Lp Hipertensi
-
Upload
feri-setyaningsih -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Lp Hipertensi
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
DISUSUN OLEH:
MAHASISWA PRAKTEK KOMUNITAS
DESA KARANGDUREN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PRODI KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2011
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIPERTENSI
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem
peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang
ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya
tekanan darah.
Hipertensi sering menjadi masalah dan sulit dikendalikan karena banyak faktor
yang mempengaruhi timbulnya hipertensi. Tidaklah cukup dengan obat-obatan
untuk menyembuhkan penyakit hipertensi. Namun melingkupi banyak hal,
seperti pola hidup, emosi, diit, dan obat. Untuk itu diperlukan asuhan
keperawatan yang komprehensif untuk menyelesaikan masalah hipertensi
kepada pasien.
2. Tujuan
Setelah melakukan asuhan keperawatan kepada pasien dengan hipertensi
diharapkan :
a. Mengetahui dan memahami lebih dalam tentang hipertensi, penyebab,
masalah dan penatalaksanaan dari hipertensi.
b. Mampu memberikan asuhan keperawatan dengan melalui tahap
pengkajian, analisa data, menentukan diagnosa keperawatan, perencanaan,
melakukan tindakan keperawatan dan evaluasi kepada pasien dengan
hipertensi.
B. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi 90 mmHg. Hipertensi
adalah gangguan sistemik yang mempengaruhi seluruh organ, hipertensi ditandai
dengan kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 kali
pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg (Syaifuddin,
2002). Menurut WHO hipertensi adalah bila tekanan darah lebih dari 150 mmHg
untuk sistolik dan diastolik lebih dari 90 mmHg.
2. Etiologi
Penyebab hipertensi sebagian besar tidak diketahui penyebabnya dengan jelas.
Kira – kira 10 % dari seluruh kasus hipertensi disebabkan karena penyakit : Ginjal,
pembuluh darah, dan kelainan hormon.
3. Faktor Predisposisi/Faktor Pencetus
Faktor resiko seseorang mendapat hipertensi :
- kegemukan / obesitas
- kurang olah raga
- stres
- minum banyak alkohol dan kopi
- merokok
- makan banyak garam dan lemak
- keturunan
4. Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan
perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainannya
terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan
karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah
tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai
perubahan-perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan
tunika interna dan hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan
hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga
terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis
koroner.
Kenaikan tekanan darah dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan curah jantung
ataupun resistensi pembuluh darah sistemik. Peningkatan curah jantung bisa
disebabkan oleh peninglatan kontraktilitas dari jantung ataupun peningkatan
frekuensi denyut jantung. Resistensi pembuluh darah sistemik dapat disebabkan
oleh penyempitan pembuluh karena penumpukan kolesterol dalam pembuluh
darah, ataupun spasme pembuluh darah. Terjadinya spasme pembuluh darah
arteriola menuju organ penting dalam tubuh dapat mengakibatkan :
a. Gangguan metabolisme jaringan.
Terjadinya metabolisme anaerobic lemak dan protein, pembakaran yang tidak
sempurna menyebabkan pe4mbentukan badan keton dan asidosis.
b. Gangguan peredaran darah.
Gangguan peredaran darah dapat menimbulkan nekrosis atau kematian
jaringan, perdarahan dan oedem jaringan. Apabila terjadi pada otak misalnya
bisa mengakibatkan otak kekurangan oksigen, ataupun iskemia otak, nekrosis,
ataupun infark yang menimbulkan gejala nyeri kepala. Ataupun apabila tekanan
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak dan
terjadi perdarahan di otak.
c. Mengecilnya aliran darah.
Mengecilnya aliran darah dalam sirkulasi menimbulkan gangguan pertukaran
nutrisi, CO2, dan O2 yang dapat menyebabkan iskemia, nekrosis, dan infark
jaringan.
Akibat hipertensi pada organ lain:
- penebalan dinding pembuluh darah
- penyakit jantung koroner, payah jantung
- gangguan fungsi ginjal / gagal ginjal
- sumbatan pembuluh darah otak / stroke
- gangguan penglihatan, perdarahan
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala hipertensi yang paling sering terjadi adalah :
- Sakit kepala, pusing, vertigo
- Mudah marah
- Telinga berdengung
- Tengkuk terasa berat
- Perubahan penglihatan, mata berkunang – kunang
- Mudah lelah
- Sukar tidur
- Perdarahan hidung
- Mual muntah
- Kesemutan pada kaki dan tangan
- Sesak nafas
- Kejang atau koma
- Nyeri dada
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
¤ Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas).
¤ BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.
¤ Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan
kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
¤ Kalsium serum
¤ Kalium serum
¤ Kolesterol dan trygliserid
¤ Px tyroid
¤ Urin analisa
b. ECG
c. Foto Thorak
7. Penatalaksanaan
a. Konservatif
- Mengurangi faktor risiko
- Pola hidup sehat
- Olah raga
- Pola makan sehat/diit
b. Farmakologi
c. Pencegahan
Upaya pencegahan hipertensi :
- kurangi berat badan
- olah raga teratur
- mengubah kebiasaan hidup : kurangi kopi/ alkohol, hindari stres,
berhenti merokok, dan berusaha hidup santai
- mengurangi makanan yang banyak garam / lemak
- kontrol teratur ke PKM atau petugas kesehatan lainnya.
8. Pathway
makan banyak garam dan lemak
- kegemukan/ besitas
- kurang olah raga
- stres- minum banyak alkohol
dan kopi- merokok
keturunan
9. Pengkajian
Data dasar pengkajian klien dengan hipertensi
a. Aktifitas/ istirahat
hiperlipidemia
Resistensi pembuluh darah
Perubahan struktur pembuluh darah
Penyempitan pembuluh darah
Hipertensi
penebalan tunika interna dan hipertropi tunika media
sklerosis koroner & anoksia
Mata: perdarahan, penglihatan kabur
Lambung ; mual, nek, sakit perut
sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Nyeri, Pusing, sakit kepala
Otak : Infark, nekrosis, iskemia, perdarahan, oedem
a. Gangguan metabolisme jaringan.
b. Gangguan peredaran darah.
c. Mengecilnya aliran darah.
Gangguan persepsi sensori; pemglihtan
Hidung: perdarahan, epitaksios
PK : Perdarahan
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda: Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung
b. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner.
Tanda: Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disarythmia.
c. Integritas Ego
Gejala: Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress.
Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang.
d. Eliminasi
Riwayat penyakit ginjal, obstruksi.
e. Makanan/ cairan
Gejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol),
mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan
diuretik.
Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.
f. Neurosensori
Gejala: Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan
penglihatan.
Tanda: Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan
retina optik.
Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.
h. Pernafasan
Gejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk
dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.
Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat
bantu pernafasan.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi, cara brejalan.
10. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri akut/kronis sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang, anoreksia
c. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan yang
dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin muncul dan
perubahan gaya hidup.
d. Gangguan sensori persepsi
e. PK : Perdarahan
11. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Nyeri Akut/Kronis
Definisi :Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik :- Laporan secara verbal atau non verbal- Fakta dari observasi- Posisi antalgic untuk menghindari nyeri- Gerakan melindungi- Tingkah laku berhati-hati- Muka topeng- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek,
sulit atau gerakan kacau, menyeringai)- Terfokus pada diri sendiri- Fokus menyempit (penurunan persepsi
waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam tonus otot
NOC : Pain Level, Pain control, Comfort level
Kriteria Hasil : Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
NIC :
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah,
merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum
Faktor yang berhubungan :Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)
dan tindakan nyeri tidak berhasil Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi Cek riwayat alergi Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :- Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal- Dilaporkan adanya intake makanan yang
NOC : Nutritional Status : food and Fluid Intake
Kriteria Hasil : Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
NIC :Nutrition Management Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat- Kelemahan otot yang digunakan untuk
menelan/mengunyah- Luka, inflamasi pada rongga mulut- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah
mengunyah makanan- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan
makanan- Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah
makanan- Miskonsepsi- Kehilangan BB dengan makanan cukup- Keengganan untuk makan- Kram pada abdomen- Tonus otot jelek- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi- Kurang berminat terhadap makanan- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh- Diare dan atau steatorrhea- Kehilangan rambut yang cukup banyak
(rontok)- Suara usus hiperaktif- Kurangnya informasi, misinformasi
Faktor-faktor yang berhubungan :Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
Tidak ada tanda tanda malnutrisi Tidak terjadi penurunan berat badan
yang berarti
dan vitamin C Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring BB pasien dalam batas normal Monitor adanya penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan Monitor interaksi anak atau orangtua selama
makan Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
kadar Ht Monitor makanan kesukaan Monitor pertumbuhan dan perkembangan Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva Monitor kalori dan intake nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
3. Kurang pengetahuan
Definisi :Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.
Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.
Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
NOC : Kowlwdge : disease process Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil : Pasien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
NIC :Teaching : disease Process1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
pasien tentang proses penyakit yang spesifik2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7. Hindari jaminan yang kosong8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi
tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
4. Gangguan persepsi sensori : (spesifik: visual, auditori, kinestetik, pengecapan, taktil, penciuman)
Definisi : Perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang diterima disertai dengan penurunan berlebih distorsi atau kerusakan respon beberapa stimulus.
Batasan karaktersitik : Konsentrasi buruk Distorsi pendengaran Perubahan respon terhadap stimulus Gelisah Melaporkan atau menunjukan perubahan
sensori akut Iritabilitas Disorientasi waktu, tempat, orang Perubahan kemampuan pemecahan
masalah Perubahan pola perilaku Perubahan pola komunikasi Halusinasi Distorsi visual
Faktor yang berhubungan : Perubahan sensori persepsi Stimulus lingkungan berlebih Stress psikologis Perubahan penerimaan sensori, transmisi,
NOC :¤ Sensory function: hearing¤ Sensory function: vision¤ Sensory function: taste dan smell
Kriteria hasil :• Klien menunjukan tanda dan gejala
persepsi dan sensori baik; penglihatan, pendengaran, makan dan minum baik
• Klien mampu mengungkapkan fungsi persepsi dan sensori dengan tepat
NIC :Neurologik monitoring:
1. Monitor tingkat neurologis klien2. Monitor fungsi neurologis klien3. Monitor respon neurologis4. Monitor reflek-reflek meningeal5. Monitor fungsi sensori dan persepsi :
penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan, rasa.
6. monitor tanda dan gejala penurunan neurologis klien
Eye Care1. Kaji fungsi penglihatan klien2. Jaga kebersihan mata3. Monitor penglihatan mata4. Monityor tanda dan gejala kelaianan
penglihatan5. monitor fungsi lapang panmdang,
penglihatan, visus klienEar Care
1. Kaji fungsi pendengaran pasien2. Jaga kebersihan telinga3. Monitor respon pendengaran klien4. monitor tanda dan gejala penurunan
pendengaran klien5. monitor fungsi pendengaran klien
Monitoring vital sign Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
dan atau integrasi. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
5. PK : Perdarahan Perawat dapat melakukan pencegahan untuk meminimalkan terjadinya perdarahan
1. Pantau tanda dan gejala perdarahan Adanya letargi Adanya kelemahan Keletihan Peningkatan pucat Dyspneu saat melakukan aktivitas Adanya perdarahan hidung, perdarahan retina.
2.Monitor kadar Hb3.Kolaborasi perlunya pemberian transfusi
DAFATAR PUSTAKA
Doengoes M. Nursing Care Plans, Guideline For Planning Patient care, second edition. FE Days Comp. Philadelphia 1987
Lukman Sorensen, Medical Surgical Nursing, 3 th edition, Philadelphia,. WB Sounder Co, 1987.
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, UI Press, Jakarta, 1991.
Guyton, Arthur C, Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, EGC Penerbit buku kedokteran, Jakarta, 1987.
Johnson., Mass. 1997. Nursing Outcomes Classification, Availabel on: www.Minurse.com, 14 Mei 2004
McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC). Mosby, St. Louise.
NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002), Philadelphia.