Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

28
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS INKASERATA RUANG BEDAH G RSUD DR. SOETOMO SURABAYA PERIODE TANGGAL15 APRIL 2002 S/D 19 APRIL 2002 DI SUSUN OLEH : SUBHAN NIM 010030170 B DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Transcript of Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

Page 1: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

LAPORAN KASUSASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HERNIA INGUINALIS LATERALIS INKASERATARUANG BEDAH G RSUD DR. SOETOMO

SURABAYAPERIODE TANGGAL15 APRIL 2002 S/D 19 APRIL 2002

DI SUSUNOLEH :

SUBHANNIM 010030170 B

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PROGRAM STUSI S.1 ILMU KEPERAWATANSURABAYA

2002

Page 2: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUSASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

HERNIA INGUINALIS LATERALIS INKASERATARUANG BEDAH G RSUD DR. SOETOMO

SURABAYAPERIODE TANGGAL15 APRIL 2002 S/D 19 APRIL 2002

Surabaya, 19 April 2002

Mahasiswa

Subhan

NIM. 010030170 B

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

SKp

NIP. NIP.

Page 3: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS INKASERATA

A. Pengertian

Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau

kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ.

Istilah hernia berasal dari bahasa Yunani “ERNOS” yang berarti penonjolan.

B. Macam – macam hernia.

Ditinjau dari letaknya, hernia dibagi menjadi 2 golongan :

1. Hernia eksterna.

Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia inguinalis lateralis

(indirek), hernia inguinalis medialias (direk), hernia femoralis, hernia

umbilikalis, hernia supra umbilikalis, hernia sikatrikalis, dan lain – lain.

2. Hernia interna

Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar, yaitu hernia obturatorika,

hernia diafragmatika, hernia foramen Winslowi dan hernia ligamen treitz.

Hernia inguinalis lateralis inakserata merupakan hernia yang sering atau paling

banyak didapat terutama pada laki – laki, dengan bentuknya bulat lonjong.

Disebut inkaserata karena hernia yang isi kantongnya tidak dapat kembali ke

dalam rongga perut disertai gangguan passage dan atau vaskularisasi.

C. Penyebab.

Penyebab terjadinya hernia ada dua yaitu :

1. Kongenital

Terjadi sejak lahir.

2. Didapat (acquired)

Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya tekanan

intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk

kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur

uretra), ascites dan sebagainya.

D. Patologi anatomi

Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari

peritoneum, isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi

organ intraperitoneal lain atau organ ekstraperitoneal seperti ovarium, apendiks

divertikel dan buli – buli. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong

Page 4: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ - organ lain

misalnya paru dan sebagainya.

Pada hernia inguinal lateralis (indirek) lengkung usus keluar melalui

kanalis inguinalis dan mengikuti kora spermatikus (pria) atau ligamen sekitar

(wanita). Ini diakibatkan gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup testis turun

ke dalam skrotum atau fiksasi ovarium.

Pada pertumbuhan janin (+ 3 minggu) testis yang mula – mula terletak di

atas mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum. Pada waktu testis turun

melewati inguinal sampai skrotum prossesus vaginalis peritoneal yang terbuka

dan berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan setelah

testis sampai pada skrotum, prossesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup

(obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi maka seluruh prossesus vaginalis

peritoneal terbuka, terjadilah hernia inguinalis lateralis. Hernia inguinalis lateralis

lebih sering didapatkan dibagian kanan (+ 60 %). Hal ini disebabkan karena

proses desensus dan testis kanan lebih lambat dibandingkan dengan yang kiri.

E. Tanda dan gejala

Pasien mengeluh benjolan pada lipat paha atau perut di bagian bawah. Benjolan

dapat keluar dan masuk di daerah kemaluan, kadang – kadang terasa kemeng.

Bisa terjadi obstruksi usus seperti bising usus nada tinggi sampai tak ada, mual

dan muntah.

F. Penatalaksanaan.

1. Manajemen medis

Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan

pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan.

Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :

a. Herniotomy : membuang kantong hernia, ini terutama pada

anak – anak karena dasarnya adalah kongenital tanpa adanya kelemahan

dinding perut.

b. Herniorrhaphy : membuang kantong hernia disertai tindakan

bedah plastik untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang

kanalis inguinalis.

Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak

dilakukan pembedahan, dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss).

Sabuk itu dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu

istirahat (malam).

4

Page 5: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

2. Manajemen keperawatan

a. Pre operasi :

Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan (pembengkakan) di daerah

inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hernia dan

penanganannya. Pengkajian juga ditujukan pada riwayat.

Diagnosa keperawatan : masalah keperawatan yang bisa muncul adalah

gangguan kenyamanan, kecemasan, kurang pengetahuan dan resiko

tinggi terjadi reinkarserata.

Intervensi keperawatan (secara umum) ; beri posisi kepala tempat tidur

ditinggikan, bila hernia turun/menonjol dimasukan kembali secara

manual, anjurkan menggunakan sabuk hernia, beri analgesik sesuai

advis, hindari manuever yang bisa meningkatkan tekanan

intraabdominal : batuk kronik, angkat berat, mengedan secara kuat dan

anjurkan untuk kompres dingin pada daerah yang bengkak.

b. Post operasi :

Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko

tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka

operasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.

5

Page 6: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,J,L (1999). ”Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan “ Edisi 2

D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne (1991), ” Medical Surgical Nursing “ , A Nursing Process Approach, W. B. Saunders Company, Philadelphia

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.

Engrand, Barbara (1999), Keperawatan Medikal Bedah, volume 4, Jakarta, EGC

Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995), “Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis”, alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih, EGC, Jakarta

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.

Senat Mahasiswa FK Unair (1996) Diktat Kuliah Ilmu Bedah 1, Surabaya

6

Page 7: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN TN. SUWITO DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS SINISTRA

DI RUANG BEDAH G RSDS SURABAYA

PENGKAJIAN

I. Biodata

A. Identitas pasien

1. Nama : Tn. Suwito (Laki – laki/62 tahun)

2. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

3. Agama : Islam

4. Status perkawinan : kawin

5. Pendidikan/pekerjaan : SD/swasta.

6. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia dan Jawa

7. Alamat : Asam Jaya V/27 Surabaya

8. Kiriman dari : datang sendiri

B. Penanggung jawab pasien

Pasien sendiri bertanggung jawab atas perawatannya dan dijaga oleh anak

sulungnya yang tinggal bersama dengan pasien.

II. Alasan masuk rumah sakit

A. Alasan dirawat :

Pasien menderita nyeri hebat pada jam 11.00 tanggal 08 – 10 – 2001, hernia

yang menonjol tidak bisa masuk.

B. Keluhan utama :

Pasien dan keluarga belum memahami mengenai penyakit yang diderita, dan

penanganannya. Pasien mengatakan apabila terjadi penurunan hernia maka

yang dilakukan hanyalah mendorongnya masuk kembali. Terjadi bila pasien

bekerja keras seperti mengangkat beban berat, saat BAB mengedan terlalu

kuat. Pasein mengatakan nyeri yang dirasakan biasanya di daerah perineum

dan menjalar ke belakang. Pasien dan keluarga menanyakan bagaimana

penyakit ini bisa timbul dan selain penanganan yang sudah dilakukan,

tindakan lain apa yang harus dilakukan.

Tgl. MRS : No. Register :

Tempat/tanggal pengkajian : Bedah G,

Page 8: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

III. Riwayat kesehatan

A. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini :

Pasien pernah menderita penyakit malaria waktu SD namun tidak sampai

opname. Pasien tidak ada alergi makanan dan obat – obatan.

B. Riwayat kesehatan sekarang :

Pasien merasakan hal ini sejak 2 tahun yang lalu. Namun tidak mengganggu

aktivitas karena dianggap biasa saja. Selain itu dengan mendorong ke atas

maka hernia akan masuk kembali. Pada tanggal 09 – 10 – 2001 jam 11.00

pasien merasakan nyeri hebat yang tidak tertahankan. Pasien berusaha

mendorong masuk tetapi tidak bisa. Akhirnya jam 20.24 pasien dibawa ke

IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

C. Riwayat kesehatan keluarga :

Kakek, nenek, saudara kandung ibu/bapak pasien tidak ada yang sakit.

Saudara kandung pasien salah satunya menderita asma. Orang tua pasien

meninggal karena usia tua.

Genogram :

Keterangan : : Laki-Laki : Perempuan

: Tinggal serumah : pasien

IV. Informasi khusus

A. Masa balita

1. Keadaan bayi lahir

Pasien waktu lahir normal dan sehat. Tidak tahu APGAR score, BB dan

PB lahir, dan lingkar kepala dan dada.

2. Riwayat sehari – hari

Pasien tumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya teman – teman

8

Page 9: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

yang lain selama dalam proses tumbuh kembang.

B. Klien wanita

Tidak dikaji

V. Aktivitas hidup sehari – hari

Aktivitas sehari – hari

Pre masuk RS Di rumah sakit

A. Makan dan minum

1. Nutrisi

2. Minum

Pasien makan tiga kali sehari, tidak ada makanan pantangan

Pasien hanya minum air putih, 8 – 10 gelas/hari.

Pasien makan 3 kali/hari, saat ini pasien puasa untuk pemeriksaan gula darah, sebelumnya diet lunak.

B. Eliminasi1. BAB

2. BAK

3. Keringat

1 kali sehari, tidak konstipasi, warna dan jumlah normal serta tidak ada kelainan dan bauBAK 2 kali/hari, tidak ada kelainan

Berkeringat bila bekerja

Belum BAB sejak masuk.

BAK 2 kali perhari, jumlah 2 gelas, warna kuning dan tidak ada kelainanTidak berkeringat

C. Istirahat dan tidur

1. Istirahat2. Tidur

Tidak tentuMalam hari jam 21.00 – 05.00. Tidak ada kesulitan dalam tidur.

Istirahat di tempat tidurPasien baru satu malam di RS dan tadi malam bisa tidur dengan tenang karena hernia sudah masuk kembali

D. Aktivitas Pasien sekarang tidak bekerja lagi (di rumah saja).

Pasien melakukan aktivitas seperti biasa, hanya saat terjadi herniasi maka pasien hanya berbaring di tempat tidur. Saat sekarang mandi, menggosok gigi, BAB dan BAK dilakukan di kamar mandi.

E. Kebersihan diri

Pasien mandi 2 X/hari, menggosok gigi setiap kali setelah mandi dan makan, tidak ada hambatan dalam melakukana personal hygiene

Pasien mandi pagi dan sore, menggosok gigi. Melakukan personal hygiene di kamar mandi

F. Rekreasi Pasien senang mendengar radio dibandingkan menonton tv dan mendengar musik.

Tidak bisa dilakukan karena masuk rumah sakit

VI. Psikososial

A. Psikologsi

1. Persepsi klien terhadap penyakit :

Menurut pasien dan keluarga mereka belum mengerti proses penyakit, dan

cara menangani selain yang dilakukan pasien. Keluarga menanyakan

bagaimana bila dilakukan operasi karena baru pertama kali mengalami hal

9

Page 10: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

ini.

2. Konsep diri :

Pasien mengatakan bahwa perannya sebagai orang tua terganggu namun

beliau menyatakan bahwa anak – anaknya sudah dewasa dan sudah biasa

mandiri bila ayahnya tidak ada.

3. Keadaan emosi :

Pasien pasrah saja terhadap apa yang dialaminya.

4. Kemampuan adaptasi :

Pasien mampu beradaptasi terhadap apa yang dialaminya sekarang.

5. Mekanisme pertahanan diri :

Pasien menyerahkan sepenuhnya sakit yang dialaminya kepada Tuhan

Yang Mahaesa.

B. Sosial

Hubungan pasien dengan keluarga dan keluarga lain harmonis, dimana anak –

anak dan isterinya secara bergantian menunggu dan membantu pasien dalam

memenuhi kebutuhannya. Saat berinteraksi dengan perawat, pasien kontak

mata terus dan sangat memperhatikan apa yang dijelaskan. Kegemaran/hoby

adalah membaca dan merawat bunga.

C. Spiritual

Pelaksanaan ibadah : pasien beribadah 5 waktu namun sejak masuk rumah

sakit pasien hanya berdoa dalam hati. Keyakinan tentang kesehatannya

menurut pasien karena pekerjaan yang keras dan tidak disadari bahwa hal

tersebut merupakan pencetus terjadi sakitnya..

VII. Pemeriksaan fisik

A. Keadaan umum :

Nampak tenang dan lemah, kesadaran baik, tampak sakit sedang. Tingkat

kesadaran compos mentis, GCS : 4 – 5 – 6. Ciri tubuh kulit sawo matang,

rambut air dan agak kurus. Tanda vital : nadi 140 X/menit, RR 20 X/menit,

suhu 3670C, tekanan darah 120/70 mmHg.

B. Head to toe

1. Kepala

Bentuk kepala bulat, posisi kepala datar tanpa bantal, tidak ada luka atau

cedera kepala dan kulit kepala tidak ada kotoran atau bersih.

2. Rambut

Rambut lurus, warna hitam dan agak panjang. Nampak bersih, tidak ada

ketombe.

10

Page 11: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

3. Mata (penglihatan).

Visus/ketajaman penglihatan dapat melihat dengan baik, sklera putih,

konjungtiva tidak anemis, kedua pupil (kanan dan kiri) isokor, refleks

cahaya positif, posisi bola mata tengah, dan menggunakan alat bantu yaitu

kaca mata.

4. Hidung (penciuman).

Bentuk normal, tidak ada kelainan seperti deviasi septum, mempunyai dua

lubang, sekret tidak ada, epistaksi dam rhinorrhea, peradangan mukosa

dan polip tidak ada, sedangkan fungsi penciuman normal.

5. Telinga (pendengaran).

Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal : simetris kiri dan kanan,

fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen dan cairan, demikian juga

dengan perdarahan dan otorrhoe serta alat bantu tidak ada.

6. Mulut dan gigi.

Bentuk bibir normal, mulut tidak berbau dan bersih. Tidak ada perdarahan

dan peradangan pada mulut. Jumlah gigi utuh, tidak ada karang/caries, tepi

lidah tidak hiperemik, tidak ada benda asing atau gigi palsu. Sedangkan

fungsi pengecapan baik, bentuk dan ukuran tonsil normal serta tidak ada

peradangan pada faring.

7. Leher

Kelenjar getah bening, kelenjar tiroid dan tekanan vena jugularis tak ada

kelainan (tidak mengalami pembesaran), tidak ada kaku kuduk : dimana

pergerakan memutar dan menoleh dalam batas normal.

8. Thoraks (fungsi pernapasan)

Inspeksi : simetris, pengembangan dada optimal, frekuensi pernapasan 20

x/menit. Palpasi : hangat, ada vokal fremitus, ekspansi paru pada inspirasi

dan ekspirasi maksimal. Perkusi : tidak ada penumpukan sekret, tidak ada

hiperresonan dan bunyi konsolidasi. Auskultasi : tidak ada ronchii, rales

ataupun wheezing.

9. Abdomen

Inspeksi : tidak ada massa, abdomen simetris, tidak ada jaringan parut,

dilatasi vena ataupun kemerahan. Palpasi : tidak ada spasme abdomen,

tidak ada nyeri tekanan lepas. Perkusi : tidak ada distensi kandung kemih,

ataupun lambung/saluran cerna. Auskultasi : bising usus normal (17

X/menit).

10. Reproduksi (alat kelamin)

Inspeksi : nampak bersih dan pada saat pasien disuruh mengedan nampak

11

Page 12: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

ada benjolan bulat lonjong di daerah inguinal. Palpasi : tes Zieman ada

dorongan pada jari kedua dari tangan kanan. Pada tes finger ada dorngan

atau tekanan pada ujung jari telunjuk dan pada tes Thumb tidak ada

tonjolan pada waktu pasien mengedan. Tidak ada nyeri tekan.

11. Ekstremitas

Tidak ada luka pada tangan kiri dan kanan. Kekuatan cukup, dimana

mampu membolak – balikan tangan dan menggerakan kakinya.

12. Integumen

Secara umum kulit kelihatan bersih, tidak ada penyakit kulit. Teraba

hangat di dahi dan daerah thoraks. Turgor kulit normal. Rambut di daerah

kemaluan dicukur habis.

VIII. Pemeriksaan penunjang

A. Laboratorium :

Tanggal 10 – 10 – 2001 : pemeriksaan WBC 7,4 X 100 ; RBC 5,17 X 105 ; Hb

14,3 g/dl ; PCV (Hct) 42,3 % ; MCV 81,8 fl ; MCH 27,7 pg ; Trombosit

299 X 1000 ; Eosinofil -- ; basofil -- ; stab -- ; segmen 85 ; limfosit 15 ;

monosit -- ; LED 32 mm/jam ; BUN 22 mg/dl ; creatinin 0,9 mg/dl ;

SGOT 18 u/l ; SGPT 14 u/l ; gula darah puasa 72 mm/dl dan gula darah

2 jam PP 144 mg/dl.

B. Radiologi

Ada x ray dada : interpretasi tidak ada kelainan.

C. EKG/USG/IVP

Tidak ada

D. Endoskopi

Tidak ada

12

Page 13: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

Analisa data : tanggal 09 – 10 – 2001

No Data subyektif Data Obyekif Masalah Etiologi1. Pasien dan keluarga

mengatakan tidak memahami proses penyakit, perawatan/ penanganannya, pasien mengatakan baru pertama kali masuk rumah sakit

Tidak bisa menjawab pengertian, penyebab, proses penyakit, hanya menyebutkan cara penanganan bila hernia timbul, dan tidak prosedur pembedahan : persiapan, pendidikan SD,

Pengetahuan Informasi yang kurang

2. Pasien mengatakan hernianya hilang timbul

Saat pasien disuruh mengedan nampak ada benjolan bulat lonjong di daerah inguinal. Palpasi : tes Zieman ada dorongan pada jari kedua dari tangan kanan. Pada tes finger ada dorngan atau tekanan pada ujung jari telunjuk dan pada tes Thumb tidak ada tonjolan pada waktu pasien mengedan.

Resiko tinggi terjadi hernia yang isi kantongnya tidak dapat kembali

Meningkatnya tekanan intrabdominal dan lemahnya otot diinding perut.

DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai prioritas)

1. Kurang pengetahuan tentang pengertian, proses dan perawatan penyakit

hernia yang diderita berhubungan dengan kurangnya informasi.

2. Resiko tinggi terjadinya hernia yang isinya kantongnya tidak dapat kembali

berhubungan dengan meningkatnya tekanan intra abdominal dan lemahnya

otot dinding perut.

Pada tanggal 10–10–2001 ditemukan masalah baru (diagnosa keperawatan 3) yaitu :Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan menurunnya isi kantong hernia di daerah inguinal, yang ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada angka 4 pada skala 5, pasien meringis, berkeringat, ada benjolan di sebelah kanan inguinal (lipat paha).

PERENCANAAN

1. Diagnosa keperawatan 1.

Tujuan : pengetahuan pasien dan keluarga tentang proses penyakit dan

penanganannya meningkat setelah 3 kali pertemuan.

Kriteria : - dapat menyebutkan pengertian, penyebab dan tanda/gejala

- dapat menyebutkan penanganan bila terjadi reinkarserata

- dapat menyebutkan aktivitas yang menyebabkan reinkarserata

- dapat memahami pembedahan yang akan dialami

Intervensi :

a. Kaji tingkat pengetahuan pasien

Rasional : tingkat pengetahuan membantu menentukan metoda dalam

memberikan pendidikan kepada pasien

Page 14: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

b. Berikan penjelasan mengenai hernia : pengertian, penyebab dan proses serta

penanganan dengan jelas.

Rasional : penjelasan yang jelas membuat pasien dan keluarga cepat

memahami sehingga pengetahuan meningkat.

c. Berikan penguatan bila pasien mampu menyebutkan kembali apa yang sudah

dijelaskan.

Rasional : pasien akan lebih mudah mengingat jika diberi reinforcement oleh

perawat mengenai pemahamannya.

d. Anjurkan pasien untuk menanyakan kepada pasien di samping untuk berbagi

pengalaman

Rasional : eksplorasi penggalaman dengan pasien lain dalam pembedahan

yang sama membantu meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga

2. Diagnosa keperawatan 2.

Tujuan : selama menunggu jadwal pembedahan tidak terjadi tanda dan gejala

reinkarserata.

Kriteria : - tidak mengeluh nyeri

- tidak ada benjolan/pembengkakan di lipat paha

- tidak mengeluh mual dan muntah

- ADL dilakukan sesuai kemampuan pasien

Intervensi :

a. Berikan penjelasan dan monitor tanda – tanda terjadinya reinkarserata

Rasional : indikasi pembedahan elektif atau pembedahan emergensi.

b. Observasi tanda vital

Rasional : mengetahui perubahan dan perkembangan tanda vital pasien

sehingga tepat dalam menentukan tindakan selanjutnya.

c. Anjurkan pasien untuk tidur dengan kepala tempat tidur ditinggikan.

Rasional : posisi kaki lebih tinggi dari kepala tempat tidur memungkinkan

penurunan/penonjolan isi hernia berkurang.

d. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas harian tanpa memerlukan energi

yang tinggi.

Rasional : aktivitas yang berlebihan meningkatkan tekanan intraabdominal

sehingga memudahkan penurunan/penonjolan isi hernia.

e. Anjurkan pasien untuk menggunakan celana hernia (truss)

Rasional : celana hernia membantu mencegah turunnya isi hernia ke lipat

paha.

14

Page 15: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

3. Diagnosa keperawatan 3.

Tujuan : setelah diberi tindakan keperawatan selama 3 jam pasien merasa nyaman

(tidak merasa nyeri).

Kriteria : - pasien rileks

- tenang

- tidak ada penonjolan pada daerah lipat paha

- tanda vital dalam batas normal : Tensi 120/80, Nadi 100 x/menit,

pernapasan 12 kali/menit dan suhu 373oC.

Intervensi :

a. Kaji tingkat nyeri pasien

Rasional : pnentuan tindak selanjutnya

b. Anjurkan teknik relaksasi

Rasional : teknik relaksasi membantu mengurangi peningkatan tekanan

intrabdominal

c. Kolaborasi pemberian analgesik

Rasional : membantu mengurangi atau menghilangkan nyeri

d. Dorong secara manual isi hernia agar kembali ke atas.

Rasional : mencegah terjadinya strangulasi yang bisa menambah nyeri yang

dialami pasien

e. Pertahankan sikap yang kalem

Rasional : sikap yang kalem dan lingkungan tenang membantu pasien

mengontrol nyeri dan mengurangi kecemasan pasien.

15

Page 16: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

No Dx. kep

Hari/tgl Implementasi Evaluasi

1

1

2

Selasa, 9–10 –2001

18.00

18.30

20.0020.30

- Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang pengertian, penyebab dan penanganan hernia

- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang :a. Pengertian herniab. Penyebabc. Tanda dan gejalad. Penangannya

- Menganjurkan pasien untuk tidur dengan kaki ditinggikan- Menganjurkan agar menggunakan kain untuk dibebat pada

daerah inguinal untuk mencegah turunnya isi hernia- Menganjurkan kepada pasien agar dalam melakukan akrivitas

harian tidak boleh berlebihan seperti BAB tidak boleh terlalu kuat mengedan, mengangkat beban berat.

Jam 20.45S : pasien dan keluarga mengatakan memahami

proses penyakit tetapi penganan terutama pembedahan belum memahami

O : mampu menyebutkan kembali pengertian, belum mampu menyebutkan proses penyakit secara keseluruhan, mampu menyebutkan kembali aktivitas yang perlu dihindari dan belum mampu menyebutkan tujuan dari pembedahan

A : pengetahuan pasien dan keluarga bertambahP : intervensi dipertahankan terutama penjelasan

tentang pembedahan.

S : Pasien mengatakan sekarang tidak ada penurunan isi hernia

O : tidak ada pembengkakan, nyeri tidak ada, mual – muntah tidak ada, pasien rileks

A : tidak ada tanda/gejala reinkarserataP : intervensi dipertahankan

Page 17: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

No Dx. kep

Hari/tgl Implementasi Evaluasi

2

1

2

3.

Rabu, 10 - 10 –2001

08.00

12.30

07.3007.45

07.15

08.20

- Menanyakan kembali tentang pengertian, penyebab dan penanganan hernia

- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang proses terjadinya hernia dan pembedahan yang akan dijalani : persiapan sampai pulang dari ruang operasi

- Menganjurkan kepada pasien untuk menanyakan pengalaman pembedahan pada pasien lain yang sudah menjalani pembedahan (Tn. Mahmud)

- Menganjurkan pasien untuk tidur dengan kaki ditinggikan- Menganjurkan agar menggunakan kain untuk dibebat pada

daerah inguinal untuk mencegah turunnya isi hernia- Menganjurkan pasien agar aktivitas harian tidak boleh

berlebihan seperti BAB tidak boleh terlalu kuat mengedan, mengangkat beban berat.

- Mengkaji tingkat nyeri pasien dengan skala 1 – 5 - Mengobservasi tanda vital- Menganjurkan untuk menarik napas dalam dan berusaha

rileks- Mempertahankan sikap yang kalem dengan pasien dan

keluarga sambil mendengarkan keluhan pasien dan keluarga

Jam 13.30S : pasien dan keluarga mengatakan memahami

pembedahan yang akan dihadapi pasienO : mampu menyebutkan kembali pengertian, mampu

menyebutkan proses penyakit secara keseluruhan, mampu menyebutkan kembali aktivitas yang perlu dihindari dan belum mampu menyebutkan tujuan dari pembedahan

A : pengetahuan pasien dan keluarga meningkatP : intervensi dihentikan.

S : Pasien mengatakan sekarang ada penurunan isi hernia jam 06.00 pagi

O : ada pembengkakan, nyeri, mual – muntah tidak ada, pasien tegang

A : ada tanda/gejala reinkarserataP : intervensi dipertahankan S : Pasien mengatakan nyeri pada 1 dari skala 5, tidak

merambat sampai ke pinggulO : ada pembengkakan, pasien tegang, tensi 130/80

mmHg, nadi 135 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu 38oC

A : gangguan rasa nyaman nyeriP : intervensi dipertahankan

Page 18: Lk Hernia Inguinalis Lateralis Inkaserata

No Dx. kep

Hari/tgl Implementasi Evaluasi

2

2

3.

Kamis, 11 - 10–2001

08.00

12.30

07.15

08.20

- Menganjurkan pasien untuk tidur dengan kaki ditinggikan- Menganjurkan agar menggunakan kain untuk dibebat pada

daerah inguinal untuk mencegah turunnya isi hernia- Menganjurkan pasien agar aktivitas harian tidak boleh

berlebihan seperti BAB tidak boleh terlalu kuat mengedan, mengangkat beban berat.

- Mengkaji tingkat nyeri pasien dengan skala 1 – 5 - Mengobservasi tanda vital- Mempertahankan sikap yang kalem dengan pasien dan

keluarga sambil mendengarkan keluhan pasien dan keluarga

Jam 13.30S : Pasien mengatakan tidak ada penurunan isi hernia O : tidak ada pembengkakan, nyeri, mual – muntah

tidak ada, pasien tidak tegangA : ada tanda/gejala reinkarserataP : intervensi dipertahankan S : Pasien mengatakan nyeri pada 1 dari skala 5, tidak

merambat sampai ke pinggulO : tidak ada pembengkakan, pasien rileks, tensi

120/70 mmHg, nadi 100 x/menit, pernapasan 16 x/menit, suhu 37oC

A : gangguan rasa nyaman nyeri tidak terjadiP : intervensi dihnetikan

Pada hari Jumad, 12 Oktober 2001 pasien menjalani pembedahan (herniotomi).

19