LP DM+GASTRITIS

23
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS A. Konsep Dasar 1. Defenisi Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan Suddarth, 2002). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). 2. Klasifikasi Diabetes Mellitus Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut : 1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM) 2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM) 3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya 4. Diabetes mellitus gestasional (GDM) 3. Etiologi Diabetes Mellitus DM tipe I: Faktor genetik : Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA. Profesi Ners Stikmar 2015 DEPARTEMEN KEPERAWATAN GADAR

description

fathir algibran

Transcript of LP DM+GASTRITIS

LAPORAN PENDAHULUANDIABETES MELLITUS

A. Konsep Dasar1. Defenisi Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan Suddarth, 2002).Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

2. Klasifikasi Diabetes MellitusKlasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)3. Etiologi Diabetes MellitusDM tipe I: Faktor genetik : Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA. Faktor-faktor imunologi : Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen. Faktor lingkungan : Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.DM Tipe IIMekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

Faktor-faktor resiko : Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun Obesitas Riwayat keluarga4. Patofisiologi/Pathways

5. Tanda dan Gejala Diabetes MellitusKeluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.Menurut Supartondo, gejala-gejala DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah:1. Katarak2. Glaukoma3. Retinopati4. Gatal seluruh badan5. Pruritus Vulvae6. Infeksi bakteri kulit7. Infeksi jamur di kulit8. Dermatopati9. Neuropati perifer10. Neuropati viseral11. Amiotropi12. Ulkus Neurotropik13. Penyakit ginjal14. Penyakit pembuluh darah perifer dan pembuluh darah otak15. Hipertensi 16. Penyakit Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.

6. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus1. Glukosa darah sewaktu2. Kadar glukosa darah puasa3. Tes toleransi glukosaKadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl7. Penatalaksanaan Diabetes MellitusTujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :1. Diet2. Latihan3. Pemantauan4. Terapi (jika diperlukan)5. Pendidikan

B. Konsep keperawatan Riwayat kesehatan keluarga : Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien? Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan SebelumnyaBerapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya. Aktivitas/ Istirahat :Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun. SirkulasiAdakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah Integritas EgoStress, ansietas EliminasiPerubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare Makanan / CairanAnoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan BB, haus, penggunaan diuretik. NeurosensoriPusing, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia, g3 penglihatan. Nyeri / KenyamananAbdomen tegang, nyeri (sedang / berat) PernapasanBatuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak) Keamanan Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

Masalah Keperawatan pada Diabetes Mellitus1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan2. Kekurangan volume cairan3. Gangguan integritas kulit4. Resiko terjadi injuryIntervensi Keperawatan Diabetes Mellitus1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhiKriteria Hasil : Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanyaIntervensi : Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi. Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral. Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi. Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala. Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah. Kolaborasi pemberian pengobatan insulin. Kolaborasi dengan ahli diet.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotikTujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhiKriteria Hasil :Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.Intervensi : Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa Pantau masukan dan pengeluaran Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung. Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer)Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkanpenyembuhan.Kriteria Hasil :Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksiIntervensi : Kaji luka, adanyaepitelisasi, perubahan warna, edema,discharge, frekuensi ganti balut. Kaji tanda vital Kaji adanya nyeri Lakukan perawatan luka Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatanTujuan : pasien tidak mengalami injuryKriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injuryIntervensi : Hindarkan lantai yang licin. Gunakan bed yang rendah. Orientasikan klien dengan ruangan. Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

LAPORAN ANALISIS KASUS

1. IdentitasKlienNama: Ny. A Pekerjaan: IRTUmur: 56 tahunNo. RM: 122363Alamat: Tinambung Tgl. Masuk: 19 Mei 2015J.Kelamin: Perempuan Tgl. Pengkajian: 19 Mei 2015

2. TindakanPra HospitalCPRNPTOksigenSuctionInfusBebatTekanNGTBidaiETTPenjahitanOPTObat-obatan

3. Triagea. Keluhan utama : muntah b. Riwayat keluhan utama : klien mual dan muntah secara terus menerus disertai nyeri perut sebelah kanan. BAB klien berwarna hitam dan keras sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS. Klien ada riwayat Diabetes. Nampak luka / ganggren di kaki kiri klien sejak satu bulan yang lalu sebelum masuk RS.

c. TTV : Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi : 88 x/menit Suhu : 36, 6oC Pernafasan : 24 x/menit

d. Beratbadan: 70 kg Tinggi badan : 145 cm 4. Pengkajian Primer: Airway : paten, pernafasan cuping hidung

Breathing : nafas simetris kiri dan kanan, saat pengkajian 02 tidak terpasang lagi namun klien dalam posisi semifowler, frekuensi nafas 80x/menit

Circulation : baik, akral hangat

Disintegrity: komposmentis, GCS 15 E4M5V6

5. PengkajianSekunder : (Pengkajian riwayat keperawatan dan head to toe) Kepala : bentuk mesocephal, rambut tidak mudah dicabut, tidak benjolan

Mata: simetris kiri kanan, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterus, tidak ada udema pada palpebra

Hidung : simetris kiri kanan, septum (+), tidak ada sekret ataupun polip

Mulut: mukosa bibir kering , nampak pucat, tidak ada sariawan

Telinga : simetris kiri dan kanan, kanal auditoris bersih

Leher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening ataupun kelenjar tiroid

Ekstremitas atas : simetris kiri dan kanan, tidak ada fraktur, kulit kering

Dada : nampak benjolan pada mammae kanan klien, keras dan teraba hangat

Abdomen : nyeri tekan pada abdomen, acites (-), peristaltik normal

Ekstremitas Bawah : nampak luka diabetik dengan ganggren pada kaki kiri klien dibalut dengan kain has. Kaki kanan sudah pernah dioperasi debridemen.

6. Pemeriksaan Penunjang: Hasil pemeriksaan darah rutin

PemeriksaanHasilNilai normal

WBC28.78 uL4.00 10.00

RBC2.50 uL4.00 6.00

HGB5.7 g/dL12.0 16.0

HCT18.3 %37.0 48.0

MCV73.2 Fl80.0 97.0

MCH22.8 Pg26.5 33.5

MCHC31.1 g/dL31.5 35.0

PLT767 uL150 400

RDW-SD50.6 Fl37.0 54.0

RDW-CV20.6 %10.0 15.0

PDW9.7 Fl10.0 18.0

MPV9.6 Fl6.50 11.0

P-LCR21.4 %13.0 43.0

PLT0.14 %0.15 0.50

Neutrofil23.75 uL52.0 75.0

Lymposit2.71 uL20.0 40.0

Monosit1.86 uL2.00 8.00

Eosinofil0.40 uL1.00 3.00

Basofil0.06 uL0.50 1.50

GDS614 g/dL< 125

7. Terapi Medikasi :- Injeksi ceftriaxone 1 gr/12jam/ IV- Injeksi metronidazole 0,5 mg / 8 jam /IV- Novarid 8 IU

8. Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer) / adanya luka ganggren

9. Tindakan KeperawatanNDx 1 : Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan denganpenurunan masukan oral, anoreksia dan mual.Faktor resiko : Klien malas makan Porsi makan tidak dihabiskan Mukosa bibir kering Klien nampak pucat HGB : 5,7 g/dL

Tindakan keperawatan : Mengauskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna. Hasil : tidak ada bising usus, nyeri tekan abdomen, mual jika makan Memberikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.Hasil : terpasang RL 20 tetes/ menit Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.Hasil : tidak ada hipoglikemia, kesadaran composmentis, kulit lembab, nadi 88x/menit, klien nampak cemas Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.Hasil : GDS : 614 gr/dL Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.Hasil : novarid 8 IU

NDx 2 : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer) / adanya luka ganggrenDS : klien mengatakan luka pada kaki kirinya sejak 1 bulan yang laluDO : Nampak luka ganggren pada kaki kiri Luka merah dan berbau

Tindakan keperawatan : Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema,discharge, frekuensi ganti balut.Hasil : luka masih basah, warna merah. Selesai ganti verban Kaji tanda tanda vitalHasil : TD : 120/ 80 mmHg, N : 80x/i, P : 24x /i, S : 36 0C Lakukan perawatan lukaHasil : selesai rawat luka dan ganti verban Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.Hasil : selesai injeksi insulin 8 IU Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasiHasil : Inj.ceftriaxone 1 gr/12 jam/ IV Inj. metronidazole 0,5 mg / 8 jam /IV

10. Evaluasi Diri :

NDx 1 S : Klien mengatakan masih malas makan O : Klien nampak lemah Porsi makan tidak dihabiskan Mukosa bibir kering A : masalah belum terjadi / sulit dinilaiP : lanjutkan intervensi

NDx 2S : Klien mengatakan lukanya sudah dirawat dan diganti verbannyaO : Luka nampak merah dan basah Luka nampak diverbanA : masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensi

LAPORAN ANALISIS KASUSGASTRITIS AKUT

1. Identitas KlienNama: Tn. MPekerjaan: MahasiswaUmur: 25 ThnNo. RM: 122472Alamat: PamboangTgl. Masuk: 21 Mei 2014J.Kelamin: laki-lakiTgl. Pengkajian: 21 Mei 2014

2. Tindakan Pra Hospital : tidak adaCPRNPTOksigenSuctionInfusBebat TekanNGTBidaiETTPenjahitanOPTObat-obatan

3. Triaged. Keluhan utama : nyeri ulu hatie. Riwayat keluhan utama : pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sakit perut dialami sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, muntah lebih dari 3 kali, nafsu makan menurun, serta pasien merasa lemas dan terasa pusing.

f. Lama keluhan : keluhan dirasakan sejak kurang lebih 3 hari yang lalug. Akibat timbulnya keluhan : makan makanan pedis dan berminyakh. Faktor yang memperberat : pola makan yang tidak teratur i. Upaya yang mengatasi : minum obat

j. TTV : Tekanan darah: 110 /90 mmHg Nadi: 67 x/menit Suhu: 36,3 oC Pernafasan: 22 x/menit d. Berat badan: 57 kg

4. Pengkajian Primer: Airway: saluran nafas paten, tidak ada secret atau darahBreathing: pola nafas baik, frekuensi pernafasan 26 x/m, bunyi 1 dan 2 jelas, bunyi tambahan murmur (-), bunyi ronkhi (-), wheezing (-), S: 37,8CCirculation: TD: 110/90 mmHg, N: 67 x/m, P: 22 x/m, S: 36,3C, CRT: