LP KOMUNITAS TIFAH.doc

35
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP ASUHAN KEPERAWARATAN KOMUNITAS A. Konsep Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Keperawatan kesehatan masyarakat adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007). Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).

Transcript of LP KOMUNITAS TIFAH.doc

Page 1: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWARATAN KOMUNITAS

A. Konsep Komunitas dan Kesehatan Masyarakat

Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang

sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana

mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Keperawatan kesehatan masyarakat adalah bidang khusus dari keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit

secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta

resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif

masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan

yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut  (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok

dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh

karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan

membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup

mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang

optimal (Elisabeth, 2007). Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan

masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya.

Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu

secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak,

2005).

B. Konsep Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa ilmu dan praktik kesehatan

masyarakat, yang diimplementasikan melalui penggunaan proses keperawatan

yang sistematis, dirancang untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah

penyakit pada kelompok populasi (Clark, 1999). Dimana sebagai pelayanan

keperawatan profesional diberikan secara komprehensif ditujukan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat yang dipengaruhi oleh lingkuangan (bio,

Page 2: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

psiko, sosio, mental dan spiritual) dalam mempengaruhi status kesehatan masyarakat.

Pada praktik keperawatan komunitas itu sendiri rangkaian prosesnya

dimulai dari awal tahap pengkajian sampai evaluasi, dimana diharapkan terjadi

alih peran sehingga peran perawat yang lebih banyak berangsur-angsur berkurang

digantikan meningkatnya kemandirian masyarakat sebagai klien seperti terlihat pada

gambar.

Gambar 1 : lingkaran dinamis proses keperawatan (Depkes RI, 1992, h.20)

Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah

kesehatan dapat dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran

serta masyarakat didalamnya akan meningkat oleh karena itu, dalam proses

keperawatan komunitas ada tahap-tahap yang perlu dilaksanakan perawat

(Depkes RI, 1993), yaitu:

1. Tahap pesiapan: Memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,

menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari serta

bekerjasama dengan masyarakat.

2. Tahap pengorganisasian: persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian pola

dalam masyarakat dilanjutkan dengan pemilihan ketua kelompok dan pengurus

inti.

3. Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok masyarakat: kegiatan pertemuan

teratur dengan kelompok masyarakat, melakukan pengkajian, membuat

program berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan, melatih kader

kesehatan yang akan membina masyarakat dilingkungannya dan pelayanan

keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat.

Page 3: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

4. Tahap formasi kepemimpinan : memberi dukungan latihan dan

pengembangan keterampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan kegiatan pemeliharaan

kesehatan.

5. Tahap koordinasi intersektoral: kerjasama dengan sector terkait dalam upaya

memandirikan masyarakat.

6. Tahap akhir: supervise bertahap, evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan

kegiatan kelompok kerja berikutnya.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun

mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan

melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam

upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta

pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama

(Primary Health Care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan

hidup sehat dan produktif.

Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang

berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dari social yang dapat

diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat

(Nasrul Effendy, 1998). PHC merupakan upaya kesehatan primer yang didasarkan

kepada metode dan teknologi yang praktis, ilmiah dan dapat diterima secara social,

terjangkau oleh semua individu dan keluarga, dalam masyarakat melalui

partisipasinya yang penuh, serta dalam batas kemampuan, penyelenggaraan yang

dapat disediakan masyarakat dan pemerintah di setiap tahap pembangunan, dalam

semangat kemandirian (WHO & UNICEF, 1978).

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberikan dari luar suatu institusi

yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007). Pada

perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang

besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan

antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

Page 4: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

2. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan

serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

3. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan

lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan

utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

4. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari

komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai

dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

5. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan

beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada

(Mubarak, 2005).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam

keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang

ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007). Penyuluhan kesehatan

adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-

prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga,

kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan

kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan

(Mubarak, 2005).

2. Proses kelompok (Group Process)

Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat

sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,

keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan

upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat

dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu:

Page 5: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan

pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba

menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model

pengembangan masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).

3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,

berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan

manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan

inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan

kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007). Kemitraan antara perawat

komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk

garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan

pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-

masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan

masyarakat (Elisabeth, 2007).

4. Pemberdayaan (Empowerment)

Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian

kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada

masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan

kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007). Perawat

komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat

agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak

terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan

partisipasi masyarakat  (Elisabeth, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,

kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah

kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:

1. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek

biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,

pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi,

social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,

keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

Page 6: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

2. Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus

menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun

secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara

keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan

dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu

kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri

dan aktualisasi diri.

3. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis

kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan

terhadap masalah kesehatan. Yang termasuk kelompok khusus adalah:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan

pertumbuhannya, seperti:

1) Ibu hamil

2) Bayi baru lahir

3) Balita

4) Anak usia sekolah

5) Lansia

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin

lainnya.

2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes

mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain

sebagainya.

c. Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, yaitu:

1) Wanita tunasusila

2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

3) Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain

d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

1) Panti werdha

2) Panti asuhan

3) Pusat-pusat rehabilitasi

Page 7: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

4) Penitipan balita

4. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama

sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai

satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.

Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling

tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama

anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,

kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

C. Model Keperawatan Komunitas

Teori keperawatan berkaitan dengan kesehatan masyarakat menjadi acuan

dalam mengembangkan model keperawatan komunitas adalah teori Betty

Neuman (1972) dan Model Keperawatan Comunity as Partner (2000). Model

Neuman memandang klien sebagai sistem yang terdiri dari berbagai elemen

meliputi sebuah struktur dasar, garis kekebalan, garis pertahanan normal dan

garis pertahanan fleksibel (Neuman, 1994).

Model intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh Betty

Neuman melibatkan kemampuan masyarakat untuk bertahan atau beradaptasi

terhadap stressor yang masuk kedalam garis pertahanan diri masyarakat. Kondisi

kesehatan masyarakat ditentukan oleh kemampuan masyarakat dalam

menghadapi stressor. Intervensi keperawatan dilakukan bila masyarakat tidak

mampu beradaptasi terhadap stressor yang masuk kedalam garis pertahanan

(Clark, 1999).

Model comunity as partner mempunyai makna sesuai dengan filosofi PHC,

yaitu fokus pada pemberdayaan masyarakat. Model tersebut membuktikan ada

hubungan yang sinergi dan setara antara perawat dan klien. Pengkajian komunitas

mempunyai 2 bagian utama yaitu core dan 8 subsistem.

Pengkajian core/inti adalah core: komunitas, sejarah/riwayat, data

demografi, jenis rumah tangga, vital statistik, value, belief, religion dan status

pernikahan. Pengkajian 8 subsistem komunitas adalah pengkajian fisik, pelayanan

kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Wahit Iqbal Mubarak, 2009).

Page 8: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

Model comunity as partner menekankan pada terjadinya stressor yang

dapat mengganggu keseimbangan sistem: pertahanan fleksibel, normal dan

resisten. Tehnik pengumpulan data dalam model tersebut adalah melalui winshield

survey (pengamatan langsung ke masyarakat dengan berkeliling wilayah dan

menggunakan semua panca indra), hasil wawancara, kuesioner dan data

sekunder (data statistik, laporan puskesmas, laporan kelurahan dan lain-lain).

D. Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat

dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan

komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan

pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-

kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi

pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan

komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:

manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan

manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan

untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia

yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima

oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.

4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif.

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara

berkesinambungan.

6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer

pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling

mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan

kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.

7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara

berkesinambungan dan terus-menerus.

Page 9: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia

harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam

pelayanan kesehatan mereka sendiri.

E. Peran Perawat Komunitas (Provider of Nursing Care)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat

diantaranya adalah:

1. Penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang

ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan

dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

2. Pendidik dan konsultan (Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir

dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku

seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan

psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang

baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan

dukungan emosional dan intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen

yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan

proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan

pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan

perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan

perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai

hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

3. Role Model

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam

bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang

bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

4. Advokasi (Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.

Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan

Page 10: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari

hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik

untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien

(Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab

membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai

pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan

untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi

hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit

akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

5. Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan

pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

6. Kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama

dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-

lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan

kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan

orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting

untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

7. Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan

di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.  Perencanaan ini dapat diberikan

kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

8. Penemu masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah

kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status

kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan

pengumpulan data.

9. Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan

mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan

Page 11: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak

profesional (Mubarak, 2005).

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah

atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada

sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang

mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk

berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,

mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan

mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses

perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan

menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,

melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan,

perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider

and Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada

masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian

atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari

peran perawat komunitas.

F. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan

dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan

serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke

lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan

keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan

promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

1. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

Page 12: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat

b. Peningkatan gizi

c. Pemeliharaan kesehatan perorangan

d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan

e. Olahraga secara teratur

f. Rekreasi

g. Pendidikan seks

2. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan

terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui

kegiatan:

a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun

kunjungan rumah

c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di

rumah

d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

3. Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,

kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,

melalui kegiatan:

a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan

rumah sakit

c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas

d. Perawatan payudara

e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

4. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-

penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu

yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan

lainnya., dilakukan melalui kegiatan:

a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,

patah tulang maupun kelainan bawaan

Page 13: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,

misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual

yang mungkin dilakukan oleh perawat

5. Upaya Resosialitatif

Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan

kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-

kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,

misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti

Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya

resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok

yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar

masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan

dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

G. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas

1. Kesehatan Lingkungan

Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala

sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang

secara langsung maupun tidak langsung diduga ikut mempengaruhi tingkat

kehidupan maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009). Kesehatan

lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu

menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan

lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat

dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO

(2005), lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara

manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia

(Efendi, 2009).

Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan

Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas

sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri

Kesehatan RI pada Agustus 2008.

Page 14: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah

menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan

pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:

a. Tidak BAB sembarangan

b. Mencuci tangan pakai sabun

c. Mengelola air minum dan makanan yang aman

d. Mengelola sampah dengan benar

e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman

Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai

berikut:

a. Penyediaan air minum

b. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran

c. Pembuangan sampah padat

d. Pengendalian vector

e. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskresi manusia

f. Higiene makanan, termasuk higiene susu

g. Pengendalian pencemaran udara

h. Pengendalian radiasi

i. Kesehatan kerja

j. Pengendalian kebisingan

k. Perumahan dan pemukiman

l. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara

m. Perencanaan daerah dan perkotaan

n. Pencegahan kecelakaan

o. Rekreasi umum dan pariwisata

p. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi

(wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk

q. Tindakan pencegahan  yang diperlukan untuk menjamin lingkungan

Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan

ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:

a. Penyehatan air dan udara

b. Pengamanan limbah padat atau sampah

c. Pengamanan limbah cair

d. Pengamanan limbah gas

Page 15: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

e. Pengamanan radiasi

f. Pengamanan kebisingan

g. Pengamanan vektor penyakit

h. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana

2. Perilaku Masyarakat

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang

dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari

maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling

berinteraksi (Wawan, 2010).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap

stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan ,

makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon

dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif

(pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau

practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok,

yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan

(Wawan, 2010).

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori

(Wawan, 2010), yaitu:

a. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar

b. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar

Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi

kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja

atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).

H. Asuhan Keperawatan Komunitas

Pelayanan dalam asuhan keperawatan komunitas sifatnya berkelanjutan

dengan pendekatan proses keperawatan sebagai pedoman dalam upaya

menyelesaikan masalah kesehatan komunitas. Proses keperawatan komunitas

meliputi pengkajian, analisa dan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi:

Page 16: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

1. Pengkajian

Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif

dan negatif) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun

strategi untuk promosi kesehatan. Dimana menurut model Betty Neuman

(Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi:

a. demografi,

b. populasi,

c. nilai keyakinan dan

d. riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh sub system komunitas

yang terdiri dari:

1) lingkungan fisik,

2) perumahan,

3) pendidikan,

4) keselamatan dan transportasi,

5) politik pemerintahan,

6) kesehatan,

7) pelayanan sosial,

8) komunikasi,

9) ekonomi dan

10) rekreasi.

Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan langsung, data statistik,

angket dan wawancara.

Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan

data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah

kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai

masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang

harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,

psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang

mempengaruhi (Mubarak, 2005).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Page 17: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

1) Wawancara atau anamnesa

2) Pengamatan atau observasi

3) Pemeriksaan fisik

b. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan

cara sebagai berikut:

1) Kategori data

2) Penghitungan presentase cakupan

3) Tabulasi data

4) Interpretasi data

c. Analisis data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan

menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga

dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh

masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan

(Mubarak, 2005).

d. Penentuan masalah atau perumusan masalah

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan

yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya

dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak

mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah 

(Mubarak, 2005).

e. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan

perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah 

(Mubarak, 2005):

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumber daya masyarakat

6) Aspek politik

Page 18: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke

(1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:

1) Sesuai dengan peran perawat komunitas

2) Jumlah yang beresiko

3) Besarnya resiko

4) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

5) Minat masyarakat

6) Kemungkinan untuk diatasi

7) Sesuai dengan program pemerintah

8) Sumber daya tempat

9) Sumber daya waktu

10) Sumber daya dana

11) Sumber daya peralatan

12) Sumber daya manusia

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang

aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat

pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul

kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat

dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan

keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan

masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran

masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang

mungkin terjadi  (Mubarak, 2009).

Diagnosa keperawatan menurut Muecke (1995) terdiri dari masalah

kesehatan, karakteristik populasi dan lingkungan yang dapat bersifat aktual,

ancaman dan potensial.

Prioritas Masalah Komunitas ( Ekasari, 2006)No Masalah

Kesehatan

A B C D E F G H I J K L Total

1

Page 19: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

Keterangan Huruf:

A= sesuai dengan peran CHN

B= sesuai dengan program pemerintah

C= sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan

D= Risiko terjadi

E= Risiko parah

F= Minat masyarakat

G= kemudahan untuk diatasi

H= tempat

I= dana

J= Waktu

K= fasilitas

L= petugas

Keterangan angka:

1=Sangat rendah

2= Rendah

3= Cukup

4= Tinggi5=Sangat tinggi

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang

akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan

yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak,

2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun

berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan

yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan

yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak,

2009).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara

lain sebagai berikut:

a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

b. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan

Page 20: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui

kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini

d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang

sangat dirasakan masyarakat

f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai

g. Tindakan harus bersifat realistis

h. Disusun secara berurutan

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang

telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan

masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal

ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak,

2009). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada

keperawatan komunitas adalah:

a. Innovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi

(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009).

b. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama

profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).

c. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus

menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program

yang telah disusun (Mubarak, 2009).

d. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan

kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten

(Mubarak, 2009).

Page 21: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat

pencegahan (Anderson dan Mcfarlene, 1985), yaitu:

a. Pencegahan primer

adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan diaplikasikan ke

populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan kesehatan

secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit.

Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan

bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.

b. Pencegahan sekunder

adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan

derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan.

Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan

inervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit atau kelainan

sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya

mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh kembang anak

usia bayi sampai balita.

c. Pencegahan tersier

adalah kegiatan yang menekankan ada pengembalian individu

pada tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga.

Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya kecacatan atau

ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk mengembalikan ke

fungsi semula dan menghambat proses penyakit.

5. Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.

Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan

pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat

dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam

perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat

komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya

(Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian:

a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

Page 22: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai

dengan pelaksanaan.

c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan

selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi

dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap.

Page 23: LP KOMUNITAS TIFAH.doc

Daftar Pustaka

Anderson, Elisabeth T, (2007). Buku ajar keperawatan komunitas:teori dan praktek.

Jakarta: EGC.

Clark MJ. 1999. Nursing in the community: Dimensions of community health nursing.

Standford Connecticut: Appleton & Lange.

Depkes RI. 1992 &1993. Tentang Kesehatan. Jakarta.

Ekasari, Mia Fatmawati. (2006). Panduan pengalaman belajar lapangan

keperawatan keluarga, keperawatan gerontik, keperawatan komunitas. Jakarta:

EGC.

Effendy, N. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Mubarak, WI. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta:

Penerbit Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Pengantar keperawatan komunitas 1. Jakarta:

Sagung Seto

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori

buku 1. Jakarta: Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori

buku 2. Jakarta: Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan masyarakat: teori dan aplikasi.

Jakarta: Salemba Medika

Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd.