LP Cemas

download LP Cemas

If you can't read please download the document

Transcript of LP Cemas

LAPORAN PENDAHULUAN & STRATEGI PELAKSAANLAPORAN PENDAHULUAN & STRATEGI PELAKSAANKLIEN DENGAN KECEMASANMasalah Utama:KecemasanAnsietas adalah perasaan gelisah yang tidak menentu dari rasa tidak nyaman atau perasaan ngeri yang diliputi oleh respon otonomi (sumbernya sering tidak spesifik atau tidak diketahui); perasaan sangat peka disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan tanda yang memperingatkan adanya bahaya yang segera terjadi dan ketidakmampuan individu untuk mengukur kesuksesannya menghadapi suatu ancaman (NANDA).Proses terjadi masalaha. Faktor predisposisi.Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya, mengenai faktor perkembangan sosial kultural, biokimia, psikologis dan genetik yaitu faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.1). Faktor PerkembanganErikson (1963) dalam Townsend (1998) kecemasan muncul sebagai akibat dari adanya tugas-tugas pada tahap perkembangan awal belum terpenuhi. Dalam merespon suatu stres, perilaku dihubungkan dengan penampilan pada tahap dini, seperti adanya regresi sebagai akibat dari terfiksasinya tahap perkembangan awal. 2). Faktor SosiokulturalHorney (1939) dalam Townsend (1998) menyatakan bahwa kecemasan dipengaruhi oleh suatu kontradiksi yang banyak terjadi dalam masyarakat yang mengkontribusi perasaan tidak aman atau ketidakberdayaan. Sullivan mengemukakan bahwa kecemasan timbul sebagai akibat adanya ketidakmampuan untuk berhubungan interpersonal dan sebagai akibat peristiwa penolakan. Kecemasan pertamakali ditentukan oleh hubungan ibu dan anak pada awal kehidupannya. Kecemasan dapat dirasakan bila individu mempunyai kepekaan lingkungan.3). Faktor BiokimiaFaktor yang terkait dengan neuroanatomi yaitu sistem limbik dan area temporal, hal ini difokuskan pada patologi otak pada gangguan kecemasan seperti obsesif kompulsif (Sadock & Sadock, 2003; Townsend, 2005). Sedangkan neurotransmiter yang terkait adalah norepineprin, serotonin dan GABA. Pada norepineprin berhubungan dengan penyebab karena berperan dalam mengatur mood. Serotonin akan terkait dengan timbulnya perilaku seperti obsesif kompulsif. GABA berperan untuk mengurangi kecemasan karena fungsinya melemahkan aktivitas. Kecemasan juga dapat diakibatkan dari adanya kelainan endokrin seperti peningkatan prolactin atau TSH.4). Faktor PsikologisTerkait dengan semua stresor dari perkembangan, sosiokultural dan interpersonal.5). Faktor genetikKecemasan erat kaitannya dengan elemen genetik, seperti hasil penelitian dari The Havard Medical School (2001) dalam Townsend (2005) yang melaporkan bahwa kemungkinan secara herediter kecemasan dapat diakibatkan dari suatu protein yang disebut cholesistokinin.b. Faktor PresipitasiYaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman/tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping. 1). Ancaman terhadap integritas fisik dapat bersumber dari internal (kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal dan sumber eksternal (terpapar infeksi virus, dan bakteri, polusi, kecelakaan, kurang nutrisi)2). Ancaman terhadap harga diri, baik internal (kesulitan berhubungan dengan orang lain) dan eksternal (tekanan kelompok)c. PrilakuPerilaku; tidak mampu produktif, curiga dan waspada, kontak mata jarang, kegelisahan, tidak percaya dengan lingkungan sekitar, gerakan tambahan (seperti; jalan dengan gerakan kaki terseok-seok, lengan/tangan bergerak), mengungkapkan perhatian secara tiba-tiba untuk merubah kejadian dalam kehidupan, insomnia, gelisah.d. Sumber KopingSuatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan anxietas dengan menggunakan sumber koping dilingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal untuk menyelesaikan masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya, dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil. e. Mekanisme KopingTiap upaya yang diarahkan pada pelaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diriPohon masalah Akibat Risiko keputusasaan Masalah UtamaKecemasan Penyebab Kelainan fisik yang dialami: TyphoidMasalah Keperawatan dan data yang perlu dikajiRisiko keputusasaanData Utama:Pasif, berkurangnya verbalisasi, menurunnya afek, tanda secara verbal (seperti; merasa putus asa, mengeluh (tarik nafas panjang), berkata: Saya tidak mampu. Menutup mata, menurunnya selera makan, menurunnya respon terhadap stimulus, meningkatnya/menurunnya kebutuhan tidur, berkurangnya inisiatif, berkurangnya keterlibatan dalam perawatan/pasif dalam mengikuti perawatan, mengangkat bahu dalam merespon pembicaraan, berpaling dari pembicaraan.KecemasanData Utama:Perilaku; tidak mampu produktif, curiga dan waspada, kontak mata jarang, kegelisahan, tidak percaya dengan lingkungan sekitar, gerakan tambahan (seperti; jalan dengan gerakan kaki terseok-seok, lengan/tangan bergerak), mengungkapkan perhatian secara tiba-tiba untuk merubah kejadian dalam kehidupan, insomnia, gelisah.Afektif; penuh penyesalan, iritable, kesedihan mendalam , ketakutan, gelisah/gugup, banyak mengeluh, merasa sakit dan rasa ketidakberdayaannya meningkat, mendesis/ mengeluh, ketidakpastian, meningkatnya rasa khawatir, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, penuh ketakutan, menyusahkan, khawatir, penuh pengertian, mudah tertarik.Fisiologis; suara gemetar, menggigil/ tangan tremor, keadaan goncang, wajah tegang, meningkatnya keringat . Pengaruh syaraf simpatis (seperti; pernafasan meningkat, nadi meningkat, pupil dilatasi, reflek meningkat, anoreksia, cardiovaskuler eksitasi, jantung berdetak kencang, mulut kering, lemah, wajah memerah, vasokontriksi area superfisial, kejang, kesulitan bernafas, meningkatnya tekanan darah). Pengaruh syaraf parasimpatis (seperti; sering kencing, nyeri perut, ketidakseimbangan tidur, perasaan geli di ekstremitas, diare, ragu-ragu untuk kencing/tidak puas, kelelahan, menurunnya nadi, menurunnya tekanan darah, nausea, kencing buru-buru, frekuensi kencing, pingsan).Kognitif; pikiran blocking, bingung, keasyikan, pelupa, melamun/merenung, kerusakan perhatian, menurunnya lapangan persepsi, takut pada hal yang tidak spesifik, kecenderungan untuk menyalahkan orang lain, kesulitan untuk konsentrasi, kemampuan minimal untuk menyelesaikan masalah dan belajar, gejala kesadaran secara fisik.Data Utama Kecemasan level panik; palpitasi, jantung berdenyut keras, atau percepatan frekuensi jantung. Berkeringat. Gemetar atau goyah. Sensasi sesak nafas atau perlambatan. Merasa tersedak. Nyeri dada atau tak nyaman. Mual dan distres abdomen. Merasa pening, tidak tegap, kepala melayang, atau pingsan. Derealisasi (merasa tidak nyata) atau depersonalisasi (merasa terasing dari diri). Ketakutan kehilangan kendali diri atau menjadi gila. Ketakutan mati. Parastesia.Rencana TindakanTerapiKemampuan S1SPKlienKeluarga1. Tujuan tindakanMelindungi pasien dari bahayaMembantu pasien agar mengalami situasi yang membangkitkan cemas lebih sedikitMelatih pasien untuk beraktivitas sesuai yang dijadwalkan sehari-hariMembantu pasien untuk mengalami penyembuhan dari gejala cemas berat2. Tindakan keperawatan:Lindungi pasien dari bahaya untuk merusak diriBantu pasien agar mengalami situasi yang membangkitkan cemas lebih sedikitLatih pasien untuk beraktivitas sesuai yang dijadwalkan sehari-hariBantu pasien untuk mengalami penyembuhan dari gejala cemas beratTujuan Tindakan:Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik dirumah sakit maupun dirumahKeluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.2. Tindakan keperawatan:a. Jelaskan masalah yang dialami pasien kepada anggota keluargab. Jelaskan cara merawat pasien dengan kecemasan beratc. Latih keluarga dalam memberikan perawatan pada pasienSP1SP2TerapiIndividuKemampuan Spesialis1. Terapi KognitifEvaluasi kemampuan pasien untuk SP 1Lakukan terapi individu dengan tehnik kognitif sesi I (mengungkap pikiran otomatis) dan II (mengungkap alasan)Evaluasi kemampuan di SP1Lakukan terapi inidividu tehnik kognitif sesi III (tanggapan terhadap pikiran otomatis) dan IV (menuliskan pikiran otomatis)Mengevaluasi kemampuan pasien yang dicapai pada SP2Melakukan terapi kognitif sesi V (penyelesaian masalah) dan VI (manfaat tanggapan)Mengevaluasi kemampuan pasien untuk SP3Melakukan terapi kognitif sesi VII (Mengungkap hasil) Mengevaluasi kemampuan pasien untuk SP4Melakukan terapi kognitif sesi VIII (Catatan harian)Lakukan terapi kognitif sesi IX (suport sistem)SPSP1SP2SP3SP4SP5Keluarga2. Terapi Trianglea. Lakukan terapi keluarga tehnik triangle sesi I (identifikasi perasaan) dan sesi II (Keluarga mengenal masalah pasien) b. Evaluasi kemampuan untuk SP 1 c. Lakukan terapi triangle sesi III (penyelesaian masalah) dan sesi IV (evaluasi )SP1SP2