7/28/2019 hernia femoralis lateralis
1/40
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hernia merupakan penyakit yang mulai berkembang dan semakin
dikenal di masyarakat, baik pada Negara maju maupun berkembang. Hernia
merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya sering
menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan
operasi. Dari hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10%
yang menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya pada pria. Hernia
adalah pembukaan atau kelemahan dalam struktur otot dinding perut. Hernia
merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan. Penyakit ini menyebabkan penonjolan dari
dinding perut. Hal ini lebih terlihat ketika otot-otot perut dikencangkan,
sehingga meningkatkan tekanan dalam perut. Setiap kegiatan yang
meningkatkan tekanan intra-abdomen dapat memperburukpenyakit hernia;
contoh kegiatan tersebut mengangkat, batuk, atau bahkan berusaha untuk
buang air besar.
Hernia dapat terjadi akibat kelainnan kongenital maupun didapat. Pada
anak-anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah
zakar. Pada orang dewasa adanya faktor pencetus terjadinya hernia antara
lain kegemukan, beban berat, batuk- batuk kronik, asites, riwayat keluarga,
dan lain-lain. Lokasi yang paling umum untuk penyakit hernia adalah lipatpaha (inguinal) sehingga ada jenis penyakit hernia yang disebut dengan
hernia inguinal. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia
inguinalis direk, indirek, serta hernia femoralis. Hernia insisional 10%, hernia
ventralis 10%, hernia umbilikalis 3%, dan hernia lainnya 3 %.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tindakan konservatif dan
operatif. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi
dan pemakaian penyanggah atau penunjang untuk memepertahankan isi
http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/http://turunberatbadan.com/1941/pengertian-gejala-jenis-dan-manajemen-penyakit-hernia/7/28/2019 hernia femoralis lateralis
2/40
2
hernia yang telah direposisi. Sedangkan penanganan operatif yang dilakukan
adalah herniotomi atau herniorafi. Dampak kesehatan yang ditimbulkan pada
pasien yang dilakukan herniorafi diantaranya nyeri, aktivitas intoleran dan
resiko terjadinya infeksi.
1.2.RUMUSAN MASALAH1) Apa definisi hernia?2) Bagaimana epidemiologi kejadian hernia?3) Apa etiologi hernia?4) Bagaimana patofisiologi terjadinya hernia?5) Bagaimana penegakan diagnosis hernia?6) Bagaimana penatalaksanaan pada hernia?
1.3.TUJUAN1) Mengetahui definisi hernia.2) Mengetahui epidemiologi kejadian hernia.3) Mengetahui etiologi hernia.4) Memahami patofisiologi hernia.5) Mengetahui penegakan diagnosis hernia.6) Mengetahui penatalaksanaan hernia.
1.4.MANFAAT1.4.1.Manfaat untuk Penyusun
1) Menambah ilmu pengetahuan tentang hernia.2) Khususnya dapat memahami tentang hernia baik itu patofisiologi,
cara penegakan diagnosa serta penatalaksanaannya.1.4.2.Manfaat untuk Pembaca
1) Menambah ilmu pengetahuan tentang hernia.2) Memahami tentang hernia baik itu patofisiologi, cara penegakan
diagnosa serta penatalaksanaannya.
3) Sebagai bekal bagi para dokter muda, khususnya mahasiswa FKUnisma dalam prakteknya dan aplikasinya di lapangan sesuai
dengan kompetensi dokter umum.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
3/40
3
1.4.3.Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan1) Sebagai salah satu literatur dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan tentang kedokteran, khususnya hernia.
2) Memberikan inspirasi kepada para ilmuwan untuk dapatmengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
4/40
4
BAB II
STATUS PENDERITA
2.1. IDENTITAS PENDERITANama : Tn. J
Umur : 71 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : -
Agama : Islam
Alamat : Wonosari
Status perkawinan : Menikah
Suku : Jawa
Tanggal Periksa : 17 Mei 2013
No. Registrasi : 310761
2.2.ANAMNESIS1. Keluhan Utama :
Benjolan diselangkangan kanan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang ke poli bedah RSUD Kanjuruhan dengan keluhan
benjolan diselangkangan bagian kanan sejak 5 bulan yang lalu.
Benjolan tersebut sebesar telur puyuh dan hilang-tmbul. Benjolan
tersebut muncul jika pasien beraktivitas seperti mengejan, berjalan sertamengangkat beban yang berat. Benjolan akan masuk ketika pasien
beristirahat dan kakinya diangkat diatas. Benjolan terasa sakit saat
muncul, tidak merah, dan tidak terasa panas. Pasien tidak mengeluhkan
adanya perubahan dalam BAB, BAB tidak berdarah dan tidak pernah
keluar benjolan dari dubur. Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan
BAK, pada saat BAK pasien selalu merasa tuntas dan tidak merasa
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
5/40
5
nyeri. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya mual dan muntah. Pasien
juga tidak mengeluh sesak nafas maupun sakit kepala.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :- Riwayat sakit serupa : pasien tidak pernah sakit seperti ini
sebelumnya.
- Riwayat mondok : disangkal- Riwayat sakit gula : disangkal- Riwayat Hipertensi : disangkal- Riwayat sakit kejang : disangkal- Riwayat alergi obat : disangkal- Riwayat alergi makanan : disangkal- Riwayat alergi cuaca : disangkal- Riwayat stroke : disangkal- Riwayat penyakit lain : disangkal4. Riwayat Pengobatan : pasien tidak pernah berobat
sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : keluarga tidak pernah sakit
seperti pasien.
- Riwayat hipertensi : Menyangkal- Riwayat sakit gula : Menyangkal- Riwayat jantung : Menyangkal- Riwayat sakit lain : Menyangkal6. Riwayat Kebiasaan-
Riwayat merokok : Dulu waktu muda merokok tetapisudah lama berhenti
- Riwayat minum kopi : Pasien minum kopi- Riwayat minum alkohol : Tidak pernah- Riwayat menggunakan narkoba : Tidak pernah- Riwayat olah raga : Tidak pernah
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
6/40
6
7. Riwayat Sosial Ekonomi :Keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah
8. Riwayat Gizi :Makanan sehari-hari cukup dan sederhana.
2.3.PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan. Kesadaran compos mentis.2. Tanda Vital
Tensi : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,7C
3. Kulit :Kulit sawo mateng, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-),
venektasi (-), petechie (-), spider nevi (-).
4. Kepala :Luka (-), rambut tidak mudah di cabut, keriput (-), makula (-), papula (-),
nodula (-), kelainan mimik wajah/meringis (lipatan nasolabialis kiri
tertinggal).
5. Mata :Mata tidak cowong, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), reflek kornea (+/+), radang (-/-), warna kelopak mata (coklat
kehitaman).
6. Hidung :Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung(-/-), hiperpigmentasi (-/-).
7. Mulut :Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemi (-), gusi berdarah (-), sariawan (-).
8. Telinga :Nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-), pendengaran berkurang (-/-),
cuping telinga dalam batas normal.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
7/40
7
9. Tenggorokan :Tonsil membesar (-/-), faring hiperemis (-/-)
10. Leher :Trakea di tengah, pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-).
11. Toraks :Normochest, simetris, pernafasan thorakoabdominal, retraksi (-),
spidernevi (-), pulsasi intrasternalis (-), sela iga melebar (-)
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis kuat angkat
Perkusi : Batas kiri atas : ICS II linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas : ICS II linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah : ICS V linea medio clavicularis
sinistra
Batas kanan bawah : ICS IV linea para sterna dekstra
Pinggang jantung : ICS II linea para sternalis sinistra
(kesan jantung tidak melebar)
Auskultasi : Bunyi jantug I-II intensitas noral, regular, bising
Pulmo
Inspeksi : Pengembangan dada kanan sama dengan kiri, benjolan (-),
luka (-)
Palpasi : Fremitus taktil kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-),
krepitasi (-)
Perkusi :
Auskultasi : suara dasar vesikular
+ +
+
+ +
Sonor Sonor
Sonor
sonor sonor
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
8/40
8
suara tambahan: Ronkhi
12. Abdomen :Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-),
jaringan parut/bekas luka (-), tumor/benjolan (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-), meteorismus (-), hepar
dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
13. Sistem Collumna Vertebralis :Inspeksi : Deformitas (-), kiphosis (-), lordosis (-), skoliosis (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-),step off(-),
Perkusi : NKCV (-)
14. Ektremitas : palmar eritema (-/-)Akral dingin Odem
- - - -
- - - -
15. Sistem genetalia (Status lokalis) :Regio Inguinalis Dextra
Inspeksi : Tampak adanya benjolan di inguinal. Ukuranyasebesar telur puyuh, warna serupa dengan kulit, tidak ada tanda
radang. Palpasi : Teraba massa di inguinal ukuran 2x2x1 cm,
konsistensi lunak, permukaan rata, imobile, nyeri tekan (+).
16. Pemeriksaan Neurologik : Sistem motorik :
- -
-
- -
- -
-
- -
5 5
5 5
wheezing
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
9/40
9
Sistem sensorik :
Fungsi otonom : Miksi :
- Inkontinensia : tidak ada
- Retensi : tidak ada
- Anuria : tidak ada
Defekasi :- Inkontinensia : tidak ada
- Retensi : tidak ada
17. Pemeriksaan Psikiatrik :Penampilan : Perawatan diri baik
Kesadaran : Kualitatif tidak berubah, kuantitatif compos mentis
Afek : Appropriate
Psikomotor : Normoaktif
Proses piker : Bentuk : realistik
Isi : waham (-), hausinasi (-), ilusi (-)
Arus : koheren
Insight : Baik
2.4.RESUMEPasien datang ke poli bedah RSUD Kanjuruhan dengan keluhan
benjolan diselangkangan bagian kanan sejak 5 bulan yang lalu. Benjolan
tersebut sebesar telur puyuh dan hilang-tmbul. Benjolan tersebut muncul jika
pasien beraktivitas seperti mengejan, berjalan serta mengangkat beban yangberat. Benjolan akan masuk ketika pasien beristirahat dan kakinya diangkat
diatas. Benjolan terasa sakit saat muncul, tidak merah, dan tidak terasa panas.
Pada pemeriksaan VS DBN, status lokalis regio inguinalis dextra
(Inspeksi) Tampak adanya benjolan di inguinal. Ukuranya sebesar telur
puyuh, warna serupa dengan kulit, tidak ada tanda radang. (Palpasi) Teraba
massa di scrotum ukuran 4 cm, konsistensi lunak, permukaan rata,
imobile, tidak nyeri tekan, terpisah dari testis.
2 2
2 2
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
10/40
10
2.5.PEMERIKSAAN PENUNJANGTanggal 25 Januari 2013
Darah Lengkap
Item periksa Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 14,7 g/dl L:13,5-18; P: 12-16
Hematokrit 42,5 % L: 40-54; P: 35-47
Eritrosit 5,60 juta/cmm L: 4,5-6,5; P: 3,0-6,0
Leukosit 10.000 sel/cmm 4.00011.000
Trombosit 353.000 sel/mm 150.000450.000
Hitung jenis 1/0/68/24/7 Eos/baso/neu/lim/mono 1-5/0-1/50-70/20-35/3-5
LED 13 Mm/1 jam L: 15; P: 20
Masa
perdarahan
100 menit
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
11/40
11
2.6.DIAGNOSISWorking diagnosis : Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel
Different diagnosis : Limfadenopati inguinal
2.7.PENATALAKSANAANA. Non Operatif1. Non-medikamentosa
Pre Operasi- MRS (bedrest)- Puasa sebelum operasi
Post operasi- Puasa sampai BU (+) atau sampai pasien flatus.- Imobilisasi 24 jam post operasi- Latihan menggerakkan badan (mobilisasi) setelah 24 jam.
2. Medikamentosa post operasi- Infus RL : NS = 3 : 2
(2500 x 20 tts) / (24 x 60) = 50000/1440 = 34,7 = 35 tpm
- Antibiotik: Injeksi Cefotaxim 3x1 gr
- Analgesik: injeksi ketorolac 3x1grB. Operatif
Herniotomi Hernioplasti
2.8.PROGNOSA : Dubia ad bonam (cendrung baik).
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
12/40
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.ANATOMIDinding Peru t
Anatomi dari dinding perut dari luar ke dalam terdiri dari:
1. Kutis
2. lemak subkutis
3. fasia skarpa
4. muskulus obligus eksterna
5. muskulus obligus abdominis interna
6. muskulus abdominis tranversal
7. fasia transversalis
8. lemak peritoneal
9. peritoneum.
Gambar 1. Anatomi abdomen.
Regio inguinali s
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
13/40
13
1. Kanalis inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan
terletak 2-4 cm kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal melebar diantara
cincin internal dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas
deferens atau ligamentum uterus. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-
serat otot cremaster, pleksus pampiniformis, arteri testicularis n ramus
genital nervus genitofemoralis, ductus deferens, arteri cremaster, limfatik,
dan prosesus vaginalis.
Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi.
Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke
caudal. Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus
dibagian superficial, dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal
dan ligamentum lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis inguinalis
dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis transverses abdominis.
Dasar kanalis inguinalis adalah bagian paling penting dari sudut pandang
anatomi maupun bedah.
Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari
trigonum Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane
rectus, dan ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang
melewati trigonum Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan
hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah hernia indirect.
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis
internus yang merupakan bagian yang terbuka dari fasia tranversus
abdominis. Di medial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi
oleh anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m. Obliguseksternus. Atapnya ialah aponeurosis m.oblikus eksternus dan di dasarnya
terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada lelaki,
ligamentum rotundum pada perempuan.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
14/40
14
Gambar 2. Kanalis Inguinalis.
Gambar 3. Segitiga Hesselbach's.
2. Aponeurosis Obliqus External
Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan:
superficial dan profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus
dan transversus abdominis, mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya
linea alba. external oblique aponeurosis menjadi batas superficial dari
kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina iliaca anterior
superior ke tuberculum pubicum.
3. Otot Oblique internusOtot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis .
bagian medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari
aponeurosis transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk
membentuk conjoined tendon. adanya conjoined tendon yang sebenarnya
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
15/40
15
telah banyak diperdebatkan, tetapi diduga oleh banyak ahli bedah muncul
pada 10% pasien.
Gambar 4. Otot Oblique.
4. Fascia TransversalisFascia transversalis dianggap suatu kelanjutanb dari otot transversalis
dan aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki
2 lapisan: "The fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu
terletak sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagianluar; ia keluar dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari
spermatic cord dan berikatan ke linea semulunaris.
Gambar 5. Fascia Transversalis.
5. Ligamentum CooperLigamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan
dibentuk oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
16/40
16
yang penting dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada
teknik McVay.
6. Preperitoneal SpacePreperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh
darah dan saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah
adalah nervus cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. Nervus
cutaneous femoral lateral berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang
dari nervus femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang permukaan anterior otot
iliaca dan dibawah fascia iliaca dan dibawah atau melelui perlekatan sebelah
lateral ligamentum inguinal pada spina iliaca anterior superior.
Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan
kadang dari L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang
genital dan femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui
cincin dalam sedangkan cabang femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah
lateral dari arteri. ductus deferens berjalan melalui preperitoneal space dari
caudal ke cepal dan medial ke lateral ke cincin interna inguinal. Jaringan
lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah jaringan
lemak sangat bervariasi.
7. Kanalis femoralisKanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna
vasorum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat vena safena magna
bermuara di dalam v.femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi
yang keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum
inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os pubis dari ligamentum iliopektineal
(ligamentum cooper), sebelah lateral oleh sarung vena femoralis, dansebelah medial oleh ligamentum lakunare Gimbernati. Hernia femoalis
keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan
anatomi ini sering mengakibatkan inkaserasi hernia femoralis
(Syamsyuhidayat, 2011).
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
17/40
17
Gambar 6. Kanalis Femoralis.
3.2.DEFINISIHernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisanmuskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan
isi hernia (Syamsyuhidayat, 2011).
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital
dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya,
misalnya diafragma, inguinal, umbilikal, femoral (Syamsyuhidayat, 2011).
Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia
dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi
jika berbaring atau didorong masuk ke perut, tidak ada keluhan nyeri atau
gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke
dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya disebabkan
oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada
keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus. Hernia disebut hernia
inkarserata atau hernia strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia
sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga
Keterangan:
2. Anulus Femoralis
3. Ligamentum lakunare
4. Ligamentum inguinale
5. A.V femoralis
6. V safena magna10. Arcus ileopectinus
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
18/40
18
perut. Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis,
hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan
gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia
strangulata. Pada keadaan sebenarnya, gangguan vaskularisasi telah terjadi
pada saat jepitan dimulai, dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari
bendungan sampai nekrosis (Syamsyuhidayat, 2011).
3.3.EPIDEMIOLOGITujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen
muncul didaerah sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada
hernia directyaitu 2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang
lebih sedikit.
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Perbandingan
pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750.000
herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnya di Amerika Serikat, dibandingkan
dengan 25.000 untuk hernia femoralis, 166.000 hernia umbilikalis, 97.000
herniapost insisi, dan 76.000 untuk hernia abdomen lainya.
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi
40% dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau
strangulasi. Hernia femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki
yang pernah menjalani operasi hernia inguinal. Meskipun kasus hernia
femoralis pada pira dan wanita adalah sama, insiden hernia femoralis
dikalangan wanita 4 kali lebih sering dibandingkan dikalagan pria, karena
secara keseluruhan sedikit insiden hernia inguinalis pada wanita.
3.4.ETIOLOGIHernia dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada lelaki
ketimbang perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada
pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantong hernia dan isi hernia. Selain itu
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
19/40
19
diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang
sudah terbuka cukup lebar itu.
Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah
terjadinya hernia, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya
struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis
internus ketika berkontraksi dan adanya fasia transversa yang kuat yang
menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot.
Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia antara
lain:
1.Kelemahan otot dinding perut karena usia2.Akibat pembedahan sebelumnya3.Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat-tempat
tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai
defek pada tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0-1
tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena
dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk,
menangis).
4.AquisialAdalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan
tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya,antara lain: hancurnya jaringan penyambung oleh karena merokok,
penuaan atau penyakit sistemik, tekanan intra abdomen yang meninggi
secara kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites, defisiensi otot.
5.Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis6.Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat.
Pada neonatus kurang lebih 90 % prosesus vaginalis tetap terbuka,
sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30 % prosesus vaginalis
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
20/40
20
belum tertutup. Akan tetapi, kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa
persen. tidak sampai 10 % anak dengan prosesus vaginalis paten menderita
hernia. Pada lebih dari separuh populasi anak, dapat dijumpai prosesus
vaginalis paten kontralateral, tetapi insiden hernia tidak melebihi 20 %.
Umumnya disimpulkan adanya prosesus vaginalis yang paten bukan
merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia, tetapi diperlukan faktor
lain, seperti anulus inguinalis yang cukup besar.
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi
anulus internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak
tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot
dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal
dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke
dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi
akibat kerusakan n.ilioinguinalis dan iliofemoralis setelah apendektomi.
Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum, hernia disebut
hernia skrotalis.
3.5.KLASIFIKASIBagian-bagian hernia :
1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia
memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia
intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnyausus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).
3.Locus minoris resistence (LMR)4.Pintu /cincin herniaMerupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.
5.Leher herniaBagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
21/40
21
Gambar 7. Bagian-bagian hernia.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
22/40
22
Gambar 8. Klasifikasi Hernia.
Secara umum hernia diklasifikasikan menjadi:
Menurut lokasinya:a. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini
merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut.
b. Hernia umbilikus adalah di pusat.
c. Hernia femoralis adalah di paha.
Menurut isinya:a. Hernia usus halus
b. Hernia omentum
Menurut terlihat dan tidaknya:a. Hernia externa, yaitu jenis hernia dimana kantong hernia menonjol secara
keseluruhan (komplit) melewati dinding abdomen seperti hernia inguinal
(direk dan indirek), hernia umbilicus, hernia femoralis, hernia scrotalis, dan
hernia epigastrika.
b. Hernia intraparietal, yaitu kantong hernia berada didalam dinding
abdomen.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
23/40
23
c. Hernia interna adalah hernia yang kantongnya berada didalam rongga
abdomen seperti hernia diafragmatica, hernia foramen winslowi, hernia
obturatoria.
Menurut keadaannya:a. Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat
kembali kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase
atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk
hernia irrenponibel.
b. Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia
terpuntir atau membengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan
pergerakan otot serta mungkin dapat menimbulkan penyumbatan usus dan
kerusakan jaringan.
Menurut nama penemunya:a. Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.
b. Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis di atas
penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis
bagian lateral.
c. Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang
terjepit.
Menurut sifatnya:a. Hernia reponibel (reducible hernia), yaitu apabila isi hernia dapat keluar
masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring
atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi
usus.
b. Hernia ireponibel (inkarserata), yaitu apabila kantong hernia tidak dapatkembali ke abdomen. Ini biasanya disebabkan oleh perlengkatan isi kantong
pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta, merupakan
jenis hernia ireponibel yang sudah mengalami obstruksi tetapi belum ada
gangguan vaskularisasi.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
24/40
24
Jenis hernia lainnya:1. Hernia umbilikalis
Umbilikus adalah tempat umum terjadinya herniasi. Hernia umblikalis lebih
sering terjadi pada wanita, kegemukan dengan kehamilan berulang-ulang
merupakan prekusor umum. Asites sering mengekserbasi masalah ini.
Strangulasi kolon dan omentum umum terjadi. Ruptura sering terjadi pada
sirosis asitik kronik, suatu kasus dimana diperlukan segera dekompresi portal
atau pintas nevus peritoneal secara darurat.
Hernia umbilikalis umum pada bayi dan menutup secara spontan tanpa terapi
khusus jika defek aponeurosis berukuran 1,5 cm atau kurang. Perbaikan
diindikasikan pada bayi dengan defek hernia yang diameternya lebih besar
dari 2,0 cm dan dalam semua anak dengan hernia umbilikalis yang masih ada
pada usia 3-4 tahun. Perbaikan klasik untuk hernia umbilikalis adalah
hernioplasti Mayo. Operasi terdiri dari imbrikasi vest-over-pants dari segmen
aponeurosis superior dan inferior. Hernia umbilikalis lebih besar, lebih suka
ditangani dengan protesis.
2. Hernia paraumbilikalis.
Hernia para umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah
di tepi kranial umblikus, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara
spontan jarang terjadi sehingga dibutuhkan operasi koreksi.
3. Hernia ventralis
Kebanyakan hernia ventralis disebabkan oleh insisi pada tubuh yang
sebelumnya tidak sembuh secara tepat atau terpisah karena tegangan
abnormal. Cacat ini memungkinkan penonjolan suatu hernia dan operasi
umumnya direkomendasikan.. Jika cacat ini berukuran kecil atau sedang ,maka tindakan ini relatf jelas dan memuaskan tetapi apabila hernia
ventralsinya besar dan fasianya jelek, merupakan prognosa yang jelek pada
hernia ventralis. Pada umumnya tindakan yang dilakukan adalah operasi
dengan memobilisasi jaringan denga cermat dan untuk mencapai penutupan
langsung primer jika mungkin. Kadang-kadang penggunaan kasa protesis
seperti kasa marlex atau fasia lata diindikasikan.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
25/40
25
4. Hernia epigastrika
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba di antara umbilikus dan
prosesus xipoideus. Isi hernia berupa penonjolan jaringan lemak
preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum.
5. Hernia lumbalis
Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dua buah trigonum
masing-masing trigonum kostolumbal superiorn (Grinfelt) berbentuk segitiga
terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis
(Petit) berbentuk segitiga. Trigonum Grijfelt di batasi di kranial oleh iga XII,
di anterior oleh tepi bebas m. Obligus internus abdominis, sedangkan
tutupnya m. Latisimussdorsi. Trigonum petit dibatasi di kaudal oleh krista
iliaka, di anterior oleh tepi bebas m.obligus eksternus abdominis, dan
posterior oleh tepi bebas m. Latisimuss dorsi. Dasar segitiga ini adalah m.
Oblikus internus abdominis dan tutupnya adalah fasia superfisialis. Hernia
pada kedua trigonum ini jarang dijumpai. Pada pemeriksaan fisik tampak dan
teraba benjolan di pinggang di tepi bawah tulang rusuk XII atau di tepi
kranial panggul dorsal. Diagnosis di tegakkan dengan memeriksa pintu
hernia. Diagnosis banding adalah hematoma, abses dingin atau tumor
jaringan lunak. Pengelolaan terdiri dari atas herniotomi dan hernioplasti. Pada
hernioplasti dilakukan juga penutupan defek.
6. Hernia Littre
Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia yang mengandung
divertikulum meckel. Hernia Littre dianggap sebagai hernia sebagian dinding
usus.
7. Hernia SpeighelHernia Spieghel adalah hernia interstial dengan atau tanpa isinya melalui
fasia Spieghel. Hernia ini sangat jarang dijumpai. Biasanya dijumpai pada
usia 40-70 tahun, tanpa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Biasanya terjadi dikanan dan jarang bilateral. Diagnosis ditegakkan dengan
ditemukan benjolan di sebelah Mc burney bagian kanan maupun sebelah kiri
pada tepi lateral m. Rektus Abdominis. Isi hernia dapat terdiri dari usus,
omentum atau ovarium. Sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
26/40
26
ultrasonografi. Pengelolaan terdiri atas herniotomi dan hernioplastik dengan
menutup defek pada m.tranversus abdominis dan m.abdominis internus.
Hernia yang besar sangat membutuhkan suatu protesis.
8. Hernia obturatoria
Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatoria. Dapat
berlangsung dalam empat tahap. Mula-mula tonjolan lemak retroperitoneum
masuk ke dalam kanalis obturatorius, disusul oleh tonjolan peritoneum
parietal. Kantong hernia ini mungkin diisi oleh lekuk usus yang dapat
mengalami inkaserasi parsial, sering secara Richter atau total.
Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya keluhan nyeri seperti ditusuk-
tusuk dan parestesia di daerah panggul, lutut, dan bagian medial paha akibat
penekanan pada n. Obturatorius (tanda howship Romberg) yang
patognomonik. Pada colok dubur atau pemeriksaan vaginal dapat ditemukan
tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda (Hoeship Romberg).
Pengelolaan bedah dengan pendekatan transperitoneal atau preperitoneal.
9. Hernia perinealis
Hernia perineal merupakan penonjolan hernia pada perineum melalui defek
dasar panggul dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara, atau
sekunder setelah operasi melalui perineum seperti prostaktomi atau reseksi
rektum secara abdominoperineal.
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tanpak dan
teraba benjolan diperieneum yang mudah keluar masuk dan jarang
mengalami inkaserasi. Pintu hernia dapat diraba secara bimanual dengan
pemeriksaan rektovaginal. Dalam keadaan ragu-ragu dapat dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi. Biasanya pendekatan operatif dengantransperitoneal, perineal atau kombinasi abdomino dan perineal.
10. Hernia pantalon
Hernia pantalon merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dengan
hernia inguinalis medial pada satu sisi. Kedua kantong hernia dipisahkan oleh
vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana. Keadaan ini
ditemukan kira-kira 15% dari hernia inguinalis. Diagnosis umum sukar
ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan biasanya sering ditemukan setelah
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
27/40
27
dilakukan operasi. Pengelolaan seperti biasanya pada hernia inginalis,
herniotomi dan hernioplasti.
11. Hernia scrotalis
adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum secara lengkap.
Hernia Lainnya H. Sliding
Isi kantong hernia adalah dinding posterior dari hernia itu sendiri.
H. IntertitialisDimana sebagian usus terletak antara 2 lapisan dinding abdomen.
H. PermagnaHernia di mana lebih dari separuh rongga perut masuk ke kantong hernia.
H. UnilateralHernia yang terjadi pada satu sisi tubuh saja.
H. DuplexHernia yang terjadi pada kedua sisi tubuh.
H. PantolanYaitu H.I.L. dan medialis terjadi bersamaan pada satu sisi tubuh yang
sama.
3.6.PATOFISIOLOGI1. Hernia InguinalisKanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
dari kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut.
Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga
terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea.
Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal
sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang
kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam
keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal
terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
28/40
28
inguinalis lateralis kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi
kerana usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah.
Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami
proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun
karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan
yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk-batuk
kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang-barang berat, mengejan.
Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek
tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat
trauma, hipertropi protat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital
dan dapat terjadi pada semua.
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses
perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial
komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong
hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi
penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang
masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran
isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang kemudian menekan
pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan
perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata
dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi
penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila
isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses.Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang
akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.
A. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan
oleh faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot
dinding di trigonum Hesselbach. Jalannya langsung (direct) ke ventral
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
29/40
29
melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak
berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral,
khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak
pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi.
B. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral
pembuluh epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui
dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan
hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara
kongenital atau akuisita:
Hernia inguinalis indirekta congenital.Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan
sama sekali tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan
dengan rongga tunika vaginalis propria testis. Dengan demikian isi perut
dengan mudah masuk ke dalam kantong peritoneum tersebut.
Hernia inguinalis indirekta akuisita.Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu
bagian saja. Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari
processus vaginalis yang tidak menutup pada waktu bayi dilahirkan.
Sewaktu-waktu kentung peritonei ini dapat terisi dalaman perut, tetapi isi
hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis propria testis.
C. Hernia Pantalon
Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu
sisi. Kedua kantung hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga
berbentuk seperti celana. Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari kasushernia inguinalis. Diagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan
pemeriksaan klinis, dan biasanya baru ditemukan sewaktu operasi.
2. Hernia femoralisPada umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada wanita
kira- kira 4 kali lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha.
Sering penderita datang ke dokter atau rumah sakit dengan hernia strangulata.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di lipat paha di bawah
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
30/40
30
ligamentum inguinale, di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum
pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus,
sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau
karena penderita gemuk. Hernia ini masuk melalui annulus femoralis ke
dalam kanalis femoralis dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.
3.7.DIAGNOSISHernia biasanya terlihat sebagai benjolan pada daerah inguinal dan
meluas ke depan atau ke dalam skrotum. Kadang-kadang, anak akan datang
dengan bengkak skrotum tanpa benjolan sebelumnya pada daerah inguinal.
Orang tuanya biasanya sebagai orang pertama yang melihat benjolan ini,
yang mungkin muncul hanya saat menangis atau mengejan. Selama tidur atau
apabila pada keadaan istirahat atau santai, hernia menghilang spontan tanpa
adanya benjolan atau pembesaran skrotum. Riwayat bengkak pada pangkal
paha, labia, atau skrotum berulang-ulang yang hilang secara spontan adalah
tanda klasik untuk hernia inguinalis lateralis.
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan:Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul padawaktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah
berbaring.
Hernia inguinal- Lateralis: muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari
lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.
- Medialis: tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat. Hernia skrotalis: benjolan yang terlihat sampai skrotum yang
merupakan
tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal. Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba. Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal. Hernia perineum : benjolan di perineum.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
31/40
31
Palpasi
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekanlalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah
medial maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM)ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral
titik yang kita tekan maka dapat diasumsikan sebagai nernia
inguinalis lateralis.
Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalisinguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat
benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika di
medialnya hernia inguinalis medialis.
Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat dirabapada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera,
tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia
yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau
ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih
berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan
kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis
dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia
inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum inguina dan
lateral tuberkulum pubikum.
Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentuminguinal
Hernia inkarserata : nyeri tekan.Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang
mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
32/40
32
Colok dubur
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship - romberg
(hernia obtutaratoria).
Tanda-tanda vital
Temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat, tekanan
darah meningkat.
Tiga teknik pemeriksaan sederhana
yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test. Cara pemeriksaannya
sebagai berikut:
Pemeriksaan Finger Test :1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal
inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
- Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
- Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.
Gambar 9. Finger test.
Pemeriksaan Ziemen Test :1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh
penderita).
2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada:
- jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
33/40
33
- jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
- jari ke 4 : Hernia Femoralis
Gambar 10. Ziemen test.
Pemeriksaan Thumb Test :1. Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh
mengejan
2. Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
3. Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
Gambar 11. Thumb test.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
34/40
34
Pemeriksaan Penunjang
Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk
menegakkan diagnosis hernia. Namun pemeriksaan seperti
ultrasonografi (USG), CT scan, maupun MRI dapat dikerjakan guna
melihat lebih lanjut keterlibatan organ-organ yang terperangkap dalam
kantung hernia tersebut. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan
untuk kepentingan operasi.
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam
posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan
memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%.
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia
incarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari
suatu massa yang teraba di inguinal.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
35/40
35
3.8.PENATALAKSANAAN1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang
telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis
strangulasilata kecuali pada anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual.
Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan
kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan
yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserata lebih sering
terjadi pada umur dibawah 2 tahun. Reposisi spontan lebih sering dan
gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibanding orang dewasa. Hal ini
disebabkan oleh cincin hernia yg lebih elastis pada anak-anak. Reposisi
dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan kompres
es di atas hernia. Jika berhasil dilakukan operasi hari berikutnya, jika bila
tidak berhasil dalam waktu enam jam dilakukan operasi segera.
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang
telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai
seumur hidup. Namun cara ini sebaiknya tidak dianjurkan lagi karena
menimbulkan komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding
perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Cara
ini pada anak-anak dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali
sperma yang mengandung pembuluh darah testis (Syamsyuhidayat, 2011).
2. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosisditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah terdiri dari herniotomi dan
hernioplasti.
a. HerniotomiPada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.
Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian
direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong
(Syamsyuhidayat, 2011).
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
36/40
36
b.HernioplastiPada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti
lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan
herniotomi. Dikenal berbagai metode hernioplasti seperti memperkecil anulus
inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia
transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus internus abdominis dan
m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjointtendon ke
ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan
fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke
ligamentum cooper pada metode Mc Vay. Bila defek cukup besar atau terjadi
residif berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene,
prolene mesh atau marleks untuk menutup defek
Kelemahan teknik Bassini dan tehnik lain yang berupa variasi teknik
herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-otot
yang dijahit Untuk mengatasi masalah ini dipopulerkan pendekatan operasi
bebas regangan. Pada teknik ini digunakan protesis mesh untuk memperkuat
fasia transversalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa
menjahitkan otot-otot ke inguinal.
Terjadinya residif lebih banyak dipengaruhi oleh teknik reparasi
dibandingkan dengan faktor konstitusi. Pada hernia inguinalis lateralis
penyebab residif yang paling sering adalah penutupan anulus inguinalis yang
tidak memadai diantaranya karena diseksi kantong yang kurang sempurna,
adanya lipoma preperitoneal atau kantong hernia tidak ditemukan. Pada
hernia inguinalis medialis penyebab residif umumnya karena tegangan yangberlebihan pada jahitan plastik atau kekurangan lain dalam teknik.
(Syamsyuhidayat, 2011).
c. HernioraphyAdalah mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint
tendon supaya tidak keluar masuk lagi.
Kontra indikasi dilakukannya operasi adalah:
1. Keadaan umum jelek
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
37/40
37
2. Diabetes mellitus belum diregulasi
3. Ada penyebab tekanan intra abdominal tinggi:
a. proses pada GIT
b. proses pada paru-paru
c. proses pada UGT.
3.9.KOMPLIKASIKomplikasi hernia inguinalis lateralis bergantung pada keadaan yang
dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia
inguinalis lateralis, pada hernia ireponibel: ini dapat terjadi kalau isi hernia
terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ ekstraperitoneal atau
merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul gejala klinis kecuali benjolan.
Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi
hernia strangulata/ inkarserasi yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang
sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti
pada hernia hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi
jepitan parsial.
Jepitan cincin hernia inguinalis lateralis akan menyebabkan gangguan
perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga
terjadi udem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam
kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia
makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi
hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudant berupa
cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri usus, dapat terjadi perforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jikaterjadi hubungan dengan rongga perut. Akibat penyumbatan usus terjadi
aliran balik berupa muntah-muntah sampai dehidrasi dan shock dengan
berbagai macam akibat lain.
Hernia inkarserata inai dapat terjadi apabila isi kantong hernia tidak
dapat kembali lagi ke rongga abdomen. Organ yang terinkarserasi biasanya
usus, yang ditandai dengan gejala obstruksi usus, yang disertai muntah, perut
kembung, konstipasi, dan terlihat adanya batas udara-air pada saat foto polos
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
38/40
38
abdomen. Setiap anak dengan gejala obstruksi usus yang tidak jelas sebabnya
harus dicurigai hernia inkarseta. Pada anak wanita organ yang sering
terinkarserasi adalah ovarium. Apabila aliran darah ke dalam organ
berkurang, terjadilah hernia strangulasi, yang menjadi indikasi pasti untuk
operasi.
3.10. PENCEGAHANKelainan kongenital yang menyebabkan hernia memang tidak dapat
dicegah, namun langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi tekanan
pada otot-otot dan jaringan abdomen:
Menjaga berat badan ideal. Jika anda merasa kelebihan berat badan,konsultasikan dengan dokter mengenai program latihan dan diet yang
sesuai.
Konsumsi makanan berserat tinggi. Buah-buahan segar, sayur-sayuran dan gandum baik untuk kesehatan. Makanan-makanan
tersebut kaya akan serat yang dapat mencegah konstipasi.
Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari darimengangkat benda berat. Jika harus mengangkat benda berat,
biasakan untuk selalu menekuk lutut dan jangan membungkuk
dengan bertumpu pada pinggang.
Berhenti merokok. Selain meningkatkan resiko terhadap penyakit-penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, merokok
seringkali menyebabkan batuk kronik yang dapat menyebabkan
hernia inguinalis.
3.11. PROGNOSISPrognosis hernia inguinalis lateralis pada bayi dan anak sangat baik.
Insiden terjadinya komplikasi pada anak hanya sekitar 2%. Insiden infeksi
pascah bedah mendekati 1%, dan recurent kurang dari 1%. Meningkatnya
insiden recurrent ditemukan bila ada riwayat inkarserata atau strangulasi.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
39/40
39
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pasien Tn.K usia 66 tahun datang ke poli bedah RSUD Kanjuruhan
dengan keluhan benjolan di atas kantung buah zakar bagian kanan sejak 5
bulan yang lalu. Benjolan tersebut sebesar telur ayam namun tidak sakit.
Benjolan tersebut muncul jika pasien batuk-batuk, mengejan, berjalan serta
mengangkat beban yang berat. Benjolan tersebut tidak dapat masuk kembali
saat didorong dengan tangan pasien. Benjolan tidak terasa sakit, tidak merah,
dan tidak terasa tegang. Akan tetapi terasa sakit saat pasien berjalan.
Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan dalam BAB, BAB tidak
berdarah dan tidak pernah keluar benjolan dari dubur. Pasien tidak
mengeluhkan adanya gangguan BAK, pada saat BAK pasien selalu merasa
tuntas dan tidak merasa nyeri. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya mual
dan muntah. Pasien juga tidak mengeluh sesak nafas maupun sakit kepala.
Pada pemeriksaan VS DBN, status lokalis regia skrotalis (Inspeksi)
Tampak adanya benjolan di atas testis kanan dan kiri. Ukuranya sebesar biji
kelapatelur ayam, warna serupa dengan kulit, tidak ada tanda radang.
(Palpasi) Teraba massa di scrotum ukuran 4 cm, konsistensi lunak,
permukaan rata, imobile, tidak nyeri tekan, terpisah dari testis.
Penatalaksanaan pasien menggunakan tehnik herniotomi-hernioplasty
dengan pertimbangan dari segi ekonomi, segi kenyamanan pasien, dan segi
medis. Pasien disarankan untuk beristirahat, berhati-hati jika mengangkatbeban yang berat.
7/28/2019 hernia femoralis lateralis
40/40
40
DAFTAR PUSTAKA
Britto, J.A. 2005. Kisi-kisi Menembus masalah Bedah. Jakarta. EGC.
Grace, P. A. dan Borley, N.R. 2007.At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta. Penerbit
Erlangga.
Kozar Rosemary A, Moore Frederick A. Schwartzs Principles of Surgery. 8th
Edition. Singapore : The McGraw-Hill Companies,Inc;2005.
Mansjoer, Arif, Suprohaita, Wardhani, Wahyu Ika. Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi Ketiga. Jilid Dua. Jakarta : Media Aesculapius; 2000.
Mulyana S. Hernia inguinalis. http://medlinux.blogspot.com. Diakses tanggal
21 Februari 2012.
Ompusunggu M dr.SpB, Agus D dr.SpB. Pedoman Diagnosa Terapi RSUD AW
Syahrani Ed.V. SMF Penyakit Bedah.2001.
Prince, Sylvia dan Lorraine, M.W. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Ed.6. Vol.2. Jakarta. EGC.
Ramon P, Setiono, Rona, Buku Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran ; 2002: 203-7
Sabiston, David. Sabiston : Buku Ajar Bedah. Alih bahasa : Petrus. Timan.
EGC. 1994.
Samsuhidajat, Wim de Jong. 2011.Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.3. Jakarta. EGC.
Sapar dan Subroto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Bagian Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wibowo, Soetamto, dkk. 2008. Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Cetakan 5.
Surabaya. Airlangga University Press.Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P, Maulany
R.F, Tambajong J. Jakarta : EGC, 1995. pp. 276-8.
http://medlinux.blogspot.com/http://medlinux.blogspot.com/http://medlinux.blogspot.com/Top Related