LI LBM 5 MP april

9
 Informasi terkini untuk menangani kasus pasien 1. Tujuan EBM?  Mensurvei suatu cakupan yang luas tentang jurnal medis internasional yang menerapkan ukuran-ukuran tegas untuk mutu dan kebenaran riset Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.  Menghasilkan pemikiran yang akurat.  Memanfaatkan informasi untuk menyelesaikan masalah.  Untuk menilai obat baru agar diketahui kelebihan/keku rangan suatu obat.  Menentukan pengobatan pada penderita yang sedang kita hadapi.  Menilai suatu obat baru yang akan dipasarkan www.cochrane.org  untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis  menghasilkan pemikiran yang akurat   pemeriksaannya secara teliti agar diagnosisnya tepat untuk memperoleh  penyembuhan penyakit Sumber :liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya  Memperoleh study penelitiankritis  Memudahkanaksesdalammenemukandanmenilaibukti  Untukmemperbaikitatalaksanapasien  Untukmemperolehinformasi yang mutakhirdansahtentangkemajuanilmupengetahua  Untukmemecahkanmasalahdalampenangananpasien  Meningkatkankualitaspelayanandan outcome klinis www.ugm.com 2. Sejarah EBM? EBM dikembangkan oleh sejumlah ahli epidemiologi klinis dan biostatistik, yang berkembang pesat. Pertama kali ditulis dalam majalah JAMA sebagai petunjuk kepustakaan kedokteran (Readers’ Guildes to Medical Literature) untuk menolong  para klinikus dalam menilai karya ilmiah di bidang kedokteran. Kemudian sebagai  pengguna kepustakaan kedokteran atau Users’ Guildes to Medical Literature dan berkembang mnjadi pengetahuan klinis berbasis bukti atau Evidence Based Clinical Specialities. Dengan berkembangnya metode-metode dalam bidang penelitian dan

Transcript of LI LBM 5 MP april

7/26/2019 LI LBM 5 MP april

http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 1/9

 

Informasi terkini untuk menangani kasus pasien

1.  Tujuan EBM?

  Mensurvei suatu cakupan yang luas tentang jurnal medis internasional yang

menerapkan ukuran-ukuran tegas untuk mutu dan kebenaran riset Untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

  Menghasilkan pemikiran yang akurat.

  Memanfaatkan informasi untuk menyelesaikan masalah.

  Untuk menilai obat baru agar diketahui kelebihan/kekurangan suatu obat.

  Menentukan pengobatan pada penderita yang sedang kita hadapi.

  Menilai suatu obat baru yang akan dipasarkan

www.cochrane.org  

  untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis

  menghasilkan pemikiran yang akurat

   pemeriksaannya secara teliti agar diagnosisnya tepat untuk memperoleh

 penyembuhan penyakit

Sumber :liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

  Memperoleh study penelitiankritis

  Memudahkanaksesdalammenemukandanmenilaibukti

  Untukmemperbaikitatalaksanapasien

  Untukmemperolehinformasi yang

mutakhirdansahtentangkemajuanilmupengetahua

  Untukmemecahkanmasalahdalampenangananpasien

  Meningkatkankualitaspelayanandan outcome klinis

www.ugm.com  

2.  Sejarah EBM?

EBM dikembangkan oleh sejumlah ahli epidemiologi klinis dan biostatistik, yang

berkembang pesat. Pertama kali ditulis dalam majalah JAMA sebagai petunjuk

kepustakaan kedokteran (Readers’ Guildes to Medical Literature) untuk menolong

 para klinikus dalam menilai karya ilmiah di bidang kedokteran. Kemudian sebagai

 pengguna kepustakaan kedokteran atau Users’ Guildes to Medical Literature dan

berkembang mnjadi pengetahuan klinis berbasis bukti atau Evidence Based Clinical

Specialities. Dengan berkembangnya metode-metode dalam bidang penelitian dan

7/26/2019 LI LBM 5 MP april

http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 2/9

 

tuntutan untuk mengetahui hasil penelitian secara benar, maka pada tahun 1992

berkembanglah EBM atau KBB. Sejalan dengan itu berkembang pula pemeliharaan

kesehatan berbasis bukti atau Evidence Based Health Care (EBHC) yang lebih

menitikberatkan pada kebijakan kesehatan masyarakat pada suatu daerah. KBB

lahir pada tahun 1992 oleh suatu kelompok yang diketuai oleh Gordon Guyatt dari

McMaster University di Canada. Sejak saat itu, sejumlah makalah tentang KBB

dibuat dari 1 publikasi pada tahun 1992 menjadi 1.000 publikasi pada tahun 1998

dan menjadi perhatian internasional.

Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut Kedokteran Berbasis Bukti

(KBB); DR.Dr. Hananto Wiryo, Sp.A

3.   Alasan menggunakan EBM?

 

Karena seorang dokter dituntut untuk dapat melakukan praktek dengan baik,

tepat, dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan tuntutan pasien

  Kemajuan teknolgi dan media komunikasi mempengaruhi perkembangan

disegala bidang.

  Pengetahuan bisa berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Majalah kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005

Berawal dari perkembangan bidang teknologi & informasi (IT) yang

keseluruhan informasi tidak semuanya valid utk diterima sbg tambahan

dinamakan EBM (Evidence Based Medicine)

Buku Petunjuk Praktikum LBM 5 Modul Metodologi Penelitian, 2011

(kepustakaan tercantum)

-  Karena seorang dokter dituntut untuk dapat melakukan praktek dengan

baik, tepat, dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan tuntutan

 pasien

-  Kemajuan teknolgi dan media komunikasi mempengaruhi perkembangan

disegala bidang.

-  Pengetahuan bisa berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama.

(Majalah kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005)

1.  Karena tidak semua penelitian berdasarkan pada bukti-bukti sebenarnya

2.  Supaya memiliki kemampuan berpikir kritis

7/26/2019 LI LBM 5 MP april

http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 3/9

 

3.  Karena sering terjadi ketidaktepatan dalam hasil penelitian

liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

4. 

Manfaat EBM?

   Agar dokter tidak salah mendiagnosis

   Agar dokter tidak kesalahan memberikan terapi pada pasien

   Agar dapat menigkatkan kualitas hidup pasien

Wiryo, H., 2002, kajian kritis makalah ilmiah kedokteran klinik menurut kedokteran

berbasisi bukti, sagung seto, jakarta

5.  Langkah-langkah EBM?

 

Identifikasi dan formulasi masalah

  Masalah harus disusun dalam bentuk pertanyaan. Hal ini memudahkan untuk

mencari bukti yang baik, caranya :

  focus question : pertanyaan terarah. Secara tegas pertanyaan diarahkan

 pada masalah tertentu.

  relevance question : pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang

dihadapi pasien baik dalam aspek etiologi, diagnosis, terapi, dan prognosis.

  searchable question : pertanyaan yang dapat ditelusuri

 

  Kajian kritis bukti dari makalah ilmiah

  Sangat penting dilakukan untuk mengetahui isi dari setiap makalah

  Menerapkan hasil kajian kritis kepada pasien kita

  Evaluasi

Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut Kedokteran Berbasis Bukti

(KBB); DR.Dr. Hananto Wiryo, Sp.A

LANGKAH-LANGKAH

a. 

Identifikasi dan formulasi masalah (PICO)

Memformulasikan pertanyaan dengan tepat, pertanyaan dapat disusun

dengan menggunakan PICO, yaitu :

i.  P : Patient / problem / population

Pertanyaan klinik harus mengidentifikasikan mengenai pasien

atau kelompok pasien dan berbagai informasi yang relevan

dengan treatment atau diagnosis penyakit pasien.

ii.  I : Intervention

Intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan terhadap

 pasien.iii.  C : Comparrison

7/26/2019 LI LBM 5 MP april

http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 4/9

 

Intervensi alternative yang akan dibandingkan dengan

intervensi yang akan anda lakukan.

iv.  O : Outcome

Hasil yang diharapkan dari penerapan intervensi tersebut.

Selanjutnya susunlah PICO tersebut menjadi sebuah pertanyaan klinik

 yang jelas.

b.  Mencari atau menelusuri bukti dengan kajian kritis terhadap bukti

i.  Menggunakan berbagai fasilitas search engine untuk mencari

 pustaka.

ii.  Ketika mencari pustaka, keyword tidak perlu sama persis

dengan yang ada di PICO, cukup tulis kata / frase terkait

dengan P atau I nya saja.

iii.   Agar dapat menemukan literature sebanyak-banyaknya maka

cukup dengan memperluas keywords dengan membuat sinonim

terhadap keywords yang telah ditetapkan.c.  Penerapan pada pasien

i.   Apakah pada pasien kita terdapat perbedaan bila dibanding

dengan yang terdapat pada penelitian sehingga hasil penelitian

tersebut tidak dapat diterapkan pada pasien kita?

ii.   Apakah terapi tersebut mungkin dapat diterapkan pada pasien

kita (our setting)?

iii.   Apakah pasien kita mempunyai potensi yang menguntungkan

atau merugikan bila terapi tersebut ditetapkan?

iv.   Apakah nilai dan pengharapan pasien kita, bila hasil akhir kita

coba untuk mengobati, kita tawarkan?d.  Evaluasi

Dilakukan evaluasi keberhasilan terapi yang digunakan

Buku Petunjuk Praktikum LBM 5 Modul Metodologi Penelitian, 2010

I. Mengubah informasi menjadi pertanyaan untuk penelusura informasi yang

spesifik

Pertanyaan dikembangkan menjadi 2

1. 

Background ( menyakan penyakit apa / anamnesis ?2.  foreground ( mengembangkan tatalaksana pasien melalui PICO

P   pasien mana yag terlibay dan apa masalahnya ; I   Intervensi apa

 yag dilakukan ; Comparator   pembanding dari intervensi ; Outcome   

keluaran yang dikehendaki

II mencari based evidence bukti yang kuat untuk menjawab langkah 1

mencari sumber-sumber yang sahih dan relevan terhadap masalah yang dihadapi

misalnya jurnal-jurnal kedokteran , yang maximal 5 tahun.

III.  menilai secara kritis / telaah kritis faktor2 yang diperoleh dari segi

kebsahan, manfaat, dan kemungkinan untuk diterapkan

7/26/2019 LI LBM 5 MP april

http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 5/9

 

segi keabsahan :Critical Appraisal, selain itu juga melihat representativitas

sample, validitas dan reliabilitas dari SPSS nya. Ada 4 hal yang dilihat dalam

suatu nmakalah untk mengatakan apakah itu baik atau tidak .

1)   judul relevan atau tidak, memenuhi criteria atau tidak

2)   metodenya bias dipertanggungjawabkan atau tidak,

3)  

latar belakang apakah sekedar mengutip atau tidak serta

dilihat pustakanya

IV evaluasi efektivitas dan efisiensi dari tahap 1-4

V menerapkan kepada pasien

VI Evaluasi ulang

 A.  Identifikasi dan formulasi masalah

Memformulasi masalah dalam bentuk pertanyaan yaitu:

  Focus question yaitu pertanyaan teraarah. Pertanyaan terfocus

  Relevance question yaitu pertanyaan yang sesuai dengan yang

dihadapi pasien baik dalam aspek etiologi, diagnosis, terapi, dan

 prognosis

  Searchable question pertanyaan yang dapat ditelusuri

P –  Patient and problem

I –  Intervention (treatment, test, prognostic factor, etiology, etc.)

C –  Comparison (if necessary)

O - Outcome

B.  Mencari/Menelusuri Bukti

 Ada 2 sumber penting: EMBASE dan MEDLINE

C.  Kajian kritis bukti dari makalah ilmiah

Yang harus dimiliki adalah pengetahuan tentang metodologi dan biostatistik yang

baik dan pengtahuan tentang tata cara kajian kritis makalah ilmiah

Yang dikaji adalah

  Desain metodologi

Menentukan kevalilidan   

Jika untuk diagnosis: cross sectional atau diagnostic test

Jika untuk terapi: metaanalisis dan RCT

Jika untuk prognosis: longitudinal study, case control, cohort,

survival analysis

  Menentukan besar sample

Semakin besar sample, semakin representative

 

HasilDilihat dari nilai p dari uji statistic

7/26/2019 LI LBM 5 MP april

http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 6/9

 

(Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik, Dr. Hananto Wiryo)  

1.  identifikasi dan formulasi masalah,harus disusun dalam bentuk

 pertanyaan.Hal ini memudahkan dalam mencari bukti yang baik.

a. focus question   pertanyaan terarah (pertanyaan diarahkan pada

masalah tertentu).

b. 

Relavance question    pertanyaan yang sesuai artinya sesuaidengan permasalahan yang dihadapi pasien baik dalam aspek

etiologi,diagnosis,terapi dan prognosis.

c. Searchable question   pertayaan yang dapat ditelusuri.

2.  mencari/menelusuri bukti,diperlukan website bidang kesehatan.Ada 2

sumber penting yaitu EMBASE (mencakup literatur bidang kedokteran dari

110 negara) dan MEDLINE (mencakup lebih dari 3900 jurnal kedokteran

 yang terbit di Amerika Serikat dan 70 negara lainnya).

3.  kajian kritis bukti dari makalah ilmiah untuk mengetahui isi setiap

makalah.Untuk melakukan kajian kritis dari makalah dibutuhkan:

a.  metodologi dan biostatistik yang cukup baik

b. 

 pengetahuan tentang tatacara kajian kritis menurut EBM.4. 

Menerapkan hasil kajian kritis kepada pasien kita dan evaluasi

KAJIAN KRITIS MAKALAH ILMIAH KEDOKTERARAN KLINIK. DR.Dr.Hananto Wiryo,Sp.

6.  Kendala EBM?

  Kurangnya informasi, fasilitas dan teknologi

  Kurangnya rasa ingin tahu

  Kurangnya pengalaman dan prior knowledge

  Menyembunyikan kegagalan suatu karya ilmiah

  Kurangnya kemampuan untuk melakukan kajian secara kritis terhadap suatu

masalah

liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

7.  Manfaat CA?

  Meningkatkan daya analisis kritis

  Menentukan alternatif yang lebih baik

 

Memunculkan banyak pertanyaan yang baru  Informasi yang diproleh lebih detail dan lebih paham

  Memperoleh kebenaran darisuatu informasi

liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

8.  Langkah-langkah CA?

menyiapkan sesi analisi kritis

baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk memahami gagasan dan tujuan

 penulisan serta topic utama dari artikel tersebutmenggarisbawahi gagasan-gagasan utama dan membuat catatan lengkapnya

7/26/2019 LI LBM 5 MP april

http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 7/9

 

mengoreksi tujuan utama, metode yang digunakan, hasil penelitian dan kesimpulan

dari hasil analisis

menyusun CA sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yaitu introduction, body dan

conclusion

mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki

www.deliveri.org and praktikum 4

9.  Kendala CA?

1.  memakan banyak waktu

2.  Critikal Apprasial tidak selalu memberikan jawaban yang mudah

3.  Critical apprasial dapat membuat keputusasaan jika CA menonjolkan

kekurangan dari bukti2 yang baik

 Alison Hill, Claire Spitlehouse, Institute Of Heal Sciences Oxford

10. Tujuan CA?

   Agar mampu mengevaluasi dan menganalisis sumber informasi yang diperoleh.

   Agar mampu memahami informasi yang diperoleh.

   Agar mampu mengikuti perubahan informasi yang ada.

   Agar mampu memberi komentar dan mengevaluasi baik terhadap permasalahan

 yang dihadapi maupun pemecahan masalah tersebut.

 

 Agar mampu memilih kriteria informasi yang tepat untuk dianalisa

www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.htm  

11. Keuntungan dan kerugian CA?

Keuntungan:

  Dapat mengembangkan pemikiran menurut akses informasi yang valid,relevan

dan berguna sesuai dengan hasil publikasi riset pengetahuan

  Keterampilan CA tidak sulit untuk dikembangkan

 

CA melakukan pendekatan dengan peralatan yang nyaman dan memadai  Bersama dengan kemampuan menunjukkan dalam menemukan bukti penelitin

dan perubahan pelatihan sebagai hasil penelitian,CA adalah jalan penutup dari

 gabungan antara peneliti dan pelatihan sebagai kontribusi yang penting untuk

meningkatkan kualitas kesehatan

Kerugian:

  CA tidak dapat berkembang bila pertanyaan hasil analisis yang dihasilkan terlalu

mudah dengan fakta intervensi tidak efektif sesuai dengan bukti

7/26/2019 LI LBM 5 MP april

http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 8/9

 

  CA ditekankan jika kekurangan bukti informasi yang baik,yang dapat membuat

hasil riset terbatas pada infornasi yang tidak jelas

  CA tidak selalu memberikan pembaca dengan kemudahan menjawab atau

menjawab suatu kemungkinan yang diharapkan itu mungkin ditekankan bahwa

intervensi penulis tidak efektif

liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

12. Hubungan EBM dengan CA?

Kesimpulan : Dalam menghadapi suatu masalah diperlukan critikan

appresial, dimana dalam hal ini Critical Appraisal digunakan untuk menilai bentuk

 penelitian tentang validitasnya, hasilnya, dan hubungan dengan yang lainnya

sebelum digunakan untuk membentuk sebuah pernyataan. Sehingga sampailah pada

tahap EBM yaitu dalam hal ini terdapat teknik pengambilan keputusan dalam suatu

tindakan (puncaknya).

Sumber : Iwan Darmansjah

Pusat Uji KLinik Obat, FKUI. Dutch Foundation Seminar: Boerhaavse Kursus, FKUI

22-23 Apr.2002

Critical Appraisal adalah suatu langkah dalam EBM

Critical appraisal digunakan untuk mengkaji secara kritis tentang suatu hal

 yang adaa di dalam EBM untuk mendapatkan informsi yang relevan dan valid. Ketika

dapat mengkritisi suatu karya ilmiah maka EBM jg dapat terlaksana dgn baik

Tidak semua penelitian menghasilkan atau mencerminkan penemuan yang

berkualitas. Untuk itulah kalangan medis harus mempunyai kemampuan untuk

melakukan kajian kritis (critical appraisal) berdasarkan prinsip-prinsip EBMterhadap hasil-hasil penelitian klinis tersebut dan independen dalam menentukan

keputusan hasil-hasil. Penelitian klinis tersebut dan independendalam menentukan

keputusan kilinis (clinical decision)

(DR. Dr. Anwar Santoso)

13. Bagaimana menilai agar makalah dapat diterapkan pada pasien?

Untuk menilai makalah agar dapat diterapkan pada pasien kita tergantung

dari tingkat penguasaan substansi makalah tersebut. Menilai apakah makalah dapat

diterapkan pada pasien, tidak sesederhana dengan hanya memakai kriteria inklusi

7/26/2019 LI LBM 5 MP april

http://slidepdf.com/reader/full/li-lbm-5-mp-april 9/9

 

dan eksklusi, tetapi juga perbedaan secara kuantitatif dan kualitatif termasuk juga

adanya biologic sense. Seseorang yang sudah mendalami substansi, akan dengan

segera mengetahui bahwa kondisi yang tertulis di dalam makalah tersebut sama

atau berbeda dan kita dapat memprediksikan besaran perbedaan tersebut. Sehingga

apabila kita mengandaikan suatu besaran dengan nilai f, dimana nilai f (dalam

 prosentase) menunjukkan perbedaan kondisi pasien kita dengan pasien yang

tertulis di dalam makalah. Jadi besarnya nilai JDD pasien kita ( untuk makalah

aspek terapi) adalah : JDD (makalah)/nilai f, sehingga kita melihat bahwa selain

diperlukan pengetahuan tentang ketentuan-ketentuan EBM, juga sangat diperlukan

 penguasaan substansi dalam mengkaji setiap makalah ilmiah.

Kajian Kritis Makalah Ilmiah Kedokteran Klinik menurut Kedokteran Berbasis Bukti

(KBB); DR.Dr. Hananto Wiryo, Sp.A