LP intranatal

download LP intranatal

of 25

Transcript of LP intranatal

INTRANATAL CARE I. Pengertian. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin turi) yang dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. II. 1. 2. 3. Pengawasan persalinan di lakukan untuk : Mengetahui tahap persalinan sebagai acuan penilaian kemajuan Mengetahui kelainan kelainan yang mungkin dapat persalinan dan sebagai dasar untuk menentukan rencana perawatan selanjutnya. mengganggu kelancaran persalinan atau segera mengetahui persalinan beresiko. Memberikan asuhan yang memadai selama persalianan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. III. a. Jenis Persalinan Menurut cara persalinan. Persalinan spontan. Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat, serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan buatan. Persalinan pervaginam dengan bantuan alat alat atau melalui dinding perut dengan operasi secio caesaria. Persalinan anjuran Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan ketuban.

1

b. 1.

Menurut usia (tua kehamilan) Abortus. Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 g. 2. Partus imaturus. Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi dengan berat badan antara 500 g dan 999 g. 3. Partus prematurus. Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan berat badan 1000 g dan 2499 g. 4. Partus matures / aterm Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi dengan BB 2500 g atau lebih 5. Partus post matures / serotinus Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.

IV. 1.

Sebab sebab yang menimbulkan persalinan. Teori penurunan hormon progesterone. Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his. 2. Teori oxytocin. Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot otot rahim. 3. Teori placenta menjadi tua. Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his. 4. Teori prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.

2

5.

Pengaruh janin.

Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya 6. Teori distensi rahim. Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta. 7. Teori iritasi mekanik Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his. I. FAKTOR -FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN ADALAH: 1. Power (kekuatan mendorong janin keluar) a. His Gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba fologi, memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat dinding uterus daerah tersebut. b. Kontraksi otot-otot dinding perut c. Kontraksi diafragma pelvis d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum 2. Pasenger (janin dan placenta) 3. Passage (Jalan lahir) 4. Posisi ibu 5. Psikologi ibu 6. Penolong

3

II.

HIS / KONTRAKSI UTERUS His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar. His dapat terjadi sebagai akibat dari : 1. Kerja hormon oksitosin 2. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi 3. Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi. His dikatakan baik dan ideal apabila : 1. Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus 2. Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus 3. Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi 4. Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his 5. Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah : 1. Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri 2. Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri. 3. Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi). 4. Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress

Hal yang penting dinilai mengenai His adalah : 1. Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.

4

2. Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit) 3. Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi). III. MEKANISME PERSALINAN Proses penurunan, putaran dan penyesuaian lain yang terjadi pada proses kelahiran manusia disebut mekanisme persalinan. Tujuh gerakan cardinal presentasi puncak kepala pada mekanisme persalinan : 1. Engangement (masuknya kepala janin kedalam pintu atas panggul). Hal ini terjadi sebelum persalinan aktif dimulai, karena otot-otot Abdomen masih tegang, sehingga bagian presentasi melewati panggul). 2. Penurunan (gerakan bagian presentasi melewati panggul). Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu: a. Tekanan dari cairan amnion b. Tekanan langsung kontraksi fundus pada janin c. Konraksi diafragma dan otot-otot abdomen 3. Fleksi Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul atau dasar panggul, dapat masuk kedalam pintu bawah panggul. 4. Putaran paksi dalam Di mulai pada bidang setinggi spira iskiadika, tetapi putaran ini belum selesai sampai bagian presentasi mencapai panggul bagian bawah ketika oksiput berputar kearah anterior, wajah berputar kearah posterior setiap kali terjadi kontraksi, kepala janin diarahkan oleh tulang panggul dan otot-otot dasar panggul. 5. Ekstensi Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi kearah anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi. Pertama-tama oksiput, kemudian wajah, dan akhirnya dagu. 6. Resistensi dan Putaran Paksi Luar

5

Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas, ketika ia mencapai pintu bawah bahu berputar kearah garis tengah dan dilahirkan dibawah lengkung pubis (Bahu anterior turun lebih dahulu), bahu posterior diarahkan kearah perineum sampai ia bebas keluar dari introitus vagina. 7. Ekspulsi Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis pubis, ketika seluruh tubuh bayi keluar, persalinan bayi selesai, ini merupakan akhir tahap kedua persalinan dan waktu saat tubuh bayi keluar seluruhnya, dicatat dalam catatan medis. V. a. teratur b. c. d. pembukaan VI. Tanda tanda permulaan persalinan. Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur angsur turun kedalam rongga panggul. Pada multigravida, dinding rahim dan perut sudah kendor kekenyalannya sudah berkurang sehingga kekuatan mendesak kebawah tidak seberapa, biasanya kepala bru turun pada permulaan persalinan. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria karena tertekan Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya his. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah, kadang Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak. Hal ini terjadi Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan terdapat karena robekan robekan kecil yang terjadi pada serviks Tanda-tanda Inpartu Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan

oleh bagian terbawah janin.

kadang bercampur darah.

6

VII.

Penurunan kepala janin. PERIKSA LUAR PERIKSA DALAM KETERANGAN kepala diatas PAP mudah digerakkan sakit

5/5

4/5

H I II

digerakkan terbesar belum bagian PAP masuk

panggul bagian 3/5 H II III terbesar belum panggul 2/5 H III + terbesar sudah panggul 1/5 H III - IV kepala bagian kepala masuk kepala masuk

didasar panggul diperine

HV 0/5

um

7

Ket : : kepala janin : PAP H I : sama dengan atas pintu panggul / PAP H II : sejajara dengan H I melalui pinggir bawah simpisis H III HV : sejajar dengan H I melalui spina iskhiadika : sejajar dengan H I melalui ujung os coxigius

IV.

Konsep Partograf Hubungan pembukaan serviks, penurunan kepala janin (bagian terendah) berkaitan dengan waktu persalinan untuk pertama kali dikemukakan oleh Friedman : bahwa gambaran hubungan pembukaan serviks dan waktu persalinan berbentuk huruf S yang kemudian dikenal dengan kurva friedmen. Hedricks dkk, dalam penelitiannya melihat bahwa terdapat perbedaan kurva friedmen diantara primigravida dan MultiGravida, pada fase aktif maupun fase laten. Oleh karena itu badan pekerja WHO (informed working group WHO) mencetuskan gagasan modifikasi kurva Friedmen menjadi PARTOGRAF WHO Partograf WHO menetapkan dasar sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Fase aktif mulai pembukaan 3 cm Fase laten lamanya 8 jam Pada fase aktif pembukaan untuk primi dan multigravida sama tidak boleh kurang dari 1 cm/jam Pemeriksaan dalam hanya dilakukan dengan interval waktu 4 jam Keterlambatan persalinan selama 4 jam, memerlukan intervensi medis, dengan mempertimbangkan indikasi dan keadaan umum ibu maupun janin. Komponen dalam Partograf WHO Dalam setiap partograf WHO harus tercantum tiga komponen pokok, yaitu : 1. a. Rekaman kemajuan persalinan Pembukaan serviks

8

Dasar ketetapan partograf WHO fase aktif mulai pembukaan 3 cm dan perhitungan setiap jam pembukaan minimal 1 cm maka pembukaan lengkap tercapai dalam waktu 7 jam Perhitungan fase laten selama 8 jam dan ditetapkan pembukaan sebesar 3 cm, maka dari kedua titik tersebut akan dapat dibuat garis yang mencerminkan kurva partograf WHO yang normal. Garis ini dikenal sebagai garis waspada. Keterlambatan persalinan masih di adaptasi selama 4 jam dan selebihnya harus diambil tindakan definitif. Garis sejajar dengan garis waspada yang dibuat dengan memperhitungkan kelambatan persalinan selama 4 jam disebut garis tindakan. b. Penurunan kepala Sebelum inpartu kepala dianggap berada satu telapak tangan (lima jari ) diatas simpisis. Pada primigravida dimana kepala janin telah masuk PAP minggu 36 berarti kemungkinan tidak berhadapan dengan kesempitan panggul. Dengan memperhitungkan kepala lima jari diatas simpisis, dam selanjutnya his akan menyababkan panurunan kepala dengan perhitungan sebagai berikut:

Penurunan ini dihitung dengan jari diatas simpisis (perlimaan) c. Kekuatan His Kekuatan His diperhitungkan dalam 10 menit : 2. a. 2 sampai 3 kali, durasi kurang dari 20 detik 4 kali, durasi 20 sampai 40 detik 5 kali, durasi labih dari 40 Rekaman keadaan janin Denyut jantung janin

9

b.

Denyut jantunh jannin normal 120 sampai 160 per menit > 160/menit-takikardi permulaan afiksia