Hak Asasi Manusia Menurut Pandangan Islam

50
HAK ASASI MANUSIA makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama 2 oleh : Dilla Selviana Hamdan Maulana Asari Indra M Jatmiko Muhamad Raga Ihyansyah 3 AEB TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id 2015

description

Hak Asasi Manusia Menurut Pandangan Islam

Transcript of Hak Asasi Manusia Menurut Pandangan Islam

  • HAK ASASI MANUSIA

    makalah ini dibuat untuk memenuhi

    tugas mata kuliah Agama 2

    oleh :

    Dilla Selviana

    Hamdan Maulana Asari

    Indra M Jatmiko

    Muhamad Raga Ihyansyah

    3 AEB

    TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA

    POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG

    Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA

    Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id

    2015

  • i

    KATA PENGANTAR

    Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan

    kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan

    tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah agama islam.

    Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan Hak

    Asasi Manusia menurut Islam, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai

    sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai

    rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun

    dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat

    terselesaikan.

    Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

    sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Penulis sadar bahwa

    makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis

    meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang

    akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

    Bandung, 27 Februari 2015

    Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

    1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

    1.4 Batasan Masalah ..................................................................................................... 2

    1.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 2

    1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 2

    BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

    2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) ................................................................... 3

    2.2 Sejarah Terjadinya Hak Asasi Manusia (HAM) ...................................................... 4

    2.3 Hak Asasi Manusia Tinjauan Barat ......................................................................... 5

    2.4 Hak Asasi Manusia Tinjauan Islam ......................................................................... 7

    BAB III KASUS DAN ANALISIS HAK ASASI MANUSIA ........................................ 22

    3.1 Hukuman Mati ....................................................................................................... 22

    3.1.1 Pandangan Islam Terhadap Hukuman Mati ................................................ 24

    3.1.2 Qishos ......................................................................................................... 26

    3.2 Tenaga Kerja Indonesia ........................................................................................ 28

    3.2.1 Pelanggaran HAM terhadap TKI berdasarkan Pandangan Islam ............... 28

    3.2.2 Pelanggaran HAM terhadap TKI berdasarkan Pandangan Kenegaraan ..... 28

    3.2.3 TKI di Arab Saudi dalam Perspektif Perbudakan ....................................... 29

    3.2.4 Perbudakan di Era Islam ............................................................................. 30

    3.2.5 Kasus Pelanggaran HAM terhadap TKI ..................................................... 31

    3.2.6 Solusi atas Perbudakan TKI di Arab Saudi ................................................ 33

    3.3 Emansipasi Wanita ................................................................................................ 33

    3.3.1 Emansipasi Wanita dalam Pandangan Islam .............................................. 34

    3.3.2 Hak dan Kewajiban yang Sama Bagi Pria dan Wanita ............................... 37

    3.3.3 Hak dan Kewajiban yang Berbeda Bagi Pria dan Wanita .......................... 37

    3.4 Pendidikan ............................................................................................................. 39

  • iii

    3.3.1 Pendidikan Menurut Pandangan Islam ....................................................... 39

    3.3.2 Pendidikan Menurut Pandangan Kenegaraan ............................................. 43

    BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 45

    4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 45

    4.2 Saran ...................................................................................................................... 45

    DAFTAR PUSTAKA

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang

    menjadi keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya.

    Melalui deklarasi universal HAM 10 desember 1948 merupakan tonggak bersejarah

    berlakunya penjaminan hak mengenai manusia sebagai manusia. Sejarah HAM

    dimulai dari magna charta di Inggris pada tahun 1252 yang kemudian kemudian

    berlanjut pada bill of rights dan kemudian berpangkal pada DUHAM PBB. Dalam

    konteks ke-Indonesiaan penegakan HAM masih bisa dibilang kurang memuaskan.

    Banyak faktor yang menyebabkan penegakan HAM di Indonesia terhambat seperti

    problem politik, dualisme peradilan dan prosedural acara (kontras, 2004;160).

    Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa

    manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa. Sedangkan

    menurut Meriam Budiardjo menegaskan bahwa hak asasi manusia sebagai hak yang

    dimiliki manusia yang telah diperoleh dan di bawanya bersamaan dengan kelahiran

    atau kehadirannya di dalam masyarakat.

    Agama Islam yang mulia telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia

    menuju kebahagian dunia dan akherat. Namun banyak orang yang tidak

    mengetahuinya dan banyak pula yang enggan menerimanya dengan dalih-dalih yang

    beraneka ragam banyaknya.

    Dalam kajian singkat ini kita mencoba menjelaskan permasalahan Hak Asasi

    Manusia dalam Pandangan Islam.

    1.2. Rumusan Masalah

    Beberapa yang menjadi topik sentral permasalahan dalam makalah ini yang

    akan dibahas adalah:

    1. Apa Pengertian dari ada HAM itu, dan apa bagian-bagiannya.

    2. Bagaimana sejarah tentang Hak Asasi Manusia (HAM).

    3. Bagaimana HAM dalam perspektif Islam.

    4. Bagaimanakah contoh-contoh pelanggaran HAM.

  • 2

    1.3. Tujuan Penulisan

    Dengan adanya rumusan masalah diatas penulis dapat menarik suatu tujuan

    masalah:

    1. Untuk mengetahui pengertian HAM dan bagian-bagiannya.

    2. Untuk mengetahui sejarah HAM.

    3. Untuk mengetahui HAM dalam perspektif Islam.

    4. Untuk mengetahui contoh-contoh pelanggaran HAM.

    1.4. Batasan Masalah

    Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah

    dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun

    membatasi masalah hanya pada ruang lingkup HAM.

    1.5. Teknik Pengumpulan Data

    1) Studi Pustaka

    2) Browsing Internet

    3) Peninggalan Historis

    1.6. Sistematika Penulisan

    Makalah yang disusun terdiri atas 4 Bab, yaitu sebagai berikut:

    Bab 1: Pendahuluan; Berisi tentang latar belakang, batasan masalah, indentifikasi

    masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, teknik pengumpulan data serta

    sistematika penulisan mengenai pembuatan makalah.

    Bab 2: Hak Asasi Manusia; Bab ini berisi tentang teori dasar dan mengenai

    pandangan islam yang berhubungan dengan topik pembahasan pada penulisan

    makalah ini, yaitu Hak Asasi Manusia.

    Bab 3: Kasus dan Analisis Hak Asasi Manusia; Bab ini berisi mengenai kasus-

    kasus pelanggaran HAM dan pandangan islam mengenai pelanggaran tersebut.

    Bab 4: Penutup; Bab ini memuat rangkuman dari makalah ini dengan menarik

    beberapa kesimpulan dan saran dari isi makalah.

  • 3

    BAB II

    HAK ASASI MANUSIA

    2.1. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

    Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa

    manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan yang maha Esa. Sedangkan

    menurut Meriam Budiardjo menegaskan bahwa Hak Asasi Manusia sebagai hak yang

    dimiliki manusia yang telah diperoleh dan di bawanya bersamaan dengan kelahiran

    atau kehadirannya di dalam masyarakat.

    Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan

    bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada

    hakekatnya dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan yang Maha Esa, dan

    merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati, di junjung tinggi dan di lindungi

    oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta

    perlindungan harkat dan martabat manusia.

    Secara istilah HAM dapat dirumuskan dengan beberapa pendapat yang salah satu

    diantaranya:

    1. HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan

    kodratnya (Kaelan: 2002).

    2. Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching

    Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa

    menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,

    yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia

    3. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung

    oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

    Hak Asasi Manusia dapat dibagi atau dibedakan menjadi:

    Hak-hak asasi pribadi atau Personal Right yang meliputi kebebasan menyatakan

    pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.

    Hak-hak asasi ekonomi atau Property Right, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,

    membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.

  • 4

    Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan

    pemerintahan atau yang biasa disebut Right of Legal Equality.

    Hak-hak asasi politik atau Political Right, yaitu hak untuk ikut serta dalam

    pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), dan

    mendirikan partai politik.

    Hak-hak asasi social dan kebudayan atau Social and Cultur Right, misalntya hak

    untuk memilih Pendidikan dan mengembangkan kebudayaan.

    Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan

    perlindungan atau Prosedural Right, misalnya pengaturan dalam hal

    penangkapan, penggeledahan dan peradilan.

    2.2. Sejarah Terjadinya Hak Asasi Manusia (HAM)

    Latar belakang timbulnya Hak Asasi Manusia, pada dasarnya karena adanya

    manusia terhadap harga diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya. Kesadaran

    manusia tersebut muncul karena adanya tindakan yang sewenang-wenang dari

    penguasa, perbudakan, penjajahan, ketidak adilan, kezaliman, dan lain-lain yang

    melanda umat manusia pada umumnya.

    Perkembangan sejarah telah memperlihatkan trejadinya penjajahan kelompok

    manusia yang satu terhadap kelompok manusia yang lain. Ketika itu, perlakuan

    kelompok manusia yang memang dalam peperangan terhadap kelompok yang kalah

    adalah seperti perlakuan terhadap barang miliknya dan merupakan hal yang di anggap

    biasa saja sehingga perbudakan meraja rela. Dalam masyarakat suatu bangsa terdapat

    golongan-golongan yang berbeda-beda haknya. Hal itu di karenakan perbedaan

    kedudukannya dalam masyarakat. Masyarakat terbagi atas golongan bangsawan atau

    nikrat, golongan pendeta, dan golongan rakyat biasa. Kaum bangsawan dan para

    pendeta mempunyai berbagai hak istimewa yang tidak mungkin di miliki oleh rakyat

    biasa. Keadaan itu berlangsung secara turun temurun.

    Adapun dua peristiwa dalam sejarah dunia yang menghasilkan rumusan yang

    mirip dengan rumusan hak-hak asasi manusia ialah Revolusi Amerika yang di mulai

    pada Tahun 1776 dan Revolusi Prancis yang meletus pada Tahun 1789. Revolusi

    amerika menghasilkan pernyataan kemerdekaan. Ketika itu, tiga belas daerah jajahan

    inggris di pantai timur benua Amerika Utara melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan

    inggris. Sejak itu berdirilah Negara Amerika Serikat. Dalam pernyataan kemerdekaan

  • 5

    itu terdapat rumusan sebagai berikut,..bahwa semua orang di ciptakan sama, mereka

    di anugrahi hak-hak tertentu oleh Tuhan Maha Pencipta

    Dalam perkembangan Revolusi Prancis menghasilkan beberapa pernyataan yang

    lazim disebut pernyataan hak-hak manusia dan warga Negara. Dalam pernyataan itu

    terdapat rumusan, manusia di lahirkan sama dalam keadaan merdeka dan

    memiliki hak-hak yang sama. Dengan adanya pernyataan itu, hilanglah hak-hak

    istimewa golongan bangsawan dan gereja. Suasana persamaan hak di Prancis makin

    mantap pada zaman Napoleon. Ketika itu di nyatakan bahwa segenap penduduk

    Prancis mendapat perlakuan hukum yang sama.

    2.3. Hak Asasi Manusia Tinjauan Barat

    Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam

    hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan

    Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi

    manusia (commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di

    bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10

    Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris

    menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL

    DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak Hak

    Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang

    umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara

    lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari

    Hak Asasi Manusia.

    Ini semua muncul sebagai ungkapan keinginan menyatukan manusia dan hak-

    hak asasi manusia dalam masyarakat internasional yang merasakan akibat buruk

    peperangan. Sebelumnya dunia barat sangat tidak perduli dengan HAM sampai

    membuat mereka terbelakang dan mundur sekali. Sampai pada 15 Juni 1215M

    muncullah piagam MAGNA CHARTA dimasa kesewenangan raja inggris yang

    bernama John Lackland. Waktu itu para bangsawan merasa tidak puas dan berhasil

    memaksa raja John untuk menandatangani perjanjian yang mereka namakan Magna

    Charta atau Piagam Agung.

    Namun piagam ini hanya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi

    manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara

  • 6

    merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan

    cara apapundirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam

    Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang

    prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang

    munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum

    dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.

    Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli

    1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara

    bagian, merupakan pula piagam hakhak asasi manusia karena mengandung

    pernyataan Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha

    Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup,

    kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan.

    Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika

    sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam

    konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya

    sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson. Presiden

    Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai pendekar hak asasi manusia adalah

    Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy Carter. Amanat Presiden

    Flanklin D. Roosevelt tentang empat kebebasan yang diucapkannya di depan

    Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :

    1. Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and

    expression).

    2. Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya(

    freedom of religion).

    3. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).

    4. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).

    Sedangkan perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu

    naskah pada awal Revolusi Prancis. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu

    antara lain:

    1. Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.

    2. Manusia mempunyai hak yang sama.

    3. Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.

  • 7

    4. Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta

    pekerjaan umum.

    5. Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.

    6. Manusia mempunyai kemerdekaan agama dan kepercayaan.

    7. Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.

    8. Adanya kemerdekaan surat kabar.

    9. Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.

    10. Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

    11. Adanya kemerdekaan bekerja, berdagang, dan melaksanakan kerajinan.

    12. Adanya kemerdekaan rumah tangga.

    13. Adanya kemerdekaan hak milik.

    14. Adanya kemedekaan lalu lintas.

    15. Adanya hak hidup dan mencari nafkah.

    2.4. Hak Asasi Manusia Tinjauan Islam

    Apa yang disebut dengan hak asasi manusia dalam aturan buatan manusia

    adalah keharusan (dharurat) yang mana masyarakat tidak dapat hidup tanpa

    dengannya. Para ulama muslim mendefinisikan masalah-masalah dalam kitab Fiqh

    yang disebut sebagai Ad-Dharurat Al-Khams, dimana ditetapkan bahwa tujuan akhir

    syariah Islam adalah menjaga akal, agama, jiwa, kehormatan dan harta benda

    manusia.

    Pada dasarnya, semua Rasul dan Nabi Allah adalah pejuang-pejuang penegak

    hak asasi manusia yang paling gigih. Mereka tidak hanya sekedar membawa

    serangkaian pernyataan akan hak-hak asasi manusia sebagaimana termuat dalam

    Kitab-kitab Suci, seperti Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Quran, akan tetapi sekaligus

    memperjuangkannya dengan penuh kesungguhan dan pengorbanan.

    Dalam hubungan dengan HAM, dari ajaran pokok tentang hablum min Alllah

    dan hablum min na-nas, muncul dua konsep hak, yakni hak manusia (haq al -insan)

    dan hak Allah. Setiap hak saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi hak

    manusia dan juga sebaliknya. Konsep Islam mengenai kehidupan manusia ini

    didasarkan pada pendekatan teosentris atau yang menempatkan Allah melalui

    ketentuan syariat-Nya sebagai tolok ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan

    manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat atau warga negara.

  • 8

    Oleh karena itu, konsep Islam tentang HAM berpijak pada Tauhid, yang pada

    dasarnya di dalamnya mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia yang

    oleh Harun Nasution disebut sebagai ide perikemakhlukan. Ide perikemakhlukan

    memuat nilai-nilai kemanusiaan dalam arti sempit. Ide perikemakhlukan mengandung

    makna bahwa manusia tidak boleh sewenangwenang terhadap sesama makhluk

    termasuk juga pada binatang dan alam sekitar.

    Nabi saw telah menegaskan hak-hak ini dalam suatu pertemuan besar

    internasional, yaitu pada haji wada. Dari Abu Umamah bin Tsalabah, nabi saw

    bersabda: "Barangsiapa merampas hak seorang muslim, maka dia telah berhak

    masuk neraka dan haram masuk surga." Seorang lelaki bertanya: "Walaupun itu

    sesuatu yang kecil, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Walaupun hanya

    sebatang kayu arak." (HR. Muslim).

    Islam berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa hak-hak manusia sebagai

    hamba Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-

    undangnya. Tetapi semua harus mengacu pada hukum Allah. Sampai kepada soal

    shadaqah tetap dipandang sebagaimana hal-hal besar lain. Misalnya Allah melarang

    bershadaqah (berbuat baik) dengan hal-hal yang buruk.

    --

    Artinya : " Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil

    usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami Keluarkan dari bumi

    untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu

    sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan)

    terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji." (QS. 2: 267).

    a. Hak-hak Alamiah

    Hak-hak alamiah manusia telah diberikan kepada seluruh ummat manusia

    sebagai makhluk yang diciptakan dari unsur yang sama dan dari sumber yang sama

    pula.

  • 9

    --

    Artinya: Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

    Menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) Menciptakan

    pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah

    Memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah

    kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta,** dan (peliharalah)

    hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu Menjaga dan

    Mengawasimu.

    ------------------------------------------------------------------

    *Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau

    meminta kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti as-aluka

    billh artinya saya bertanya / meminta kepadamu dengan nama Allah. (QS. 4: 1)

    --

    Artinya: Maka Tuhan mereka Memperkenankan permohonannya (dengan

    berfirman), Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal

    di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah

    (keturunan) dari sebagian yang lain.** Maka orang yang berhijrah, yang diusir

    dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang

    terbunuh, pasti akan Aku Hapus kesalahan mereka dan pasti Aku Masukkan

    mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai

    pahala dari Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik.

    ------------------------------------------------------------------

    **Maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, maka

    demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Kedua-

  • 10

    duanya sama-sama manusia, tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang

    penilaian iman dan amalnya.(QS. 3: 195).

    1. Hak Hidup

    Allah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan

    meng-qishas pembunuh

    --

    Artinya : Oleh karena itu Kami Tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,

    bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh

    orang lain,** atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan

    dia telah membunuh semua manusia.**Barangsiapa memelihara kehidupan

    seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua

    manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan

    (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di

    antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.

    ------------------------------------------------------------------

    **Yakni membunuh orang bukan karena qishash.

    ------------------------------------------------------------------

    **Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai

    manusia semua-nya. Allah Memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah

    seperti membunuh semua manusia, begitu juga sebaliknya.(QS. 5: 32)

    --

    Artinya : Dan dalam kisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-

    orang yang berakal, agar kamu bertakwa. (QS. 2: 179).

    Bahkan hak jenazah pun dijaga oleh Allah. Misalnya hadist nabi: "Apabila

    seseorang mengkafani mayat saudaranya, hendaklah ia mengkafani dengan

  • 11

    baik." Atau "Janganlah kamu mencaci-maki orang yang sudah mati. Sebab

    mereka telah melewati apa yang mereka kerjakan." (Keduanya HR. Bukhari).

    2. Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi

    Kebebasan pribadi adalah hak paling asasi bagi manusia, dan kebebasan

    paling suci adalah kebebasan beragama dan menjalankan agamanya, selama tidak

    mengganggu hak-hak orang lain. Firman Allah:

    --

    Artinya : "Dan seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman orang di

    muka bumi seluruhnya. Apakah kamu memaksa manusia supaya mereka menjadi

    orang beriman semuanya?" (QS. 10: 99).

    Untuk menjamin kebebasan kelompok, masyarakat dan antara negara, Allah

    memerintahkan memerangi kelompok yang berbuat aniaya terhadap kelompok

    lain.

    --

    Artinya : Dan apabila ada dua golongan orang Mukmin berperang, maka

    damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim

    terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim

    itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah

    kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan

    adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah Mencintai orang-orang yang berlaku

    adil.(QS. 49: 9).

    Begitu pula hak beribadah kalangan non-muslim. Khalifah Abu Bakar

    menasehati Yazid ketika akan memimpin pasukan: "Kamu akan menemukan

    kaum yang mempunyai keyakinan bahwa mereka tenggelam dalam kesendirian

    beribadah kepada Allah di biara-biara, maka biarkanlah mereka." Khalid bin

  • 12

    Walid melakukan kesepakatan dengan penduduk Hirah untuk tidak mengganggu

    tempat peribadahan (gereja dan sinagog) mereka serta tidak melarang upacara-

    upacaranya.

    Kerukunan hidup beragama bagi golongan minoritas diatur dalam al-quran

    --

    Artinya : Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya

    telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.

    Barangsiapa ingkar kepada Thaghut ** dan beriman kepada Allah, maka

    sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan

    putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

    ------------------------------------------------------------------

    **Setan dan apa saja yang disembah selain dari Allah swt. (QS. 2: 256).

    Sedangkan dalam masalah sipil dan kehidupan pribadi (ahwal

    syakhsiyah) bagi mereka diatur syariat Islam dengan syarat mereka bersedia

    menerimanya sebagai undang-undang. Firman Allah:

    --

    Artinya :" Mereka sangat suka mendengar berita bohong, banyak memakan

    (makanan) yang haram. ** Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu

    (Muhammad untuk meminta putusan), maka berilah putusan di antara mereka

    atau berpalinglah dari mereka, dan jika engkau berpaling dari mereka maka

    mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Tetapi jika engkau

    memutuskan (perkara mereka), maka putuskanlah dengan adil. Sesungguhnya

    Allah Menyukai orang-orang yang adil.

    ------------------------------------------------------------------

    **Seperti uang suap dan sebagainya.(QS. 5: 42).

  • 13

    Jika mereka tidak mengikuti aturan hukum yang berlaku di negara Islam,

    maka mereka boleh mengikuti aturan agamanya - selama mereka berpegang pada

    ajaran yang asli. Firman Allah:

    --

    Artinya : " Dan ingatlah akan karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya**

    yang telah diikatkan kepadamu, ketika kamu mengatakan, Kami mendengar dan

    kami menaati. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha

    Mengetahui segala isi hati.

    ------------------------------------------------------------------

    **Perjanjian akan mendengar dan mengikuti nabi dalam segala keadaan yang

    diikrarkan waktu bai`ah (prasetia).(QS.5: 7).

    3. Hak Bekerja

    Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak tetapi juga kewajiban.

    Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin. Nabi saw bersabda: "Tidak

    ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang daripada makanan yang

    dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." (HR. Bukhari). Dan Islam juga

    menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadist:"Berilah pekerja itu upahnya

    sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah).

    b. Hak Hidup

    Islam melindungi segala hak yang diperoleh manusia yang disyariatkan oleh

    Allah. Diantara hak-hak ini adalah:

    1. Hak Pemilikan

    Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan

    cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya,

    sebagaimana firman Allah:

    --

  • 14

    Artinya : "Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain

    diantara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu bawa urusan harta itu

    kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu

    dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya." (QS. 2: 188).

    Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang merugikan

    hajat manusia. Islam juga melarang penipuan dalam perniagaan. Sabda nabi

    saw: "Jual beli itu dengan pilihan selama antara penjual dan pembeli belum

    berpisah. Jika keduanya jujur dalam jual-beli, maka mereka diberkahi. Tetapi

    jika berdusta dan menipu berkah jual-beli mereka dihapus." (HR. Al-Khamsah)

    Islam juga melarang pencabutan hak milik yang didapatkan dari usaha

    yang halal, kecuali untuk kemashlahatan umum dan mewajibkan pembayaran

    ganti yang setimpal bagi pemiliknya. Sabda nabi saw: "Barangsiapa mengambil

    hak tanah orang lain secara tidak sah, maka dia dibenamkan ke dalam bumi

    lapis tujuh pada hari kiamat." Pelanggaran terhadap hak umum lebih besar dan

    sanksinya akan lebih berat, karena itu berarti pelanggaran tehadap masyarakat

    secara keseluruhan.

    2. Hak Berkeluarga

    Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman.

    Bahkan Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang

    bujangan di bawah perwaliannya.

    --

    Artinya : Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara

    kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba

    sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan

    Memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha

    Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.(QS. 24: 32).

  • 15

    Allah menentukan hak dan kewajiban sesuai dengan fithrah yang telah

    diberikan pada diri manusia dan sesuai dengan beban yang dipikul individu.

    Pada tingkat negara dan keluarga menjadi kepemimpinan pada kepala keluarga

    yaitu kaum laki-laki. Inilah yang dimaksudkan sebagai kelebihan laki-laki atas

    wanita.

    --

    Artinya : Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah

    telah Melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain

    (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari

    hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat

    (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah

    telah Menjaga (mereka).** Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan

    akan nusyuz,**hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah

    mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka.

    Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan

    untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar.

    ------------------------------------------------------------------

    **Allah telah Mewajibkan kepada suami untuk menggauli istrinya dengan baik

    ------------------------------------------------------------------

    **Nusyuz yaitu meninggalkan kewajiban selaku istri, seperti meninggalkan

    rumah tanpa izin suaminya(QS. 4: 34).

    Tetapi dalam hak dan kewajiban masing-masing memiliki beban yang

    sama.

    --

  • 16

    Artinya : "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan

    kewajibannya menurut cara yang maruf, akan tetapi para suami mempunyai

    satu tingkatan kelebihan dari istrinya." (QS. 2: 228)

    3. Hak Keamanan

    Dalam Islam, keamanan tercermin dalam jaminan keamanan mata

    pencaharian dan jaminan keamanan jiwa serta harta benda. Firman Allah:

    --

    --

    Artinya : "Allah yang telah memberi makanan kepada mereka untuk

    menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan." (QS. Quraisy:

    3-4).

    Diantara jenis keamanan adalah dilarangnya memasuki rumah tanpa izin

    --

    Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki

    rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada

    penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)

    ingat.(QS. 24: 27).

    Jika warga negara tidak memiliki tempat tinggal, negara berkewajiban

    menyediakan baginya. Termasuk keamanan dalam Islam adalah memberi

    tunjangan kepada fakir miskin, anak yatim dan yang membutuhkannya. Oleh

    karena itulah, Umar bin Khattab menerapkan tunjangan sosial kepada setiap

    bayi yang lahir dalam Islam baik miskin ataupun kaya. Dia berkata: "Demi

    Allah yang tidak ada sembahan selain Dia, setiap orang mempunyai hak dalam

    harta negara ini, aku beri atau tidak aku beri." (Abu Yusuf dalam Al-Kharaj).

    Umar jugalah yang membawa seorang Yahudi tua miskin ke petugas Baitul-

    Maal untuk diberikan shadaqah dan dibebaskan dari jizyah.

    Bagi para terpidana atau tertuduh mempunyai jaminan keamanan untuk

    tidak disiksa atau diperlakukan semena-mena. Peringatan rasulullah

    saw: "Sesungguhnya Allah menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di

  • 17

    dunia." (HR. Al-Khamsah). Islam memandang gugur terhadap keputusan yang

    diambil dari pengakuan kejahatan yang tidak dilakukan. Sabda nabi saw:

    "Sesungguhnya Allah menghapus dari ummatku kesalahan dan lupa serta

    perbuatan yang dilakukan paksaan." (HR. Ibnu Majah).

    Diantara jaminan keamanan adalah hak mendapat suaka politik. Ketika

    ada warga tertindas yang mencari suaka ke negeri yang masuk wilayah Darul

    Islam. Dan masyarakat muslim wajib memberi suaka dan jaminan keamanan

    kepada mereka bila mereka meminta. Firman Allah:

    --

    Artinya : "Dan jika seorang dari kaum musyrikin minta perlindungan

    kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah,

    kemudian antarkanlah ke tempat yang aman baginya." (QS. 9: 6).

    4. Hak Keadilan

    Diantara hak setiap orang adalah hak mengikuti aturan syariah dan diberi

    putusan hukum sesuai dengan syariah

    --

    Artinya : Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan

    keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami

    Mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan

    cukuplah Allah yang menjadi Saksi. (QS. 4: 79).

    Dalam hal ini juga hak setiap orang untuk membela diri dari tindakan tidak

    adil yang dia terima. Firman Allah swt:

    --

    "Allah tidak menyukai ucapan yang diucapkan terus-terang kecuali oleh

    orang yang dianiaya." (QS. 4: 148).

  • 18

    Merupakan hak setiap orang untuk meminta perlindungan kepada penguasa

    yang sah yang dapat memberikan perlindungan dan membelanya dari bahaya

    atau kesewenang-wenangan. Bagi penguasa muslim wajib menegakkan keadilan

    dan memberikan jaminan keamanan yang cukup. Sabda nabi saw: "Pemimpin

    itu sebuah tameng, berperang dibaliknya dan berlindung dengannya." (HR.

    Bukhari dan Muslim).

    Termasuk hak setiap orang untuk mendapatkan pembelaan dan juga

    mempunyai kewajiban membela hak orang lain dengan kesadarannya.

    Rasulullah saw bersabda: "Maukah kamu aku beri tahu saksi yang palng baik?

    Dialah yang memberi kesaksian sebelum diminta kesaksiannya." (HR. Muslim,

    Abu Daud, Nasai dan Tirmidzi). Tidak dibenarkan mengambil hak orang lain

    untuk membela dirinya atas nama apapun. Sebab rasulullah

    menegaskan: "Sesungguhnya pihak yang benar memiliki pembelaan." (HR. Al-

    Khamsah). Seorang muslim juga berhak menolak aturan yang bertentangan

    dengan syariah, dan secara kolektif diperintahkan untuk mengambil sikap

    sebagai solidaritas terhadap sesama muslim yang mempertahankan hak.

    5. Hak Saling Membela dan Mendukung

    Kesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan

    hak kepada pemiliknya sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam

    membela hak dan mencegah kedzaliman. Bahkan rasul melarang sikap

    mendiamkan sesama muslim, memutus hubungan relasi dan saling berpaling

    muka. Sabda nabi saw: "Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab

    salam, menjenguk yang sakit, mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan

    mendoakan bila bersin." (HR. Bukhari).

    6. Hak Keadilan dan Persamaan

    Allah mengutus rasulullah untuk melakukan perubahan sosial dengan

    mendeklarasikan persamaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia

  • 19

    --

    Artinya : Sungguh, Kami telah Mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-

    bukti yang nyata dan Kami Turunkan bersama mereka kitab dan neraca

    (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami Menciptakan besi

    yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar

    Allah Mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya

    walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha

    Perkasa.(QS. Al-Hadid: 25).

    Manusia seluruhnya sama di mata hukum. Sabda nabi saw: "Seandainya

    Fathimah anak Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya." (HR.

    Bukhari dan Muslim).

    Pada masa Rasulullah banyak kisah tentang kesamaan dan keadilan

    hukum ini. Misalnya kasus putri bangsawan dari suku Makhzum yang mencuri

    lalu dimintai keringanan hukum oleh Usamah bin Zaid, sampai kemudian rasul

    menegur dengan: "... Apabila orang yang berkedudukan di antara kalian

    melakukan pencurian, dia dibiarkan. Akan tetapi bila orang lemah yang

    melakukan pencurian, mereka memberlakukan hukum kriminal..." Juga kisah

    raja Jabalah Al-Ghassani masuk Islam dan melakukan penganiayaan saat haji,

    Umar tetap memberlakukan hukum meskipun ia seorang raja. Atau kisah Ali

    yang mengadukan seorang Yahudi mengenai tameng perangnya, dimana

    Yahudi akhirnya memenangkan perkara.

    Umar pernah berpesan kepada Abu Musa Al-Asyari ketika

    mengangkatnya sebagai Qadli: "Perbaikilah manusia di hadapanmu, dalam

    majlismu, dan dalam pengadilanmu. Sehingga seseorang yang berkedudukan

    tidak mengharap kedzalimanmu dan seorang yang lemah tidak putus asa atas

    keadilanmu."

    7. Tentang Kebebasan Mengecam Syariah

    Sebagian orang mengajak kepada kebebasan berpendapat, termasuk

    mengemukakan kritik terhadap kelayakan Al-Quran dan Sunnah sebagai

    pegangan hidup manusia modern. Disana terdengar suara menuntut persamaan

    hak laki-laki dengan wanita, kecaman terhadap poligami, tuntutan akan

  • 20

    perkawinan campur (muslim-non muslim). Dan bahkan mereka mengajak

    pada pemahaman Al-Quran dengan mengubah inti misi Al-Quran.

    Orang-orang dengan pandangan seperti ini pada dasarnya telah

    menempatkan dirinya keluar dari agama Islam (riddah) yang ancaman

    hukumannya sangat berat. Namun jika mayoritas ummat Islam menghendaki

    hukuman syariah atas mereka, maka jawaban mereka adalah bahwa Al-

    Quran tidak menyebutkan sanksi riddah. Dengan kata lain mereka ingin

    mengatakan bahwa sunnah nabi saw. Tidak memiliki kekuatan legal dalam

    syariah, termasuk sanksi riddah itu.

    Untuk menjawab hal ini ada beberapa hal penting yang harus dipahami,

    yaitu :

    - Kebebasan yang diartikan dengan kebebasan tanpa kendali dan ikatan tidak

    akan dapat ditemukan di masyarakat manapun. Ikatan dan kendali ini

    diantaranya adalah tidak dibenarkannya keluar dari aturan umum dalam

    negara. Maka tidak ada kebebasan mengecam hal-hal yang dipandang oleh

    negara sebagai pilar-pilar pokok bagi masyarakat.

    - Islam tidak memaksa seseorang untuk masuk ke dalam Islam, melainkan

    menjamin kebebasan kepada non-muslim untuk menjalankan syariat

    agamanya meskipun bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh sebab itu,

    manakala ada seorang muslim yang mengklaim bahwa agamnya tidak

    sempurna, berarti ia telah melakukan kesalahan yang diancam oleh

    rasulullah saw: "Barangsiapa mengganti agamanya, maka bunuhlah

    ia." (HR. Bukhari dan Muslim).

    - Meskipun terdapat kebebasan dalam memeluk Islam, tidak berarti bagi

    orang yang telah masuk Islam mempunyai kebebasan untuk merubah

    hukum-hukum yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunnah.

    - Dalam Islam tidak ada konsep rahasia di tangan orang suci, dan tidak ada

    pula kepercayaan yang bertentangan dengan penalaran akal sehat seperti

    Trinita dan Kartu Ampunan. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi

    penentang Islam untuk keluar dari Islam atau melakukan perubahan

    terhadap Islam.

  • 21

    Islam mengakui bahwa agama Ahli Kitab. Dari sini Islam membolehkan

    laki-laki muslim menikahi wanita Ahli Kitab, karena garis nasab dalam Islam

    ada di tangan laki-laki.

    Sanksi riddah tidak dijelaskan dalam Al-Quran sebagaimana ibadah dan

    muamalah lainnya. Al-Quran hanya menjelaskan globalnya saja dan

    menugaskan rasulullah saw menjelaskan rincian hukum dan kewajiban.

    Firman Allah:

    --

    Artinya : "Dan telah Kami turunkan kepadamu Al-Quran agar kamu

    menjelaskan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada

    mereka dan supaya mereka memikirkannya." (QS. 16: 44).

  • 22

    BAB III

    KASUS DAN ANALISIS HAK ASASI MANUSIA

    3.1. Hukuman Mati

    Hukuman mati selalu menjadi perdebatan menarik setiap kali terpidana mati

    dieksekusi. Misalnya, eksekusi mati bagi Sumiarsih dan anaknya Sugeng, pelaku

    pembunuhan Letkol Purwanto dan keluarganya pada tahun 1988, atau hukuman mati

    yang di jatuhkan kepada dukun palsu Usep yang membunuh 8 orang yang merupakan

    tamunya. Mengenai hukuman mati ini, banyak kalangan yang setuju, namun tidak

    sedikit yang menolak. Kalangan organisasi non-pemerintah atau Komnas HAM

    meminta semua peraturan yang memuat hukuman mati tidak diberlakukan. Mereka

    menilai hukuman mati tidak sesuai dan bertentangan dengan pasal 28 I butir 1 UUD

    1945 (Amandemen Kedua) yang menegaskan bahwa hak untuk hidup adalah hak asasi

    manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. Ini berarti seluruh produk

    hukum yang masih mencantumkan hukuman mati sebagai ancaman pidana harus

    ditiadakan. Di lain pihak banyak yang setuju atas penerapan hukuman mati.

    Sepanjang pidana mati masih dicantumkan dalam KUHP dan undangundang lainnya,

    maka pelaksanaan hukuman tersebut harus dilakukan dan tidak dapat dihindari.

  • 23

    Menurut KUHP, di Indonesia ada sembilan macam kejahatan yang diancam pidana

    mati, yaitu :

    1. Makar dengan maksud membunuh presiden dan wapres (pasal 104);

    2. Melakukan hubungan dengan negara asing sehingga terjadi perang (pasal 111

    ayat 2);

    3. Pengkhiatan memberitahukan kepada musuh di waktu perang (pasal 124 ayat 3);

    4. Menghasut dan memudahkan terjadinya huru-hara (pasal 124);

    5. Pembunuhan berencana terhadap kepala negara sahabat (pasal 140 ayat 3);

    6. Pembunuhan berencana (pasal 340);

    7. Pencurian dengan kekerasan secara bersekutu mengakibatkan luka berat atau

    mati (pasal 365 ayat 4);

    8. Pembajakan di laut mengakibatkan kematian (pasal 444);

    9. Kejahatan penerbangan dan sarana penerbangan (pasal 149 K ayat 2 dan pasal

    149 O ayat 2).

    Di luar KUHP, masih ada ancaman pidana mati dalam berbagai undangundang dan

    satu perpu, yaitu:

    1. Tindak pidana ekonomi (UU No. 7/Drt/1995);

    2. Tindak pidana Narkotika dan Psikotropika (UU No. 22 Tahun 1997 dan UU No.

    5 Tahun 1997);

    3. Tindak pidana korupsi (UU No. 31 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah dan

    ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001);

    4. Tindak pidana terhadap Hak Asasi Manusia (UU No. 26 Tahun 2000);

    5. Tindak pidana terorisme (Perpu No. 1 Tahun 2002).

    Sepanjang masih banyak pasal-pasal KUHP dan undang-undang yang mengancam

    pelakunya dengan pidana mati, maka perdebatan tentang hukuman mati (death penalty)

    akan terus berlangsung. Apalagi jika pelaksanaan eksekusinya tidak segera dilakukan,

    maka si terpidana secara psikologis akan "mati" lebih dulu sebelum eksekusi dilakukan.

  • 24

    3.3.1. Pandangan Islam Terhadap Hukuman Mati

    Di dalam Alquran surat al-Mulk ayat 2 diingatkan bahwa hidup dan mati ada

    di tangan Tuhan. Karena itu, Islam sangat memperhatikan keselamatan hidup dan

    kehidupan manusia sejak ia masih berada dalam kandungan ibu sampai sepanjang

    hidupnya. Islam sangat memuliakan keturunan anak Adam. Dan untuk melindungi

    keselamatan hidup manusia, Islam menetapkan berbagai norma hukum perdata dan

    pidana beserta sanksi-sanksinya, baik di dunia seperti hukuman had, diyat (denda)

    dan termasuk hukuman mati (qishos), maupun hukuman di akhirat kelak.

    Pada dasarnya hukum-hukum Islam datang untuk menjadi rahmat bagi

    manusia, bahkan bagi segenap alam. Hukum-hukum tersebut dibuat untuk menjaga

    keseimbangan kehidupan manusia agar tercipta harmoni dan ketertiban. Maka tidak

    akan terwujud rahmat itu terkecuali jika hukum Islam benar-benar dapat diterapkan

    demi kemaslahatan dan kebahagian manusia. Sanksi agama seberat apa pun pada

    dasarnya juga demi kemaslahatan kehidupan manusia pada umumnya, bukan untuk

    segelintir kelompok manusia. Ada tiga tujuan pokok diterapkannya hukum Islam,

    yaitu :

    1. Tujuan primer (al-dharury),

    yakni tujuan hukum yang mesti ada demi adanya kehidupan manusia.

    Apabila tujuan ini tidak tercapai akan menimbulkan ketidakajegan

    kemaslahatan hidup manusia di dunia dan di akherat. Kebutuhan hidup

    yang primer ini hanya bisa dicapai bila terpeliharanya lima tujuan hukum

    Islam yang disebut al-dharuriyyat al-khams atau al-kulliyyat alkhams

    (disebut pula maqasid al-syari "ah), yaitu lima tujuan utama hukum Islam

    yang telah disepakati bukan hanya oleh ulama Islam melainkan juga oleh

    keseluruhan agamawan. Kelima tujuan utama itu adalah:

    a. Memelihara agama;

    b. Memelihara jiwa;

    c. Memelihara akal;

    d. Memelihara keturunan dan atau kehormatan, dan

    e. Memelihara harta.

  • 25

    2. Tujuan sekunder (al-haajiy)

    yakni terpeliharanya tujuan kehidupan manusia yang terdiri atas

    berbagai kebutuhan sekunder. Jika tidak terpenuhi akan menimbulkan

    kesukaran bagi manusia, namun tidak sampai menimbulkan kerusakan.

    3. Tujuan tertier (al-tahsiniyyat)

    yakni tujuan hukum yang ditujukan untuk menyempurnakan hidup

    manusia dengan cara melaksanakan apa yang baik dan yang paling layak

    menurut kebiasan dan menghindari hal-hal yang tercela menurut akal

    sehat.

    Dalam hukum Islam, sanksi pidana yang dapat menyebabkan kematian

    pelakunya terjadi pada dua kasus, yaitu :

    1. Pelaku zina yang sudah kawin (muhson), sanksinya dirajam, yakni

    dilempari batu sampai mati. Menurut Ibn Mundzir, seorang yang pernah

    menikah dan melakukan zina dengan wanita lain maka sanksi hukumnya

    jilid kemudian dirajam (dicambuk kemudian dilempari batu). Hukuman

    tersebut dikenakan pada laki-laki dan perempuan. Karena Islam sangat

    menghargai kehormatan diri dan keturunan, maka sanski hukum yang

    sangat keras ini dapat diterima akal sehat. Bukankah secara naluriah

    manusia akan berbuat apa saja demi menjaga dan melindungi harga diri

    dan keturunannya. Hukuman rajam ini jika diterapkan, sangat kecil

    kemungkinannya nyawa terpidana dapat diselamatkan.

    2. Pelaku pembunuhan berencana (disengaja) (QS. An-Nisa: 93).

    Artinya : Orang yang membunuh orang Islam (tanpa hak) harus diqisas

    (dibunuh juga). Jika ahli-ahli waris (yang terbunuh) memaafkannya, maka

    pelaku tidak diqisas (tidak dihukum bunuh) tetapi harus membayar diyat

    (denda) yang besar, yaitu seharga 100 ekor unta tunai yang dibayarkan

    pada waktu itu juga.

  • 26

    3.3.2. Qishos

    Salah satu dasar penyelesaian perselisihan diantara manusia dalam Islam adalah

    qishos yaitu hukuman yang setimpal dari perbutan manusia atas manusia yang lain.

    Sebagai contoh jika seseorang memukul maka hukumannya dipukul, bila seseorang

    merusak mata orang lain maka hukumannya mata si pelaku tersebut dirusak, bila

    seseorang membunuh maka dihukum bunuh demikian seterusnya. Sepintas memang

    kejam namun dibalik itu ada palajaran berharga bagi manusia, yaitu mendidik

    manusia supaya perbuatannya tidak semena-mena atas manusia yang lain. Manusia

    akan berpikir berulang kali untuk berbuat kejahatan atas manusia lain karena

    hukuman yang didapat sesuai dengan perbuatannya. Kalau tidak mau dipukul jangan

    memukul, kalau tidak mau matanya dirusak maka jangan merusak mata orang lain,

    kalau tidak mau di hukum bunuh maka jangan coba-coba membunuh. Jadi untuk

    hukum qishos ini bersifat preventif sehingga kejahatan bisa dicegah sebelum terjadi

    mengingat hukumannya setimpal.

    Sebelum putusan hakim dieksekusi maka korban atau keluarga korban

    mempunyai hak untuk mencabut atau membatalkan putusan hakim, karena korban

    atau keluarga korban memaafkan tindakan si terhukum dan biasanya si terhukum

    diganjar dengan denda atau pembatalan itu menjadi penebus dosa bagi si korban,

    sebagaimana dalam Quran Surat Al-Maidah ayat 45, yang berbunyi:

    Artinya : Dan kami tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taura) bahwasanya

    jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung telinga dengan

    telinga, gigi dengan gigi, dan luka-lukapun ada qishosnya. Barang siapa yang

    melepaskan (hak qishos) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa

    baginya. .

    Untuk kasus dengan putusan hukuman mati baik dirajam, digantung maupun

    dipancung, si terhukum sudah menyadari betul bahwa dia memang bersalah karena

    sebelum diadili oleh hakim, si terhukumlah yang datang untuk mendapat hukuman

  • 27

    sesuai dengan hukum Islam. Oleh karena itu sungguh terhormat di mata manusia

    dengan langkah yang diambil si terhukum, yaitu mengakui kesalahannya untuk

    menjalani proses hukum. Langkah ini seharusnya menjadi contoh bagi siapa saja yang

    mempunyai kesalahan atau melanggar aturan untuk diadili sesuai hukum Islam.

    Sedangkan bagi Allah, status si terhukum adalah mulia, karena proses kematiannya

    saat melaksanakan hukum Islam maka jaminannya adalah surga.

    Apabila ada manusia yang melanggar aturan tidak mau mengakui kesalahaanya dan

    tidak mau datang untuk diadili sepanjang keadilan hukum Islam maka tidak ada

    proses hukum. Kecuali kesalahan dan pelanggarannya diketahui oleh orang lain

    sebagai saksi, kemudian saksi tersebut mengajukan gugatan atas kesalahan si pelaku

    maka akan terjadi proses hukum.

    Untuk menuduh seseorang berbuat salah atas pelanggaran berat atau sensitip

    biasanya harus dihadirkan empat saksi, seperti misalnya pembunuhan atau tuduhan

    terhadap seseorang yang berbuat zina. Apabila orang yang melanggar aturan luput

    dari hukuman sesuai hukum Islam maka orang tersebut dipastikan akan berhadapan

    dengan hukum Allah secara langsung baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak.

    Selain itu akan dihantui oleh perasaan bersalah sepanjang hidupnya.

    Tidakkah hukuman qisas atau rajam sangat tidak manusiawi dan melanggar HAM?

    Pertanyaan seperti ini sudah sering kita dengar ratusan tahun yang lalu. Tetapi,

    melanggar HAM atau tidak seharusnya tidak hanya dilihat dari satu segi saja, tetapi

    berbagai segi. Jika kita hanya melihat hukuman mati dari sudut terhukum, maka yang

    muncul adalah hukuman qisas atau rajam tidak manusiawi dan melanggar HAM.

    Bagaimana jika dilihat dari sisi lainnya, misalnya dari korban pembunuhan atau efek

    kerusakan yang lebih besar jika perzinahan tumbuh subur. Bagaimana dengan anak,

    istri dan orang tua korban pembunuhan, bukankah mereka juga manusia dan memiliki

    HAM juga.

    Setiap agama sangat menghargai nyawa manusia dan kita semua menyadari

    adanya hak asasi manusia. HAM tidak hanya dimiliki oleh terpidana mati, tetapi anak,

    isteri, orang tua korban dan orang-orang yang tidak berdosapun memiliki HAM.

    Pidana mati ibaratnya menghilang HAM satu orang untuk melindungi HAM sekian

    ribu orang.

  • 28

    3.2. Tenaga Kerja Indonesia

    Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga

    negara Indonesia yang bekerja di luar negeri (seperti Malaysia, Timur

    Tengah, Taiwan, Australia dan Amerika Serikat) dalam hubungan kerja untuk jangka

    waktu tertentu dengan menerima upah.

    3.2.1 Pelanggaran HAM terhadap TKI berdasarkan Pandangan Islam

    Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang

    umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun

    individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah saw pernah

    bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas

    kamu." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka negara bukan saja menahan diri dari

    menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan

    menjamin hak-hak ini.

    Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi

    setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan muslim

    dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan itu kewajiban negara, melainkan

    negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini. Dari sinilah

    kaum muslimin di bawah Abu Bakar memerangi orang-orang yang tidak mau

    membayar zakat.

    Negara juga menjamin tidak ada pelanggaran terhadap hak-hak ini dari

    pihak individu. Sebab pemerintah mempunyai tuga sosial yang apabila tidak

    dilaksanakan berarti tidak berhak untuk tetap memerintah. Allah berfirman yang

    insya allah artinya adalah:

    "Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukannya di muka bumi,

    niscaya mereka menegakkan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat maruf

    dan mencegah perbuatan munkar. Dan kepada Allah-lah kembali semua

    urusan." (QS. 22:4)

    3.2.2 Pelanggaran HAM terhadap TKI berdasarkan Pandangan Kenegaraan

    TKI merupakan tenaga kerja dari Indonesia yang bekerja di luar negeri,

    biasanya TKI bekerja di Saudi arabia, Malaysia, dan Abu dhabi. Ketika bekerja,

    para TKI ada yang mendapat perlakuan buruk dari majikannya. Entah kenapa

    masalahnya, TKI itu disiksa seperti di setrika, dicambuk, dilecehkan, atau bisa

  • 29

    juga TKI tersebut di tuduh yang tidak tidak sehingga bisa membuat si TKI masuk

    ke ranah hukum. Jika sudah masuk ranah hukum TKI tersebut bisa kalah dengan

    tidak bersalah karena bisa saja ia tidak paham bahasa arab dan tidak ada

    pembelaan dari pemerintah Indonesia. Bahkan ada yang sampe hampir dihukum

    pancung, karena dituduh mencuri.Pelanggaran HAM ini merupakan kasus

    pelanggaran HAM menurut yang ada dalam UUD 1945 pasal 28i tentang HAM,

    yang berbunyi :

    (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan

    hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui

    sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar

    hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat

    dikurangi dalam keadaan apa pun.

    (2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas

    dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang

    bersifat diskriminatif itu.

    (3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan

    perkembangan zaman dan peradaban.

    (4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia

    adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

    (5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip

    negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,

    diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan.

    3.2.3 TKI di Arab Saudi dalam Perspektif Perbudakan

    Sungguh malang nasib para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kita yang bekerja

    di Arab Saudi. Mereka mengalami berbagai kasus kekerasan yang begitu

    mengerikan, khususnya di sektor pembantu rumah tangga. Data dari LSM

    Migrant Care, hingga Oktober 2010, kekerasan terhadap TKI di Arab Saudi

    mencapai 5.336 kasus. Data versi Kompas (2010), kasus kekerasan TKI di Arab

    Saudi berada pada angka 22.035 kasus. Jumlah kasus kekerasaan ini merupakan

    terbanyak kedua setelah kasus kekerasan TKI di Malaysia.

    Kekerasan yang terjadi terhadap para TKI di Arab Saudi ini erat kaitannya

    dengan faktor budaya. Menurut Sekjen International Conference of Islamic

  • 30

    Scholars (ICIS), KH. Hasyim Muzadi, faktor budaya bangsa Arab sulit mencegah

    tindak kekerasan dan kekejaman pada kaum minoritas, khususnya kekerasan yang

    dilakukan seorang majikan kepada Pembantu rumah tangga atau PRT. Menurut

    Beliau, kebiasaan majikan laki-laki dalam memperlakukan PRT secara tidak

    senonoh mengakibatkan kecemburuan majikan perempuan yang berujung pada

    tindak kekerasan dan penyiksaan.

    Hal ini sejalan dengan adanya pandangan berbagai ahli yang menyebutkan

    bahwa sebagian kalangan masyarakat Arab Saudi masih menganggap PRT atau

    TKI ini sebagai budak. Seorang budak yang mereka miliki dapat diapakan saja

    sesuka hati mereka. Hal ini tidak terlepas dari historis bangsa arab yang begitu

    panjangnya mengalami zaman perbudakan. Dan kenyataannya kultur kultur

    perbudakan tersebut, masih berbekas sampai di zaman modern seperti sekarang

    ini.

    3.2.4 Perbudakan di Era Islam

    Seperti diketahui, Islam pertama kali berkembang di negara Arab Saudi yang

    pada saat itu juga mengenal sistem perbudakan. Ajaran islam melalui Al-Quran,

    memberikan paparan mengenai fenomena perbudakan dan memberikan sikap

    moral untuk memperlakukan budak dengan baik tidak seperti era-era sebelumnya.

    Mengutip perkataan Ustadi Hamsah (2011), paparan dalam Al-Quran tersebut

    bukan menguatkan posisi budak dalam Islam, tetapi lebih kepada penggambaran

    yang terjadi di masyarakat yang dihadapi Rasul Muhammad SAW yang masih

    menganut sistem perbudakan.Ajaran islam melalui Rasul Muhammad SAW

    mengajarkan untuk memerdekakan budak. Hal ini berlaku pula pada era-era

    setelahnya. Beberapa ajaran islam yang terkait dengan hal tersebut antara lain:

    1. Pada hukum denda untuk menebus kesalahan, islam memerintahkan untuk

    memerdekakan budak, seperti kafarat sumpah

    2. Dijadikan Ar-Riqab sebagai salah satu penerima zakat. Ar-Riqab didefinisikan

    sebagai orang yang memerdekan budak. Dalam hal ini, islam terlihat sangat

    mengapresiasi orang yang memerdekan budak.

    3. Salah satu bentuk denda untuk tindakan dosa tertentu adalah memerdekan

    budak.

  • 31

    4. Islam mengajarkan persamaan derajat manusia dan yang membedakan

    hanyalah ketakwaan.

    5. Al-Quran memuji budak hitam yang beriman dibandingkan dengan wanita

    cantik tetapi kafir.

    Dari berbagai ajaran di atas terlihat bahwa islam tidak membenarkan

    perbudakan melainkan berusaha untuk melepaskan perbudakan. Islam turun

    saat perbudakan itu ada, dan oleh karena itu Al-Quran memberikan jawaban-

    jawaban bagaimana menghadapi perbudakan.

    Sebagian masyarakat di negara Arab Saudi yang notabenenya merupakan

    negara Islam telah banyak melakukan pelanggaran terhadap ajaran islam itu

    sendiri. Ketidakpahaman sebagian muslim Arab Saudi terhadap ajaran islam

    menjadikan mereka masih melakukan praktik-praktik perbudakan secara

    disengaja maupun tidak. Faktor budaya mungkin menjadi faktor utama yang

    menyebabkan hal ini. Selama beratus-ratus tahun masyarakat arab telah

    mengenal perbudakan dan ketika islam datang secara sadar atau tidak mereka

    masih mewarisi budaya tersebut.

    3.2.5 Kasus Pelanggaran HAM terhadap TKI

    Terdapat banyak kasus yang terjadi pada pelanggaran HAM terhadap Tenaga

    Kerja Indonesia, namun berikut merupakan salah satu contoh pelanggaran HAM

    terhadap TKI:

    Contoh kasusnya yaitu seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten

    Indramayu Jawa Barat, dianiaya majikannya hingga lumpuh di Arab Saudi. Hal itu

    diungkapkan Sardi, keluarga korban TKW yang dianiaya kepada wartawan di

    Indramayu. Dia mengatakan, keluarganya yakni Tati binti Durakman (26 tahun),

    warga RT 25 RW 05 Desa Sanca, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu,

    mengalami kelumpuhan akibat dianiaya majikannya di Arab Saudi. Kedua

    kakinya tidak mampu bergerak, kini terpaksa dirawat di RSUD Indramayu, untuk

    menjalani perawatan, kata Sardi.Sementara itu, Carla suami korban menjelaskan,

    istrinya berangkat menjadi TKI melalui PT Rizka Berkah Guna, pada 16

    Nopember 2010. Tak menyangka kini harus menderita akibat disiksa oleh

    majikannya. Tati dijanjikan akan menjadi pembantu rumah tangga, dengan upah

    menggiurkan , ternyata ditempatnya bekerja diperlakukan kasar, hingga menderita

  • 32

    lumpuh, ungkap Carla.Dikatakan Carla, istrinya bekerja di keluarga Ali Ibrohim

    Al-Amir dan Aminah. Sekitar 1,5 tahun pengakuan Tati dianiaya karena

    majikannya berusaha akan memperkosa, terpaksa melakukan perlawanan. Caswan,

    kepala Desa di Indramayu menuturkan, meski sering terjadi kekerasan terhadap

    TKW asal Indramayu, hingga mereka tewas dan menderita lumpuh, minat menjadi

    pembantu rumah tangga di Arab Saudi tetap tinggi.Mengapa minat menjadi

    TKI/TKW masih tinggi sedangkan banyak TKI/TKW yang disiksa disana?

    mungkin karena rendahnya upah kerja yang ditawarkan di Indonesia, sedangkan di

    luar negeri bisa mendapatkan penghasilan besar meskipun hanya menjadi

    pembantu rumah tangga.TKI dan TKW harus dilindungi menurut pasal 28i tentang

    HAM, khususnya pemerintah. Pemerintah harus memberikan perlindungan antara

    lain berupa : Pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan di negara tujuan serta hukum dan kebiasaan internasional.

    Pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan/atau

    peraturan perundang-undangan di negara TKI ditempatkan. Karena TKI dan

    TKW itu juga warga Indonesia yang wajib juga dilindungi dan juga ia mempunyai

    Hak untuk hidup. Tetapi TKI dan TKW juga jangan melakukan tindakan yang

    membuat sang majikan marah, dan juga para TKI dan TKW harus memiliki skill

    bahasa dan keterampilan. Agar tidak terjadi tindakan yang tidak semestinya, para

    TKI dan TKW harus menjalani pelatihan. Pelatihan tersebut penting sekali, karena

    jika seorang TKI/TKW melakukan kesalahan, itu juga dapat memalukan negara

    kita Indonesia. Maka pelatihan itu harus dijalani dengan sangat matang. Pelatihan

    hendaknya seperti sekolah yang mengajarkan pengetahuan dan bahasa walaupun

    hanya sebagian kecil.

    Pelatihan itu juga hendaknya ada pemisahan profesi spesial seperti spesialis

    masak,pembantu spesialis bersih-bersih rumah, spesialis penjaga anak,dll. Intinya,

    TKI harus lebh terorganisir layaknya pasukan dan tenaga profesional. Sebelum

    dikirim, TKI tersebut hendaknya melewati tahap seleksi ketat seperti tahap ujian

    tulis, ujian praktek, tes psikologis dan tes kesehatan. Setelah itu TKI hendaknya

    diberi uji coba minimal 1 minggu pada profesi masing-masing. Dan pemerintah

    hendaknya bekerja sama dengan perusahaan jasa pengiriman TKI untuk mendata

    dan memantau calon tki secara khusus.

  • 33

    3.2.6 Solusi atas Perbudakan TKI di Arab Saudi

    Negara Indonesia bukanlah negara jajahan manapun termasuk Arab Saudi.

    Oleh karena itu, masyarakat Indonesia sudah sepantasnyalah bukan merupakan

    budak bagi bangsa manapun. Hal ini yang harus disadari oleh para masyarakat di

    negara-negara tujuan TKI, seperti Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, Taiwan, dsb.

    Para TKI-TKI yang bekerja di negara-negara tersebut harus diberikan hak-hak

    manusia yang utuh dan dilindungi dari segala macam praktik perbudakan.Khusus

    untuk negara Arab Saudi yang notabene merupakan negara islam, permasalahan

    ini harus menjadi salah satu perhatian pemerintahan mereka. Meskipun saat ini

    telah dilakukan proses kesepahaman antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia

    terkait dengan perlindungan TKI di Arab Saudi, hendaknya dilakukan pula proses

    kesepahaman antara Majelis Ulama Indonesia dan Majelis Ulama Arab Saudi.

    Majelis Ulama Indonesia harus berkomunikasi secara intens dengan Majelis

    Ulama Arab Saudi untuk menyamakan persepsi hukum-hukum islam dalam

    memperlakukan TKI. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masyarakat muslim

    Arab Saudi yang memiliki pandangan TKI sebagai budak karena telah mereka beli

    dengan harga yang cukup tinggi.

    Harapan besar kini tertuju pada kedua pemerintah untuk memperjuangan

    hak-hak asasi para pahlawan devisa Indonesia yang mencari nafkah di negeri

    Orang. Harapan-harapan pribadi dan keluarga para TKI yang besar untuk

    merantau, semoga dimudahkan dengan pelurusan pemahaman persepsi

    perbudakan dan adanya perlindungan yang kuat dari kedua pemerintahan.

    3.3 Emansipasi Wanita

    Emansipasi wanita adalah prospek pelepasan wanita dari kedudukan sosial

    ekonomi yang rendah, serta pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk

    berkembang dan maju. Dalam bahasa Arab, istilah ini dikenal dengan tahrir al-marah.

    3.3.1. Emansipasi Wanita dalam Pandangan Islam

    Pemahaman emansipasi wanita yang berkembang saat ini

    mengatasnamakan Hak Asasi Manusia (HAM), menyerukan bahwa emansipasi

    wanita adalah menyamakan hak dengan kaum pria, padahal tidak semua hak

    wanita harus disamakan dengan pria.

  • 34

    Islam sangat memuliakan wanita. Al-Quran dan Sunnah memberikan

    perhatian yang sangat besar serta kedudukan yang terhormat kepada wanita, baik

    sebagai anak, istri, ibu, saudara maupun peran lainnya. Begitu pentingnya hal

    tersebut, Allah mewahyukan sebuah surat dalam Al-Quran kepada Nabi

    Muhammad yaitu Surat An-Nisa yang sebagian besar ayat dalam surat ini

    membicarakan persoalan yang berhubungan dengan kedudukan, peranan dan

    perlindungan hukum terhadap hak-hak wanita.

    Adapun dalil-dalilnya adalah sebagai berikut.

    1. Kedudukan wanita sama dengan pria dalam pandangan Allah dapat ditilik

    dalam QS. Al-Ahzab: 35,

    Artinya : Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan

    perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,

    laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu,

    laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang

    berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki

    dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan

    kepada mereka ampunan dan pahala yang besar.

    Orang muslim yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang yang

    mengikuti perintah dan menjauhi larangan pada lahirnya, sedangkan yang

    dimaksud orang mukmin adalah orang-orang yang membenarkan apa yang

    harus dibenarkan oleh hatinya. Berdasarkan dalil ini, islam menjelaskan bahwa

    kedudukan antara wanita dan pria adalah sama, yang membedakan adalah

    iman dan ketakwaannya.

  • 35

    2. Kedudukan wanita sama dengan pria dalam berusaha untuk memperoleh,

    memiliki, menyerahkan atau membelanjakan harta kekayaannya. Berkenaan

    dengan kedudukan tersebut maka dalil dalam Islam dapat dirujuk dalam QS.

    An-Nisa: 4,

    Artinya:Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi)

    sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka

    menyerahkan kepada kamu sebahagian maskawin itu dengan senang hati,

    makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik

    akibatnya.

    Pemberian itu adalah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas

    persetujuan kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.

    Selain dalil tersebut, kedudukan wanita dan pria dalam berusaha memperoleh,

    memiliki, menyerahkan atau membelanjakan harta kekayaan dapat dilihat

    dalam QS. An-Nisa: 32,

    Artinya: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan

    Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.

    (karena) bagi laki-laki ada bahagian yang mereka usahakan, dan bagi para

    (wanita) pun ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah

    kepada Allah sebagian dari karuniaNya.Sesungguhnya Allah Maha

    MEngetahui segala sesuatu.

    3. Kedudukan wanita sama dengan pria untuk menjadi ahli waris dan

    memperoleh warisan, sesuai pembagian yang ditentukan. Kedudukan wanita

    dan pria terkait dengan warisan dapat dirujuk dalam QS An-Nisa: 7,

  • 36

    Artinya:Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan

    kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan

    ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang

    telah ditetapkan. Islam merupakan agama yang kaffah, pengaturan terkait

    kedudukan pria dan wanita rinci diatur di dalamnya, salah satunya mengenai

    pembagian warisan.

    4. Hak dan kewajiban wanita dan pria, dalam hal tertentu sama dapat dilihat

    dalam QS Al-Baqarah : 228 dan At-Taubah:71) dan dalam hal lain berbeda

    karena kodrat mereka yang sama dan berbeda pula (QS An-Nisa : 11 QS An-

    Nisa: 43). Kodratnya yang menimbulkan peran dan tanggung jawab antara pria

    dan wanita, maka dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sebagai suami isteri,

    fungsi mereka pun berbeda. Suami (pria) menjadi penanggungjawab dan

    kepala keluarga, sementara isteri (wanita) menjadi penanggungjawab dan

    kepala rumahtangga.

    Perlu ditekankan bahwa emansipasi bukanlah pembebasan diri wanita.

    Selama ini, emansipasi lebih cenderung diartikan sebagai persamaan gender

    yang berimplikasi pada bentuk kebebasan memilih. Memilih dalam arti

    demikian disebut-sebut sebagai bagian dari hak asasi manusia. Misalnya,

    memilih menjadi wanita karier, padahal tugas mencari nafkah adalah kewajian

    seorang suami. Hal tersebut dianggap sebagai perwujudan bahwa kedudukan

    wanita dan pria adalah sama. Pada dasarnya, Islam membolehkannya tetapi

    ada batasannya dan tentunya tidak melanggar syari. Sebagaimana telah

    tertulis dalam Al-Baqarah : 228, .......Dan para wanita mempunyai hak yang

    seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang maruf...........

    3.3.2. Hak dan Kewajiban yang Sama Bagi Pria dan Wanita

    Bertolak dari hal tersebut, Islam tidak membeda-bedakan pria dan wanita

    dalam hal keimanan. Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan

    dalam memikul tanggung jawab Dawah Islamiyah.

  • 37

    Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

    kepada kebajikan,(Islam), menyuruh kepada yang maruh dan mencegah dari yang

    munkar.. (Al-Imran : 104)

    Islam mempersamakan berbagai kewajiban yang berkaitan dengan ibadah

    seperti sholat, puasa, haji dan zakat dari segi kewajiban melaksanakannya. Islam

    mempersamakan pria dan wanita dalam tata hukum muamalat, seperti jual beli,

    perkontrakan, perwakilan, tanggungan/jaminan, dan aqad-aqad lainnya.

    Bagi laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para

    wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.. (An-nisa: 32)

    Islam mempersamakan pria dan wanita dalam menjatuhkan hukuman dan

    sanksi terhadap suatu pelanggaran.

    Perempuan yang berzina, dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-

    tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada

    keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman

    kepada Allah dan hari akhirat,.. (An-nur:2)

    Islam menghargai wanita dalam perawi hadist, Ilmu, politik dan peperangan,

    yaitu:

    a) Wanita perawi hadist yang hadist-hadistnya dihimpun oleh Al Bukhari :

    Karimah Al Marzawiyah dan Sayyidatul Wuzara.

    b) Wanita ahli sastra yang terkenal keindahan syairnya, yaitu : Al Khonsa, As

    Sayidah Sakinah binti Al Husain.

    c) Dokter Wanita, yaitu Zaenab dari Bani Awad, Ummul Hasan Binti Al

    Qodli Abi Jafar Attonjali.

    d) Wanita yang termasyur dalam peperangan , yaitu : Asma Binti Abu Bakar

    Ashshidiq, Ummu Amarah, Nasibah binti Ka.ab,dll

    e) Wanita yang masyur di arena politik dan pemerintahan, yaitu : Fatimah

    binti Rasulullah SAW, Aisyiah binti Abu Bakar (Ummil muminin) Atikah

    binti Yazid bin Muawiyah

  • 38

    3.3.3. Hak dan Kewajiban yang Berbeda Bagi Pria dan Wanita

    Di samping hak dan kewajiban yang sama, Islam juga mengatur perbedaan

    antara wanita dan pria, hal ini disebabkan bagaimanakan juga, wanita dan pria

    adalah makhluk dengan jenis kelamin dan tabiat berbeda, karena itu Islam

    mengatur perbedaan antara wanita dan pria dalam hal:

    a) Persaksian: Persaksian seorang pria, sama dengan 2 orang wanita.

    b) Bagian wanita dalam harta pusaka : Bagian wanita setengah bagian pria,

    karena seorang laki-laki berkewajiban menafkahi istri, sedang istri tidak

    berkewajiban mencari nafkah.

    c) Pakaian pria dan wanita

    d) Masalah sutera dan emas: Laki-laki dilarang memakai sutera dan emas.

    e) Mahar: Mahar adalah hak seorang wanita yang akan dinikahi seorang pria,

    sekaligus kewajiban seorang pria untuk memberi mahar.

    f) Mencari nafkah/pekerjaan: Seorang laki-laki wajib mencari nafkah,

    sedangkan seorang perempuan mubah, dan harus atas seijin suami atau

    ayahnya bila belum menikah.

    g) Pengaturan rumah tangga, Kewajiban wanita

    h) Hukum masalah kehamilan

    i) Nasab, biasa dihubungkan dengan poligami, sedang poliandri dilarang

    karena dapat mengaburkan nasab seorang anak.

    j) Pencegahan kehamilan, Hak suami, tapi suara istri patut didengar.

    k) Abortus

    l) Persusuan

    m) Pengasuhan anak

    n) Kepemimpinan dalam rumah tangga. Kepemimpinan ada di tangan laki-

    laki,

    Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah telah

    melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan

    karena mereka telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka (QS An

    Nisaa : 24)

  • 39

    3.4 Pendidikan

    Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan

    sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

    pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan

    orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.[1]

    Setiap pengalaman yang

    memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap

    pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah

    dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

    3.4.1 Pendidikan Menurut Pandangan Islam

    Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi

    ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu

    pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara

    lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori.

    Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas

    dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar

    dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

    mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang

    bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan

    pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau

    lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup,

    atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua

    pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang

    bersumber dari al Quran dan Sunnah (Hadist).

    Kewajiban dan hak menuntut ilmu pada setiap muslim, mengarah pada hukum

    mencari ilmu yang digolongkan menjadi dua macam. Pertama, menuntut ilmu

    hukumnya Fardhu ain bagi setiap umat Islam. Hal ini apabila ilmu itu menjadi

    prasyarat untuk mengetahui sebuah ibadah atau muamalah yang akan dikerjakan.

    Dalam kondisi seperti ini, wajib bagi masing-masing muslim mengetahui

    bagaimana cara ibadah kepada Allah swt. Dan muamalahnya. Hukum mencari

    ilmu yang kedua Fardhu Kifayah. Ini merupakan hukum asal mencari ilmu. Artinya

  • 40

    apabila telah ada sebagian muslim yang mengerjakan, maka bagi muslim lain

    mencari ilmu menjadi sunnah hukumnya.

    Terlebih dalam menuntut ilmu, sesungguhnya lelaki-perempuan tidak dibatasi

    oleh waktu. Anggapan bahwa perempuan memiliki waktu terbatas, karena didesak

    kewajiban berkeluarga dan mengasuh anak tidaklah benar. Sesungguhnya setiap

    lelaki dan perempuan memiliki kesempatan sama untuk thalabul ilmi. Sabda Nabi

    saw., Manusia harus mencari ilmu dari buaian sampai keliang lahat. Inilah

    pemikiran yang tepat dan demokratis tentang pendidikan seumur hidup bagi

    sesama. Jika benar kita umatnya, marilah beri kesempatan serupa antara lelaki dan

    perempuan untuk menjalankan kewajiban menuntut ilmu hingga akhir hayat

    dikandung badan. Wallahualam. (Hafidzoh) Nabi juga mengatakan, bahwa ilmu

    yang bermanfaat akan mendapat pahala dari Allah SWT, dan pahalanya

    berlangsung terus-menerus selama masyarakat menerima manfaat dari ilmunya.

    Apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga, yaitu

    ilmu yang bermanfaat.. (HR Muslim)

    Berikut merupakan Dalil dalil hak dan kewajiban menuntut ilmu atau

    mendapatkan pendidikan yang berlandaskan dari Al-Quran.

    1. QS.AlAlaq [96]: 1-5

    Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia

    telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan mulah

    Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

    (baca Tulis). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

    Ayat tersebut merupakan wahyu pertama yang diturunkan Allah Swt.

    Kepada Rasulullah Muhammad Saw. Selain itu, dalam ayat tersebut dapat

    diketahui perintah Allah Swt. kepada manusia untuk menuntut ilmu, dan

    dijelaskan juga sarana yang dapat digunakan untuk menuntut ilmu serta

    kenikmatan yang diperoleh bagi orang-orang yang berilmu.

  • 41

    2. QS.Az-Zumar [39]: 9

    Katakanlah: Adakah sama orang-orangyang mengetahui dengan

    orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah

    yang dapat menerima pelajaran.

    Dalam ayat tersebut disampaikan bahwa terdapat perbedaan antara orang

    yang berilmu dan tidak berilmu. Orang berilmu akan mampu menyadari

    kelemahan dirinya sebagai hamba Allah Swt., memahami tanda-tanda kebesaran

    Allah Swt. Dan memahami bagaimana sebenarnya takwa. Sebaliknya, orang

    yang tidak berilmu akan mudah mendustakan nikmat-nikmat Allah Swt.

    3. QS.Al-Ashr [103]:1-3

    Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

    kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

    menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya

    menetapi kesabaran.

    Dalam ayat-Nya ini, Allah SWT. Telah bersumpah atas nama masa/waktu

    yang di dalamnya terdapat kejadian yang baik dan yang buruk. Selain itu, Allah

    SWT. Juga bersumpah bahwa setiap manusia yang berada di dunia ini pasti

    akan mengalami kerugian, kecuali bagi yang memiliki bekal dalam hidupnya.

    Bekal tersebut, yaitu iman, amal shaleh, saling menasehati supaya mentaati

    kebenaran, saling menasehati supaya menetapi kesabaran.

    5. QS.Al-Ankabut [29]: 43

    Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan

    tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.

    Itulah beberapa ayat dalam Al-Quran yang menunjukkan perintah Allah

    SWT. untuk menuntut ilmu. Karenanya, manusia tidak boleh lalai dalam hal

    satu ini. Ketika manusia melalaikan ilmu, semakin tersesatlah mereka di jalan

    yang tidak semestinya. Allah Swt. pun menempatkan orang-orang yang

    menuntut ilmu pada kedudukan tinggi baik di dunia maupun di akhirat nantinya.

    Terlebih lagi ketika ilmu tersebut diamalkan kepada orang lain, seperti halnya

    para imam madzhab yang sampai kini kitab hasil karya mereka digunakan oleh

    semua umat manusia meski beliau telah tiada, maka orang tersebut akan sangat

  • 42

    beruntung. Dengan menyampaikan ilmu kepada orang lain, Allah akan

    memberikan pahala yang besar sebagai bekal di akhirat nanti.

    Selain dalam Al-Quran, perintah menuntut ilmu juga terdapat dalam Al-

    Hadis. Apa yang telah diperintahkan Allah Swt., dilaksanakan langsung oleh

    Nabi Muhammad Saw. Segala ucapan dan perbuatan yang telah dilakukan

    Rasulullah atas dasar perintah Allah Swt, dicatat dan dirangkum dalam A-Hadis

    oleh para sahabat Rasulullah.

    1. Menuntut ilmu/belajar wajib bagi setiap mukmin baik pria dan wanita

    Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan

    perempuan (HR. Ibnu Abdul Barr)

    Dalam Hadis tersebut menunjukkan bahwa menuntut ilmu

    diperintahkan untuk siapapun, baik laki-laki maupun perempuan. Mulai dari

    usia anak-anak, orang dewasa bahkan orang tua. Selagi Allah Swt. Memberi

    kesempatan hidup di dunia ini, maka kita hendaknya terus berupaya

    maksimal menuntut ilmu bermanfaat di dunia dan akhirat nantinya.

    2. Difardhukan atas setiap muslim yang berakal

    Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap muslim. (HR. Abu Naim dari

    hadis Ali)

    Hadis ini menunjukkan hukum dari menuntut ilmu bagi setiap muslim

    adalah wajib/fardhu. Artinya orang yang tidak mencari ilmu berarti akan

    menanggung dosa.

    3. Menuntut ilmu dikarenakan ketakwaan dan ilmu adalah sahabat yang setia

    Rasulullah Muhammad Saw. bersabda, Belajarlah ilmu karena

    sesungguhnya belajarnya karena Allah itu adalah taqwa, menuntutnya itu

    adalah ibadah, mempelajarinya itu tasbih, membahasnya itu adalah jihad,

    mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya itu adalah

    sedekah, memberikannya kepada keluarganya itu adalah pendekatan diri

    (kepada Allah). Ilmu itu adalah penghibur di kala sendirian, teman di kala

    sepi, penunjuk kepada agama, pembuat sabat di kala suka dan duka,

    kerabat di kala dalam kalangan orang asing dan sebagai menara jalan ke

  • 43

    surga. Dengannya Allah mengangkat kaum-kaum, lalu Dia menjadikan

    mereka sebagai ikutan, pemimpin, dan penunjuk yang diikuti, penunjuk

    pada kebaikan, jejak mereka dijadikan kisah dan perbuatan mereka

    diperhatikan. Malaikat senang terhadap perilaku mereka dan mengusap

    mereka dengan sayap mereka (malaikat). Setiap barang yang basah dan

    kering sehingga ikan di lautan, serangga, binatang buas dan binatang jinak

    di daratan, dan langit serta bintang memohonkan ampun bagi mereka.

    (Dari Muadz bin Jabbal).

    3.4.2 Pendidikan Menurut Pandangan Kenegaraan

    Pendidikan merupakan sesuatu yang harus didapatkan