LP DM Ners

33
1 LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS A. Pengertian Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner & Sudarth, 2002). Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik dan penyakit vaskular mikroangiopati dan neuropati (Price & Wilson, 2006). Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskular dan neurologis (Riyadi & Sukarmin, 2008). Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang dikarakteristikkan oleh hiperglikemi, dan diakibatkan dari kerusakan produksi insulin, sekresi, atau penggunaannya (Pradana, 2012). 1. Diabetes melitus pada usia lanjut Usia lanjut merupakan masa usia di mana terjadi perubahan- perubahan yang menyebabkan terjadinya kemunduran fungsional pada tubuh. Salah satunya adalah terjadinya penurunan produksi dan pengeluaran hormon yang diatur oleh enzim-enzim yang juga mengalami penurunan pada usia lanjut. Salah satu hormon yang menurun sekresinya pada usia lanjut adalah insulin. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya diabetes mellitus pada usia lanjut. Namun demikian, beberapa faktor resiko seperti resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan terjadinya perubahan vaskular, kegemukan akibat kurangnya aktivitas fisik yang tidak diimbangi dengan asupan makanan yang adekuat, sering mengkonsumsi obat-obatan, faktor genetik, dan keberadaan penyakit

description

ners

Transcript of LP DM Ners

Page 1: LP DM Ners

1

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS

A. Pengertian

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

(Brunner & Sudarth, 2002).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis

dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya

toleransi karbohidrat. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka

diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial,

aterosklerotik dan penyakit vaskular mikroangiopati dan neuropati (Price &

Wilson, 2006).

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang

melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan

berkembangnya komplikasi makrovaskular dan neurologis (Riyadi &

Sukarmin, 2008).

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang dikarakteristikkan

oleh hiperglikemi, dan diakibatkan dari kerusakan produksi insulin, sekresi,

atau penggunaannya (Pradana, 2012).

1. Diabetes melitus pada usia lanjut

Usia lanjut merupakan masa usia di mana terjadi perubahan-

perubahan yang menyebabkan terjadinya kemunduran fungsional pada

tubuh. Salah satunya adalah terjadinya penurunan produksi dan

pengeluaran hormon yang diatur oleh enzim-enzim yang juga mengalami

penurunan pada usia lanjut.

Salah satu hormon yang menurun sekresinya pada usia lanjut adalah

insulin. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya diabetes

mellitus pada usia lanjut. Namun demikian, beberapa faktor resiko

seperti resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan terjadinya

perubahan vaskular, kegemukan akibat kurangnya aktivitas fisik yang

tidak diimbangi dengan asupan makanan yang adekuat, sering

mengkonsumsi obat-obatan, faktor genetik, dan keberadaan penyakit

Page 2: LP DM Ners

2

lain yang memperberat diabetes mellitus, juga memegang peran penting.

Diabetes melitus yang terdapat pada usia lanjut mempunyai

gambaran klinis yang bervariasi luas, dari tanpa gejala sampai dengan

komplikasi nyata dan kadang-kadang menyerupai penyakit atau

perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut. Keluhan umum pasien

DM seperti poliuria, polidipsia dan polifagia, pada DM usia lanjut tidak

ada. Umumnya pasien datang dengan keluhan akibat komplikasi

degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Hal ini kemungkinan

disebabkan karena pada usia lanjut, respon tubuh terhadap berbagai

perubahan/gejala penyakit mengalami penurunan.

Biasanya yang menyebabkan pasien usia lanjut datang berobat

adalah karena gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan

pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada

tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan biasa (Hewindrio, 2013).

B. Etiologi

1. Pada Diabetes tipe I

Ditandai dengan adanya kerusakan sel-sel beta pankreas, yang mungkin 

disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik, imunologi dan mungkin

lingkungan .

a. Faktor genetic

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi

mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah

terjadinya diabetes tipe I.

b. Faktor imunologi

Terdapat respon autoimun. Respons ini merupakan respons abnormal

dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara

bereaksi terhadap jaringan tersebut seolah-olah sebagai jaringan asing.

c. Faktor-faktor lingkungan

Penelitian  sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor

external yang  dapat  memicu destruksi sel beta. Sebagai contoh virus

atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan

destruksi sel beta.

Page 3: LP DM Ners

3

2. Pada Diabetes tipe II

Penyebab resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes

tipe ini sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang banyak berperan

antara lain:

a. Kelainan genetic

Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap

diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes akan ikut

diinformasikan pada gen berikutnya terkait dengan penurunan

produksi insulin.

b. Usia

Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara

dramatis dan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang

akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk

memproduksi insulin dan resistensi insulin cenderung meningkat

pada usia diatas 65 tahun

c. Gaya hidup stress

Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang

cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini

berpengaruh besar terhadap kerja pankreas. Stress juga akan

meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan

sumber energi yang berakibat pada kenaikkan kerja pankreas. Beban

yang tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada

penurunan insulin.

d. Pola makan yang salah

Kurang gizi atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko

terkena diabetes. Malnutrisi dapat merusak pankreas sedangkan

obesitas meningkatkan gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola

makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat juga akan

berperan pada ketidakseimbangan  kerja pankreas.

e. Obesitas

Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertrofi

yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin.

Page 4: LP DM Ners

4

Hipertrofi pankreas pada penderita obesitas disebabkan karena

peningkatan beban metabolisme glukosa untuk mencukupi energi sel

yang terlalu banyak.

3. Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi menurut ADA (American Diabetes Association) yang dikutip

oleh Price & Wilson (2006) dan yang telah disahkan oleh WHO, yaitu :

a. Diabetes Melitus Tipe 1 (juvenile onset dan tipe denpenden insulin) 5-

10% kejadian.

1) Akibat disfungsi autoimun dengan kerusakan sel-sel beta.

2) Idiopatik, tidak diketahui sumbernya.

Subtipe ini sering timbul pada etnik keturunan Afrika-Amerika,

Asia. Awitan terjadi pada segala usia, tetapi biasanya muda < 30

tahun. Biasanya bertubuh kurus pada saat didiagnosis dengan

penurunan BB yang baru saja terjadi. Cenderung mengalami

 komplikasi akut hiperglikemi: ketoasidosis diabetik (Brunner &

Suddarth dalam Hewindrio, 2013).

b. Tipe 2 (onset maturity dan nondependen insulin) :  90-95% kejadian.

Obesitas, herediter dan lingkungan sering dikaitkan dengan

penyakit ini. Awitan terjadi di segala usia biasanya > 30 tahun.

Cenderung meningkat pada usia > 65 tahun. Mayoritas penderita

obesitas dapat mengendalikan kadar glukosa darah melalui

penurunan berat badan. Agens hipoglikemia oral dapat memperbaiki 

kadar glukosa darah bila modifikasi diet dan latihan tidak berhasil.

Memerlukan insulin dalam waktu yang pendek atau panjang untuk

mencegah hiperglikemi. Ketosis jarang terjadi, kecuali bila dalam

keadaan stress atau menderita infeksi. Komplikasi akut: sindrom

hiperosmolar nonketotik (Brunner & Suddarth dalam Hewindrio,

2013).

Page 5: LP DM Ners

5

c. Diabetes Gestasional (GDM)

Dikenali pertama kali selama kehamilan dan mempengaruhi 4%

dari semua kehamilan. Faktor resiko yaitu usia tua, etnik, obesitas,

multiparitas, riwayat keluarga dan riwayat gestasional dahulu. Karena

terjadi peningkatan sekresi berbagai hormon yang mempunyai efek

metabolik terhadap toleransi glukosa maka kehamilan adalah suatu

keadaaan diabetogenik.

d. Tipe khusus lain

1) Cacat genetik fungsi sel beta: MODY

2) Memiliki prevalensi familial yang tinggi dan bermanifestasi

sebelum usia 14 tahun. Pasien sering kali obesitas dan resisten

terhadap insulin.

3) Kelainan genetik pada kerja insulin, menyebabkan sindrom

resistensi insulin yang berat dan akantosis negrikans.

4) Penyakit pada eksokrin pankreas menyebabkan pankreatitis

kronik.

5) Penyakit endokrin seperti sindrom cushing dan akromegali.

6) Obat-obat yang bersifat toksik terhadap sel-sel beta.

7) Infeksi.

e. Gangguan toleransi glukosa (IGT)

Tes toleransi glukosa menunjukkan kelainan dan pasien menunjukkan

asimtomatis. IGT mungkin menunjukkan adanya diabetes dalam

stadium dini. Mereka ini tidak digolongkan sebagai penderita

diabetes tetapi dianggap beresiko tinggi terhadap diabetes.

Menurut Pradana (2012) Diabetes tipe I (IDDM, Insulin Dependent

Diabetes Mellitus)

a. Faktor genetik : penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu

sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi/kecendrungan genetik

kearah terjadinya diabetes tipe I.

b. Faktor immunologi : terdapat suatu respon otoimun yang merupakan

repon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh

dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap

Page 6: LP DM Ners

6

seolah-olah jaringan asing.

c. Faktor lingkungan : virus/toksin dapat memicu proses otoimun yang

menimbulkan destruksi sel beta.

Diabetes tipe II (NIDDM, Non- Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan

sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik

diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi

insulin selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang

berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II. Faktor-faktor ini

adalah :

a. Usia (resistensi insulin cendrung meningkat pada usia diatas 65

tahun)

b. Obesitas

b. Riwayat keluarga

c. Kelompok etnik

d. Gaya hidup

e. Merokok

C. Patofisiologi

Pancreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil

insulin yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan

sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau

Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin yang

sangt berperan dalam mengatur kadar glukosa darah.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai

anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk

kemudian di dalam sel glukosa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga.

Bila isulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam

sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalams el

dengan akibat kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan inilah yang

terjadi pada diabetes mellitus tipe 1.

Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin bisa normal,

bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di

permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang

Page 7: LP DM Ners

7

kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah lubang

kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi

karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk ke

dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar

glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan

keadaan DM tipe 1, bdanya adalah pada DM tipe 2 disamping kadar glukosa

tinggi, kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM tipe 2 juga bisa

ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik,

sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam sel. Di samping penyebab

di atas, DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport glukosa di dalam sel

sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolism energy.

(Pradana, 2012).

D. Manifestasi Klinis

Menurut Sujono & Sukarmin (2008) manifestasi klinis pada penderita

DM, yaitu:

1. Poliuria (peningkatan volume urine)

2. Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat

besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.

Dehisrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan

berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma

yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang

pengeluaran ADH (antidiuretic hormone) dan menimbulkan rasa haus.

3. Polifagia (peningkatan rasa lapar). Sejumlah kalori hilang kedalam air

kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk

mengkompensasi hal ini penderita seringkali merasa lapar yang luar

biasa.

4. Menurut Brunner & Suddarth dalam Hewindrio(2013) Rasa lelah dan

kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien diabetes

lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar

sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.

Page 8: LP DM Ners

8

Gejala lain yang muncul:

a. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan

pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi

mukus, gangguan fungsi imun dan penurunan aliran darah pada

penderita diabetes kronik.

b. Kelainan kulit gatal-gatal, bisul. Gatal biasanya terjadi di daerah

ginjal, lipatan kulit seperti di ketiak dan dibawah payudara, biasanya

akibat tumbuhnya jamur

c. Kelainan ginekologis, keputihan dengan penyebab tersering yaitu

jamur terutama candida.

d. Kesemutan rasa baal akibat neuropati. Regenerasi sel mengalami

gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari

unsur protein. Akibatnya banyak sel saraf rusak terutama bagian

perifer.

e. Kelemahan tubuh

f. Penurunan energi metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses

glikolisis tidak dapat berlangsung secara optimal.

g. Luka yang lama sembuh, proses penyembuhan luka membutuhkan

bahan dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain. Bahan

protein banyak diformulasikan untuk kebutuhan energi sel sehingga

bahan yang diperlukan untuk penggantian jaringan yang rusak

mengalami gangguan.

h. Laki-laki dapat terjadi impotensi, ejakulasi dan dorongan seksualitas

menurun karena kerusakan hormon testosteron.

i. Mata kabur karena katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan

pada lensa oleh hiperglikemia.

Page 9: LP DM Ners

9

E. Phatway

Page 10: LP DM Ners

10

Page 11: LP DM Ners

11

F. Komplikasi

Menurut Price & Wilson dalam Hewindrio (2013), komplikasi DM dibagi

dalam 2 kategori mayor, yaitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi

vaskular jangka panjang.

1. Komplikasi Metabolik Akut

a. Hyperglikemia.

1) Menurut Sujono & Sukarmin (2008) hiperglikemi didefinisikan

sebagai kadar glukosa darah yang tinggi pada rentang non puasa

sekitar 140-160 mg/100 ml darah.

2) Hiperglikemia mengakibatkan pertumbuhan berbagai

mikroorganisme dengan cepat seperti jamur dan bakteri. Karena

mikroorganisme tersebut sangat cocok dengan daerah yang kaya

glukosa. Setiap kali timbul peradangan maka akan terjadi

mekanisme peningkatan darah pada jaringan yang cidera. Kondisi

itulah yang membuat mikroorganisme mendapat peningkatan

pasokan nutrisi. Kondisi ini akan mengakibatkan penderita DM

mudah mengalami infeksi oleh bakteri dan jamur.

3) Secara rinci proses terjadinya hiperglekemia karena defisit insulin

tergambar pada perubahan metabolik sebagai berikut:

2. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang.

Glukogenesis (pembentukkan glikogen dari glukosa) berkurang dan tetap

terdapat kelebihan glukosa dalam darah. Glikolisis (pemecahan glukosa)

meningkat, sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati

dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.

Glukoneogenesis pembentukan glukosa dari unsur karbohidrat

meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah kedalam

darah hasil pemecahan asam amino dan lemak. Yang tergolong

komplikasi  metabolisme akut  hyperglikemia yaitu :

a. Ketoasidosis Diabetik (DKA)

Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemi

dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis dan

peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda

keton. Peningkatan keton dalam plasma mengakibatkan ketosis.

Page 12: LP DM Ners

12

Peningkatan produksi keton meningkatkan beban ion hidrogen dan

asidosis metabolik. Glukosuria dan ketonuria yang jelas juga dapat

mengakibatkan diuresis osmotik dengan hasil akhir dehidrasi dan

kekurangan elektrolit. Pasien dapat menjadi hipotensi dan mengalami

syok. Akibat penurunan oksigen otak, pasien akan mengalami koma

dan kematian.

b. Hiperglikemia,

hiperosmolar, koma nonketotik (HHNK) Sering terjadi pada penderita

yang lebih tua. Bukan karena defisiensi insulin absolut, namun relatif,

hiperglikemia muncul tanpa ketosis. Hiperglikemia berat dengan kadar

glukosa serum > 600 mg/dl. Hiperglikemia menyebabkan

hiperosmolaritas, diuresis osmotik dan dehidrasi berat.

c. Hipoglikemia

Hipoglikemia (reaksi insulin, syok insulin) terutama komplikasi

terapi insulin. Penderita DM mungkin suatu saat menerima insulin

yang jumlahnya lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk

mempertahankan kadar glukosa normal yang mengakibatkan

terjadinya hipoglikemia.

Menurut Brunner & Suddarth (2002) hipoglikemia adalah

keadaan dimana kadar gula darah turun dibawah 50-60 mg/dl (2,7-3,3

mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau

preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit

atau karena aktivitas fisik yang berat. Tingkatan hypoglikemia

adalah  sbb:

1) Hipoglikemia ringan

Ketika kadar glukosa menurun, sistem saraf simpatik akan

terangsang. Pelimpahan adrenalin kedalam darah menyebabkan

gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan

dan rasa lapar.

2) Hipoglikemia sedang

Penururnan kadar glukosa yang menyebabkan sel-sel otak tidak

memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik.

Berbagai tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup

Page 13: LP DM Ners

13

ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi,

penurunan daya ingat, patirasa didaerah bibir serta lidah, bicara

pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku

yang tidak rasional.

3) Hipoglikemia berat

Fungsi sistem saraf mengalami gangguan yang sangat berat

sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk

mengatasi hipoglikemi yang dideritanya. Gejalanya dapat

mencakup perilaku yang mengalami disorientasi, serangan kejang,

sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran.

Penanganan harus segera diberikan saat terjadi hipoglikemi.

Rekomendasi biasanya berupa pemberian 10-15 gram gula yang

bekerja cepat per oral misalnya 2-4 tablet glukosa yang dapat dibeli

di apotek, 4-6 ons sari buah atau teh manis, 2-3 sendok teh sirup

atau madu. Bagi pasien yang tidak sadar, tidak mampu menelan

atau menolak terapi, preparat glukagon 1 mg dapat disuntikkan

secara SC atau IM. Glukagon adalah hormon yang diproduksi sel-sel

alfa pankreas yang menstimulasi hati untuk melepaskan glukosa

3. Komplikasi Kronik Jangka Panjang

a. Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang

kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetik), glomerolus ginjal

(nefropati diabetik) dan saraf-saraf perifer (neuropati diabetik).

b. Makroangiopati, mempunyai gambaran histopatologis berupa

aterosklerosis. Gabungan dari gangguan biokimia yang disebabkan

oleh insufisiensi insulin dapat menjadi penyebab jenis penyakit

vaskular. Gangguan dapat berupa penimbunan sorbitol dalam intima

vaskular, hiperlipoproteinemia dan kelainan pembekuan darah.

G. Pemeriksaan Penunjang

Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. Uji

Diagnostik DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala/tanda DM.

Sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka

yang tidak bergejala, yang mempunyai resiko DM. Pemeriksaan penyaring

Page 14: LP DM Ners

14

dikerjakan pada kelompok dengan salah satu resiko DM sbb:

1. Usia > 45 tahun

2. Berat badan lebih, BBR > 110 % BB idaman atau IMT > 23 kg/m2

3. Hipertensi (>140/90 mmhg)

4. Riwayat DM dalam garis keturunan

5. Riwayat abortus berulang,melahirkan bayi cacat atau BB lahir > 4000 gr

6. Kolesterol HDL < 35 mg/dl atau trigliserida > 250 mg/dl.

7. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa

darah

8. Sewaktu 2 jam sesudah makan (post prandial, pp). Bila hasilnya belum

memastikan diagnosa DM, kemudian diikuti dengan pemeriksaan Tes

Toleransi

9. Glukosa Oral (TTGO). Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil

pemeriksaan penyaringnya negatif, perlu pemeriksaan penyaring ulangan

setiap tahun.

Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)

1. 3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan, makan seperti biasa (karbohidrat

cukup)

2. Kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan

3. Puasa paling sedikit 8 jam, mulai malam hari sebelum pemeriksaan,

minum air putih diperbolehkan.

4. Diperiksa kadar glukosa darah puasa.

5. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa), atau 1,75 gram/kgBB (anak),

dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5 menit.

6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa.

Selama proses pemeriksaan pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

H. Penatalaksanaan

1. Diet

a. Tujuan utama penatalaksanaan diet pada DM adalah:

1) Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah

mendekati kadar normal.

2) Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang

Page 15: LP DM Ners

15

optimal.

3) Mencegah komplikasi akut dan kronik.

4) Meningkatkan kualitas hidup.

b. Pada dasarnya harus mengikuti prinsip berikut:

1) Cukup kalori atau mempertahankan BB idaman

2) Perhatikan bila ada komplikasi. Sesuaikan dengan komplikasi itu

3) Cukup vitamin dan mineral

c. Tepat jumlah :

1) Jumlah kalori harus diperhitungkan dengan benar.

2) Tepat jumlah:  karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, lemak

20-25%. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan,

status gizi, umur, stress akut dan kegiatan jasmani

3) Penentuan gizi penderita dilaksanakan menurut Brocca:

BB idaman= 90% x (tinggi badan dlm cm – 100)x 1

kg

BB idaman= x (tinggi badan dlm cm – 100)x 1

kg

Catatan: laki-laki dibawah 160 cm atau perempuan dibawah 150 cm

berlaku rumus Ada beberapa cara yang dibutuhkan untuk

menghitung jumlah kalori yang dibutuhkan pasien:

Menghitung kebutuhan basal dengan cara mengalikan BB dengan 30

untuk laki-laki dan 25 untuk wanita, dan ditambah sesuai kegiatan

yang dilakukan:

Ringan Sedang Berat100-200Kcal/jm 200-350Kcal/jam 400-900Kcal/jm

Mengendarai mobilMemancing

Kerja LabKerja sekertaris

Kerja RTBersepedaJalan cepatBerkebun

AerobikBersepedaMemanjat

Menari, lari

Page 16: LP DM Ners

16

Mengajar Sepak bolaTennis

1) Kerja ringan tambah 10% dari kebutuhan basal

2) Pada pasien kurus : 2300-2500 Kcal

3) Pada pasien normal: 1700-2100 Kcal

4) Pada pasien gemuk: 1300-1500 Kcal

Dewasa Kalori/ kg BB idamanKerja santai Kerja sedang Kerja berat

Gemuk 25-25 30 35Normal 30 35 40Kurus 35 40 40-50

d. Tepat Jenis

1) Bahan makanan yang harus dihindari: gula murni dan bahan

makanan yang diolah dengan menggunakan gula murni seperti:

gula pasir, gula jawa, madu, sirop.  alkohol (Alkohol dapat

memperburuk penderita hiperlipidemia dan dapat mencetuskan

hipoglikemia terutama jika tidak makan).

2) Makanan yang dibatasi: sumber hidrat arang kompleks seperti:

nasi, Lemak jenuh , lontong, ketan ,jagung, roti, singkong, talas,

kentang, sagu, mie.

3) Batasi natrium untuk menghindari hipertensi

e. Tepat jadwal

Antara porsi besar dengan makanan selingan diberi jarak 3 jam

f. Olah raga.

Latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama + ½ jam. Adanya

kontraksi otot akan merangsang peningkatan aliran darah dan

penarikan glukosa ke dalam sel. Penderita diabetes dengan kadar

glukosa darah >250mg/dl dan menunjukkan adanya keton dalam

urine tidak boleh melakukan latihan sebelum pemeriksaan keton urin

menunjukkan hasil negatif dan kadar glukosa darah mendekati

normal. Latihan dengan kadar glukosa tinggi akan meningkatkan

sekresi glukagon, growth hormon dan katekolamin. Peningkatan

hormon ini membuat hati melepas lebih banyak glukosa sehingga

terjadi kenaikan kadar glukosa darah.Untuk pasien yang

Page 17: LP DM Ners

17

menggunakan insulin setelah latihan dianjurkan makan camilan

untuk mencegah hipoglikemia  dan mengurangi dosis insulinnya yang

akan memuncak pada saat latihan.

g. Obat-obatan

Indikasi pengobatan insulin

1) Ketoasidosis diabetikum/koma hiperosmolar non ketotik

2) Diabetes dengan berat badan kurang

3) Diabetes yang mengalami stres (infeksi, operasi dll)

4) Diabetes kehamilan

5) Diabetes tipe 1

6) Kegagalan pemakaian obat hiperglikami oral

h. Golongan obat-obat DM

1) Golongan sulfoniluria: merangsang sel beta pankreas

mengeluarkan insulin.

2) Golongan binguanid: merangsang sekresi insulin yang tidak

menyebabkan hipoglikemia.

3) Alfa glukosidase inhibitor: menghambat kerja insulinalfa

glukosidase didalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan

penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia post prandial.

4) Insulin sensitizing agent: efek farmakologi meningkatkan

sensitifitas berbagai masalah akibat resistensi insulin.

a) Kerja cepat: RI (regular insulin) dengan masa kerja 2-4 jam

contoh obat: actrapid.

b) Kerja sedang: NPN dengan masa kerja 6-12 jam.

c) Kerja lambat: PZI (protamme zinc insulin) masa kerja 18-24 jam.

i. Penyuluhan Kesehatan

Informasi yg perlu diberikan :

1) Patofisiologi sederhana: definisi diabetes , batas-batas

2) kadar glukosa darah dan efek terapi insulin ,makanan dan stress

3) Pendekatan terapi : cara pemberian insulin,

4) Dasar-dasar diit,

5) Pemantauan kadar glukosa darah, keton urin.

6) Pengenalan, penanganan dan pencegahan: hipoglikemia

Page 18: LP DM Ners

18

hiperglikemia.

7) Informasi pragmatis: dimana membeli dan menyimpan insulin,

Kapan Bagaimana Cara Menghubungi Dokter.

I. Panduan Diet Untuk Diabetes Melitus

1. Panduan Praktis Untuk Diet Penyakit DM

a. Makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita DM

Makanan yang cepat terserap menjadi gula, spt: gula pasir, gula jawa,

buah-buahan yang diawetkan dengan gula, dodol, bolu,selai, kue-kue

manis, permen, permen cokelat, biscuit, sirup, soft drink, susu kental

manis dan es krim.

b. Makanan yang dianjurkan

Makanan yang mengandung karbohidrat dan tinggi serat dan tidak

terlalu halus, spt: roti biji gandum, ubi jalar, kentang, talas, biscuit

berserat, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan segar.

1) Sumber serat dari sayur-sayuran

Kembang kol, tauge, ketimun, rebung, jamur segar, seledri,

kangkung, pepaya muda, labu siam, selada, gambas, lobak, cabai

hijau besar, labu, terong, tomat dan sawi.

2) Buah-buahan yang dianjurkan

Buah-buahan yang kurang manis, spt: pepaya, kedondong, salak,

pisang, apel.

3) Buah-buahan yang dihindari/dibatasi, spt : Sawo, nenas,

rambutan, durian, nangka, anggur.

Kebutuhan Bahan Makanan Dalam Penukar Diet 1700 Kalori

Jenis Sehari(P)

Pagi(P)

Siang(P)

Sore(P)

Snack(P)

Nasi/PenukarIkan/PenukarDaging/PenukarTempe/PenukarSayuran ASayuran BBuah/Penukar

5213S24

1-1-S--

21-1

11

21-1S11

---

--2

Page 19: LP DM Ners

19

Minyak/Penukar 4 - 2 2 -Ket : S = Sekehendak

Contoh Menu DM 1700 Kalori

Waktu Bhn MakananPenukar

Kebutuhan Bahan Contoh Menu

PAGI RotiMargarinTelur

2 iris½ sdm1 btr

Roti panggangMargarinTelur rebusTeh panas

10.00 Pisang 1 buah PisangSIANG Nasi

UdangTahuMinyakSayuranKelapaJeruk

11/2 gelas5 ekor1 potong½ sdm1 gelas5 sdm1 buah

NasiOseng-osengUdang,tahu,cabe ijoUrap sayuran

Jeruk16.00 Duku 16 buah DukuMALAM Nasi

AyamKacang merahSayuranMinyakApel Malang

11/2 gelas1 potong2 sdm1 gelas½ sdm1 buah

NasiSop ayam + KacangmerahTumis sayuran

Apel

Page 20: LP DM Ners

20

J. Anjuran Gizi Seimbang Pada Penderita Diabetes

1. Makanlah aneka ragam makanan.

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan

pertahankan berat badan normal).

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, sebagian dari kebutuhan energi

(pilih karbohidrat kompleks dan serat, batasi karbohidrat sederhana)

4. Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat

kecukupan energi.

5. Gunakan garam beryodium (gunakan garam secukupnya saja).

6. Makanlah makanan sumber zat besi (Fe)

7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan

8. Biasakan makan pagi

9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya

10. Lakukan kegiatan fisik dan jasmani secara teratur

11. Hindari minuman beralkohol

12. Makan makanan yang aman bagi kesehata

K. Manfaat Dan Khasiat Beras Merah Untuk Diet

Beras merah atau nasi merah adalah satu dari sekian banyak sumber

karbohidrat pilihan bagi para diet mania. Makanan ini menjadi makanan

favorit untuk menurunkan berat badan karena ber-indeks glikemik rendah

daripada nasi putih biasa.

Dalam prosesnya, nasi merah tidak melalui penggilingan atau

pengelupasan kulit. Lapisan kulit beras merah inilah yang secara klinis

mengandung beragam nutrisi penting dan serat yang penting untuk

kesehatan.

Page 21: LP DM Ners

21

Berbeda dengan nasi putih yang telah melalui proses pengelupasan

kulit dan penggilingan, sehingga tidak memiliki kandungan serat dan malah

dapat mengakibatkan penumpukan kalori dan meningkatkan kadar gula

darah.

Inilah sebabnya mengonsumsi beras merah / nasi merah jauh lebih

sehat dari pada mengonsumsi nasi putih biasa.

1. Kenyang Lebih lama

Beras merah baik dikonsumsi bagi Anda yang sedang berdiet. Beras

merah merupakan sumber karbohidrat kompleks yang dapat menyuplai

tubuh Anda dengan energi berkala sekaligus membuat Anda kenyang

lebih cepat saat mengonsumsinya. British Journal of Nutrition

menyatakan bahwa dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti

oatmeal, gandum, dan beras merah dapat membuat seseorang cepat

kenyang dan kenyang lebih lama, sehingga terhindar dari pola makan

yang rakus.

2. Baik untuk Pencernaan

Menurut sebuah penelitian, kandungan serat pada beras merah 6 kali

lebih tinggi daripada nasi putih biasa. Seperti kita ketahui bahwa serat

memiliki beragam manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti:

a. Melancarkan sistem pencernaan

b. Menurunkan risiko kanker kolon

c. Membantu mengendalikan insulin dan gula darah

d. Mencegah timbulnya timbunan plak akibat kolesterol jahat

e. Mengurangi risiko wasir dan iritasi pada usus, dan masih banyak lagi.

f. Mengendalikan Gula Darah

g. Beras merah memiliki nilai GI yang lebih rendah dari nasi putih biasa,

sehingga dapat membantu mengendalikan gula darah dan produksi

insulin dalam tubuh.

3. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Beras merah kaya akan mineral penting seperti zat besi, zinc, dan

mangan. Zat besi berperan penting dalam produksi sel-sel darah merah

sehingga dapat menurunkan risiko anemia. Zinc membantu proses

penyembuhan luka, meningkatkan sistem imun tubuh, dan meningkatkan

Page 22: LP DM Ners

22

kesuburan pria. Sedangkan mangan berguna untuk mengaktifkan enzim

yang penting dalam pembentukan tulang, yang terlibat dalam produksi

hormon tiroid, dan membantu untuk menjaga kesehatan jaringan saraf.

4. Membantu Produksi Sel-sel DNA

Selain diperkaya dengan mineral penting untuk kesehatan, beras merah

juga kaya akan vitamin B6. Vitamin B6 dibutuhkan tubuh untuk menjaga

keseimbangan produksi hormon serotonin, sel darah merah, dan

membantu produksi sel-sel DNA.

5. Manfaat Beras Merah Bagi Penderita Diabetes

Anda perlu waspada apabila terbiasa mengonsumsi nasi putih.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sedikitnya 5 porsi nasi putih

dalam seminggu berakibat pada peningkatan resiko diabetes tipe 2.

Sebaliknya, resiko diabetes tipe 2 dapat ditekan dengan mengganti beras

Anda dengan beras merah. Konsumsi nasi merah sebanyak 2 porsi atau

lebih dalam seminggu dapat menurunkan resiko diabetes tipe 2. Selain

itu, substitusi sepertiga porsi nasi putih dengan nasi merah pun dapat

menurunkan resiko diabetes tipe 2 sebesar 16%.

Nasi merah baik untuk penderita diabetes karena memiliki indeks

glikemik yang lebih rendah dibandingkan nasi putih. Hal ini dikarenakan

kandungan seratnya yang tinggi. Beras biasa mengalami proses

penggilingan yang menyebabkan hilangnya sebagian besar serat serta

vitamin dan mineral. Padahal, serat dapat memperlambat masuknya

glukosa ke dalam darah. Karena kandungan seratnya yang tinggi itulah

nasi merah tidak meningkatkan gula darah secara drastis1. Selain unggul

dalam kandungan serat, nasi merah pun memiliki kandungan vitamin

dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan nasi putih. Sebagai contoh,

beras merah kaya akan vitamin B, magnesium, dan zat besi yang

diperlukan tubuh.

a. Terjadinya Penumpukan Makanan Dalam Tubuh

Terlalu banyak makan makanan yang berkalori dan berprotein

tinggi dan tidak diimbangi gerak badan yang cukup dapat

menyebabkan terjadinya penumpukan sari makanan dan lemak di

dalam tubuh.

Page 23: LP DM Ners

23

Apabila penumpukan tersebut terlalu sering dan lama, akan

menimbulkan persediaan kalori di dalam tubuh berlebih dan ini

membuat efek negatif bagi kesehatan tubuh. Seperti badan menjadi

gemuk, suka timbul perentol-perentol di dalam kulit hingga sakit gula

yang diakibatkan terlalu banyak zat gula atau glukosa di dalam darah.

Glukogen dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Kelenjar pankreas

terdiri dari sel-sel alfa dan sel-sel beta. Sel alfa menghasilkan

glukogen sedangkan sel beta memproduksi hormon insulin yang

bekerja mempengaruhi proses metabolisme glukogen menjadi gula.

Beras merah adalah sejenis bahan makanan kesehatan alamiah

yang baik. Bahan makanan ini perlu digalakkan dan diperluas

penggunannya. Patut dilakukan pengamatan dan pengkajian lebih

lanjut dalam kegunannya.

b. Beras Merah Sebagai Sumber Antioksidan

Sebagai salah satu bahan makanan unggulan, beras merah ternyata

juga mengandung antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan

tubuh kita. Radikal bebas yang menjadi salah satu penyebab berbagai

penyakit berbahaya berasal dari lingkungan, tubuh kita sendiri, dan

tentu makanan. Cara untuk mengatasinya tentu dengan

mengonsumsi lebih antioksidan. Dengan adanya antioksidan sebagai

salah zat dengan nilai lebih juga tentu menjadikan manfaat beras

merah semakin besar. Salah satu kandungan antioksidan yang

dimiliki adalah antosianin. Antosianin adalah pigmen merah yang

terkandung pada perikarp dan lapisan kulit beras. Antosianin dapat

mencegah penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, dan stroke.

c. Beras Merah Bermanfaat Sebagai Sumber Magnesium

Salah satu mineral yang dikandung adalah magnesium. Magnesium

memiliki kemampuan untuk menurunkan keakutan dari asma,

menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan frekuensi migrain,

dan menurunkan risiko terjadinya penyakti jantung. Selain itu

magnesium yang dikandung oleh beras merah mampu menjaga

kesehatan tulang kita. Dengan begitu banyaknya manfaat dari

magnesium tentu semakin meningkatkan manfaat beras merah juga.

Page 24: LP DM Ners

24

L. Manfaat Dari Buah Apel Untuk Kesehatan

Pohon apel merupakan tanaman asli Asia dan Eropa, dan sekarang

tumbuh di seluruh dunia di daerah beriklim. Ada beragam jenis apel di

seluruh dunia mulai dari hijau terang ke merah tua. Beberapa apel manis dan

sangat aromatik, sementara yang lain tart dan sangat juicy.

Apel adalah buah dari pohon apel termasuk rose family (Rosaceae),

yang termasuk aprikot, black berries, stroberi, ceri, pir, persik, plum, quince,

dan rasp berries. Apel merupakan buah yang terjangkau dan bermanfaat

yang dapat dikonsumsi dan disiapkan dalam berbagai cara, dari salad ke

makanan penutup sampai makanan utama serta dapat di jus.

Selain itu, juga memberikan banyak manfaat kesehatan yang positif.

Bahkan, banyak penelitian telah menunjukkan efek apel dalam mengurangi

risiko kanker, penyakit jantung, asma, diabetes dan membantu menurunkan

berat badan. Dasar dari semua manfaat apel untuk kesehatan adalah

kenyataan bahwa apel sangat kaya pythochemicals, senyawa bioaktif yang

bertindak sebagai anti oksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan

akibat radikal bebas.

Berikut Beragam Manfaat Dari Buah Apel Untuk Kesehatan.

1. Mengurangi resiko kanker

Flavonoid seperti quercetin hadir dalam apel mempertahankan

molekul oksigen dari merusak sel-sel individual. Hal ini dapat mencegah

perubahan sel yang dapat menyebabkan perkembangan sel-sel kanker.

Menurut sebuah studi yang melibatkan 10.000 orang, mereka yang

mengkonsumsi apel memiliki resiko 50% lebih rendah terkena kanker

paru-paru. Pada penelitian lain, apel juga bisa mengurangi resiko kanker

payudara sebesar 17 persen dan kanker usus sebesar 43 persen.

Pengurangan resiko kanker  dikaitkan dengan pectin dalam apel

(bertindak sebagai serat) yang membantu mengatur buang air besar dan

mempertahankan saluran pencernaan yang sehat.

2. Mengurangi LDL kolesterol

Apel merupakan sumber yang baik dari pectin yang membantu

dalam mengurangi kadar kolesterol LDL. Pectin mengikat kolesterol dan

lemak sebelum tubuh menyerap mereka. Polyphenols ditemukan dalam

Page 25: LP DM Ners

25

apel juga terbukti bisa menurunkan kolesterol. Dengan makan 2 buah

apel per hari, Anda dapat menurunkan kadar kolesterol sampai 10

persen.

3. Mengurangi resiko penyakit kardiovaskular (Jantung, Stroke)

Quercetin ditemukan dalam apel telah terbukti dapat melindungi

terhadap penyakit jantung. Sebuah studi dari 40.000 wanita, menemukan

bahwa mereka yang mengkonsumsi apel memiliki 13-22 % penurunan

resiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke

daripada mereka yang tidak.

4. Mengurangi resiko diabetes

Pectin dalam apel menyalurkan asam galacturonic untuk tubuh yang

menurunkan kebutuhan tubuh akan insulin dan membantu dalam

pengelolaan diabetes. Sebuah studi  menemukan bahwa wanita yang

makan setidaknya satu apel sehari adalah 28 % lebih kecil

kemungkinannya terhadap diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang

tidak makan apel.

5. Membantu Proses Pencernaan

Apel kaya akan serat yang diketahui membantu proses pencernaan. Kulit

Apel dianggap serat dan obat terbaik untuk sembelit.

6. Menjaga Kesehatan Gigi

Serat dalam apel membersihkan gigi, sedangkan sifat anti virus apel

menjaga dari bakteri dan virus. Mengunyah buah apel juga merangsang

produksi air liur dalam mulut, yang membantu dalam mengurangi

kerusakan gigi dengan mengurangi jumlah bakteri.

7. Memperkuat Tulang

Apel mengandung flavanoid yang disebut phloridzin, diketahui dapat

melindungi wanita pasca-menopause dari osteoporosis dan juga

meningkatkan kepadatan tulang. Apel juga mengandung boron yang

membantu menguatkan tulang.

8. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Serat larut seperti pectin dalam apel dapat mengurangi peradangan dan

meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Menurut studi, serat larut dapat

Page 26: LP DM Ners

26

mengubah sel-sel kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi

protein anti-inflamasi, interleukin 4.

9. Membantu Menurunkan Berat Badan

Apel rendah kalori. Ukuran rata-rata apel hanya memiliki sekitar 80 kalori,

yang berarti memiliki kandungan air yang tinggi relatif dari konten kalori.

Hal ini memungkinkan untuk memiliki rasa yang kepenuhan/kenyang saat

mengambil sedikit kalori.

10. Mengurangi Resiko Penyakit Alzheimer

Sebuah studi yang menemukan, bahwa makan apel dan minum jus apel

bisa meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit

Alzheimer. Menurut sebuah penelitian, quercetin dalam apel dapat

melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas yang dapat

menyebabkan penyakit Alzheimer.

11. Mengurangi Resiko Penyakit Parkinson

Sebuah penelitian baru menemukan bahwa makan satu apel sehari

memasok phytochemical, yang memainkan peranan penting dalam

mengurangi resiko penyakit Parkinson, gangguan kronis progresif dari

sistem saraf pusat yang ditandai dengan fungsi neuron di otak.

12. Memelihara Pertumbuhan Rambut

Sebuah penelitian di Jepang pada menunjukkan bahwa B2 procyanidin

dalam apel dapat meningkatkan pertumbuhan rambut.

13. Mengurangi Asma

Sebuah studi dari Inggris melaporkan, bahwa anak-anak yang lahir dari

ibu yang mengkonsumsi apel selama kehamilan, cenderung terhindar dari

gejala asma dari pada anak-anak yang ibunya makan sedikit apel. Studi

lain dari Australia melaporkan bahwa peserta yang makan apel dan pir

memiliki risiko terendah terkena asma.

14. Melindungi dari Katarak dan degenerasi macular

Apel mengandung sejumlah besar dari kedua vitamin A dan vitamin C,

yang membantu mencegah degenerasi terkait usia makula dan

melindungi terhadap katarak.

15. Menyembuhkan Anemia

Apel juga kaya akan zat besi yang efektif untuk pengobatan anemia.

Page 27: LP DM Ners

27

Setelah dua atau tiga buah apel sehari dapat membantu tubuh

mempertahankan kadar zat besi nya.

M. Senam Kaki Diabetes

Menurut indah (2009) Upaya penanganan pada pasien DM yang

sekaligus juga pencegahan terjadinya komplikasi adalah terarturnya pasien

DM dalam melakukan aktifitas fisik / berolahraga. Dengan berolahraga

diharapkan terjaganya kebugaran tubuh, menurunkan berat badan dan

memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga dapat memperbaiki kadar gula

dalam darah.

Pasien DM disarankan untuk berolahraga minimal 3 kali sepekan

selama paling sedikit 30 menit. Olahraga yang disarankan adalah olahraga

aerobik, seperti: jalan kaki, bersepeda, jogging, dan berenang. Olahraga

disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani individu. Untuk

pasien DM yang masih sehat, intensitas olahraga dapat ditingkatkan, namun

untuk pasien yang telah mengalami komplikasi, olahraga dapat dikurangi.

Aktifitas fisik yang juga dianjurkan untuk dilakukan secara rutin oleh

pasien DM adalah Gerakan Senam Kaki Diabetes / DM. Dengan teratur

melakukan gerakan senam kaki diabetes diharapkan komplikasi yang sering

terjadi pada kaki-kaki pasien DM seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan

menyebar luas akan dapat tidak terjadi. Gerakan senam kaki diabetes ini

sangatlah mudah untuk dilakukan (dapat di dalam atau di luar ruangan) dan

tidak memerlukan waktu yang lama (hanya sekitar 15-30 menit) serta tidak

memerlukan peralatan yang rumit (kursi dan sehelai koran bekas). Minimal

gerakan senam kaki diabetes ini dilakukan 3 kali sepekan, namun alangkah

baiknya dapat dilakukan setiap hari.

1. Pengertian

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien

diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu

melancarkan peredaran darah bagian kaki. (Herwindrio, 2013)

Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan

memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan

bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot

paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi. (Indah, 2009)

Page 28: LP DM Ners

28

2. Tujuan

a. Memperbaiki sirkulasi darah

b. Memperkuat otot-otot kecil

c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki

d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha

e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

3. Indikasi dan Kontraindikasi

a. Indikasi

Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes

mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan

sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai

tindakan pencegahan dini.

b. Kontraindikasi

Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau

nyeri dada. Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

4. Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan

a. Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien

b. Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan

c. Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)

d. Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan

senam kaki tersebut

e. Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)

5. langkah – langkah melakukan senam kaki diabetic

a. Persiapan Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan

dalam posisi duduk), handskun.

b. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan

dilaksanakan senam kaki

c. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien,

Jaga privacy pasien

6. Gerakan Senam Kaki Diabetes

a. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak

diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai

Page 29: LP DM Ners

29

b. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki

diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar

ayam sebanyak 10 kali

c. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki

ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan

tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada

kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan

buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki

sebanyak 10 kali.

e. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan

memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10

Page 30: LP DM Ners

30

kali.

1) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari

kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan.

Ulangi sebanyak 10 kali.

2) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki

tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan

kembali kelantai.

3) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 7, namun

gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.

4) Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut.

Gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.

f. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan

kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan

secara bergantian.

g. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti

bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi

lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini

dilakukan hanya sekali saja

1) Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.

2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua

Page 31: LP DM Ners

31

kaki

3) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua

kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.

4) Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

h. Hal yang Perlu Dievaluasi Setelah Tindakan

1) Pasien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki

2) Pasien dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki

3) Pasien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki

secara mandiri

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

Kriteria Hasil

Nutrition status: food and fluid (1008)

a. Ada laporan verbal untuk kemauan makan dan minum

b. Ada laporan verbal kemauan minum ±1000cc

c. Laporan verbal adanya nafsu makan meningkat

d. Tidak ada tanda – tanda mal nutrisi

NIC

a. identifikasi penurunan fungsi kognitif dan fisik kelayan yang dapat

meningkatkan potensi resiko jatuh.

b. Identifikasi karakteristik lingkukan yang dapat meningkatkan potensi

jatuh.

Anjurkan kelayan untuk melakukan aktivitas.

Page 32: LP DM Ners

32

c. Identifikasi kebutuhan keamanan kelayan.

d. Sediakan lingkungan yang aman bagi kelayan.

Hindari lingkungsn yang berbahaya

Rasional

a. Mengkaji dehidrasi

b. Menghindari alergi

c. Meningkatkan nafsu makan

d. Mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh

e. Menambah informasi kesehatan

2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan tonjolan tulang

Kriteria Hasil

Wound healing: Primary intention (1102)

a. Lesi berkurang di area luka

b. Kemerahan diarea luka berkurang

c. Luka tampak kering

d. Elastisitas kulit meningkat

e. Area luka menyempit

NIC

Skin Care: Topical Treatment 3584

a. Monitor area luka secara berkala

b. Pertahankan Linen tetap kering

c. Gunakan sabun anti bacterial dan air hangat saat mandi

d. Anjurkan klien menggunakan pakaian longgar

e. Gunakan baby oil atau bedak powder di area kulit yang terkena tekanan

Rasional

a. Mengetahui perubahan luka

b. Meminimalisir kelembapan

c. Mengurangi bakteri yang menempel dikulit tubuh

d. Sirkulasi udara dapat masuk di area luka

e. Mempertahankan elastisitas kulit dan area luka tetap kering

3. Resiko Cidera berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik.

Kriteria Hasil:

Page 33: LP DM Ners

33

Risk control:

a. menggunakan strategi control resiko tepat

b. memodifikasi lingkungan untuk meminimalkan resiko jatuh.

c. Mengembangkan strategi control resiko yang efektif

NIC :

a. Identifikasi penurunan fungsi kognitif dan fisik kelayan yang dapat

meningkatkan potensi resiko jatuh.

b. Identifikasi karakteristik lingkukan yang dapat meningkatkan potensi jatuh.

c. Anjurkan kelayan untuk melakukan aktivitas.

d. Identifikasi kebutuhan keamanan kelayan.

Sediakan lingkungan yang aman bagi kelayan.

4. Kekurangan volum cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme

regulasi.

Intervensi :

a. Pantau tanda kekurangan cairan

b. Observasi/catat hasil intake output cairan

c. Anjurkan klien untuk banyak intake cairan

d. Berikan informasi tanda dan gejala kekurangan cairan

e. Kerjasama pada pihak keluarga dalam motivasi meningkatkan konsumsi

cairan tinggi elektrolit

Hasil yang diharapkan/Kriteria Evaluasi:

a. Mukosa bibir lembab

b. Tidak ditemukan ikterik pada mata klien

c. Turgor kulit lembab

d. Suhu dalam batas normal 360C-37,40C

e. Wajah segar

f. Tidak ada laporan verbal perasaan lemah