140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

25
LAPORAN KASUS HERNIA INGUINALIS DEXTRA REPONIBEL Disusun Oleh : Nor Ubudiah Seti 030.08.293 Pebimbing: Dr. Okky Partakusuma Sp. Bedah DEPARTEMEN ILMU BEDAH RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT PERIODE 1 APRIL 2013 -6 JUNI 2013 1

description

hernia

Transcript of 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

Page 1: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

LAPORAN KASUS

HERNIA INGUINALIS DEXTRA

REPONIBEL

Disusun Oleh :

Nor Ubudiah Seti 030.08.293

Pebimbing:

Dr. Okky Partakusuma Sp. Bedah

DEPARTEMEN ILMU BEDAH

RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT

PERIODE 1 APRIL 2013 -6 JUNI 2013

1

Page 2: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

petunjuknya penyusun dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Hernia Inguinalis

lateralis dextra reponibel ” ini tepat pada waktunya.

Referat ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik di bagian ilmu

penyakit dalam RSAL Dr.Mintohardjo. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima

kasih kepada Dr. Okky Partakusumo Sp. Bedah.

selaku dokter pembimbing dalam kepniteraan klinik ini dan rekan-rekan koass yang ikut

memeberikan bantuan dan semangat secara moril.

Penyusun menyadari bahwa laporan kasus ini masih terdapat kekurangan dan

kesalahan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam bidang ilmu

penyakit dalam khususnya dan bidang kedokteran pada umumnya.

Jakarta, 9 Mei 2013

Penyusun

Nor Ubudiah binti Seti

2

Page 3: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah laporan kasus dengan judul

“Hernia Inguinalis Dextra Reponibel “

Telah diterima dan disetujui oleh pebimbing ,

Sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah

Di RSAL Mintohardjo periode 1 April – 8 Juni 2013.

Jakarta,…… Mei 2013.

(Dr. Okky Partakusuma Sp.Bedah)

3

Page 4: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

BAB 1

LAPORAN KASUS

I. Identitas pasien

No rekam medik : 014010

Tanggal masuk RS : 5 Mei 2013

Nama : An. O

Umur : 10 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Anak SD

Alamat : Tanjung Duren

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah

II. Anamnesis

Keluhan Utama :

Pasien mengeluhkan adanya benjolan pada lipatan paha kanan yang hilang timbul

kurang lebih 4 tahun yang lalu.

Keluhan tambahan : Nyeri di lipat paha

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :

Pasien mengaku sejak 4 tahun yang lalu merasakan ada benjolan di lipat paha kanan

yang timbul saat beraktivitas seperti berlari dan hilang saat istirahat.Benjolan pada

awalnya tidak menimbulkan rasa nyeri Cuma membuat pasien merasa aneh akan hal

tersebut. Pada tahun 2010,pasien dibawa oleh ibunya ke poliklinik untuk diperiksa

kerana gejalanya hamper sering muncul. Setelah diperiksa, dokternya menyarankan

ibunya supaya pasien di bedah agar benjolan tidak muncul lagi tetapi pasien belum

bersedia dan terdapat beberapa halangan yang menyebabkan operasi di tunda. Pada saat

ini pasien datang lagi ke poliklinik kerna benjolan dirasakan makin membesar,masih

bisa keluar masuk spontan saat berlari,batuk dan mengedan dan kadang-kadang disertai

rasa nyeri di lipat paha kanan.

4

Page 5: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :

Pasien menyangkal adanya riwayat DM, hipertensi, asma, dan penyakit jantung.

Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :

Riw. Dm (-),riw. Hipertensi(-),riw.asma (-),riw. Pnyakit jantung (-). Tidak ada saudara

pasien yang mengalami gejala sama seperti pasien.

Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi (RSE) :

Pasien adalah seorang anak perempuan dengan status gizi cukup. Pasien mempunyai

masih bersekolah di SD dan sering mengikuti acara larian dan permainan lain di

sekolah.

III. Pemeriksaan fisik

Keadan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Vital sign : Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 92x/menit

Pernafasan : 20x/menit

Suhu : 36,3° C

Status general :

Kepala

Normochepali

Tidak tampak adanya deformitas

Mata

Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem

Conjunctiva tidak anemis

Sklera tidak tampak ikterik

Pupil: isokor kiri kanan

Hidung

Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas

Septum : terletak ditengah dan simetris

Mukosa hidung : tidak hiperemis

5

Page 6: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan

Telinga

Daun telinga : normal

Tofi : tidak ditemukan

Lieng telinga : lapang

Membrana timpani : intake

Nyeri tekan mastoid : tidak nyeri tekan

Serumen : tidak ada

Sekret : tidak ada

Mulut dan tenggorokan

Bibir : tidak pucat dan tidak sianosis

Gigi geligi : lengkap, ada karies

Palatum : tidak ditemukan torus

Lidah : normoglosia

Tonsil : T1/T1 tenang

Faring : tidak hiperemis

Leher

Kelenjar getah bening:Tidak teraba membesar

Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar

Trakea : letak di tengah

Thorax

Paru-Paru

Inspeksi : pergerakan nafas saat statis dan dinamis

Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru

Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru

Auskultasi : suara nafas vesikuler di kedua paru, ronkhi -/-, whezing -/-

Jantung

6

Page 7: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

Inspeksi : ictus cordis terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis sinistra,

ICS 5

Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra

Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra

Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea

midclavicularis sinistra

Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Lihat status lokalis

Ekstremitas atas

Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem

Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem

Ekstremitas Bawah

Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem

Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem

IV. Status Lokalis

Regio : Inguinal dextra

Inspeksi : Tidak tampak benjolan , warna sama dengan kulit sekitar, dan tidak

terdapat tanda-tanda radang.

Palpasi : teraba massa kecil ,kenyal yang keluar saat pasien disuruh

mengedan dan terdapat nyeri tekan.

Auskultasi : tidak terdengar bunyi peristaltik usus.

V. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal periksa: 3 Mei 2013

Hematologi

- Hb : 13,1 g/dl

- Eritrosit : 4,69 juta/mm3

- Ht : 41%

- Leukosit : 8300/μl

- Trombosit : 432.000/dl

7

Page 8: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

- Bleeding time : 3 menit

- Clotting time : 12 menit

- GDS : 101 mg/dL

VI. Diagnosa kerja

Hernia Inguinalis Dextra Reponibel

VII. Diagnosa Banding

Hernia femoralis,kista sebasea,tumor

VIII. Resume

Pasien anak berusia 10 tahun,jenis kelamin perempuan datang ke poliklinik dengan

keluhan merasa ada benjolan yang hilang timbul di lipat paha kanannya. Pasien

mengaku sejak 4 tahun yang lalu merasakan ada benjolan di lipat paha kanan yang

timbul saat beraktivitas seperti berlari dan hilang saat istirahat.Benjolan pada awalnya

tidak menimbulkan rasa nyeri Cuma membuat pasien merasa aneh akan hal tersebut.

Pada tahun 2010,pasien dibawa oleh ibunya ke poliklinik untuk diperiksa kerana

gejalanya hamper sering muncul. Setelah diperiksa, dokternya menyarankan ibunya

supaya pasien di bedah agar benjolan tidak muncul lagi tetapi pasien belum bersedia

dan terdapat beberapa halangan yang menyebabkan operasi di tunda. Pada saat ini

pasien datang lagi ke poliklinik kerna benjolan dirasakan makin membesar,masih bisa

keluar masuk spontan saat berlari,batuk dan mengedan dan kadang-kadang disertai rasa

nyeri di lipat paha kanan.Pasien tidak ada riwayat asma,allergi ,kencing manis maupun

hipertensi.Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dan status generalis dalam

batas normal.Pada status lokalis di regio inguinalis dekstra tidak kelihatan ada benjolan

maupun tanda-tanda peradangan,namun setelah di palpasi didapatkan ada nyeri tekan di

daerah inguinal dekstra dan teraba benjolan/massa yang kenyal timbul apabila pasien

disuruh mengedan,namun benjolan tersebut hilang setelah mengedan.Pada auskultasi

tidak didapatkan bising usus.

8

Page 9: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

IX. Penatalaksanaan

Operatif : Herniotomi

Teknik Operasi :

Disinfeksi lapangan pembedahan.Tutup dengan kain steril.

Irisan 2 cm medial spina iliaca superior (SIAS) sampai tuberkulum

pubikum.

Dipasang kain berlubang. Aponeurosis muskulus obliquus eksternus

(MOE) dibuka kecil dengan pisau dan dengan bantuan pinset anatomis

dan gunting dibuka lebih lanjut ke kranial sampai annulus internus dan ke

kaudal sampai membuka annulus eksternus.

Dengan menjepit MOE dengan kocher , aponeurosis dibebaskan dari

dasar ke lateral sampai tampak ligamentum inguinalis Pourpati dank e

medial sampai conjoint tendon (muskulus obliquus internus dan

transverses).

Dengan bantuan 2 pinset chirurgis dan gunting kantong dibuka. Setelah

eksplorasi isi kantong hernia, isinya dikembalikan kedalam rongga

abdomen . Dengan memasukkan jari kedua tangan kiri kedalam lubang

dan sedikit tarikan , kantong dibebaskan secara tumpul dan tajam .

Kantong hernia dibebaskan se proksimal mungkin sampai tampak jaringan

lemak pre-peritoneal .Kantong diplintir dan diikat dengan plain catgut

no.1 Bila mulut kantong proksimal lebar,dapat ditutup

tabakzaknaad.Kemudian kantong hernia dipotong.

Herniotomi selesai.

Medikamentosa

Cefotaxim 3x1 gr

Asam mefenamat 3x200 mg

Tramadol 3x25 mg

Asam tranexamat 3x25 mg

Edukatif post operatif : bed rest total, puasa sampai bising usus terdengar

9

Page 10: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

X. Prognosis

Ad vitam : ad bonam

Ad sanationam : ad bonam

Ad fungsionam : ad bonam

10

Page 11: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1. Definisi Hernia

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian

yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol

melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia

terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.1

2. Epidemiologi

Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul

disekitar lipatan paha. Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Hernia

indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu 2:1, perbandingan pria:wanita pada hernia

indirect adalah 7:1. Hernia femoralis kejadiaanya kurang dari 10% dari semua hernia tetapi

40% dari itu muncul kasus emergensi dengan inkaserasi atau strangulasi. Hernia femoralis

lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi hernia inguinal.2,3

3. Etiologi

Penyebab terjadinya hernia adalah1,2:

a) Lemahnya dinding rongga perut. Dapat sejak lahit atau didapat kemudian dalam hidup

b) Akibat dari pembedahan senelumnya

c) Kongenital

Hernia kongenital sempurna

Bayi sudah menderita hernia karena adanya defek pada tempat-tempat tertentu.

Hernia kongenital tidak sempurna

Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi mempunyai defek pada

tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0-1 tahun) setelah

lahir akan terjadi melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan

tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, menangis)

d) Aquisial adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi

disebabkan oleh faktor lain yang dialami manusia, antara lain:

Tekanan intraabdominal yang tinggi, yaitu pada pasien yang sering mengejan

pada saat buang air besar atau buang air kecil.

11

Page 12: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

Konstitusi tubuh. Pada orang kurus terjadinya hernia karena jairngan ikatnya

yang sedikit, sedangkan pada orang gemuk disebabkan karena jaringan lemak

yang banyak sehingga menambah beban jaringan ikat penyokong.

Distensi diding abdomen karena peningkatan tekanan intaabdominal

Penyakit yang melemahkan dinding perut

Merokok

Diabetes mellitus

4. Bagian Hernia

Bagian-bagian dari hernia menurut:

1) Kantong hernia. Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua

hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia internalis.

2) Isi hernia: berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya

usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).

3) Pintu hernia: merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.

4) Leher hernia: bagian tersempit kantong hernia.

5. Klasifikasi Hernia

Menurut sifat dan keadaannya hernia dibedakan menjadi3:

Hernia reponibel: bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau

mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada

keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

Hernia ireponibel: Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga

perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong

hernia.

Hernia inkarserata atau strangulata: bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi

kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya,

12

Page 13: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

terjadi gangguan vaskularisasi. Reseksi usus perlu segera dilakukan untuk

menghilangkan bagian yang mungkin nekrosis.

Menurut Erickson (2009) dalam Muttaqin 2011, ada beberapa klasifikasi hernia yang

dibagi berdasarkan regionya, yaitu: hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia

umbilikalis, dan hernia skrotalis.

Hernia Inguinalis, yaitu: kondisi prostrusi (penonjolan) organ intestinal masuk ke

rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari cincin inguinalis.

Materi yang masuk lebih sering adalah usus halus, tetapi bisa juga merupakan suatu

jaringan lemak atau omentum. Predisposisi terjadinya hernia inguinalis adalah

terdapat defek atau kelainan berupa sebagian dinding rongga lemah. Penyebab pasti

hernia inguinalis terletak pada lemahnya dinding, akibat perubahan struktur fisik dari

dinding rongga (usia lanjut), peningkatan tekanan intraabdomen (kegemukan, batuk

yang kuat dan kronis, mengedan akibat sembelit, dll).

Hernia Femoralis, yaitu: suatu penonjolan organ intestinal yang masuk melalui kanalis

femoralis yang berbentuk corong dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. Penyebab

hernia femoralis sama seperti hernia inguinalis.

Hernia Umbilikus, yaitu: suatu penonjolan (prostrusi) ketika isi suatu organ

abdominal masuk melalui kanal anterior yang dibatasi oleh linea alba, posterior oleh

fasia umbilicus, dan rektus lateral. Hernia ini terjadi ketika jaringan fasia dari dinding

abdomen di area umbilicus mengalami kelemahan.

Hernia Skrotalis, yaitu: hernia inguinalis lateralis yang isinya masuk ke dalam

skrotum secara lengkap. Hernia ini harus cermat dibedakan dengan hidrokel atau

elevantiasis skrotum.

13

Page 14: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

6. Patofisiologi hernia inguinalis lateralis

Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 dari

kehamilan, terjadi desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis akan

menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang

disebut dengan prosesus vaginalis pritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus telah

mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.

Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena yang kiri turun terlebih dahulu

dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam

keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.1,2

Bila prosesus terbuka sebagian, amka timbul hidrokel. Bila kanal terbuka terus,

karena rosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateral kongenital.

Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena dengan bartambahnya umur, organ

dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah

menutup. Namuan karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada

keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk-batuk

kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang-barang berat, mengejan. Kanal yang

sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena

terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya

menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertrofi prostat, asites,

kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua.2

Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan

alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlekatan

antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat

dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin

banyaknya usus yang masuk cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan

penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan

dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkaserata

dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan

pembuluh darah dan terjadi nekrosis.2

7. Diagnosis

a. Pemeriksaan fisik

14

Page 15: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

Pemeriksaan Finger test menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5, dimasukkan

lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal, penderita disuruh

batuk. Bila impuls diujung jari berarti hernia ingunalis lateralis, bila impuls

disamping jari hernia inguinalis medialis.4

Pemeriksaan Ziemen test posisi

berbaring, bila ada benjolan

masukkan dulu, hernia kanan

diperiksa dengan tangan kanan,

penderita disuruh batuk bila

rangsangan pada jari ke-2 hernia

ingunalis lateralis, jari ke-3 hernia inguinalis medialis, jari ke-4 hernia

femoralis.4

Pemeriksaan Thumb test anulus ditekan dengan

ibu jari dan penderita disuruh mengejan, bila keluar

benjolan berarti hernia inguinalis medialis, bila tidak

keluar benjolan berarti hernia inguinalis lateralis.4

b. Pemeriksaan penunjang

Leukosit > 10.000 – 18.000/mm3

Serum elektrolit meningkat

Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incaserata

dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang

teraba di inguinal.

CT scan dapat digunakan untuk mngevaluasi pelvis untuk mencari adanya

hernia obturator.

8. Diagnosis banding

a. Keganasan : limfoma, retroperitoneal sarcoma, metastasis, tumor testis

b. Penyakit testis primer: varicocele, epididimitis, torsio testis, hidrokel, testis ectopic,

undescenden testis

c. Aneurisma artery femoralis

d. Nodus limfatikus

e. Kista limfatikus

15

Page 16: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

f. Kista sebasea

g. Psoas abses

h. Hematoma

i. Ascites

9. Penatalaksanaan

Operasi elektif dilakukan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi

seperti inkeserasi dan strangulasi. Pngobatan non operatif direkomendasikan hanya pada

hernia yang asimptomatik. Prinsip utama operasi hernia adalah herniotomy: membuka

dan memotong kantong hernia. Herniorraphy: memperbaiki dinding posterior abdomen

kanalis ingunalis.1,2

Herniotomy

Insisi 1-2 cm diatas ligamentum inguinal dan aponeurosis obliqus eksterna dibuka

sepanjang canalis inguinalis eksterna. Kantong hernia dipisahkan dari m.creamester

secara hati-hati sampai ke kanalis inguinalis internus, kantong hernia dibuka, lihat isinya

dan kembalikan ke kavum abdomen kemudian hernia dipotong. Pada anak-anak cukup

hanya melakukan herniotomy dan tidak memerlukan herniorrhapy.1,2

Herniorrhapy

Dinding posterior di perkuat dengan menggunakan jahitan atau non-absorbable mesh

dengan tekhnik yang berbeda-beda. Meskipun tekhnik operasi dapat bermacam-macam

tekhnik bassini dan shouldice paling banyak digunakan. Teknik operasi liechtenstein

dengan menggunakan mesh diatas defek mempunyai angka rekurensi yang rendah.1,2

10. Prognosis

Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong

hernia. Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani. Penyulit pasca

bedah seperti nyeri pasca herniorraphy, atrofi testis dan rekurensi hernia umumnya dapat

diatasi.

16

Page 17: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of Surgery.

Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.

2. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.

17thEdition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217

17

Page 18: 140960595 Laporan Kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra

3. Syamsuhidayat, R, and Wim de Jong, (2012), Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi,

706- 710, EGC, Jakarta.

4. Inguinal Hernia: Anatomy and

Managementhttp://www.medscape.com/viewarticle/420354_4

5. Dunphy, J.E, M.D, F.A.C.S. dan Botsford, M.D, F.A.C.S, Pemeriksaan Fisik Bedah,

edisi ke-4, 145-146, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta.

6. Dudley and Waxmann, Scott; An Aid to Clinical Surgery, 4nd ed, 247, Longman

Singapore Publisher Ltd, Singapore.

7. Darmokusumo, K, Buku Pegangan Kuliah Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran,

Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

18