LINTAS BUDAYA

download LINTAS BUDAYA

of 9

Transcript of LINTAS BUDAYA

  • 7/27/2019 LINTAS BUDAYA

    1/9

    Nama : Siti FaridaNPM : 13509253Kelas : 3Pa06

    Tugas Psikologi Lintas Budaya

    A.Pengertian Psikologi Lintas Budaya menurut Para Ahli

    Kata budaya sangat umum diperguanakan dalam bahasa sehari-hari.

    Paling sering budaya dikaitkan dengan pengertian ras, bangsa atau etnis. Kata

    budaya juga kadang dikaitkan dengan seni, musik, tradisi-ritual, atau

    peninggalan-peninggalan masa lalu. Sebagai sebuah entitas teoritis dan

    konseptual, budaya membantu memahami bagaimana kita berperilaku

    tertentu dan menjelaskan perbedaan sekelompok orang. Sebagai sebuah

    konsep abstrak, lebih dari sekedar label, budaya memiliki kehidupan sendiri, ia

    terus berubah dan tumbuh, akibat dari pertemuan-pertemuan dengan budaya

    lain, perubahan kondisi lingkungan, dan sosiodemografis. Budaya adalah

    produk yang dipedomani oleh individu-individu yang tersatukan dalam sebuah

    kelompok. Budaya menjadi pengikat dan diinternalisasi individu-individu yang

    menjadi anggota suatu kelompok, baik disadari maupun tidak disadari

    Sebuah definisi mengenai budaya dalam konteks psikologi lintas budaya

    diperlukan guna pemahaman yang sama mengenai apa yang dimaksud

    budaya dalam psikologi lintas budaya.

    Culture as the set of attitudes, values, belifs, and behaviors shared by a group of

    people, but different for each individual, communicated from one generation

    to the next(Matsumoto, 1996) Definisi Matsumoto diatas dapat diterima karena

    definisi ini memenuhi semua perdebatan sebelumnya; budaya sebagai

    gagasan, baik yang muncul sebagai perilaku maupun ide seperti nilai dan

    keyakinan, sekaligus sebagai material, budaya sebagai produk (masif) maupun

    sesuatu (things) yang hidup (aktif dan menjadi panduan bagi individu anggota

    kelompok. Selain itu, definisi tersebut menggambarkan bahwa budaya adalah

  • 7/27/2019 LINTAS BUDAYA

    2/9

    suatu konstruk sosial sekaligus konstruk individu. (masalah ini akan

    dikembangkan lebih lanjut).

    Konsep Psikologi Lintas BudayaPsikologi lintas budaya adalah cabang psikologi yang (terutama)

    menaruh perhatian pada pengujian berbagai kemungkinan batas-batas

    pengetahuan dengan mempelajari orang-orang dari berbagai budaya yang

    berbeda.

    Dalam arti sempit, penelitian lintas budaya secara sederhana hanya

    berarti dilibatkannya partisipasian dari latar belakang kultural yang berbeda

    dan pengujian terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya perbedaanantara para partisipan tersebut.

    Dalam arti luas, psikologi lintas budaya terkait dengan pemahaman atas

    apakah kebenaran dan prinsip-prinsip psikologis bersifat universal (berlaku bagi

    semua orang di semua budaya) ataukah khas budaya (culture spscific, berlaku

    bagi orang-orang tertentu di budaya-budaya tertentu) (Matsumoto, 2004).

    Menurut Seggal, Dasen, dan Poortinga (1990) psikologi lintas budayaadalah kajian ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus

    memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk, dan dipengaruhi oleh kekuatan-

    kekuatan sosial dan budaya. Pengertian ini mengarahkan perhatian pada dua

    hal pokok, yaitu keragaman perilaku manusia di dunia, dan kaitan antara

    perilaku individu dengan konteks budaya, tempat perilaku terjadi.

    Terdapat beberapa definisi lain (menekankan beberapa kompleksitas), antara

    lain:

    Menurut Triandis, Malpass, dan Davidson (1972) psikologi lintas budaya

    mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya

    atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang ekuivalen, untuk

    menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum

  • 7/27/2019 LINTAS BUDAYA

    3/9

    dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal. Sementara

    Brislin, Lonner, dan Thorndike, 1973) menyatakan bahwa psikologi lintas budaya

    ialah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah

    memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaanperilaku yang dapat diramalkan dan signifikan. Triandis (1980) mengungkapkan

    bahwa psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian sistematik mengenai

    perilaku dan pengalaman sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya

    yang berbeda, yang dipengaruhi budaya atau mengakibatkan perubahan-

    perubahan dalam budaya yang bersangkutan.

    Setiap definisi dari masing-masing ahli di atas, menitikberatkan ciri tertentu,

    seperti misalnya pertama, gagasan kunci yang ditonjolkan ialah caramengenali hubungan sebab-akibat antara budaya dan perilaku. Kedua,

    berpusat pada peluang rampat (generalizabiliti) dari pengetahuan psikologi

    yang dianut. Ketiga lebih menitikberatkan pengenalan berbagai jenis

    pengalaman budaya. Kempat, mengedepankan persoalan perubahan

    budaya dan hubungannya dengan perilaku individual.

    Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik suatu

    kesimpulan bahwa psikologi lintas budaya adalah psikologi yangmemperhatikan faktor-faktor budaya, dalam teori, metode dan aplikasinya.

    B. Hubungan Lintas Budaya Dengan Ilmu Lain

    Hubungan lintas budaya dengan ilmu yang lain :

    1. Hubungan lintas budaya dengan ilmu antropologi dalam definisi seringtumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang

    berbeda dari suatu budaya. Hanya sebagian kecil dimensi manusia yang

    tidak dicakup dalam konsep budaya, yakni yang terkait dengan insting

    serta naluri. Contoh : sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan

    organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem

    mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan.

  • 7/27/2019 LINTAS BUDAYA

    4/9

    2. Hubungan lintas budaya dengan ilmu sosial, kebijaksanaan diterimamasyarakat berbasis pertanian tradisional memiliki budaya kolektifitas

    modern. Contoh : masyarakat informasi.

    3.

    Hubungan lintas budaya dengan ilmu psikologi klinis, psikologi klinis telahmenerapkan prinsip prinsip psikologi lintas budaya. Contoh : dalam hal

    psikoterapi dan konseling.

    4. Hubungan lintas budaya dengan ilmu sosiologi, kebudayaan lain olehsebuah kelompok atau individu. Contoh : kebudayaan hindu budha

    adanya kontak dagang antara indonesia dengan india maka

    mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan bentuk-

    bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkankebudayaan sendiri.

    5. Hubungan lintas budaya dengan ilmu politik Dalam teori politik, sistempolitik itu terbangun dari berbagai sub sistem politik yang ada serta

    dipengaruhi oleh sistem -sistem yang lain termasuk sistem budaya.

    Sementara itu , Budaya politik sering dimaknai sebagai segala

    pemahaman dan perilaku individu maupun masyarakat tentang

    kehidupan politik yang terjadi di suatu negara atau di suatu tatanan sistempolitik. Dengan demikian budaya budaya politik itu secara garis besar

    berhubungan dengan sikap dan perilaku politik seseorang atau

    masyarakat dalam sebuah sistem politik. Maka untuk selanjutnya budaya

    poltik akan mempengaruhi perjalanan sebuah sistem politik. Pada

    umumnya para ilmuwan politik membagi budaya politik menjadi 3 bagian

    atau 3 tahapan yaitu budaya pol itik kognitif, afektif dan evaluatif ada

    juga yang menyebutnya budaya kaula , parokial dan partisipan.

    Karakter dari masing-masing tahapan itu jelas berbeda. Keperbedaan itu

    tentu saja berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem politik yang ada.

    Menurut David E. Easton Bahwa sistem politik itu terbagi menjadi : input,

    proses , output dan feed back . bagian bagian ini dalam

  • 7/27/2019 LINTAS BUDAYA

    5/9

    pelaksanaannya nanti pasti dan selalu akan dipengaruhi oleh budaya

    politik dari masyarakat politik yang ada di sebuah sistem politik.

    C. Artikel Lintas Budaya

    Menyimak Pergeseran Budaya dikalangan Remaja dan Perilaku

    Hedonisme dikalangan Remaja Kalau Anda berkenan untuk sejenak berhenti

    dari kesibukan membuat tugas kuliah atau diskusi tentang mata kuliah, baik

    kalau kita menjadi lebih kritis untuk mengamati kecenderungan perilaku kaum

    muda remaja dewasa ini yang tentunya menarik untuk dipikirkan bersama.

    Semakin pesatnya tren kapitalisme dan konglomerasi elite tertentu makapertumbuhan kwantitatif tempat-tempat hiburan dan pusat-pusat

    perbelanjaan semakin berkembang bak jamur dimusim hujan. Fenomena

    tersebut secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi budaya dan

    pola hidup kaum muda remaja sekarang. Pergeseran budaya mulai menjangkiti

    kaum muda remaja tanpa kompromi dan eksodus besar-besaran tentang

    paradigma berpikir kaum muda remaja, dari budaya timur menuju budaya

    barat. Anda dapat melihat kaum muda remaja hedonis bersliweran denganberbagai mode rambut dengan busana thank top atau junkies, dan alat-alat

    digital lainnya. Iklim masyarakat sekarang jauh berbeda dengan masyarakat

    tempo dulu. Namun, bila gejala ini kita telaah lebih lanjut bahwa kaum muda

    remaja telah jatuh kedalam euforia budaya pop. Selanjutnya kaum muda

    remaja yang seharusnya menjadi homo significans malahan jatuh kedalam

    pendangkalan nilai hidup.

    Tulisan ini hanya mengajak para pembaca untuk merenungi dampak

    globalisasi tanpa harus terjerat ke dalam arus pendangkalan hidup post-

    modernisasi dan bagaimana hal tersebut tidak menggerogoti nilai-nilai positif

    yang menjadi warisan budaya kita.

    Euforia Budaya Pop Remaja : Buah Globalisasi

  • 7/27/2019 LINTAS BUDAYA

    6/9

    Manusia harus berubah. Itulah hal yang mendasar yang perlu dipikirkan secara

    bersama. Memang benar bahwasannya manusia dengan segala budaya dan

    akal budinya harus dikembangkan seoptimal mungkin, karena akan semakin

    mengkokohkan kedudukannya dimuka bumi sebagai God Creature yangsempurna dibandingkan dengan ciptaan lainnya.

    Kali ini, manusia beralih menuju rentang waktu yang kontradiksional

    dengan fase-fase sebelumnya, yaitu fase globalisasi. Di satu sisi manusia

    memang dituntut untuk berkembang menuju kearah yang lebih modern, baik

    aspek teknologi, hukum, sosial/kesejahteraan sosial, politik, demokrasi, dan

    semua sistem lainnya harus disempurnakan. Teknologi bidang informatika,

    kedokteran, bioteknologi, dan transportasi mengalami perkembangan yangbegitu dahsyat mengatasi batas-batas ruang dan waktu. Namun, tidak boleh

    dilupakan bahwa hasil perkembangan manusia bersifat relatif dan ambivalen.

    Pengaruh negatif dari globalisasi adalah euforia budaya pop, perdagangan

    bebas, marginalisasi kaum lemah, dan timbulnya gap relation antaara si kaya

    dan si miskin. Hasil tersebut telah membentuk suatu budaya baru bagi

    masyarakat, khususnya kaum muda remaja menjadi manusia yang terjebak

    dalam arus budaya pop.Penghayatan Hidup dikalanagan Remaja yang Semakin Mendangkal

    Ilustrasi di awal tulisan ini hanyalah sekelumit deskrispsi yang membuktikan

    eksistensi kecenderungan dalam diri manusia modern. Masih banyak contoh-

    contoh lain sebagai hasil dari globalisasi. kaum muda remaja dewasa ini lebih

    suka membaca komik atau main game daripada harus membaca buku-buku

    bermutu. Bacaan dengan analisis mendalam dan novel-novel bermutu hanya

    menjadi bagian kecil dari skala prioritas mereka, bahan-bahan bacaan seperti

    itu hanya tersentuh jika terpaksa atau karena tuntutan akademis.

    Anda dapat mengelak bahwa gejala-gejala ini merupakan bentuk adaptif dari

    kemajuan zaman. Tapi, itu adalah rasionalisasi. Sebenarnya, kecenderungan

  • 7/27/2019 LINTAS BUDAYA

    7/9

    manusia sekarang bukan hanya sekedar masalah mengikuti perkembangan

    zaman melainkan hal ini adalah masalah gengsi dan penghayatan hidup.

    Bukti yang paling mengena adalah televisi, berbagai acara televisi

    semakin hari semakin jauh dari idealisme jurnalistik, bahkan semakin melegalkanbudaya kekerasan, instanisasi, dan bentuk-bentuk kriminalitas. Sebagian

    tayangan-tayangan tersebut hanya semakin mendangkalkan sifat afektif

    manusia. Tayangan mengenai bencana alam, kemiskinan, perang, kelaparan,

    penemuan teknologi, pembelajaran budaya, dan lain sebagainya telah

    membuat sisi afeksi manusia tidak peka terhadap hal tersebut. Tidak ada proses

    batin dan intelektual lebih lanjut. Penghayatan nilai-nilai luhur semakin tereduksi.

    Eksistensi kaum muda remaja hanya ditempatkan pada pengakuan-pengakuan sementara, misalnya seorang remaja dianggap eksistensinya ada

    jika remaja tersebut masuk menjadi anggota geng motor, menggunakan baju-

    baju bermerk, menggunakan blueberry, dugem, clubbing, melakukan freesex,

    ngedrugs, dan lain sebagainya. Eksistensi kaum muda remaja hanya dihargai

    sebatas kepemilikan dan status semata. Jika pendangkalan ini terus dipelihara

    dan dibudidayakan dikalangan remaja kita, makna dan penghargaan

    terhadap insan manusia semakin jauh. Hasilnya adalah menghilangnyapenghargaan terhadap manusia lainnya, misalnya: perang, pemerkosaan,

    komersialisasi organ tubuh, trafficking, tawuran, dll. Contoh-contoh ini menjadi

    indikasi kehancuran sebuah kebudayaan yang dimulai dari pergeseran nilai-

    nilai budaya di kalangan kaum muda remaja kita. Dampak yang sangat

    menyedihkan dan mengkhawatirkan.

    Solusi : Internalisasi

    Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa manusia sebagai homo significans,

    pada hakikatnya menjadikan manusia sebagai manusia pemberi makna. Jurus

    paling ampuh untuk mengatasi pendangkalan hidup post-modernisasi adalah

    pengendapan atau internalisasi. Internalisasi merupakan proses memaknai

  • 7/27/2019 LINTAS BUDAYA

    8/9

    kembali makna-makna hidup. Makna hidup yang tadinya dihargai secara

    dangkal, kali ini digali dan diselami.

    Ada dua metode internalisasi yang ditawarkan, yaitu budaya refleksi dan

    keheningan. Keduanya saling komplementer dan tidak dapat dipisahkan jikahendak melawan arus budaya pop. Refleksi membutuhkan suasana hening.

    Keheningan jiwa dapat tercapai saat berefleksi. Secara etimologis, refleksi

    berasal dari verbum compositum bahasa Latin re-flectere, artinya antara lain,

    memutar balik, memalingkan, mengembalikan, memantulkan, dan memikirkan.

    Kiranya, dua arti terakhir yang cocok untuk mendefinisikan refleksi dalam

    kerangka permenungan ini. Refleksi adalah usaha untuk melihat kembali

    sesuatu secara mendalam dengan menggunakan pikiran dan afeksi hinggadapat menemukan nilai yang mulia yang selanjutnya dapat digunakan

    sebagai bekal hidup. Euforia budaya pop di masa globalisasi menawarkan

    begitu banyak hal yang hanya berakhir menjadi kesan-kesan tanpa satupun

    yang dapat dialami. Dengan budaya refleksi, kesan-kesan tersebut dapat

    diendapkan. Secara satu persatu pengalaman negatif maupun positif dapat

    dianalisis, dipertimbangkan, disimpulkan, dan akhirnya diendapkan dalam

    nurani. Proses inilah yang membuat kaum muda remaja dapat menyadari baikdan buruknya suatu sikap. Dalam proses ini juga kaum muda remaja diajak

    untuk menindaklanjuti berbagai pengalaman yang didapat, sehingga muncul

    nilai-nilai dari setiap kejadian yang dialami, dan tentunya nilai tersebut dapat

    menjadi bekal hidup selanjutnya.

    Peran refleksi dalam kerangka ini juga sebagai nabi, untuk mengingatkan

    segala larangan ataupun perintah Tuhan yang diajarkan. Refleksi berperan

    menjadi fungsi kritis dalam diri kaum muda remaja. Saat ia mengalami

    pendangkalan nilai-nilai hidup dalam bentuk pragmatisme, konformitas buta

    dan sebagainya. Refleksi menunjukkan kesalahannya, dan mengarahkan

    kepada yang benar.

  • 7/27/2019 LINTAS BUDAYA

    9/9

    Oleh karena itu kita sebagai kaum muda remaja harus mampu merubah

    diri kita menjadi manusia yang bermakna bagi orang lain melalui sikap dan

    perilaku sehari-hari. Usaha ini hanya bisa tercapai melalui usaha pribadi bukan

    orang lain, ada pepatah mengatakan jangan mengubah orang lain sebelumbisa mengubah diri sendiri. Selamat berefleksi wahai para remaja.

    http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090803211818AAAO23k

    http://jebhy.blogspot.com/2008/11/psikologi-lintas-budaya.html

    http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090803211818AAAO23khttp://jebhy.blogspot.com/2008/11/psikologi-lintas-budaya.htmlhttp://jebhy.blogspot.com/2008/11/psikologi-lintas-budaya.htmlhttp://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090803211818AAAO23k