LI LBM 5 MP april
-
Upload
aprilianugraheni -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of LI LBM 5 MP april
7/26/2019 LI LBM 5 MP april
http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 1/9
Informasi terkini untuk menangani kasus pasien
1. Tujuan EBM?
Mensurvei suatu cakupan yang luas tentang jurnal medis internasional yang
menerapkan ukuran-ukuran tegas untuk mutu dan kebenaran riset Untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Menghasilkan pemikiran yang akurat.
Memanfaatkan informasi untuk menyelesaikan masalah.
Untuk menilai obat baru agar diketahui kelebihan/kekurangan suatu obat.
Menentukan pengobatan pada penderita yang sedang kita hadapi.
Menilai suatu obat baru yang akan dipasarkan
www.cochrane.org
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis
menghasilkan pemikiran yang akurat
pemeriksaannya secara teliti agar diagnosisnya tepat untuk memperoleh
penyembuhan penyakit
Sumber :liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya
Memperoleh study penelitiankritis
Memudahkanaksesdalammenemukandanmenilaibukti
Untukmemperbaikitatalaksanapasien
Untukmemperolehinformasi yang
mutakhirdansahtentangkemajuanilmupengetahua
Untukmemecahkanmasalahdalampenangananpasien
Meningkatkankualitaspelayanandan outcome klinis
www.ugm.com
2. Sejarah EBM?
EBM dikembangkan oleh sejumlah ahli epidemiologi klinis dan biostatistik, yang
berkembang pesat. Pertama kali ditulis dalam majalah JAMA sebagai petunjuk
kepustakaan kedokteran (Readers’ Guildes to Medical Literature) untuk menolong
para klinikus dalam menilai karya ilmiah di bidang kedokteran. Kemudian sebagai
pengguna kepustakaan kedokteran atau Users’ Guildes to Medical Literature dan
berkembang mnjadi pengetahuan klinis berbasis bukti atau Evidence Based Clinical
Specialities. Dengan berkembangnya metode-metode dalam bidang penelitian dan
7/26/2019 LI LBM 5 MP april
http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 2/9
tuntutan untuk mengetahui hasil penelitian secara benar, maka pada tahun 1992
berkembanglah EBM atau KBB. Sejalan dengan itu berkembang pula pemeliharaan
kesehatan berbasis bukti atau Evidence Based Health Care (EBHC) yang lebih
menitikberatkan pada kebijakan kesehatan masyarakat pada suatu daerah. KBB
lahir pada tahun 1992 oleh suatu kelompok yang diketuai oleh Gordon Guyatt dari
McMaster University di Canada. Sejak saat itu, sejumlah makalah tentang KBB
dibuat dari 1 publikasi pada tahun 1992 menjadi 1.000 publikasi pada tahun 1998
dan menjadi perhatian internasional.
Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut Kedokteran Berbasis Bukti
(KBB); DR.Dr. Hananto Wiryo, Sp.A
3. Alasan menggunakan EBM?
Karena seorang dokter dituntut untuk dapat melakukan praktek dengan baik,
tepat, dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan tuntutan pasien
Kemajuan teknolgi dan media komunikasi mempengaruhi perkembangan
disegala bidang.
Pengetahuan bisa berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Majalah kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005
Berawal dari perkembangan bidang teknologi & informasi (IT) yang
keseluruhan informasi tidak semuanya valid utk diterima sbg tambahan
dinamakan EBM (Evidence Based Medicine)
Buku Petunjuk Praktikum LBM 5 Modul Metodologi Penelitian, 2011
(kepustakaan tercantum)
- Karena seorang dokter dituntut untuk dapat melakukan praktek dengan
baik, tepat, dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan tuntutan
pasien
- Kemajuan teknolgi dan media komunikasi mempengaruhi perkembangan
disegala bidang.
- Pengetahuan bisa berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama.
(Majalah kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005)
1. Karena tidak semua penelitian berdasarkan pada bukti-bukti sebenarnya
2. Supaya memiliki kemampuan berpikir kritis
7/26/2019 LI LBM 5 MP april
http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 3/9
3. Karena sering terjadi ketidaktepatan dalam hasil penelitian
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya
4.
Manfaat EBM?
Agar dokter tidak salah mendiagnosis
Agar dokter tidak kesalahan memberikan terapi pada pasien
Agar dapat menigkatkan kualitas hidup pasien
Wiryo, H., 2002, kajian kritis makalah ilmiah kedokteran klinik menurut kedokteran
berbasisi bukti, sagung seto, jakarta
5. Langkah-langkah EBM?
Identifikasi dan formulasi masalah
Masalah harus disusun dalam bentuk pertanyaan. Hal ini memudahkan untuk
mencari bukti yang baik, caranya :
focus question : pertanyaan terarah. Secara tegas pertanyaan diarahkan
pada masalah tertentu.
relevance question : pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi pasien baik dalam aspek etiologi, diagnosis, terapi, dan prognosis.
searchable question : pertanyaan yang dapat ditelusuri
Kajian kritis bukti dari makalah ilmiah
Sangat penting dilakukan untuk mengetahui isi dari setiap makalah
Menerapkan hasil kajian kritis kepada pasien kita
Evaluasi
Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut Kedokteran Berbasis Bukti
(KBB); DR.Dr. Hananto Wiryo, Sp.A
LANGKAH-LANGKAH
a.
Identifikasi dan formulasi masalah (PICO)
Memformulasikan pertanyaan dengan tepat, pertanyaan dapat disusun
dengan menggunakan PICO, yaitu :
i. P : Patient / problem / population
Pertanyaan klinik harus mengidentifikasikan mengenai pasien
atau kelompok pasien dan berbagai informasi yang relevan
dengan treatment atau diagnosis penyakit pasien.
ii. I : Intervention
Intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan terhadap
pasien.iii. C : Comparrison
7/26/2019 LI LBM 5 MP april
http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 4/9
Intervensi alternative yang akan dibandingkan dengan
intervensi yang akan anda lakukan.
iv. O : Outcome
Hasil yang diharapkan dari penerapan intervensi tersebut.
Selanjutnya susunlah PICO tersebut menjadi sebuah pertanyaan klinik
yang jelas.
b. Mencari atau menelusuri bukti dengan kajian kritis terhadap bukti
i. Menggunakan berbagai fasilitas search engine untuk mencari
pustaka.
ii. Ketika mencari pustaka, keyword tidak perlu sama persis
dengan yang ada di PICO, cukup tulis kata / frase terkait
dengan P atau I nya saja.
iii. Agar dapat menemukan literature sebanyak-banyaknya maka
cukup dengan memperluas keywords dengan membuat sinonim
terhadap keywords yang telah ditetapkan.c. Penerapan pada pasien
i. Apakah pada pasien kita terdapat perbedaan bila dibanding
dengan yang terdapat pada penelitian sehingga hasil penelitian
tersebut tidak dapat diterapkan pada pasien kita?
ii. Apakah terapi tersebut mungkin dapat diterapkan pada pasien
kita (our setting)?
iii. Apakah pasien kita mempunyai potensi yang menguntungkan
atau merugikan bila terapi tersebut ditetapkan?
iv. Apakah nilai dan pengharapan pasien kita, bila hasil akhir kita
coba untuk mengobati, kita tawarkan?d. Evaluasi
Dilakukan evaluasi keberhasilan terapi yang digunakan
Buku Petunjuk Praktikum LBM 5 Modul Metodologi Penelitian, 2010
I. Mengubah informasi menjadi pertanyaan untuk penelusura informasi yang
spesifik
Pertanyaan dikembangkan menjadi 2
1.
Background ( menyakan penyakit apa / anamnesis ?2. foreground ( mengembangkan tatalaksana pasien melalui PICO
P pasien mana yag terlibay dan apa masalahnya ; I Intervensi apa
yag dilakukan ; Comparator pembanding dari intervensi ; Outcome
keluaran yang dikehendaki
II mencari based evidence bukti yang kuat untuk menjawab langkah 1
mencari sumber-sumber yang sahih dan relevan terhadap masalah yang dihadapi
misalnya jurnal-jurnal kedokteran , yang maximal 5 tahun.
III. menilai secara kritis / telaah kritis faktor2 yang diperoleh dari segi
kebsahan, manfaat, dan kemungkinan untuk diterapkan
7/26/2019 LI LBM 5 MP april
http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 5/9
segi keabsahan :Critical Appraisal, selain itu juga melihat representativitas
sample, validitas dan reliabilitas dari SPSS nya. Ada 4 hal yang dilihat dalam
suatu nmakalah untk mengatakan apakah itu baik atau tidak .
1) judul relevan atau tidak, memenuhi criteria atau tidak
2) metodenya bias dipertanggungjawabkan atau tidak,
3)
latar belakang apakah sekedar mengutip atau tidak serta
dilihat pustakanya
IV evaluasi efektivitas dan efisiensi dari tahap 1-4
V menerapkan kepada pasien
VI Evaluasi ulang
A. Identifikasi dan formulasi masalah
Memformulasi masalah dalam bentuk pertanyaan yaitu:
Focus question yaitu pertanyaan teraarah. Pertanyaan terfocus
Relevance question yaitu pertanyaan yang sesuai dengan yang
dihadapi pasien baik dalam aspek etiologi, diagnosis, terapi, dan
prognosis
Searchable question pertanyaan yang dapat ditelusuri
P – Patient and problem
I – Intervention (treatment, test, prognostic factor, etiology, etc.)
C – Comparison (if necessary)
O - Outcome
B. Mencari/Menelusuri Bukti
Ada 2 sumber penting: EMBASE dan MEDLINE
C. Kajian kritis bukti dari makalah ilmiah
Yang harus dimiliki adalah pengetahuan tentang metodologi dan biostatistik yang
baik dan pengtahuan tentang tata cara kajian kritis makalah ilmiah
Yang dikaji adalah
Desain metodologi
Menentukan kevalilidan
Jika untuk diagnosis: cross sectional atau diagnostic test
Jika untuk terapi: metaanalisis dan RCT
Jika untuk prognosis: longitudinal study, case control, cohort,
survival analysis
Menentukan besar sample
Semakin besar sample, semakin representative
HasilDilihat dari nilai p dari uji statistic
7/26/2019 LI LBM 5 MP april
http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 6/9
(Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik, Dr. Hananto Wiryo)
1. identifikasi dan formulasi masalah,harus disusun dalam bentuk
pertanyaan.Hal ini memudahkan dalam mencari bukti yang baik.
a. focus question pertanyaan terarah (pertanyaan diarahkan pada
masalah tertentu).
b.
Relavance question pertanyaan yang sesuai artinya sesuaidengan permasalahan yang dihadapi pasien baik dalam aspek
etiologi,diagnosis,terapi dan prognosis.
c. Searchable question pertayaan yang dapat ditelusuri.
2. mencari/menelusuri bukti,diperlukan website bidang kesehatan.Ada 2
sumber penting yaitu EMBASE (mencakup literatur bidang kedokteran dari
110 negara) dan MEDLINE (mencakup lebih dari 3900 jurnal kedokteran
yang terbit di Amerika Serikat dan 70 negara lainnya).
3. kajian kritis bukti dari makalah ilmiah untuk mengetahui isi setiap
makalah.Untuk melakukan kajian kritis dari makalah dibutuhkan:
a. metodologi dan biostatistik yang cukup baik
b.
pengetahuan tentang tatacara kajian kritis menurut EBM.4.
Menerapkan hasil kajian kritis kepada pasien kita dan evaluasi
KAJIAN KRITIS MAKALAH ILMIAH KEDOKTERARAN KLINIK. DR.Dr.Hananto Wiryo,Sp.
6. Kendala EBM?
Kurangnya informasi, fasilitas dan teknologi
Kurangnya rasa ingin tahu
Kurangnya pengalaman dan prior knowledge
Menyembunyikan kegagalan suatu karya ilmiah
Kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara kritis terhadap suatu
masalah
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya
7. Manfaat CA?
Meningkatkan daya analisis kritis
Menentukan alternatif yang lebih baik
Memunculkan banyak pertanyaan yang baru Informasi yang diproleh lebih detail dan lebih paham
Memperoleh kebenaran darisuatu informasi
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya
8. Langkah-langkah CA?
menyiapkan sesi analisi kritis
baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk memahami gagasan dan tujuan
penulisan serta topic utama dari artikel tersebutmenggarisbawahi gagasan-gagasan utama dan membuat catatan lengkapnya
7/26/2019 LI LBM 5 MP april
http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 7/9
mengoreksi tujuan utama, metode yang digunakan, hasil penelitian dan kesimpulan
dari hasil analisis
menyusun CA sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yaitu introduction, body dan
conclusion
mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki
www.deliveri.org and praktikum 4
9. Kendala CA?
1. memakan banyak waktu
2. Critikal Apprasial tidak selalu memberikan jawaban yang mudah
3. Critical apprasial dapat membuat keputusasaan jika CA menonjolkan
kekurangan dari bukti2 yang baik
Alison Hill, Claire Spitlehouse, Institute Of Heal Sciences Oxford
10. Tujuan CA?
Agar mampu mengevaluasi dan menganalisis sumber informasi yang diperoleh.
Agar mampu memahami informasi yang diperoleh.
Agar mampu mengikuti perubahan informasi yang ada.
Agar mampu memberi komentar dan mengevaluasi baik terhadap permasalahan
yang dihadapi maupun pemecahan masalah tersebut.
Agar mampu memilih kriteria informasi yang tepat untuk dianalisa
www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.htm
11. Keuntungan dan kerugian CA?
Keuntungan:
Dapat mengembangkan pemikiran menurut akses informasi yang valid,relevan
dan berguna sesuai dengan hasil publikasi riset pengetahuan
Keterampilan CA tidak sulit untuk dikembangkan
CA melakukan pendekatan dengan peralatan yang nyaman dan memadai Bersama dengan kemampuan menunjukkan dalam menemukan bukti penelitin
dan perubahan pelatihan sebagai hasil penelitian,CA adalah jalan penutup dari
gabungan antara peneliti dan pelatihan sebagai kontribusi yang penting untuk
meningkatkan kualitas kesehatan
Kerugian:
CA tidak dapat berkembang bila pertanyaan hasil analisis yang dihasilkan terlalu
mudah dengan fakta intervensi tidak efektif sesuai dengan bukti
7/26/2019 LI LBM 5 MP april
http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 8/9
CA ditekankan jika kekurangan bukti informasi yang baik,yang dapat membuat
hasil riset terbatas pada infornasi yang tidak jelas
CA tidak selalu memberikan pembaca dengan kemudahan menjawab atau
menjawab suatu kemungkinan yang diharapkan itu mungkin ditekankan bahwa
intervensi penulis tidak efektif
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya
12. Hubungan EBM dengan CA?
Kesimpulan : Dalam menghadapi suatu masalah diperlukan critikan
appresial, dimana dalam hal ini Critical Appraisal digunakan untuk menilai bentuk
penelitian tentang validitasnya, hasilnya, dan hubungan dengan yang lainnya
sebelum digunakan untuk membentuk sebuah pernyataan. Sehingga sampailah pada
tahap EBM yaitu dalam hal ini terdapat teknik pengambilan keputusan dalam suatu
tindakan (puncaknya).
Sumber : Iwan Darmansjah
Pusat Uji KLinik Obat, FKUI. Dutch Foundation Seminar: Boerhaavse Kursus, FKUI
22-23 Apr.2002
Critical Appraisal adalah suatu langkah dalam EBM
Critical appraisal digunakan untuk mengkaji secara kritis tentang suatu hal
yang adaa di dalam EBM untuk mendapatkan informsi yang relevan dan valid. Ketika
dapat mengkritisi suatu karya ilmiah maka EBM jg dapat terlaksana dgn baik
Tidak semua penelitian menghasilkan atau mencerminkan penemuan yang
berkualitas. Untuk itulah kalangan medis harus mempunyai kemampuan untuk
melakukan kajian kritis (critical appraisal) berdasarkan prinsip-prinsip EBMterhadap hasil-hasil penelitian klinis tersebut dan independen dalam menentukan
keputusan hasil-hasil. Penelitian klinis tersebut dan independendalam menentukan
keputusan kilinis (clinical decision)
(DR. Dr. Anwar Santoso)
13. Bagaimana menilai agar makalah dapat diterapkan pada pasien?
Untuk menilai makalah agar dapat diterapkan pada pasien kita tergantung
dari tingkat penguasaan substansi makalah tersebut. Menilai apakah makalah dapat
diterapkan pada pasien, tidak sesederhana dengan hanya memakai kriteria inklusi
7/26/2019 LI LBM 5 MP april
http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 9/9
dan eksklusi, tetapi juga perbedaan secara kuantitatif dan kualitatif termasuk juga
adanya biologic sense. Seseorang yang sudah mendalami substansi, akan dengan
segera mengetahui bahwa kondisi yang tertulis di dalam makalah tersebut sama
atau berbeda dan kita dapat memprediksikan besaran perbedaan tersebut. Sehingga
apabila kita mengandaikan suatu besaran dengan nilai f, dimana nilai f (dalam
prosentase) menunjukkan perbedaan kondisi pasien kita dengan pasien yang
tertulis di dalam makalah. Jadi besarnya nilai JDD pasien kita ( untuk makalah
aspek terapi) adalah : JDD (makalah)/nilai f, sehingga kita melihat bahwa selain
diperlukan pengetahuan tentang ketentuan-ketentuan EBM, juga sangat diperlukan
penguasaan substansi dalam mengkaji setiap makalah ilmiah.
Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut Kedokteran Berbasis Bukti
(KBB); DR.Dr. Hananto Wiryo, Sp.A