Keperawatan menurut pandangan

download Keperawatan menurut pandangan

of 64

description

AKPJ

Transcript of Keperawatan menurut pandangan

Keperawatan menurut pandanganIslam14 Votes

PENDAHULUANAllah SWT menciptakan manusia dalam bentuk dan struktur yang paling sempurna dibanding mahluk-mahluk lainnya (QS, 95:4). Hal ini dikarenakan manusia dikaruniai akal, dan dengan akal itulah manusia bisa bernalar dan mengembangkan peradaban. Dengan kelebihan potensi akal yang dimiliki manusia, manusia juga dibebani tugas yang lebih berat dibanding mahluk lainnya yaitu untuk beribadah kepada Allah sang Pencipta (QS, 51:56). Amanah ibadah yang diemban manusia adalah sebagai wakil Allah di muka bumi (khalifatul fil-ardy) dan sebagai pemelihara bumi (riayatul ardy). Tugas ini merupakan tugas yang berat, dan manusia akan diminta pertanggungjawaban kelak di akhirat. Untuk menjalankan tugas yang berat manusia perlu mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya secara baik.Selain akal, potensi manusia lainnya adalah fisik (jasad) dan ruuh. Ketiga komponen; fisik, ruuh, dan akal tersebut masing-masing memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi agar tercapai keseimbangan dalam hidup manusia. Orang yang cenderung hanya memperhatikan aspek fisik saja maka banyak yang terjebak pada kehidupan yang materialistik yang lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat kebendaan (materi) sebagai ukuran dari suatu keberhasilan. Disisi lain, yang mengutamakan akal atau pikiran pun akan terjebak pada rasionalisme yang hanya menerima sesuatu yang bisa dijangkau oleh akal pikirannya. Sehingga tidak jarang, kelompok ini tidak percaya adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Kelompok berikutnya yang lebih mengutamakan ruuh semata sehingga sampai pada kehidupan yang melepaskan dunia dan hanya mengejar ketenangan diri dengan berkontemplasi dan terhindar dari kehidupan masyarakat pada umumnya. Ajaran Islam menganjurkan agar ketida aspek tersebut dijalankan secara seimbang (tawazun), proporsional, dan harmonis. Agar tercapai keseimbangan yang harmonis antara fisik, akal, dan ruuh diperlukan pengenalan yang mendalam akan ketiga aspek tersebut dan selanjutnya adalah memberikan perawatan yang sesuai karakteristik dan kebutuhannya.Perhatian terhadap kebutuhan spiritual telah dinyatakan secara eksplisit dalam kesepakatan lokakarya nasional keperawatan sejak tahun 1983. Namun jika dilihat penerapannya dalam asuhan keperawatan pada klien, maka kita akan kesulitan untuk mencari bukti-bukti otentik bagaimana pelayanan ini diberikan oleh para perawat. Disisi lain, jika dilihat dalam kurikulum pendidikan perawat di Indonesia, muatan aspek spiritual klien pun sedikit sekali bobotnya sehingga tidak mampu memberikan bekal yang memadai bagi para calon tenaga keperawatan. Hal ini nampaknya mungkin disebabkan karena minimnya referensi tentang keperawatan spiritual. Literature tentang keperawatan spiritual sebagian besar berdasar pada konteks budaya barat yang bersumber pada filosofi sekularistik. Sedangkan aspek spiritual seseorang banyak dipengaruhi oleh keyakinan, nilai-nilai, sosial, budaya, pengalaman, dan konteks masyarakat atau siatuasi krisis dimana orang itu berada.Orang yang hidup dalam tataran budaya Sunda yang mayoritas beragama Islam, akan berbeda dalam memaknai spiritualnya dibanding dengan orang yang hidup dalam budaya lain dengan keyakinan yang berbeda. Oleh karenanya pemenuhan kebutuhan spiritual bersifat unik untuk setiap individu. Kondisi penyakit yang sedang diderita atau situasi kritis yang menimpa klien, akan berpengaruh terhadap persepsi pemenuhan kebutuhan spiritualnya. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang memiliki kontak terlama dengan klien, perlu memahami bagaimana memberikan asuhan keperawatan spiritual klien sesuai dengan latar belakang sosial budaya dan nilai-nilai serta keyakinan klien.SPIRITUAL DALAM LITERATURE KEPERAWATANIstilah spiritual berasal dari kata Latin; spiritus, spirit, yang berarti napas, udara, angin atau yang menyebabkan hidupnya seseorang (Dombeck, 1995). Spiritual merupakan sumber kekuatan vital yang memotivasi, mempengaruhi gaya hidup, perilaku, dan hubungan seseorang dengan yang lainnya (Goldberg, 1998). Konsep spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika menghadapi situasi krisis, stress emosiaonal, penyakit fisik atau kematian.Dalam konteks budaya barat, tidak semua orang yang ingin mencari jati diri, pemberdayaan diri, dan aktualisasi diri harus melalui agama tertentu. Mereka bisa mencarinya melalui cara-cara lain. Menurut Wright (1999), spiritualitas dapat dilihat sebagai perpaduan nilai-nilai yang mempengaruhi proses interaksi seseorang dengan dunia sekitarnya, sedangkan agama merupakan jalan (dalam bentuk praktik ritual dan keyakinan) untuk menuju tuhan-tuhan yang diyakininya Dalam konsep ini, dapat dilihat adanya perbedaan antara konsep spiritualitas dan agama. Spiritual dipandang sebagai konsep yang lebih luas dibanding agama, karena orang yang tidak memeluk suatu agama pun pada dasarnya memiliki kebutuhan spiritual. Keyakinan spiritual tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan jiwa seseorang (Fowler dalam Kozier dkk., 1991).Agar konsep spiritual ini bisa dikaji untuk merumuskan intervensi yang tepat, beberapa ilmuwan keperawatan menjabarkan konsep spiritual kedalam beberapa dimensi, seperti; Stool (dalam Taylor, 2002) membagi dimensi spiritual menjadi konsep tentang Tuhan, sumber kekuatan dan harapan, praktik keagamaan, hubungan antara keyakinan dengan praktik kesehatan, sedangkan Dossey (dalam Taylor, 2002), membagi dimensi spiritual menjadi makna dan tujuan hidup, kekuatan dari dalam, dan keterkaitan (interconnections). Dari dimensi-dimensi tersebut dikembangkan instrument untuk menilai atau mengkaji kondisi spiritual klien. Misalnya,spiritual well-being scale yang dikembangkan oleh Ellison dan Palotzian (Kozier dkk, 1991), spiritual assessment scale dari OBrien (1989).Hasil pengkajian spiritual akan membantu dalam memformulasikan diagnosa keperawatan spiritual yang relevan dengan kondisi klien. Beberapa diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan spiritual adalah spiritual distress yang meliputi spiritual pain, spiritual alienation, spiritual anxiety, spiritual guilt, spiritual anger, dan spiritual despair (OBrien dalam Kozier dkk, 1991).Penelitian pun terus dilakukan untuk mengidentifikasi intervensi keperawatan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual. Beberapa intervensi yang disebut dalam literature diantaranya:Mendengarkan aktif (Active listening)Bibliotherapy (membaca buku-buku spiritual)Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan berdoaMenunjukan sikap penerimaan, menghargai, dan tidak menghakimiMembangun hubungan saling percayaMenunjukan sikap empati, peka, rendah hati, dan komitmenMemfasilitasi ekspresi pikiran, perasaanMemfasilitasi meditasiMemfasilitasi praktik keagamaanMemnggenggam tanga, sentuhanMemberikan harapan, keyakinanMendengarkan musikMenghadirkan diriMerujuk pada petugas rohaniKomunikasi teapeutikKlarifikasi nilai (terutama berhubungan dengan spiritual)Meskipun konsep spiritualitas dalam keperawatan terus dikembangkan, namun dalam pelaksanaannya di klinis terdapat beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut diantaranya:Faktor personal,Perawat memandang kebutuhan spiritual pasien sebagai urusan peribadi atau keluarga atau tanggungjawab pemuka agama (Ustad, Pastur, Pendeta) bukan tanggungjawab perawatPerawat merasa malu, kurang percaya diri, dantidak nyaman dengan spiritualitasnya sendiriPerawat merasa tidak merasa nyaman berhadapan dengan situasi yang menyebabkan spiritual distress seperti kematian, penderitaan, duka cita.Faktor pengetahuan,Perawat kurang cukup bekal pengetahuan tentang spiritualitas dan keyakinan agama yang berlainanPerawat keliru mengartikan kebutuhan spiritual sebagai kebutuhan psikososial Perawat memiliki sedikit pengetahuan tentang spiritual dan perawatan spiritualMasih terbatasnya kepustakaan dan riset tentang intervensi keperawatan spiritualFaktor lingkungan/institusi/ dan situasi,Tidak cukup waktu untuk memberikan perawatan spiritual karena harus merawat kebutuhan pasien lainnyaKebijan institusi yang kurang mendukung, seperti tidak adanya SOP atau pedoman pelayanan spiritualKondisi lingkungan yang kurang kondusif untuk pemberian perawatan spiritual seperti tehnologi tinggi, bising, dan tidak terjaminnya privacy.ISLAM DAN KESEHATAN SPIRITUALIslam adalah ad-diin yang universal mencakup seluruh aspek kehidupan. Para ulama memandang bahwa ajaran Islam memiliki tujun untuk memelihara lima hal utama yaitu agama, jiwa (nafs), akal, kehormatan (keturunan), dan kesehatan (Shihab, 1992). Islam memandang sehat dalam konteks yang menyeluruh (holistic sense), jika suatu bagian tubuh sakit maka bagian tubuh lainnya pun akan merasakan sakit. Komponen sehat yang baik tidak hanya sehat fisik (jasad), melainkan juga sehat mental (nafs), sosial, dan spiritual (ruuh). Bagi seorang muslim, sehat dipandang sebagai anugrah Allah yang harus disyukuri. Oleh karenanya, memelihara kesehatan merupakan amanah yang harus ditunaikan sebagai wujud syukur kepada Allah.Kebanyakan manusia lebih memfokuskan perhatiannya pada aspek kesehatan fisik, dibanding aspek kesehatan lainnya, padahal kesehatan komponen lainnya sama pentingnya dengan kesehatan fisik bahkan dampaknya lebih berat ketimbang aspek fisik. Misalnya, sakit fisik atau jasad akan berakhir ketika ajal tiba, namun ruhani yang sakit akan terbawa konsekuensinya sampai kehidupan akhirat. Dengan demikian kesehatan ruhani sebenarnya merupakan esensi dari kesehatan hidup seseorang.Istilah spiritual identik dengan istilah ruuh (ruhani) atau soul. Para Ulama Islam lebih merekomendasikan menggunakan istilah ruuh (ruhani) sebagaimana tersebut dalam Al Quran, ketimbang istilah spiritual atau soul yang berakar pada keyakinan Yahudi-Nashrani. Manusia dapat mengetahui hal-hal yang bersifat fisik-material dengan proses pengenalan melalui panca indra yang dimilikinya. Proses pengenalan ini melahirkan suatu pengetahuan tentang suatu fenomena fisik atau material. Untuk hal-hal yang immateri, seperti halnya ruuh, manusia tidak dapat mengandalkan panca indra karena proses pengindraan sangatlah terbatas. Hakikat yang sesungguhnya dari ruuh hanyalah Allah yang tahu, sebagaimana Allah SWT berfirman: Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruuh. Katakanlah; ruuh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit (QS 17:85).Manusia tidak bisa mengetahui secara nyata bagaimana sebenarnya ruuh, cara yang terbaik untuk mengetahui ruuh ini adalah melalui wahyu atau informasi yang diberikan Allah, karena Allah yang menciptakan ruuh dan Allah lah yang mengetahui secara pasti hakikat ruuh tersebut. Ruuh dijelaskan oleh beberapa ulama sebagai substansi yang halus dari manusia, merupakan kebalikan jasad, bersifat tinggi, suci, memiliki daya. Menurut Al-ghazali, ruuh merupakan penggerak jasad yang mampu berfikir, mengingat, dan mengetahui. Ruuh inilah yang kelak akan diminta pertanggungjawaban dihadapan Allah.Perkembangan Spiritual (Ruuh)Dalam konsepsi Islam, ruuh ditiupkan kedalam janin yang dikandung oleh ibu ketika usia kehamilan mencapai 120 hari. Hal ini berdasar pada sebuah hadits:Sesungguhnya awal kejadian seseorang diantara kamu (yaitu sperma dan ovum) berkumpul dalam perut ibunya selama 40 malam, kemudian menjadi segumpal darah selama itu (juga), lalu menjadi segumpal daging selama itu (juga). Kemudian Allah mengutus malaikat; setelah Allah meniupkan ruuh kedalamnya, maka malaikat itu diperintahkan-Nya menulis empat kalimat, lalu malaikat itu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan bahagia atau sengsaranya (HR Bukhari dan Muslim)Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman:Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuhnya Ruuh (ciptaan-Nya) dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur (QS 32:9)Dengan ditiupkannya ruuh, berarti kehidupan janin sudah dimulai. Ketika janin itu lahir menjadi seorang bayi, ruuh masih dalam keadaan fitrah, sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan:Setiap bayi yang terlahir itu dalam keadaan suci (fitrah), orangtuanyalah yang membentuk anak itu menjadi Yahudi, Nashrani, atau MajusiKondisi fitrah sebenarnya merupakan kondisi dasar dari ruhani yang sehat. Fitrah seseorang adalah untuk mengabdi pada penciptanya, mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam perkembangan selanjutnya fitrah ini bisa tercemari oleh perilaku-perilaku manusia akibat beriteraksi dengan lingkungan termasuk didalamnya unsur-unsur syaithoniah atau dorongan akan berbuat inkar terhadap pencipta-Nya. Islam diturunkan adalah untuk mengembalikan dan menjaga manusia agar tetap pada fitrahnya. Firman Allah SWT:Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitral Allah, (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS 30:30)Dalam Al-Quran, ada beberapa istilah lain yang menurut para ulama memiliki esesnsi sama dengan ruuh, yaitu nafs (jiwa), dan qalb (hati) (Kasule, 2005). Nafs merupakan gabungan antara ruuh dan jasad, yang yang kedudukannya labil bisa cenderung pada kebaikan atau pada kejahatan. Allah SWT berfirman:Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan merugilah orang-orang yang mengotorinya (QS 91:7-10)Ada tiga tingkatan nafs yang disebutkan dalam Al-Quran, yaitu:Nafs ammarah yang lebih besar kecenderungannya pada hal yang buruk, hedonis, dan syahwat (QS 12:53). Sisi positif nafs ini adalah sebagai potensi untuk kehidupan biologis dan bertahan hidup di duniaNafs Lawwamah yang cenderung pada penyesalan diri tetapi belum dapat memperbaikinya, menyalahkan diri, penasaran, merasa lebih, tidak mudah percaya (QS 75:2). Sisi positif dari nafs ini adalah sebagai gerbang kesadaran dan taubat, pintu keyakinan dan optimisme.Nafs Muthmainah (QS 89: 27-28), cenderung pada ketenangan, kedamaian, kepuasan dan keharmonisan diri. Tingkat ini merupakan tingkat perkembangan jiwa yang paling tinggi, karena sudah menyadari bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan akan kembali kepada Allah untuk menjalani kehidupan yang kekal di akhirat.Selain nafs, hati pun dapat berubah-ubah kecenderungannya, bahkan dapat menjadi pusat (central) bagi bagian tubuh lainnya. Dalam sebuah hadits disebutkan:Dalam tubuh manusia, ada segumpal daging. Apabila baik daging tersebut, maka baiklah tubuhnya, dan apabila buruk daging tersebut, maka buruklah tubuhnya. Ketahuilah daging itu adalah hati (qolb)Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa setiap anggota badan diciptakan untuk suatu fungsi tertentu, sedangkan sakitnya anggota badan menyebabkan tidak berfungsinya anggota badan tersebut atau terjadi ketidakstabilan. Hati secara dzahir memiliki fungsi tersendiri, namun tidak ada bukti ilmiah yang menyangkal bahwa hati juga memiliki fungsi spiritual. Fungsi spiritual hati adalah untuk mengenal Penciptanya, mencintai-Nya, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Ketika fungsi ini tidak berjalan, maka dapat dipastikan hati pun sedang dalam kondisi sakit. Manifestasi penyakit hati yang bisa dilihat dapat berupa; takabur dan sombong (al-kibr wa al-ghurur), ingin dipuji (al-riya), hasad, berburuk sangka, pemarah, bakhil, dan cinta dunia (kekuasaan, harta, jabatan, keluarga) melebihi cintanya kepada Allah.ISLAM, HEALING, DAN CARINGKonsepsi Islam terhadap spiritualitas berbeda dengan konsepsi barat yang membedakan spiritual dengan agama. Dalam pandangan Islam, aspek spiritual dan agama (ad-diin) tidak dapat dipisahkan. Konsep ad-diin merupakan payung dari spiritualitas. Dalam konteks Islam, tidak ada spiritualitas tanpa keyakinan, ajaran, dan amal agama. Agama merupakan sistem hidup (way of life) yang memberikan jalan spiritual untuk keselamatan dunia dan akhirat (Rassool, 2000). Seorang muslim tidak mungkin mencapai derajat spiritual yang tinggi tanpa menjalankan agamanya secara benar. Menurut Kasule (2005), hal ini bisa dijelaskan melalui tiga dasar pokok agama (usul ad-diin) yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Islam berarti penyerahan diri kepada Sang Pencipta, merupakan tahap awal dan bersifat dzahir (bisa dilihat), selanjutnya tahap yang lebih tinggi yaitu Iman yang merupakan sikap bathiniah/hati. Ihsan merupakan tingkat tertinggi dari keyakinan seorang muslim yang merupakan perpaduan antara keyakinan dan amal perbuatan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:Ihsan itu adalah beribadahlah kamu kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Ia melihatmuMenurut para ulama, ihsan inilah merupakan kondisi tertinggi dari keyakinan spiritual. Seorang muhsin, haruslah ia beriman, seorang mumin haruslah dia Islam, tapi tidak semua muslim beriman, apalagi sampai pada tahap ihsan.Islam sebagai Diin yang komprehensif (syamil dan muttakamil) meliputi seluruh aspek kehidupan manusia termasuk juga sehat dan kesembuhan. Islam memberikan tuntunan bagaimana mencapai kesembuhan yang hakiki ketika ditimpa sakit. Allah SWT berfirman:dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku (QS 26:80)Sehat dan sakit bagi seorang muslim bisa dipandang sebagai ujian atau kifarat bagi dosa-dosa yang telah dilakukan, dan semua yang terjadi tidak luput dari kehendak Allah SWT. Sehingga dalam mencari kesembuhan pun harus dengan cara-cara yang diridhai Allah SWT, karena hakikat kesembuhan adalah dari Allah SWT. Dokter, perawat, petugas kesehatan, obat, dan pihak lainnya hanyalah perantara (instrument) bagi kesembuhan dari Allah. Healing berbeda dengan Cure atau Recovery. Cure dan recovery lebih menekankan pada penyebuhan dan pemulihan fisik seseorang setelah mengalami sakit. Healing lebih mengacu pada proses pemulihan fungsi kehidupan secara totalitas dan holistik dari individu setelah mengalami suatu penyakit atau stress. Healing bukan hanya meliputi aspek fisik tapi juga aspek emosional, sosial, kultural, dan spiritual. Sehingga dalam konsepsi Islam, healing ini bisa dipandang sebagai upaya dakwah yang menyeru serta membimbing manusia kejalan Allah dengan hikmah (ilmu) dan cara-cara yang baik, hingga manusia tersebut mengingkari dari thagut dan beriman kepada Allah yang mengeluarkan dari kegelepan jahiliyah ke cahaya Islam. Oleh karenanya perawat ruhani Islam, pada hakikatnya juga seorang dai yang yang membantu proses penyembuhan secara totalitas baik pada tingkat individu maupun masyarakat.Aspek caring yang menurut Watson diartikan sebagai kesadaran penuh perawat untuk membangun hubungan professional perawat-klien yang terapetik yang meliputi unsur-unsur trust, touch, presence, love, compassion, empathy, dan competence. Dalam konteks Islam, membangun hubungan caring dengan klien harus didasarkan pada nas atau ayat yang diturunkan Allah SWT. Dalam hal ini, berarti segala aktvitas pelayanan kepada klien didasarkan pada niat yang ikhlas untuk semata-mata beribadah kepada Allah, bukan hanya hubungan kontrak professional yang bersifat jasa atau komersial. Caring merupakan manifestasi fitrah (wujud asli) dari refleksi terhadap kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya yang mengajarkan menyayangi yang lemah, membesarkan hati yang sedang menderita sakit, serta menyelamatkan kehidupan dan tidak berbuat kerusakan. Sehingga caring dalam pandangan Islam adalah keinginan untuk bertanggungjawab, sensitif, sadar akan niat dan perbuatan untuk beristiqomah di jalan yang benar untuk mencapai kesempurnaan dunia dan akhirat (Rassool, 2000).PERAWATAN SPIRITUAL DALAM PERSPEKTIF ISLAMPerawatan spiritual atau ruhani dalam pandangan para ulama Islam merupakan proses berkelanjutan sepanjang kehidupan manusia. Islam mengajarkan bagaimana manusia menjalani kehidupan dari mulai menyiapkan generasi penerus yang masih berupa janin didalam kandungan, kemudian lahir sebagai seorang bayi, menjadi anak, dan tumbuh menjadi dewasa, sampai menjelang ajal tiba. Dengan melaksanakan ajaran Islam secara totalitas sesuai tuntunan Quran dan Sunnah Rasul, maka manfaat yang diperoleh adalah diantaranya terpeliharanya kesehatan baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.Mengingat manusia pada awalnya dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka tujuan perawatan spiritual Islam adalah bagaimana mengembalikan manusia kedalam fitrahnya agar bisa mengenal Tuhannya, melaksanakan segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Namun, kerena kehidupan manusia tidaklah steril dari kotoran atau penyakit, maka metoda yang dianjurkan para ulama dalam menjaga kefitrahan diri dalah dengan melakukan penyucian jiwa (Tazkiyat an-nafs). Tazkiyah merupakan dasar untuk peningkatan dan pengembangan keperibadian. Tazkiyah juga merupakan proses panjang, proaktif, perjuangan yang sulit dalam mengembalikan kedudukan manusia kedalam kontrak semula antara mahluk dan Khalik (Allah). Allah SWT berfirman:..Dan barangsiapa yang menyucikan dirinya, sesungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri, Dan kepada Allahlah tempat kembali (QS 35:18)Memperbaiki, dan meneguhkan akidah, ibadah, menghindari hal-hal yang dilarang, senantiasa mengingat kekuasaan Yang Maha Pencipta, dan mentafakuri segala ciptaan Allah, merupakan jalan tazkiyah yang dapat meningkatkan kepribadian, berahkak kharimah, asertif, dan percaya diri. Hidup ditengah-tengan lingkungan yang sarat dengan nilai kebenaran dan keshalihan sangat diperlukan untuk memotivasi penyucian jiwa. Islam adalah agama amal, mencapai tazkiyah pun melalui amal perbuatan yang nyata.Dalam kondisi seseorang sedang ditimpa musibah berupa sakit, maka Islam memberikan bimbingan bagaimana mensikapi sakit dengan senatiasa berhusnudzan kepada Allah, berserah diri kepada Allah, mengingat Allah (dizkr), sabar, berdoa dan berupaya dengan jalan yang diridhai Allah. Perawat yang sehari-hari merawat klien yang sakit sangat berperan dalam memberikan bimbingan ruhani sesuai batas kemampuan atau berupaya memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ruhiyah bagi pasien yang sedang sakit. Beberapa intervensi yang bisa dikembangkan oleh perawat dalam membantu memenuhi kebutuhan ruhiyah kliennya adalah diantaranya dengan mengucapkan salam kepada klien, menunjukan sikap ramah, kasih saying, perhatian, mendoakan klien, memberikan tausiah, meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan klien, memfasilitasi kegitan ibadah klien, menghadirkan petugas kerohanian, memberikan bimbingan sakaratul maut, serta menata kondisi lingkungan yang kondusif untuk terpenuhinya kebutuhan ruhiyah klien. PENUTUPPemenuhan kebutuhan spiritual merupakan fitrah insani bagi semua orang, tidak hanya bagi mereka yang beragama, namun juga pada mereka yang tidak secara resmi berafiliasi pada aagama tertentu. Mengingat kebutuhan spiritual bersifat uniq dan intangible (abstrak), maka sangat besar adanya perbedaan cara pandang bagi berbagai individu atau kelompok masyarakat. Bagi klien muslim, kebutuhan spiritual hendaknya dipenuhi dalam konteks ajaran Islam yang tidak memisahkan aspek agama dengan aspek spiritual. Dengan demikian, tidak semua paradigma perawatan spiritual yang dikemukakan dalam literature bisa diterapkan kepada klien, namun perlu untuk disesuaikan dengan latar belakang budaya, nilai-nilai, keyakinan, agama, serta kondiri klien yang kita rawat. Bagi perawat muslim sendiri, nampaknya perlu menggali lebih dalam bagaimana konsep perawatan spiritual yang islami serta penerapannya dalam asuhan keperawatan. Wallahualam bishawab.DAFTAR PUSTAKADepartemen Agama RI. (2004). Al Quran dan Terjemahnya. Jakarta: CV Penerbit 3-ArtElizabeth Johnson Taylor. (2002). Spiritual Care, Nursing Theory, Research, and Practice. Prentice Hall: New JerseyG. Golberg. (1998). Connection: an exploration of spirituality in nursing care. Journal of Advanced Nursing; 27, 836-842G. Hussein Rassool. (2000). The Crescent and Islam: Healing, Nursing and The Spiritual Dimension. Some Considerations Toward An Understanding of The Islamic Perspectives On Caring. Journal of Advanced Nursing; 32(6), 1476-1484H. Isep Zainal Arifin. (2004). Terapi Rohani Islam Sebagai Alternatif Pengobatan. Makalah. Tidak dipublikasikanIbnul Qayyim Al-Jauziyah. (1994). Sistem Kedokteran Nabi, diterjemahkan oleh HS Agil Husin Al Munawar dan Abd. Rahman Umar. Semarang: Dina Utama SemarangB.Kozier, G. Erb, R. Oliveri. (1991). Fundamentals of Nursing, Concepts, Process and Practice. California: Addison WesleyM.B. Dombeck. (1995). Dream-telling: A maens of spiritual awareness. Holistic Nursing Practice. 9(2), 37-47M. Quraish Shihab. (1992). Membumikan Al-Quran. Bandung: MizanMuzammil H. Siddiqi. (2003). Spiritual Diseases: Remedy. Islam Dialogue. Available in http://www.islamonline.netOmar Hasan Kasule. (2005). Spiritual, Ruuh, Nafs, Qolb, and Care in Islamic Perspective. Personal correspondence.Said bin Muhammad Daib Hawwa. (2005). Intisari Ihya Ulumuddin Al-Ghazali Mensucikan Jiwa, diterjemahkan oleh Aunur Rafiq Shaleh Tahmid. Jakarta: Robbani Press

Perawat dalam Pandangan Islam

Free Blog ContentJumat, 17 Juni 2011ASUHAN KEPERAWATAN ISLAMI

Allah berfirman :Dan orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyeruruh (mengerjakan) yang maruf, mencegah yang munkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya."(Q.S. At-Taubah : 71)Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertawalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah maha berat siksa-Nya."(Q.S. Al-Maa-idah : 2).Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri."( Q.S. Al-Israa : 7)dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu(Q.S. Al-Qashash : 77)Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu(Q.S. Ali Imran :159)Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana pada hari kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan/hindarkan kesulitannya(HR. Muslim).Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia menyukai bagi saudaranya apa yang dusukai untuk dirinya.(HR. Ahmad)Ayat-ayat Quran dan hadist di atas mendasari dari pelaksanaan asuhan keperawatan Islami yang diberikan oleh seorang perawat muslim, ditambah dengan riwayat-riwayat wanita-wanita di zaman Rasulullah dalam melakukan perawatan, maka itulah yang sebenarnya konsep Caring dalam keperawatan Islam, bukan hanyaasuhan kemanusiaandengan lemah lembut berdasarkan standar dan etika profesi, tetapi caring yang didasarikeimananpada Allah dengan menjankan perintah-Nya melalui ayat-ayat Al quran dengan tujuan akhir mendapatkan ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala.Asuhan Keperawatan Islamiyang dikembangkan oleh kelompok kerja Keperawatan Islam adalah pada tataran nilai-nilai yang Insyaa Allah akan dapat menjadi acuan pelaksanaan/Implementasi asuhan keperawatan pada tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan Islami dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran yang seluruhnya dapat digali dari nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadist.

Masukan (input)Dalam asuhan keperawatan Islami, masukan adalah segala sumber-sumber yang mendukung terjadinya proses asuhan keperawatan Islami.1. Al-Quran dan Hadist,sebagai keyakinan manusia yang beriman. 2. Manusia,dalam paradigma keperawatan di jelaskan sebagaihambadan sebagaikhalifah,sebagai pemimpin dan mengatur bumi, memakmurkan bumi, menyebarkan keadilan dan kemaslahatan.Kliensebagai mahluk yangberpotensi secara aktif. Manusia juga sebagai mahluk yang mempunyaifitrahapakah sebagai perawat ataupun klien, sebagaimana Allah berfirman :Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(Q.S. Ar Ruum : 30).3. Lingkunganeksternal dan Internal serta lingkungan spiritual.Tatanan pelayanan kesehatan juga termasuk lingkungan yang harus disiapkan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan Islami.4. Profesi Keperawatanyang merupakan manifestasi dari ibadah dan media dawah amar maruf nahi munkar.

Proses Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Islamia.Ihsan dalam beribadahBagi perawat muslim, pemahaman dan pengamalan terhadap rukun iman dan Islam belumlah cukup dikatagorikan dalam insan yang sempurna dalam pengamalan agamanya, jika belum menerapkan rukun iman dan Islam tersebut didasari oleh perbuatan yang ikhsan.Jika rukun iman kita ibaratkan sebagai pondasi dan rukun Islam sebagai bangunannya, maka ikhsanul amal merupakan atapnya. Dalam sebuah bangunan yang utuh, atap berfungsi sebagai pelindung bangunan dari panas dan hujan yang menjaga agar bangunan tersebut tetap lestari, takl retak, dan berlumut karena panas dan hujan. Konsekuensi Ikhsan adalah bahwa perbuatan baik yangberkualitasakan melahirkan dampak berupa keuntungan-keuntungan kepada siapa saja yang melakukannya termasuk bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dan bukan keuntungan yang bersifat segera tetapi ada landasan spiritual. Tuntunan ikhsan dalam Al-Quran sebagai berikut :Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentunya kami tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang beramal (bekerja) dengan ikhsan." [QS. Al Kahfi : 30]Dan jika kamu semua menginginkan (keridhoan) Allah dan Rasul-Nya serta kebahagiaan akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa saja diantara kamu yang berbuatihsanpahala yang besar." [QS. Al Ahzab : 29]Tidak ada balasan bagi ihsan kecuali ihsan juga."[QS. Ar Rohman : 60]Ketika Jibril menyamar sebagai manusia :Wahai Muhammad terangkanlah terangkanlah kepadaku tentang ikhsan! Jawab Rasul : Mengabdilah kamu kepada Allah, seakan kamu melihat Dia, jika kamu tidak melihat Dia, Sesungguhnya Dia melihat kamu." (HR. Imam Muslim)Dampak perbuatan ikhsan dalam asuhan keperawatan akan melahirkan :1. Niat yang Ikhlas, bahwa segala sesuatu diniatkan hanyalah kepada Allah semata, sehingga dengan keikhlasan yang bersih hanya kepada Allah akan memberikan barier (benteng) bagi pekerjaan kita agar tetap konsisten dalam garis-garis yang ditetapkan agama dan profesi.2. Pekerjaan yang rapih, senantiasa berorientasi kepada kualitas yang tinggi karena merasakan segala sesuatu berada dalam pengawasan Allah SWT.3. Penyelesaian hasil yang baik, artinya setelah berbuat maksimal atas segala aktivitas, maka secara sunatullah melahirkan pekerjaan yang baik atau memiliki kualitas yang tinggi. Sehingga ikhsan dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah menentukan mutu pelayanan."Dalam garis besarnya, ikhsan ditetapan dalam hubungan dengan :1. Tuhan, sebagaimana dijelaskan pada ayat dan hadits diatas yang dapat diartikan suatu pengakuan atau manifestasi tentang kesyukuran manusia atas nikmat yang telah dilimpahkan Tuhan.2. Sesama manusia, berbuat baik menurut islam mempunyai lingkup yang luas, tidak terbatas pada satu lingkungan, keturunan, ikatan keluarga, agama,suku, bangsa, sehingga ihsan itu sifatnya humanistis dan universal, ukurannya hanya satu sebagai ummat manusia.3. Terhadap Mahluk lain selain manusia,termasuk pada hewan dan lingkungan harus disayangi oleh manusia.b.Perlakuan / perilaku dalam asuhan keperawatan

Implementasi asuhan keperawatan selanjutnya adalah bagaimana penjabaran konsepCaringyang mendasari keperawatan IslamMummaridyang telah diberikan contoh oleh Rasul dan sahabatnya adalah hubungan antar manusia ners-klien yang didasari keimanan dan ihsan, seorang perawat muslim dalam memberikan asuhan keperawatan Islami tentu harus berlandaskan padakeilmuannya,Islam mementingkanprofessionalismeberpengetahuan dan keterampilan seperti Allah jelaskan :

Amat besar kebencian disisi Allah, kamu memperkatakan sesuatu yang kamu tidak melakukannya." [QS. Ash-Shaff : 3]Maka bertanyalah kepada ahlinya bila kalian tidak mengetahuinya." [QS. An-Nahl : 43]Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya : pendengaran, penglihatan, akal budi semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya." [QS. Al Israa : 36]Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang berilmu beberapa derajad. [QS. Al-Mujadillah : 11]Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya." [HR Bukhari]Disamping dalam pelaksanaan asuhan keperawatan Islam perawat harus bersikap Professional, juga harusberakhlaqul karimah,sesuai tuntunan Rasulullah.Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu. [QS. Al-Ahzab : 21]Yang sebaik-baik manusia adalah yang paling baik ahlaknya." [HR Thabrani]Bebarapa contoh ahlak yang harus dimiliki seorang perawat muslim : tulus Ikhlas, ramah, dan bermuka manis, penyantun, tenang, hati-hati dan tidak tergopoh-gopoh, sabar dan tidak lekas marah, bersih lahir batin, cermat dan teliti, memegang teguh rahasia, memiliki disiplin dan etos kerja yang tinggi.Dengan modal hal diatas seorang perawat dapat mencapai tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikannya.Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan tidak bisa bekerja sendiri tetapi memerlukan orang lain, apakah itu satu tim ataupun tim lain hal ini didasarkan pada konsep manusia dalam paradigma keperawatan islam ia adalah sebagaiAn-Nas(mahluk sosial) dan jugakerjasamadankemitraanadalah perintah Allah(QS. Al-Maidah : 2), (QS Al Hujarat : 10).

c. Bimbingan/TausiahManusia adalah mahluk mulia, dan dengan kemuliaannya harus berbuat yang mula pula. Salah satu perbuatan mulia adalah mengikuti tujuan mengapa manusia diciptakan, tidak lain adalah mengabdi dan menyembah kepada Allah [QS. Adz Dzariat : 56], kemuliaan lain adalah menegakkan agama Allah, perintah Allah dalam hal ini adalah seperti firmanNya:Hendaklah ada segolongan diantara kamu yang menyuruh pada kebajikan dan mencegah yang munkar. [QS. Ali Imran :104]Katakanlah, ini jalanku, aku dan pengikutku dengan sadar mendakwahkan kamu menuju Allah.. [QS. Yusuf :108]Sampaikanlah apa-apa yang datang dariku meskipun hanya satu ayat." (Hadist)Banyak lagi ayat-ayat Quran yang menyeru kita untuk berda'wah, dalam konteks keperawatan Islam maka perawat selain melakukan pekerjaan professionalnya juga sebagai Dai untuk dapat mengajak manusia (klien) dan lingkungannya menuju jalan Allah sehingga nilai spiritual yang terintegrasi dalam asuhan keperawatan akan dapat menyentuh fitrah manusia dan pada akhirnya mencapai tujuan hidup baik perawat ataupun klien.

Keluaran (Output)Output yang daiharapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan Islami adalah kualitas asuhan, refleksi dari kualitas bagi semua (perawat dan Klien) adalahkepuasan.Seorang muslim akan merasa puas bila asuhan yang diterimanya dapat menyentuh fitrah manusia. Fitrah manusia dalam Al quran :

Sebagai mahluk MuliaSesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." [QS. At Tiin : 4]Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak adam, Kami angkat mereka di daratan dan lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah Kami ciptakan." [QS Al Israa : 70]Asuhan keperawatan harus dapat menempatkan klien pada fitrah kemuliaannya, tidak ada satu manusiapun yang mau diposisikan lebih rendah dari kemulian manusia, oleh karena itu nilaihumanismeyang diterima klien sangatlah berarti bagi pencapaian kesehatan yang sempurna seperti dijelaskan sebelumnya.Sebagai mahluk PengabdiTidaklah Kujadikan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku." [QS. Adz Dzariat : 56]Sebagai hamba Allah maka manusia mempunyai hak untuk menyerahkan seluruh hidup dan matinya hanya untuk Allah, keluaran ini menjadi fokus dari asuhan keperawatan Islami sehingga klien dapat beribadah dengan baik untuk menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah.Sebagai mahluk yang HanifFitrah manusia selalu untuk hanif (selalu ingin dalam kebaikan, lurus) terkadang tidak disadari oleh manusia bahwa hal tersebut adalah fitrahnya, sejahat-jahatnya manusia pasti mempunyai hanif sehingga fitrah ini harus dapat disentuh dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, syukur bila perawat dapat menyadarkan akan pentingnya fitrah hanif dalam hidup ini. Ayat-ayat Allah tentang hanif dapat disimak pada [QS. Ar Ruum : 30], [QS. An Aam :161], [QS. Al Baqarah :135], [QS. Ali Imran : 65], [QS. An Nisaa : 125], [QS. Yunus : 105].Sebagai mahluk yang merdekaAllah menciptakan manusia ke muka bumi ini untuk menjadi khalifah yang memimpin, mengatur dan menyebarkan keadilan bagi sekitarnya. Tidak hanya itu Allah juga memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan hidupnya, dan menjadikan manusia itu bebas berbuat sesuai dengan keinginannya apakah itu kebaikan atau kejahatan, hanya Allah telah menggariskan imbalan dari setiap tindakan manusia dimuka bumi. Allah berfirman :Dan katakanlah : Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin kafir biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim di neraka. [QS. Al Kahfi : 29]Ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa kebebasan memilih dan memutuskan sesuatu tentang diri manusia adalah manusia itu sendiri sehingga fitrah manusia disini adalah mempunyai kemerdekaan. Aspek penting dalam keperawatan Islam untuk dapat menghargai potensi klien untuk mencapai kebaikan dari dirinya sendiri, tetapi perawat juga dapat mengajak atau memberikan bimbingan kepada klien apabila keputusannya itu adalah tidak sesuai dengan ajaran Islam maka kemerdekaan menjadi orang yang beriman adalah menjadi sasaran asuhan keperawatan Islami.Mahluk dengan nilai Individualdan sekaligusmahluk dengan nilai-nilai komunalAllah berfirman :Hai Manusia, bertaqwalah kepada Kami yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."[QS. An Nisaa : 1]Dalam Ayat lain [QS. Al Baqarah : 213] dan ditegaskan lagi [QS. Yunus : 10] menunjukkan bahwa fitrah dalam diri manusia kadang-kadang selalu individual sehingga ada batas-batas yang tidak bisa diketahui orang lain, tidak membutuhkan orang lain, tetapi dilain waktu manusia sebagai mahluk sosial pasti tergantung pada orang lain dan lingkungan dan minta peltolongan. Asuhan keperawatan Islami harus dapat menyentuh fitrah ini pada saat yang tepat klien dalam situasi ingin sendiri (individual) dan saat membutuhkan orang lain dan lingkungan sesuai dengan tuntunan Alquran.Refleksi dari kepuasan akan fitrah manusia itu sebagai klien akan dalam ikhtiarnya untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang hakiki adalah bila klien sembuh maka akan timbul rasaSyukur(tasyakur), bila ada ketidak sempurnaan dalam kondisinya klien akan merasaRidho, dan apabila dalam upaya ikhtiarnya tidak mendapatkan kemajuan bahkan lebih buruk maka ia tidak akan merasa kecewa dan marah tetapisabardanTawaqal kepada Allah berserah diri pada apapun keputusan Allah dengan tetap dalam iman.Pada akhirnya outcome dari asuhan keperawatan Islam adalah untuk mencapai Ridho AllahMardhotillahbaik itu bagi klien maupun perawat sebagai sasaran akhir dari hidup manusia dimuka bumi ini.

Wallahu a'lam...Diposkan oleh Ridwansyah di 08.14 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookSenyum Perawat sebagai Pengamalan Pancasila untuk Penyembuhan Pasien Senyum Tulus Perawat Merupakan Pengamalan Pancasila

1. Makna senyumanSenyum merupakan sikap yang mudah, ceria, ringan dan sederhana untuk dilakukan. Senyuman mengandung samudera hikmah atau kemanfaatan yang luar biasa baik bagi pemberi maupun penerimanya.Tanadi Santoso menyebutkan keluarbiasaan senyuman sebagai sebuah kekuatan universal yang menarik sekali. Disebutnya demikian, karena ia berpandangan bahwa senyuman akan menunjukkan hal yang positif. Senyum yang tulus dengan hati terbuka akan memancarkan sikap mental yang positif. Akan memancar kehangatan dari orang tersebut. Sebuah perasaan (feeling) yang mudah menular. Juga menunjukkan keterbukaan dengan orang lain. Terasa sebuah perasaan keyakinan (confident) akan hidup dan yang terasa lainnya, apapun yang dikatakan akan terasa lebih manis, enak didengar dan menyenangkan bagi orang lain.Soejitno Irmim dan Abdul Rochim dalam bukunya Penampilan Pribadi yang Simpatik, menyatakan bahwa disamping senyum itu murah, tidak usah membeli dan persediannya luar biasa banyaknya, senyum ternyata memiliki daya ajaib seperti senyum dapat membangkitkan jiwa-jiwa yang lemah dan semangat yang terkoyak-koyak. Senyum dapat mengubah impian menjadi kenyataan.

Seorang perawat juga hendaknya memiliki senyuman yang tulus yang mampu memotivasi pasien-pasien yang ditanganinya. Selain itu senyuman merupakan modal utama bagi seorang perawat dalam bersosialisasi dengan lingkungan rumah sakit atau lingkungan kerja. Seyum seorang perawat terhadap pasiennya sangat penting karena senyum perawat membuat pasien nyaman dalam menjalani pengobatan.

Perhatian yang diberikan perawat merupakan salah satu factor yang menunjang dalam bisnis dibidang pelayanan kesehatan. Zig Zaglar mengatakan bahwa bila kita cukup memberikan apa yang diinginkan oleh orang lain, maka kita akan mendapatkan apapun yang kita inginkan. Memberikan apa yang diinginkan orang lain berarti menciptakan nilai tambah bagi orang tersebut, siapapun dan bagaimanapun rupanya, orang tersebut akan merasa sangat dihargai. Bentuk pemenuhan kebutuhan ini tidak saja dengan terapi medikamentosa, namun lebih dari itu adalah sikap yang ramah tamah, penuh kesabaran dan perasaan serta senyum polos yang tidak dibuat-buat.

2. Senyuman Perawat dalam Menangani Pasien sebagai Pengamalan PancasilaKeperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah hubungan perawat-pasien yang bersifat profesional dengan penekanan pada bentuk interaksi aktif antara perawat dan pasien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi pasien dengan memotivasi keinginan pasien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya.Salah satu motivasi seorang perawat maupun mahasiswa keperawatan dalam menangani pasiennya, yaitu dapat mengambil dari pengamalan Pancasila. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Di dalam Pancasila terdapat butir-butir yang memuat seluruh pedoman dalam menjalani kehidupan sebagai manusia yang memiliki bangsa dan negara yang telah merdeka.Setiap masyarakat Indonesia dituntut untuk dapat mengamalkan beberapa dari butir-butir pengamalan Pancasila tersebut. Salah satu profesi yang menuntut agar berpedoman pada Pancasila dalam menjalankan tugasnya yaitu seorang perawat maupun mahasiswa keperawatan. Perawat atau mahasiswa keperawatan dituntut dapat mengamalkan beberapa pengamalan Pancasila sebagai upaya dalam merawat pasien. Hal ini dikarenakan seorang perawat maupun mahasiswa keperawatan bekerja untuk sosial, berkecimpung di bidang kesehatan masyarakat, serta bersosialisasi dengan masyarakat. Perawat maupun mahasiswa keperawatan dituntut mampu mengayomi masyarakat yang sedang menjalani pengobatan (pasien).Dalam butir pancasila sila kedua dalam pengamalannya disebutkan mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Ini berhubungan dalam bidang keperawatan. Karena dalam keperawatan seorang perawat harus memiliki sifat saling mencintai dalam penyembuhan pasien. Sifat saling mencintai dapat menumbuhkan jati diri seorang perawat dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat. Dalam butir pancasila sila kelima mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Jadi seorang perawat harus dapat menerima keadaan setiap pasien yang ditanganinya baik itu dari golongan bawah maupun golongan atas.Senyum Tulus Perawat untuk Penyembuhan PasienKeramahtamahan merupakan hal yang sangat utama dalam pelayanan kesehatan. Impian masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang ramah dari pelaku kesehatan sangat tinggi, Namur kondisi ini sangat bertentangan dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam kenyataannya, pelaku kesehatan telah menomorduakan pasien dan yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana caranya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari pelayanannya.Sebagaimana dijelaskan bahwa Quality Assurance (QA) adalah usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. QA ini merupakan salah satu faktor penting dan fundamental bagi manajemen rumah sakit itu sendiri dan para stakeholder. Dampak dari QA menentukan hidup matinya sebuah rumah sakit. Bagi rumah sakit, adanya QA yang baik tentu saja membuat rumah sakit mampu untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat. Mengacu pada konsep ini, apabila para perawat yang merupakan jumlah terbanyak dalam rumah sakit tersebut dalam pelayananannya menunjukkan sikap tidak profesional dengan tidak tersenyum saja maka sebenarnya rumah sakit tersebut sudah kalah bersaing dengan rumah sakit lainnya.Bagi pelaku kesehatan, dengan adanya QA para pelaku kesehatan dituntut untuk semakin teliti, telaten, dan hati-hati dalam menjaga mutu pelayanannya. Ternyata senyuman saja pun membawa dampak yang sangat besar bagi sebuah rumah sakit. Selain Djajendera (2008), yang mengatakan bahwa senyum tulus Anda adalah mahakarya kebaikan, Purwodadi, S. H. (2008) juga mengungkapkan beberapa hal tentang senyum. Diantaranya adalah:Senyum itu murah, tetapi menciptakan banyak hal yang baikSenyum itu menguntungkan bagi yang menerima, tanpa merugikan yang memberiSenyum itu terjadi sekejap dan kesannya kadangkala tidak akan pernah berakhir selamanya, artinya senyum yang hanya sekejap diperlihatkan itu mempunyai kesan yang mendalam seolah tidak akan bisa terlupakan.Agar suatu rumah sakit terhindar dari sebutan rumah sakit yang tidak ramah, perlu adanya beberapa langkah konkrit untuk mencapai QA dalam hospitality in nursing services, seperti yang ditawarkan oleh Purwodadi, S.H (2008), yaitu: Mulailah dengan Senyum.Senyuman yang dimaksud adalah senyuman yang murni dan tulus dari dalam lubuk hati, bukan senyum yang dibuat-buat.Watson menekankan dalam sikap caring ini juga harus tercermin sepuluh faktor kuratif yaitu:Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistik. Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemapuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien.Memberikan kepercayaan harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan prilaku klien dalam mencari pertolngan kesehatan.Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain.Mengembangan hubungan saling percaya. Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien.Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien. Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien.Penggunaan sistematis metoda penyalesaian masalah untuk pengambilan keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien.Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruhi lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan kondisi penyakit klien.Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manisiawi. Perawat perlu mengenali kebutuhan komperhensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seseorang klien perlu dihadapkan pada pengalaman atau pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.Kesepuluh faktor karatif ini perlu selalu dilakukan oleh perawat agar semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu, melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sebelum mamahami orang lain.Diposkan oleh Ridwansyah di 08.00 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookTOKOH DUNIA KEPERAWATAN DALAM SEJARAH ISLAM

Rufaidah binti Saad Perawat muslim yang terlupakan..

Setelah Rasulullah menyampaikan risallah Islam banyak tokoh2 islam di bidang ilmu pengetahuan lahir, pada saat itu islam memegang peranan penting di semua bidang ilmu pengetahuan seperti Filsafat, Astronomi, Matematika dan bahkan di bidang kesehatan, untuk bidang kesehatan mereka adalah : Ibnu Qoyyim Al-Jauzy, Ibnu Sina ( Avicenna ), Abu bakar Ibnu Zakariya Ar-Razi ( Ar-Razi ), Imam al Ghazali, Abu Raihan Muhammad Al-Biruni dan tak ketinggalan untuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut membantu rasul untuk mengobati

kaum muslimin yang terluka yang bernama RUFAIDAH BINTI SA AD Al- Asalmiya, Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi tokoh2 ilmu pengetahuan dan keperawatan lainnya baik di jaman rasul maupun sesudah kerasulan.

Banyak perawat2 muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa ad, mereka lebih mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris.Apabila kwn2 mo menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karnakan kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab dimana Islam telah di ajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan terutama dlm duni keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai2 kesehatan seperti: pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal Hygiene ), menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya.

Rufaidah binti Saad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Saad Al Bani Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dansaat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu oleh dia.

Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat dan dalam perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan rasul pun mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia keperawatan.

Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat, kepada anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur danempati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan ( human touch ) jadi seimbang.

Itulah sejarah singkat tokoh keperawatan dalam sejarah Islam dan saya akan menjelaskan sejarah perkembangan dunia keperawatan dalam dunia Islam

1. Masa penyebaran Islam ( The Islamic Period ) 570 - 632 M. Pada masa ini keperawatan sejalan dengan perang kaum muslimin / jihad ( holy wars ), pada masa ini lah Rufaidah binti Sa ad memberikan kontribusinya kepada dunia keperawatan.2. Masa setelah Nabi ( Post prophetic era ) 632 - 1000 M. Masa ini setelah nabi wafat, pada masa ini lebih di dominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh2 Islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu Sinna ( Avicenna ), Abu bakar ibnu Zakariya Ar-Razi ( Ar-Razi ), bahkan Ar-Razi sendiri menulis dua karangang tentang The Reason why some persons and common people leave a physician even if he is clever 3. Masa pertengahan 1000 - 1500 M. Pada masa ini negara2 arab membangun RS dengan baik dan mengenalkan perawatan orang sakit, dan di RS tsb dimulai pemisahan antara kamar perawatan laki2 dan perempuan dan sampai sekarang banyak di ikuti semua RS di seluruh dunia.4. Masa Modern ( 1500 - sekarang ). Pada masa inilah perawat2 asing dari dunia barat mulai berkembang dan mulai ada. Tapi pada masa ini seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah Al-Khateeb mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo.

Jadi, demikianlah sekelumit dunia keperawatan dalam Islam dan saya ingin mengajak para pembaca terutama para perawat bahwa ilmu pengetahuan sudah dimulai oleh islam terutama dunia kesehatan dan keperawatan sudah ada di jaman rasul.

Diposkan oleh Ridwansyah di 00.17 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBeranda Langganan: Entri (Atom) PengikutArsip Blog 2011 (3) Juni (3) ASUHAN KEPERAWATAN ISLAMI Senyum Perawat sebagai Pengamalan Pancasila untuk ... TOKOH DUNIA KEPERAWATAN DALAM SEJARAH ISLAM ...Mengenai SayaRidwansyah Lihat profil lengkapku

Template Travel. Gambar template oleh simonox. Diberdayakan oleh Blogger.

Keperawatan Muslim Berdzikir, berfikir dan beramal dengan Kesungguhan Yakin Usaha Sampai Beranda Keperawatan Lintas Budaya KeperawatanIslam2 12 2009

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahIslam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunannya.Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa islam amat kaya tentang tuntunan kesehatan.Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan, islam pun memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran maupun hadits yang berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah berkaitan tentang menjaga kesehatan:Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222)Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memberikan pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut kami membuat sebuah makalah yang berjudul Paradigma Keperawatan Dalam Islam. B. Rumusan Masalah1. Bagaimana sejarah keperawatan Islam?2. Apa pengertian keperawatan?3. Apa pengertian Paradigma Keperawatan dalam Islam ?4. Apa saja komponen-komponen Paradigma Keperawatan dalam Islam?5. Apa saja prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan?6. Apa peran Keperawatan Islam? C. Tujuan PenulisanPada penulisan kami ini memberikan sebuah penjelasan tentang paradigma keperawatan dalam islam agar kita sebagai seorang muslim dapat mengaplikasikan dalam praktik keperawatan. Selain itu penulisan ini kami buat untuk memenuhi tugas pengantar profesi keperawatan. Demikianlah penulisan ini kami buat semoga bermanfaat bagi semuanya terkhusus bagi penulis.BAB IIPEMBAHASANA. Sejarah Keperawatan IslamUntuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut membantu rasul untuk mengobati kaum muslimin yang terluka yang bernama Rufaidah Binti Sa Ad Al- Asalmiya, Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan keperawatan lainnya baik dijaman rasul maupun sesudah kerasulan.Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa ad, mereka lebih mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris. Apabila kita mau menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karenakan kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab di mana Islam telah diajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan terutama dalam dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai-nilai kesehatan seperti: pentingnya menjaga kebersihan diri (Personal Hygiene), menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya.Rufaidah binti Saad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Saad Al Bani Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yatsrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW juga memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu olehnya.Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat dan dalam perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan rasul pun mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia keperawatan.Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat, kepada anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur danempati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) jadi seimbang.Itulah sejarah singkat tokoh keperawatan dalam sejarah Islam dan kami akan menjelaskan sejarah perkembangan dunia keperawatan dalam dunia Islam dari masa ke masa.1. Masa penyebaran Islam (The Islamic Period) 570 632 M. Pada masa ini keperawatan sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), pada masa inilah Rufaidah binti Sa ad memberikan kontribusinya kepada dunia keperawatan.2. Masa setelah Nabi (Post prophetic era) 632 1000 M. Masa ini setelah nabi wafat, pada masa ini lebih di dominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh Islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu Sinna (Avicenna), Abu Bakar ibnu Zakariya Ar-Razi (Ar-Razi), bahkan Ar-Razi sendiri menulis dua karangang tentang The Reason why some persons and common people leave a physician even if he is clever.3. Masa pertengahan 1000 1500 M. Pada masa ini Negara-negara arab membangun rumah sakit dengan baik dan mengenalkan perawatan orang sakit, dan di rumah sakit tersebut dimulai pemisahan antara kamar perawatan laki-laki dan perempuan dan sampai sekarang banyak diikuti semua rumah sakit di seluruh dunia.4. Masa Modern ( 1500 sekarang ). Pada masa inilah perawat-perawat asing dari dunia barat mulai berkembang dan mulai ada. Tapi pada masa ini seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah Al-Khateeb mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo.Jadi, demikianlah sekelumit dunia keperawatan dalam Islam dan kami ingin mengajak para pembaca terutama para perawat bahwa ilmu pengetahuan sudah dimulai oleh islam terutama dunia kesehatan dan keperawatan sudah ada di jaman rasul.Profesi keperawatan merupakan ladang ibadah kita, manakala kita lakukan dengan penuh kesungguhan serta penuh keihklasan. Oleh karenanya untuk dapat melaksanakan tugas profesi yang bernilai ibadah tentunya perlu dilandasasi oleh kaidah-kaidah agama yang kita yakini bersama.B. Pengertian KeperawatanPengertian keperawatan menurut Abdellah, F.G. (1960) Nursing is based upon art and science which would the attitudes, intellectual competencies and technical skills of the individual nurse into the desire and ability to help people sick or well cope with their health needs, and may be carried out under general of specific medical directionMenurut keperawatan Indonesia Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug proses kehidupan manusia.Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.Pengertian menurut keislaman nantinya dapat kita kaitkan kepada komponen paradigma keparawatan dalam Islam. Oleh karena itu perlu kita memahami pengertiannya paradigma keperawatan dalam IslamC. Pengertian dan Komponen-Komponen Paradigma Keperawatan Dalam IslamParadigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.Oleh karena itu paradigma keperawatan dalam Islam memiliki empat komponen yang dilandasi oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu:1. Manusia Dan Kemanusiaan.Firman Allah SWT:Artinya: Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tiin: 4)Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh, dan Psikologis,dimana makhluk lainnya yang ada dilangit dan dibumi ditundukan oleh Allah kepada manusia kecuali Iblis.Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar dan An-Naas.Al-Basyar mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan dari tanah , dapat dilihat, memakan sesuatu, mendengar, berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.An-Naas. Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social.Sebagaimana firman Allah SWT.Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13)Manusia memiliki tiga komponen antara lain:a. Jasad (fisik )Artinya: Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal. (QS. Al-Anbiyaa: 8 )b. Ruh.Artinya: Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. (QS. Shaad: 72)c. Nafs (jiwa)Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Rad: 28)2. Lingkungan Lingkungan Internal:Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi:Genetik, struktur dan tubuh, psikologis dan internal spiritual. Lingkungan Eksternal:Lingkungan sekitas yang berada diluar diri manusia yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan maupun perawatan, meliputi:Lingkungan fisik, biologis, social, cultural dan spiritual3. Sehat dan KesehatanSehat adalah suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam aspek jasmani, rohani dan social.Dilandasi oleh Firman Allah SWT:Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Rad: 28)Serta Hadist Tarmudzy dan Ibnu Majah Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya dan punyamakanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugrahkan kepadanyaUpaya kesehatan adalah sebagai berikut: PromotifFirman Allah SWT:Artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah: 195) PrefentifFirman Allah SWT:Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ( QS. At-Tahrim : 6) KuratifFirman Allah SWT:Artinya: Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku, (QS. Asy-Syuara: 80) Rehabilitatif.Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Radu: 11)4. Keperawatan.Adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.D. Prinsip-prinsip Islam dalam KesehatanDalam ilmu kesehatan islam pun mengajarkan beberapa prinsip tentang kesehatan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan harta benda umat manusia2. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah3. Justice4. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggiE. Peran Keperawatan IslamSebagai seorang perawat islam perlu adanya peran terhadap ilmu keperawat tersebut. Peran yang dapat kita lakukan antara lain:Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu KeperawatanIslam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat menjadikan manusia itu terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu nilai-nilai keislaman perlu di integrasikan terhadap ilmu keperawatan yang berkembang pada saat ini. Adanya pengintegrasian ini dimaksudkan akan terciptanya seorang perawat yang bercirikan agama Islam.Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu KeperawatanSetelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari pada nilai-nilai tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik keperawatan.Misalnya ketika seorang perawat mendapati pasien yang beragama islam, dan pasien tersebut memiliki penyakit yang apabila terkena air maka penyakit tersebut bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk mengajarkan bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak bertambah sakitnya, namun tidak pula meninggalkan ibadahnya.BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanKeperawatan dalam islam tidak hanya menjalankan pekerjaannya sebagai profesi tetapi sebagai bentuk syiar islam, yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman serta mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.Oleh karena itu empat komponen dari paradigma keperawatan dalam Islam perlu untuk lebih dicermati sehingga terciptanya seorang perawat professional yang Islami.B. PenutupDemikianlah penulisan kami ini semoga penulisan kami kali ini bermanfaat bagi para pembaca maupun penulis. Dan kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan pada penulisan kami kali ini.DAFTAR PUSTAKADepartemen Agama RI. 2005. AL-Quran dan Terjemahannya, Bandung: PT Syamil Media CiptaShihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran Tafsir MaudhuI atas Barbagai Persoalan Umat, Bandung: Penerbit MizanRate this:3 VotesLike this: Deoksihemoglobin danoksihemoglobin Civic EducationResume

Tindakan Komentar RSS Lacak balikInformation Tanggal : 2 Desember 2009 Kategori : KeperawatanTinggalkan Balasan Top of Form

Bottom of FormCariTop of Form

Bottom of FormTautan 1356 Shout mix Jurnal-Jurnal Kesehatan dan Pendidikan Asuhan Keperawatan Lengkap Belajar Online Critical Care Nurse E-Book Medikal Bedah FKMA blog Joanna Briggs Institue Jurnal Islam Jurnal Keperawatan "Ansell" JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA Jurnal Keperawatan UNPAD MAteri Belajar Kimia Medical Journal Medikal Bedah Update Informasi AJN: American Journal of Nursing Al-Asas 08 Assyaukanie.com E-book kedokteran iklan Perklik info keperawatan transculture Info Pemanasan Global Journal of Advanced Nursing Nursing Center Journal Articles Resensi buku The Online Journal of Issues in Nursing WordPress.com WordPress.org

Blog pada WordPress.com. Tema: Freshy oleh Jide. Ikuti Follow Keperawatan MuslimTop of FormGet every new post delivered to your Inbox.Bottom of FormPowered by WordPress.com

Butterfly on the sky Senin, 11 Juni 2012PERAWAT MODEREN DAN ISLAM

MAKALAH TAFSIR HADITSKEPERAWATAN MODERN DAN ISLAM BESERTA TOKOHNYA(SUATU TINJAUAN HISTORIS FILOSOFIS)

OLEH :NAMA : SUMARTINI NIM : 70300110121 KELAS : KEPERAWATAN C2

JURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR2012

KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr.Wb.Al-Hamdulillahirabbil Alamin, Segala puja dan puji syukur senantiasa kami kembalikan kepada Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, meskipun belum sempurna seperti yang diharapkan. Dan tak lupa selawat dan salam teruntuk kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.Selaku penulis, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih.Adapun keberadaan isi dalam makalah ini bukanlah hal yang begitu istimewa, namun upaya keras telah kami lakukan demi kesempurnaan makalah ini. Terlepas dari permasalahan bahwa keberadaan makalah ini merupakan tugas yang harus kami selesaikan, kami tetap berharap semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan siapapun yang membutuhkannya.Karena itu, saran serta kritik yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya kepada Allah jualah kami mengembalikan segalanya dan semoga makalah ini dapat bernilai ibadah di sisi-Nya.Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Makassar, JUNI 2012Penyusun

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangIslam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunannya.Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa islam amat kaya tentang tuntunan kesehatan.Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan, islam pun memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran maupun hadits yang berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah berkaitan tentang menjaga kesehatan:Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222)Kita sebagai umat Islam terkadang tidak menegetahui apa fungsi Islam dalam bidang kesehatan, kita hanya berfikir Islam adalah agama. Sebenarnya banyak sekali yang kita belum ketahui tentang Islam. Islam merupakan salah satu agama yang membahas seluruh aspek kehidupan misalnya dalam hal penyakit. Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit dan kesakitan, maka profesi keperawatan tidak bisa dihindari. Kapan dan di mana pun, keperawatan sangat dibutuhkan, baik yang dilakukan secara sederhana dan tradisional sampai pada yang semi modern dan supermodern.Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang ia mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang membahas tentang penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa al-thib). Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya.Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim. Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern. Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat. Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820 - 13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. B. Rumusan Masalah1. Apakah pengertian keperawatan ?2. Apakah pengertian dan komponen-komponen paradigma keperawatan dalam islam ?3. Bagaimana prinsip-prinsip islam dan kesehatan ?4. Bagaimana peran keperawatan islam ?5. Bagaimana perawat sebagai profesi ?6. Apa tujuan adanya perawat ?7. Apa kemuliaan profesi perawat ?8. Bagaimana perawatan spiritual dalam persfektif islam ?9. Bagaimana pendekatan holistic dalam asuhan keperawatan ?10. Bagaimana sejarah profesi keperawatan ?11. Bagaimana sejarah perkembangan keprawatan dalam islam ?12. Bagaimana sejarah dan perkembangan keperawatan di dunia ?13. Bagaimana keperawatan, islam, masa kini dan mendatang ?

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian KeperawatanPengertian keperawatan menurut Abdellah, F.G. (1960) Nursing is based upon art and science which would the attitudes, intellectual competencies and technical skills of the individual nurse into the desire and ability to help people sick or well cope with their health needs, and may be carried out under general of specific medical directionMenurut keperawatan Indonesia Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.Pengertian menurut keislaman nantinya dapat kita kaitkan kepada komponen paradigma keparawatan dalam Islam. Oleh karena itu perlu kita memahami pengertiannya paradigma keperawatan dalam IslamB. Pengertian dan Komponen-Komponen Paradigma Keperawatan Dalam IslamParadigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.Oleh karena itu paradigma keperawatan dalam Islam memiliki empat komponen yang dilandasi oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu:1. Manusia Dan Kemanusiaan.Firman Allah SWT:Artinya: Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tiin: 4)Berdasarkan dalil diatas, maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari: Jasad, Ruh, dan Psikologis, dimana makhluk lainnya yang ada dilangit dan dibumi ditundukan oleh Allah kepada manusia kecuali Iblis.Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar dan An-Naas.Al-Basyar mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan dari tanah , dapat dilihat, memakan sesuatu, mendengar, berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.An-Naas. Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social.Sebagaimana firman Allah SWT:Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13)Manusia memiliki tiga komponen antara lain:a. Jasad (fisik )

Artinya:Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal. (QS. Al-Anbiyaa: 8)b. RuhArtinya:Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. (QS. Shaad: 72)c. Nafs (jiwa)Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Rad: 28)2. Lingkungan Lingkungan Internal:Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi:Genetik, struktur tubuh, psikologis dan internal spiritual. Lingkungan Eksternal:Lingkungan sekitar yang berada diluar diri manusia yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan maupun perawatan, meliputi:Lingkungan fisik, biologis, social, cultural dan spiritual

3. Sehat dan KesehatanSehat adalah suatu keadaan sejahtera, penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam aspek jasmani, rohani dan social.Dilandasi oleh Firman Allah SWT:Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS. Ar-Rad: 28)Serta Hadist Tarmudzy dan Ibnu Majah Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya dan punyamakanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugrahkan kepadanyaUpaya kesehatan adalah sebagai berikut: PromotifFirman Allah SWT:Artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah: 195) PrefentifFirman Allah SWT:Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6) KuratifFirman Allah SWT:Artinya: Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku, (QS. Asy-Syuara: 80) RehabilitatifFirman Allah SWT:Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Radu: 11)4. Keperawatan.Adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.C. Prinsip-prinsip Islam dalam KesehatanDalam ilmu kesehatan islam pun mengajarkan beberapa prinsip tentang kesehatan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan harta benda umat manusia2. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah3. Justice4. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggiD. Peran Keperawatan IslamSebagai seorang perawat islam perlu adanya peran terhadap ilmu keperawatan tersebut. Peran yang dapat kita lakukan antara lain:Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu KeperawatanIslam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat menjadikan manusia itu terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu nilai-nilai keislaman perlu di integrasikan terhadap ilmu keperawatan yang berkembang pada saat ini. Adanya pengintegrasian ini dimaksudkan akan terciptanya seorang perawat yang bercirikan agama Islam.Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu KeperawatanSetelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari pada nilai-nilai tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik keperawatan.Misalnya ketika seorang perawat mendapati pasien yang beragama islam, dan pasien tersebut memiliki penyakit yang apabila terkena air maka penyakit tersebut bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk mengajarkan bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak bertambah sakitnya, namun tidak pula meninggalkan ibadahnya.E. Perawat Sebagai ProfesiIslam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang."Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu" (QS al-Baqarah: l68, l72).Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan.Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad SAW adalah memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim).Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan (al-Baqarah:: l95).Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari pekerjaan dan risiko perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih besar disebabkan kurangnya pengamanan dan perlindungan kerja. Lalu lintas jalan raya; darat, laut dan udara juga seringkali diwarnai kecelakaan, sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu lintas ini tergolong besar setelah wabah penyakit dan peperangan.Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari. Termasuk di sini karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan udara dan pengaruh global yang semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia. Karena itu Islam memberi peringatan antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan itu tergolong paling banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia merasakan sakit.F. Adanya PerawatMengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit dan kesakitan, maka profesi keperawatan tidak bisa dihindari. Kapan dan di mana pun, keperawatan sangat dibutuhkan, baik yang dilakukan secara sederhana dan tradisional sampai pada yang semi modern dan supermodern.Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan medis. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan kesehatan diartikan sebagai pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu (KBBI, l990: 504).Menurut Benjamin Lumenta (l989: l5)* Pelayanan kesehatan ialah kegiatan yang sama, yang dilakukan oleh pranata sosial atau pranata politik terhadap keseluruhan masyarakat sebagai tujuannya. Pelayanan kesehatan merupakan kegiatan makrososial yang berlaku antara pranata atau lembaga dengan suatu populasi, masyarakat atau komunitas tertentu.* Sedangkan pelayanan medis ialah suatu upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit, semua upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara para ahli pelayanana medis dengan individu yang membutuhkannya.Pelayanan medis ini merupakan kegiatan mikrososial yang berlaku antara orang perorangan (Lumenta, l989: l5). Al Purwa Hadiwardoyo (l989: l6) menambahkan, pelayanan medis mengandung semangat pelayanan dan usaha maksimal dengan mengutamakan kepentingan pasien dan mengandung nilai ethos yang tidak egoistis dan materialistis.Dengan demikian, pelayanan kesehatan lebih bersifat hubungan antarlembaga atau institusi kesehatan dengan kelompok masyarakat yang lebih bersifat massal, sedangkan pelayanan medis lebih bersifat hubungan individual antara pemberi layanan medis, dalam hal ini dokter, paramedis dan perawat dengan pengguna, pasien atau orang yang membutuhkan pelayanan medis, dengan lebih menekankankan kepada ethos kerja profesional dan tidak materialistis.

Dalam tulisan ini, perbedaan istilah di atas tidak terlalu dipersoalkan, karena muaranya juga sama, yakni mencegah penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Lumenta mengatakan, pelayanan kesehatan dan pelayanan medis mempunyai tujuan yang sama, yakni memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat untuk mengatasi, menetralisasi atau menormalisasi semua masalah atau semua penyimpangan terhadap keadaan kesehatan, atau semua masalah dan penyimpangan terhadap keadaan medis normatif. Karena itu pranata sosial atau politik, seperti ormas kepemudaan, keagamaan dan partai politik, memang bisa saja memberikan pelayanan kesehatan, misalnya untuk meningkatkan pengabdian pada masyarakat, bakti sosial dan sejenisnya, tetapi tetap harus bekerjasama dengan institusi dan pemberi layanan medis yang profesional. Sebab tanpa melibatkan para profesional di bidang kesehatan dan medis, pelayanan yang diberikan tidak akan berhasil, bahkan akan kontraproduktif.

Di tengah tingginya tuntutan kepada profesionalisme kerja sekarang serta daya kritis masyarakat yang juga meningkat, setiap pekerjaan harus dijalankan secara profesional. Terlebih pekerja di bidang kesehatan dan medis, sebab pekerjaan ini sangat berisiko dan berkaitan dengan hidup matinya manusia, yang dalam sumpah dunia kedokteran, harus dilindungi dan diselamatkan sejak calon manusia itu masih berada di dalam perut ibunya.G. Mulianya Profesi PerawatMenurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout (l973: l24), banyak sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali menuntut perlunya profesi keperawatan. Perintah untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah mengasingkan diri terhadap penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll, menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan tidak lain adalah institusi beserta individu perawat yang mengabdi di dalamnya.Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang ia mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang membahas tentang penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa al-thib). Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya.Allah berfirman:Iqra wa rabbukal akram, alladzi allama bil qalam, allamal insana ma lam yalam (Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam (baca tulis), dan Dia mengajarkan kepada manusia segala apa yang tidak diketahuinya. (QS al