Makalah aborsi menurut pandangan islam
-
Upload
sentra-komputer-dan-foto-copy -
Category
Education
-
view
245 -
download
8
Transcript of Makalah aborsi menurut pandangan islam
MAKALAH
ABORSI MENURUT PANDANGAN ISLAM
KELOMPOK 1
Di susun oleh:
1. AGUNG SETIAWAN
2. AJENG TRI YULINDA
3. ALBETIAS PANGESTUTI
4. AMBAR SUSANTI
5. ANANG WIJI SAPUTRO
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2014/2015
KATA PENGANTAR
i
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “ABORSI MENURUT
PANDANGAN ISLAM”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran Mulok dengan
jurusan Keperawatan. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun, selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,
Purwokerto, 26 November 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii..............................................................................................................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii..............................................................................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1 ..............................................................................................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1..............................................................................................................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 1
D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3.......................................................................................................
A. Pengertian Aborsi dan Pembagiannya........................................... 3
B. Fatwa MUI tentang abortus .......................................................... 6
C. Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan......... 7
D. Hukum Aborsi Dalam Islam. ........................................................ 9
E. Hukum Aborsi Dalam Undang-Undang Dan KUHP..................... 13
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................... 15
B. Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh nabi Muhammad saw
sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak
untuk menikmati kehidupan baik hewan, tumbuhan maupun manusia
(terutama) yang menyandang gelar khalifah di muka bumi ini. Oleh karena itu
ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap 5 hal yaitu agama,
jiwa, akal, keturunan dan harta. Memelihara jiwa dan melindunginya dari
berbagai ancaman berarti memelihara eksistensi kehidupan umat manusia.
Namun, tidak semua orang merasa senang dan bahagia dengan setiap
kelahiran yang tidak direncanakan, karena faktor kemiskinan, hubungan di
luar nikah dan alasan-alasan lainnya. Hal ini mengakibatkan, ada sebagian
wanita yang menggugurkan kandungannya setelah janin bersemi dalam
rahimnya. Aborsi tidak hanya dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang
bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak
penyandang hamil pra-nikah melakukannya. Kecenderungan melakukan
aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat kapan kehidupan anak
manusia dimulai. Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-
nilai religius, etika, moral dan ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Aborsi ?
2. Apa Saja Jenis Jenis Aborsi ?
3. Bagaimana Hukum Aborsi dalam Islam ?
4. Bagaimana Hukum Aborsi dalam Undang-Undang?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari aborsi.
2. Untuk mengetahui pendapat tentang aborsi dari beberapa ahli
1
3. Untuk mengetahui jenis jenis aborsi.
4. Untuk mengetahui hukum aborsi dalam islam.
5. Untuk mengetahui hukum aborsi dalam undang-undang.
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan kita tentang aborsi
2. Kita dapat memahami jenis jenis aborsi
3. Kita juga dapat membedakan aborsi yang haram dan yang dapat di lakukan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aborsi dan Pembagiannya
Perkataan Abortus dalam bahasa Inggris disebut Abortion berasal dari
bahasa latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Sardikin Ginaputra
dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberi pengertian abortus
sebagai pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Kemudian menurut Maryono Reksodipura dari Fakultas
Hukum UI, Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum
waktunya (sebelum dapat lahir secara alamiah).
Dari Pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa Abortus adalah suatu
perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari
kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar kandungan. Menstrual
Regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi/ datang bulan/ haid,
tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan terhadap wanita
yang merasa terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium ternyata positif dan mulai mengandung. Maka ia minta
”dibereskan janinnya” itu. Sekalipun dilakukan oleh dokter. Karena itu
abortus dan menstrual regulation itu pada hakikatnya adalah pembunuhan
janin secara terselubung. Karena itu, berdasarkan Kitab UU Hukum Pidana
(KUHP) pasal 299, 346, 348 dan 349, negara melarang abortus, termasuk
menstrual regulation dan sangsi hukumannya cukup berat bahwa hukumannya
tidak hanya ditujukan kepada wanita yang bersangkutan, tetapi semua orang
yang terlibat dalam kejahatan ini dapat dituntut seperti dokter, dukun bayi,
tukang obat dan sebagainya yang mengobati atau menyuruh/ membantu/
melakukannya sendiri.
3
�ِّق قَح ب َّال اِبلال ُهّلل اِإ قَم ا ب َّر قَح قَس اب َّلاِت ي قَال قَت َسْقاوُتاوُلاو َسْا الب َّن َسْف قَو
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al
Israa’: 33 )
Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di luar
pernikahaan, terutama para pelajar dan mahasiswa hari ini sudah sampai batas
yang sangat mengkawatirkan. Ini akibat hilangnya nilai-nilai agama dalam
kehidupan masyarakat, ditambah dengan gencarnya masa media yang
menawarkan kehidupan glamor, bebas dan serba hedonis yang menyebabkan
generasi muda terseret dalam jurang kehancuran.
Pacaran sudah menjadi aktivitas yang lumrah, bahkan sebagian
orang tua minder dan merasa malu jika anaknya tidak mempunyai pacar,
karena menurut pandangan mereka orang yang tidak pacaran, adalah orang
yang tidak bisa bergaul dan masa depannya suram,serta susah mencari jodoh.
Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya melakukan hubungan seks di luar
pernikahan dan hamil, kemudian berakhir dengan pengguguran kandungan
dengan paksa.
Data statistis BKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional) menunjukkan bahwa sekitar 2.000.000 kasus aborsi terjadi setiap
tahun di Indonesia. Untuk kasus aborsi di luar negeri – khususnya di Amerika
– data-datanya telah dikumpulkan oleh dua badan utama, yaitu Federal
Centers for Disease Control (CDC) dan Alan Guttmacher Institute (AGI) yang
4
menunjukkan hampir 2 juta jiwa terbunuh akibat aborsi. Jumlah ini jauh lebih
banyak dari jumlah nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun
dalam sejarah negara itu. Begitu juga lebih banyak dari kematian akibat
kecelakaan, maupun akibat penyakit . Dengan demikian, aborsi secara umum
merupakan perbuatan keji, tidak berperikemanusiaan dan bertentangan hukum
dan ajaran agama.Walaupun demikian, hukum Aborsi secara khusus perlu
dikaji secara lebih mendalam, karena Aborsi bukanlah dalam satu bentuk,
tetapi mempunyai berbagai macam. Sementara itu Islam bukanlah agama yang
kaku, tetapi agama yang memandang kehidupan manusia ini dari berbagai
sudut, sehingga ditemukan di dalamnya solusi ats segala problematika yang
dihadapi oleh manusia.
Aborsi menurut pengertian medis adalah mengeluarkan hasil
konsepsi atau pembuahan, sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibunya.
Dalam dunia kedokteran aborsi ada 3 macam yaitu :
1. Aborsi Spontan / Alamiah atau abortus spontaneus
Adalah aborsi yang dilakukan tidak sengaja atau alamiah
berlangsung tanpa tindakan apapun.
2. Aborsi buatan ( Aborsi Provocatus ), yaitu aborsi yang dilakukan secara
sengaja dengan tujuan tertentu. Aborsi Provocatus ini dibagi menjadi dua :
a. Jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan,
maka disebut dengan Abortus Profocatus Therapeuticum
b. Jika dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum
yang berlak, maka disebut Abortus Profocatus Criminalis
3. Aborsi Buatan / Sengaja atau abortus prvocatus criminalis
Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat
tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana
aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
Aborsi Provocatus ini dibagi menjadi dua :
5
4. Aborsi Terapeutik / Medis atau abortus provocatus therapeuticum
Adalah pengguguran kandungan yang dilakukan atas indikasi
medis. Secara praktis pelaksanaan aborsi bergantung pada usia janin.
Artinya jika usia kehamilan masih muda, aborsi mudah dilakukan.
Semakin tua semakin sulit dan resikonya makin banyak bagi si ibu.
B. Fatwa MUI tentang abortus
Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus :
Pertama : Ketentuan Umum
1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding
rahim ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun
hajat. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi
akibat zina.
Mengenai menstrual regulation, islam juga melarangnya karena pada
hakikatnya sama dengan abortus, merusak, menghancurkan janin calon
manusia yang dimuliakan oleh Allah karena ia berhak tetap dalam keadaan
hidup sekalipun hasil dari hubungan yang tidak sah (di luar perkawinan yang
sah) sebab menurut islam bahwa setiap anak lahir dalam keadaan suci (tidak
bernoda) sesuai dengan hadis nabi: “Semua anak dilahirkan atas fitrah,
sehingga jelas omongannya. Kemudian orang tuanya lah yang menyebabkan
anak itu menjadi yahudi, nasrani,/ majusi (H.R Abu ya’la, al-thabrani dan al-
baihaqi dari al-aswad bin sari’).
Sedang menurut bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal
dari kata “ ajhadha - yajhidhu “ yang berarti wanita yang melahirkan anaknya
secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau juga bisa
6
berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya.
Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut dengan “ isqhoth “
( menggugurkan ) atau “ ilqaa’ ( melempar ) atau “ tharhu “ ( membuang ) (
al Misbah al Munir , hlm : 72 )
Aborsi tidak terbatas pada satu bentuk, tetapi aborsi mempunyai
banyak macam dan bentuk, sehingga untuk menghukuminya tidak bisa
disamakan dan dipukul rata. Diantara pembagiaan Aborsi adalah sebagai
berikut :
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa makna Aborsi
adalah pengguguran. Aborsi ini dibagi menjadi dua :
Pertama : Aborsi Kriminalitas adalah aborsi yang dilakukan dengan
sengaja karena suatu alasan dan bertentangan dengan undang-undang yang
berlaku.
Kedua : Aborsi Legal, yaitu Aborsi yang dilaksanakan dengan
sepengetahuan pihak yang berwenang.
Yang dimaksud dengan Aborsi dalam pembahasan ini adalah :
menggugurkan secara paksa janin yang belum sempurna penciptaannya atas
permintaan atau kerelaan ibu yang mengandungnya .
C. Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan
Sebelum menjelaskan secara mendetail tentan hukum Aborsi, lebih
dahulu perlu dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa,
janin dan pembunuhan, yaitu sebagai berikut :
Pertama: Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh
dihinakan baik dengan merubah ciptaan tersebut, maupun mengranginya
dengan cara memotong sebagiananggota tubuhnya, maupun dengan cara
memperjual belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama sekali
yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt : .
قَم قَد ب َّر َسْمقَنلا قَباِن ي آ قَك قَوقَلقَق َسْد
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia “ ( Qs. al-Isra’:70)
Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh
7
semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan
menyelamatkan semua orang.
اًع ا عيِمعي مَج مَس مَل الَّن ا مَم ا مَقمَت مَكمَأَّن عيِض مَف مَأل ِضْر مَس ا ٍد عيِف ي ا عيِر مَن ِضْف ٍس مَأ ِضْو مَف مَغ ِضْعي اًس ا عيِب مَل مَن ِضْف مَم ن مَقمَت َم ُه مَل مَأَّن مَراعيِئعي مَعمَل ى مَبعيِن ي عيِإ ِضْس مَكمَت ِضْبمَن ا مَك مَذعيِل عيِل عيِم ِضْ ن مَأ ِضْج
اًع ا عيِمعي مَج مَس مَم ا مَأ ِضْحمَعي ا الَّن ا مَكمَأَّن مَه ا مَف مَم ِضْ ن مَأ ِضْحمَعي ا مَو
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan
dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang
memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia
telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (Qs. Al
Maidah:32)
Ketiga: Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang
masih dalam kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman
Allah swt :
اًرا مَكعيِبعي اًءا عيِخ ِضْط مَن مَك ا َم ُه ِضْم َّن مَق ِضْتمَل َم ُكم إ مَوعيِإَّي ا َم ُه ِضْم َم ُزَم ُق َم ُ ن مَن ِضْر مَة عيِإ ِضْمال ٍق َّن ِضْح مَخ ِضْشمَعي َم ُك ِضْم مَد مَال مَت ِضْقَم ُتَم ُلاو ِضْا مَأ ِضْوال مَو
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (Qs al Isra’ :
31)
Keempat : Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak
Allah swt, sebagaimana firman Allah swt
اًال عيِط ِضْف َم ُك ِضْم َم ُج عيِر َّم َم ُن ِضْخ ىًّم ى َم ُث مَس ُّم مَج ٍل مَش اء عيِإمَل ى مَأ مَم ا مَن عيِم مَح ا مَ ِضْأل ِضْر ُّر عيِف ي ا مَوَم ُنعيِق
“Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut
kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu
dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS al Hajj : 5)
Kelima : Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman
Allah swt :
�ِّق مَح َّال عيِب ال ُّلل عيِإ مَم ا َّر مَح مَس اَّلعيِت ي مَال مَت ِضْقَم ُتَم ُلاو ِضْا الَّن ِضْف مَو
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
melainkan dengan alasan yang benar “ ( Qs al Isra’ : 33 )
D. Hukum Aborsi Dalam Islam.
8
Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus
hukum aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang
tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :
اًم ا عيِظعي مَع مَذااًب ا مَع َم ُه َّد مَل مَع مَومَأ َم ُه مَعمَن مَومَل عيِه مَعمَل ِضْعي ُّلل مَب ا عيِض مَغ مَو مَه ا اًدا عيِفعي مَخ اعيِل َم ُم مَهَّن مَج َم ُؤَم ُه مَزؤآ مَج اًدا مَف �ِّم مَع ُّممَت عيِماًن ا َم ُم ِضْؤ مَم ن مَي ِضْقَم ُت ِضْل مَو
“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan
sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di
dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan
baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya
Rosulullah saw bersabda :
اًة مَغ َم ُم ِضْض مَك مَذعيِل َم ُن عيِف ي َم ُكاو َّم مَي مَك َم ُث مَذعيِل مَل عيِم ِضْث اًة مَعمَلمَق مَك مَذعيِل َم ُن عيِف ي َم ُكاو َّم مَي اًم ا َم ُث مَ ن مَي ِضْاو عيِععي عيِه مَأ ِضْرمَب �ِّم عيِ ن َم ُأ َم ُه عيِف ي مَب ِضْط مَخ ِضْلَم ُق َم ُع مَم َم ُك ِضْم َم ُي ِضْج مَد مَح مََّن مَأ عيِإ
�ٌد عيِععي مَس مَشعيِق ٌّ ي مَأ ِضْو مَو عيِه مَمعيِل مَع مَو عيِه مَجعيِل مَومَأ عيِه عيِر ِضْزعيِق عيِب مَك ِضْت مَم ا ٍت عيِب مَكعيِل عيِع َم ُر عيِبمَأ ِضْرمَب مَم مَوَم ُي ِضْؤ مَح ُّرو عيِه ال َم ُخ عيِفعي َم ُك مَفمَعي ِضْنَم ُف مَممَل َم ُل ا ِضْل مَس َّم َم ُي ِضْر مَك َم ُث مَذعيِل مَل عيِم ِضْث
“ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di
dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh
hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh
hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah
mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk
menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta
nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. “ ( Bukhari dan Muslim )
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi
menjadi dua bagian sebagai berikut :
1. Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi
menjadi tiga pendapat :
Pendapat Pertama :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh.
Bahkan sebagian dari ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut
dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159 )
Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, Syafi’I,
dan Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua
orang tuanya,( Syareh Fathul Qadir : 2/495 )
9
Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Mas’ud di atas yang
menunjukkan bahwa sebelum empat bulan, roh belum ditiup ke janin dan
penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati, sehingga boleh
digugurkan.
Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh.
Dan jika sampai pada waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi
haram.
Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti,
maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu
peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh
sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama
dari madzhab Syafi’I . ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul
Muhtaj : 7/416 )
Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram.
Dalilnya bahwa air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah
bercampur dengan ovum wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka
merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh
Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267,
Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat
bulan) , telah dianggap benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani
ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan bahwa menggugurkan
kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya
dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu,
yaitu jika di dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah
salah satu bentuk Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan
untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan bukan dalam
katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan karena
10
alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku,
sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
2. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan
janin setelah peniupan roh hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika
janin sudah berumur empat bulan dalam perut ibu, Ketentuan ini
berdasarkan hadist Ibnu Mas’ud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh
dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang
manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika
pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat.
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin
nantinya akan membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini,
para ulama berbeda pendapat:
Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh
hukumnya tetap haram, walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan
membahayakan keselamatan ibu yang mengandungnya. Pendapat ini
dianut oleh Mayoritas Ulama.
Dalilnya adalah firman Allah swt :
�ِّق مَح َّال عيِب ال ُّلل عيِإ مَم ا َّر مَح مَس اَّلعيِت ي مَال مَت ِضْقَم ُتَم ُلاو ِضْا الَّن ِضْف مَو
“ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. “ ( Q.S. Al
Israa’: 33 )
Kelompok ini juga mengatakan bahwa kematian ibu masih
diragukan, sedang keberadaan janin merupakan sesuatu yang pasti dan
yakin, maka sesuai dengan kaidah fiqhiyah : “ Bahwa sesuatu yang yakin
tidak boleh dihilanngkan dengan sesuatu yang masih ragu.”, yaitu tidak
boleh membunuh janin yang sudah ditiup rohnya yang merupakan sesuatu
yang pasti , hanya karena kawatir dengan kematian ibunya yang
merupakan sesuatu yang masih diragukan. ( Hasyiyah Ibnu Abidin :
1/602 ).
11
Selain itu, mereka memberikan permitsalan bahwa jika sebuah
perahu akan tenggelam, sedangkan keselamatan semua perahu tersebut
bisa terjadi jika sebagian penumpangnya dilempar ke laut, maka hal itu
juga tidak dibolehkan.
Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh
kepadanya, jika hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk
menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga kehidupan ibu lebih
diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu
lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum
yakin dan keberadaannya terakhir.( Mausu’ah Fiqhiyah : 2/57 )
Prediksi tentang keselamatan Ibu dan janin bisa dikembalikan
kepada ilmu kedokteran, walaupun hal itu tidak mutlak benarnya. Wallahu
A’lam.
Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama
sepakat bahwa Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang
menggugurkan kandungan setelah ditiupkan roh ke dalam janin tanpa
suatu alasan syar’I hukumnya adalah haram dan termasuk katagori
membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt.
Adapun aborsi yang masih diperselisihkan oleh para ulama adalah
Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu aborsi yang bertujuan untuk
penyelamatan jiwa, khususnya janin yang belum ditiupkan roh di
dalamnya.
E. Hukum Aborsi Dalam Undang-Undang Dan KUHP
1. Undang – undang yang mengatur mengenai aborsi
Dalam KUHP Bab XIX Pasal 346 s/d 350 dinyatakan sebagai berikut :
12
a. Pasal 346 : “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.
b. Pasal 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.(2) Jika perbuatan
itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
c. Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggunakan atau
mematikan kandunga seorang wanita dengan persetujuannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut,diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
d. Pasal 349 : “Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukankejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun membantu
melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat dditambah dengan
sepertiga dandapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam
manakejahatan dilakukan”.
2. Legalitas Aborsi dalam Kondisi Khusus menurut Undang-Undang
Abortus buatan, jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan
ke dalam dua golongan yakni :
a. Abortus buatan legal (Abortus provocatus therapcutius)
Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat
dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang, karena alasan
yang sangat mendasar untuk melakukannya: menyelamatkan
nyawa/menyembuhkan si ibu.
b. Abortus buatan ilegal
Yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya selain untuk
menyelamatkan/ menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang
13
tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang
dibenarkan oleh undang-undang.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan
pengguguran kandungan yang disengaja digolongkan ke dalam
kejahatan terhadap nyawa (Bab XIX pasal 346 s/d 249). Namun dalam
undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang kesehatan pada pasal
15ayat (1) dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya
untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan
tindakan medis tertentu. Kemudian pada ayat (2) menyebutkan
tindakan medis tertentu dapat dilakukan :
1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya
tindakan tersebut
2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kemampuan
untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta
pertimbangan tim ahli
3) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan serta suami dan
keluarga
Lalu dalam UU No. 1 tahun 1946 tentang KUHP, UU no. 7 thn.
1984 dan UU no 3 thn.1992 aborsi tidak boleh dilakukan kecuali dalam
kondisi tertentu.
BAB II
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak
dikehendaki. Terlepas dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi
dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah
dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau
hamil di luar nikah.
B. Saran
Berusahalah agar diri anda tidak samapi melalukan hal yang seperti itu
karena sama saja anda membunuh nyawa seseorang (bayi) dan itu
hukumannya sangat berat baik didunia maupun di akirat nanti. Jagalah diri
anda baik-baik dan jagalah keluarga anda.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com
http://www.wikipedia.org.com
http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/hukum-aborsi-dalam-islam/. 2008:Jakarta. puskfi (pusat kajian ilmu fiqih dan kajian ilmu islam)
Ebrahim, adbul fadl mohsin. Cetakan 1 Ramadhan 1417/febuari 1988. Aborsi Kontrasepsi Dan Mengatasi Kemandulan. A.S. noordeen: Kuala lumpur,Malaysia
16