Neoplasma Uro

50
Page 1 ONKOLOGI UROGENITALIA Tumor traktus urogenitalia merupakan keganasan yang sering dijumpai di tempat praktek sehari – hari yang mungkin terlewatkan karena kekurangwaspadaan dokter dalam mengenali penyakit ini. Di antara keganasan urogenitalia, karsinoma kelenjar prostat merupakan keganasan yang angka kejadiannya paling banyak, kemudian disusul oleh keganasan buli – buli. Gejala penting dan sering dianggap remeh oleh pasien adalah hematuria yang berulang. Hematuria ini seringkali sembuh sendiri sehingga pasien enggan untuk mencari pengobatan, padahal tumor tetap tumbuh makin membesar dan mengadakan penyebaran. Keadaan ini menyebabkan pasien datang dalam stadium lanjut. Keganasanan urogenitalia dapat tumbuh di seluruh organ urogenitalia mulai dari ginjal beserta salurannya, ureter, buli – buli, prostat, uretra, testis, dan penis. Semua gambaran/manifestasi klinis tumor urogenitalia tergantung dari letak tumor, stadium, dan penyulit yang disebabkan oleh tumor. Tumor primer yang berada disaluran kemih, sering kali menyebabkan perdarahan (hematuria), membentuk bekuan darah, dan menyebabkan retensi urine. Jika membuntu ureter dapat menimbulkan kolik, hidronerosis, dan kerusakan ginjal. Metastasis pada paru,

Transcript of Neoplasma Uro

Page 1: Neoplasma Uro

Page

1

ONKOLOGI UROGENITALIA

Tumor traktus urogenitalia merupakan keganasan yang sering dijumpai di

tempat praktek sehari – hari yang mungkin terlewatkan karena kekurangwaspadaan

dokter dalam mengenali penyakit ini. Di antara keganasan urogenitalia, karsinoma

kelenjar prostat merupakan keganasan yang angka kejadiannya paling banyak,

kemudian disusul oleh keganasan buli – buli. Gejala penting dan sering dianggap

remeh oleh pasien adalah hematuria yang berulang. Hematuria ini seringkali sembuh

sendiri sehingga pasien enggan untuk mencari pengobatan, padahal tumor tetap

tumbuh makin membesar dan mengadakan penyebaran. Keadaan ini menyebabkan

pasien datang dalam stadium lanjut.

Keganasanan urogenitalia dapat tumbuh di seluruh organ urogenitalia mulai

dari ginjal beserta salurannya, ureter, buli – buli, prostat, uretra, testis, dan penis.

Semua gambaran/manifestasi klinis tumor urogenitalia tergantung dari letak tumor,

stadium, dan penyulit yang disebabkan oleh tumor. Tumor primer yang berada

disaluran kemih, sering kali menyebabkan perdarahan (hematuria), membentuk

bekuan darah, dan menyebabkan retensi urine. Jika membuntu ureter dapat

menimbulkan kolik, hidronerosis, dan kerusakan ginjal. Metastasis pada paru, otak,

tulang dan liver dapat menyebabkan gangguan organ tersebut dan memberikan

manifestasi klinis sesuai dengan gejala organ yang terkena.

Stadium

Untuk mengukur derajat penyebaran tumor ditentukan dalam stadium tumor.

Menurut UICC (Union Internationale Contre le concere) yaitu perhimpunan kanker

dunia, tingkat invasi tumor dinyatakan dalam sistem TNM atau Tumor Nodul

Metastasis.

T adalah tingkat pertumbuhhan tumor di dalam organ atau tingkat penyebaran

tumor ke organ sekitarnya. T diberi tanda dari T0 sampai T4

Page 2: Neoplasma Uro

Page

2

N berarti penyebaran tumor secara limfogen. Terdapatnya penyebaran secara

limfogen ini dinilai dari adanya pembesaran limfonudi yang mengandung sel – sel

ganas. N diberi tanda dari N0 sampai N3

M berarti penebaran secara hematogen ke organ – organ lain yang ltekanya

berjauhan dari tumor primer. M diberi tanda M0 jika tidak dijumpai adanya matstasis

dan M1 jika sudah terdapat metastasis secara hematogen.

Pada penulisannya, stadium tumor dinyatakan sebagai T0-4, N0-3, dan M0-1

sedangkan jika luas invasi atau ekstensi tumor belum dapat ditentukan dalam

penulisannya jika luas invasi atau ekstensi tumor belum dapat ditentukan dalam

penulisannya dinyatakan dalam x, yaitu Tx, Nx, atau Mx.

Derajat diferensiasi sel (Grading)

Penentuan derajat diferensiasi sel tumor ditentukan berdasarkan atas

pemeriksaan histopatologi:

G1 : diferensiasi sel baik

G2 : diferensiasi sel sedang

G3 : diferensiasi sel jelek

Pemeriksaan Patologi

Pemeriksaan ini terdiri atas pemeriksaan sitopatologi dan histopatologi.

Pemeriksaan sitopatologi sering dikerjakan melalui pemeriksaan sitologi urine dan

sitologi yang diperoleh dari FNAB (Fine needle aspiration biopsy) atau biopsy

aspirasi jarum halus (BAJAH). Dari pemeriksaan ini dapat diketahui perubahan

morfologi sel yang diperiksa, yakni telah berubah menjadi sel ganas atau tidak.

Bahan untuk pemeriksaan histopatologi didapatkan dari biopsy jaringan atau

specimen hasil operasi yang secara lengkap disebutkan tentang ganas tidaknya

jaringan yang diperiksa, jenis histopatologinya, stadium patologi (pT), dan greding

(derajat diferensiasi) tumor. Hasil pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan baku

emas (gold standard) dalam penegakan diagnosis suatu keganasan

Page 3: Neoplasma Uro

Page

3

I. TUMOR GINJAL

Kanker ginjal adalah merupakan suatu keganasan pada perenkin ginjal

yang berasal dari tubulus proksimal ginjal. Kanker ginjal merupakan tumor

urogenetalia nomor tiga terbanyak setelah tumor prostat dan tumor kandung

kemih. Semakin meluasnya penggunaan ultrasound abdomen sebagai salah

satu pemeriksaan screening (penyaring) diberbagai klinik rawat jalan, makin

banyak ditemukan kasus tumor ginjal yang masih stadium awal.

Anatomi Sistim Urinaria

1. Klasifikasi.

Ginjal terdiri atas parenkin ginjal dan sistim saluran ginjal yaitu system

pelvikalises. Kedua bagian ginjal itu beisa terserang tumor jinak maupun

tumor ganas dengan gambaran klinis dan prognosis yang berbeda-beda.

Tumor ginjal dapat berasal dari tumor primer di ginjal ataupun

merupakan tumor sekunder yang berasal dari metastasis keganasan dari

Page 4: Neoplasma Uro

Page

4

tempat lain. Tumor ginjal primer dapat mengenai parenkin ginjal maupun

mengenai suistem saluran ginjal. Selain tumor ganas bebera[pa tumor jinak

dapat mengenai ginjal.

1) Harmatoma Ginjal

a. Pengertian

Harmatoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor jinak

ginjal yang terdiri dari komponen lemak, pembuluh darah, damn otot

polos. 50% dari hermatoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis

atau penyakit Bournville, yaitu suatu kelainan bawaan yang ditandai

dengan retardasi mental, epilepsy, adenoma sebaseum dan terdapat

harmatoma di retina, paru, hepar, tulang, pancreas dan ginjal. Tumor

ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria dengan

perbandingan 4 : 1.

b. Gambaran klinis

a) Nyeri pinggang

b) Hamaturia

c) Gejala obstruktif saluran kemih bagian atas

Tumor ginjal

Korteks ginjal

Sistim saluran

Jinak

Ganas

Jinak

Ganas

AdenomaLipoma

HarmatomaOnkotitoma

Adenoma karsinomaNefroblastoma

Papiloma

Tumor pelvis renalis

Page 5: Neoplasma Uro

Page

5

d) Terdapat perdarahan rongga reproperitoneal

c. Pencitraan.

Karena banyak mengandung komponen lemak inilah yang

membedakan hamartoma dengan adenoma karsinoma ginjal ; sehingga

pada ultrasonografi akan terlihat gambaran hiperekoik dan jika

dikonfirmasikan dengan CT scan tampak area yang menunjukkan

densitas negative. Gambran ini patognomonis untuk suatu hamartoma.

d. Terapi.

Tumor kecil dan tanpa menimbulkan keluhan tidak perlu diobati.

Hanya saja memerlukan evaluasi berkala yang teratur untuk

mengetahuim perkembangan besarnya masa tumor. Jika tumor menjadi

semakin besar, dan sangat mengganggu perlu dipertimbangkan untuk

tindakan nefrektomi.

2) Adenoma Karsinoma Ginjal

a. Pengertian.

Adenoma karsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkin ginjal

yang berasal dari tubulus proksimal ginjal. Tumor ini dikenal dengan

nama Tumor Grawis, Hipernefroma, Karsinoma sel ginjal, atau

internist tumor.

Tumor ini merupakan 3% dari keseluruhan keganasan pada

orang dewasa. Penemuan kasus baru meningkat setelah

diketemukannya alat bantu diagnose USG dan CT scan. Angka

kejadian pada pria lebih banyak dari pada wanita dengan perbandingan

2 : 1. Meskipun tumor ini banyak diderita oleh usia lanjut ( setelah 40

tahun ), tetapi dapat pula menyerang usia yang lebih muda. Kejadian

tumor pada kedua sisi (bilateral) terdapat 2% pada kasus.

b. Etiologi

Banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya

adenoma karsinoma ginjal, tetapi sampai saat ini belum ditemukan

Page 6: Neoplasma Uro

Page

6

agen yang spesifik sebagai penyebab. Merokok merupakan faktor

resiko yang paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal. Meskipun

belum ada bukti yang kuat, diduga kejadian kanker ginjal berhubungan

dengan konsumsi kopi, obat-oabatan jenis analgetik dan pemberian

estrogen.

c. Patologi

Tumor berasal dari tubulus proksimal ginjal yang mula-mula

berada didalam korteks, dan kemudian menebus kapsul ginjal.

Beberapa jenis tumor bisa berasal dari tubulus distal maupun duktus

kologentes. Biasanya tumor ini disertai dengan pseudokapsul yang

terdiri atas parenkin ginjal yang tertekan oleh jaringan tumopr dajn

jaringan fibrosa. Tidak jarang ditemukan kista yang berasal dari tumor

yang mengalami nekrosis dan diresorbsi. Fasia gerota merupakan

barier yang menahan penyebaran tumor ke organ sekitarnya.

Pada irisan tampak berwarna kuning sampai oranye ; sedangakna

pada gambran histopatologik terdapat berbagai, yakni clear cell,

granular, sarkomatoid, papiler, dan bentuk campuran.

d. Stadium

Robson membagi derajad invasi adenokarsinoma ginjal dalam 4

stadium :

a) Stsdium I : Tumor masih terbatas didalam ginjal dengan fasia

gerota masih utuh.

b) Stadium II : Invasi ke jaringan lemak perineal dengan fasia gerota

masih utuh.

c) Stadium III : Invasi vena renalis / vena kava atau limfonudi

regional.

d) Stadium IV : Ekstensi ke organ sekitar / metastasia jauh usus.

Page 7: Neoplasma Uro

Page

7

e. Gejala dan tanda klinis.

Didapatkan ketiga tanda trias klasik berupa : nyeri pinggang,

hematuria, dan massa pada pinggang merupakan tanda tumotr

dalam stadium lanjut. Nyeri terjadi akibat invasi tumor kedalam

organ lain, sumbatan lairan urine, atau massa tumor yang

menyebabkan peregangan kapsula fibrosa giinjal.

Febris disebabkan karena nekrosis tumor atau terbebasnya pirogen

endogen oleh tumor ginjal. Hipertensi yang mungkin disebabkan

karena oklusi vaskuler akibat penekanan oleh tumor. Terjadinya

A-V ( artei venous ) shunting pada massa tumor, atau hasil

produksi subtansi resort oleh tumor.

Anemia karena perdarahan intra tumoral.

Varikokel akut yang tidak mengecil dengan posisi tidur. Varikokel

ini terjadi akibat obstruksi vena spermatika iterna karerna terdesak

oleh tumor ginjal atau tersumbat oleh thrombus sel-sel tumor.

Tanda-tanda mentastasis ke paru atau hepar. Kadang-kadang

didapatkan sindroma paraneoplastik yang terdiri

(1). Sindroma staufer ( penurunan fungsi lever yang tidak ada

hubungannya dengan metastasis pada hepar dengan disertai

nekrosis pada berbagai area pada liver).

Page 8: Neoplasma Uro

Page

8

(2) Hiperkalsemia (terdapat pada 10% kasus kanker ginjal).

(3) Polisitemia akibat peningkatan produksi eritropoitin oleh

tumor.

(4) Hipertensi akibat meningkatnya kadar renin

2. Etiologi Kanker Ginjal

Penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor lingkungan

dan genetic yang menjadi predisposisi terbentuknya karsinoma sel ginjal,

meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Merokok.

b. Obesitas. Menjadi faktor resiko, terutama pada wanita, BB meningkat,

memiliki hubungan linear dengan meningkatkan resiko.

c. Hipertensi dikaitkan dengan peningkatan insiden karsinoma sel ginjal.

d. Penyakit kistik ginjal pada pasien yang menjalani dialysis ginjal jangka

panjang. Hal ini predisposisi untuk kanker sel ginjal.

e. Tranplantasi ginjal. Presdisposisi pada peneriman tranplantasi ginjal.

f. Penyakit sindrom von Hippel-Lindau (PHL) merupakan penyakit bawaan

terkait dengan karsinoma ginjal.

3. Patofisiologi.

Jaringan asal untuk karsinoma sel ginjal adalah epitel tubulus proksimal

ginjal. Kanker ginjal bisa terjadi secara herediter atau non herediter. Keduany

member bentuk yang berhubungan dengan perubahan struktur dari kromoson.

Studi genetika kanker ginjal menyebabkan cloning gen yang menghasilkan

perubahan formasi tumor.

Setidaknya terdapat 4 sindrom genetic yang terkait dengan karsinoma

sel ginjal.

a. Sindrom von Hipel-Lindau (PHL).

b. Hedertari papilari renal karsinoma (HPRC).

c. Onkosit ginjal familian (FRO) Associated with Birt-Hogg-Dube syndrome

(BHDS).

Page 9: Neoplasma Uro

Page

9

d. Karsinoma ginjal herediter.

Penatalaksanaan :

Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah

kontralateral normal, dilakukan nefrektomi radikal. Pembedahan ini kadang

kala diawali dengan pemberian sitostatika atau radiasi (Basuki, 2003).

1. Sitostatika. Pemberian sitostatika dimulai sebelum pembedahan dan

dilanjutkan beberapas eri setelah pembedahan dengan memberikan hasil

yang cukup memuaskan. Sitostatika yang dipergunakan adalah kombinasi

dari Actinomisin D dengan Vincristine.

2. Radiasi Eksterna. Tumor Wilm memberikan respon yang cukup baik

terhadap radioterapi (bersifat radiosensitif). Radiasi diberikan sebelum atau

setelah operasi dan kadang kala diberikan berselingan dengan sitostatika

sebagai terapi sandwich (Basuki, 2003).

3. Nefrektomi radikal merupakan terapi terpilih apabila tumor belum

melewati garis tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran

kelenjar limf retroperitoneal total tidak perlu dilakukan, tetapi biopsi

kelenjar di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan.

Pada pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena

kemungkinan lesi bilateral cukup tinggi (sampai 10%). Apabila ditemukan

penjalaran tumor ke v. Kava, tumor tersebut harus diusahakan diangkat.

Pada waktu pembedahan harus diusahakan agar tidak terjadi penyebaran

untuk mencegah kenaikan tingkat keganasan klinis. Pada awal pembedahan

v. Renalis dan v. Kava sebaiknya ditutup dengan klem, sebelum

memanipulasi ginjal yang kena tumor. Pada tumor bilateral harus dilakukan

pemeriksaan patologi dengan biopsi jarum untuk menentukan diagnosa dan

perangai histologik. Apabila termasuk golongan prognosis baik, dapat

diberikan kemoterapi disusul dengan nefrektomi parsial. Kalau termasuk

Page 10: Neoplasma Uro

Page

10

golongan prognosis buruk harus dilakukan nefrektomi bilateral, kmoterapi

dan radiotrapi kemudian dialisis atau transplantasi ginjal (De Jong, 2000).

Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif. Akan tetapi

radioterapi dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit

jantung, paru dan hati. Oleh karena itu radioterapi hanya diberikan pada

penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis buruk

atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan

radioterapi (De Jong, 2000).

Tumor Wilms merupakan tumor yang kemosensitif terhadap beberapa

obat anti tumor, seperti aktinomisin D, vinkristin, doksorubisin,

siklofosfamid dan sisplatin. Biasanya kemoterapi diberikan prabedah selama

4 – 8 minggu. Dengan terapi kombinasi seperti di atas dapat dicapai

kelanjutan hidup lebih dari 90% dan bebas penyakit 85%. Pada tumor

bilateral, kelanjutan hidup 3 tahun adalah 80% (De Jong, 2000).

Page 11: Neoplasma Uro

Page

11

II. TUMOR URETER

Seperti pada tumor urotelim yang lain sebagian besar tumor ganas ureter merupakan

karsinoma sel transisional.

Gejala klinis

Gejala yang dikeluhkan adalah nyeri pinggang, hematuria kambuhan, atau

gejala akibat obstruksi oleh tumor. Lebih dari 10% pasien tumor ureter tidak pernah

mengeluh dan secara kebetulan diketemukan pada pemeriksaan IVU atau uji skrening

dengan ultrasonografi. Pada pemeriksaan IVU didapatkan filling defect di dalam

lumen ureter, kadang – kadang terdapat hidronefrosis atau ginjal non vizualised , dan

dalam keadaan ini diagnosis ditegakkan dengan melakukan pielografi retrograd.

Sitologi urine diambil urine langsung dari ureter dengan memakai kateter

ureter dan kadang dilakukan biopsi dengan alat brush biopsy. Pemakaian ureteroskopi

lebih dianjurkan untuk melihat langsung tumor ureter dan sekaligus melakukan

biopsi.

Terapi

Terapi yang dipilih adalah nefroureterektomi yaitu mengangkat ginjal, ureter

beserta cuff buli – buli sebanyak 2 cm di sekeliling muara ureter.

Page 12: Neoplasma Uro

Page

12

III.TUMOR PELVIS RENALIS

Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis

histopatologisnya tumor ini dibedakan dalam dua jenis yaitu:

1. Karsinoma sel transitional

2. Karsinoma sel skuamosa.

Seperti halnya mukosa yang terdapat pada kaliks, ureter, buli – buli, dan uretra

proksimal, pielum juga dilapisi oleh sel – sel transisional dan mempunyai

kemungkinan untuk menjadi karsinoma transisional. Karsinoma sel transisional ini

dapat timbul secara bersamaan pada organ – organ tadi. Karsinoma sel skuamosa

biasanya merupakan metaplasia sel – sel pelvis renalis karena adanya batu yang

menahun pada pelvis renalis.

Gambaran klinis

Yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah kencing darah (80%),

kadang – kadang disertai dengan nyeri pinggang, dan teraba massa pada pinggang,

keadaan tersebut disebabkan oleh massa tumor atau akibat obstruksi oleh tumor yang

menimbulkan hidronefrosis.

Pada pemeriksaan IVU terdapat filling defect yang Nampak seolah – olah

seperti batu radiolusen, tuberkuloma, atau hemangioma pada pielum ginjal. Untuk itu

bantuan ultrasonografi atau CT Scan dapat membedakannya.

Pemeriksaan sitolog urine dengan mengambil cotoh urine langsung ke dalam

pielum melalui kateter ureter. Melalui alat ureterorenoskopi dapat dilihat langsung

keadaan pielum. Jika dicurigai ada massa pada pielum diambil contoh jaringan untuk

pemeriksaan histopatologi.

Terapi

Tumor ini kurang memberikan respon pada pemberian sitostatika maupun

radiasi eksterna. Terapi yang paling baik untuk tumor ini pada stadium awal adalah

nefrouretektomi dengan mengambil cuff dari buli – buli.

Page 13: Neoplasma Uro

Page

13

IV.KARSINOMA PROSTAT

Etiologi

Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab timbulnya adema karsinoma prostat

adalah:

1. Predisposisi genetik

2. Pengaruh hormonal

3. Diet

4. Pengaruh lingkungan

5. Infeksi.

Kemungkinan untuk menderita kanker prostat menjadi dua kali jika saudara laki –

lakinya menderita penyakit ini. Kemungkinannya naik menjadi lima kali jika ayah

dan saudaranya juga menderita. Kesemuanya itu menunjukkan adanya faktor gentika

yang melandasi terjadinya kanker prostat.

Diet yang banyak mengandung lemak, susu yang berasal dari binatang, daging

merah (red meat), dan hati diduga meningkatkan kejadian kanker prostat. Bebrapa

nutrisi diduga dapat menurunkan insidens kanker prostat, di antaranya adalah:

vitamin A, beta karoten, isoflavon atau fitoestrogen yang banyak terdapat pada

kedelai, likofen (antioksidan karotenoid yang banyak terdapat pada tomat), selenium

(terdapat pada ikan laut, daging, biji – bijian), dan vitamin E. kebiasaan merokok dan

paparan bahan kimia kadmium (Cd) yang banyak terdapat pada alat listrik dan baterei

berhubungan erat dengan timbulnya kanker prostat.

Page 14: Neoplasma Uro

Page

14

Patologi

Kemungkinan tahapan patogenesis kanker adalah: kelenjar prostat normal PIN

(prostate Intraepithelial neoplasia karsinoma prostat karsinoma prostat

stadium lanjut karsinoma prostatmetastasisi HRPC (hormone refractory

prostate cancer). Jenis histopatologis karsinoma prostat sebagian besar adalah adeno-

karsinoma. Kurang lebih 75% terdapat pada zona perifer prostat dan 15 – 20%

terdapat pada zona sentral dan zona transisional.

Penyebaran

Tumor yang berada pada kelenjar prostat tumbuh menembus kapsul prostat

dan mengadakan infiltrasi ke organ sekitarnya. Penyebaran secara limfogen melalui

kelenjar limfe pada daerah pelvis menuju kelenjar limfe retroperitoneal dan

penyebaran secara hematogen melalui vena vertebralis menuju tulang – tulang pelvis,

femur sebelah proksimal, vertebra lumbalis, kosta, paru, hepar dan otak.

Matastatis ke tulang pada umumnya merupakan proses osteoblastik, meskipun

kadang – kadang bisa juga terjadi proses osteolitik.

Gambaran Klinis

Pada kanker prostat stadium dini, sering kali tidak menunjukkan gejala atau

tanda klinis. Tanda itu biasanya muncul setelah kanker berada pada stadium yang

lebih lanjut. Kanker prostat stadium dini biasanya diketemukan pada saat

diketemukan adanya peningkatan kadar penanda tumor PSA (prostate specific

antigens) pada saat pemeriksaan laboratorium. Kurang lebih 10% pasien yang datang

berobat ke dokter mengeluh adanya gangguan saluran kemih berupa kesulitan miksi,

nyeri kencing atau hematuria yang menandakan bahwa kanker telah menekan uretra.

Meskipun jarang, kanker dapat menekan rektum dan menyebabkan keluhan

buang air besar. Kanker prostat yang sudah mengadakan metastasis ke tulang

memberikan gejala nyeri tulang, fraktur pada tempat metastasis, atau kelainan

neurologis jika metastasis pada tulang vertebra.

Pemeriksaan fisik yang penting adalah melakukan colok dubur. Pada stadium

dini seringkali sulit untuk mendeteksi kanker prostat melalui colok dubur sehingga

Page 15: Neoplasma Uro

Page

15

harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi transrektal (TRUS). Kemamuan

TRUS dalam mendeteksi kanker prostat dua kali lebih baik daripada colok dubur.

Jika di curigai ada area hipoekoik selanjutnya dilakukan biopsi transektal pada area

tersebut dengan bimbingan TRUS.

CT scan diperiksa jika dicurigai adanya metastasis pada limponudi, dan MRI dalam

menentukan luas ekstensi tumor ke ekstrakapsuler atau ke vesikula seminalis.

Terapi

1. Observasi

Untuk pasien dalam stadium T1 dengan umur harapan hidup kurang dari 10

tahun

2. Prostatektomi radikal

Berupa pengangkatan kelenjar prostat bersama dengan vesika seminalis

3. Radiasi

Biasanya didahului dengan limfadenektomi.

4. Terapi hormonal

Berdasarkan atas konsep dari Hugins yaitu: sel epitel prostat akan mengalami

atropi jika sumber androgen ditiadakan, dengan cara:

a. Orkidektomi: menghilangkan sumber androgen dari testis

b. Estroge: anti androgen

c. LHRH agonis: kompetisi dengan LHRH

d. Antiandrogen non steroid: menghambat sintesa androgen

e. Antiandrogen steroid: menghambat aktifitas androgen

f. Blokade androgen total: menghilangkan sumber androgen dari testis

maupun dari kelenjar suprarenal.

Page 16: Neoplasma Uro

Page

16

V. TUMOR TESTIS

Etiologi

Penyebab tumor testis belum diketahui dengan pasti, tetapi terrdapat bebrapa faktor

yang erat kaitannya dengan peningkatan kejadian tumor testis antara lain :

1. Maldesensus testis

2. Trauma testis

3. Atrofi atau infeksi testis

4. Pengaruh hormon.

Kriptorkismus merupakan faktor resiko timbulnya karsinoma testis. Dikatakan bahwa

7-10% pasien karsinoma testis, menderita kriptorkismus. Proses tumorigenesis pasien

meldesensus 48 kali lebih banyak daripada testis normal. Meskipun sudah dilakukan

orkidopeksi, resiko timbulnya degenasi maligna masih tetap ada.

Klasifikasi

Sebagian besar (± 95%) tumor testis pimer, berasal dari sel germinal sedangkan

sisanya berasal dari non germinal. Tumor germinal testis terdiri atas seminoma dan

non seminoma. Seminoma berbeda sifat – sifatnya dengan non seminoma, antara lain

sifat keganasannya, respon terhadap radioterapi dan prognosis tumor.

Tumor yang bukan berasal dari sel – sel germinal atau non germinal

diantaranya adalah tumor sel leyding, sel sertoli, dan gonadoblastoma. Pembagian

tumor testis dapat dilihat pada gambar 15-9.

Page 17: Neoplasma Uro

Page

17

Karsinoma sel embrionel Korio karsinomaTeratomaTumor yolk sac

SpermatosistikAnaplastikKlasik

Tumor sel leyding Tumor sel sertoliGonadoblastoma

Limfoma Leukemia infiltratif

Seminoma

Non seminoma

Non germinal

Germinal

Primer

Sekunder

Tumor ganasTestis

Selain daripada di dalam testis, tumor sel germinal juga bisa berada di luar testis

sebagai extragonadol germ cell tumor antara lain dapat berada di mediastinum,

retroperitoneum, daerah sakrokoksigeus, dan glandula pineal.

Gambar : Klasifikasi tumor testis

Penyebaran

Tumor testis pada mulanya berupa lesi intrtestikuler yang akhirnya mengenai seluruh

parenkim testis. Sel – sel tumor kemudian menyebarke rete testis, epididimis,

funikulus spermatikus, atau bahkan ke kulit skrotum. Tunika albuginea merupakan

barier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga

kerusakan tunika albuginea oleh invasi tumor membuka peluang sel –sel tumor untuk

menyebar keluar testis.

Kecuali korio karsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh limfe menuju ke

kelenjar limfe retroperitoneal (para aorta) sebagai stasiun pertama, kemudian menuju

ke kelenjar limfe mediastinal dan supraklavikula, sedangkan korio karsinoma

menyeba secara hematogen ke paru, hepar, dan otak.

Page 18: Neoplasma Uro

Page

18

Gambaran Klinis

Pasien biasanya mengeluh adanya pembesaran testis yang seringkali tidak nyeri.

Namun 30% mengeluh nyeri dan terasa berat pada kantung skrotum, sedang 10%

mengeluh nyeri akut pada skrotum. Tidak jarang pasien mengeluh karena merasa ada

massa di perut sebelah atas (10%) karena pembesaran kelenjar para aorta, benjolan

pada kelenjar leher, dan 5% pasien mengeluh adanya ginekomastia. Ginekomastia

adalah manifestasi dari beredarnya kadar β HCG di dalam sirkulasi sistemik yang

banyak terdapat pada koriokarsinoma.

Pada pemeriksaan fisis testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri pada palpasi,

dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi. Diperhatikan adanya infiltrasi tumor

pada funikulus atau epididimis. Perlu dicari kemungkinan adanya massa di abdomen,

benjolan kelenjar supraklavikuler, ataupun ginekomastis.

Penatalaksanaan

jenis seminoma dilakukan radiasi, pada non seminoma yang belum melewati stadium

III dilakukan pembersihan kelenjar retroperitonial.

Page 19: Neoplasma Uro

Page

19

VI.TUMOR PENIS

Tumor ganas yang terdapat pada penis terdiri atas:

1. Karsinoma sel basal

2. Melanoma

3. Tumor mesenkim

Dan yang paling banyak dijumpai adalah karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel

skuamosa ini berasal dari kulit prepusium, glans, atau shaft (batang) penis.

Etiologi

Dari berbagai penelitian di ketemukan adanya hubungan antara kejadian karsinoma

penis dengan higiene penis yang kurang bersih. Hal ini di duga karena iritasi smegma

mengakibatkan smegma mengakibatkan inflamasi kronis sehingga merangsang

timbulnya keganasan penis. Sirkumsisi yang dilakukan pada masa anak atau bayi

akan memperkecil kejadian karsinoma penis dikemudian hari. Kejadian karsinoma ini

meningkat pada pria atau suku bangsa yang tidak menjalani sirkumsisi, antara lain

india, cina dan afrika.

Perjalanan penyakit

Karsinoma penis pada stadium awal berupa bentukan tumor papiler, lesi eksifitik, lesi

datar, atau lesi ulseratif. Tumor kemudian membesar dan merusak jaringan sekitarnya

kemudian mengadakan invasi limfogen ke kelenjar limfe inguinal dan selanjutnya

menyebar ke kelenjar limfe di daerah pelvis hingga subklavia. Fasia buck berfungsi

Page 20: Neoplasma Uro

Page

20

sebagai barier (penghambat) dalam penyebaran sel –sel kanker penis; sehingga jika

fasie ini telah terinfiltrasi oleh tumoe, sel kanker mmejadi lebih mudah mengadakan

invasi hematogen.

Stadium

Jackson (1966) membagi stadium karsinoma penis sebagai berikut:

I. Tumor terbatas pada glans penis atau prepusium

II. Tumor sudah mengenai batang penis

III. Tumor terbatas pada batang peni tetapi sudah di dapatkan metastasis pada

kelenjar limfe inguinal

IV. Tumor sudah melampaui batang penis dan kelenjar limfe inguinal sudah

tak dapat di operasi (inoperable) atau telah terjadi metastasis jauh.

Gambaran Klinis

Lesi primer berupa tumor yang kotor, berbau dan sering mengalami infeksi, ulserasi

serta perdarahan. Kadang-kadang didapat pembesaran kelenjar limfe inguinal yang

nyeri karena infeksi.

Diagnosis

Ditegakkan melalui pemeriksaan patologi dari biopsi pada lesi primer, sedangkan

untuk pencitraan dibutuhkan guna menentukan penyebaran tumor ke organ lain.

Terapi

1. Menghilangkan lesi primer

a. Sirkumsisi

Ditujukan untuk tumor-tumor yang masih berbatas pada prepusium penis

b. Penektomi parsial

Pengangkatan tumor beserta jaringan sehat sepanjang ±2cm dari batas

proksimal tumor

c. Penektomi total dan uretrostomi perineal

Ditujukan untuk tumor yang terletak di sebelah proksimal batang penis

d. Terapi laser dengan Nd:YAD

e. Terapi topikal dengan kemoterapi

Page 21: Neoplasma Uro

Page

21

Memakai krim5 fluoro urasil 5% untuk tumor kasinoma in situ atau

eritroplasia

f. Radiasi

2. Terapi kelenjar limfe regional (inguinal)

Pembesaran kelenjar limfe disebabkan karena reaksi inflamasi akibat infeksi

pada lesi primer, apalagi pada tumor yang masih stadium dini. Beberapa ahli

menganjurkan untuk pemberian antibiotika selama 4-6 minggu. Namun jika

masih tetap membesar, dilakukan diseksi kelenjar limfe inguinal bilateral.

Page 22: Neoplasma Uro

Page

22

VII. KARSINOMA BULI-BULI

Kanker buli – buli adalah kanker yang mengenai organ buli – buli (kandung

kemih). Buli – buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang

berasal dari ginjal. Jika buli – buli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.

Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung

kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing

warna merah terus.

A. Etiologi

Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian

telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko yaitu :

a. Usia, resiko terjadinya kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan

usia

b. Merokok. Merupakan faktor resiko yang utama. Rokok mengandung amin

aromatic dan nitrosamine yang merupakan jenis hidrokarbon didalam TAR. Zat

ini akan meningkatkan resiko terkena kanker buli.

c. Lingkungan pekerjaan , beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk

menderita kanker ini karena ditempatnya bekerja ditemukan bahan – bahan

karsinogenik ( penyebab kanker ). Misalnya pekerja industry karet, KIMA, dll

d. Pria , memiliki resiko 2 – 3 kali lebih besar.

e. Riwayat keluarga , orang – orang yang keluarganya ada yang menderita kanker

kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti

sedang mempelajari adanya perubahan Gen tertentu yang mungkin meningkatkan

resiko terjadinya kanker ini.

B. Patofisiologi

Batu saluran kemih adalah agregat polikristal yang terdiri dari sejumlah

kristaloid dan matrik organik. Pembentukan batu membutuhkan suasan urin yang

tersupersaturasi. Supersaturasi tergantung pada Ph, kekuatan ion, konsentrasi solute

dan komplekasi. Konstituen urin bisa berubah sedemikian rupa dari kondisi asam

Page 23: Neoplasma Uro

Page

23

pada pagi hari ke akalis setelah makan. Kekuatan ion ditentukan terutama oleh

konsentrasi relatif ion monovalen. Pada saat kekuatan ion meningkat, koefisien

aktivitasnya menurun. Koefisien aktivitas merefleksikan keberadaan ion tertentu.

Tori nukleasi menyatakan bahwa batu saluran kemih berasal dari kristal atau

benda asing yang terendam dalam urin tersuperaturasi. Teori ini ditentang oleh

argumen- argumen yang memiliki dasar yang sama didengarnya. Batu tidak selalu

terbentuk pada pasien dengan hiperekskretor atau mereka yang memiliki resiko

dehidrasi. Demikian juga urin tampung 24 jam penderita batu adalah normal dalam

hal konsentrasi ion untuk terjadinya pembentukkan batu. Teori inhibitor kristal

mengklaim bahwa batu terbentuk karena tidak adanya atau rendahnya konsentrasi

Inhibitor baru separti magnesium, sitrat, pirofosfat, asam glikoprotein dan sejumlah

logam- logam trace. Teori ini tidak cukup valid dengan adanya kenyataan bahwa pada

banyak orang dengan kekurangan bahan- bahan Inhibitor tersebut masih terjadi

pembentukkan batu atau sebaliknya pada orang yang berlimpah malah didapatkan

batu.

E. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala Ca Buli – buli yaitu :

a. Kencing campur darah yang intermitten

b. Merasa panas waktu kencing

c. Merasa ingin kencing

d. Nyeri suprapubik yang constan

e. Panas badan dan merasa lemah

f. Nyeri pinggang karena tekanan saraf

g. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis

Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis)

dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika

dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.

F. Pemeriksaan Penunjang

Page 24: Neoplasma Uro

Page

24

a. Pemeriksaan laboratorium. Kelainan yang ditemukan biasanya hanya

ditemukannya darah dalam air kemih. Tanda adanya anemia dapat dijumpai bila

terjadi perdarahan yang umumnya terjadi pada tumor yang sudah lanjut atau dapat

pula ditemukan tanda adanya gangguan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar

ureum dan kreatinin dalam darah yang terjadi bila tumor tersebut menyumbat

kedua muara ureter (saluran kemih).

b. Pemeriksaan Radiologi. Pemeriksaan Foto Polos Perut dan Pielografi Intra Vena

(PIV) digunakan sebagai pemeriksaan baku pada penderita yang memiliki

persangkaan keganasan saluran kemih termasuk juga keganasan buli-buli. Pada

pemeriksaan ini selain melihat adanya filling defect (kelainan) pada buli-buli juga

dapat mengevaluasi ada tidaknya gangguan pada ginjal dan saluran kemih yang

disebabkan oleh tumor buli-buli tersebut. Jika penderita alegi terhadap zat yang

digunakan pada pemeriksaan PIV, maka dapat dilakukan pemeriksaan

ultrasonografi (USG). Foto toraks (rongga dada) juga perlu dilakukan untuk

melihat ada tidaknya metastasis ke paru-paru.

c. Sistoskopi dan biopsy. Pemeriksaan sistoskopi (teropong buli-buli) dan biopsi

mutlak dilakukan pada penderita dengan persangkaan tumor buli-buli, terutama

jika penderita berumur 40-45 tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada

atau tidaknya tumor di buli-buli sekaligus dapat dilakukan biopsi (pengambilan

jaringan tumor) untuk menentukan derajat infiltrasi tumor yang menentukan

terapi selanjutnya. Selain itu pemeriksaan ini dapat juga digunakan sebagai

tindakan pengobatan pada tumor superfisial (permukaan ).

G. Penatalaksanaan

a. Operasi. Operasi kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih

atau hanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya

melalui sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat

yang sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru. Angka kekambuhan

bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung

kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini bisa

Page 25: Neoplasma Uro

Page

25

digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat

diangkat melalui sistoskopi. Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah

menembus dinding kandung kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan

sistoskopi. Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung

kemih (sistektomi). Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk

mengetahui apakah kanker telah menyebar atau belum.Terapi penyinaran saja

atau dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker. Jika

kandung kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang

air kemih.Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma)

melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop. Selanjutnya

air kemih dikumpulkan dalam suatu kantong. Cara untuk mengalihkan air kemih

pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2

kategori.

b. Radioterapy.

Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-

IV dan stage B2-C.

Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads.

Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks

dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi

radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu.

c. Chemoterapi. Obat-obat anti kanker :

- Citral, 5 fluoro urasil

- Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif.

5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang

paling sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai

pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam

sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-buli

selama dua jam.

Page 26: Neoplasma Uro

Page

26

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama . (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)

Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada benjolan pada abdomen

sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri diseluruh tubuh terutama dipinggang.

b. Riwayat kesehatan sekarang. (riwayat penyakit yang diderita pasien saat

masuk rumah sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK dan terasa nyeri

sera sulit BAB.

c. Riwayat kesehatan yang lalu. (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain

yang pernah diderita oleh pasien). Tidak ada riwayat penyakit jantung, paru,

ahti, limfe dan hipertensi. Tapi sebelumnya pasien ada riwayat penyakit tumor

di rahim dan telah menjalani pengobatan.

d. Riwayat kesehatan keluarga. (adakah riwayat penyakit yang sama diderita

oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat

genetis maupun tidak). Keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit kanker ini

maupun kanker lainnya.

2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi, tampak warna kencing campur darah, pemebesaran suprapubic bil

atumor sudah besar.

b. Palpasi, teraba tumor 9masa) suprapubic, pmeriksaan bimaual teraba tumpr

pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan

kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan

kematian, pemisahan dengan keluarga

Page 27: Neoplasma Uro

Page

27

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan

jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,

inflamasi), efek samping therapi kanker

3. Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi

khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya

rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol

nyeri

4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan

kognitif.

C. Intervensi Keperawatan

1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan

kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan

kematian, pemisahan dengan keluarga

Tujuan :

· Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

· Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

· Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam

pengobatan.

INTERVENSI RASIONAL

a. Tentukan pengalaman klien

sebelumnya terhadap penyakit yang

dideritanya.

b. Berikan informasi tentang

prognosis secara akurat.

a.Data-data mengenai pengalaman

klien sebelumnya akan memberikan

dasar untuk penyuluhan dan

menghindari adanya duplikasi.

b. Pemberian informasi dapat

membantu klien dalam memahami

Page 28: Neoplasma Uro

Page

28

c. Beri kesempatan pada klien untuk

mengekspresikan rasa marah, takut,

konfrontasi. Beri informasi dengan

emosi wajar dan ekspresi yang

sesuai.

d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan

efek samping. Bantu klien

mempersiapkan diri dalam

pengobatan.

e. Catat koping yang tidak efektif

seperti kurang interaksi sosial,

ketidak berdayaan dll.

f. Anjurkan untuk mengembangkan

interaksi dengan support system.

g. Berikan lingkungan yang tenang

dan nyaman.

h. Pertahankan kontak dengan klien,

bicara dan sentuhlah dengan wajar.

proses penyakitnya.

c. Dapat menurunkan kecemasan klien.

d. Membantu klien dalam memahami

kebutuhan untuk pengobatan dan efek

sampingnya.

e. Mengetahui dan menggali pola

koping klien serta

mengatasinya/memberikan solusi

dalam upaya meningkatkan kekuatan

dalam mengatasi kecemasan.

f. Agar klien memperoleh dukungan

dari orang yang terdekat/keluarga.

g. Memberikan kesempatan pada klien

untuk berpikir/merenung/istirahat.

h. Klien mendapatkan kepercayaan diri

dan keyakinan bahwa dia benar-benar

ditolong.

2 Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan

syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek

samping therapi kanker

Tujuan :

· Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

· Melaporkan nyeri yang dialaminya

· Mengikuti program pengobatan

Page 29: Neoplasma Uro

Page

29

· Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui

aktivitas yang mungkin

INTERVENSI RASIONAL

a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi,

durasi dan intensitas

b. Evaluasi therapi: pembedahan,

radiasi, khemotherapi, biotherapi,

ajarkan klien dan keluarga tentang

cara menghadapinya

c. Berikan pengalihan seperti reposisi

dan aktivitas menyenangkan

seperti mendengarkan musik atau

nonton TV

d. Menganjurkan tehnik penanganan

stress (tehnik relaksasi, visualisasi,

bimbingan), gembira, dan berikan

sentuhan therapeutik.

e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan

bila perlu.

f. Diskusikan penanganan nyeri

dengan dokter dan juga dengan

klien

g. Berikan analgetik sesuai indikasi

seperti morfin, methadone,

narkotik dll

a. Memberikan informasi yang

diperlukan untuk merencanakan

asuhan.

b. Untuk mengetahui terapi yang

dilakukan sesuai atau tidak, atau

malah menyebabkan komplikasi.

c. Untuk meningkatkan kenyamanan

dengan mengalihkan perhatian

klien dari rasa nyeri.

d. Meningkatkan kontrol diri atas efek

samping dengan menurunkan

stress dan ansietas.

e. Untuk mengetahui efektifitas

penanganan nyeri, tingkat nyeri

dan sampai sejauhmana klien

mampu menahannya serta untuk

mengetahui kebutuhan klien akan

obat-obatan anti nyeri.

f. Agar terapi yang diberikan tepat

sasaran.

g. Untuk mengatasi nyeri.

Page 30: Neoplasma Uro

Page

30

3 Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi,

radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap,

nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri

Tujuan :

· Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada

tanda malnutrisi

· Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

· Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan

penyakitnya

INTERVENSI RASIONAL

a. Monitor intake makanan setiap hari,

apakah klien makan sesuai dengan

kebutuhannya.

b. Timbang dan ukur berat badan,

ukuran triceps serta amati penurunan

berat badan.

c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang

lambat dan pembesaran kelenjar

parotis.

d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi

makanan tinggi kalori dengan intake

cairan yang adekuat. Anjurkan pula

makanan kecil untuk klien.

e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau

busuk atau bising. Hindarkan

a. Memberikan informasi tentang

status gizi klien.

b. Memberikan informasi tentang

penambahan dan penurunan berat

badan klien.

c. Menunjukkan keadaan gizi klien

sangat buruk.

d. Kalori merupakan sumber energi.

e. Mencegah mual muntah, distensi

berlebihan, dispepsia yang

menyebabkan penurunan nafsu

makan serta mengurangi stimulus

berbahaya yang dapat

meningkatkan ansietas.

f. Agar klien merasa seperti berada

Page 31: Neoplasma Uro

Page

31

makanan yang terlalu manis,

berlemak dan pedas.

f. Ciptakan suasana makan yang

menyenangkan misalnya makan

bersama teman atau keluarga.

g. Anjurkan tehnik relaksasi,

visualisasi, latihan moderate sebelum

makan.

h. Anjurkan komunikasi terbuka

tentang problem anoreksia yang

dialami klien.

i. Kolaboratif

j. Amati studi laboraturium seperti total

limposit, serum transferin dan

albumin

k. Berikan pengobatan sesuai indikasi

l. Phenotiazine, antidopaminergic,

corticosteroids, vitamins khususnya

A,D,E dan B6, antacida

m. Pasang pipa nasogastrik untuk

memberikan makanan secara enteral,

imbangi dengan infus.

dirumah sendiri.

g. Untuk menimbulkan perasaan

ingin makan/membangkitkan selera

makan.

h. Agar dapat diatasi secara

bersama-sama (dengan ahli gizi,

perawat dan klien).

i. Untuk mengetahui/menegakkan

terjadinya gangguan nutrisi sebagi

akibat perjalanan penyakit,

pengobatan dan perawatan

terhadap klien.

j. Membantu menghilangkan gejala

penyakit, efek samping dan

meningkatkan status kesehatan

klien.

k. Mempermudah intake makanan

dan minuman dengan hasil yang

maksimal dan tepat sesuai

kebutuhan.

4 Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif

Tujuan :

Page 32: Neoplasma Uro

Page

32

· Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada

ting-katan siap.

· Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti

prosedur tersebut.

· Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam

pengobatan.

· Bekerjasama dengan pemberi informasi.

INTERVENSI RASIONAL

a. Review pengertian klien dan

keluarga tentang diagnosa,

pengobatan dan akibatnya.

b. Tentukan persepsi klien tentang

kanker dan pengobatannya,

ceritakan pada klien tentang

pengalaman klien lain yang

menderita kanker.

c. Beri informasi yang akurat dan

faktual. Jawab pertanyaan secara

spesifik, hindarkan informasi

yang tidak diperlukan.

d. Berikan bimbingan kepada

klien/keluarga sebelum mengikuti

prosedur pengobatan, therapy

yang lama, komplikasi. Jujurlah

pada klien.

e. Anjurkan klien untuk

a. Menghindari adanya duplikasi dan

pengulangan terhadap pengetahuan

klien.

b. Memungkinkan dilakukan

pembenaran terhadap kesalahan

persepsi dan konsepsi serta

kesalahan pengertian.

c. Membantu klien dalam memahami

proses penyakit.

d. Membantu klien dan keluarga dalam

membuat keputusan pengobatan.

e. Mengetahui sampai sejauhmana

pemahaman klien dan keluarga

mengenai penyakit klien.

f. Meningkatkan pengetahuan klien

dan keluarga mengenai nutrisi yang

adekuat.

g. Mengkaji perkembangan proses-

Page 33: Neoplasma Uro

Page

33

memberikan umpan balik verbal

dan mengkoreksi miskonsepsi

tentang penyakitnya.

f. Review klien /keluarga tentang

pentingnya status nutrisi yang

optimal.

g. Anjurkan klien untuk mengkaji

membran mukosa mulutnya

secara rutin, perhatikan adanya

eritema, ulcerasi.

h. Anjurkan klien memelihara

kebersihan kulit dan rambut.

proses penyembuhan dan tanda-

tanda infeksi serta masalah dengan

kesehatan mulut yang dapat

mempengaruhi intake makanan dan

minuman.

h. Meningkatkan integritas kulit dan

kepala.