LP - DM
-
Upload
ayu-niken-savitri -
Category
Documents
-
view
20 -
download
5
description
Transcript of LP - DM
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit menahun yang ditandai
dengan kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Apabila dibiarkan tidak
terkendali, penyakit ini akan menimbulkan berbagai penyulit yang dapat berakibat
fatal seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, dan nekrosis jaringan sehingga
harus diamputasi.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Department of Medicine and
Therapeutics, The Chinese University of Hong Kong, Prince of Wales Hospital,
Shatin, Hong Kong pada tahun 2000 menyebutkan bahwa untuk daerah Asia
Pasifik terdapat lebih dari 30 juta orang menderita DM. Bahkan World Health
Organization (WHO) memprediksi bahwa jumlah penderita DM akan meningkat
secara dramatis pada tahun 2025.
Sedangkan untuk Indonesia, dari berbagai penelitian epidemiologis,
diketahui bahwa angka prevalensi DM mencapai 4,6% dari 125 juta jiwa
penduduk Indonesia yang berusia >20 tahun pada tahun 2000. Jumlah penderita
diperkirakan akan terus meningkat, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang
terus bertambah, sehingga diperkirakan pada tahun 2020 nanti jumlah penderita
DM akan mencapai 8,2 juta jiwa.
2
Mengingat bahwa DM adalah penyakit menahun yang akan diderita
seumur hidup, maka dalam pengelolaannya dibutuhkan peran serta tidak hanya
dari dokter, perawat, dan ahli gizi, namun lebih penting lagi partisipasi aktif dari
pihak pasien dan keluarganya. Edukasi kepada pasien dan keluarganya akan
sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam usaha memperbaiki
hasil pengelolaan DM.
3
BAB II
RENCANA PENANGGULANGAN MASALAH
Perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena fungsi ini
akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan kesehatan
adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang
berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yag paling pokok, dan menyusun langkah-
langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Penyakit Diabetes Mellitus adalah salah satu masalah kesehatan di
Puskesmas Wanasari telah dipilih menjadi prioritas masalah dalam kegiatan kali
ini. Penyuluhan tentang penyakit Diabetes Mellitus akan dilakukan sebagai
rencana penanggulangan masalah ini.
2.1 Tujuan Penanggulangan Masalah
2.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus.
2.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus untuk kegiatan penyuluhan ini adalah seperti berikut:
Masyarakat diharapkan dapat mengetahui definisi serta penyebab Diabetes
Mellitus (DM)
Masyarakat mengetahui tentang faktor risiko penyakit DM
4
Masyarakat diharapkan dapat mengetahui tentang gejala penyakit DM
Masyarakat mengetahui cara-cara pencegahan dan penularan penyakit DM
Masyarakat mengetahui mengenai pengobatan penyakit DM
2.2 Analisis Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan adalah mayarakat di wilayah kerja Puskesmas Wanasari
terutama pasien penderita DM dan keluarga pasien.
2.3 Metode Penyuluhan
Terdapat beberapa metode penyuluhan yang dapat digunakan. Metode
penyuluhan yang digunakan adalah berupa:
(1) Presentasi materi dengan ceramah interaktif
(2) Diskusi dan tanya jawab
Penyuluhan ini disampaikan langsung oleh dokter internsip Puskesmas
Wanasari. Untuk mempermudah penyampaian informasi, maka digunakan alat
bantu presentasi berupa slide power point dengan menggunakan proyektor.
2.4 Materi Penyuluhan
2.4.1 Definisi Dan Etiologi Diabetes Mellitus
Istilah Diabetes Melitus menggambarkan suatu kelainan metabolik dengan
pelbagai etiologi yang ditandai dengan hiperglikemia kronis dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh gangguan
sekresi insulin, fungsi insulin, ataupun kedua-duanya.
5
Penyebab diabetes biasanya primer tetapi bisa juga sekunder yang
disebabkan oleh penyakit lain seperti gangguan pada pankreas (pankreatektomi
total, pankreatitis kronis, haemokromatosis), gangguan endokrin (akromegali,
Cushing’s syndrome) dan juga drug induced (diuretik thiazid dan kortikosteroid).
Diabetes melitus mengakibatkan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan
kegagalan pelbagai organ.
2.4.2 Epidemiologi Diabetes Mellitus
Untuk Indonesia, dari berbagai penelitian epidemiologis, diketahui bahwa
angka prevalensi DM mencapai 4,6% dari 125 juta jiwa penduduk Indonesia yang
berusia >20 tahun pada tahun 2000. Jumlah penderita diperkirakan akan terus
meningkat, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah,
sehingga diperkirakan pada tahun 2020 nanti jumlah penderita DM akan mencapai
8,2 juta jiwa.
Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh
bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun
di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan,
DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.
2.4.3 Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Usia > 45tahun
Kegemukan (BB > 110% BB idaman atau IMT > 23 kg/m2)
BB Idaman (BBI) = (TB – 100) – 10%
IMT = BB (kg) / TB2 (m2)
6
Hipertensi (TD > 140/90 mmHg)
Riwayat DM dalam garis keturunan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB lahir bayi >
4000g
Riwayat DM pada kehamilan (DM gestational)
Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah
Puasa Terganggu (GDPT)
Penderita Penyakit Jantung Koroner, TBC, hipertiroidisme
Kolesterol HDL < 35mg/dl dan/atau trigliserida ≥ 250 mg/dl,
kolesterol total ≥ 200 mg/dl
2.4.4 Gejala Penyakit Diabetes Mellitus
Gejala umum dari Diabetes Melitus adalah rasa haus berlebihan, poliuria,
penglihatan yang kabur, dan peningkatan nafsu makan.
Keluhan khas DM:
1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Polifagia
4. BB menurun dengan cepat
Keluhan tidak khas DM:
1. Kesemutan
2. Gatal di daerah genital
3. Keputihan
4. Infeksi sulit sembuh
5. Bisul yang hilang timbul
7
6. Penglihatan kabur
7. Cepat lelah
8. Mudah mengantuk
2.4.5 Diagnosis Diabetes Mellitus
Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah dan
tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar adanya glukosuria saja. Diagnosis klinis
DM dipikirkan bila terdapat keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus:
1) Glukosa darah sewaktu ≥11,1 mmol/l (≥200 mg/dl), atau,
2) Glukosa darah puasa ≥ 7 mmol/l (≥126 mg/dl), atau,
3) Glukosa darah 2 jam post prandial ≥ 11,1 mmol/l (≥ 200 mg/dl) setelah
beban glukosa 75 gram pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO).
2.4.6 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus mencakup (1) edukasi, (2) perencanaan
makanan, (3) pengaturan aktifitas fisik, serta (4) intervensi farmakologik.
2.4.6.1 Edukasi
Meliputi pemahaman tentang:
Penyakit DM
Makna dan perlunya pengandalian dan pemantauan DM
Penyulit DM
Intervensi Farmakologis dan non-farmakologis
8
Hipoglikemia
Masalah khusus yang dihadapi
Cara mengembangkan sistem pendukung dan mengajarkan keterampilan
Cara menggunakan fasilitas perawatan kesehatan
2.4.6.2 Perencanaan Makanan
Perencanaan makanan harus disesuaikan dengan kebiasaan masing-masing
individu. Yang berpengaruh terhadap respons glikemik makanan adalah cara
memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk serta komposisi makanan
(karbohidrat, lemak, protein).Standar yang diajukan adalah makanan dengan
komposisi:
Karbohidrat 60 – 70%
Protein 10 – 15%
Lemak 20 – 25%
Jumlah kolesterol yang disarankan < 300mg/hari dengan lemak yang
berasal dari sumber asamlemak tidak jenuh (MUFA), dan membatasi PUFA dan
asam lemak jenuh.
2.4.6.3 Pengaturan Aktivitas Fisik
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan teratur (3-4 x seminggu selama
kurang lebih 30 menit). Latihan jasmani dapat menurunkan berat badan,
memperbaiki sensitivitas terhadap insulin, sehingga dapat mengendalikan kadar
gula darah. Contoh latihan yang dapat dilakukan antara lain: bersepeda santai,
jogging, berenang. Prinsip: Continues-Rythmical-Interval-Progressive-Endurance
9
2.4.6.4 Intervensi Farmakologis
Intervensi farmakologik diberikan apabila sasaran kadar gula darah belum
tercapai dengan pengaturan makan dan latihan.
2.4.7.4.1 Obat Hipoglikemia Oral(OHO)
Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi 3 golongan:
Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea, glinid
Penambah sensitivitas terhadap nsulin: metformin, tiazolidindion
Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa
2.4.7.4.2 Insulin
Insulin dibutuhkan untuk terapi semua pasien IDDM dan banyak pasien
NIDDM. Pada pasien NIDDM, insulin diperlukan dalam keadaan:
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis Diabetik
Hiperglikemia Hiperosmolar non-Ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal
Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
Kehamilan dengan DM/diabetes mellitus gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makanan
Gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat
Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
10
2.4.8 Komplikasi Diabetes Mellitus
Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi ketoasidosis atau non-ketotic
hyperosmolar state yang menyebabkan stupor, koma, dan juga kematian jika tidak
ditangani dengan benar.
Efek jangka panjang dari diabetes termasuk perkembangan komplikasi
yang progresif seperti retinopati dengan kemugkinan terjadinya kebutaan,
nefropati yang bisa menyebabkan gagal ginjal dan atau neuropati dengan resiko
ulkus diabetikum, amputasi, dan disfungsi otonom seperti disfungsi seksual.
Penderita diabetes mellitus mempunyai resiko yang tinggi untuk penyakit-
penyakit kardiovaskular, vaskular perifer, dan serebrovaskular.
11
BAB III
PELAKSANAAN PENYULUHAN
3.1 Nama Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan “Kencing Manis? Siapa Takut!”
3.2 Penetapan Waktu dan Tempat
Kegiatan penyuluhan ini telah dilakukan pada:
Hari/tanggal : Senin, 27 Oktober 2013
Waktu : 07.30 s.d 08.00 WIB
Tempat : Aula Pukesmas Wanasari Cibitung
Penyuluhan ini dilaksanakan di Puskesmas Wanasari Cibitung dengan
pertimbangan supaya penyampaian penyuluhan dapat tercapai ke kelompok ssaran
yaitu penderita DM dan keluarga penderita beserta masyarakat pada umumnya.
3.3 Susunan Acara
Susunan acara untuk kegiatan Penyuluhan “ TUNTAS” adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Susunan Acara Penyuluhan “TUNTAS”
No Waktu/Durasi Acara
107.00 – 07.25
(25’)
Persiapan tempat
Persiapan logistik (alat dan bahan penyuluhan)
2 07.30 – 07.35 (5’) Pembukaan acara penyuluhan
307.35 – 07.55
(10’)
Pemberian materi penyuluhan
Diskusi interaktif (tanya jawab)
6 07.55 – 08.00 Membereskan logistik dan tempat
12
(40’)
3.4 Alat dan Bahan Penyuluhan
3.4.1 Alat Bantu
LCD Proyektor : 1 buah
Laptop : 1 buah
Layar : 1 buah
Sound system : 1 set
Kabel gulung : 1 buah
Meja : 2 buah
3.4.2 Bahan Penyuluhan
Slideshow
Daftar hadir : 2 lembar
13
BAB IV
EVALUASI KEBERHASILAN
4.1 Evaluasi Program Kesehatan
Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen karena
dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap program atau
pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui
sejauh mana tujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau
belum.Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau kegiatan.
Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal,
yakni :
a) Evaluasi proses terhadap pelaksanaan program, menyangkut penggunaan
sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas lain.
b) Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program
tersebut berhasil, sejauh mana program-program yang telah ditetapkan
tercapai.
c) Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program
ini mempunyai dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.
4.2 Evaluasi Keberhasilan
Berdasarkan rencana penyuluhan yang telah disusun, maka valuasi
keberhasilan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
4.2.1 Input
14
1. Semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan tersedia dan dapat berfungsi dengan baik.
2. Tersedianya tempat yaitu aula Puskesmas Wanasari Cibitung sebagai
tempat pelaksanaan penyuluhan.
3. Semua bahan dan alat yang akan digunakan dalam kegiatan telah
tersedia dan siap dipakai saat pelaksanaan kegiatan.
4.2.2 Proses
1. Terlaksananya acara sesuai dengan jadwal acara yang telah disusun.
2. Jumlah peserta yang hadir mengikuti penyuluhan sebanyak 30 orang.
3. Demografis peserta yang datang sangat bervariasi dan pelaksanaan
penyuluhan berlangsung seiring pasien mendaftar pelayanan, hal ini
membuat fokus peserta penyuluhan mudah terbagi.
4. Respon yang positif dari peserta terhadap penyuluhan, dilihat dari
berjalannya diskusi dengan lancar saat sesi acara tanya jawab, terlihat
dari munculnya pertanyaan-pertanyaan mengenai isi materi selama
penyuluhan berlangsung.
4.2.3 Output
1. Peserta penyuluhan yang hadir mengikuti penyuluhan sampai acara
selesai.
2. Bertambahnya pengetahuan peserta penyuluhan mengenai penyakit
Diabetes Mellitus, terlihat melalui pertanyaan-pertanyaan peserta yang
terjawab pada akhir sesi penyuluhan.
15
4.3 Evaluasi Terhadap Dampak
Karena kegiatan penyuluhan ini tidak meliputi pengamatan jangka panjang
atas dampak penyuluhan terhadap sasaran, maka evaluasi terhadap dampak tidak
dapat dilakukan.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai Diabetes Mellitus, tujuan
penyuluhan telah tercapai sesuai dengan evaluasi input, proses, dan output.
Diharapkan penyuluhan ini dapat bermanfaat bagi pasien dalam jangka panjang.
5.2 Saran
Persiapan seterusnya dilakukan sebaik mungkin untuk meminimalisir
kejadian tidak terduga sepanjang kegiatan penyuluhan dan memastikan materi
penyuluhan dapat diterima dengan baik oleh peserta.
Peserta diharapkan dapat berbagi informasi mengenai penyakit Diabetes
Mellitus dengan masyarakat sekitarnya, menerapkan informasi yang didapatkan,
dan diharapkan usaha penatalaksanaan penyakit kronis Diabetes Mellitus dapat
juga dicontoh dan diterapkan di wilayah-wilayah lain pada umumnya dan di
Kelurahan Wanasari pada khususnya.
LAMPIRAN
17
Kumpulan pertanyaan dari peserta penyuluhan:
1) Anak saya sudah pernah diimunisasi campak, mengapa anak saya masih
bisa terkena penyakit campak?
2) Apakah betul dalam vaksin terdapat kandungan yang berasal dari babi?
Vaksin apa saja?
3) Apakah boleh anak saya divaksin di rumah sakit atau di dokter anak dan
tidak mengikuti program vaksin dari puskesmas?
4) Imunisasi apa saja yang perlu diulang atau diberi booster dan kapan saja
pemberiannya?
5) Apakah efek samping demam setelah imunisasi berbahaya untuk anak?