MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

42
MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN AL-ZARKASYȊ Studi komparatif Kitab al-Burhân fi Mutasyâbih Al-Qurʹan dan al-Burhân fi ‘Ulûm Al-Qurʹan Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi Disusun Oleh: Merliana Saputri Nim: 12210482 JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 2017 M/ 1438 H

Transcript of MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

Page 1: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN

AL-KIRMÂNȊ DAN AL-ZARKASYȊ

Studi komparatif

Kitab al-Burhân fi Mutasyâbih Al-Qurʹan

dan al-Burhân fi ‘Ulûm Al-Qurʹan

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi

Disusun Oleh:

Merliana Saputri

Nim: 12210482

JURUSAN TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

2017 M/ 1438 H

Page 2: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Mutasyâbih Lafzhî Menurut Pandangan Al-

Kirmânî dan Az-Zarkasyî (Studi Komparatif Kitab Al-Burhân fî

Mutasyâbih Al-Qurʹan dan Al-Burhân fi Ulûm Al-Qurʹan)” yang

disusun oleh Merliana Saputri dengan Nomor Induk Mahasiswa: 12210482

telah melalui proses bimbingan dengan baik dan disetujui oleh pembimbing

telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan pada sidang munaqasyah.

Ciputat, 2 Agustus 2017

Pembimbing,

Ali Mursyid, MA.

Page 3: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Mutasyâbih Lafzhî Menurut Pandangan Al-

Kirmânî dan Az-Zarkasyî (Studi Komparatif Kitab Al-Burhân fî

Mutasyâbih Al-Qurʹan dan Al-Burhân fi Ulûm Al-Qurʹan)” yang

disusun oleh Merliana Saputri dengan Nomor Induk Mahasiswa: 12210482

telah diujikan pada sidang munâqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu

Al-Qurʹan (IIQ) Jakarta pada tanggal 26 Juli 2017. Skripsi ini telah diterima

sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag).

Ciputat, 27 Juli 2017

Dekan fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qurʹan (IIQ) Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfa, MA.

Ketua Sidang Sekertaris Sidang

Dr. M.Ulinnuha, Lc.MA. Dra. Suci Rahayuningsih

Penguji I Penguji II

Dr. M.Ulinnuha, Lc.MA. Dr. Romlah Askar, MA.

Pembimbing,

Ali Mursyid, MA

Page 4: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

iv

PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Merliana Saputri

NIM : 12210482

Tempat/ Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 21 Mei 1993

Alamat : Perum. Bumi Sari Permai, Blok H2

No.10, Kasemen, Serang, Banten.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul “Mutasyâbih

Lafzhî Menurut Pandangan al-Kirmânî dan az-Zarkasyî (Studi

komparatif Kitab al-Burhân fi Mutasyâbih Al-Qurʹan dan al-Burhân fi

‘Ulûm Al-Qurʹan)” adalah benar-benar hasil karya saya, kecuali kutipan-

kutipan yang disebutkan sumbernya. Kesalahan dan kekurangan di dalam

karya ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 02 Agustus 2017

Merliana Saputri

Page 5: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

v

MOTTO

اعملوا فكل ميسر لما خلق له

“Hendaklah kalian beramal ! Setiap orang akan dimudahkan

sesuai dengan tujuan dia diciptakan.

߷

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Page 6: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

vi

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini akan aku persembahkan untuk orang yang

sangat kukasihi dan kusayangi.

Teruntuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, sebagai tanda bakti,

hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya

kecil ini kepada Ayah dan Ibu yang telah memberikan kasih sayang, segala

dukungan, dan cinta kasih tiada terhingga yang sungguh menjadi kekuatan

terbesar bagiku. Semoga karya kecil ini bisa menjadi langkah awal untuk

membuat Ayah dan Ibu bahagia. Karna kusadar, selama ini belum bisa

berbuat yang lebih.

Untuk Ayah dan Ibu yang sangat kucintai sekali lagi kuucapkan

Terima kasih Ayah.... Terima Kasih Ibu...

Page 7: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

vii

KATA PENGANTAR

Subhânallâh, segala puji bagi Allah yang telah mencurahkan nikmat

kepada hamba-hamba-Nya. Nikmat yang takkan mampu seorang hamba

untuk menghitung-hitungnya. Dengan izin-Nyalah penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Mutasyâbih Lafzhî Menurut

Pandangan Al-Kirmânî Dan Az-Zarkasyî ”.

Allâhumma Shallî ‘Alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘Alâ Âli

Muhammad, shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita

Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga dan para sahabatnya hingga akhir

zaman.

Dengan penuh rasa syukur dan dengan sepenuh hati penulis

menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa pertolongan dan

rahmat Allah SWT. Sehingga penulis diberi kekuatan dan kesehatan untuk

mampu berfikir, dan menuangkan ide-ide dalam masa penyusunan skripsi

ini. Dan juga adanya dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

kepada penulis baik dari segi materil, moril maupun doa. Untuk itu dengan

segala hormat dan ta’zhîm penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada yang terhormat:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, M.A. selaku Rektor

Institut Ilmu Al-Qur`ân (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

IIQ Jakarta.

3. Bapak Ali Mursyid, M.A. sebagai Dosen Pembimbing skripsi, yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi

terselesaikannya skripsi ini.

Page 8: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

viii

4. Seluruh Dosen Institut Ilmu Al-Qur`ân (IIQ) Jakarta yang telah

meniupkan ruh semangat dalam belajar sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa.

5. Dra. Rukoyah Tamimi dan Dra. Suci Rahayuningsih selaku

pembantu dekan Fakultas Ushuluddin, yang telah banyak

memotivasi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Pustakawan IIQ Jakarta, Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan

Umum UIN Jakarta, Pimpinan dan Perpustakaan Islam Iman Jama

serta pimpinan dan karyawan Pusat Studi Al-Quran, yang telah

memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk

membaca dan melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan

skripsi.

7. Instruktur tahfîzh yang dengan sabar membimbing penulis dalam

menghafal Al-Qur`an, Bapak Dr.KH. Fathoni, Lc. MA., Ibu Hj.

Arbiyah Mahfudz, S.Th.I, Ibu Ade Halimah, S.Th.I., Ibu Hj.

Atiqoh, S.Th.I., Ibu Hj. Muthmainnah, MA., Ibu Hj. Istiqamah,

MA., dan Ibu Sami‟ah Khotib, S.Pd.I.

8. Ayahanda dan ibunda tercinta, Bapak Aco Hasanudin dan Ibu

Mery Isma. Tidak ada kata yang dapat penulis sampaikan selain

terima kasih yang sedalam-dalamnya atas segala kasih sayang, doa,

pengorbanan, dukungan, dan bimbingan yang kalian berikan

dengan ikhlas dan kesabaran yang tak terhingga. Hanya do‟a yang

dapat penulis persembahkan untuk keduanya. Allahummaghfir lî

wa liwâlidayya warhamhumâ kamâ rabbayânî shaghîrâ.

9. Kedua adik tercinta, Nurul Hasmi dan Fathan Arrayan yang

senantiasa menjadi suntikan semangat dalam penyelesaian tugas

akhir ini.

Page 9: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

ix

10. Teman-teman IIQ angkatan 2012 khususnya Fakultas Ushuluddin

Prodi Tafsir Hadis yang senasib dan seperjuangan.

11. Sahabat-sahabat terkasih, Siti Hariyanti, Sri Rejeki, Faizah, Desi

puspita, Nida Rahman dan Farhatul Fathiyah yang senantiasa

memberikan semangat dalam menjalani empat dan lima tahun

menimba ilmu di IIQ Jakarta. Terima kasih karena telah bersedia

untuk berbagi kesenangan dan kesedihan. Semoga ikatan ini tidak

akan terputus hingga tua menyapa kita.

12. Ucapan ribuan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut terlibat

baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, semoga amal baik yang mereka

berikan kepada penulis mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya

dari Allah Swt.

Dalam penulisan skripsi ini berbagai upaya telah penulis

lakukan untuk memaksimalkan skripsi ini menjadi karya ilmiah

yang baik, Namun, karena keterbatasan kemampuan yang penulis

miliki, maka skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis

mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari para pembaca demi

karya yang lebih baik lagi.

Akhirnya, semoga hasil jerih payah penulis penulis ini dapat

menjadi buah karya yang bermanfaat dan menjadi amal shalih yang

mendapatkan ridha dari Allah Swt di akhirat kelak, Amin.

Ciputat, 2 Agustus 2017 M

Merliana Saputri

Page 10: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii

PERNYATAAN PENULIS .................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

DAFTAR ISI.......................................................................................... x

PEDOMAN TRASLITERASI ............................................................. xiii

ABSTRAKSI ......................................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 12

E. Metodologi Penelitian ................................................................. 15

F. Tektik dan Sistematika Penulisan ............................................... 18

BAB II : DEFINISI DAN PERKEMBANGAN ILMU MUTASYÂBIH

LAFZHI.

A. Definisi Mutasyâbih Lafzhî ......................................................... 20

B. Hikmah, Urgensi dan Faidah Ilmu Mutasyâbih Lafzhî ............... 27

C. Antara Mukarrar dan Mutasyâbih Lafzhî ................................... 30

D. Masa Perkembanan Ilmu Mutasyâbih Lafzhî dalam Ulûm Al-Qurʹan

dan Kodifikasinya ....................................................................... 33

E. Karya Para Ulama Tentang Mutasyâbih Lafzhî .......................... 38

BAB III : PROFIL PENULIS DAN TINJAUAN UMUM KITAB

Page 11: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

xi

A. Mahmûd bin Hamzah al-Kirmânî

1. Biografi ................................................................................ 45

2. Guru dan Murid..................................................................... 48

3. Karya-karya........................................................................... 49

4. Gambaran Umum Kitab al-Burhân fî Mutasyâbih Al-Qurʹan50

B. Al-Imâm Badru Ad-Dîn az-Zarkasyî

1. Biografi ................................................................................. 56

2. Guru dan Murid..................................................................... 61

3. Karya-Karya .......................................................................... 63

4. Gambaran Umum Kitab al-Burhân fî Ulûm Al-Qurʹan ....... 65

BAB IV : MUTASYÂBIH LAFZHÎ PANDANGAN AL-KIRMÂNÎ DAN

AZ-ZARKASYÎ

A. Pandangan al-Kirmânî dalam Memahami Mutasâbih Lafzhî ..... 69

1. Ayat-Ayat Al-Qurʹan ............................................................ 70

2. Tokoh-Tokoh ........................................................................ 73

3. Kitab-Kitab Samawî .............................................................. 78

4. Kelompok-Kelompok, Syari‟at Agama dan Kepercayaan .... 80

5. Hadits-Hadits Nabawî ........................................................... 82

6. Perkataan Sahabat ................................................................. 85

7. Amtsâl .................................................................................. 86

8. Sya‟ir-Sya‟ir .......................................................................... 87

B. Pandangan az-Zarkasyî dalam Memahami Mutasâbih Lafzhî .... 89

1. Mutasyâbih Lafzhî yang terjadi dalam satu bentuk ayat dan yang

lainnya. .................................................................................. 89

2. Ayat-Ayat yang memiliki 2 bentuk keserupaan.................... 91

3. Ayat-Ayat yang memiliki 3 bentuk keserupaan.................... 91

4. Ayat-Ayat yang memiliki 4 bentuk keserupaan.................... 92

5. Ayat-Ayat yang memiliki 5 bentuk keserupaan.................... 92

Page 12: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

xii

6. Ayat-Ayat yang memiliki 6 bentuk keserupaan.................... 93

7. Ayat-Ayat yang memiliki 7 bentuk keserupaan.................... 94

8. Ayat-Ayat yang memiliki 8 bentuk keserupaan.................... 94

9. Ayat-Ayat yang memiliki 9 bentuk keserupaan.................... 95

10. Ayat-Ayat yang memiliki 10 bentuk keserupaan.................. 97

11. Ayat-Ayat yang memiliki 11 bentuk keserupaan.................. 98

12. Ayat-Ayat yang memiliki 15 bentuk keserupaan.................. 100

13. Ayat-Ayat yang memiliki 18 bentuk keserupaan.................. 103

14. Ayat-Ayat yang memiliki 20 bentuk keserupaan.................. 105

15. Ayat-Ayat yang memiliki 23 bentuk keserupaan.................. 107

C. Analisis Perbandingan Antara al-Kirmânî dan az-Zarkasyî dalam

Memahami Mutasyâbih Lafzhî

1. Analisis Klasifikasi Jenis Kitab Mutasyâbih Lafzhî ............. 110

2. Analisis Metode Muqâran .................................................... 110

3. Analisis Metode Penjelasan Mutasyâbih Lafzhî ................... 111

4. Analisis Kajian at-Tikrâr ...................................................... 112

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 113

B. Saran .......................................................................................... 115

Daftar Pustaka ................................................................................ 116

Page 13: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang

satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi ini, mengacu pada pedoman

transliterasi sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis Dan

Disertasi Institut Ilmu Al-Qurʹan (IIQ) Jakarta. transliterasi Arab-Latin

mengacu pada aturan berikut ini:

1. Konsonan

th = ط a = ا

zh = ظ b = ب

„ = ع ta = ت

gh = غ ts = ث

f = ف j = ج

q = ق h = ح

K = ك kha = خ

L = ل d = د

M = م dz = ذ

N = ن r = ر

W = و z = ز

H = ه s = س

ʹ = ء sy = ش

Y = ى sh = ص

dh = ض

Page 14: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

xiv

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah = A ا = â ي... = ai

Kasrah = I ي = î و... = au

Dhammah = U و = û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Baqarah = البقرة

al-Madînah = المدينة

b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah ditransliterasikan

sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan

bunyinya. Contoh:

رجلال = ar-rajul

شمسال = Asy-syams

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ),

sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda Tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik Tasydîd yang berada di tengah kata, di

akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

Page 15: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

xv

wa ar-rukka’i = و الركع

Inna al-ladzîna = إن الذين

d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

فددة ال = al-Afʹidah

لجامعة الإسلميةا = al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi

apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang

Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.

Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula pada alih aksara ini,

seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan

lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,

maka huruf yang ditulis kapitaladalah awal nama diri, bukan kata

sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-„Asqallânî dan

seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qurʹan dan nama-nama

surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qurʹan, Al-Baqarah,

Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 16: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

xvi

ABSTRAKSI

Merliana Saputri , NIM: 12210482

Mutasyâbih Lafzhî Menurut Pandangan al-Kirmânî dan az-Zarkasyî (Studi

komparatif Kitab al-Burhân fi Mutasyâbih Al-Qurʹan dan al-Burhân fi

‘Ulûm Al-Qurʹan ). Skripsi, Program Studi Tafsir Hadits, Fakultas

Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qurʹan (IIQ) Jakarta. Pembimbing: Ali Mursyid,

MA.

Skripsi ini membahas tentang Mutasyâbih dalam Al-Qurʹan. Pada

dasarnya pengertian Mutasyâbih terbagi menjadi dua, yaitu: Mutasyâbih

Tafsirî / Ma’nawi yang kajiannya mencakup tentang penafsiran ayat-ayat

Mutasyâbih terkait sifat-sifat Allah, makna istiwâ, Arsy, dan pembahasannya

meliputi sektor makna atau tafsir dalam Al-Qurʹan. Kemudian yang kedua

Mutasyâbih Lafzhî yang kajian di dalamnya mencakup pembahasan tentang

pengulangan ayat dalam al-Qurʹan yang memiliki kemiripan redaksi ataupun

maknanya. Dan dalam skripsi ini penulis membahas tentang Mutasyâbih

Lafzhî.

Kajian mengenai Mutasyâbih Lafzhî dianggap penting karena penulis

melihat bahwa: Pertama, pembahasan yang lebih sering dibahas dalam

Mutasyâbih Al-Qurʹan adalah kata Mutasyâbih yang menjadi lawan kata

Muhkâm, sedangkan Mutasyâbih Lafzhî sangat jarang sekali dibahas. Kedua,

permasalahan tentang Mutasyâbih Lafzhî juga sebenarnya menjadi hal yang

sangan penting bagi para Huffâzh Al-Qurʹan untuk memperhatikan setiap

susunan Lafazh ayat-ayat yang memiliki kemiripan redaksi sehingga tidak

keliru dalam menghafal dan memahami makna didalamnya. Dan ketiga,

permasalahan tentang Mutasyâbih Lafzhî juga sebenarnya justru telah

dikenal di kalangan ulama-ulama terdahulu. Dan mereka memiliki konsep

berbeda dalam memahami dan mengkaji Mutasyâbih Lafzhî. Dengan

demikian penulis mencoba mengkomparasikan permasalahan tentang

Mutasyâbih Lafzhî menurut pandangan Al-Kirmânî dalam Kitabnya al-

Burhân fî Mutasyâbih Al-Qurʹan dan az-Zarkasyî dalam Kitabnya al-Burhân

fî Ulûm Al-Qurʹan. karena keduanya memiliki pandangan yang berbeda

dalam mengkaji dan memahami Mutasyâbih Lafzhî yang menyebabkan

perbedaan konsep penjelasan dalam kitab masing-masing.

Adapun dalam kajian skripsi ini penulis berfokus dalam membahas

pengertian Mutasyâbih Lafzhî menurut pandangan al-Kirmânî dan az-

Zarkasyî dan mendeskripsikan konsep penjelasan keduanya dalam mengkaji

dan memahami Mutasyâbih Lafzhî, kemudian menganalisa persamaan dan

berbedaan pandangan al-Kirmâni dan az-Zarkasî tentang Mutasyâbih Lafzhî.

Page 17: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

xvii

Dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research,

yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data

pustaka, dengan mendeskripsikan penjelasan dari beberapa pendapat ulama.

Dari penelitian ini penulis menemukan beberapa kesimpulan yaitu

dalam pengertian Mutasyâbih Lafzhî para ulama termasuk al-Kirmânî dan

az-Zarkasyî mendefinisikan dengan makna yang sama yaitu pengulangan

ayat dalam Al-Qurʹan yang memiliki kemiripan redaksi. Namun yang

menjadi perbedaan antara mereka adalah mengenai penempatan makna al-

Mukarrar atau Tikrâr dalam Al-Qurʹan. Terkait pembahasan al-Mukarrar

atau Tikrâr dalam Al-Qurʹan al-Kirmânî memasukan pembahasannya

kedalam permasalahan Mutasyâbih lafzhî karena antara keduanya sama-sama

memiliki unsur pengulangan. Sedangkan az-Zarkasyî tidak menggolongkan

al-Mukarrar ke dalam pembahasan Mutasyâbih lafzhî karena adanya

perbedaan maksud antara keduanya. Al-Mukarrar yang terjadi dalam Al-

Qurʹan biasanya memiliki arti yang sama dan bertujuan untuk menguatkan

makna. Sedangkan Mutasyâbih lafzhî biasa memiliki perbedaan tertentu dan

antara dua lafazh tidak sama susunannya. Hal ini juga yang menyebabkan

perbedaan konsep penjelasan keduanya dalam memahami Mutasyâbih Lafzhî.

Dalam konsep pembahasan kitab kedua kitab ini memiliki perbedaan.

Al-Kirmânî dengan kitabnya al-Burhân fî Mutasyâbih Al-Qurʹan

memeberikan penjelasan tentang pengulangan ayat-ayat Al-Qurʹan denga

rinci disertai penjelasan singkat tentang tafsirnya dengan demikian kitab ini

juga dikenal dengan sebutan kitab Asrâr at-Tikrâr fî Al-Qurʹan. sedangkan

az-Zarkasyî dalam Kitabnya al-Burhân fî Ulûm Al-Qurʹan hanya sedikit

menghimpun beberapa ayat yang memiliki kemiripan redaksi sesuai dengan

jumlah keserupaannya dalam Al-Qurʹan.

Page 18: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qurʹan diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. untuk

membawa kebenaran dan membenarkan kitab-kitab yang telah diturunkan

sebelumnya.1 Allah SWT. telah menetapkan pula Al-Qurʹan sebagai

mukjizat terbesar Nabi, maka dengan keutamaannya itulah Al-Qurʹan

mendapatkan perhatian yang sangat besar untuk diketahui dan dikaji

segala aspek kemukjizatannya.

Para ulama memiliki beragam pandangan dalam menentukan aspek

kemukjizatan Al-Qurʹan. Diantaranya adalah Abu Ishaq Ibrahim bin

Sayyâr an-Nizam yang merupakan guru al-Jâhiz dan salah seorang tokoh

mu‟tazilah yang memandang bahwa kemukjizatan Al-Qurʹan adalah

dengan cara sirfah (pemalingan) yaitu Allah memalingkan kemampuan

orang-orang Arab untuk menentang Al-Qurʹan yang padahal sebenarnya

mereka mampu untuk menghadapinya maka pemalingan ini yang

dianggap sebagai hal yang sangat luar biasa (mukjizat).2 Namun pendapat

ini kemudian banyak ditolak oleh Jumhȗr „Ulamâʹ karena dianggap

memiliki konotasi bahwa kemukjizatan Al-Qurʹan tersebut akan

menghilang dengan berakhirnya masa tantangan tersebut. Dan ini jelas

1 QS. Al-Maidah [5] : 48

2 Mannâ Khalil Al-Qaththân, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, (Bogor: Pustaka Litera

Antar Nusa, 2013), Cet. ke-16, h. 375

Page 19: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

2

bertentangan dengan ijma‟ umat bahwa kemukjizatan Rasȗlallah akan

tetap abadi dan tidak ada mukjizat yang abadi selain Al-Qurʹan.3

Adapun pandangan lain mengenai aspek kemukjizatan Al-Qurʹan

dapat dilihat dari sisi Balaghah-nya. Ini adalah pendapat ahli bahasa Arab

yang gemar akan bentuk-bentuk makna yang hidup dalam untaian kata-

kata yang terjalin kokoh dengan retorika yang menarik. Al-Qurʹan

memberikan pemberitaan hal-hal gaib yang akan datang yang tidak dapat

diketahui kecuali oleh wahyu dan pemberitaan tentang hal-hal yang sudah

terjadi sejak masa penciptaan makhluk, yang tidak mungkin dapat

diterangkan oleh Nabi yang Ummi.4

Dengan hanya memperhatikan beberapa aspek kemukjizatan yang

telah disebutkan di atas itu tidaklah cukup bagi para ulama dan kita

sebagai umat Nabi untuk mengetahui keutamaan Al-Qurʹan karena masih

banyak sekali aspek keindahan Al-Qurʹan yang dapat kita kaji lebih

dalam.

Diantara sisi lain kemukjizatan Al-Qurʹan yang dapat kita lihat

adalah pesona kekayaan lafazh-lafazh Al-Qurʹan yang tersusun begitu

menarik dari setiap susunan kata, kalimat, bahkan keseluruhan ayat di

setiap surat-surat dalam Al-Qurʹan. Pembahasan mengenai aspek yang

satu ini berkenaan dengan sektor redaksi dalam Al-Qurʹan seperti

perhatian para ulama mengenai ayat-ayat Al-Qurʹan yang memiliki

kemiripan redaksi (Mutasyâbih Lafzhȋ).

Kata Mutasyâbih dalam Al-Qurʹan merupakan salah satu istilah

dalam bidang ilmu Al-Qurʹan yang sudah tidak asing lagi didengar.

3 Jalaluddin as-Suyȗthî, Al-Itqân fi „Ulȗmil Qur‟ân,(Surabaya: PT.Bina Ilmu, 2007),

Cet I, jilid.4, h. 8 4 Mannâ Khalil Al-Qaththân, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an ,h. 376

Page 20: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

3

Namun secara garis besar makna Mutasyâbih yang sering

diperbincangkan di kalangan para mufassir Al-Qurʹan adalah istilah

Mutasyâbih yang menjadi lawan kata dari Muhkâm. Diantaranya seperti

yang dijelaskan oleh As-Suyȗthî dengan menyatakan bahwa ke-muhkâm-

an ayat dalam Al-Qurʹan adalah adalah ketelitiannya dan tidak adanya

kekurangan dan perselisihan terhadapnya, sedangkan ke-mutasyâbih-

annya adalah keadaannya yang saling menyerupai satu dengan yang

lainnya dalam hal kebenaran, kejujuran dan kemukjizatan.5

Menurut Manna‟ Al-Qaththân, Muhkâm adalah ayat yang mudah

diketahui maksudnya, pengertiannya mengandung satu wajah dan

maksudnya dapat diketahui secara langsung tanpa memerlukan

keterangan lain, sedangkan Mutasyâbih hanyalah diketahui maksudnya

oleh Allah sendiri, dalam pengertiannya mengandung banyak wajah dan

memerlukan penjelasan dengan merujuk kepada ayat-ayat lain. Ini

merupakan pandangannya tentang makna Muhkâm dan Mutasyâbih dalam

pengertian khusus.6

Makna Mutasyâbih dalam Al-Qurʹan yang telah dipaparkan di atas

merupakan makna Mutasyâbih yang terkait dengan makna atau tafsir

dalam Al-Qurʹan dengan kata lain pengertian makna Mutasyâbih di atas

adalah pengertian secara khusus dan ini tidak termasuk dalam

pembahasan mengenai ayat-ayat Al-Qurʹan yang beredaksi mirip.

Adapun makna Mutasyâbih yang masuk dalam pembahasan sektor

redaksi adalah makna umum dari Mutasyâbih atau biasa disebut

Mutasyâbih Lafzhȋ. Menurut Manna‟ Al-Qaththân adalah bila salah satu

5 As-Suyȗthî, Al-Itqân fi „Ulȗmil Qur‟ân,(Surabaya: PT.Bina Ilmu, 2008), Cet I,

Jilid.3, h. 1 6 Mannâ Khalil Al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, (Bogor: Pustaka Litera

Antar Nusa, 2007), Cet.11, h. 305-306

Page 21: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

4

dari dua hal serupa dengan yang lain. Dan Syubhah adalah keadaan

dimana salah satu dari dua hal itu tidak dapat dibedakan dari yang lain

karena adanya kemiripan di antara keduanya secara konkrit maupun

abstrak.7

Maka, istilah Mutasyâbih yang dimaksud dalam pengertian

umum ini adalah terkait dengan lafazh dalam Al-Qurʹan yang mana dalam

bahasa Arab dijumpai kata – kata Syibh, Syabah, Syabih, dan sebagainya

dan kata Mutasyâbih juga berasal dari kata-kata tersebut. Adapun yang

dimaksud di sini adalah pembahasan tentang ayat yang beredaksi mirip

yaitu gaya dan susunan sejumlah firman Allah yang memiliki kesamaan

atau keserupaan ungkapan satu sama lain.8

Dalam Al-Qurʹan banyak sekali terdapat ayat-ayat yang memiliki

redaksi yang serupa dalam susunan kalimatnya dan itu semua merupakan

bentuk dari kesempurnaan, kebagusan, dan banyak memberikan hikmah

di dalamnya. pernyataan ini didukung oleh QS.az-Zumar [39] : 23:

....

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu kitab

Al-Qurʹan yang serupa ayat-ayatnya lagi berulang-

ulang...”(QS.az-Zumar [39] : 23)

Para ulama seperti Ath-Thabari, Al-Qurthubî dan Quraish Shihab

menerjemahkan lafazh متشابها dengan kata Mutasyâbih dalam arti sesuatu

yang serupa dengan yang lain, serupa dalam mutunya sehingga sangat

7 Mannâ Khalil Al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an, h. 304

8 Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur‟an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2001), Cet I, h.17

Page 22: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

5

sulit untuk membedakannya,9 yaitu serupa hikmah ayat-ayatnya, tidak ada

perbedaan di dalamnya dan tidak ada kontradiksi.10

Kemudian ada pula

yang mengatakan serupa dengan kitab yang diturunkan kepada para Nabi

lainnya, sebab isinya berkisar antara perintah dan larangan, berita gembira

dan ancaman. Hanya saja Al-Qurʹan lebih menyeluruh dan agung.11

Adapun klasifikasi bentuk dari pada ayat-ayat yang beredaksi mirip

(Mutasyâbih Lafzhȋ) para ulama memiliki konsep yang berbeda-beda. ada

yang membagi sesuai dengan bentuk kata, tata letak kata dan tema kata

dalam satu ayat.

Diantara contoh ayat Al-Qurʹan yang beredaksi mirip adalah seperti

QS.Âli-„Imrân [3]:126. Yang redaksinya mirip dengan QS.Al-Anfâl

[8]:10 dengan redaksi sebagai berikut:

1. QS. Âli-„Imrân [3]:126.

“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu

melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan

agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu

hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”(

QS. Âli-„Imrân [3]:126)

9 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), Cet.I, Vol. 12,

h. 217 10

Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabarî, Tafsîr Ath-Thabarî (Jâmi‟ Al-

Bayân „an Ta‟wîl Ayi Al-Qur‟an), Terj. Misbah Dkk (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009), Cet.I,

Jilid.22, h. 336-337. 11

Syaikh Imam Al-Qurthubî, Tafsîr Al-Qurthubî (Al-Jâmi‟ Li Ahkâm Al-Qur‟an),

Terj. Muhyiddin Mas Rida Dkk. (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009), Cet, I. Vol. 15, h. 584

Page 23: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

6

2. QS.Al-Anfâl [8]:10

“Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu),

melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi

tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi

Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana.”(QS.Al-Anfâl [8]:10)

Penjelasan perbedaan kedua ayat tersebut adalah :

a. Istbât لكم pada ayat pertama dan Hadzf لكم pada ayat kedua

Penggunaan لكم menunjukan informasi tentang kabar

kegembiraan yang ditujukan pada al-Mukhâthabȋn, adapun di Hadzf

kannya pada ayat kedua karena kata لكم telah disebut pada ayat

sebelumnya yaitu pada Al-Anfâl ayat 9 dengan kalimat تجاب ...فاس

sehingga cukup untuk tidak perlu menyebutkannya lagi padaلكم ...

ayat setelahnya. 12

b. Ta‟khȋr به pada ayat pertama dan Taqdȋm به pada ayat kedua

Ta‟khȋr به ini disandingkan dengan kisah kemenangan orang-

orang mu‟min yang menjadi al-Mukhâthabȋn langsung pada

penjelasan ayat ini, yaitu kisah yang menceritakan perang Uhud

yang terjadi. Adapun Taqdȋm به pada ayat kedua disandingkan

12

Mahmȗd bin Hamzah Al-Kirmânî, Asrâr at-Tikrâr fi Al-Qur`an, (Dâr Al-

Fadhîlah: Mesir. T.t), h. 92

Page 24: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

7

kisah perang Badar yang mana al-Mukhâthabȋn pada ayat ini tidak

disebutkan secara langsung (Ghâibȋn).

c. Hadzf إنالله pada ayat pertama dan Istbât إنالله pada ayat kedua13

Hadzf الله pada ayat pertama ini karena ini menceritakan إن

perang Uhud yang mana pada saat itu jumlah mereka banyak,

semangat mereka pun sangat menggebu, sampai-sampai para

pemuda mendesak agar kaum muslim keluar menghadapi musuh,

keyakinan tentang turunnya malaikat pun tidak mereka ragukan.

Berbeda dengan kisah pada ayat kedua yang menceritakan tentang

perang Badar di mana keadaan mereka penuh kekhawatiran karena

mereka lemah pada jumlah pasukan dan perlengkapannya, mereka

juga sebelum Badar belum pernah berperang membela agama dan

belum pernah juga mendapatkan bantuan malaikat, maka dari itu

Istbât الله حكيم pada kalimat إن عزيز الله ini sebagai penekanan atas إن

keperkasaan dan kebijaksanaan Allah atas pertolonganNya yang

diturunkan kepada orang-orang muʹmin pada peperangan Badar.14

Dengan memperhatikan fungsi dari setiap penempatan kata dalam

Al-Qurʹan seperti contoh di atas, maka untuk memahami dan mengkaji ayat-

ayat mutasyâbih lafzhî ini merupakan hal penting yang perlu dipahami oleh

para pengkaji dan penghafal Al-Qurʹan dalam memahami perbedaan maksud

dan hikmahnya, karna setiap susunan kalimat dalam Al-Qurʹan memiliki

makna dan hikmah tersendiri dalam setiap susunan lafazhnya dan ini akan

membantu pemahaman para pengkaji dan penghafal Al-Qurʹan dalam

mendapatkan maksud dan fungsi dari setiap ayat Al-Qurʹan.

13

Al-Kirmânî, Asrâr at-Tikrâr fi Al-Qur`an, h. 93 14

Quraish Shihab, Kaidah Tafsir,(Tanggerang: Lentera Hati, 2013), h.383

Page 25: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

8

Nashruddin Baidan dalam karyanya yang berjudul Metode

Penafsiran Al-Qurʹan menjelelaskan di dalam ayat-ayat yang beredaksi

mirip terdapat perbedaan-perbedaan kecil, namun berpengaruh besar

terhadap konotasi ayat tersebut. Perbedaan-perbedaan itu ditemukan

dalam beberapa kategori; antara lain sebagai berikut:

1) Berbeda urutan letak kata.

2) Tidak sama jumlah kata yang digunakan. Suatu redaksi misalnya,

memakai kata dalam jumlah tertentu, sementara redaksi lain yang

mirip dengannya mempunyai jumlah kata yang lebih atau kurang

dari yang digunakan oleh redaksi yang pertama.

3) Berbeda letak kata depan (harf al-jarr): di muka atau di belakang.

4) Pemakaian kata tidak sama karena terjadi penggantian kata-kata

tertentu (ibdâl).15

Mengenai ayat mutasyâbih lafzhî As-Suyȗthî menjelaskan dalam

kitabnya Al-Itqân fȋ Ulȗmil Qurʹan bahwa ada beberapa ulama yang

menyusun permasalahannya dalam sebuah kitab tersendiri. Menurut As-

Suyȗthi yang pertama kali menyusun adalah Al-Kisâʹî yang dibuat

Nazhamnya oleh As-Sakhâwî dan kemudian penjelasannya di tulis oleh

al-Kirmânî di dalam kitabnya Al-Burhân fi Mutasyâbihil Qurʹân.16

Karya – karya terkait ayat yang beredaksi mirip (Mutasyâbih lafzhî)

dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1) Karya yang menghimpun ayat-ayat beredaksi mirip.

2) Karya yang menjelaskan penafsiran ayat – ayat yang beredaksi

mirip.17

15

Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur‟an, h. 24 16

As-Suyȗthî, Al-Itqân fi Ulȗmil Qur‟an, h. 553 17

Agus Imam Kharomen, Metode Alternatif Dalam Menafsirkan Ayat-Ayat

Beredaksi Mirip, (Ciputat Timur: Penerbit A-Empat, 2015), h. 53

Page 26: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

9

Seperti yang telah dijelaskan oleh As-Suyȗthî diantara ulama yang

telah mengkaji dan mendalami tentang Mutasyâbih lafzhȋ dalam ayat-ayat

Al-Qurʹan adalah Mahmȗd bin Hamzah Al-Kirmânî. Beliau adalah

seorang ulama yang hidup pada masa kekhalifahan Ibnu Abbas. Beliau

merupakan ulama yang banyak menghasilkan karya-karya dibidang ilmu-

ilmu Al-Qurʹan. diantara karyanya adalah Kitab Asrâr at-Tikrâr fî Al-

Qurʹan yang lebih dikenal dengan Al-Burhân fî Taujîh Mutasyâbihil

Qurʹân. 18

Ulama lain yang menghimpun dan mengkaji Mutasyâbih lafzhȋ

diantaranya adalah Az-Zarkasyî dalam karyanyanya Al-Burhân fî Ulȗm

Al-Qurʹan. Pembahasan mengenai Mutasyâbih lafzhȋ dalam karyanya ini

dijelaskan dalam satu tema khusus „Ilmu al-Mutasyâbih.19

Kitab Asrâr at-Tikrâr fî Al-Qurʹân menerangkan tentang bagaimana

memahami ayat yang beredaksi sama atau mirip (Mutasyâbih lafzhȋ), dan

menjelaskan perbedaannya baik dari sisi mubtada‟ dan khabar, taqdȋm

dan ta`khȋr, mudhôf dan mudhôf ilaihi, atau pun dari sisi lain dalam

urutannya pada segi gramatikal bahasa Arab. Namun, kitab ini tidak

banyak dikenal karena sebagian memahami Mutasyâbih dalam artian

perumpamaan makna sebuah pemahaman yang lebih memerlukan

penjelasan terlebih dahulu sedangkan dalam kitab ini bukan hal itu yang

menjadi pokok pembahasan melainkan penjelasan tentang ayat-ayat Al-

Qurʹan yang mempunyai kemiripan redaksi.20

Kemudian az-Zarkasyî juga menjelaskan tentang Mutasyâbih Lafzhȋ

ini dalam satu bab „Ilmu Mutasyâbih‟. Dalam bab ini az-Zarkasyî

18

Al-Kirmânî, Asrâr at-Tikrâr fi Al-Qur`an, h. 15 19

Al-Imâm Badru Ad-Dîn Az-Zarkasyî, Al-Burhân fi „Ulȗm Al-Qur‟an,( Mesir :

Dâr Al-Hadîts). 2006, h.85 20

Al-Kirmânî, Asrâr at-Tikrâr fi Al-Qur`an, h. 19

Page 27: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

10

mencoba menghimpun beberapa redaksi ayat-ayat Al-Qurʹan yang dinilai

memiliki keserupaan antara satu dengan yang lainnya.

Baik Al-Kirmânî maupun Az-Zarkasî keduanya memiliki

pandangan dan Konsep penjelasan yang berbeda dalam mengkaji

Mutasyâbih Lafzhȋ maka penulis merasa perlunya melakukan kajian

tentang ayat-ayat Mutasyâbih Lafzhȋ dengan melakukan studi

perbandingan antara Kitab Al-Burhân fî Mutasyâbih Al-Qurʹân karya

Mahmud bin Hamzah Al-Kirmânî dan Kitab Al-Burhân fî „Ulȗm Al-

Qurʹân karya Al-Imâm Badru Ad-Dîn Az-Zarkasyî.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dibahas oleh penulis di atas, dapat

ditemukan beberapa masalah yang patut untuk dibahas, di antaranya

adalah:

a. Al-Qurʹan memiliki beragam aspek kemukjizatan seperti sisi

pemberitaan, sisi Balaghah dan juga indah pada semua sektor

redaksi yang diantaranya adalah ayat-ayat yang memiliki kemiripan

redaksi (Mutasyâbih Lafzhȋ).

b. Term Mutasyâbih memiliki dua aspek, yaitu Mutasyâbih Ma‟ nawȋ

dan Mutasyâbih Lafzhȋ , dan yang kedua ini jarang dibahas.

c. Mutasyâbih Lafzhȋ ( kemiripan redaksi) merupakan aspek

kemukjizatan yang memiliki urgensi sangat penting untuk

memahaminya terutama bagi para penghafal juga pengkaji Al-

Qurʹan dan tafsir.

d. Para ulama memiliki konsep yang beragam dalam menghimpun dan

mengkaji Mutasyâbih Lafzhȋ

2. Pembatasan masalah

Page 28: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

11

Berangkat dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

untuk menambah fokus dalam penelitian, maka penulis membatasi

pembahasan dengan melakukan studi perbandingan tentang

Mutasyâbih Lafzhȋ dalam pandangan Mahmud bin Hamzah Al-Kirmânî

dalam karyanya Al-Burhân fi Mutasyâbih Al-Qurʹan dan Al-Imâm

Badru Ad-Dîn Az-Zarkasyî dalam Karyanya Al-Burhân fi Ulȗm Al-

Qurʹan.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan

masalahnya yaitu:

a. Apa pengertian Mutasyâbih Lafzhȋ ?

b. Bagaimanakah Mutasyâbih Lafzhȋ menurut Al-Kirmânî dan Az-

Zarkasyî ?

c. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan Mutasyâbih Lafzhȋ

menurut pandangan Al-Kirmânî dan Az-Zarkasyî ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui maksud dari Mutasyâbih Lafzhȋ dalam Al-Qurʹan

yang memiliki kemiripan redaksi ataupun pengulangan redaksi

(Tikrâr).

b. Untuk mengetahui pembahasan Mutasyâbih Lafzhî menurut

pandangan Al-Kirmânî dan Az-Zarkasyî.

c. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan pandangan antara

Mahmud bin Hamzah Al-Kirmânî dan Al-Imâm Badru Ad-Dîn Az-

Zarkasyî dalam mengkaji Mutasyâbih Lafzhî.

Page 29: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

12

2. Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut:

a. Penelitian ini secara formal disusun dalam rangka memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana program starata satu (S-1)

pada Jurusan Tafsir Hadits.

b. Secara non-formal penelitian ini adalah untuk memberikan

informasi mengenai perbedaan pandangan antara al-Kirmânî dan

Az-Zarkasyî dalam menghimpun dan mengkaji Mutasyâbih Lafzhȋ

untuk membantu para pengakaji dan penghafal Al-Qurʹan

memahami Mutasyâbih Lafzhȋ dalam Al-Qurʹan.

D. Tinjauan Pustaka

Kajian tentang ayat-ayat Mutasyâbihat ini sudah banyak dilakukan

oleh para peneliti. Namun pada umumnya yang dibahas dalam penelitian

tersebut membahas tentang ayat-ayat Mutasyâbihât lawan kata dari

Muhkamât. Beberapa karya yang membahas terkait hal ini diantaranya:

1. Nadia , Mahasiswi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Jurusan

Humaniora 2010 dalam Tesisnya yang berjudul “Teori Mutasyâbih

Syaikh Zakaryya Al-Ansharî (Tahqîq dan Dirâsah Kitab Fath Ar-

Rahmân bi Kasyf mâ Yaltabis fî Al-Qur`an)”. Pembahasan dalam Tesis

ini adalah tentang teori Syaikh Zakariyya al-Ansharî dalam memahami

ayat Mutasyâbihât dan pengertian Mutasyâbihât yang diperluas dalam

pembahasan ini adalah Mutasyâbihât lawan kata Muhkamât bukan

berkaitan dengan pembahasan ayat-ayat yang beredaksi mirip.21

21

Nadia. Teori Mutasyabih Syaik Zakaryya Al-Ansharî (Tahqîq dan Dirâsah Kitâb

Fath Ar-Rahmân bi Kasyf Mâ Yaltabis fî Al-Qur`an). tesis. Uin Sunan Kalijaga Jurusan

Humaniora 2010

Page 30: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

13

2. Dede Maria Ulfah, Mahasiswa Program S1 Institut Ilmu Al-Qurʹan

Jakarta Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits 2011 dalam

Skripsinya yang berjudul “Metode Ulama Salaf dan Khalaf dalam

Memahami Ayat-Ayat Mutasyabihat (Studi Terhadap Metode Tafwîdh

dan Ta‟wîl Ayat-Ayat Tentang Sifat Allah )”. Dalam penelitiannya ini

penulis menjelaskan metode yang digunakan oleh para ulama dan

menjelaskan seperti pengertian Tafwîdh dan Ta‟wîl dalam memahami

ayat Mutasyâbihât.22

Metode ini juga yang sama dapat digunakan

untuk memahami ayat-ayat yang yang berkaitan dengan aqidah namun

konteks pembahasannya Sifat-sifat Allah dan ini tidak sama dengan

pembahasan yang akan dikaji oleh penulis yang pembahasannya

berfokus dengan mengkaji metode Al-Kirmânî dan Az-Zarkasyî dalam

menghimpun dan mengkaji ayat-ayat yang mirip dengan menganalisis

metode penulisan dan konsep pembahasan dari masing-masing karya

mereka.

3. Ach. Musta‟in, Mahasiswa Program Doktor Institut Agama Islam

Negeri Sunan Ampel Surabaya Program Studi Ilmu Ke-Islam-an

Konsentrasi Pemikiran Islam 2013 dalam Disertasinya yang berjudul

“Kontradiksi dalam Al-Qur‟an (Manhaj Tawfiqiy Ayat-Ayat

Muta'âridah dan Mukhtalifah)”. Pada disertasi ini dijelaskan bahwa

dalam Al-Qur`an terdapat istilah Mukhtalifah fî al-Khabar dipakai

untuk ayat-ayat yang beredaksi mirip dengan nada pemberitaan

(khabar). Al-Mukhtalifah fi al-Khabar punya banyak varian yang

secara ringkas dipilah menjadi tiga, yaitu : pertama, bi az-Ziyâdah wa

an-Nuqsân, yakni dengan penambahan kata (Ziyâdah al-Lafzh) dan

pengurangan (Nuqsân). Pada ayat yang satu ada lafazh tertentu dan

22

Dede Maria Ulfah, “Metode Ulama Salaf dan Khalaf dalam Memahami Ayat-

Ayat Mutasyabihat (Studi Terhadap Metode Tafwîdh dan Ta‟wîl Ayat-Ayat Tentang Sifat

Allah )”, Skripsi Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta Jurusan Tafsir Hadits 2011

Page 31: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

14

pada ayat yang lain lafazh tersebut ditiadakan. Kedua, bi at-Taqdîm wa

at-Ta‟khîr, yaitu dengan mendahulukan satu kata (Taqdîm) dan

mengakhirkan (Ta‟khȋr) yang lain. Kata yang sama, pada satu ayat

ditaruh di depan dari pada kata yang lain, namun di ayat yang lain

justru sebaliknya. Ketiga, bi at-tabdîl, yakni ada penggantian kata yang

berbeda pada ayat yang satu dengan ayat yang lain.23

Maka dengan penjelasan tersebut penelitian ini terfokuskan

dalam menghasilkan teori memahami ayat yang beredaksi mirip yang

terkadang dinilai kontradiksi namun sebenarnya tidak, ini berbeda

dengan skripsi yang akan disusun oleh penulis yang mana dalam

skripsi ini penulis mencoba mendeskripsikan perbedaan pandangan

antara Al-Kirmânî dan Az-Zarkasyî dalam menghimpun dan mengkaji

mutasyâbih lafzhî dalam Al-Qurʹan.

4. Kudsiah, S1 Institut Ilmu Al-Qurʹan Jakarta Fakultas Ushuluddin

Jurusan Tafsir Hadits 2016 dalam Skripsinya yang berjudul “Analisis

Ayat- Ayat Mutasyabihat Lafzhî Pada Kisah Nabi Musa a.s (Kajian

Telaah Tematik-Semantik) ”. penilitian pada skripsi ini Kudsiah

mencoba mengidentifikasi ayat-ayat Mutasyabih Lafzhî yang

bertemakan kisah Nabi Musa a.s. dengan menghimpun beberapa

ayatnya sesuai dengan bentuk redaksi seperti ibdâl, ziyâdah dan

nuqsân, taqdîm dan ta‟khîr juga redaksi khitâb dalam Al-Qurʹan,

dengan kemudian menjelaskan hikmah dari isi setiap ayat. Berbeda

dengan penelitian yang akan dilakukan, penulis akan

mengkomparasikan pandangan al-Kirmâni dan az-Zarkasyî mengenai

23

Ach Musta‟in. Kontradiksi dalam Al-Qur‟an (Manhaj Tawfiqiy Ayat-Ayat

Muta'âridah dan Mukhtalifah). Disertasi. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya Program Studi Ilmu Ke-Islam-an Konsentrasi Pemikiran Islam 2013

Page 32: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

15

mutasyabih lafzhî dengan merujuk kepada masing-masing kitab kedua

ulama tersebut.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan penulis adalah Penelitian

Kepustakaan (Library Research) dan ini masuk pada jenis penelitian

kualitatif yang cenderung menganalisis data secara induktif. Penelitian

ini biasanya tidak memformulasikan suatu hipotesis lalu mengujinya

melainkan hanya melihat dan melaporkan sebagaimana adanya,

peneliti lebih banyak mengumpulkan data.24

2. Sumber Data

Untuk mendapatkan data-data yang relevan dengan penelitian ini

penulis menggunakan menggunakan beberapa sumber data yang

diklasifikasikan menjadi sumber data primer dan skunder. Adapun

sumber data primer yang digunakan penulis adalah:

a. Al-Qurʹan dan terjemahnya

b. Kitab Asrâr At-Tikrâr fȋ Al-Qurʹan - al-Burhân fȋ Taujȋh

Mutasyabih Al-Qurʹan.

c. Kitab Al-Burhân fȋ „Ulum Al-Qurʹan

Sumber data Sekunder yang digunakan penulis adalah:

a. Kaidah-kaidah penafsiran Al-Qurʹan

b. Kamus bahasa Arab-Indonesia

c. Buku-buku dan tulisan-tulisan yang memiliki relevansi dengan

pokok masalah yang dikaji dalam penelitian ini.

24

Prasetyo Irawan. Dkk, Metode Penelitian, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009),

Modul 8, h.5

Page 33: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

16

3. Metode Pengumpulan Data

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam

penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yang

mana dalam metodologi penelitian kualitatif, ada berbagai metode

pengumpulan data/sumber yang biasa digunakan.

Jamesh Mc. Millan dan Sally Schumacer dalam Research in

Education; A Conceptual Introduction, paling sedikit ada empat

strategi pengumpulan data dengan multi-metode dalam penelitian

kualitatif, yaitu dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam,

studi dokumen dan artefak, serta teknik pelengkap.25

Dengan penjelasan diatas maka metode pengumpulan data yang

penulis gunakan adalah metode studi dokumen (documentary study),

yaitu suatu metode pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisa dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar maupun

elektronik.

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis ayat-ayat yang dikaji penulis menggunakan

pendekatan komparatif (Muqârin). Metode pada pendekatan ini disebut

dengan metode perbandingan yang didefinisikan sebagai suatu metode

yang bersifat perbandingan dengan mengemukakan penafsiran ayat-

ayat Al-Qurʹan yang ditulis oleh mufassir.26

Maka dengan metode

komparatif ini penulis mengoleksi sejumlah ayat-ayat Al-Qurʹan, lalu

25

https://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitian-

kualitatif/. Di unduh 26 juni 2017, 08.05 26

Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir Al-Qur‟an Kontemporer dalam

Pandangan Fazlur Rahman, (Ciputat: Gaung Persada Press Jakarta dan Sulthan Thoha Press,

2007), h. 52

Page 34: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

17

dikaji dan diteliti penafsiran para pakar tafsir menyangkut ayat-ayat

tersebut dengan mengacu pada karya-karya tafsir yang mereka sajikan.

Pendekatan penelitian ini yang menjadi objek penelitian utama

penulis adalah membandingkan ayat-ayat yang beredaksi mirip

(Mutasyâbih Lafzhȋ) dengan memfokuskan penelitian pada

perbandingan pandangan dan metode antara al-Kirmânî dan az-

Zarkasyî. Maka langkah-langkah yang akan ditempuh adalah; (1)

Melacak dan mengoleksi ayat-ayat Al-Qurʹan yang redaksinya

mengandung kemiripan, sehingga dapat dibedakan mana yang mirip

dan yang tidak; (2) Memperbandingkan antara ayat yang memiliki

redaksi mirip tersebut, yang berbicara tentang satu kasus yang sama,

atau dua kasus yang berbeda dalam sebuah redaksi yang sama; (3)

Menganalisis pelbagai perbedaan yang ada redaksi ayat yang mirip itu

dari sudut konotasi ayat, penggunaan kata dan penataan ayat; dan (4)

Memperbandingkan opini mufasir tentang ayat yang menjadi objek

kajian.27

F. Teknik Dan Sistematika Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada pedoman penulisan

skripsi, tesis dan disertasi Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) jakarta edisi

terbaru yang diterbitkan oleh IIQ Jakarta Press.

Kajian dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga bab utama, yaitu

pendahuluan, isi dan penutup. Untuk memudahkan pemahaman maka

penulis menyajikan sistematika penulisan yang digambarkan melalui sub

bab, diantaranya:

27

Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir Al-Qur‟an Kontemporer Dalam

Pandangan Fazlur Rahman, (Ciputat: Gaung Persada Press Jakarta dan Sulthan Thoha

Press.2007), h. 52

Page 35: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

18

Bab pendahuluan disusun dalam bab pertama yang berisi tentang

latar belakang masalah, Pembatasan dan rumusan masalah, Tujuan dan

kegunaan penelitian, Kajian pustaka, Metode penelitian dan sistematika

pembahasan.

Sedangkan untuk landasan teori dan isi penulisan dijelaskan dalam

Bab ke-2, ke-3 dan Bab ke-4. Adapun pembahasan dalam bab ke-2 terdiri

dari beberapa sub bab, yaitu: Definisi Mutasyâbih Lafzhȋ, Hikmah,

Urgensi dan faidah ilmu Mutasyâbih Lafzhȋ, perbedaan antara Mutasyâbih

Lafzhȋ dan Mukarrar, Sejarah dan perkembangan ilmu Mutasyâbih Lafzhȋ,

dan karya-karya para ulama tentang Mutasyâbih Lafzhȋ.

Pada bab ke-3 menjelaskan tentang profil Al-Kirmânî dan Az-

Zarkasyî kemudian uraian mengenai potret kitab Al-Burhân fî Mutasyâbih

Al-Qurʹan dan Al-Burhân fî „Ulȗm Al-Qurʹan kemudian pada bab ke-4

penulis mengidentifikasi dan mendeskripsikan tentang Mutasyâbih Lafzhȋ

menurut pandangan Al-Kirmânî dan Az-Zarkasyî. dan Pada bab akhir

penelitian ini yaitu bab ke-5 penulis memuat kesimpulan penelitian dan

saran-saran

Page 36: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

113

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adanya perbedaan pandangan dalam penjelasan suatu

permasalahan tentulah merupakan hal yang biasa terjadi diantara para

ulama. Hal ini mungkin terjadi karena tujuan pembahasan dan

penjelasan ulama yang berbeda pada setiap karyanya. Begitu pula yang

terjadi antara al-Kirmânî dan az-Zarkasyî yang memiliki cara pandang

dan konsep yang berbeda dalam memahami Mutasyâbih Lafzhî. Dan

dalam penjelasan masing-masing pandangan al-Kirmânî dan az-

Zarkasyî diatas penulis menyimpulkan beberapa poin sebagai berikut:

1. Pada pengertian Mutasyâbih Lafzhî secara istilah para ulama dan

demikian juga al-Kirmânî dan az-Zarkasyî memiliki pengertian

yang sama yaitu pengulangan ayat yang disertai kemiripan redaksi

antara keduanya . Namun terjadi perbedaan pandangan ketika

dikaitkan dengan permasalahan Tikrâr dalam Al-Qurʹan. Terkait

pembahasan al-Mukarrar atau Tikrâr dalam Al-Qurʹan al-Kirmânî

memasukan pembahasannya kedalam permasalahan Mutasyabih

lafzhi karena antara keduanya sama-sama memiliki unsur

pengulangan. Sedangkan az-Zarkasyî tidak menggolongkan al-

Mukarrar kedalam pembahasan Mutasyabih lafzhi karena adanya

perbedaan maksud antara keduanya. Al-Mukarrar yang terjadi

dalam Al-Qurʹan biasanya memiliki arti yang sama dan bertujuan

untuk menguatkan makna. Sedangkan Mutasyabih lafzhi biasa

memiliki perbedaan tertentu dan antara dua lafazh tidak sama

susunannya. Maka jelas keduanya dianggap berbeda.

Page 37: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

114

2. Dalam metode penjelasan Mutasyabih lafzhi diantara ulama

melakukannya dengan menghimpun sesuai bentuk lafazh, tata letak

lafazh, dan tema ayat dalam Al-Qurʹan. Al-Kirmânî menggunakan

semua metode ini dengan dilengkapi penafsiran singkat dalam

pembahasannya. Berbeda dengan az-Zarkasyî yang menghimpun

beberapa ayat terkait Mutasyabih lafzhi sesuai dengan bentuk dan

tata letak lafazh yang disusun berdasarkan jumlah keserupaan

kalimatnya dalam Al-Qurʹan.

3. Adanya perbedaan jenis kitab yang menyebabkan berbeda pula

metode dan isi penjelasan antara keduanya. Al-Kirmânî menulis

kitab yang berjudul al-Burhân fî Mutasyâbih Al-Qurʹan sehingga

penjelasan di dalamnya dikhususkan mengenai pembahasan terkait

Mutasyabih lafzhi dan juga Tikrâr dalam Al-Qurʹan. Sedangkan az-

Zarkasyî menulis kitab al-Burhân fî ‘Ulûm Al-Qurʹan yang memang

di dalamnya ia juga menjelaskan permasalahan terkait Mutasyabih

lafzhi namun kitab ini memiliki penjelasan dengan bab-bab yang

banyak terkait ilmu-ilmu Al-Qurʹan. Dengan demikian ini bukan

merupakan kitab khusus yang menjelaskan Mutasyabih lafzhi.

4. Jika dilihat dari konsep penjelasan keduanya, al-Kirmânî dan az-

Zarkasyî sama-sama menggunakan metode Muqâran. Karna

Mutasyabih lafzhi manjadi salah satu objek kajian metode Muqâran.

Namun az-Zarkasyî tidak banyak melakukan perbandingan antara

beberapa ayat yang tergolong Mutasyabih lafzhi. Karena az-

Zarkasyî tidak menjelaskan penafsiran tiap ayat. Berbeda dengan al-

Kirmânî yang menjelaskan titik permasalahan pada Mutasyabih

lafzhi antar ayat sampai pada penjelasan singkat tafsir tentang ayat

yang dibahas.

Page 38: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

115

B. SARAN

Setelah penulis menyimpulkan beberapa poin di atas, maka perlu

adanya saran sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan akan menarik perhatian para pengkaji dan

khususnya para penghafal Al-Qurʹan untuk kembali memperhatikan

setiap hikmah dari kajian Mutasyâbih Lafzhȋ.

2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan kesempatan pada

penulis lain untuk membahas lebih lanjut dan lebih detail terhadap

setiap Mutasyâbih Lafzhȋ pada ayat-ayat Al-Qurʹan.

Page 39: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

116

DAFTAR PUSTAKA

Âidîn. Mustafâ, Dirâsah Tahqîq wa Taʻlîq ʻÂlâ Durroh Al – Tanzîl Wa

Gurroh Al – Ta’wîl, Makkah: al-Mamlakah al-‘Arabiyyyah al-

Suʻûdiyyah Wizârah al-Taʻlîm al-ʻÂlî, 2001.

Al-Ajhuȗrȋ , Athiyyah ibn Athiyyah, Irsyâd ar-Rahmân Fi Asbâb an-Nuzȗl

Wa an-Nâsikh wa al-Mansȗkh Wa al-Mutasyâbih wa Tajwȋd al-

Qur’an,(Dar ibn Hazm : Maroko)

A’yun, Qurrata, Repetisi Frasa Yaghfiru Liman Yasya’ Wa Yuadzdzibu Man

Yasya’ Dalam Al-Qur’an, (Skripsi Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta:

2017)

Al-Badar. ʻAbd al-Muhsîn bin Hamad al-ʻAbbâd, Âyât Mutasyâbihat al-

Fâzh fî al-Qurʹân wa Kaifa Tamyîz Bainahâ, Riyadh :Dâr-Fadhîlah,

2001.

Baidan, Nashruddin, Metode Penafsiran Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar,2001.

Faris. Ibnu, Maqâyis Al-Lughah, Mesir : Dâr al-Hadits, 1429 H.

Hakim. Baqir, Ulûm Al-Qurʻan, terj. Nashirul Haq.dkk , Jakarta:Al-Huda,

2006.

Https://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-

penelitian-kualitatif/.

Http://majles.alukah.net/t53000/

Https://wadod.org/vb/showthread.php?t=5331

Http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=320353

Http://www.dr-alawni.com/users.articles.php?show=2#_ftn1

Ibnu Manzhûr, Muhammad, Lisân Al-‘Arab, Mesir: Dâr al-Hadîts, 2003

Page 40: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

117

Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ), Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis

Dan Disertasi, IIQ Press: Jakarta, 2011.

Irawan , Prasetyo, Dkk, Metode Penelitian, Jakarta : Universitas Terbuka,

2009.

Kharomen , Agus Imam, Metode Al-Ternatif Dalam Menafsirkan Ayat-ayat

Beredaksi Mirip, Ciputat Timur: Penerbit A-Empat, 2015.

Al-Kirmani, Mahmud Bin Hamzah, Asrar At-Tikrar Fi Al-Qur`an, (Dar Al-

Fadhilah: Mesir)

-------, Gharaib at-Tafsir wa ‘Ajâib at-Taʹwîl, (jeddah: dar al-Qiblah li ats-

Tsaqafah al-Islamiyyah, T.tp)

-------, Khath al-Mashahif, (T.p, 2012)

Kudsiah, Analisis Ayat-Ayat Mutasyabihat Lafzhi Pada Kisah Nabi Musa

A.S (Kajian Telaah Tematik-Semantik), Skripsi Institut Ilmu Al-QurʹAn

Jakarta 2016.

Maria Ulfah, Dede, Metode Ulama Salaf Dan Khalaf Dalam Memahami

Ayat-Ayat Mutasyabihat (Studi Terhadap Metode Tafwidh dan Ta’wil

ayat-ayat Tentang Sifat Allah )”, Skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an

Jakarta Jurusan Tafsir Hadits 2011.

Munawwir, A.W., Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Yogyakarta:

Pustaka Progressif, 1997

Musta’in, Ach, Kontradiksi Dalam Al-Qur’an (Manhaj Tawfiqiy Ayat-Ayat

Muta'aridah dan Mukhtalifah), Disertasi Institut Agama Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya Program Studi Ilmu Ke-Islam-An Konsentrasi

Pemikiran Islam 2013.

Nadia, Teori Mutasyabih Syaik Zakaryya Al-Anshari (Tahqiq Dan Dirasah

Kitab Fath Ar-Rahman Bi Kasyf Ma Yaltabis Fi Al-Qur`An), tesis Uin

Sunan Kalijaga Jurusan Humaniora 2010.

Al-Qattân, Mannâ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Bogor: Pustaka Litera

Antar Nusa, 2007.

Page 41: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

118

Al-Qurthubi, Syaikh Imam, Tafsir Al-Qurthubi (Al-Jami’ Li Ahkam Al-

Qur’an), Terj. Muhyiddin Mas Rida Dkk, Jakarta : Pustaka

Azzam,2009.

Ar-Râzȋ , Muhammad ibn Abi Bakr ibn ‘Abd al-Qadir, Gharâib ay at-Tanzȋl,

(Musthafa al-babi al-halabi )

Ar-Rumi, Yaqut al-Hamawi, Mu’jam al-Udaba, (Dar Al-Gharbu Al-Islami,

Juz 6)

As-Sakhâwî, Hidayah al-Murtâb, beirut : Dâr al-Fikr, 1994.

Shihab, Quraish, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta : Lentera Hati, 2002.

-------, Dkk. Ensiklopedi Al-Qur’an, Jakarta : Yayasan Bimantara, 1997.

-------, Kaidah Tafsir, Tanggerang : Lentera Hati, 2013.

As-Suyuthi. Jalaluddin, Al-Itqan Fi Ulumil Qur’an,Surabaya: PT.Bina Ilmu,

2008.

Syukri Saleh , Ahmad, Metodologi Tafsir Al-Qur’an Kontemporer Dalam

Pandangan Fazlur Rahman, Ciputat: Gaung Persada Press Jakarta dan

Sulthan Thoha Press, 2007.

Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad Bin Jarir, Tafsir Athabari (Jami’ Al-

Bayan An Ta’wil Ayi Al-Qur’an), Terj. Misbah Dkk, Jakarta : Pustaka

Azzam,2009.

Ats-Tsabt. Khâlid bin ‘Utsmân, Qawâ’id at-Tafsîr jam’an wa dirâsatan, t.t,

Dâr- Ibnu ‘Affân, t.tp.

W. Al-Hafidz . Ahsin, Kamus Ilmu Al-Qur’an , jakarta: Amzah, 2006.

Az-Zarkasyi , Badru Ad-Din, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, (Dar at-Turast,

Juz 1, 2008)

-------, Tasynîf al-Masâmi’, ( T.tp. Maktab Qurtubah.T.t)

Page 42: MUTASYÂBIH LAFZHȊ MENURUT PANDANGAN AL-KIRMÂNȊ DAN …

119

-------, al-Mantsȗr fi al-Qawâ’id Fiqhu asy-Syâfi’î, (Beirut: Dar al-Kutub al-

Ilmiyah. 2000)

-------, al-Bahr al-Muhîth fi Ushul al-Fiqh, (Tp, 1992)