Lp Intranatal

26
LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL Di susun oleh: Sri patma sari (1001072) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

Transcript of Lp Intranatal

Page 1: Lp Intranatal

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL

Di susun oleh:

Sri patma sari (1001072)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADAPRODI DIII KEPERAWATAN

SEMARANG2012

Page 2: Lp Intranatal

I. Pengertian.

- Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan

selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman

Sastrawinata, 2003).

- Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin turi)

yang dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.

(Rustam Muchtar, 2008).

II. Pengawasan persalinan di lakukan untuk :

1. Mengetahui tahap persalinan sebagai acuan penilaian kemajuan

persalinan dan sebagai dasar untuk menentukan rencana perawatan selanjutnya.

2. Mengetahui kelainan – kelainan yang mungkin dapat

mengganggu kelancaran persalinan atau segera mengetahui persalinan beresiko.

3. Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam

upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan

memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.

III. Jenis Persalinan

a. Menurut cara persalinan.

- Persalinan spontan.

Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat, serta

tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam.

- Persalinan buatan.

Persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat atau melalui dinding perut

dengan operasi secio caesaria.

- Persalinan anjuran

Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan

jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau

pemecahan ketuban.

Page 3: Lp Intranatal

b. Menurut usia (tua kehamilan)

1. Abortus.

Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan

berat badan kurang dari 500 g.

2. Partus imaturus.

Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi dengan berat

badan antara 500 g dan 999 g.

3. Partus prematurus.

Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan berat

badan 1000 g dan 2499 g.

4. Partus matures / aterm

Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi dengan BB

2500 g atau lebih.

5. Partus post matures / serotinus

Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.

(A.B Saifuddin, 2003)

IV. Sebab – sebab yang menimbulkan persalinan.

1. Teori penurunan hormon progesterone.

Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen

meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan

antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir

kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.

2. Teori oxytocin.

Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul

kontraksi otot – otot rahim.

3. Teori placenta menjadi tua.

Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone

yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan

menimbulkan his.

Page 4: Lp Intranatal

4. Teori prostaglandin.

Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi

miometrium pada setiap umur kehamilan.

5. Pengaruh janin.

Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada

anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.

6. Teori distensi rahim.

Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot – otot

rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.

7. Teori iritasi mekanik

Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan

ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

V. Gejala Persalinan.

a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur

b. Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak. Hal ini terjadi karena robekan

– robekan kecil yang terjadi pada serviks

c. Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan terdapat

pembukaan

VI. Tanda – tanda permulaan persalinan.

- Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada

primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur – angsur turun kedalam

rongga panggul. Pada multigravida, dinding rahim dan perut sudah kendor

kekenyalannya sudah berkurang sehingga kekuatan mendesak kebawah tidak

seberapa, biasanya kepala baru turun pada permulaan persalinan.

- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

- Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria karena tertekan

oleh bagian terbawah janin.

- Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya his.

Page 5: Lp Intranatal

- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah, kadang –

kadang bercampur darah

(Rustam Mochtar, 2008)

VII. Penurunan kepala janin.

PERIKSA LUAR PERIKSA DALAM KETERANGAN

5/5

- kepala diatas

PAP

- mudah

digerakkan

4/5 H I – II

- sakit digerakkan

- bagian terbesar

PAP belum

masuk panggul

3/5 H II – III

- bagian terbesar

kepala belum

masuk panggul

2/5 H III +

- bagian terbesar

kepala sudah

masuk panggul

1/5 H III - IV

- kepala didasar

panggul

0/5

H V

- diperineum

Ket :

: kepala janin

: PAP

H I : sama dengan atas pintu panggul / PAP

H II : sejajara dengan H I melalui pinggir bawah simpisis

Page 6: Lp Intranatal

H III : sejajar dengan H I melalui spina iskhiadika

H V : sejajar dengan H I melalui ujung os coxigius

(Rustam Mochtar, 2008)

VIII. Proses persalinan (Rustam Mochtar, 2008)

1. Kala I.

Dimulai dari saat persalinan mulai sampai

pembukaan lengkap (10 cm)

Terbagi menjadi 2 fase :

- fase laten : serviks berdilatasi kurang dari

4 cm

- fase aktif : serviks berdilatasi 4 – 9 cm,

kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih perjam, penurunan kepala

dimulai.

Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya 10 – 15 menit

dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat

berjalan

Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek,

kontraksi lebih kuat dan lebih lama, lendir darah bertambah banyak.

Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk

multipara 8 jam.

Kemajuan persalinan dalam kala I :

a. Kemajuan yang cukup baik pada

persalinan kala I :

- Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi

dan durasi.

- Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama

persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada

disebelah kiri garis waspada).

- Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin

b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :

Page 7: Lp Intranatal

- Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.

- Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam

selama persalinan fase aktif ( dilatasi serviks berada disebelah

kanan garis waspada).

- Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin

Kemajuan pada kondisi ibu.

a. Jika denyut nadi ibu meningkat,

mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan

hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan berikan analgesik

secukupnya.

b. Jika tekanan darah ibu menurun,

curigai adanya perdarahan

c. Jika terdapat aceton didalam urine

ibu, curigai masukan nutrisi yang kurang. Segera berikan dextrose

IV.

Kemajuan pada kondisi janin.

a. Jika didapati DJJ tidak normal

(kurang dari 100 atau lebih dari 180 x / menit) curigai adanya gawat

janin.

b. Posisi atau presentasi selain oksiput

anterior dengan reflek fleksi sempurna digolongkan dalam malposisi

atau malpresentasi.

2. Kala II

a. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.

b. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik,

datngnya tiap 2 – 3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan

ditandai dengan keluarnya cairan yang kekuningan secara sekonyong –

konyong dan banyak.

Page 8: Lp Intranatal

c. Pasien mulai mengejan.

d. Pada akhir kala 2 sebagai tanda bhwa kepala sudah sampai

didasar panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum

terbuka.

e. Dipuncak his, bagian terkecil dri kepala nampak dalam vulva,

tetapi hilang lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala

yang nampak lebih besar lagi, tetapi surut kembali kalau his terhenti.

Kejadian ini disebut kepala membuka pintu.

f. Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran

terbesar dari kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur

lagi. Pada saat ini tonjolan tulang ubun – ubun saat ini telah lahir dan sub

oksiput ada dibawah simpisis. Pada saat ini disebut kepala keluar pintu.

Karena pada his berikutnya dengan ekstensi lahirlah ubun – ubun besar,

dahi dn mulut pad komisura posterior.

g. Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dn kemudian terjadi

putaran paksi luar, sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan

pad leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak

keluar lendir dan cairan.

h. Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian

baru depan disusul oleh seluruh badan anak dengan fleksi lateral sesuai

dengan paksi jalan lahir.

i. Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan pada

multi kurang lebih 20 menit.

3. Kala III

- Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.

- Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya

memakan waktu 2 – 3 menit.

4. Kala IV

- Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

Page 9: Lp Intranatal

IX. Pathways (Persis Mary Hamilton, 2005)

KALA I

LATEN AKTIF TRANSISI

EstrogenProgesteron

Oksitosin

Kontraksi rahim

Nyeri akut

RahimMembesarMeregang

IskemikOtot-ototRahim

SirkulasiUretro plasenta

Terganggu

Hipoksiajaringan

Resiko cedera pada janin

Metabolisme

Lipolisis

Asam laktat

Kesemutan

keletihan

UterusMembesar

Vena kava inferior tertekan

Aliran balik vena

Resti penurunan

curah jantung

Nyeri akut

Kepala bayi turun

Menekan jaringan

Hipoksia jaringan

Pengeluaran pervaginam

Resti infeksi

Nafas mulut

Sirkulasi udara maternal

Sirkulasi udara desidual

Hipoksia jaringan janin

Resti kerusakan pertukaran gas

pada janin

Kontraksi

Dilatasi perut

Motilitas gastrik

Resti cedera

maternal

Page 10: Lp Intranatal

KALA II

Pembukaan serviks 10 cm

His dan mengejan

Metabolisme

Lipolisis

Asam laktat

Kepala dan badan janin turun

Peregangan dan menekan

safaf

Nyeri akut

Lahir

Pengeluaran darah

berlebihan

Keletihan Trauma jaringan

Integritas jaringan

terganggu

Page 11: Lp Intranatal

X. Diagnosa Keperawatan, Tujuan dan Intervensi. (Doengoes, 2001)

Kala I :

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan

frekuensi dan intensitas kontraksi uterus.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam pasien dapat

beradaptasi terhadap nyeri dengan KH :

- Tampak rileks diantara kontraksi

- Dapat mengontrol penyebab nyeri

Intervensi :

- Kaji derajat ketidak nyamanan malalui isyarat verbal dan non verbal.

- Jelaskan penyebab nyeri.

- Ajarkan klien cara mengontrol nyeri dengan menggunakan tehnik

pernapasan / relaksasi yang tepat dan masses pinggang.

- Bantu tindakan kenyamanan mis : gosokan pada kaki, punggung, tekanan

sakral, perubahan posisi.

- Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1- 2 jam, palpasi diatas simpisis

untuk menentukan ada tidaknya distensi setelah blok syaraf.

Resti kekurangan volume cairan

Resti infeksi

Page 12: Lp Intranatal

- Hitung waktu dan catat frekuensi, intensitas dan pola kontraksi uterus

setiap 30 menit.

- Monitor vital sign.

2. Resti cedera / distress terhadap janin behubungan dengan

hipoksia jaringan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih selama 1 x 3 jam

tidak terjadi cedera pada janin dengan KH :

- DJJ dalam batas normal

Intervensi :

- Lakukan palpasi (leopold) untuk menentukan posisi janin, berbaring dan

presentasi.

- Hitung DJJ dan perhatikan perubahan periodik pada respon terhadap

kontraksi uterus.

- Catat kemajuan persalinan.

3. Resti cedera terhadap maternal berhubungan dengan

perlambatan mortilitas gastric, dorongan fisiologis.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih 1 x 2 jam tidak

terjadi cedera pada maternal dengan KH :

- Klien mengatakan resiko dan alasan dan intervensi khusus sudah

dimengerti.

- Klien kooperatif untuk melindungi diri sendiri / janin dari dari cedera.

- Klien bebas dari cedera / komplikasi

Intervensi :

- Pantau aktivitas uterus , catat frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi.

- Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi lebih intensif. Hindari

meninggalkan klien tanpa perhatian.

- Tempatkan klien pada posisi agak tegak miring kiri

- Berikan perawatan perineal setiap 4 jam.

- Pantau suhu dan nadi.

- Berikan es batu atau cairan jernih pada klien bila memungkinkan, hindari

makanan padat.

Page 13: Lp Intranatal

- Anjurkan klien untuk bernapas pendek dan cepat atau meniup bila ada

dorongan untuk mengejan.

4. Resti gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan

perubahan suplai O2 atau aliran darah : anemia dan pendarahan sekunder

Tujuan :

Tidak terjadi gangguan pertukaran gas pada janin dengan KH :

- DJJ dalam batas normal (120 – 160 x / menit).

- Bayi tidak mengalami hipoksia selama persalinan.

Intervensi :

- Kaji faktor – faktor maternal atau kondisi yang menurunkan sirkulasi

uteroplasental.

- Pantau DJJ setiap 15 – 30 menit.

- Pantau DJJ dengan segera bila ketuban pecah.

- Pantau besarnya janin pada jalan lahir melalui pemerikasaan vagina .

- Kaji perubahan DJJ selama kontraksi.

5. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan dilatasi

atau regangan dan hipoksia jaringan, tekanan mekanik dari bagian presentasi.

Tujuan :

Pasien dapat bertoleransi terhadap nyeri dengan KH :

- Klien menyatakan rasa nyeri berkurang.

- Klien mampu menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahankan

kontrol, istirahat diantara kontraksi.

Intervensi :

- Kaji derajat ketidakmampuan melalui isyarat verbal dan non verbal.

- Kaji perubahan klien terhadap sentuhan fisik selama kontraksi.

- Pantau frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi uterus.

- Bantu klien dan ajarkan mengubah bernapas menjadi lebih cepat

misalnya: tiupan napas pendek dan cepat.

- Berikan lingkungan yang tenang dengan ventilasi adekuat.

- Lakukan gosokan sakral / punggung, perubahan posisi.

- Pantau dilatasi serviks.

- Catat penonjolan perineal.

Page 14: Lp Intranatal

- Anjurkan klien untuk berkemih (fase laten)

- Berikan dorongan dan informasi tentang kemajuan persalinan dan

berikan reinforcement untuk upaya klien / pasangan.

- Pantau tanda vital ibu dan janin.

- Kolaborasi pemberian analgesik.

6. Resti terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

penurunan aliran balik vena, hipovolemia, perubahan tahanan vskuler sistemik.

Tujuan :

Tidak terjadi penurunan curah jantung dengan KH :

- Tanda – tanda vital sesuai terhadap tahap persalinan.

- Tidak ada edema, DJJ dalam batas normal (120 – 160 x / menit).

Intervensi :

- Kaji tekanan darah dan nadi diantara kontraksi, sesuai indikasi.

- Perhatikan ada dan luasnya edema.

- Pantau DJJ selama dan diantara kontraksi.

- Infus balance cairan.

7. Kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan

dengan kurangnya sumber – sumber informasi.

Tujuan :

Klien dan keluarga mengetahui tentang proses persalinan dengan KH :

- Klien memahami respon fisiologis setelah melahirkan.

- Secara aktif klien ikut dalam upaya mendorong untuk meningkatkan

pengeluaran plasenta.

Intervensi :

- Diskusikan proses normal persalinan kala III.

- Jelaskan alasan untuk respon perilaku seperti menggigit, tremor.

- Diskusikan ritinitas periode pemulihan selama 4 jam pertama setelah

melahirkan.

Kala II :

1. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif,

penurunan masukan

Page 15: Lp Intranatal

Tujuan :

- Tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh dengan KH :

- Tanda – tanda vital dalam batas normal.

- Keluaran urine adekuat.

- Membran mukosa kental.

- Bebas dari rasa haus.

Intervensi :

- Ukur masukan dan keluaran.

- Kaji turgor kulit, beri cairan peroral.

- Pantau tanda – tanda vital sesuai indikasi.

- Kaji DJJ dan perhatikan perubahan periodek.

- Atur posisi klien tegak atau lateral.

- Kolaborasi pemberian cairan parenteral

2. Resti infeki terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif

berulang, trauma jaringan, persalinan lama.

Tujuan :

Klien tidak terjadi infeksi dengan KH :

- Bebas dari tanda – tanda infeksi (rubor, tumor, dolor, kalor, dan

fungsiolaesa)

Intervensi :

- Lakukan perawatan perineal setiap 4 jam menggunakan tehnik aseptik.

- Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.

- Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu dengan

menggunakan tehnik aseptik.

- Pantau tanda – tanda vital dan laborat leukosit.

- Gunakan aseptik bedah pada persiapan peralatan.

- Batasi jumlah orang yang ada pada saat persalinan.

Kala III :

c. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran

pervaginam akibat atonia.

Page 16: Lp Intranatal

Tujuan :

Tidak terjadi kekurangan volume cairan akibat HPP. Dengan KH :

- Kontraksi uterus adekuat.

- Kehilangan darah dalam batas normal (<500 ml).

- Tanda – tanda vital dalam batas normal.

Intervensi :

- Anjurkan klien untuk masase fundus.

- Pantau tanda – tanda vital dan pengeluaran pervaginam.

- Palpasi uterus dan masase uterus perlahan setelah pengeluaran plasenta.

- Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta.

- Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan yang berlebihan.

- Inspeksi permukaan plasenta maternal dan janin, perhatikan ukuran,

insersi tali pusat dan ketuban.

- Berikan cairan peroral.

- Hindari menarik tali pusat secara berlebihan.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan,

respon fisiologis setelah melahirkan.

Tujuan :

Pasien dapat beradaptasi terhadap rasa nyeri dengan KH :

- Klien menyatakan nyeri berkurang atau klien beradaptasi dengan

nyerinya.

- Ekspresi wajah rileks tak gelisah.

- Perut tidak mules, luka bersih dan tidak bengkak.

Intervensi :

- Bantu dengan penggunaan tehnik pernapasan selama perbaikan luka.

- Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.

- Lakukan perawatan luka episiotomi dengan tehnik aseptik dan oleskan

salep topikal.

- Ganti pakaian dan klien yang basah, berikan selimut yang hangat.

- Jelaskan pada klien perubahan fisiologis setelah melahirkan.

Kala IV :

Page 17: Lp Intranatal

1. Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau

peningkatan perkembangan anggta keluarga.

Tujuan :

Klien mampu beradaptasi dengan perubahan setelah melahirkan dengan

KH

- Klien menggendong bayinya.

- Klien mampu mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan yang

tepat.

Intervensi :

- Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan memeriksa bayi.

- Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi serta membantu

dalam perawatan bayi, sesuai kondisinya.

- Observasi dan catat interaksi bayi – keluarga, perhatikan perilaku untuk

menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus.

- Catat perilaku / pengungkapan yang menunjukkan kekecewaan / kurang

minat / kedekatan.

- Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode

pemulihan.

- Jamin privasi keluarga pada pemeriksaan selama interaksi awal dengan

bayi baru lahir sesuai kondisi ibu dan bayi.

- Anjurkan dan bantu pemberian ASI.

2. Resti kekurangan cairan berhubungan dengan kelelahan atau kegagalan

meometri dan mekanisme homeostatic.

3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan kontraksi uterus.

Page 18: Lp Intranatal

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran

Universitas Padjajaran Bandung. 2003. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen.

2. Doengoes M. E. 2001.Rencana Perawatan Maternal /

Bayi , Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC,

3. Moechtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri : Obstetri

Fisiologi, Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, Editor : Delfi Lutan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

4. Mary Hamilton, Persis. 2005. Dasar-Dasar

Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

5. Saifuddin, A.B dkkm. 2002.Buku Panduan Praktis

Pelayanan Kesehatan Maternal. Edisi I, Catatan I. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sasworo Prawirohardj