hernia femoralis lateralis

download hernia femoralis lateralis

of 40

Transcript of hernia femoralis lateralis

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    1/40

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Hernia merupakan penyakit yang mulai berkembang dan semakin

    dikenal di masyarakat, baik pada Negara maju maupun berkembang. Hernia

    merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya sering

    menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan

    operasi. Dari hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10%

    yang menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya pada pria. Hernia

    adalah pembukaan atau kelemahan dalam struktur otot dinding perut. Hernia

    merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari

    dinding rongga bersangkutan. Penyakit ini menyebabkan penonjolan dari

    dinding perut. Hal ini lebih terlihat ketika otot-otot perut dikencangkan,

    sehingga meningkatkan tekanan dalam perut. Setiap kegiatan yang

    meningkatkan tekanan intra-abdomen dapat memperburukpenyakit hernia;

    contoh kegiatan tersebut mengangkat, batuk, atau bahkan berusaha untuk

    buang air besar.

    Hernia dapat terjadi akibat kelainnan kongenital maupun didapat. Pada

    anak-anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya

    procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah

    zakar. Pada orang dewasa adanya faktor pencetus terjadinya hernia antara

    lain kegemukan, beban berat, batuk- batuk kronik, asites, riwayat keluarga,

    dan lain-lain. Lokasi yang paling umum untuk penyakit hernia adalah lipatpaha (inguinal) sehingga ada jenis penyakit hernia yang disebut dengan

    hernia inguinal. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia

    inguinalis direk, indirek, serta hernia femoralis. Hernia insisional 10%, hernia

    ventralis 10%, hernia umbilikalis 3%, dan hernia lainnya 3 %.

    Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tindakan konservatif dan

    operatif. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi

    dan pemakaian penyanggah atau penunjang untuk memepertahankan isi

    http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/
  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    2/40

    2

    hernia yang telah direposisi. Sedangkan penanganan operatif yang dilakukan

    adalah herniotomi atau herniorafi. Dampak kesehatan yang ditimbulkan pada

    pasien yang dilakukan herniorafi diantaranya nyeri, aktivitas intoleran dan

    resiko terjadinya infeksi.

    1.2.RUMUSAN MASALAH1) Apa definisi hernia?2) Bagaimana epidemiologi kejadian hernia?3) Apa etiologi hernia?4) Bagaimana patofisiologi terjadinya hernia?5) Bagaimana penegakan diagnosis hernia?6) Bagaimana penatalaksanaan pada hernia?

    1.3.TUJUAN1) Mengetahui definisi hernia.2) Mengetahui epidemiologi kejadian hernia.3) Mengetahui etiologi hernia.4) Memahami patofisiologi hernia.5) Mengetahui penegakan diagnosis hernia.6) Mengetahui penatalaksanaan hernia.

    1.4.MANFAAT1.4.1.Manfaat untuk Penyusun

    1) Menambah ilmu pengetahuan tentang hernia.2) Khususnya dapat memahami tentang hernia baik itu patofisiologi,

    cara penegakan diagnosa serta penatalaksanaannya.1.4.2.Manfaat untuk Pembaca

    1) Menambah ilmu pengetahuan tentang hernia.2) Memahami tentang hernia baik itu patofisiologi, cara penegakan

    diagnosa serta penatalaksanaannya.

    3) Sebagai bekal bagi para dokter muda, khususnya mahasiswa FKUnisma dalam prakteknya dan aplikasinya di lapangan sesuai

    dengan kompetensi dokter umum.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    3/40

    3

    1.4.3.Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan1) Sebagai salah satu literatur dalam mengembangkan ilmu

    pengetahuan tentang kedokteran, khususnya hernia.

    2) Memberikan inspirasi kepada para ilmuwan untuk dapatmengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    4/40

    4

    BAB II

    STATUS PENDERITA

    2.1. IDENTITAS PENDERITANama : Tn. J

    Umur : 71 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Pekerjaan : Petani

    Pendidikan : -

    Agama : Islam

    Alamat : Wonosari

    Status perkawinan : Menikah

    Suku : Jawa

    Tanggal Periksa : 17 Mei 2013

    No. Registrasi : 310761

    2.2.ANAMNESIS1. Keluhan Utama :

    Benjolan diselangkangan kanan.

    2. Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang ke poli bedah RSUD Kanjuruhan dengan keluhan

    benjolan diselangkangan bagian kanan sejak 5 bulan yang lalu.

    Benjolan tersebut sebesar telur puyuh dan hilang-tmbul. Benjolan

    tersebut muncul jika pasien beraktivitas seperti mengejan, berjalan sertamengangkat beban yang berat. Benjolan akan masuk ketika pasien

    beristirahat dan kakinya diangkat diatas. Benjolan terasa sakit saat

    muncul, tidak merah, dan tidak terasa panas. Pasien tidak mengeluhkan

    adanya perubahan dalam BAB, BAB tidak berdarah dan tidak pernah

    keluar benjolan dari dubur. Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan

    BAK, pada saat BAK pasien selalu merasa tuntas dan tidak merasa

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    5/40

    5

    nyeri. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya mual dan muntah. Pasien

    juga tidak mengeluh sesak nafas maupun sakit kepala.

    3. Riwayat Penyakit Dahulu :- Riwayat sakit serupa : pasien tidak pernah sakit seperti ini

    sebelumnya.

    - Riwayat mondok : disangkal- Riwayat sakit gula : disangkal- Riwayat Hipertensi : disangkal- Riwayat sakit kejang : disangkal- Riwayat alergi obat : disangkal- Riwayat alergi makanan : disangkal- Riwayat alergi cuaca : disangkal- Riwayat stroke : disangkal- Riwayat penyakit lain : disangkal4. Riwayat Pengobatan : pasien tidak pernah berobat

    sebelumnya.

    5. Riwayat Penyakit Keluarga- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : keluarga tidak pernah sakit

    seperti pasien.

    - Riwayat hipertensi : Menyangkal- Riwayat sakit gula : Menyangkal- Riwayat jantung : Menyangkal- Riwayat sakit lain : Menyangkal6. Riwayat Kebiasaan-

    Riwayat merokok : Dulu waktu muda merokok tetapisudah lama berhenti

    - Riwayat minum kopi : Pasien minum kopi- Riwayat minum alkohol : Tidak pernah- Riwayat menggunakan narkoba : Tidak pernah- Riwayat olah raga : Tidak pernah

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    6/40

    6

    7. Riwayat Sosial Ekonomi :Keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah

    8. Riwayat Gizi :Makanan sehari-hari cukup dan sederhana.

    2.3.PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan. Kesadaran compos mentis.2. Tanda Vital

    Tensi : 120/70 mmHg

    Nadi : 88 x/menit

    Pernafasan : 18 x/menit

    Suhu : 36,7C

    3. Kulit :Kulit sawo mateng, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-),

    venektasi (-), petechie (-), spider nevi (-).

    4. Kepala :Luka (-), rambut tidak mudah di cabut, keriput (-), makula (-), papula (-),

    nodula (-), kelainan mimik wajah/meringis (lipatan nasolabialis kiri

    tertinggal).

    5. Mata :Mata tidak cowong, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil

    isokor (+/+), reflek kornea (+/+), radang (-/-), warna kelopak mata (coklat

    kehitaman).

    6. Hidung :Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung(-/-), hiperpigmentasi (-/-).

    7. Mulut :Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi

    lidah hiperemi (-), gusi berdarah (-), sariawan (-).

    8. Telinga :Nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-), pendengaran berkurang (-/-),

    cuping telinga dalam batas normal.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    7/40

    7

    9. Tenggorokan :Tonsil membesar (-/-), faring hiperemis (-/-)

    10. Leher :Trakea di tengah, pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-).

    11. Toraks :Normochest, simetris, pernafasan thorakoabdominal, retraksi (-),

    spidernevi (-), pulsasi intrasternalis (-), sela iga melebar (-)

    Cor

    Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

    Palpasi : ictus cordis kuat angkat

    Perkusi : Batas kiri atas : ICS II linea para sternalis sinistra

    Batas kanan atas : ICS II linea para sternalis dekstra

    Batas kiri bawah : ICS V linea medio clavicularis

    sinistra

    Batas kanan bawah : ICS IV linea para sterna dekstra

    Pinggang jantung : ICS II linea para sternalis sinistra

    (kesan jantung tidak melebar)

    Auskultasi : Bunyi jantug I-II intensitas noral, regular, bising

    Pulmo

    Inspeksi : Pengembangan dada kanan sama dengan kiri, benjolan (-),

    luka (-)

    Palpasi : Fremitus taktil kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-),

    krepitasi (-)

    Perkusi :

    Auskultasi : suara dasar vesikular

    + +

    +

    + +

    Sonor Sonor

    Sonor

    sonor sonor

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    8/40

    8

    suara tambahan: Ronkhi

    12. Abdomen :Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-),

    jaringan parut/bekas luka (-), tumor/benjolan (-).

    Auskultasi : Bising usus (+) normal

    Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-), meteorismus (-), hepar

    dan lien tidak teraba

    Perkusi : timpani

    13. Sistem Collumna Vertebralis :Inspeksi : Deformitas (-), kiphosis (-), lordosis (-), skoliosis (-)

    Palpasi : Nyeri tekan (-),step off(-),

    Perkusi : NKCV (-)

    14. Ektremitas : palmar eritema (-/-)Akral dingin Odem

    - - - -

    - - - -

    15. Sistem genetalia (Status lokalis) :Regio Inguinalis Dextra

    Inspeksi : Tampak adanya benjolan di inguinal. Ukuranyasebesar telur puyuh, warna serupa dengan kulit, tidak ada tanda

    radang. Palpasi : Teraba massa di inguinal ukuran 2x2x1 cm,

    konsistensi lunak, permukaan rata, imobile, nyeri tekan (+).

    16. Pemeriksaan Neurologik : Sistem motorik :

    - -

    -

    - -

    - -

    -

    - -

    5 5

    5 5

    wheezing

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    9/40

    9

    Sistem sensorik :

    Fungsi otonom : Miksi :

    - Inkontinensia : tidak ada

    - Retensi : tidak ada

    - Anuria : tidak ada

    Defekasi :- Inkontinensia : tidak ada

    - Retensi : tidak ada

    17. Pemeriksaan Psikiatrik :Penampilan : Perawatan diri baik

    Kesadaran : Kualitatif tidak berubah, kuantitatif compos mentis

    Afek : Appropriate

    Psikomotor : Normoaktif

    Proses piker : Bentuk : realistik

    Isi : waham (-), hausinasi (-), ilusi (-)

    Arus : koheren

    Insight : Baik

    2.4.RESUMEPasien datang ke poli bedah RSUD Kanjuruhan dengan keluhan

    benjolan diselangkangan bagian kanan sejak 5 bulan yang lalu. Benjolan

    tersebut sebesar telur puyuh dan hilang-tmbul. Benjolan tersebut muncul jika

    pasien beraktivitas seperti mengejan, berjalan serta mengangkat beban yangberat. Benjolan akan masuk ketika pasien beristirahat dan kakinya diangkat

    diatas. Benjolan terasa sakit saat muncul, tidak merah, dan tidak terasa panas.

    Pada pemeriksaan VS DBN, status lokalis regio inguinalis dextra

    (Inspeksi) Tampak adanya benjolan di inguinal. Ukuranya sebesar telur

    puyuh, warna serupa dengan kulit, tidak ada tanda radang. (Palpasi) Teraba

    massa di scrotum ukuran 4 cm, konsistensi lunak, permukaan rata,

    imobile, tidak nyeri tekan, terpisah dari testis.

    2 2

    2 2

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    10/40

    10

    2.5.PEMERIKSAAN PENUNJANGTanggal 25 Januari 2013

    Darah Lengkap

    Item periksa Hasil Satuan Nilai Normal

    Hemoglobin 14,7 g/dl L:13,5-18; P: 12-16

    Hematokrit 42,5 % L: 40-54; P: 35-47

    Eritrosit 5,60 juta/cmm L: 4,5-6,5; P: 3,0-6,0

    Leukosit 10.000 sel/cmm 4.00011.000

    Trombosit 353.000 sel/mm 150.000450.000

    Hitung jenis 1/0/68/24/7 Eos/baso/neu/lim/mono 1-5/0-1/50-70/20-35/3-5

    LED 13 Mm/1 jam L: 15; P: 20

    Masa

    perdarahan

    100 menit

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    11/40

    11

    2.6.DIAGNOSISWorking diagnosis : Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel

    Different diagnosis : Limfadenopati inguinal

    2.7.PENATALAKSANAANA. Non Operatif1. Non-medikamentosa

    Pre Operasi- MRS (bedrest)- Puasa sebelum operasi

    Post operasi- Puasa sampai BU (+) atau sampai pasien flatus.- Imobilisasi 24 jam post operasi- Latihan menggerakkan badan (mobilisasi) setelah 24 jam.

    2. Medikamentosa post operasi- Infus RL : NS = 3 : 2

    (2500 x 20 tts) / (24 x 60) = 50000/1440 = 34,7 = 35 tpm

    - Antibiotik: Injeksi Cefotaxim 3x1 gr

    - Analgesik: injeksi ketorolac 3x1grB. Operatif

    Herniotomi Hernioplasti

    2.8.PROGNOSA : Dubia ad bonam (cendrung baik).

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    12/40

    12

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1.ANATOMIDinding Peru t

    Anatomi dari dinding perut dari luar ke dalam terdiri dari:

    1. Kutis

    2. lemak subkutis

    3. fasia skarpa

    4. muskulus obligus eksterna

    5. muskulus obligus abdominis interna

    6. muskulus abdominis tranversal

    7. fasia transversalis

    8. lemak peritoneal

    9. peritoneum.

    Gambar 1. Anatomi abdomen.

    Regio inguinali s

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    13/40

    13

    1. Kanalis inguinalis

    Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan

    terletak 2-4 cm kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal melebar diantara

    cincin internal dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas

    deferens atau ligamentum uterus. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-

    serat otot cremaster, pleksus pampiniformis, arteri testicularis n ramus

    genital nervus genitofemoralis, ductus deferens, arteri cremaster, limfatik,

    dan prosesus vaginalis.

    Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi.

    Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke

    caudal. Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus

    dibagian superficial, dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal

    dan ligamentum lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis inguinalis

    dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis transverses abdominis.

    Dasar kanalis inguinalis adalah bagian paling penting dari sudut pandang

    anatomi maupun bedah.

    Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari

    trigonum Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane

    rectus, dan ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang

    melewati trigonum Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan

    hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah hernia indirect.

    Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis

    internus yang merupakan bagian yang terbuka dari fasia tranversus

    abdominis. Di medial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi

    oleh anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m. Obliguseksternus. Atapnya ialah aponeurosis m.oblikus eksternus dan di dasarnya

    terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada lelaki,

    ligamentum rotundum pada perempuan.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    14/40

    14

    Gambar 2. Kanalis Inguinalis.

    Gambar 3. Segitiga Hesselbach's.

    2. Aponeurosis Obliqus External

    Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan:

    superficial dan profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus

    dan transversus abdominis, mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya

    linea alba. external oblique aponeurosis menjadi batas superficial dari

    kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina iliaca anterior

    superior ke tuberculum pubicum.

    3. Otot Oblique internusOtot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis .

    bagian medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari

    aponeurosis transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk

    membentuk conjoined tendon. adanya conjoined tendon yang sebenarnya

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    15/40

    15

    telah banyak diperdebatkan, tetapi diduga oleh banyak ahli bedah muncul

    pada 10% pasien.

    Gambar 4. Otot Oblique.

    4. Fascia TransversalisFascia transversalis dianggap suatu kelanjutanb dari otot transversalis

    dan aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki

    2 lapisan: "The fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu

    terletak sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagianluar; ia keluar dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari

    spermatic cord dan berikatan ke linea semulunaris.

    Gambar 5. Fascia Transversalis.

    5. Ligamentum CooperLigamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan

    dibentuk oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    16/40

    16

    yang penting dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada

    teknik McVay.

    6. Preperitoneal SpacePreperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh

    darah dan saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah

    adalah nervus cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. Nervus

    cutaneous femoral lateral berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang

    dari nervus femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang permukaan anterior otot

    iliaca dan dibawah fascia iliaca dan dibawah atau melelui perlekatan sebelah

    lateral ligamentum inguinal pada spina iliaca anterior superior.

    Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan

    kadang dari L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang

    genital dan femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui

    cincin dalam sedangkan cabang femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah

    lateral dari arteri. ductus deferens berjalan melalui preperitoneal space dari

    caudal ke cepal dan medial ke lateral ke cincin interna inguinal. Jaringan

    lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah jaringan

    lemak sangat bervariasi.

    7. Kanalis femoralisKanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna

    vasorum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat vena safena magna

    bermuara di dalam v.femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi

    yang keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum

    inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os pubis dari ligamentum iliopektineal

    (ligamentum cooper), sebelah lateral oleh sarung vena femoralis, dansebelah medial oleh ligamentum lakunare Gimbernati. Hernia femoalis

    keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan

    anatomi ini sering mengakibatkan inkaserasi hernia femoralis

    (Syamsyuhidayat, 2011).

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    17/40

    17

    Gambar 6. Kanalis Femoralis.

    3.2.DEFINISIHernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui

    defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia

    abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisanmuskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan

    isi hernia (Syamsyuhidayat, 2011).

    Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital

    dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya,

    misalnya diafragma, inguinal, umbilikal, femoral (Syamsyuhidayat, 2011).

    Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia

    dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi

    jika berbaring atau didorong masuk ke perut, tidak ada keluhan nyeri atau

    gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke

    dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan

    oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada

    keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus. Hernia disebut hernia

    inkarserata atau hernia strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia

    sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga

    Keterangan:

    2. Anulus Femoralis

    3. Ligamentum lakunare

    4. Ligamentum inguinale

    5. A.V femoralis

    6. V safena magna10. Arcus ileopectinus

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    18/40

    18

    perut. Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis,

    hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan

    gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia

    strangulata. Pada keadaan sebenarnya, gangguan vaskularisasi telah terjadi

    pada saat jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari

    bendungan sampai nekrosis (Syamsyuhidayat, 2011).

    3.3.EPIDEMIOLOGITujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen

    muncul didaerah sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada

    hernia directyaitu 2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang

    lebih sedikit.

    Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Perbandingan

    pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750.000

    herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnya di Amerika Serikat, dibandingkan

    dengan 25.000 untuk hernia femoralis, 166.000 hernia umbilikalis, 97.000

    herniapost insisi, dan 76.000 untuk hernia abdomen lainya.

    Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi

    40% dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau

    strangulasi. Hernia femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki

    yang pernah menjalani operasi hernia inguinal. Meskipun kasus hernia

    femoralis pada pira dan wanita adalah sama, insiden hernia femoralis

    dikalangan wanita 4 kali lebih sering dibandingkan dikalagan pria, karena

    secara keseluruhan sedikit insiden hernia inguinalis pada wanita.

    3.4.ETIOLOGIHernia dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang

    didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada lelaki

    ketimbang perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada

    pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar

    sehingga dapat dilalui oleh kantong hernia dan isi hernia. Selain itu

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    19/40

    19

    diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang

    sudah terbuka cukup lebar itu.

    Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah

    terjadinya hernia, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya

    struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis

    internus ketika berkontraksi dan adanya fasia transversa yang kuat yang

    menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot.

    Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia.

    Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia antara

    lain:

    1.Kelemahan otot dinding perut karena usia2.Akibat pembedahan sebelumnya3.Kongenital

    a. Hernia congenital sempurna

    Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat-tempat

    tertentu.

    b. Hernia congenital tidak sempurna

    Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai

    defek pada tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0-1

    tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena

    dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk,

    menangis).

    4.AquisialAdalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan

    tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya,antara lain: hancurnya jaringan penyambung oleh karena merokok,

    penuaan atau penyakit sistemik, tekanan intra abdomen yang meninggi

    secara kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites, defisiensi otot.

    5.Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis6.Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat.

    Pada neonatus kurang lebih 90 % prosesus vaginalis tetap terbuka,

    sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30 % prosesus vaginalis

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    20/40

    20

    belum tertutup. Akan tetapi, kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa

    persen. tidak sampai 10 % anak dengan prosesus vaginalis paten menderita

    hernia. Pada lebih dari separuh populasi anak, dapat dijumpai prosesus

    vaginalis paten kontralateral, tetapi insiden hernia tidak melebihi 20 %.

    Umumnya disimpulkan adanya prosesus vaginalis yang paten bukan

    merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia, tetapi diperlukan faktor

    lain, seperti anulus inguinalis yang cukup besar.

    Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi

    anulus internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak

    tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot

    dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal

    dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke

    dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi

    akibat kerusakan n.ilioinguinalis dan iliofemoralis setelah apendektomi.

    Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum, hernia disebut

    hernia skrotalis.

    3.5.KLASIFIKASIBagian-bagian hernia :

    1. Kantong hernia

    Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia

    memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia

    intertitialis.

    2. Isi hernia

    Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnyausus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).

    3.Locus minoris resistence (LMR)4.Pintu /cincin herniaMerupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.

    5.Leher herniaBagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    21/40

    21

    Gambar 7. Bagian-bagian hernia.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    22/40

    22

    Gambar 8. Klasifikasi Hernia.

    Secara umum hernia diklasifikasikan menjadi:

    Menurut lokasinya:a. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini

    merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut.

    b. Hernia umbilikus adalah di pusat.

    c. Hernia femoralis adalah di paha.

    Menurut isinya:a. Hernia usus halus

    b. Hernia omentum

    Menurut terlihat dan tidaknya:a. Hernia externa, yaitu jenis hernia dimana kantong hernia menonjol secara

    keseluruhan (komplit) melewati dinding abdomen seperti hernia inguinal

    (direk dan indirek), hernia umbilicus, hernia femoralis, hernia scrotalis, dan

    hernia epigastrika.

    b. Hernia intraparietal, yaitu kantong hernia berada didalam dinding

    abdomen.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    23/40

    23

    c. Hernia interna adalah hernia yang kantongnya berada didalam rongga

    abdomen seperti hernia diafragmatica, hernia foramen winslowi, hernia

    obturatoria.

    Menurut keadaannya:a. Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat

    kembali kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase

    atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk

    hernia irrenponibel.

    b. Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia

    terpuntir atau membengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan

    pergerakan otot serta mungkin dapat menimbulkan penyumbatan usus dan

    kerusakan jaringan.

    Menurut nama penemunya:a. Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.

    b. Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis di atas

    penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis

    bagian lateral.

    c. Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang

    terjepit.

    Menurut sifatnya:a. Hernia reponibel (reducible hernia), yaitu apabila isi hernia dapat keluar

    masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring

    atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi

    usus.

    b. Hernia ireponibel (inkarserata), yaitu apabila kantong hernia tidak dapatkembali ke abdomen. Ini biasanya disebabkan oleh perlengkatan isi kantong

    pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta, merupakan

    jenis hernia ireponibel yang sudah mengalami obstruksi tetapi belum ada

    gangguan vaskularisasi.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    24/40

    24

    Jenis hernia lainnya:1. Hernia umbilikalis

    Umbilikus adalah tempat umum terjadinya herniasi. Hernia umblikalis lebih

    sering terjadi pada wanita, kegemukan dengan kehamilan berulang-ulang

    merupakan prekusor umum. Asites sering mengekserbasi masalah ini.

    Strangulasi kolon dan omentum umum terjadi. Ruptura sering terjadi pada

    sirosis asitik kronik, suatu kasus dimana diperlukan segera dekompresi portal

    atau pintas nevus peritoneal secara darurat.

    Hernia umbilikalis umum pada bayi dan menutup secara spontan tanpa terapi

    khusus jika defek aponeurosis berukuran 1,5 cm atau kurang. Perbaikan

    diindikasikan pada bayi dengan defek hernia yang diameternya lebih besar

    dari 2,0 cm dan dalam semua anak dengan hernia umbilikalis yang masih ada

    pada usia 3-4 tahun. Perbaikan klasik untuk hernia umbilikalis adalah

    hernioplasti Mayo. Operasi terdiri dari imbrikasi vest-over-pants dari segmen

    aponeurosis superior dan inferior. Hernia umbilikalis lebih besar, lebih suka

    ditangani dengan protesis.

    2. Hernia paraumbilikalis.

    Hernia para umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah

    di tepi kranial umblikus, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara

    spontan jarang terjadi sehingga dibutuhkan operasi koreksi.

    3. Hernia ventralis

    Kebanyakan hernia ventralis disebabkan oleh insisi pada tubuh yang

    sebelumnya tidak sembuh secara tepat atau terpisah karena tegangan

    abnormal. Cacat ini memungkinkan penonjolan suatu hernia dan operasi

    umumnya direkomendasikan.. Jika cacat ini berukuran kecil atau sedang ,maka tindakan ini relatf jelas dan memuaskan tetapi apabila hernia

    ventralsinya besar dan fasianya jelek, merupakan prognosa yang jelek pada

    hernia ventralis. Pada umumnya tindakan yang dilakukan adalah operasi

    dengan memobilisasi jaringan denga cermat dan untuk mencapai penutupan

    langsung primer jika mungkin. Kadang-kadang penggunaan kasa protesis

    seperti kasa marlex atau fasia lata diindikasikan.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    25/40

    25

    4. Hernia epigastrika

    Hernia yang keluar melalui defek di linea alba di antara umbilikus dan

    prosesus xipoideus. Isi hernia berupa penonjolan jaringan lemak

    preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum.

    5. Hernia lumbalis

    Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dua buah trigonum

    masing-masing trigonum kostolumbal superiorn (Grinfelt) berbentuk segitiga

    terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis

    (Petit) berbentuk segitiga. Trigonum Grijfelt di batasi di kranial oleh iga XII,

    di anterior oleh tepi bebas m. Obligus internus abdominis, sedangkan

    tutupnya m. Latisimussdorsi. Trigonum petit dibatasi di kaudal oleh krista

    iliaka, di anterior oleh tepi bebas m.obligus eksternus abdominis, dan

    posterior oleh tepi bebas m. Latisimuss dorsi. Dasar segitiga ini adalah m.

    Oblikus internus abdominis dan tutupnya adalah fasia superfisialis. Hernia

    pada kedua trigonum ini jarang dijumpai. Pada pemeriksaan fisik tampak dan

    teraba benjolan di pinggang di tepi bawah tulang rusuk XII atau di tepi

    kranial panggul dorsal. Diagnosis di tegakkan dengan memeriksa pintu

    hernia. Diagnosis banding adalah hematoma, abses dingin atau tumor

    jaringan lunak. Pengelolaan terdiri dari atas herniotomi dan hernioplasti. Pada

    hernioplasti dilakukan juga penutupan defek.

    6. Hernia Littre

    Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia yang mengandung

    divertikulum meckel. Hernia Littre dianggap sebagai hernia sebagian dinding

    usus.

    7. Hernia SpeighelHernia Spieghel adalah hernia interstial dengan atau tanpa isinya melalui

    fasia Spieghel. Hernia ini sangat jarang dijumpai. Biasanya dijumpai pada

    usia 40-70 tahun, tanpa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.

    Biasanya terjadi dikanan dan jarang bilateral. Diagnosis ditegakkan dengan

    ditemukan benjolan di sebelah Mc burney bagian kanan maupun sebelah kiri

    pada tepi lateral m. Rektus Abdominis. Isi hernia dapat terdiri dari usus,

    omentum atau ovarium. Sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    26/40

    26

    ultrasonografi. Pengelolaan terdiri atas herniotomi dan hernioplastik dengan

    menutup defek pada m.tranversus abdominis dan m.abdominis internus.

    Hernia yang besar sangat membutuhkan suatu protesis.

    8. Hernia obturatoria

    Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatoria. Dapat

    berlangsung dalam empat tahap. Mula-mula tonjolan lemak retroperitoneum

    masuk ke dalam kanalis obturatorius, disusul oleh tonjolan peritoneum

    parietal. Kantong hernia ini mungkin diisi oleh lekuk usus yang dapat

    mengalami inkaserasi parsial, sering secara Richter atau total.

    Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya keluhan nyeri seperti ditusuk-

    tusuk dan parestesia di daerah panggul, lutut, dan bagian medial paha akibat

    penekanan pada n. Obturatorius (tanda howship Romberg) yang

    patognomonik. Pada colok dubur atau pemeriksaan vaginal dapat ditemukan

    tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda (Hoeship Romberg).

    Pengelolaan bedah dengan pendekatan transperitoneal atau preperitoneal.

    9. Hernia perinealis

    Hernia perineal merupakan penonjolan hernia pada perineum melalui defek

    dasar panggul dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara, atau

    sekunder setelah operasi melalui perineum seperti prostaktomi atau reseksi

    rektum secara abdominoperineal.

    Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tanpak dan

    teraba benjolan diperieneum yang mudah keluar masuk dan jarang

    mengalami inkaserasi. Pintu hernia dapat diraba secara bimanual dengan

    pemeriksaan rektovaginal. Dalam keadaan ragu-ragu dapat dilakukan

    pemeriksaan ultrasonografi. Biasanya pendekatan operatif dengantransperitoneal, perineal atau kombinasi abdomino dan perineal.

    10. Hernia pantalon

    Hernia pantalon merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dengan

    hernia inguinalis medial pada satu sisi. Kedua kantong hernia dipisahkan oleh

    vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana. Keadaan ini

    ditemukan kira-kira 15% dari hernia inguinalis. Diagnosis umum sukar

    ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan biasanya sering ditemukan setelah

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    27/40

    27

    dilakukan operasi. Pengelolaan seperti biasanya pada hernia inginalis,

    herniotomi dan hernioplasti.

    11. Hernia scrotalis

    adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum secara lengkap.

    Hernia Lainnya H. Sliding

    Isi kantong hernia adalah dinding posterior dari hernia itu sendiri.

    H. IntertitialisDimana sebagian usus terletak antara 2 lapisan dinding abdomen.

    H. PermagnaHernia di mana lebih dari separuh rongga perut masuk ke kantong hernia.

    H. UnilateralHernia yang terjadi pada satu sisi tubuh saja.

    H. DuplexHernia yang terjadi pada kedua sisi tubuh.

    H. PantolanYaitu H.I.L. dan medialis terjadi bersamaan pada satu sisi tubuh yang

    sama.

    3.6.PATOFISIOLOGI1. Hernia InguinalisKanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8

    dari kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut.

    Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga

    terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea.

    Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi

    rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal

    sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang

    kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam

    keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.

    Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal

    terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    28/40

    28

    inguinalis lateralis kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi

    kerana usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah.

    Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami

    proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun

    karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan

    yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk-batuk

    kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang-barang berat, mengejan.

    Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis

    lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek

    tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat

    trauma, hipertropi protat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital

    dan dapat terjadi pada semua.

    Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses

    perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial

    komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong

    hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi

    penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang

    masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran

    isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang kemudian menekan

    pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan

    perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata

    dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi

    penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.

    Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila

    isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses.Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.

    Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang

    akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.

    A. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan

    oleh faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot

    dinding di trigonum Hesselbach. Jalannya langsung (direct) ke ventral

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    29/40

    29

    melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak

    berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral,

    khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak

    pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi.

    B. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)

    Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral

    pembuluh epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui

    dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan

    hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara

    kongenital atau akuisita:

    Hernia inguinalis indirekta congenital.Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan

    sama sekali tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan

    dengan rongga tunika vaginalis propria testis. Dengan demikian isi perut

    dengan mudah masuk ke dalam kantong peritoneum tersebut.

    Hernia inguinalis indirekta akuisita.Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu

    bagian saja. Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari

    processus vaginalis yang tidak menutup pada waktu bayi dilahirkan.

    Sewaktu-waktu kentung peritonei ini dapat terisi dalaman perut, tetapi isi

    hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis propria testis.

    C. Hernia Pantalon

    Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu

    sisi. Kedua kantung hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga

    berbentuk seperti celana. Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari kasushernia inguinalis. Diagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan

    pemeriksaan klinis, dan biasanya baru ditemukan sewaktu operasi.

    2. Hernia femoralisPada umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada wanita

    kira- kira 4 kali lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha.

    Sering penderita datang ke dokter atau rumah sakit dengan hernia strangulata.

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di lipat paha di bawah

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    30/40

    30

    ligamentum inguinale, di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum

    pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus,

    sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau

    karena penderita gemuk. Hernia ini masuk melalui annulus femoralis ke

    dalam kanalis femoralis dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.

    3.7.DIAGNOSISHernia biasanya terlihat sebagai benjolan pada daerah inguinal dan

    meluas ke depan atau ke dalam skrotum. Kadang-kadang, anak akan datang

    dengan bengkak skrotum tanpa benjolan sebelumnya pada daerah inguinal.

    Orang tuanya biasanya sebagai orang pertama yang melihat benjolan ini,

    yang mungkin muncul hanya saat menangis atau mengejan. Selama tidur atau

    apabila pada keadaan istirahat atau santai, hernia menghilang spontan tanpa

    adanya benjolan atau pembesaran skrotum. Riwayat bengkak pada pangkal

    paha, labia, atau skrotum berulang-ulang yang hilang secara spontan adalah

    tanda klasik untuk hernia inguinalis lateralis.

    Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan:Inspeksi

    Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul padawaktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah

    berbaring.

    Hernia inguinal- Lateralis: muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari

    lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.

    - Medialis: tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat. Hernia skrotalis: benjolan yang terlihat sampai skrotum yang

    merupakan

    tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.

    Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal. Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba. Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal. Hernia perineum : benjolan di perineum.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    31/40

    31

    Palpasi

    Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekanlalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah

    medial maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.

    Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM)ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral

    titik yang kita tekan maka dapat diasumsikan sebagai nernia

    inguinalis lateralis.

    Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalisinguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat

    benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika di

    medialnya hernia inguinalis medialis.

    Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat dirabapada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera,

    tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia

    yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau

    ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih

    berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan

    kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis

    dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia

    inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum inguina dan

    lateral tuberkulum pubikum.

    Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentuminguinal

    Hernia inkarserata : nyeri tekan.Perkusi

    Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan

    kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.

    Auskultasi

    Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang

    mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    32/40

    32

    Colok dubur

    Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship - romberg

    (hernia obtutaratoria).

    Tanda-tanda vital

    Temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat, tekanan

    darah meningkat.

    Tiga teknik pemeriksaan sederhana

    yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test. Cara pemeriksaannya

    sebagai berikut:

    Pemeriksaan Finger Test :1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.

    2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal

    inguinal.

    3. Penderita disuruh batuk:

    - Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

    - Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

    Gambar 9. Finger test.

    Pemeriksaan Ziemen Test :1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh

    penderita).

    2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.

    3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada:

    - jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    33/40

    33

    - jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.

    - jari ke 4 : Hernia Femoralis

    Gambar 10. Ziemen test.

    Pemeriksaan Thumb Test :1. Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh

    mengejan

    2. Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.

    3. Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

    Gambar 11. Thumb test.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    34/40

    34

    Pemeriksaan Penunjang

    Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk

    menegakkan diagnosis hernia. Namun pemeriksaan seperti

    ultrasonografi (USG), CT scan, maupun MRI dapat dikerjakan guna

    melihat lebih lanjut keterlibatan organ-organ yang terperangkap dalam

    kantung hernia tersebut. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan

    untuk kepentingan operasi.

    Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam

    posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan

    memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%.

    Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia

    incarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari

    suatu massa yang teraba di inguinal.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    35/40

    35

    3.8.PENATALAKSANAAN1. Konservatif

    Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan

    pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang

    telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis

    strangulasilata kecuali pada anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual.

    Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan

    kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan

    yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserata lebih sering

    terjadi pada umur dibawah 2 tahun. Reposisi spontan lebih sering dan

    gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibanding orang dewasa. Hal ini

    disebabkan oleh cincin hernia yg lebih elastis pada anak-anak. Reposisi

    dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan kompres

    es di atas hernia. Jika berhasil dilakukan operasi hari berikutnya, jika bila

    tidak berhasil dalam waktu enam jam dilakukan operasi segera.

    Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang

    telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai

    seumur hidup. Namun cara ini sebaiknya tidak dianjurkan lagi karena

    menimbulkan komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding

    perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Cara

    ini pada anak-anak dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali

    sperma yang mengandung pembuluh darah testis (Syamsyuhidayat, 2011).

    2. Operatif

    Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia

    inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosisditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah terdiri dari herniotomi dan

    hernioplasti.

    a. HerniotomiPada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.

    Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian

    direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong

    (Syamsyuhidayat, 2011).

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    36/40

    36

    b.HernioplastiPada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis

    internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti

    lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan

    herniotomi. Dikenal berbagai metode hernioplasti seperti memperkecil anulus

    inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia

    transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus internus abdominis dan

    m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjointtendon ke

    ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan

    fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke

    ligamentum cooper pada metode Mc Vay. Bila defek cukup besar atau terjadi

    residif berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene,

    prolene mesh atau marleks untuk menutup defek

    Kelemahan teknik Bassini dan tehnik lain yang berupa variasi teknik

    herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-otot

    yang dijahit Untuk mengatasi masalah ini dipopulerkan pendekatan operasi

    bebas regangan. Pada teknik ini digunakan protesis mesh untuk memperkuat

    fasia transversalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa

    menjahitkan otot-otot ke inguinal.

    Terjadinya residif lebih banyak dipengaruhi oleh teknik reparasi

    dibandingkan dengan faktor konstitusi. Pada hernia inguinalis lateralis

    penyebab residif yang paling sering adalah penutupan anulus inguinalis yang

    tidak memadai diantaranya karena diseksi kantong yang kurang sempurna,

    adanya lipoma preperitoneal atau kantong hernia tidak ditemukan. Pada

    hernia inguinalis medialis penyebab residif umumnya karena tegangan yangberlebihan pada jahitan plastik atau kekurangan lain dalam teknik.

    (Syamsyuhidayat, 2011).

    c. HernioraphyAdalah mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint

    tendon supaya tidak keluar masuk lagi.

    Kontra indikasi dilakukannya operasi adalah:

    1. Keadaan umum jelek

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    37/40

    37

    2. Diabetes mellitus belum diregulasi

    3. Ada penyebab tekanan intra abdominal tinggi:

    a. proses pada GIT

    b. proses pada paru-paru

    c. proses pada UGT.

    3.9.KOMPLIKASIKomplikasi hernia inguinalis lateralis bergantung pada keadaan yang

    dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia

    inguinalis lateralis, pada hernia ireponibel: ini dapat terjadi kalau isi hernia

    terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal atau

    merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali benjolan.

    Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi

    hernia strangulata/ inkarserasi yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang

    sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti

    pada hernia hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi

    jepitan parsial.

    Jepitan cincin hernia inguinalis lateralis akan menyebabkan gangguan

    perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga

    terjadi udem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam

    kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia

    makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi

    hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudant berupa

    cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri usus, dapat terjadi perforasi

    yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jikaterjadi hubungan dengan rongga perut. Akibat penyumbatan usus terjadi

    aliran balik berupa muntah-muntah sampai dehidrasi dan shock dengan

    berbagai macam akibat lain.

    Hernia inkarserata inai dapat terjadi apabila isi kantong hernia tidak

    dapat kembali lagi ke rongga abdomen. Organ yang terinkarserasi biasanya

    usus, yang ditandai dengan gejala obstruksi usus, yang disertai muntah, perut

    kembung, konstipasi, dan terlihat adanya batas udara-air pada saat foto polos

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    38/40

    38

    abdomen. Setiap anak dengan gejala obstruksi usus yang tidak jelas sebabnya

    harus dicurigai hernia inkarseta. Pada anak wanita organ yang sering

    terinkarserasi adalah ovarium. Apabila aliran darah ke dalam organ

    berkurang, terjadilah hernia strangulasi, yang menjadi indikasi pasti untuk

    operasi.

    3.10. PENCEGAHANKelainan kongenital yang menyebabkan hernia memang tidak dapat

    dicegah, namun langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi tekanan

    pada otot-otot dan jaringan abdomen:

    Menjaga berat badan ideal. Jika anda merasa kelebihan berat badan,konsultasikan dengan dokter mengenai program latihan dan diet yang

    sesuai.

    Konsumsi makanan berserat tinggi. Buah-buahan segar, sayur-sayuran dan gandum baik untuk kesehatan. Makanan-makanan

    tersebut kaya akan serat yang dapat mencegah konstipasi.

    Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari darimengangkat benda berat. Jika harus mengangkat benda berat,

    biasakan untuk selalu menekuk lutut dan jangan membungkuk

    dengan bertumpu pada pinggang.

    Berhenti merokok. Selain meningkatkan resiko terhadap penyakit-penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, merokok

    seringkali menyebabkan batuk kronik yang dapat menyebabkan

    hernia inguinalis.

    3.11. PROGNOSISPrognosis hernia inguinalis lateralis pada bayi dan anak sangat baik.

    Insiden terjadinya komplikasi pada anak hanya sekitar 2%. Insiden infeksi

    pascah bedah mendekati 1%, dan recurent kurang dari 1%. Meningkatnya

    insiden recurrent ditemukan bila ada riwayat inkarserata atau strangulasi.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    39/40

    39

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    Pasien Tn.K usia 66 tahun datang ke poli bedah RSUD Kanjuruhan

    dengan keluhan benjolan di atas kantung buah zakar bagian kanan sejak 5

    bulan yang lalu. Benjolan tersebut sebesar telur ayam namun tidak sakit.

    Benjolan tersebut muncul jika pasien batuk-batuk, mengejan, berjalan serta

    mengangkat beban yang berat. Benjolan tersebut tidak dapat masuk kembali

    saat didorong dengan tangan pasien. Benjolan tidak terasa sakit, tidak merah,

    dan tidak terasa tegang. Akan tetapi terasa sakit saat pasien berjalan.

    Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan dalam BAB, BAB tidak

    berdarah dan tidak pernah keluar benjolan dari dubur. Pasien tidak

    mengeluhkan adanya gangguan BAK, pada saat BAK pasien selalu merasa

    tuntas dan tidak merasa nyeri. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya mual

    dan muntah. Pasien juga tidak mengeluh sesak nafas maupun sakit kepala.

    Pada pemeriksaan VS DBN, status lokalis regia skrotalis (Inspeksi)

    Tampak adanya benjolan di atas testis kanan dan kiri. Ukuranya sebesar biji

    kelapatelur ayam, warna serupa dengan kulit, tidak ada tanda radang.

    (Palpasi) Teraba massa di scrotum ukuran 4 cm, konsistensi lunak,

    permukaan rata, imobile, tidak nyeri tekan, terpisah dari testis.

    Penatalaksanaan pasien menggunakan tehnik herniotomi-hernioplasty

    dengan pertimbangan dari segi ekonomi, segi kenyamanan pasien, dan segi

    medis. Pasien disarankan untuk beristirahat, berhati-hati jika mengangkatbeban yang berat.

  • 7/28/2019 hernia femoralis lateralis

    40/40

    40

    DAFTAR PUSTAKA

    Britto, J.A. 2005. Kisi-kisi Menembus masalah Bedah. Jakarta. EGC.

    Grace, P. A. dan Borley, N.R. 2007.At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta. Penerbit

    Erlangga.

    Kozar Rosemary A, Moore Frederick A. Schwartzs Principles of Surgery. 8th

    Edition. Singapore : The McGraw-Hill Companies,Inc;2005.

    Mansjoer, Arif, Suprohaita, Wardhani, Wahyu Ika. Kapita Selekta Kedokteran.

    Edisi Ketiga. Jilid Dua. Jakarta : Media Aesculapius; 2000.

    Mulyana S. Hernia inguinalis. http://medlinux.blogspot.com. Diakses tanggal

    21 Februari 2012.

    Ompusunggu M dr.SpB, Agus D dr.SpB. Pedoman Diagnosa Terapi RSUD AW

    Syahrani Ed.V. SMF Penyakit Bedah.2001.

    Prince, Sylvia dan Lorraine, M.W. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-

    proses Penyakit. Ed.6. Vol.2. Jakarta. EGC.

    Ramon P, Setiono, Rona, Buku Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas

    Padjajaran ; 2002: 203-7

    Sabiston, David. Sabiston : Buku Ajar Bedah. Alih bahasa : Petrus. Timan.

    EGC. 1994.

    Samsuhidajat, Wim de Jong. 2011.Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.3. Jakarta. EGC.

    Sapar dan Subroto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Bagian Bedah

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

    Wibowo, Soetamto, dkk. 2008. Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Cetakan 5.

    Surabaya. Airlangga University Press.Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P, Maulany

    R.F, Tambajong J. Jakarta : EGC, 1995. pp. 276-8.

    http://medlinux.blogspot.com/http://medlinux.blogspot.com/http://medlinux.blogspot.com/