Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi, Bayi Tabung dan Keluarga Berencana (Content)

36
Indra F. Soaleh [email protected] Arsip/09-IFS-AI01 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, perubahan begitu cepat terjadinya sehingga kadang kala kita sendiri belum siap untuk menyikapi perubahan tersebut. Perubahan tersebut terjadi karena perkembangan teknologi dalam berbagai bidang kian canggihnya dan kian cepatnya sehingga mau tidak mau kita juga terkena imbasnya. Dalam segala bidang, manusia terus menerus mengalami perubahan karena ilmu pengetahuan terus menerus berkembang sehingga cakrawala berpikir kita kian hari kian maju. Namun sebaliknya, imbas dari perkembangan jaman itu sendiri tidak hanya bergerak kearah positif, tetapi juga menawarkan sisi negatifnya kepada umat manusia karena sebenarnya perkembangan teknologi tersebut seperti pedang bermata dua. Hanya tinggal kita yang diberi akal oleh Tuhan Yang Maha Kuasa ini memilih, mau ke arah yang benar atau salah demi mewujudkan keinginan kita. Dalam tulisan ini penulis ingin membahas tentang prilaku aborsi, bayi tabung dan keluarga berencana, dimana hal tersebut akan kami kaji dalam ruang pandangan Hukum Islam. Seperti yang kita ketahui bahwa hal ini dapat saja terjadi dan dilakukan oleh wanita usia subur, dimana kita tahu bahwa wanita usia subur (WUS) 1

Transcript of Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi, Bayi Tabung dan Keluarga Berencana (Content)

Page 1: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, perubahan begitu cepat terjadinya sehingga

kadang kala kita sendiri belum siap untuk menyikapi perubahan tersebut. Perubahan tersebut

terjadi karena perkembangan teknologi dalam berbagai bidang kian canggihnya dan kian

cepatnya sehingga mau tidak mau kita juga terkena imbasnya. Dalam segala bidang, manusia

terus menerus mengalami perubahan karena ilmu pengetahuan terus menerus berkembang

sehingga cakrawala berpikir kita kian hari kian maju. Namun sebaliknya, imbas dari

perkembangan jaman itu sendiri tidak hanya bergerak kearah positif, tetapi juga menawarkan sisi

negatifnya kepada umat manusia karena sebenarnya perkembangan teknologi tersebut

seperti pedang bermata dua. Hanya tinggal kita yang diberi akal oleh Tuhan Yang Maha

Kuasa ini memilih, mau ke arah yang benar atau salah demi mewujudkan keinginan kita.

Dalam tulisan ini penulis ingin membahas tentang prilaku aborsi, bayi tabung dan

keluarga berencana, dimana hal tersebut akan kami kaji dalam ruang pandangan Hukum Islam.

Seperti yang kita ketahui bahwa hal ini dapat saja terjadi dan dilakukan oleh wanita usia subur,

dimana kita tahu bahwa wanita usia subur (WUS) terdiri dari remaja, dan wanita dewasa baik

yang menikah maupun belum menikah.

Islam sangat menutamakan dan menghargai eksistensi manusia. Oleh karena itu, Allah

sangat murka apabila manusia bersikap menghancurkan manusia lain tanpa dasar aturan-Nya.

Perilaku manusia seperti aborsi, membunuh, asusila, dan pelanggaran hak asasi manusia

merupakan tindakan yang melecehkan eksistensi manusia yang sesungguhnya telah dimuliakan

oleh Allah. Begitu pula halnya dengan bayi tabung dan keluarga berencana yang kerap terjadi

dalam suatu permasalahan keluarga. Untuk mengenali hal tersebut sehingga kita mampu

membentengi diri, marilah kita bersama-sama menganalisisnya dalam pembahasan kali ini.

1

Page 2: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah kami paprkan maka dapat kami peroleh rumusan

sebagai brikut :

1. Bagaimana Pandangan Islam tentang hukum aborsi

2. Bagaimana Pandangan Islam tentang hukum Bayi tabung

3. Bagaimana Pandangan Islam tentang hukum Keluarga berencana ( KB)

C. Maksud dan Tujuan

1. Memberikan Informasi tentang hukum islam terhadap Aborsi, Bayi Tabung dan

Keluarga Berencana (KB).

2. Memdidik mahasiswa untuk mampu berpikir dan bekerja secara ilmiah.

2

Page 3: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Aborsi

Aborsi oleh banyak peneliti dan insitut di bidang kesehatan serta lembaga hukum

memiliki pengertian yang berbeda-beda. Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s

Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi

didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi

dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu. Di Indonesia, belum ada

batasan resmi mengenai aborsi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu

dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996) abortus didefinisikan

sebagai terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan

sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum istilah aborsi

diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik

itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum

bulan ke empat masa kehamilan).

Sementara dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam

keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat

dilakukan tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat 2 tidak disebutkan bentuk dari tindakan

medis tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk melakukan tindakan medis tertentu. Dengan

demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan tertentu untuk menyelamatkan

ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan) adalah pengertian yang sangat rancu dan

membingungkan masyarakat dan kalangan medis.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) melarang keras dilakukannya aborsi

dengan alasan apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 - 349. Bahkan

pasal 299 intinya mengancam hukuman pidana penjara maksimal empat tahun kepada seseorang

yang memberi harapan kepada seorang perempuan bahwa kandungannya dapat digugurkan.

3

Page 4: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:

1. Aborsi Spontan / Alamiah

2. Aborsi Buatan / Sengaja

3. Aborsi Terapeutik / Medis

Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan

karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan

Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu

sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana

aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). Aborsi terapeutik / medis adalah

pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu

yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang

parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini

semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa. Sedangkan tindakan aborsi

itu sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Aborsi dilakukan sendiri

2. Aborsi dilakukan orang lain

Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara memakan obat-obatan yang

membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja ingin

menggugurkan janin.

Aborsi dilakukan orang lain, orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak.

Cara-cara yang digunakan juga beragam.

Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalam

5 tahapan, yaitu:

1. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan

2. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan

3. Potongan bayi dikeluarkan satu persatu dari kandungan

4. Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan tidak tersisa

4

Page 5: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

5. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah / sungai, dikubur di

tanah kosong, atau dibakar di tungku

Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melaksanakan aborsi dengan cara memberi ramuan

obat pada calon ibu dan mengurut perut calon ibu untuk mengeluarkan secara paksa janin dalam

kandungannya. Hal ini sangat berbahaya, sebab pengurutan belum tentu membuahkan hasil yang

diinginkan dan kemungkinan malah membawa cacat bagi janin dan trauma hebat bagi calon ibu.

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang

wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan

apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap

wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang

sudah terjadi.Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:

1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik

2. Resiko gangguan psikologis

Resiko kesehatan dan keselamatan fisik

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan

dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh

Brian Clowes, Phd yaitu:

1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat

2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal

3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan

4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)

5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada

anak berikutnya

6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)

7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)

5

Page 6: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)

9. Kanker hati (Liver Cancer)

10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat

pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya

11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)

12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)

13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Resiko kesehatan mental

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan

keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap

keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion

Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological

Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

B. Bayi Tabung ( Inseminasi )

Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation) adalah

sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung

adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak

berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel

telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. Istilah ini tidak

berarti bayi yang terbentuk di dalam tabung, melainkan dimaksudkan sebagai metode untuk

membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang” pembuahan “ sel telur wanita

oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur wanita dengan

alat yang disebut "laparoscop" ( temuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris ). Sel telur itu

kemudian diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari kaca dan dipertemukan dengan sperma dari

suami wanita tadi. Setelah terjadi pembuahan di dalam mangkuk kaca itu tersebut, kemudian

hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke dalam rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa

kehamilan dan melahirkan anak seperti biasa. Bayi tabung pertama lahir ke dunia ialah Louise

6

Page 7: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

Brown. Ia lahir di Manchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas pertolongan Dr. Robert G. Edwards dan

Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik untuk bayi tabung berkembang pesat. Teknik bayi tabung ini

telah menjadi metode yang membantu pasangan subur yang tidak mempunyai anak akibat

kelainan pada organ reproduksi anak pada wanita. Sedangkan di Indonesia, bayi tabung pertama

bernama Nugroho Karyanto lahir pada tanggal 2 Mei 1988 di Rumah Sakit Anak dan Bersalin

Harapan Kita Jakarta oleh tim dokter yang dipimpin oleh Prof Dr dr Sudraji Sumapraja SpOG.

Secara umum proses pembentukan bayi tabung dapat dilakukandengan berbagai cara

yaitu :

Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Isteri.

Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami – istri dari pembuahan bakal anak.

Dengan teknik tersebut, pembuahan dapat dilakukan tanpa persetubuhan. Keterarahan

perkawinan kepada kelahiran baru sebagaimana diajarkan oleh Gereja tidak berlaku lagi. Dengan

demikian teknik kedokteran telah mengatur dan menguasai hukum alam yang terdapat dalam

tubuh manusia pria dan wanita. Dengan pemisahan antara persetubuhan dan pembuahan ini,

maka bisa muncul banyak kemungkinan lain yang menjadi akibat dari kemajuan ilmu kedokteran

di bidang pro-kreasi manusia.

Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak.

Bila ada kemungkinan bahwa benih dari suami – istri tidak bisa dipindahkan ke dalam rahim

sang istri, oleh karena ada gangguan kesehatan atau alasan – alasan lain. Dalam kasus ini, maka

diperlukan seorang wanita lain yang disewa untuk mengandung anak bagi pasangan tadi. Dalam

perjanjian sewa rahim ini ditentukan banyak persyaratan untuk melindungi kepentingan semua

pihak yang terkait. Wanita yang rahimnya disewa biasanya meminta imbalan uang yang sangat

besar. Suami – istri bisa memilih wanita sewaan yang masih muda, sehat dan punya kebiasaan

hidup yang sehat dan baik. praktik seperti ini biasanya belum ada ketentuan hukumnya, sehingga

kalau muncul kasus bahwa wanita sewaan ingin mempertahankan bayi itu dan menolak uang

pembayaran, maka pastilah sulit dipecahkan.

Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor.

Biasanya masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri mandul; dalam arti bahwa

sel telur istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk pembuahan. Itu berarti bahwa

7

Page 8: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

benih yang mandul itu harus dicarikan penggantinya melalui seorang donor.

Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur baru, yaitu benih dari orang lain.

Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri dan sel sperma dari orang lain

sebagai pendonor itu perlu diketahui atau disembunyikan identitasnya. Kalau wanita tahu

orangnya, mungkin ada bahaya untuk mencari hubungan pribadi dengan orang itu. Ketiga,

apakah pria pendonor itu perlu tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan. Masih banyak

masalah lain lagi yang bisa muncul.

Bank Sperma

Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank – bank sperma. Pasangan

yang mandul bisa mencari benih yang subur dari bank – bank tersebut. Bahkan orang bisa

menjual – belikan benih – benih itu dengan harga yang sangat mahal misalnya karena benih dari

seorang pemenang Nobel di bidang kedokteran, matematika, dan lain-lain. Praktek bank sperma

adalah akibat lebih jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah menyimpannya dan

memperdagangkannya seolah – olah benih manusia itu suatu benda ekonomis.

Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non – komersial. Sementara itu bank –

bank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat. Wanita yang menginginkan pembuahan

artifisial bisa memilih sperma itu dari banyak kemungkinan yang tersedia lengkap dengan data

mutu intelektual dari pemiliknya. Identitas donor dirahasiakan dengan rapi dan tidak

diberitahukan kepada wanita yang mengambilnya, kepada penguasa atau siapapun.

C. Keluarga Berencana

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan

sejahtera dengan membatasi kelahiran." Dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah

keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau

penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Jumlah anak dalam

sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun

akhir 1970'an.

8

Page 9: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

BAB III

PEMBAHASAN

A. Aborsi Dalam Sudut Pandang Agama Islam

Menurut Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) dalam komisi fatwa yang ditetapkan pada

tanggal 21 Mei 2005. Dewan pimpinan majelis ulama memfatwakan sebagai berikut:

1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu

(nidasi).

2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat.

a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilah yang membolehkan aborsi

adalah:

1. Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut,

TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus

ditetapkan oleh Tim Dokter.

2. Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.

b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi

adalah:

1. Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir

kelak sulit disembuhkan.

2. Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang

yang didalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama.

c. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin

berusia 40 hari.

9

Page 10: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

3. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.

Selain itu kami juga akan membahas hal ini dari segi dan sudut pandang yang berbeda

untuk menggambarkan pemahaman lebih lanjut mengenai aborsi dan agama. Umat Islam

percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi kehidupan manusia.

Allah berfirman: “Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk menjelaskan segala

sesuatu.” (QS 16:89) Jadi, jelaslah bahwa ayat-ayat yang terkandung didalam Al-Quran

mengajarkan semua umat tentang hukum yang mengendalikan perbuatan manusia.

Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh

dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa janin

dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa hukuman bagi

orang-orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan,berikut diantaranya.

Pertama: Manusia - berapapun kecilnya - adalah ciptaan Allah yang mulia.

Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat dalam

Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman: “Dan sesungguhnya

Kami telah memuliakan umat manusia.”(QS 17:70).

Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.

Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.

Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain, memiliki dampak

yang sangat besar. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan

karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka

bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang

memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara

keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32).

Ketiga: Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang yang

cukup atau takut akan kekurangan uang.Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa

karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia

merencanakan untuk menggugurkan kandungannya. Alangkah salah pemikirannya. Ayat Al-

Quran mengingatkan akan firman Allah yang bunyinya: “Dan janganlah kamu membunuh

10

Page 11: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan

kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (QS 17:31).

Keempat: Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah Allah.

Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan dengan tujuan

menghentikan kehidupan bayi dalam kandungan tanpa alasan medis dikenal dengan istilah

“abortus provokatus kriminalis” yang merupakan tindakan kriminal – tindakan yang melawan

Allah. Al-Quran menyatakan: “Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat

keonaran terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah:

dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau

diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk

mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih.” (QS 5:36).

Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita. Sejak kita masih sangat

kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al-Quran menyatakan:”Dia lebih

mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu masih dalam

kandungan ibumu.”(QS: 53:32) Jadi, setiap janin telah dikenal Allah, dan janin yang dikenal

Allah itulah yang dibunuh dalam proses aborsi.

Keenam: Tidak ada kehamilan yang merupakan “kecelakaan” atau kebetulan. Setiap janin

yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah. Allah menciptakan manusia dari tanah,

kemudian menjadi segumpal darah dan menjadi janin. Semua ini tidak terjadi secara

kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah: “Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam

rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu

dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS 22:5) Dalam ayat ini malah ditekankan akan pentingnya

janin dibiarkan hidup “selama umur kandungan”. Tidak ada ayat yang mengatakan untuk

mengeluarkan janin sebelum umur kandungan apalagi membunuh janin secara paksa.

Ketujuh: Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus

hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan. Hamil diluar nikah

berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap para pelaku zinah. Akan

tetapi Nabi Muhammad SAW – seperti dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud – tidak

memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan kandungannya:

11

Page 12: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

Datanglah kepadanya (Nabi yang suci) seorang wanita dari Ghamid dan berkata,”Utusan

Allah, aku telah berzina, sucikanlah aku.”. Dia (Nabi yang suci) menampiknya. Esok harinya

dia berkata,”Utusan Allah, mengapa engkau menampikku? Mungkin engkau menampikku

seperti engkau menampik Ma’is. Demi Allah, aku telah hamil.” Nabi berkata,”Baiklah jika

kamu bersikeras, maka pergilah sampai anak itu lahir.” Ketika wanita itu melahirkan datang

bersama anaknya (terbungkus) kain buruk dan berkata,”Inilah anak yang kulahirkan.” Jadi,

hadis ini menceritakan bahwa walaupun kehamilan itu terjadi karena zina (diluar nikah) tetap

janin itu harus dipertahankan sampai waktunya tiba. Bukan dibunuh secara keji.

Ada berbagai pendapat ulama Islam mengenai masalah aborsi ini. Sebagian berpendapat

bahwa aborsi yang dilakukan sebelum 120 hari hukumnya haram dan sebagian lagi berpendapat

boleh. Batasan 120 hari dipakai sebagai tolok ukur boleh-tidaknya aborsi dilakukan mengingat

sebelum 120 hari janin belum ditiupkan ruhnya yang berarti belum bernyawa. Dari ulama yang

berpendapat boleh beralasan jika setelah didiagnosis oleh dokter ahli kebidanan dan kandungan

ternyata apabila kehamilan diteruskan maka akan membahayakan keselamatan ibu, maka aborsi

diperbolehkan. Bahkan bisa menjadi wajib jika memang tidak ada alternatif lain selain aborsi.

Dengan demikian, apabila dari sudut pandang agama saja aborsi diperbolehkan dengan alasan

kuat seperti indikasi medis, maka kami berpendapat bahwa sudah sepatutnyalah apabila landasan

hukum yang menjelaskan tentang aborsi diperkuat sehingga tidak ada keraguan dan kecemasan

pada tenaga kesehatan yang berkompeten melakukannya.

B. Bayi Tabung Dalam Sudut Pandang Islam

Menurut Fatwa MUI (hasil komisi fatwa tanggal 13 Juni 1979), Dewan Pimpinan Majelis

Ulama Indonesia memfatwakan sbb :

1. Bayi tabung dengan sperma clan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya

mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhiar berdasarkan kaidahkaidah agama.

2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya

dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd

az-zari’ah ( ), sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya

12

Page 13: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang

mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).

3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia

hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari’ah ( ), sebab hal ini akan

menimbulkan masala~ yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun

dalam kaitannya dengan hal kewarisan.

4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangna suami isteri yang sah

hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis

di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah ( ), yaitu

untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.

Menurut salah satu putusan fatwa ulama Saudi Arabia, disebutkan bahwa Alim ulama di lembaga

riset pembahasan ilmiyah, fatwa, dakwah dan bimbingan Islam di Kerajaan Saudi Arabia telah

mengeluarkan fatwa pelarangan praktek bayi tabung. Karena praktek tersebut akan menyebabkan

terbukanya aurat, tersentuhnya kemaluan dan terjamahnya rahim. Kendatipun mani yang

disuntikkan ke rahim wanita tersebut adalah mani suaminya. Menurut pendapat saya, hendaknya

seseorang ridha dengan keputusan Allah Ta’ala, sebab Dia-lah yang berfirman dalam kitab-Nya:

Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. (QS. 42:50)

Namun demikian ada fatwa lain yang dikeluarkan oleh majelis Mujamma’ Fiqih Islami.

Majelis ini menetapkan sebagai berikut:

Pertama: Lima perkara berikut ini diharamkan dan terlarang sama sekali, karena dapat

mengakibatkan percampuran nasab dan hilangnya hak orang tua serta perkara-perkara lain yang

dikecam oleh syariat.

1. Sperma yang diambil dari pihak lelaki disemaikan kepada indung telur pihak wanita yang

bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.

13

Page 14: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

2. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang diambil dari

pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si wanita.

3. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami istri,

kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia mengandung

persemaian benih mereka tersebut.

4. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain kemudian

dicangkokkan ke dalam rahim si istri.

5. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan

istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.

Kedua: Dua perkara berikut ini boleh dilakukan jika memang sangat dibutuhkan dan setelah

memastikan keamanan dan keselamatan yang harus dilakukan, sebagai berikut:

2. Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari istrinya kemudian

disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.

3. Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim istrinya atau

langsung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan.

Secara umum beberapa perkara yang sangat perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah

aurat vital si wanita harus tetap terjaga (tertutup) demikian juga kemungkinan kegagalan proses

operasi persemaian sperma dan indung telur itu sangat perlu diperhitungkan. Demikian pula perlu

diantisipasi kemungkinan terjadinya pelanggaran amanah dari orang-orang yang lemah iman di

rumah-rumah sakit yang dengan sengaja mengganti sperma ataupun indung telur supaya operasi

tersebut berhasil demi mendapatkan materi dunia. Oleh sebab itu dalam melakukannya perlu

kewaspadaan yang ekstra ketat. Wallahu a’lam. Silakan lihat Mujamma’ Fiqih hal 34. Sementara

itu Syaikh Nashiruddin Al-Albani berpendapat lain,  beliau berpendapat sbb : “Tidak boleh,

karena proses pengambilan mani (sel telur wanita) tersebut berkonsekuensi minimalnya sang

dokter (laki-laki) akan melihat aurat wanita lain. Dan melihat aurat wanita lain (bukan istri

sendiri) hukumnya adalah haram menurut pandangan syariat, sehingga tidak boleh dilakukan

14

Page 15: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

kecuali dalam keadaan darurat. Sementara tidak terbayangkan sama sekali keadaan darurat yang

mengharuskan seorang lelaki memindahkan maninya ke istrinya dengan cara yang haram ini.

Bahkan terkadang berkonsekuensi sang dokter melihat aurat suami wanita tersebut, dan ini pun

tidak boleh.

Lebih dari itu, menempuh cara ini merupakan sikap taklid terhadap peradaban orang-

orang Barat (kaum kuffar) dalam perkara yang mereka minati atau (sebaliknya) mereka hindari.

Seseorang yang menempuh cara ini untuk mendapatkan keturunan dikarenakan tidak diberi rizki

oleh Allah berupa anak dengan cara alami (yang dianjurkan syariat), berarti dia tidak ridha

dengan takdir dan ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala atasnya. Jikalau saja Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan dan membimbing kaum muslimin untuk mencari

rizki berupa usaha dan harta dengan cara yang halal, maka lebih-lebih lagi tentunya Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan dan membimbing mereka untuk menempuh cara

yang sesuai dengan syariat (halal) dalam mendapatkan anak.” (Fatawa Al-Mar`ah Al-Muslimah

hal. 288).

C. Keluarga Berencana Dalam Sudut Pandang Agama Islam

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), seperti dimuat Harian Republika, sbb:

KB adalah ikhtiar manusia untuk mengatur kehamilan dalam keluarga secara tidak

melawan hukum agama demi mendapat kesejahteraan keluarga dan bangsa.

Islam membenarkan KB untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, menciptakan anak yang

sehat, cerdas, dan shaleh.

KB harus didasarkan atas kesadaran dan sukarela dengan mempertimbangkan faktor

agama dan adat istiadat.

Penggunaan kontrasepsi tidak dipaksakan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam,

serta harus berdasar kesepakatan suami-istri.

15

Page 16: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

Kontrasepsi dalam rahim dibenarkan jika pemasangan dilakukan oleh tenaga medis

wanita. Jika tenaga medisnya pria, harus didampingi sang suami.

Aborsi dengan cara apapun haram karena merupakan pembunuhan terselubung yang

dilarang Islam, kecuali untuk menyelamatkan jiwa ibu. Vasektomi dan tubektomi juga

dilarang.

MUI Pusat Hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia III 1430H/2009M pada

tanggal 24-26 Januari 2009 di Padang Panjang, menfatwa hukum penggunaan vasektomi sebagai

alat kontrasepsi kb (keluarga berencana) :

Vasektomi sebagai alat kontrasepsi KB sekarang ini dilakukan dengan memotong saluran

sperma. Hal itu berakibat terjadinya kemandulan tetap.

Upaya rekanalisasi (penyambungan kembali) tidak menjamin pulihnya tingkat kesuburan

kembali yang bersangkutan.

Oleh sebab itu, Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia memutuskan praktek vasektomi

hukumnya haram.

Sedangkan ulama lainnya seperti Muktamar Majlis Tarjih Muhammadiyah dengan

berdasar kepada kajian berikut ini:

1. Firman Allah

 

QS. An-Nahl : 72 :

walla-hu ja'ala lakum min anfusikum azwa-jan wa ja'ala lakum min azwa-jikum bani-

na wa khafadzatan warazaqakum minaththayyiba-ti afabil ba-thili yu'minu-na

wabini'matilla-hi hum yakfuru-n

 

"Dan Allah telah menjadikan bagimu beberapa jodoh darikamu dan telah menjadikan

bagimu anak-anak dan cucu-cucu dari perjodohanmu serta memberikan kamu rizki yang

16

Page 17: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

baik-baik. Ap[akah mereka percaya (menggunakan) kepada barang-barang yang batal

sedang dengan keni'matan Allah mereka sama inkar ?" QS. an-Nahl : 72

 

2. Sabda Rasulullah s.a.w.

Al-hadi-tsu 'an Anas : tazawwajul walu-da alwadu-da inni- muka-tsiru bikumul

anbiya-a yaumal qiya-mati (rawa-hu Ahmad wa sahhahahu Ibnu Hibban wa lahu sya-

hidun inda Abi Da-wuda wan Nasai, wa Ibnu Hibban aidzan min hadi-tsi Ma'qilibni

Yasar

 

"Dari Anas r.a. Nabi s.a.w. bersabda : Nikahlahkamu kepada wanita yang berbakat

banyak anak dan yang penyayang; sesungguhnya aku merasa bangga akan banyaknya

jumlahmu terhadap para nabi kelak di Hari Qiyamat." (HR. Ahmad dan dishahihkan Ibnu

Hibban. Dan kesaksian hadits ini ada pada Abu Dawud. Nasai dan Ibnu Hibban juga dari

Ma'qil bin Yasar).

 

Alhadi-ts : innaka an tadzara waratsataka aghniya-a khairun min antadzarahum 'a-

latan yatakaffafu-nan-na-s (muttafaqun 'alaihi)

 

"Dan Hadits bahwasanya lebih baik kamju tinggalkan ahli waritsmu dalam keadaan kaya

dari pada kamu tinggalkan mereka yang menjadi beban yang meminta-minta kepada

orang banyak" (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Al-Hadits : 'an Abi- Hurairata qa-la : qa-la Rasu-lulla-hi s.a.w. almu'minul qawiyyu

khairun wa ahabbu ila Alla-hi minal mu'minidz-dza'i-f (akhrajahu Muslim)

 

"Hadits dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : Orang mukmin

yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai Allah daripada orang mukmin yang lemah"

(dikeluarkan oleh Muslim).

17

Page 18: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

Bahwa menurut ajaran Islam, maksud perkawinan itu antara lain untuk

memperoleh keturunan, Islam mengajarkan untuk memperbanyak keturunan bahkan

Islam menganjurkan agar kehidupan anak jangan sampai terlantar sehingga menjadi

beban tanggungan orang lain. Sehingga Ia menfatwakan bahwa:

1. Mencegah kehamilan adalah berlawanan dengan ajaran agama Islam.

Demikianlah pula keluarga berencana yang dilaksanakan dengan pencegahan

kehamilan.

2. Dalam keadaan darurat dibolehkan sekedar perlu dengan syarat persetujuan

suami-isteri dan tidak mendatangkan mudzarat jasmani dan rohani.

BAB IVPENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa :

1. Aborsi

Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar

kandungan (sebelum usia 28 minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa

ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki

kehamilan itu.

Saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat Indonesia,

namun terlepas dari kontorversi tersebut, aborsi diindikasikan merupakan masalah

18

Page 19: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. 

Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah

perdarahan, infeksi dan eklampsia.

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:

1. Aborsi Spontan / Alamiah, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadi

secara alami, tanpa intervensi tindakan medis.

2. Aborsi Buatan / Sengaja, yaitu pengakhiran kehamilan sebelum usia

kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari

oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun

beranak).

3. Aborsi Terapeutik / Medis, yaitu pengguguran kandungan buatan yang

dilakukan atas indikasi medik.

Aborsi dalam sudut pandang agama islam :

Menurut Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) dalam komisi fatwa yang ditetapkan

pada tanggal 21 Mei 2005. Dewan pimpinan majelis ulama memfatwakan sebagai

berikut:

1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding

rahim ibu (nidasi) Dan aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang

terjadi akibat zina.

2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun

hajat.

a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilah yang membolehkan aborsi

adalah:

Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut,

TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus

ditetapkan oleh Tim Dokter.

19

Page 20: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.

b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi

adalah:

Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir

kelak sulit disembuhkan.

Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang

yang didalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama.

c. Kelegalan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin

berusia 40 hari.

2. Bayi Tabung

Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation) adalah

sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi

tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya

tidak berhasil.

Secara umum proses pembentukan bayi tabung dapat dilakukan

dengan berbagai cara, yaitu :

Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Isteri.

Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak.

Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor.

Bank Sperma

Bayi Tabung Dalam Sudut Pandang Islam:

20

Page 21: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

Menurut Fatwa MUI (hasil komisi fatwa tanggal 13 Juni 1979), Dewan Pimpinan

Majelis Ulama Indonesia memfatwakan sbb :

1. Bayi Tabung diharamkan jika :

Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri

yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama).

Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah

meninggal dunia.

Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain

pasangna suami isteri yang sah hukumnya haram,

2. Bayi Tabung dibolehkan jika Bayi tabung dengan sperma clan ovum dari

pasangan suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk

ikhiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.

3. Keluarga Berencana (KB)

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang

sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran." Dengan kata lain KB adalah perencanaan

jumlah keluarga.

21

Page 22: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

Perencanaan Keluarga Berencana dapat di lakukan dengan

beberapa cara, yaitu:

penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran

seperti menggunakan kondom, spiral, suntikan dan lain sebagainya.

Tubektomi untuk perempuan dan Vasektomi untuk laki-laki

Keluarga Berencana (KB) Dalam Sudut Pandang Islam:

1. Keluarga Berencana (KB) diharamkan atau dilarang jika di

antara suami dan isteri salah satunya merubah keadaan yang sudah ada.Contohnya

Tubektomi untuk perempuan dan Vasektomi untuk laki-laki.

2. Keluarga Berencana (KB) dibolehkan jika :

KB adalah ikhtiar manusia untuk mengatur kehamilan dalam keluarga secara tidak

melawan hukum agama demi mendapat kesejahteraan keluarga dan bangsa.

Islam membenarkan KB untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, menciptakan anak

yang sehat, cerdas, dan shaleh.

KB harus didasarkan atas kesadaran dan sukarela dengan mempertimbangkan faktor

agama dan adat istiadat.

Penggunaan kontrasepsi tidak dipaksakan dan tidak bertentangan dengan syariat

Islam, serta harus berdasar kesepakatan suami-istri.

Kontrasepsi dalam rahim dibenarkan jika pemasangan dilakukan oleh tenaga medis

wanita. Jika tenaga medisnya pria, harus didampingi sang suami.

B. Saran

1. Kita sebagai umat manusia yang beragama pada umumnya dan kaum muslim khususnya

harus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

22

Page 23: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

2. Mensyukuri segala nikmat dan karunia-Nya yang telah di limpahkan kepada kita.

3. Menghindari segala kemungkinan yang dapat membawa kita untuk melakukan tindakan

tercela seperti berzina.

4. Mampu mempertimbangkan dan mengevaluasi kemajuan perkembangan teknologi dalam

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abrasyi, A, 1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Cet.II. Jakarta : Bulan Bintang.

Hanafiah, M. Jusuf. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Edisi 3, Jakarta: EGC

Majalah Hidayah

www.bayi-tabung.com

23

Page 24: Pandangan  Hukum  Islam  Terhadap Aborsi,  Bayi Tabung  dan  Keluarga Berencana (Content)

Indra F. Soaleh

[email protected]

Arsip/09-IFS-AI01

www.wikipedia.com

www.mui.or.id

www.google.com

www.geocities.com

http://www.bkkbn.go.id

24