Lp hipertensi

8

Click here to load reader

description

Transcript of Lp hipertensi

Page 1: Lp hipertensi

HIPERTENSI

A. DEFINISI

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah

sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada

populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg, dan

tekanan diastolic 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,

stroke, & gagal ginjal.

Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan, dan rangsangan

kopi yang berlebihan, tembakau, obat-obatan yang merangsang dapat berperan

disini, tapi penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan. Tingginya tekanan

darah yang lama tentu saja akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, yang

paling jelas pada mata, jantung, ginjal, dan otak. Maka konsekuensi pada hipertensi

yang lama tidak terkontrol adalah gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal

ginjal, & stroke. Selain itu jantung membesar karena dipaksa meningkatkan beban

kerja saat memompa melawan tingginya tekanan darah. Hipertrofi ini dapat

diperiksa dengan EKG atau rontgen thorak. Peningkatan tahanan perifer yang

dikontrol pada tingkat arteriola adalah dasar penyebab tingginya tekanan darah.

Penyebab tingginya tahanan tersebut belum banyak diketahui. Tetapi obat-obatan

ditujukan untuk menurunkan tahanan perifer untuk menurunkan tekanan darah &

mengurangi stress pada system vaskuler.

B. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras

saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna

medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat

vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui

system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion

melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan

konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembulih darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu

Askep HipertensiDi Ruang D RS Dr. Soeradji

Christin PSIK B’03

Page 2: Lp hipertensi

dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui

dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah

sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid

lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.

Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, meyebabkan

pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan

retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume

intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

C. Etiologi

Berdasarkan Penyebabnya Hipertensi dibagi dalam 2 Golongan yaitu :

1. Hipertensi primer / essensial

Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya

berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.

2. Hipertensi sekunder

Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti

gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.

D. Faktor Pencetus terjadinya Hipertensi

1. Obesitas / kegemukan

2. Kebiasaan merokok

3. Minuman beralkohol

4. Penyakit kencing manis dan jantung

5. Wanita yang tidak menstruasi

6. Stress

7. Kurang olah raga

8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol

Askep HipertensiDi Ruang D RS Dr. Soeradji

Christin PSIK B’03

Page 3: Lp hipertensi

E. Tanda dan gejala:

Sakit kepala dan pusing

Nyeri kepala berputar

Rasa berat di tengkuk

Marah/emosi tidak stabil

Mata berkunang – kunang

Telinga berdengung

Sukar tidur

Kesemutan

Kesulitan bicara

Rasa mual / muntah

F. Klasifikasi

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)Optimal < 120 dan < 80Normal < 130 dan < 85Normal tinggi 130 – 139 atau 85 – 89Hipertensi derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99 derajat 2 160 – 179 atau 100 – 109 derajat 3 180 110

Keterangan: Klasifikasi hipertensi bagi yang berumur 18 th keatas.

Hipertensi sistolik terisolasi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 140 mmHg atau

lebih dan tekanan diastoliknya di bawah 90 mmHg.

Tekanan darah pertama kali (mmHg) Observsi yang dianjurkanSistolik Diastolik< 130 < 85 Pemeriksaan ulang dalam 2 th130 – 139 85 – 89 Pemeriksaan ulang dalam 1 th140 – 159 90 – 99 Dipastikan dalam 2 th160 – 179 100 – 109 Evaluasi dalam 1 th180 110 Evaluasi segera/dalam 1 minggu, tergantung situasi klinis.

Keterangan: Rekomendasi untuk observasi lebih lanjut setelah pengukuran tekanan darah pertama kali.

G. MANIFESTASI KLINIS

Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan

darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti:

perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada

Askep HipertensiDi Ruang D RS Dr. Soeradji

Christin PSIK B’03

Page 4: Lp hipertensi

kasus berat edema pupil dapat terjadi (edema pada diskus optikus). Gejala pada

orang hipertensi biasanya menunjukkan gejala vaskuler, dengan manifestasi yang

khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh system organ yang

bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang sering

menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon peningkatan

beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang

meningkat. Apabila jantung tidak lagi mampu menahan peningkatan beban kerja,

maka dapat terjadi gagal jantung kiri.

Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi seperti nokturia

(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea

darah (BUN) dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat

mengakibatkan stroke atau serangan iskemik transien yang termanifestasi sebagai

paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegi) atau gangguan tajam pengluhatan.

Faktor risiko utama Kerusakan organ targetMerokokDislipidemiaDMUmur diatas 60 th

Jenis kelamin (pria & wanita pasca menopause)Riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.Wanita < 65 th atau pria < 55 th.

Penyakit jantung:*Hipertrofi ventrikel kiri*Angina/riwayat AMI*Riwayat revaskularisasi koroner.*Gagal jantungStroke & serangan iskemik selintas

Nefropati

Penyakit arteri perifer, retinopati.Keterangan: Faktor risiko kardiovaskuler dan kerusakan organ target pada pasien hipertensi.

H. PENATALAKSANAAN

Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya

morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan

darah dibawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat

hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualtas hidup sehubungan dengan

terapi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis

termasuk: penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium, tembakau, latihan

dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi

antihipertensi. Apabila penderita ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok)

Askep HipertensiDi Ruang D RS Dr. Soeradji

Christin PSIK B’03

Page 5: Lp hipertensi

atau bila tekanan darah diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmHg dan

sistoliknya di atas 130 – 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan.

Derajat hipertensi (mmHg).

Kelompok resiko A (Tak ada factor resiko, tak ada kerusakan organ target).

Kelompok risiko B (Minimal 1 faktor risiko, tak termasuk diabetes, tak ada kerusakan organ target).

Kelompok Risiko C (Kerusakan organ target dan atau diabetes, dengan atau tanpe factor risiko lain).

Normal tinggi(130–139/85–89)Derajat 1(140-159/90-99)

Derajat 2&3(160/ 100)

Perubahan gaya hidupPerubahan gaya hidup (sampai 12 bulan)Terapi obat

Perubahan gaya hidupPerubahan gaya hidup (sampai 6 bulan).Terapi obat

Terapi obat

Terapi obat

Terapi obat

Keterangan: Stratifikasi risiko dan pengobatan hipertensi.

Askep HipertensiDi Ruang D RS Dr. Soeradji

Christin PSIK B’03