Learning Isu Uro

11

Click here to load reader

description

urologi

Transcript of Learning Isu Uro

Page 1: Learning Isu Uro

LEARNING ISSUE

Penyusun

Rachmat wiardi (C11.05.0135)

Bertie R. (C11.05.0137)

Siva Amaravathy M. (C11.05.4016)

Preseptor :

Ferry Safriadi dr.,SpU

BAGIAN ILMU BEDAH

SUB BAGIAN BEDAH UROLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RUMAH SAKIT Dr. HASAN SADIKIN

BANDUNG

2007

I.DERAJAT CEDERA URETRA

Page 2: Learning Isu Uro

Berdasarkan Colapinto dan McCollum :

1. Uretra posterior masih utuh dan hanya mengalami peregangan. Foto

uretrogram tidak menunjukkan adanya ekstravasasi bdan uretra hanya

tampak memanjang.

2. Uretra posterior terputus pada perbatasan prostato-membranasea,

sedangkan diafragma urogenitalia masih utuh. Foto uretrogram

menunjukkan ekstravasasi kontras yang masih terbatas diatas

diafragma urogenitalis.

3. Uretra posterior, diafragma urogenitalis dan uretra pars bulbosa

sebelah proksimal ikut rusak. Foto uretrogram menunjukkan

ekstravasasi kontras meluas hingga di bawah diafragma urogenitalia

sampai ke perineum.

Klasifikasi Trauma Uretra

Menurut American Association for the Surgery of Trauma

Grup Deskripsi

1 Contusion

Ditemukan darah di meatus urethra

2 Stretch Injury

Urethra memanjang tanpa ekstravasasi pada urethrography

3 Partial Disruption

Page 3: Learning Isu Uro

Terjadi ekstravasasi kontras di tempat lesi dengan gambaran kontras yang

terlihat di kandung kemih

4 Complete Disruption

Terjadi ekstravasasi kontras di tempat lesi tanpa gambaran kontras yang

terlihat di kandung kemih

5 Complete Disruption

Terjadi pemisahan urethra > 2 cm atau meluas di daerah prostat atau vagina

II.TRAUMA URETRA

Ruptur Uretra Posterior

Anamnesis

pendarahan per-uretram

retensi urin

Pemeriksaan fisik

RT : floating prostate didalam suatu hematom

Ruptur Uretra Anterior

Anamnesis

Pada kontusio uretra, pasien mengeluh adanya pendarahan per-uretram atau

hematuria.

Jika terdapat robekan pada korpus spongiosum, terlihat hematom pada penis atau

robekan pada fascia buck didapatkan hematoma kupu-kupu.

Page 4: Learning Isu Uro

Pasien tidak dapat miksi

III.METODE SISTOTOMI

1. Sistotomi Trokar

Sistotomi trokar tidak boleh dikerjakan pada tumor buli-buli,hematuria yang

belum jelas sebabnya, riwayat pernah menjalani operasi daerah abdomen/pelvis, buli-

buli yang ukurannya kecil atau pasien yang mempergunakn alat protesis pada

abdomen sebelah bawah. Dikerjakan dengan anestesi lokaldan menggunakan alat

trokar.

Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan:

Kain kasa steril

Alat dan obat untuk disinfeksi (yodium povidone)

Kain steril untuk mempersempit lapang operasi

Semprit beserta jarum suntik untuk pembiusan lokal dan jarum yang

telah diisi dengan aquadest steril untuk fiksasi balon kateter.

Obat anestesi lokal

Alat pembedahan minor antara lain pisau,jarum jahit kulit, benang

sutra(zeyde) dan pemegang jarum

Alat trokar dari Campbel atau trokar konvensional

Kateter foley yang ukurannya tergantung pada alat trokar yang

digunakan. Jika menggunakan alat trokar konvensional harus

disediakan kateter nasogastrik no 12.

Page 5: Learning Isu Uro

Kantung penampung urin

Sebelum menjalani tindakan, pasien dan keluarga harus sudah mendapatkan

penjelasan tentang semua aspek mengenai tindakan yang akan dijalaninya dan

kemudian menulis dalam surat persetujuan untuk dilakukan tindakan medik

(informed consent)

Langkah-langkah untuk sistotomi trokar:

Disenfeksi lapangan operasi

Mempersempit lapangan operasi dengan kain steril

Injeksi infiltrasi anestesi lokal dengan lidokain 2% mulai

kulit ,subkutis dan fasia

Insisi kulit suprapubik di garis tengah pada tempat yang paling

cembung `1cm kemudian diperdalam sampai fasia

Dilakukan pungsi percobaan melalui tempat insisi dengan semprit

10cc untuk memastikan tempat kedudukan buli-buli

Alat trokar ditusukkan melalui luka operasi hingga terasa hilangnya

tahanan dari fasia dan otot-otot detrusor.

Alat obturator dibuka dan jika alat itu sudah masuk ke dalam buli-buli

akan keluar urin memancar melalui sheath trokar

Selanjutnya bagian alat trokar yang berfungsi sebagai obturator dan

nsheath dikeluarkan dari buli-buli sedangkan bagian slot kateter

setengah lingkaran tetap ditinggalkan

Page 6: Learning Isu Uro

Kateter foley dimasukkan melalui penuntun slot kateter setengah

lingkaran kemudian balon dikembangkan dengan memakai aquadest

10cc. Setelah diyakinkan balon berada di buli-buli, slot kateter

setengah lingkaran dikeluarkan dari buli-buli dan kateter dihubungkan

ke urin bag

Kateter difiksasikan pada kulit dengan benang sutra dan luka operasi ditutup

dengan kain kasa steril.

2. Sistotomi Terbuka

Sistostomi terbuka dikerjakan jika terdapat kontraindikasi pada tindakan

sistostomi trokar atau tidak tersedia alat trokar.

Dianjurkan melakukan sistostomi terbuka jika terdapat jaringan sikatriks/bekas

operasi di suprasimfisis, sehabis mengalami trauma di daerah panggul yang mencederai

uretra atau buli-buli, dan adanya bekuan darah pada buli-buli yang tidak mungkin

dilakukan tindakan per-uretram. Tindakan ini sebaiknya dikerjakan dengan memakai

anestesi umum.

Teknik

1. Disinfeksi lapangan operasi

2. Mempersempit lapangan operasi dengan kain steril

3. Injeksi anestesi lokal, jika tidak mempergunakan anestesi umum.

4. Insisi vertikal pada garis tengah ± 3-5 cm di antara pertengahan simfisis

dan umbilikus.

Page 7: Learning Isu Uro

5. Insisi diperdalam sampai lemak subkutan hingga terlihat linea alba yang

merupakan pertemuan fasia yang membungkus muskulus rektus kiri dan

kanan. Muskulus rektus kiri dan kanan dipisahkan sehingga terlihat jaringan

lemak , buli-buli dan peritoneum. Buli-buli dapat dikenali karena warnanya

putih dan banyak terdapat pembuluh darah.

6. Jaringan lemak dan peritoneum disisihkan ke kranial untuk memudahkan

memegang buli-buli.

7. Dilakukan fiksasi pada buli-buli dengan benang pada 2 tempat.

8. Dilakukan pungsi percobaan pada buli-buli diantara dua tempat yang

telah difiksasi.

9. Dilakukan pungsi dan sekaligus insisi dinding buli-buli dengan pisau tajam

hingga keluar urine, yang kemudian (kalau perlu) diperlebar dengan

klem. Urine yang keluar dihisap dengan mesin penghisap

10. Eksplorasi dinding buli-buli untuk melihat adanya: tumor, batu, adanya

perdarahan, muara ureter atau penyempitan leher buli-buli.

11. Pasang kateter Foley ukuran 20 F - 24 F pada lokasi yang berbeda dengan

luka operas!

12. Buli-buli dijahit 2 lapis yaitu muskularis-mukosa dan sero-muskularis

13. Ditinggalkan drain redon kemudian luka operasi dijahit lapis demi lapis.

Balon kateter dikembangkan dengan aquadest 10 cc dan difiksasikan ke

kulit dengan benang sutra.

Page 8: Learning Isu Uro

Setiap selesai melakukan kateterisasi uretra ataupun pemasangan kateter suprapubik

harus diikuti dengan pemeriksaan colok dubur.

IV. FIBROSIS

Jaringan fibrosis pada striktur uretra terbentuk dua sampai tiga bulan.