LBM 2 MP Sgd 20

37
LBM 2 SGD 20 Metodologi Penelitian 1 LBM 2 Kerangka Teori STEP 1 1. Hipotesis : Jawaban sementara dari masalah penelitian, yg menunjukkan hub antar variabel, yg nntinya akan dibuktikan dg metode statistik. 50 % jwaban dari masalah. 2. Tinjauan Pustaka : Tinjauan komprehensif trhdap masalah yg diteliti, dg penekanan utama pda hub antar variabel yang dipermasalahkan dg variabel yang mungkin berperan. Suatu batasan terori yg mngenai variabel digunakan utk landasan penelitiannya dn dikaitan dg hasil2 penelitian yg telah ada/ hasil study pustakanya. 3. Variabel : suatu karakteristik subyek penelitian yang berubah dri 1 subyek ke subyek yg lain. 4. Kerangka Teori : bagan hubungan antar variabel dari variabel yang diketahui/ diduga yg mempunyai hub dg variabel penelitian. Skema sederhana yg menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitian, kemudian dijelaskan secukupnya mengenai mekanisme kerja. 5. Kerangka Konsep :isinya ttg diagram yg menunjukkan jenis serta hub variabel yg diteliti dg penggambaran batas2 ruang lingkup penelitian, beda dg kerangka desain (populasi, sample, subyek, interaksi antar variabel), sebgian dri kerangka teori yg merupakan hub antar variabel yg akan diukur dlam pnelitian ini saja. 6. Skala Pengukuran Variabel : parameter yg digunakan utk menjawab pertanyaan penelitian dalam pengujian kesahian hipotesis 7. Definisi oprasional : rumusan ttg variabel yang diukur dn digunakan dalam pengukuran data, bisa juga semua konsep yg ada dipenelitian dibuat batasan dalam operasional sehingga

Transcript of LBM 2 MP Sgd 20

Page 1: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

1

LBM 2

Kerangka Teori

STEP 1

1. Hipotesis : Jawaban sementara dari masalah penelitian, yg menunjukkan hub antar variabel, yg nntinya akan dibuktikan dg metode statistik. 50 % jwaban dari masalah.

2. Tinjauan Pustaka : Tinjauan komprehensif trhdap masalah yg diteliti, dg penekanan utama pda hub antar variabel yang dipermasalahkan dg variabel yang mungkin berperan. Suatu batasan terori yg mngenai variabel digunakan utk landasan penelitiannya dn dikaitan dg hasil2 penelitian yg telah ada/ hasil study pustakanya.

3. Variabel : suatu karakteristik subyek penelitian yang berubah dri 1 subyek ke subyek yg lain.

4. Kerangka Teori : bagan hubungan antar variabel dari variabel yang diketahui/ diduga yg mempunyai hub dg variabel penelitian. Skema sederhana yg menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitian, kemudian dijelaskan secukupnya mengenai mekanisme kerja.

5. Kerangka Konsep :isinya ttg diagram yg menunjukkan jenis serta hub variabel yg diteliti dg penggambaran batas2 ruang lingkup penelitian, beda dg kerangka desain (populasi, sample, subyek, interaksi antar variabel), sebgian dri kerangka teori yg merupakan hub antar variabel yg akan diukur dlam pnelitian ini saja.

6. Skala Pengukuran Variabel : parameter yg digunakan utk menjawab pertanyaan penelitian dalam pengujian kesahian hipotesis

7. Definisi oprasional : rumusan ttg variabel yang diukur dn digunakan dalam pengukuran data, bisa juga semua konsep yg ada dipenelitian dibuat batasan dalam operasional sehingga tidak timbul makna ganda dari istilah yang digunakan dalam penelitian.

Step 21. Apa komponen dari Bab 2 ?2. Cara mengacu pustaka sesuai petunjjuk KTI ?3. Bagaimana sebuah pernyataan dikatakan sebagai hipotesis ? dan apa saja syaratnya ?4. Cara menyususun tinjauan pustaka ?5. Macam-macam variabel ?6. Cara menyususn kerangka teori dan kerangka konsep? 7. Isi dari tinjauan pustaka ?8. Apa saja sumber acuan pustaka ?9. Macam-macam hipotesis ?10. Macam-macam skala pengukuran ?11. Hub antar variabel dg tinjauan pustaka ?12. Seberapa penting hipotesis dalam KTI ?

Page 2: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

2

13. Apa saja penelitian yg mencantumkan dan tidak mencantumkan hipotesis ?14. cara membuat definisi operasional ?15. Apa saja manfaat tinjauan pustaka ?16. Apa syarat tinjauan Pustaka ?17. Apa syarat memilih sumber pustaka ?18. Cara penulisan daftar pustaka ?19. Bagaimana cara mengutip sumber pustaka dan cara penulisannya pada KTI ?

Step 3

1. Cara mengacu pustaka sesuai petunjjuk KTI ?a. Keterkinian b. Relevansic. Kelengkapand. Tingkat Kepercayaan dari bukti-bukti yang diajukan

2. Bagaimana sebuah pernyataan dikatakan sebagai hipotesis ? dan apa saja syaratnya ?Yarat hipotesi :- Harus dinyatakan dalam pernyataan- Harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yg ditelitinya- Harus bisa diuji- Harus sederhana dan terbatas (tidak menimbulkan perbandingan, perbedaan, dn tidak

terlalu luas sifatnya)- Harus mengekspresikan korelasi 2 variabel / lebih

3. Cara menyususun tinjauan pustaka ?- Teknik penulisan harus diperhatikan- Alur fikiran yg logis- Penulisan paragraf yg tidak jelas dapat mengurangi kejelasan informasi yg disampaikan- Interpretasi dari kumpulan pendapat orang lain (merangkum dg bhsa kita sendiri) supaya

mnjadi sesuatu yg komprehesif dn akurat- Melibatkan kontroversi penelitian dg cara meta analisis - Penekanan utama pada hub antar variabel yg dipermasalahkan serta varibel2 yg mungkin

berperan.-

4. Macam-macam variabel beserta contohnya ?- Variabel bebas : v yg dimanipulasi- Variabel tergantung : v yg diukur akibat adanya manipulasi pda v bebas- Variabel perantara : ditengah antara v bebas dn v tergantung - Variabel pendahulu / perancu : cntohnya v bebas merokok, v tergantung infark, v

pendahulu minum kopi

Page 3: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

3

- Variabel prakondisi : cntohnya tikus di buat kanker trlebuh dahulu sbelum dilakukan penelitian.

5. Cara menyususn kerangka teori dan kerangka konsep? Kerangka teori :- Identifikasi varibelnya- Mencari informasi yg berupa teori / fakta yg berkaitan dg v tsb- Menentuka topik --> mencari pustaka --> tahu v yg mmpengaruhi --> dikaitkan hub nya

dg cara mmbuat kerangka teori Kerabgka konsep

- Mmperjelas konsep penelitiannya - Menunjukkan jenis / hub antar variabel yg diteliti dan v lain yg terakit dg begitu akan

mmpermudah desain penelitiannya

6. Isi dari tinjauan pustaka (Bab 2) ?- Variabel tergantung- Variabel bebas- Keterkaitan kedua variabel- Kerangka teori- Kerangka konsep- Hipotesis (tidak harus ada)

ada 2 hal :- Pengertian dasar- Perincian latarbelakang masalah

7. Apa saja sumber acuan pustaka ?- Utama :a. Sumber Primer / khusus : hasil penelitian dari peneliti yg langsung melakukan

penelitian, (laporan penelitian. Tesis, jurnal)b. Sumber sekunder / Umum: sebuah tulisan yg mengenai penelitian orang lain, disajikan

dalam bentuk komentar (text book)- Informasi dokumentar

8. Macam-macam hipotesis ?a. Hipotesis deskriptif : menjawab prtnyaan yg estimatis yg tidak membandingkan b. Hipotesis komparatif : sifatnya membandingkanc. Hipotesis asosiatif : sifatnya menjawab pertanyaan yg berhubungan

Berdasarkan sifat hub :a. Hipotesis simetris : hub bersifat tidak mnunjukkan sebab akibat

Page 4: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

4

b. Hipotesis kausal : hub saling mmpengaruhi anatar variabel c. Hipotesis interaktif : hub lebih saling mmpengaruhid. Hipotesis nol : yg tidak mnyatakan hub antar variabele. Hipotesis kerja : yang menyatakan hub variabel

9. Macam-macam skala pengukuran ?- Skala kategorikal :

a. Nominal : tidak mengandung peringkat, b. Ordinal : ada info peringkatnya tapi jaraknya tidak bisa diukur

- Skala numerik : a. Interval : info peringkatnya lengkap dn bisa diukurb. Rasio : punya nilai 0 (diukur tapi tidak ada hasilnya)

10. Hub antar variabel dg tinjauan pustaka ?11. Seberapa penting hipotesis dalam KTI ?

Penting, karena hipotesis yg akan mengarah ketujuan dn menentukan tujuannya, gambaran hasil penelitian.Fungsi : pemberian dan batasan trhdap pnelitian, memfokuskan dalam pengumpulan data, sebagai panduan dn pengujian fakta dan data.

12. Apa saja penelitian yg mencantumkan dan tidak mencantumkan hipotesis ?Yg mencantumkan : analitik dn observasionalYg tidak : deskriptif

13. cara membuat definisi operasional ?14. Apa saja manfaat tinjauan pustaka ?

- Mmperdalam teori antar v- Mengkaji penelitian sebelumnya- Menemukan metode- Mmperkaya ide2 baru

15. Apa syarat tinjauan Pustaka ?- Identifikasi masalah yg diteliti- Bisa dijadikan dasar utk mngembangkan penelitiannya- Dpat mengevaluasi dn mnganalisa data

16. Cara penulisan daftar pustaka ?- Sistem Harvard: nama dan tahun, trdpat daftar rujukan brdasarkan alfabetik brdasarkan

nama penulis dg mletakkan nama keluarganya di depan.- Sistem vancouver : angka, sesuai dg tmpat penulisannya- Sistem kombinasi alfabet dn nomer

Page 5: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

5

Yg perlu ditulis : nama penulis, judul, tahun, informasi penerbit.17. Bagaimana cara mengutip sumber pustaka dan cara penulisannya pada KTI ?

- Punya teori, - ambil intinya, - kemudian mengutipnya

18. Bagaimana konsistensi antara Bab 1 dan Bab 2?19. Bagaimana cara menguji hipotesis berdasarkan skala tertentu?

Step 4

Tinjauan Pustaka

Variabel Kerangka Teori Kerangka Konsep Hipotesis

Bab 1 (Masalah Penelitian)

Macam2 Variabel

Hub antar Variabel

Skala Pengukuran

Definisi operasional

Syarat dan Tujuan Syarat, manfaat, tujuan

Syarat, manfaat, tujuan

Page 6: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

6

1.Cara mengacu pustaka sesuai petunjjuk KTI ?

a. Keterkinian (recent) sumber pustaka sejogyanya yang baru, Secara umum dikatkan baru bila kurang dari 10 tahun terakhir b. Relevansi (relevant) sumber pustaka yang diambil hendaklah mempunyai relevansi yang jelas / tinggi dengan permasalahn yang diutarakan.c. Kelengkapan (completeness) dalam era informasi global saat ini sangat memudahkan bagi peneliti untuk mendapatkan informasi yang lengkap secara mudah lewat internet. Informasi yang lengkap ini saat ini mutlak diperlukan agar apa yang akan ditulis dan dipakai dalam penelitian ini tidak ketinggalan dan yang jelas lebih bisa yakin bahwa belum dikerjakan orang laind. Tingkat kepercayaan dari bukti bukti yang diajukan (level of evidence) Bukti bukti yang didapat secara eksperimental menempati level yang tertinggi, terlebih bila multisenter study atau hasil meta analisis.

2.Bagaimana sebuah pernyataan dikatakan sebagai hipotesis ? dan apa saja syaratnya ?

Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak

bermakna ganda.

Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak semata-mata datang

dengan sendirinya, namun harus dibangun atas dasar teori, pengalaman, serta

sumber ilmiah lain yang sahih.

Menyetakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu atau

lebih variabel bebas; kadang hipotesis menyatakan hubungan antara beberapa

variabel bebas dengan satu variabel tergantung, misalnya pada studi faktor-faktor

risiko dengan analisis multivariat. Namun dalam satu hipotesis hanya boleh terdapat

satu variabel tergantung. Hipotesis yang menyebutkan lebih dari satu variabel

tergantung (disebut sebagai hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi dua

atau lebih hipotesis.

Page 7: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

7

Memungkinkan diuji secara empiris. Hal ini mutlak dalam studi empiris; suatu

hipotesis meskipun mempunyai dasar yang kuat, tidak dapat disebut memenuhi

syarat bila tidak dapat diuji secara empiris.

Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel

yang diukur. Disisi lain rumusannya juga harus longgar, sehingga membuka

kemungkinan untuk dilakukan generalisasi. Rumusan yang terlalu umum atau

bermakna ganda, harus dihindarkan.

Dikemukakan a-priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian,

sebelum datanya terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah peneliti melihat

data, yang disebut sebagai Hipotesis a-posteriori atau post-hoc hypothesis, pada

dasarnya merupakan hipotesis multipel yang mempunyai konsekuensi di dalam uji

hipotesis (kemungkinan bahwa kenamaan yang diperoleh disebabkan semata-mata

oleh faktor peluang atau kesalahan tipe I menjadi makin besar dengan makin

bertambahnya hipotesis). Sedangkan ahli menyebut prosedur ini sebagai fihsing

expedition, atau data dredging, dan bahkan dapat dituduh “curang”, bagai seorang

yang menebak lotere setelah nomor loterenya diundi.

(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo

Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto)

3.Cara menyususun tinjauan pustaka ?

o Menetapkan variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apa nama setiap variabel.

o Membaca buku-buku dan hasil penelitian.o Deskripsi teori dan hasil penelitian, dalam hal ini berisikan definisi terhadap

masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.

o Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian, dalam hal ini mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu, betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak.

o Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian, dalam hal ini melakukan perbandingan antara teori satu dengan teori lainnya, dan hasil penelitian yang satu dengan penelitian yang lain.

Page 8: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

8

ataupun secara potensialdapat diukur. Hipotesis menspesifikasikan bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan.

o Hipotesis harus sesuai dengan faktaIni berarti bahwa hipotesis harus terang, konsep dan variabel harus jelas. Hipotesis harus dapat dimengerti dan tidak mengandung hal-hal yang bersifat metafisis.

o Hipotesis harus sesuai dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuanIni berarti, bahwa hipotesis harus tumbuh dan ada hubungan dengan ilmu pengetahuan dan berada dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan.

o Hipotesis harus dapat diujiIni berarti hipotesis, baik nalar dan kekuatan memberi alasan ataupun dengan menggunakan alat-alat statistik dapat diuji.

o Hipotesis harus sederhanaIni berarti, hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk spesifik/khas untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman pengertian.

o Hipotesis harus dapat menerangkan faktaIni berarti, bahwa hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang menerangkan hubungan fakta-fakta yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai.

(Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002)

4. Macam-macam variabel beserta contohnya ?

variabel bebas (disebut juga variabel pengaruh, variabel perlakuan, kausa, treatment, dsb) yaitu variabel yang bila dalam suatu saat bersama dg variabel lain, variabel yang

terakhir ini berubah (atau diduga berubah) dalam variasinya.i. Bentuk lain dari variabel bebas :

a. variabel perantara atau disebut juga variabel penghubung yaitu variabel yang menjembatani pengaruh suatu variabel bebas dg variabel tergantung.

b. Variabel pendahulu yaitu variabel bebas yang berpengaruh pada variabel tergantung tetapi sekaligus berpengaruh pula pada variabel lain yg juga berperan sebagai variabel bebas terhadap variabel tergantung tsb

c. Variabel prakondisi yaitu variabel yang keberadaannya merupakan prasyarat bagi bekerjanya suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung.

Page 9: LBM 2 MP Sgd 20

Variabel bebas

Variabel perantara

Variabel tergantung

Variabel pendahulu

Variabel bebas

Variabel tergantung

Variabel prakondisi

Variabel bebas

Variabel tergantung

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

9

2. Variabel tergantung (disebut juga variabel terpengaruh, variabel tak-bebas, efek, dsb) yaitu variabel yg berubah karena variabel bebas tsb

Dr. Ahmad Watik Pratiknya; Dasar2 metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan; 2001

Variable pengganggu (intervening variable)

Variabel bebas, tergantung, kontrol dan moderat merupakan variable-variabel kongkrit. Ketiga variable, yaitu variable bebas, kontrol dan moderat tersebut dapat dimanipulasi oleh peneliti dan pengaruh ketiga varaibel tersebut dapat dilihat atau diobservasi. Lain halnya dengan variable pengganggu, variable tersebut bersifat hipotetikal artinya secara kongkrit pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan tergantung yang sedang diteliti. Oleh karena itu, variable pengganggu didefinisikan sebagai variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan varaibel yang sedang diteliti tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi; pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh variabel bebas dan variable moderat terhadap gejala yang sedang diteliti. Contoh:

        Hipotesa: Jika minat terhadap tugas meningkat, maka kinerja mengerjakan tugas tersebut akan semakin meningkat

        Variabel bebas: minat terhadap tugas        Variabel tergantung: kinerja dalam mengerjakan tugas        Variabel penganggu: proses belajar

Page 10: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

10

 Keterangan kasus di atas adalah sebagai berikut jika mahasiswa tertarik terhadap tugas yang diberikan oleh dosen, maka hasilnya akan baik. Besar kecilnya kinerja dipengaruhi oleh minat; sekalipun demikian hasil akhir pengerjaan tugas tersebut dipengaruhi oleh factor mahasiswa belajar atau tidak terlebih dahulu dalam mengerjakan tugas tersebut. Dengan minat yang tinggi dan persiapan belajar yang baik, maka kinerjanya akan semakin besar.

www.psend.com

Dikenal 3 macam Korelasi antar Variabel, yaitu :1 Korelasi SimetrisKorelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi tidak ada mekanisme pengaruh – mempengaruhi ; masing – masing bersifat mandiri.Korelasi Simetris terjadi karena : Kebetulan.Misalnya : Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras. Sama – sama merupakan akibat dari factor yang sama (Sebagai akibat dari Variabel Bebas)Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”. Sama – sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot ; Keduanya merupakan indicator “Kemampuan” Kontraksi Otot.2 Korelasi AsimatrisKorelasi Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana variable yang satu bersifat mempengaruhi variable yang lain ( Variable Bebas dan Variable Terikat )Contoh : Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan arterosklerosis.3 Korelasi Timbal BalikKorelasi Timbal Balik adalah Korelasi antar dua variable yang antar keduanya saling pengaruh – mempengaruhi.

Contoh : Korelasi antara Malnutrisi dan Malabsorbsi. Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan malabsorbsi.

5. Cara menyususn kerangka teori dan kerangka konsep?

Cara menyusun kerangka teori

a. Menetapkan variabel yang diteliti

b. Membaca buku-buku dan hasil penelitian.

c. Deskripsi teori dan hasil penelitian

Page 11: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

11

d. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian

e. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian

f. Sintesis/kesimpulan yang sifatnya sementara.

Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan

Kerangka konsep :

Menggambarkan interaksi antara berbagai variabel yang ditelitiBiasanya digambarkan dalam bentuk bagan

Sumber :Abdul Salam M. Sofro

Fakultas Kedokteran & LPPM Universitas YARSI Jakarta

6.Isi dari tinjauan pustaka (Bab 2) ?

- tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini

dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk

mengembangkan atau mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati).

Lebih dari itu dengan tinjauan teori ini dimaksudkan agar para peneliti dapat meletakkan

atau mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan

yang sedang digeluti. Oleh sebab itu, sering di dalam tinjauan kepustakaan ini diuraikan

“kerangka teori” sebagai dasar untuk mengembangkan “kerangka konsep penelitian “.

- Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti. Hal ini penting, disamping akan memperluas pandangan dan pengetahuan

peneliti, juga peneliti dapat menghindari “pengulangan” dari penelitian-penelitian yang

telah dilakukan orang lain (menjaga originalitas penelitian )

(buku metodologi penelitian kesehatan,Sukidjo Notoatmodjo)

7.Apa saja sumber acuan pustaka ?

SUMBER ACUAN UTAMA

1. Umum: (buku teks, monogram, ensiklopedi) [sekunder] à teori & konsep-konsep

Page 12: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

12

2. Khusus (jurnal ilmiah) [primer], print material / on line à generalisasi- generalisasi

INFORMASI DOKUMENTER

8.Macam-macam hipotesis ?

A. Berdasarkan bentuk rumusannya

1) Hipotesis kerja/alternatif/riset/H1

Yaitu hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan penelitian yg

akan dilakukan.

Hipotesis ini mengekspresikan macam hubungan antar variabel, yg

secara klasik biasanya dirumuskan sbg :

“Apabila.....,maka.....”, atau

“Ada hubungan antara.....dengan...”, atau

“Ada perbedaan antara...dengan...”,

Tidak disarankan untuk terlalu mengikuti formulasi hipotesis yg klasik

tsb, karena rumusan hipotesis amat tergantung pada 2 hal yaitu rumusan

permasalahan yg dihadapi dan model kerangka teoritik yg dikembangkan

untuk menyusun hipotesis tsb.

Dikenal 2 macam hipotesis kerja, yaitu hipotesis satu ekor dan hipotesis

dua ekor. Istilah ekor disini menggambarkan macam hubungan antar

variabel yg dimaksud, satu ekor berarti hubungan sudah jelas arahnya,

sedang dua ekor hubungan belum jelas arahnya.

Contoh :

“Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada uban orang

desa” (satu ekor)

Page 13: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

13

“Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota dibanding uban orang

desa” (dua ekor)

“Makin banyak pabrik didirikan di suatu daerah makin tinggi angka

diarenya” (satu ekor)

“Ada hubungan antara tinggi angka diare dengan laju industrialisasi”

(dua ekor)

Jenis hipotesis kerja ini ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan

teoritik yg digunakan untuk menyusun hipotesis tsb. Apabila dasar teori

cukup kuat untuk menduga adanya arah perbedaan atau hubungan tsb,

maka disusunlah hipotesis satu ekor, tapi bila landasan teorinya kurang

kuat mendukung kejelasan arah tsb, maka rumuskanlah hipotesis dua

ekor. Jenis hipotesis kerja ini akan mempengaruhi cara pengambilan

keputusan statistik pada analisis hasil.

2) Hipotesis nihil/nol/H0

Adalah kebalikan dari hipotesis kerja, sehingga rumusannya secara klasik

ialah :

“Tidak ada korelasi (atau perbedaan) antara...dengan....”

Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yg

berguna untuk pembuktian dengan analisis statistik. Oleh karena

diketahui, bahwa semua analisis statistik inferensial dikembangkan

berdasarkan pada karakteristik hipotesis nihil, dan dengan demikian

analisis ini hanya dapat membuktikan benar atau tidaknya hipotesis nihil

tsb.

Bagan berikut akan lebih menjelaskan lagi hubungan (perbedaan

antara hipotesis nihil dengan hipotesis kerja).

Pernyataan statistika

H.K: ada hub antara kecerdasan (X) H1 : rxy # 0

Dengan kemampuan meneliti (Y)

Page 14: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

14

H.N : tidak ada hub antara kecerdasan (X) H0 : rxy # 0

dengan kemampuan meneliti (Y)

3) Hipotesis tandingan

Adalah hipotesis dari variabel2 “luar” yaitu variabel tandingan bagi

variabel pengaruh yg ada dalam hipotesisi kerja. Katakanlah misalnya,

kita mempunyai hipotesis kerja “Faktor kelelahan akan mempengaruhi

suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi”, maka hipotesis

tandingannya adalah “Faktor2 XYZ (dst) akan mempengaruhi

suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi”.

Peneliti dapat mengontrol atau membuktikan ketidakbenaran

hipotesis tandingan, dengan jalan membuat desain atau rancangan

penelitian yg adekuat. Sebagaimana halnya hipotesis nihil, hipotesis

tandingan hanya ada dalam alam pikiran peneliti, atas dasar mana

rancangan penelitian disusun.

Bagan berikut menggambarkan hubungan antara hipotesisi kerja

dengan hipotesis nihil dan hipotesis tandingan

(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN. AHMAD WATIK.P)

B. Berdasarkan ruang lingkupnya

1. Hipotesis mayor Adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh

variabel dan seluruh subjek penelitian.

2. Hipotesis minor adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari

variabel atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor.

Contoh :

Hipotesis mayor:

“Banyaknya makan berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan “

Hipotesis minor :

Page 15: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

15

1) “Banyaknya makan nasi berpengaruh terhadap tingkat

kekenyangan”.

2) “Banyaknya makan kue berpengaruh terhadap tingkat

kekenyangan”.

3) “Banyaknya makan buah-buahan berpengaruh terhadap

tingkat kekenyangan”.

Dalam contoh ini dari sebuah hipotesis mayor dapat dijabarkan menjadi

tiga buah hipotesis minor, dan tiga buah itupun sebenarnya belum tuntas

habis.

(MANAJEMEN PENELITIAN, Prof.Dr. Suharsimi Arikunto)

C. Berdasarkan tingkat abstraksi

1) Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam

dunia empiris.

Banyak diantara pernyataan yang bersifat umum itu telah diketahui dan

diakui kebenarannya oleh “orang banyak”. Misalnya “Orang

Minangkabau banyak merantau sedangkan orang Jawa sangat terikat

kepada kampung halamannya”. Namun, apa yang diketahui oleh orang

banyak belum tentu benar. Pada hipotesis ini hanya mengumpulkan

fakta2 yang telah ada tanpa mengujinya kembali kebenarannya.

2) Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal

Dunia kenyataan ini sangat kompleks dan untuk mempelajarinya metode

atau tipe ide2 meupakan alat yang sangat membantu. Misalnya tipe

introvert dan ekstrovert sangat membantu dalam memahami manusia

dalam hubungannya dengan dunia luar. Sikap otoriter, demokratis, dan

laissezfaire sangat berguna untuk menggambarkan misalnya hubungan

pendidikan dengan anak.

3) Hipotesis yang mencari hubungan antara sejumlah variabel.

Page 16: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

16

Hipotesis ini lebih abstrak daripada kedua jenis hipotesis sebelumnya.

Disini harus dianalisis variabel2 yg dianggap mempengaruhi gejala

tertentu dan kemudian diselidiki hingga manakah perubahan dalam

variabel yg satu membawa perubahan pada variabel yang lain.

Sumber : METODE RESEARCH PENELITIAN ILMIAH. Prof.Dr. S.

Nasution, MA

9. Macam-macam skala pengukuran ?

Jenis-jenis data atau skala data ini bertingkat menurut tingkatan pengukuran. Kita bisa menyingkatnya “NOIR”. Salah satu yang terpenting dalam pengujian adalah kesesuaian jenis skala data dengan uji yang digunakan.

Jenis skala pengukuran (skala data) adalah sebagai berikut 1):

1. Nominal

Data nominal adalah tingkatan data paling rendah menurut tingkatan pengukurannya. Data nominal ini pada satu individu tidak mempunyai variasi sama sekali, jadi 1 individu hanya punya 1 bentuk data.

Contoh data nominal : jenis kelamin, tempat tinggal, tahun lahir dll. Setiap individu hanya akan mempunyai 1 data jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. Nah, dalam pengolahannya, data jenis kelamin ini nantinya akan diberi label misalnya perempuan = 1, laki-laki = 2.

a. Nominal – dikotomi diskrit

Contoh data diskrit dikotomi adalah

status pernikahan, 1   = menikah, 0   = tidak menikah,

jenis kelamin 1 = laki-laki, 2 = perempuan.

b. Nominal – dikotomi kontinyu

Page 17: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

17

Yaitu suatu data yang sifatnya interval yang selanjutnya dikategorikan dalam dua kategori, misalnya terdapat data tentang berat badan bayi, selanjutnya dikategorikan :

BBLR = BBL < 2500 gr

non BBLR = BBL > 2500 gr.

Hb ibu hamil bila :

< 11 gr/dl = anemia,

> 11 gr/dl = non anemia. 1)

2. Ordinal

Data ordinal pada dasarnya adalah hasil dari kuantifikasi data kualitatif. Contoh data ordinal yaitu penskalaan sikap individu. Penskalaan sikap individu terhadap sesuatu bisa diwujudkan dalam bermacam bentuk, diantaranya yaitu :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Netral = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

Pada data ordinal ini, data yang ada tidak mempunyai jarak data yang pasti, misalnya : sangat setuju (5) dan setuju (4) tidak diketahui pasti jarak antar nilainya karena jarak antara sangat setuju (5) dan setuju (4) bukan 1 satuan (5-4), melainkan dimaknakan sebagai rangking atau peringkat, misalnya rangking 1,2,3,4,5 dst. 1)

3. Interval

Page 18: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

18

Data interval mempunyai tingkatan lebih rendah dari data rasio. Data rasio memiliki jarak data yang pasti namun tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh dari data interval ialah hasil dari nilai ujian matemtika. Misalnya :

A = jika mendapatkan nilai 10

B = jika mendapatkan nilai 8

Itu artinya, dapat dipastikan A mempunyai 2 nilai lebih banyak dari B, namun tidak ada nilai nol mutlak. Maksudnya, jika C mendapat nilai 0, tidak berarti bahwa kemampuan C dalam pelajaran matematika adalah 0 atau kosong. 1)

4. Rasio

Data rasio adalah tingkatan data yang paling tinggi. Data rasio memiliki jarak antar nilai yang pasti dan memiliki nilai nol mutlak yangtidak dimiliki oleh jenis-jenis data lainnya. Contoh dari data rasio diantaranya berat badan, panjang benda, jumlah satuan benda. Jika kita memiliki 10 bola maka ada perwujudan 10 bola itu, dan ketika ada seseorang memiliki 0 bola maka seseorang tersebut tidak memiliki bola satupun. Data rasio dapat digunakan dalam komputasi matematik, misalnya A memiliki 10 bola dan B memiliki 8 bola, maka A memiliki 2 bola lebih banyak dari pada B. 1)

Sebagai contoh misalnya diperoleh data dari pengumpulan data tentang Hb ibu hamil pada 10 responden, tentukan rangking (untuk memperoleh data ordinalnya) dan buatlah dalam dikotomi kontinyu nominal.

No responden

Hb (interval) Rangking (ordinal)

Kategori (nominal)

1 11.5 7 12 12.6 1 13 12.5 2 14 11.7 6 15 11.9 5 1

Page 19: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

19

6 12.4 3 17 12.3 4 18 10.6 9 09 10.5 10 0

10 10.7 8 0

Keterangan :

Disebut kategori nominal, karena skala data nominal ini nanti akan mempunyai 2 nilai kategori.misalnya :

diberi angka 1 jika Hb > 12 = Tidak Anemia, dan angka 2 jika Hb < 11 = Anemia.

Skala data akan menentukan jenis uji statistic yang akan digunakan dalam menguji suatu hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

Sumber

1. Riwidikdo, Handoko, S.Kep. Statistik Kesehatan. 2007. Mitra Cendikia Press,Yogyakarta.

10.Hub antar variabel dg tinjauan pustaka ?

Tinjauan pustaka berisi tinjauan komprehensif terhadap aspek yang diteliti, dengan penekanan utama pada hubungan antar variabel yang dipermasalahkan, serta variabel2 lain yang mungkin berperan

Tinjauan pustaka memaparkan semua variabel yang memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi variabel terikat maupun tergantung.Dasar-dasarMetodologi Penelitian Klinis

11.Seberapa penting hipotesis dalam KTI ?

memberi tuntunan kepada peneliti kearah mana penelitian itu harus dilakukanmerupakan alat untuk melokalisasikan fenomena2, dan menuntun cara identifikasi variabel2 yg dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitianmemberi petunjuk prosedur mana atau rancangan penelitian mana yg dipilihmemberi petunjuk bagi cara pengolahan data dan cara analisis hasil penelitianDr. Ahmad Watik Pratiknya; Dasar2 metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan; 2001

Page 20: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

20

12.Apa saja penelitian yg mencantumkan dan tidak mencantumkan hipotesis ?

jenis penelitian yang tidak perlu hipotesisa. penelitian yang eksploratif murni, termasuk di dalamnya suatu survei diskriptif, reviu

program, dsbb. penelitian manuskrip sejarah kedokteranc. penelitian grounded di bidang kedokteran sosial

Sumber: dasar-Dasar Metodologi penelitian Kedokteran Dan kesehatan. Dr. Ahmad Watik Pratiknya

penelitian yg bagaimana yg perlu hipotesis ?yaitu sepanjang sepengetahuan penulis belum pernah ada publikasi laporannya. Akan tetapi sepanjang menyangkut penelitian medik yang bersifat analitik, adanya hipotesis merupakan suatu keharusan mutlak.

DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, Watik Pratiknya

13.cara membuat definisi operasional ?

adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. (Alimul Hidayat, 2007) definisi operasional ditentukan berdasarkan Parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana variable dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam Definisi Operasional mencakup penjelasan tentang : • Nama variable • Definisi variable berdasarkan konsep/maksud penelitian. • Hasil Ukur / Kategori • Skala Pengukuran.

14.Apa saja manfaat tinjauan pustaka ?

1. fungsi tinjauan pustakaa. memperdalam pengetahuan , khususnya tentang

hubungan antar variable penelitian b. mengkaji teori dasar yg berkaitan dengan masalah yg

diteliti

Page 21: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

21

c. mengkaji temuan penelitian sejenis atau yg pernah dilakukan sebelumnya

d. menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah

e. mendapatkan cara mengevaluasi ataupun analisa data

f. mencari informasi aspek penelitian yg belum tergarapg. memperkaya ide-ide baru

(Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum)

15.Apa syarat tinjauan Pustaka ?

- kalimat pengantar baik

- sumbernya cukup baru

- setiap variabel dibahas sesuai dengan apa yang akan diteliti, aspeknya tidak perlu dibahas semua.

- teknik penulisan harus diperhatikan agar dapat dimengerti oleh pembaca.

16.Cara penulisan daftar pustaka ? dan Bagaimana cara mengutip sumber pustaka dan cara penulisannya pada KTI ?

16 & 17 Penyusunandaftar pustaka diatur sebagai berikut:

a. Urutan ke bawah. Penyusunan daftar pustaka ke bawah disesuaikandengan urutan abjad nama terakhir penulis pertama,

b. Urutan Ke kanan.

1. Untuk majalah : nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, namamajalah (ditulis dengan singkatan resminya), jilid (dan nomor jikaperlu), dan nomor halaman yang diacu,

2. Untuk buku : nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid (bilaada), edisi ke, nama penerbit, dan kota (utama), penerbit,

3. Untuk sumber yang lain digunakan cara yang lazim.

Catatan :

Page 22: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

22

Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan,termasuk huruf (initial) nama depan, nama tengah danseterusnya, dan tidak diperkenankan menampilkan dkk. Atauet.al.

:www.s3fk.ugm.ac.id

a. sistem nomor pada sistem nomor ini, setiap daftar pustaka diberi nomor sesuai dengan urutan penunjukannya di dalam makalah, yang diletakkan diantara tanda kurung, baik di belakang nama penulis, akhir pernyataan, atau akhir kalimat. Untuk penunjukan lebih dari satu digunakan nomor2 yang bersangkutan, yang dipisahkan dengan koma.

b. sistem nama dan tahun (Harvard)pada sistem ini daftar pustaka disusun secara alfabetik berdasarkan nama penulis, dengan meletakkan nama keluarga di depan. Penunjukannya dalam makalah dengan mencantumkan tahun di dalam tanda kurung dengan membubuhkan tanda koma diantaranya. Bila nama penulis lebih dari satu orang, di belakang tahun dibubuhkan tanda titik koma sebelum penulis berikutnya.

c. sistem kombinasi alphabet dan nomorpada cara ini penunjukan di dalam makalah di beri nomor seperti pada butir b dan pada daftar pustaka nama penulis disusun secara alfabetik. Penulisan daftar publikasi di dalam daftar pustaka disusun menurut alfabet nama penulis. Antara nama keluarga dan nama diri diberi tanda koma, antara nama2 penulis diberi tanda titik koma, dan pada akhir nama penulis diberi tanda titik dua, yang kemudian diikuti dengan judul makalah. Di belakang judul makalah ditulis nama majalah yang disingkat menurut aturan yang baku, kemudian diberi tanda titik. Di belakang nama majalah di tulis volume majalah kemudian titik dua, halaman pertama sampai terakhir, akhirnya ditulis tahun dalam tanda kurung.

d. sistem Vancouvercara ini telah disepakati oleh para editor majalah ilmiah berbahasa inggris yang terkenal dalam pertemuan di vancouver british columbia, USA.

Contoh :

Majalah

Heyman MH, Storch S, Anent ME. The fat overload syndrom. Am J Dis Child 1981; 135:628-30.

Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Sudigdo Sastroasmoro

Keuntungan sistem Vancouver dengan sistem Harvard :

Page 23: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

23

a. nas/teks menjadi lebih ringkas karena nama penulis dan tahun publikasi tidak perlu dicantumkan

b. penulisan daftar pustaka jauh lebih ringkas dan lebih sederhanac. kemungkinan ketidaksesuaian pada nas dan daftar pustaka menjadi lebih kecild. mempermudah pembaca untuk menelusuri apa yang dikutip pada daftar rujukan

1. Pencatatan keterangan tentang sumberDalam mencatat sumber kepustakaan biasanya mengikuti urutan-urutan sebagai berikut :

a. Nama pengarang,. Apabila tidak ada nama pengarang, dicantumkan nama badan atau instansi yang menerbitkan atau editornya.

b. Judul sumber (nama buku, artikel, atau manuskrip yang lain).c. Bila artikel atau judul tersebut diambil dari koran atau majalah berkala, tuliskan

udul, kemudian nama koran atau majalah yang memuatnya, erta volume atau edisi atau nomor penerbitan, tanggal, bulan, dan tahunnya.

d. Nama penerbit (untuk buku atau karangan lain yang diterbitkan)e. Tempat penerbitan.f. Tahun terbitan.g. Apabila suatu buku terdiri dari beberapa jilid atau merupakan suatu seri,

dicantumkan setelah nama buku itu nomor jilid atau serinya.h. Bila perlu dicantumkan nomor halaman yang dipelajari atau dikutip.

2 Menuliskan sesuai dengan aslinya (mengutip) atau meringkas informasi yang dianggap penting, yang akan dijadikan bahan penunjang teoritis, serta nomor halaman dimana informasi itu diperoleh.

3 Menyusun informasi yang diperoleh dari suatu buku sesuai dengan urutan halaman dengan urutan nomor kecil ke nomor besar.

4 Bila berbagai informasi atau keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber sudah dicatat, maka segala informasi yang dicatat tersebut disusun menurut urutan alfabetis nama pengarang.

5 Segala macam catatan tersebut sebaiknya dibuat dalam kertas lepas dan dimasukkan ke dalam snelhecter map atau map folio, sehingga memudahkan untuk menyusun atau mencari kemali informasi tersebut sewaktu diperlukan.(Metodologi Penelitan Kesehatan, 2002, Dr. Seokidjo Notoatmodjo, Jakarta : Rikena Cipta)

Daftar pustaka (bibliografi) merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

Dalam menulis daftar pustaka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:1. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).

Page 24: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

24

2. Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:a. Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)b. Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)c. Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).d. Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik

3. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, makasumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Diantara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.

4. Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :a. Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:• Nama Pengarang• Tanggal revisi terakhhir• Judul Makalah• Media yang memuat• URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file• Tanggal aksesb. Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut:- Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal OnlinePenulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring- Artikel umum dari internet dengan namaPenulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) Judul artikel harus ditulis miring

lis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) Judul artikel harus ditulis miring- Artikel umum dari internet tanpa namaAnonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring

Perhatikan contoh penulisan daftar pustakaBaradja, M.F. 1990, Kapita Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP

Page 25: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

25

Malang.Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang.Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.Hermans, B., 2000, Desperately Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online], (http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 )

5. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:

Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.

6.Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama. Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya Seperti dibawah ini:

Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.

Page 26: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

26

ReferensiHartati, Dwi. ___, Menulis Daftar Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id,diakses tanggal 17 September 2008)Sophia, S. 2002, Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka Online, Pusat 

Buku Referensi Tabb, William K., 2001. The Amoral Elephant: Globalization and the Struggle for Social Justice in the Twenty First Century. Monthly Review Press. New York. Pambudy, R., dan Andriyono K., Adhi. 2001. Pemberdayaan Sumberdaya ManusiaMenuju Terwujudnya Masyarakat Madani. Kerjasama Program Studi Ilmu Penyuluhan PPS-IPB dengan Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI). Penerbit Pustaka Wirausaha Muda. Bogor. HASIL PENELITIAN

Idanati, Rukna dan Imam Santoso. 2004. Identifikasi Kebutuhan-Kebutuhan Gender Strategis dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Reproduksi. Hasil Penelitian Studi Kajian Wanita pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Departemen Pendidikan Nasional-Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Santoso, Imam dan Tri Sugiarto. 2002. Kajian Strategi Survival Rumahtangga Petani Miskin di Pedesaan Agraris. Hasil Penelitian Dosen Muda pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Departemen Pendidikan Nasional-Universitas Jenderal Soedirman. PurwokertoInternet Bridges B. 1998. List of 1500+ Chemicals with CAS … http://www.pw1.netcom./ ~bcb56/chemlist.htmlThesis/Disertasi

Rosa, Dini. 2004. Model Pengembangan Kewirausahaan Korban PHK … di Perkotaan. Disertasi Pascasarjana IPB. Bogor. Wibowo FR. 2000. Hidrasi dan Adisi Metanol pada …. Tesis Pascasarjana UGM, YogyakartaJurnal

Parani, Rizaldi. 2001. Globalisasi dan Dinamika Serikat Buruh di Indonesia. Dimuat pada Jurnal Ilmiah Masyarakat. Edisi Nomor 9, September. LABSOSIO FISIP. Universitas Indonesia. Depok.

17.Bagaimana konsistensi antara Bab 1 dan Bab 2?

a. Dalam bab ini harus menguraikan aspek teoritis yang mendasari penelitian

b. Perincian dari hal yang ditulis di latar belakang

Page 27: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

27

c. Pembahasan hubungan antar variable

Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro,

18.Bagaimana cara menguji hipotesis berdasarkan skala tertentu?

Tabel Karakteristik variabel menurut pengukurannya.

pengukuran karakteristik tanda contoh Uji statistik

Nominal klasifikasi = dan ≠jenis kelamin, etnis,

agamaNonparametrik

Ordinal Klasifikasi & penjenjangan =, ≠, <, > SES, status gizi Nonparametrik

IntervalKlasifikasi, penjenjangan dan jarak yang sama antar

jenjang=, ≠, <, > Suhu, tingkat kepuasan, IQ Parametrik

rasio

Klasifikasi, penjenjangan dan jarak yang sama antar

jenjang.

Ada nol absolut

=, ≠, <, >Jumlah barang, frekuensi penyakit, lama waktu dan

tungguParametrik

(Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto,M.Hum)

Skala Variabel Sifat Contoh Statistik Yang LazimKategoriala. Nominal

b. Ordinal

Bukan peringkat

Peringkat dengan interval yang tidak dapat diukur.

Golongan darah, jenis kelamin, agama, suku.

Derajat penyakit, status sosial.

Jumlah, rate, risiko relatif, uji Fisher

Sama dengan nominal, median, uji non-parametrik

Numerika.Interval

b.Rasio

Peringkat dengan interval yang dapat diukur, namun tidak mempunyai titik 0 alamiah.

Sama dengan interval, mempunyai titik 0

Suhu tubuh, koefisien intelegensi.

Penghasilan, berat badan, kadar ureum.

Sama dengan ordinal ditambah mean, simpang baku, uji t, anova regresi-korelasi.

Sama dengan skala interval

Page 28: LBM 2 MP Sgd 20

LBM 2 SGD 20Metodologi Penelitian

28

alamiah.(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro,

Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto)