Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

46
Asuhan Intranatal di Kebidanan Komunitas

Transcript of Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Page 1: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Asuhan Intranatal di Kebidanan Komunitas

Page 2: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Anggota Kelompok

1. Indah Diani Putri

2. Khusnul Putri M

3. Pipit Arsiyanti

4. Pradita Anindita

5. Ririn Riskawati

6. Tri Wahyuni

Dosen Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT.

M.Keb

Page 3: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Asuhan Intranatal

adalah asuhan atau pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yaitu pelayanan

persalinan yang aman yang di lakukan oleh

tenaga kesehatan kompeten, dokter

spesialis kebidanan, dokter umum dan

bidan.

Page 4: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Tujuan Asuhan Intranatal

Memastikan persalinan yang telah direncanakan

Memastikanpersiapan persalinan bersih, aman, dan dalam suasanayang menyenangkan

Mempersiapkantransportasi, serta biayarujukan apabila diperlukan

Page 5: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

C. STANDAR PERTOLONGAN PERSALINAN

Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu

• Tujuan :

Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukungpertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.

• pernyataan standar:

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai,kemudianmemberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikankebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.

• Hasilnya:

1. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepatwaktu bia diperlukan.2. Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolongtenaga kesehatan terlatih3. Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.

Page 6: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Prasyarat :

1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran.

2. Bidan mendampingi jika ibu sudah mulas/ketuban pecah.

3. Bidan telah trampil dan terlatih untuk :

4. Memberikan pertolongan persalinan yang bersih dan aman.

5. Penggunaan partograf dan pembacaannya.

6. Adanya alat untuk pertolongan persalinan termasuk beberapa sarung tangan DTT/steril.

7. Adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih, sabun, handuk yang bersih, dua handuk/kain hangat yang bersih 9satu untuk mengeringan bayi yang lain dipakai kemudian), pembalut wanita dan tempat plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih.

8. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan.

9. Menggunakan KMS Ibu Hamil/ KIA, partograf dan kartu ibu.

10. System rujukan untuk Kegawat Daruratan Obstetri yang efektif.

Page 7: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Proses :

Bidan harus :

1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginnya selama proses persalinan dan kelahiran

2. Segera mendatangi ibu hamil ketika diberitahu persalinan sudah mulai/ketuban pecah

3. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih setiap kali sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien.(kuku harus di potong pendek dan bersih). Gunakan sarung tangan bersih kapanpun menangani benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan sarung tangan DTT/steril untuk semua pemeriksaan vagina.

4. Menanyakan riwayat kehamilan ibu secara lengkap.

5. Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap (dengan memberikan perhatian terhadap tekanan darah, denyut jantung janin (DJJ), frekuensi dan lama kontraksi dan apakah ketuban pecah).

6. Lakukan pemeriksaan dalam secara aseptik dan sesuai dengan kebutuhan. (jika his teratur dan tidak ada hal yang mengkhawatirkan atau his lemah tapi tanda-tanda vital ibu/janin normal, maka tidak perlu segera di lakukan periksa dalam).

7. Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap empat jam dan harus selalu aseptik.

8. Jangan melakukan periksa dalam jika ada perdarahan dari vagina yang lebih banyak dari jumlah normal bercak darah/show yang ada pada persalinan. Perdarahan dalam proses persalinan mungkin di sebabkan komplikasi seperti plasenta previa, segera rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat(ikuti langkah yang tercantum di standart 16).

Page 8: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

9. Catat semua temuan dan pemeriksaan dengan tepat dan seksama pada kartu ibu dan partograf pada saat asuhan di berikan. Jika di temukan komplikasi atau masalah, segera berikan perawatan yang memadai dan rujuk ke puskesmas/rumah sakit yang tepat.

10. Catat semua temuan dan pemeriksaan pada fase laten persalinan pada kartu ibu dan catatan kemajuan persalinan. Ibu harus di evaluasi sedikitnya setiap 4 jam , lebih sering jika di indikasikan. Catatan : harus selalu memasukkan denyuut jantung janin, periksa dalam , pecahnya ketuban, perdarahan/cairan vagina, kontraksi uterus, kontraksi, tanda-tanda vital ibu(suhu, nadi, dan tekanan darah), urine, minuman, obat-obat yang di berikan, dan informasi yang berkaitan lainnya serta semua perawatan yang di berikan.

11. Catat semua temuan pada partograf dan kartu Ibu pada saat ibu sampa dengan fase aktif pembukaan 4 cm atau lebih.

12. Lengkapi partograf dengan seksama untuk semua ibu yang akan bersalin. Partograf adalah alat untuk mencatat dan menila kemajuan persalinan, dan kondisi ibu dengan janin. Penggunaan partograf di perlukan untuk pengambilan keputusan klinis dan deteksi dini kompliksi dalam proses persalinan, seperti misalnya partus lama. Penggunaan partograf secara tepat akan memungkinkan bidan untuk membuat keputusan tentang perawatan ibu pada waktu yang tepat dan memungkinkan rujukan dini jika di perlukan.

Page 9: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

13. Memantau dan mencatat denyut jantung jnin sedikitnya setiap 30 menit selama proses persalinan, jika ada tanda-tanda gawat janin (DJJ kurang dari 100 kali/menit atau lebih dari 180 kali/menit), harus di lakukan setiap 15 menit. DJJ harus di dengarkan selama dan segera setelah kontraksi uterus. Jika ada tanda-tanda gawat janin bidan harus mempersiapkan rujukan ke fasilitas yng memadai.

14. Melakukan dan mencatat pada partograf hasil periksa dalam setiap jam (lebih sering jika ada indikasi medis). Pada setiap periksa dalam setiap 4 jam 9lebih sering jika ada indikasi medis). Pada setiap periksa dalam, evaluasi dan catat penyusupan kepala janin dan cairan vagina/air ketuban.

15. Catat pada partograf : kontraksi uterus setiap 30 menit pada fase aktif. Palpasi jumlah dan lamanya kontraksi selama 10 menit.

16. Catat pada partograf dan amati penurunan kepala janin dnegan palpasi abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam.

17. Pantau dan catat pada partograf :

18. Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi

19. Suhu setiap 2 jam , lebih sering jika ada tanda atau gejala infeksi

Page 10: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

20. Nadi setiap setengah jam

21. Minta ibu hamil agar sering buang air kecilsedikitnya setiap 2 jam. Catat pada partograf jumlah penegeluaran urine setiap kali ibu BAK , dan catat protein atau aseton yang ada dalam urine.

22. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti biasa, dan memilih posisi yang di rasakan nyaman, kecuali jika belum terjadi penurunan kepala sementara ketuban sudah pecah. (riset membuktikan banyak keuntungannya jika ibu tetap aktif bergerak semampunya dan merasa senyaman mungkin). Jangan perbolehkan ibu dalam proses persalinan berbaring terlentang, ibu harus selalu berbaring miring, duduk, berdiri atau berjongkok. Berbaring terlentang mungkin menyebabkan gawat janin.

23. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum guna menghindari dehidrasi dan gawat janin . (Riset menunjukkan bahwa ada keuntungannya untuk memperbolehkan ibu minum dan makan makanan kecil selama proses persalinan tanpa komplikasi dan ada kerugiannya melarang minum atau makanan kecil yang mudah di cerna).

24. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka terhadap kebutuhan ibu hamil, suami/ keluarga/orang terdekat yang mendampingi. Anjurkan pada orang yang mendampingi ibu untuk mengambil peran aktif dalam memberikan kenyamanan dan dukungan kepada ibu selama persalinan.

25. Jelaskan proses persalinan yang sering terjadi pada ibu, sumi dan keluarganya. Beritahu mereka kemajuan persalinan secara berkala.

26. Saat proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk menghadapi kelahiran bayi (lihat standar 10)

27. Lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman (lihat standar 10).

Page 11: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

INGAT !

1. Tidak ada bukti yang mendukung perlunya atau keuntungannya melakukan klisma atau mencukur rambut pubis secara rutin

2. Jika ketuban telah pecah dan persalinan ibu TIDAK lmemasuki fase aktif dalam 8 jam, dan rujukan mengalami kesuliatan karena komplikasi, jarak tu keadaan lainnya, mulai berikan antibiotika dan segera di rujuk. Jika ketuban telah pecah, tidak ada tanda gawat jain atau gawat ibu, dan rujukan tidak sulit, mulai berikan antibiotika dan rujuk tidak melewati 24 jam sejak ketuban pecah.

3. Setiap persalinan harus menggunakan partograf, rujuk secepatnya jika garis waspada pada partograf di lewati selama fase aktif ersalinan. Atau jika ada tanda gawat janin (DJJ kurang dari 100//menit atau lebih dari 180/menit). Jika fase berlangsung lebih dari 8 jam, evaluasi untuk melihat apakah ibu mengalami perubahan serviks dan benar dalam keadaan bersalin. Jika ibu benar dalam keadaan bersalin, tanpa kemajuan berarti, rujuk secepatnya.

4. Perdarahan melalui vagina selalu merupakan tanda bahaya dan perlu di rujuk.

5. Jika ada mekonium dalam air ketuban, siapkan bola karet penghisap atau penghisap DeLee yang di DTT pada saat kelahiran. Rujuk segera jika ada tanda-tanda gawat janin

6. Jikaa ada tanda-tanda gawat janin, baringkan ibu ke sisi kiri untuk rujukan. Jangan pernah meninggalkan ibu dalam proses persalinan berbaring terlentang.

Page 12: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Standar 10 : Persalinan Kala Dua yang Aman

• Tujuan :Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu danbayi

• Pernyataan standar:Menggunakmengurangi kejadian perdarahan pascapersalinan, memperpendekt dengan benar untuk membantupengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

• Persyaratan:1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolongpersalinan secara bersih dan aman.3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuksarung tangan steril4. Perlengkapan alat yang cukup.

Page 13: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Prasyarat :

1. Bidan di panggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah.

2. Bidan sudah terlatih dan terampi dalam menolong persalinan secara bersih dan aman

3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi/steril.

4. Tersedianya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih, sabun dan handuk yang bersih, dua handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk di pakai kemudian), pembalut wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih.

5. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan.

6. Menggunakan KMS Ibu hamilBuku KIA, Kartu Partograf.

7. Sistem rujukan untuk perawatan kegawat daruratan obstetri yang efektif.

Page 14: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Proses :

Bidan harus :

1. Menghargai ibu selama proses persalinan.

2. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran,

3. Memastikan tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan, dan handuk/kain hangat yang bersih(satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk di pakai kemudian), tempat untuk plasenta.(jika ibu belum mandi, bersihkan daerah perineum dengan sabun dan air mengalir).

4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih.(kuku harus di potong pendek dan bersih)

5. Bantu ibu mengambil posisi yang paling nyaman baginya, riset menunjukkan bahwa posisi duduk atau jongkok memberikan banyak keuntungan).

6. Pada kala dua anjurkan ibu untuk meneran hanya jika merasa ingin atau saat kepala bayi sudah kelihatan . (Riset menunjukkan bahwa menahan nafas sambil meneran adalah berbahaya, dan meneran sebelum kepala bayi tampak tidaklah perlu. Bhakan meneran sebelum pembukaan serviks lengkap adalah berbahaya). Jika kepala belum terlihat, padahal ibu sudah sangat ingin meneran, periksa pembukaan serviks dengan periksa dalam. Jika pembukaan belum lengkap, keinginan meneran bisa di kurangi dengan memiringkan ibu ke sisi sebelah kiri.

Page 15: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

7. Pada kala dua, dengarkan DJJ setiap 5 menit setelah his berakhir , irama dan frekuensinya harus segera kembali ke normal. Jika tidak, cari pertolongan medis .(jika kepala sudah meregangkan perineum, dan terjadi kelambatan kemajuan persalinan atau DJJ menurun sampai 100 kali/menit atau kurang atau meningkat menjadi 180 kali/menit atau lebih, maka percepat persalinan dengan melakukan episiotomi; lihat standar 12)

8. Hindari peregangan vagina secara manual dengan gerakan menyapu atau menariknya ke arah luar.(Riset menunjukkan hal tersebut berbahaya).

9. Pakai sarung tangan DTT, saat kepala bayi kelihatan .

10. Jika ada kotoran keluar dari rektum bersihkan dengan kain bersih.

11. Bantu kepala bayi lahir perlahan, sebaiknya di antara his. ( Riset menunjukkan bahwa robekan tingkat dua dapat sembuh sama baiknya dengan luka episiotomi; sehingga tidak perlu melakukan episiotomi, kecuali terjadi gawat janin, komlikasi persalinan pervaginam (sungsang, distosia bahu, forsep, vakum), atau ada hambatan pada perineum (misalnya di sebabkan jaringan parut pada perineum).

12. Begitu kepala bayi lahir, usap mulut dan hidung bayi dengan kasa bersih dan biarkan kepala bayi memutar (hal ini seharusnya terjadi spontan , sehingga bayi tak perlu di bantu. Jika bahu tidak memutar ikuti standar 18)

13. Begitu bahu sudah pada posisi anterior –posterior yang benar, bantulah persalinan dengan cara yang tepat.

14. Seger setelah lahir, periksa keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yng hangat, Setellah bayi kering, selmut bayi dengan handuk baru yang bersih dn hangat.

Page 16: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

15. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat di klem dua tempat, lau potong di antara du klem dengan gunting tajam steril/DTT.

16. Letakkan bayi dalam pelukan ibu dan mulai menyusui .(Riset menunjukkan hal ini penting untuk keberhasilan awal dalam memberikan ASI dan membantu pelepasan plasenta. Kontak kulit dengan kulit adalah cara yang baik untuk menjaga kehangata bayi, lalu ibu dan bayi harus di selimuti dengan baik termasuk kepala. Jika bayi tidak di dekap oleh ibunya, selimuti bayi dengan kain yang bersih dan hangat . tutupi kepala bayi agar tidak kehilangan panas).

17. Menghisap lendir dari jalan nafas bayi tidak selalu di perlukan. Jika bayi tidak menangis spontan, gunakan penghisap Delee yang sudah di DTTatau aspirator lendir yang baru dan bersih untuk membersihkan jalan nafas(lihat standar 24).

18. Untuk melahirkan plasenta, mulailah langkah-langkah untuk penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga yang tercantum di standar 11.

19. Pada saat plasenta sudah di lahirkakan lengkap dan utuh dengan mengikuti langkah – langkah penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga (lihat standar 11), lakukan masasse uterus agar terjadi kontraksi dan pengeluaran gumpalan darah.

Page 17: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

15. Segera sesudah plasenta di keluarkan, periksa

apakah terjad laserasi pada vagina atau perineum.

Dengan menggunakan tekhnik aseptik, berikan

anestesi lokal (1% lidokain), lalu jahit perlukaan dan/

atau laserasi dengn peralatan steril/ DTT. (lihat

standar 12)

16. Perkiraan jumlah kehilangan darah secara akurat

(ingat peRdarahan sulit di ukur dan sering di

perkirakan lebih sedikit).

17. Bersihkan perineum dengan air matang dan tutupi

dengan kain bersih/ telah di jemur.

18. Berikan plasenta kepada suami/keluarga ibu

19. Pastikan agar ibu dan bayi merasa nyaman. Berikan

bayi kepada ibu untuk di beri ASI

20. Untuk perawatn bayi baru lahir lihat standar 13.

21. Catat semua temuan dengan seksama

Page 18: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

INGAT

1. Membantu kelahiran bahu dan punggung masih

mungkin di lakukan, meskipun ibu dalam posisi

tradisional saat persalinan.(namun, tetaplah

berhati-hati dalam mengusahakan proses

persaliann yang normal, apapun posisi ibu.

2. Ingat 3 bersih : tangan bersih, tempat

pertolongan persalinan bersih, pengikatan dan

pemotongan tali pusat di lakukan secara bersih.

Page 19: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Standar 11: Penatalaksanaan Aktif PersalinanKala III

• Tujuan :

Membantu secara aktif pengeluaran plasenta danselaput ketuban secara lengkap untuk mengurangikejadian perdarahan pasca persalinan,memperpendek kala 3, mencegah atoni uteri danretensio plasenta

• Pernyataan standar:

Bidan melakukan penegangan tali pusat denganbenar untuk membantu pengeluaran plasenta danselaput ketuban secara lengkap.

Page 20: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

O Standart 11 : PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA

III

Tujuan: membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput

ketuban secra lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca

persalinan,memperpendek waktu persalinan kala III,mencegah

terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta

Pernyataan standar:

Secara rutin bidan melakukan penatalaksanaan aktif kala III.

Hasil :

- Menurunkan terjadinya perdarahan yang hilang pada persalinan aktif

kala III.

- Menurunkan terjadinya antonia uteri

- Memperpendek waktu persalinan kala III

- Menurunkan terjadinya perdarahan post partum akibat salah

penangan kala III

Page 21: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Prasyarat :

1. Bidan sudah terlatih dan trampil dalam melahirkan plasenta

secara lengkap dengan melakukan penatalaksanaan aktif

persalinan kala III secra benar.

2. Tersedianya peralatan dan perlengkapan untuk melahirkan

plasenta,termasuk air bersih,larutan klorin 0,5 % untuk

dekontaminasi,sabun dan handuk yang bersih untuk cuci

tangan,juga tempat untuk plasenta.

3. Bidan seharusnya menggunakan sarung tangan DTT atau

steril

4. Tersedia obat-obat oksitosika dan metode yang efektif untuk

penyimpanan dan pengirimannya yang dijlankan dengan

baik

5. Sistem rujukan untuk perawatan kegawat-daruratan obstetri

yang efektif.

Page 22: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Proses :

Bidan harus :

1. Berikan penjelan pada ibu,sebelum melahirkan tentang prosedur

penatalaksanaan aktif persalinan kala III

2. Masukan oksitosin 10 IU lewat IM kedalam alat suntik steril

menjelang persalinan.

3. Setelah bayi lahir (lihat standart 10 ),tali pusat diklem di dua

tempat,lalu dipotong diantara 2 klem dengan gunting tajam steril atau

DTT.

4. memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan ganda .jika

tidak ada ,beri oksitosin 10 IU secara IM (dalam waktu 2 menit

setelah persalinan).

5. tunggu kontraksi uterus ,lakukan peneganganltali pusat terus menerus

sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah

punggung ibubdan kearah atas (dorsal karnial).ulangi langkah ini

setiap ada his .berhati-hati,jangan menaruhb tali pusat berlebihan

karena akann menyebabkan inversio uteri

Page 23: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

6. bila plasenta belum lepas setelah melakukan penatalaksanaan aktif kala

III dalam waktu 15 menit:

a.ulangi 10 unit oksitosin IM

b.periksa kandung kemih ,melakukan katerisasi bila perlu

c.berita tahu keluarga untuk persiapan merujuk

d.teruskan melakukan penatalaksanaan aktif kala III selam 15 lagi

e.rujuk ibu bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit

7. bila sudah terasa adanya pelepasan plasenta ,minta ibu untuk meneran

sedikit pada saat tali pusat ditegangkan ke arah bawah kemudian keatas

sesuai dengan kurve jalan lahir,plasenta tampakn pada vulva( jangan

mendorong fundus karena bisa menyebabkan inversio uteri )

8. setelah plasenta tampak pada vulva ,teruskan melahirkan plasenta

dengan hati-hati.bila perlu pegang plasenta dengan dua tangan dan

lakukan putaran serah jarum jam untuk melaukukan membantu

pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban

9. segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan lakukan masas

uterus supaya berkontraksi

Page 24: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

10.sambil melakukan masase fundus uteri,periksa plasenta dan selaput

ketuban untuk memastikan plasenta utuh dan lengkap

11.Bila plasenta tidak dilahirkan utuh dan lengkap, ikuti standar 20.

jika terjadi atonia uteri atau perdarahan pasca persalinan lihat standar

21

12. perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat (ingat perdarahan

sulit diukur dan sering diperkirakan lebih sedikit)

13. bersihkan vulva dan perineum dengan air matang dan tutup dengan

pembalut wanita/kain bersih/telah dijemur

14. periksa tanda-tanda vital. Catat semua temuan dengan seksama

15. berikan plasenta kepada suami/keluarga ibu

16. catat semua perawatan dan temuan dengan seksama

Page 25: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Standar 12: Penanganan Kala II Dengan GawatJanin Melalui Episiotomy

• Tujuan :

Mempercepat persalinan dengan melakukanepisiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin padasaat kepala janin meregangkan perineum.

• Pernyataan standar :

Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawatjanin pada kala II yang lama, dan segeramelakukan episiotomy dengan aman untukmemperlancar persalinan, diikuti denganpenjahitan perineum.

Page 26: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Hasil :

1. Penurunan kejadian asfiksia neonatorum berat

2. Penurunan kejadian lahir mati pada kala dua.

Prasyarat :

1. Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan episiotomy

dan menjahit perineum secara benar

2. Tersedia sarung tangan/alat/perlengkapan untuk

melakukan episiotomy, termasuk gunting tajam yang

steril/DTT, dan alat/bahan yang steril untuk penjahitan

perineum (anastesi local misalnya dengan 10ml

lidokain 1% dan alat suntik/jarum hiodemik steril)

3. Menggunakan kartu ibu, partograf dan buku KIA.

Page 27: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Proses :

1. Jika adatanda gawat janin berat dan kepala sudah terlihat divulva, episiotomy mungkin salah satu dari beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan bayi.

2. Bidan harus :

3. Mempersiapkan alat-alat steril/DTT untuk tindakan ini

4. Memberitahu ibu tentang pentingnya episiotomy dilakukan danyang akan dirasakan.

5. Kenakan sarung tangan steril/DTT.

6. Jika kepala janin meregangkan perineum, anastesi local diberikan(pada saat his). Masukkan dua jari tangan kiri kedalam vagina untuk melindungi kepala bayi, dan dengan tangan kanan tusukkan jarum sepanjang garis yang akan digunting(sebaiknya insisi medio-lateral). Sebelum menyuntikkannya, tarik jarum sedikit(untuk memastikan jarum menembuspembuluh darah). Masukkan anastesi perlahan-lahan, sambil menarik suntik perlahan sehingga garis yang akan digunting teranastesi.

Page 28: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

7. Tunggu satu menit agar anastesinya bekerja, lakukan tes kekebalan/mati rasa.

8. Pada puncak his berikutnya, lindungi kepala janin seperti diatas, kemudian lakukan pengguntingan tunggal dengan mantap(sebaiknya insisi medio-lateral).

9. Tangan kanan melindungi perineum, sementara tangan kiri menahan kepala janin agar tidak defleksiyang terlalu cepat saat kepala lahir. Minta ibu untuk meneran diantara dua his. Kemudian lahirkan janin secara normal.

10. Begitu bayi lahir, keringkan dan stimulasi bayi. Mulai melakukan resusitasi bayi baru lahir jika diperlukan.

11. Lahirkan plasenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikuti langkah-langkah penatalaksanaan aktif kala tiga.

12. Periksa perineum untuk menentukan tingkat luka episiotomy, perluasan episiotomy danatau laserasi

13. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, dengan menggunakan teknik septik berikan anastesi local (lidokain 1%), Lalu jahit perlukaan dan/atau laserasi dengan peralatan steril/DTT.

Page 29: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Indikasi laim untuk melakukan episiotomy :

1. Gawat janin

2. Komplikasi kelainan pervaginam (sungsang, distosia bahu, forsep, vakum)

3. Jaringan parut pada perineum/vagina

Riset menunjukkan:

1. Robekan perineum akan sembuh sebaik luka pengguntingan, sehingga kekhawatiran akan terjadinya robekan perineum bukan merupakan indikasi episiotomy

2. Episiotomy yang efektif dan tepat waktu dapat menyelamatkan jiwa janin yang mengalami gawat janin

3. Semakin cepat episiotomy dijahit maka semakin kecil terjadinya infeksi.

Page 30: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

INGAT !

1. Gawat janin pada kala satu selalu memerlukan

rujukan segera

2. Episiotomy hanya bermanfaat pada kala dua, ketika

perineum sudah meregang dan kepala sudah tampak

divulva. Jika kepala masih tinggi ibu segera dirujuk,

kecuali bidan terlatih dan terampil dalam melakukan

ekstrasi vakum.

3. Melakukan dorongan pada fundus adalah

berbahaya dan tidak akan mempercepat proses

persalinan

4. Tanda-tanda gawat janin :

DJJ dibawah 100 kali/menit atau diatas 180 kali/menit

atau DJJ tidak segera kembali normal setelah his.

Page 31: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Pelayanan KebidananKomunitas

Standar pelayanan kebidananDalam pelayanan kebidanan terdapat 4 standar pertolongan

persalinan

1. Asuhan saat persalinan

2. Persalinan yang aman

3. Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat

4. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi.

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pd kala II yglama, dan sgra melakukan episiotomy dg aman memperlancarpersalinan,diikuti dg penjahitan perineum

a. Prinsip pertolongan persalinan

b. Sterlitas/pencegahan infeksi

c. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standarpelayanan

d. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan lebihtinggi

Page 32: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

PERSIAPAN

a. Persiapan Bidan dalam memberikan asuhan

persalinan

Menilai secara tepat

Mempersiapkan ruangan

Persiapan perlengkapan dan bahan-bahan

Mempersiapkan persiapan rujukan bersama keluarga

Memberikan asuhan sayang ibu

Page 33: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

b. Persiapan rumah dan lingkungan. Ruangan atau

lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung

harus memiliki:

Tersediaruangan yang

bersih dan layak

Terdapat sumberair bersih, air panas dan air

dingin

Tersedianyapeneranganyang baik

Terdapat fasilitastelepon yang bisa diakses

Page 34: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Pada intinya untuk persiapan Rumah dan

lingkungan dapat dibedakan menjadi berikut :1

.Sit

ua

si d

an

Ko

nd

isi

a) Rumah cukup amandan hangat

b) Tersedia ruanganuntuk

proses persalinan

c)Terjaminkebersihannya

d)Tersedia saranamedia komunikasi

2.R

um

ah

a) Ruangan sebaiknyacukup luas

b) Adanya peneranganyang cukup

c) Tempat nyaman

d) Tempat tidur yang layak untuk proses

persalinan

Page 35: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

• Tensimeter

• Stetoskop

• Monoaural

• Jam yang mempunyaidetik

• Termometer

• Partus set

• Heacting

c. Persiapanalat /bidan kit

• Bahan habis pakai ( injeksi oksitosin, lidokain, kapas, kasa, detol/lisol)

• Set kegawatdaruratan

• Bengkok

• Tempat sampahbasah,kering dantajam

• Alat –alat proteksi diri

Page 36: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Baskom besar

Selimut bayi

BH menyusui

PembalutSatu kebaya

(daster)

Tempat untukcuci tangan (air

mengalir), sabun, handuk kering

Tempat/ember untuk penyediaan

air

Dua kainpanjang, satuuntuk ibu dan

satu untukditaruh diatas

alas plastik ataukaret.

Satu handuk

Dua waslap

Perlengkapanpakaian bayi

Kendil atau kwaliuntuk ari-ari

Sabun

d.Persiapan ibu dan keluarga

Page 37: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Intranatal Di Rumah

Asuhan Persalinan Kala I

Asuhan Persalinan Kala II

Asuhan Persalinan Kala III

Asuhan Persalinan Kala IV

Page 38: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Kegawatdaruratan Persalinan

a. Jangan menunda untuk melakukan rujukan

b. Mengenali maslah dan memberikan instruksi

yang tepat

c. Selama proses merujuk dan menunggu tindakan

selanjutnya lakukan pendampingan secara terus

menerus

d. Lakukan observasi Vital Sing secara ketat

e. Rujuk segera bila terjadi Fetal Distress

f. Apabila memungkinkan, minta bantuan teman

untuk mencatat riwayat kasusdengan singkat

Page 39: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Asuhan Intranatal adalah asuhan atau

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

adalah pelayanan persalinan yang aman yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu

dokter spesialis kebidanan, dokter umum

dan bidan.

Pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan adalah pelayanan persalinanyang

aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan,

dokter umum dan bidan.

Page 40: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Saran

Agar kehamilan dan persalinan

berlangsung dalam batasan normal,

hendaknya periksalah ke fasilitas kesehatan

(BPS, praktek dokter, rumah sakit, puskesmas)

yang di dalamnya terdapat tenaga kesehatan

yang terlatih seperti bidan/dokter.

Page 41: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Daftar Pustaka

O Karwati.2010.Asuhan Kebidanan V

(Kebidanan Komunitas).Jakarta:Penerbit

Trans Info Media Jakarta

Page 42: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas
Page 43: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

pertanyaan

O 1. wahyu

bgmn komunikasi dg pasien agar pasien mengerti ?

Jawab: jelaskan dengan pasien dari awal, sehingga pasiensiap mental untuk menghadapi kala 1-4.komunikasikan dengan baik agar pasien benar-benar paham dan saatmenghadapi persalinan akan didampingi oleh orang-orang yang disayang.

2. Rika

lingkungan yang aman, bersih. Bgmn jika fasilitas ygada tidak memadai ?

Jawab : jk pasien kurang mampu, minta tlg kpd kerabatterdekat untuk mempersiapkan segala sesuatu. Jalin tokohmasyarakat jika ada ibu yang akan melahirkan untukmenghubungi tenaga kesehatan

Page 44: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

Asuhan kala 1

O Mengurangi nyeri

O Memenuhi kebutuhan bulin

Page 45: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

O Perbedaan Manajemen pasif dan aktif: terletakpada pemberian oksitosin(aktif)

O Jangan masase uterus sebelum plasentakeluar -> retensio plasenta

O Sisa : tertinggalnya bagian plasenta yg bisamenyebabkan pendarahan

O Retensio : selama 30 menit tdk dapat keluar, perlengketan bisa sampai ke serosa

-> kuretase

O Ptt dilakukan saat ada kontraksi

O Pemotongan tali pusat : 1menit

O Terlalu cepat : anemia neonatus

O Terlalu lama : ikterik

Page 46: Asuhan intranatal di kebidanan komunitas

O Epis : dilakukan diantara kontraksi

O Asuhan sayang ibu : diberikan lidokain

O Partus set : klem, gunting tali pusat,

gunting episiotomi, ½ kocker, spuit,

handscoon, lidocain, kassa