Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

26
LAPORAN KASUS STASE BEDAH RSUD CIANJUR HERNIA INGUINAL LATERALIS SINISTRA SUCI EFNITA 2008730121 PEMBIMBING Dr. Maya Sofa Sp.B

Transcript of Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

Page 1: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

LAPORAN KASUSSTASE BEDAH RSUD CIANJUR

HERNIA INGUINAL

LATERALIS SINISTRA

SUCI EFNITA2008730121

PEMBIMBING

Dr. Maya Sofa Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2012

Page 2: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

BAB I

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Y

Umur : 46 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Cianjur

Pekerjaan : Kuli bengkel

Tgl MRS : 23 Januari 2012

Tgl Pemeriksaan : 24 Januari 2012

No RM : 492802

ANAMNESA

Keluhan Utama

Os merasa ada benjolan di lipat paha kiri hilang timbul

Riwayat Penyakit Sekarang

Os datang ke rumah sakit dengan keluhan benjolan di lipat paha kiri sejak 4 bulan

yang lalu. Benjolan hilang timbul, benjolan timbul saat posisi berdiri, berjalan, saat os

batuk atau saat beraktivitas. Benjolan menghilang saat os beristirahat atau berbaring.

Mual, muntah disangkal oleh os. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Os mengeluh nyeri

pada benjolan. Nyeri perut disangkal oleh os

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti os.

Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah berobat ke dokter atau berobat dengan pengobatan alternatif.

Page 3: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

Riwayat Psikososial

Pasien bekerja sebagai kuli bengkel dan sering mengangkat barang-barang atau beban

yang berat.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Composmentis

Vital Sign

TD : 130/90 mmHg

HR : 60 x/menit

RR : 18 x/menit

Suhu : 36,5o C

Status Generalis

Kepala : Normochepal

Mata : - Diameter Pupil : 3 mm / 3 mm

Refleks pupil : +/+, isokor

Konjungtiva : anemis -/-

Sklera : ikterik -/-

Telinga : Normotia, tidak ada deformitas, sekret (-), darah (-)

Hidung : Normotia, sekret (-), darah (-)

Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-)

Thorax

Paru-paru

Inspeksi : Normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada luka bekas operasi

Palpasi : Tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, nyeri tekan (-), vokal fremitus

sama simetris dekstra sinistra.

Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru

Auskultasi : Vesikular (+/+) normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-), stridor (-/-)

Jantung

Ictus cordis tidak terlihat

BJ I dan II murni regular

Page 4: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

Murmur (-), gallops (-)

Abdomen

Inspeksi : Abdomen datar

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan 4 kuadran abdomen (-), tidak teraba

pembesaran hepar, ginjal dan splen

Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

Status Lokalis a/r Inguinalis Sinistra

- Inspeksi

o Terdapat benjolan berbentuk lonjong

o Hiperemis (-)

o Transiluminasi (-)

- Palpasi

o Nyeri tekan (-)

o Hangat (-)

o Konsistensi lunak

o Tes valsava (+)

RESUME

Laki-laki usia 46 tahun MRS dengan keluhan benjolan di lipat paha kiri sejak 4 bulan.

Benjolan tersebut dirasakan hilang timbul, benjolan timbul saat os berdiri, berjalan dan

beraktivitas, benjolan menghilang saat os istirahat. Benjolam disertai nyeri (-), pusing (-),

mual (-), muntah (-). BAB dan BAK normal, nafsu makan baik. Dari riwayat psikososial

didapatkan os bekerja sebagai kuli bengkel yang sering mengangkat barang-barang atau

beban yang berat.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital

TD : 130/90 mmHg

HR : 60 x/menit

RR : 28x/menit,

Suhu : 36,5o C

Page 5: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

Status generalis dalam batas normal.

Status Lokalis a/r Inguinalis Sinistra

Terdapat benjolan berbentuk lonjong, konsistensi lunak, tes valsava (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

KIMIA DARAH HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL

GDP 85 mg% 70 – 110 mg%

Ureum 34,4 mg% 10 – 50 mg%

Kreatinin 1,2 mg% P = 0,5 – 1,0 mg%

L = 0,5 – 1,1 mg%

SGOT 32 uI L < 40 ul

P < 31 uI

SGPT 11 uI L < 42 uI

P < 32 uI

ELEKTROLIT HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL

Natrium 141, 4 mEq/L 135 – 148 mEq/L

Kalium 3,98 mEq/L 3,50 – 5,30 mEq/L

Klorida - 98 – 107 mEq/L

Kalium Ion 1,00 mmol/L 1,15 – 1,29 mmol/L

SEROLOGI

HbsAg (-) Negatif

DIAGNOSIS KERJA

Hernia Inguinal Lateralis Sinistra Reponible

Hidrokel

PENATALAKSANAAN

Operatif : Herniorapphy

PROGNOSIS

Quoad Vitam : Ad Bonam

Quad Functionam : Ad Bonam

Page 6: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENDAHULUAN

Hernia berasal dari kata latin yang berarti ruptur. Hernia merupakan penonjolan isi

rongga abdomen melalui defek atau bagian lemah dinding abdomen. Hernia terdiri atas

cincin, kantong dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi menjadi dua macam

yaitu hernia kongenital dan hernia didapat.

Dinding abdomen terdiri dari lapisan (dari dalam ke luar) peritoneum, lemak

subperitoneal, fascia transversalis, muskulus transversus abdominis, M. Obliqus internus,

M. Obliqus eksternus, lemak subkutaneus, kulit. Menurut sifatnya dibagi menjadi hernia

reponible dan hernia irreponible. Hernia reponible bila isi hernia dapat keluar masuk.

Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk kembali jika berbaring atau didorong

masuk ke perut, bila kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut

disebut dengan hernia irreponibel. Dikatakan hernia inkarserata atau hernia starngulata

jika isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat

kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi gangguan passase atau vaskularisasi.

Secara klinis, hernia inkarserata yaitu hernia ireponibel dengan gangguan pasase

sedangkan hernia strangulata yaitu dengan gangguan vaskularisasi. Pada keadaan

sebenarnya telah terjadi pada saat jepitan dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari

bendungan sampai nekrosis.

2.2 EPIDEMIOLOGI

Tujuh puluh lima persen dari semua hernia terjadi di inguinal. Hernia reponible lebih

banyak dibandingkan hernia irreponible yaitu dengan perbandingan sekitar 2:1, hernia

femoralis membuat sebuah proporsi yang jauh lebih kecil. Perbandingan hernia inguinal

pada perempuan dengan laki-laki adalah 7:1. Berdasarkan data yang diperoleh

didapatkan sekitar 750.000 herniorraphies inguinal dilakukan pertahun di Amerika

Serikat, dibandingkan dengan 25.000 untuk hernia femoralis, 166.000 untuk hernia

umbilical, 97.000 untuk hernia insisional dan 76.000 untuk aneka hernia dinding perut.

2.3 ETIOLOGI

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat. Hernia dapat

dijumpai pada setiap usia lebih banyak pada pria ketimbang pada wanita. berbagai faktor

penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang

Page 7: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Disamping itu diperlukan

pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup

lebar. Faktor yang sangat berperan adalah adanya prosessus vaginalis yang terbuka,

peninggian tekanan didalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

2.4 EMBRIOLOGI

Proses turunnya testis mengikuti prosessus vaginalis. Pada neonatus kurang lebih

90% prosessus vaginalis tetap terbuka sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30%

prosessus vaginalis belum tertutup. Tetapi kejadian hernia pada umur ini hanya berperan

beberapa persen. Tidak sampai 10% anak dengan prosessus vaginalis paten kontralateral

lebih dari setengah, sedangkan insiden hernia tidak melebihi 20%. Umumnya

disimpulkan bahwa adanya prosessus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab

tunggal terjadinya hernia tapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup

besar.

Tekanan intraabdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertrofi

prostat, konstipasi dan ascites sering disertai hernia inguinalis. Insiden hernia meningkat

dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan

tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan

relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada

keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih

ventrikel, sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan

lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus

ke dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat

kerusakan n.ilioinguinalis dan n. Iliofemoralis setelah apendektomi.

2.5 ANATOMI

Dinding abdomen terdiri dari lapisan (dari dalam ke luar) peritoneum, lemak

subperitoneal, fascia transversalis, muskulus transversus abdominis, M. Obliqus internus,

M. Obliqus eksternus, lemak subkutaneus, kulit.

Page 8: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

- Anatomi Kanalis Inguinalis

Kanalis inguinalis dibentuk oleh kulit dan peritonium, bagian kulit akan membentuk

scrotum pada pria dan labia pada wanita. Kanalis inguinalis berbentuk panjang 4 cm dan

terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinalis

Batas-batas Kanalis Inguinalis

Anterior

Aponeurosis M. Obliqus eksteraus abdominis, dibagian lateralnya dibentuk oleh M.

Obliqus internus

Posterior

Dibagian lateral dibentuk oleh aponeurosis M. Transversus abdominis dan fascia

transversalis. Di bagian medialnya dibentuk oleh aponeurosis M. Obliqus internus

Inferior

Dibentuk oleh ligamentum inguinalis poupart serta Ligamentum lacunare Gimbernat

Page 9: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

Isi Kanalis Inguinalis

Pria

Berisi funikulus spermatikus yang mengandung matriks jaringan ikat yang

berhubungan dengan jaringan ikat peritoneal.

Terdiri :

1. Duct (vas) deferens

2. Tiga arteri : Spermatika interna (testikularis), Spermatika eksterna (cremasteric),

Arteri deferensial

3. Satu vena : Pleksus pampiniformis

4. Tiga nervus : cabang genital N. Genitofemoralis, N. Ilioinguinalis, serabut simpatis

dari pleksus Hypogastrikus

5. Tiga fascia (lapisan)

- Fascia spermatica eksterna, lanjutan dari fascia innominata

- Lapisan cremaster berlanjut menjadi fascia dan serabut otot M. Obliqus internus

- Fascia spermatika interna, perpanjangan dari fascia transversalis

Wanita

1. Ligamentum Rotundum dari uterus

2. Cabang genital dari N. Genitofemorale

3. Vena cremasterica

4. N. Ilioinguinalis

Page 10: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

Bagian-bagian Hernia

Pintu hernia terdiri dari lapisan- lapisan dinding perut dan pangggul, jadi tebentuk dari

otot, tendon, jaringan perut dan juga tulang. Penamaan berdasarkan lokasi pintu atau

tempat masuknya.

Kantung hernia yaitu peritoneum parietalis. Terdiri dari kolum, korpus dan basis. Kantung

hernia dapat terdiri dari 2 kantung (bilokularis) dan salah satu kantungnya dapat terletak di

dalam atau diantara dinding perut (Zwerchsackform).

Kanal hernia, membentang antara cincin interna dan eksterna. Kanal ini dapat berjalan

horizontal ataupun miring. Pada hernia inguinalis, kanalnya adalah kanalis inguinalis.

Isi hernia, dapat bermacam-macam, misalnya usus halus, omentum, caecum, ovarium. Bila

isinya divertikulum meckel maka disebut Hernia Littre, bila isinya sebagian dinding usus

disebut Hernia Richler.

Selubung hernia, merupakan lapisan-lapisan yang menyelubungi kantung hernia. Pada

hernia inguinalis selubung hernia dibentuk oleh kantung peritoneum, lemak preperotoneal,

fascia transversalis, m.cremaster, fascia superficialis perineal dan epidermis. Pengetahuan

mengenai selubung hernia ini penting untuk pembedahan.

Page 11: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

2.6 KLASIFIKASI HERNIA

Sejumlah sistem klasifikasi telah dikembangkan sehubungan dengan hernia

inguinalis. Suatu sistem klasifikasi yang ideal juga akan mampu standarisasi sebelum

operasi hernia dan memungkinkan pendekatan yang paling tepat untuk penatalaksanaan,

daripada membuat keputusan manajemen berdasarkan temuan intraoperatif. Namun,

klasifikasi preoperative sangat bergantung pada pemeriksaan fisik dan subjektivitas.

Sedangkan klasifikasi intraoperatif juga rumit oleh fakta bahwa komponen-komponen

tertentu dari hernia inguinal tidak dapat dinilai melalui metode laparoskopi.

Sejumlah penulis, termasuk Rutkow, Robbins, Gilbert, Nyhus, dan Schumpelick,

telah berusaha untuk merancang sistem klasifikasi standar. Klasifikasi Nyhus lebih rinci

dan menilai tidak hanya lokasi dan ukuran dari cacat, tetapi juga integritas dari cincin

inguinal dan lantai inguinalis. Karena itu, ini adalah salah satu klasifikasi yang paling

banyak digunakan. Sistem ini membagi hernia menjadi empat jenis, dengan tiga sub-grup

untuk tipe III.

Klasifikasi Hernia Inguinalis

Hernia Inguinalis Medialis Hernia Inguinalis Lateralis

Hernia masuk canalis inguinalis

karena kelemahan dinding

posterior dan tidak melewati

Hernia melewati cincin interna

sampai ke cincin externa

Sistem Klasifikasi Nyhus

Tipe I Hernia indirek, cincin inguinal interna normal, biasanya pada bayi,

anak-anak dan remaja.

Tipe II Hernia indirek, cincin inguinal membesar tapi tidak menyentuh lantai

canalis inguinalis, tidak meluas ke scrotum

Tipe III A Hernia direk, ukuran tidak diperhitungkan

Tipe IIIB Hernia indirek, meluas ke dinding inguinal posterior, hernia indirek

yang turun ke scrotum termasuk dalam kategori ini karena biasanya

berhubungan dengan perluasan ruang langsung, juga termasuk hernia

pantalon, dan hernia yang menyebabkan kelemahan dinding inguinal

posterior.

Tipe III C Hernia femoralis

Tipe IV Hernia rekuren (direk, indirek, femoralis dan kombinasi)

Page 12: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

cincin internal

Terdapat di posterior funiculus

spermaticus

Tidak pernah masuk scrotum

Jarang terjadi strangulata

Biasanya pada pria dan usia tua

Biasanya pada peroko dengan

kelemahan jaringan conective

Faktor predisposisi : aktifitas

berat, batuk, dan ketegangan.

Dapat mencederai

n.illioinguinal

Dapat masuk ke scrotum

Jika kongenital dapat terjadi

karena patent procesuss

vaginalis

Biasa terjadi pada pria dan

wanita

Pada semua umur

Biasanya hernia inguinalis

dextra lebih sering daripada

hernia inguinalis sisnistra

2.7 PATOFISIOLOGI

Kantong hernia yang telah ada (performed sac)

Hernia pada anak-anak terjadi karena kegagalan penutupan processus vaginalis.

Processus vaginalis normalnya menutup karena perluasan rongga peritoneal yang

melewati cincin interna.  Processus vaginalis adalah evaginasi diverticular peritoneum

yang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral. Pada pria testis awalnya

retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testis akan turun melewati canalis

inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi

penurunan terlebih dahulu sehingga yang tersering hernia inguinalis lateralis angka

kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah

kanan.

Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi

ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus. Pada

pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal dengan tunika vaginalis. Jika

Page 13: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis lateralis akan

terjadi. Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck.

Peningkatan Tekanan Intra abdominal

Bila tekanan intra abdominal meningkat maka dinding abdomen akan

meregang dan robek sehingga timbul hernia. Batuk, kehamilan ganda, mengejan,

mengangkat beban yang berat dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal

sehingga dapat menyebabkan kelemahan daerah inguinal. Mekanisme ini terjadi pada

saat otot abdomen berkontraksi akibat adanya peningkatan tekanan intra abdominal,

yaitu ketika M. Obliqus internus dan transversus abdominis berkontraksi, serabut otot

yang paling bawah membentuk atap mioaponeurotik pada kanalis inguinalis. Conjoined

tendon yang melengkung meliputi spermatic cord yang berkontraksi mendekati

ligamnetum inguinal sehingga melindungi fascia transversalis. Kontraksi ini terus

berlangsung sampai ke depan cincin interna dan berfungsi menahan tekanan intra

abdomen. Kontraksi M. Transverse abdominis menarik dan meregang crura annulus

inteernus, iliopubic tract dan fascia transversalis menebal sehingga cincin menutup

seperti spincter sehingga aponeurosisnya membentuk dinding anterior kanalis inguinalis

menjadi teregang dan menekan cincin interna pada dinding posterior kanalis yang lemah.

Proses ini berperan penting dalam pencegahan terjadi hernia. Bila kompetensi fascia

transversalis mencapai batas maksimal dan disertai dengan patensi dari processus

vaginalis maka terjadi hernia.

Kelemahan otot dinding abdomen

Kelemahan otot dinding abdomen terjadinya atrofi karena proses penuaan, kurang

olah raga, kehamilan multiple, penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan kelemahan

umum, penyakit kelainan sintesa kolagen.

2.8 MANIFESTASI KLINIK DAN DIAGNOSA

- Anamnesis

Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha ,pada beberapa orang adanya nyeri dan

membengkak pada saat mengangkat atau ketegangan.seringnya hernia ditemukan

pada saat pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja.

Beberapa pasien mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar biasanya pada hernia

Page 14: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

ingunalis lateralis, perasaan nyeri yang menyebar hingga ke scrotum. Dengan

bertambah besarnya hernia maka diikuti rasa yang tidak nyaman dan rasa nyeri,

sehingga pasien berbaring untuk menguranginya.

Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan

hernia ingunalis lateralis.dan juga kemungkinannya lebih berkurang untuk menjadi

inkarserasi atau strangulasi.

- Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan hernia, pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan berbaring

dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit untuk dilihat

kita dapat mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke

annulus jika cincinnya kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan

sangat sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain

halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas terlihat dan jaringan tissue

dapat dirasakan pada tonjolan di kanalis ingunalis pada saat batuk dan hernia dapat

didiagnosa.

- Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dlakukan dan ini tidak

terlalu penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia

ingunalis pada masing-masing jenis pada umumnya memberikan gambaran yang

sama . hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia

ingunalis lateralis.9

- Pada inspeksi

Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat

simetris,dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan menghilang

pada saat pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat

tonjolan yang yang bebentuk elip dan susah menghilang padaa saat berbaring.9

- Pada palpasi

Dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada hernia

inguanalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya

tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk

pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan tonjolan tersa pada sisi jari maka itu

hernia direct. Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan

melalui cincin interna ketika pasien mengedan juga dapat membedakan hernia

direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct benjolan akan terasa pada

bagian depan melewati Trigonum Hesselbach’s dan kebalikannya pada hernia

Page 15: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka pembedaanya dan hubungan secara

anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien,

jenis hernia inguinal tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.

- Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:

Leukocytosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi.

Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi

dehidrasi.

Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius yang

menyebabkan nyeri lipat paha.8

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia.

Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha

atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis.8

Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu

adanya suatu gambaran massa. Gambaran ini dikenal dengan Spontaneous Reduction

of Hernia En Masse. Adalah suatu keadaan dimana berpindahnya secara

spontan kantong hernia beserta isinya ke rongga extraperitoneal. Ada 4 tipe

pembagian reduction of hernia en masse :

1. Retropubic

2. Intra abdominal

3. Pre peritoneal

4. Pre peritoneal locule

2. 9 PENATALAKSANAAN

Penanganan DI IGD

Mengurangi hernia.

Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien harus

istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat.

Menurunkan tegangan otot abdomen.

Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.

Page 16: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap hernia inguinalis.

Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan menimbulkan

proses analgesia.

Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti kaki

kodok)

Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang

berlanjutselam proses reduksi penonjolan

Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu mengembalikan isis

hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks akan menyebabkan isis hernia

keluar dari pintu hernia.

Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali percobaanm

Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam analgetik yang adekuat dan posisikan

Trendelenburg, dan kompres dingin selam a20-30 menit.7

Konsul bedah jika :

Reduksi hernia yang tidak berhasil

Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang memburuk

Hernia ingunalis harus dioperasi meskipun ada sedikit beberapa kontraindikasi .

penanganan ini teruntuk semua pasien tanpa pandang umur inkarserasi dan strangulasi

hal yang ditakutkan dibandingkan dengan resiko operasinya.

Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi kesehatan saat

dilakukan operasi dalam keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan. Operasi yang

cito mempunyai resiko yang besar pada pasien geriatri.

Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih bijaksana apabila dilakukan

penanganan terlebih dahulu terhadap hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko infeksi

traktus urinarius dan retensi urin pada saat operasi hernia.

Karena kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi, dan nyeri pada hernia maka

operasi yang cito harus di lakukan. Pelaksanaan non operasi untuk mengurangi hernia

inkerserasi dapat dicoba. Pasien di posisikan dengan panggul dielevasikan dan di

beri .analgetik dan obat sedasi untuk merelaxkan otot-otot.

Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat dimanipulasi dan tidak ada gejala

strangulasi.

Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk memastikan usus masih

hidup, ada tanda-tanda leukositosis.

Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah yang berwarna gelap.7

Page 17: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

Indikasi operasi :

- Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak harus diperbaiki secara operatif tanpa

penundaan, karena adanya risiko komplikasi yang besar terutama inkarserata, strangulasi,

yang termasuk gangren alat-alat pencernaan (usus), testis, dan adanya peningkatan risiko

infeksi dan rekurensi yang mengikuti tindakan operatif.

- pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada keadaan inkarserata

dan strangulasi. Pada pria tua, ada beberapa pendapat (Robaeck-Madsen, Gavrilenko)

bahwa lebih baik melakukan elektif surgery karena angka mortalitas, dan morbiditas

lebih rendah jika dilakukan cito surgery.

1. Konservatif :

- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan

tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap

sampai terjadi reposisi

- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg,

pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil, anak

boleh menjalani operasi pada hari berikutnya.

- Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan harus

dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena merusak kulit dan

otot abdomen yang tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam

2. Operatif

-Anak-anak à Herniotomy :

Karena masalahnya pada kantong hernia,maka dilakukan pembebasan kantong hernia

sampai dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan

reposisi, kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.

Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah, maka kedua sisi dapat

direparasi sekaligus jika hernia terjadi bilateral

Page 18: Hernia Inguinal Lateralis Sinistra

DAFTAR PUSTAKA

1. Robert J, Fitzgibbons, JR, Charles J Filipin, etc. Schwartz’s, Principle of surgery 8 th ed,

Mc Graw Hill, 2008, pp 1353 – 1392

2. Debas, Haile T., MD. Abdominal wall, Peritoneum, and Retroperitoneum.

Gastrointestinal Surgery, Pathophysiology and Management. USA : Springer. 2003.

3. Town, Court M. JR., MD., etc. Hernias. Stabiston Textbook of Surgery, The Biological

Basic of Modem Surgical Practice. 18 th ed. USA : 2008