Klasifikasi menurut Jumlah Kamar yang Dimiliki;

• Klasifikasi menurut Lokasi Hotel;

• Klasifikasi menurut Jenis Tamu;

• Klasifikasi menurut Lama Tinggal Tamu;

23

Page 24: Makalah Akuntansi Perhotelan

• Klasifikasi menurut Masa Operasi Hotel;

• Kalsifikasi menurut Jenis Layanan yang di berikan.

Dalam kegiatan operasionalnya, hotel terdiri dari dua jenis departemen yaitu

departemen yang menghasilkan Pendapatan (Revenue Generating), dimana

departemen ini merupakan departemen yang menghasilkan pendapatan

diantaranya kantor depan, departemen makanan dan minuman serta departemen

lain yang lazim disebut minor operated department, seperti binatu, dry cleaning,

spa, dan lainnya. Yang berikutnya adalah departemen yang tidak menghasilkan

Pendapatan (Non-Revenue Generating), yaitu antara lain pemasaran, personalia,

pemeliharaan, keamanan, teknologi informasi, administrasi dan umum, akuntansi

dan cost control, dan lainnya.

Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah Uniform

System of Accounts for Hotel (USAH). Sistem ini awalnya dikembangkan di

Amerika Serikat oleh perhimpunan pengusaha hotel di New York pada tahun

1925. Dengan berkembangnya industri perhotelan bersistem jaringan (Chain

Hotel) di Indonesia, hotel-hotel dengan jaringan tertentu yang beroperasi di

Indonesia mengadopsi Uniform System of Accounts for Hotel ini, USAH pun terus

dikembangkan. Kini USAH berkembang menjadi Uniform System of Accounts for

The Lodging Industry disingkat USALI. Akuntansi keuangan hotel merupakan

akuntansi departemental. Artinya, setiap departemen hotel melaporkan hasil

operasinya pada periode tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntansi

perhotelan merupakan pelaporan keuangan yang merupakan penggabungan dari

beberapa laporan dari setiap departemennya dalam suatu periode.

24