Latar Belakang Dan Epidemiologi REFRAT PANIK

7
Latar Belakang Dalam praktek sehari-hari, anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas, perasaan binggung, was-was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk pada kondisi normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologik. Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal yang sehat karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat agar kecemasannya dapat berkurang (Greist dan Jefferson, 2000). Istilah kecemasan dalam psikiatri muncul untuk merujuk suatu respon mental dan fisik terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam. Secara mendasar lebih merupakan respon fisiologis ketimbang respon patologis terhadap ancaman, sehingga orang cemas tidak harus abnormal dalam perilaku mereka, bahkan kecemasan

Transcript of Latar Belakang Dan Epidemiologi REFRAT PANIK

Page 1: Latar Belakang Dan Epidemiologi REFRAT PANIK

Latar Belakang

Dalam praktek sehari-hari, anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas,

perasaan binggung, was-was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk

pada kondisi normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologik. Anxietas

sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma

pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu

hal yang sehat karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya

dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar

yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat agar kecemasannya

dapat berkurang (Greist dan Jefferson, 2000).

Istilah kecemasan dalam psikiatri muncul untuk merujuk suatu respon mental dan fisik

terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam. Secara mendasar lebih merupakan respon

fisiologis ketimbang respon patologis terhadap ancaman, sehingga orang cemas tidak harus

abnormal dalam perilaku mereka, bahkan kecemasan merupakan respon yang sangat diperlukan

karena kecemasan berperan untuk menyiapkan orang untuk menghadapi ancaman (baik fisik

maupun psikologik). Perasaan cemas atau sedih yang berlangsung sesaat adalah normal dan

hampir semua orang pernah mengalaminya (Greist dan Jefferson, 2000).

Cemas pada umunya terjadi sebagai reaksi sementara terhadap stress dalam kehidupan

sehari-hari. Bila cemas menjadi begitu besar atau sering seperti yang disebabkan oleh tekanan

ekonomi yang berkepanjangan, penyakit kronik dan serius atau permasalahan keluarga maka

akan berlangsung lama, kecemasan yang berkepanjangan sering menjadi patologis dan

Page 2: Latar Belakang Dan Epidemiologi REFRAT PANIK

menghasilkan gejala-gejala hiperaktivitas otonom yang mengenai sistem muskuloskeletal,

kardiovaskuler, gastrointestinal dan bahkan genitourinarius (Greist dan Jefferson, 2000).

Sensasi anxietas/cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan

tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh

gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah dan sebagainya. Kumpulan

gejala tertentu yang ditemui selama kecemasan cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak

sama. Gangguan kecemasan merupakan salah satu penyakit tersering dalam ilmu kejiwaan. Di

samping banyaknya prevalensi kejadian gangguan kecemasan ini, banyak yang tidak mengetahui

bahwa mereka mempunyai gangguan kecemasan (National Institute of Mental Health, 2009).

Gangguan kecemasan menyerang kurang lebih 40 juta penduduk Amerika dalam rentang

usia 18 tahun ke atas. Kondisi ini menyebabkan munculnya rasa takut dan cemas yang

berlebihan. Tidak seperti kondisi cemas sesaat terhadap sebuah kondisi stress seperti berbicara di

depan publik, gangguan kecemasan ini akan bertahan setidaknya dalam 6 bulan dan akan

memburuk apabila tidak diterapi (National Institute of Mental Health, 2009).

Gangguan kecemasan umumnya bersamaan dengan gangguan fisik dan mental lainnya,

termasuk ketergantungan alkohol yang mana dapat menutupi gejala kecemasan atau membuatnya

lebih buruk. Pada kondisi tertentu, gangguan penyakit lainnya diterapi terlebih dahulu sebelum

gangguan kecemasannya (National Institute of Mental Health, 2009).

Gangguan kecemasan memiliki dampak yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari

dan sangat mengganggu bagi penderitanya. Secara tidak langsung juga memiliki dampak yang

besar secara ekonomi dan juga mempengaruhi pengeluaran masyarakat. Dalam beberapa dekade

terakhir, beberapa studi epidemiologi skala besar juga telah memberikan banyak informasi

Page 3: Latar Belakang Dan Epidemiologi REFRAT PANIK

tentang terjadinya gangguan mental pada umumnya dan angguan kecemasan pada khususnya

(Current Diagnosis and Treatment in Psychiatry, 2005).

Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan, di antaranya adalah gangguan panik,

gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan stress pasca trauma (PTSD), fobia sosial atau

gangguan cemas sosial, fobia spesifik dan gangguan cemas menyeluruh (GAD). Setiap gangguan

kecemasan tersebut memiliki gejala yang berbeda-beda, tetapi semua gejala selalu berkaitan

dengan sesuatu yang berlebihan dan ketakutan yang tidak rasional National Institute of Mental

Health, 2009).

Gangguan panik ditandai dengan terjadinya serangan panik yang spontan dan tidak

diperkirakan. Serangan panik merupakan ketakutan akan timbulnya serangan serta diyakini akan

terjadi. Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relatif singkat

(biasanya kurang dari satu tahun) yang disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan

takipnea. Frekuensi pasien dengan gangguan panik yang mengalami serangan panik adalah

bervariasi dari serangan multiple dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama

setahun. Di Amerika Serikat, sebagian besar peneliti percaya bahwa agorafobia hampir selalu

berkembang sebagai suatu komplikasi pada pasien yang memiliki gangguan panik (Memon,

2009).

Epidemiologi

Penelitian epidemiologi telah melaporkan bahwa prevalensi seumur hidup untuk

gangguan panik adalah 1,5 -5 % dan untuk serangan panik adalah 3-5,6 %. Satu penelitian

Page 4: Latar Belakang Dan Epidemiologi REFRAT PANIK

terakhir pada lebih dari 1600 orang dewasa yang dipilih secara acak di Texas menemukan bahwa

angka prevalensi seumur hidup adalah 3,8 % untuk gangguan panik, 5,6 % untuk serangan panik,

dan 2,2 % untuk serangan panik dengan gejala yang terbatas dan tidak memenuhi kriteria

diagnostik lengkap (Memon, 2009).

Gangguan panik mempengaruhi sekitar 6 juta orang dewasa di Amerika Serikat.

Perkiraan prevalensi seumur hidup gangguan panik kira-kira 1,5 – 3.8 %. Lima belas persen dari

semua orang Amerika mungkin mengalami serangan panik di beberapa titik dalam hidup mereka

(Kessler et al, 2005).

Jenis kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena daripada laki-laki, walaupun kurangnya

diagnosis gangguan panik pada laki-laki mungkin berperan dalam distribusi yang tidak sama

tersebut. Perbedaan antara kelompok Hispanik, kulit putih non Hispanik dan kulit hitam adalah

sangat kecil. Faktor sosial satu-satunya yang dikenali berperan dalam perkembangan gangguan

panik adalah riwayat perceraian atau perpisahan yang belum lama. Gangguan paling sering

berkembang pada dewasa muda, dengan usia rata-rata timbulnya adalah usia 25 tahun, tetapi

baik gangguan panik maupun agorafobia dapat berkembang pada setiap usia. Onset usia yang

paling umum adalah pada usia remaja akhir atau pada awal masa dewasa, namun tidak semua

penderita yang mengalami panik akan mendapat gangguan panik. Gangguan panik dapat dimulai

setiap saat dengan risiko tertinggi pada usia antara 25 dan 44 tahun. Sebagian besar penderita

hanya memiliki satu serangan dan tidak pernah lagi terjadi. Namun demikian, serangan panik

yang terbentuk dapat diwariskan (Kessler et al, 2005).

Referensi

National Institut of Mental Health. 2009. Anxiety Disorder. U.S. Department Of Health And Human Services. NIH Publication No. 09 3879

Page 5: Latar Belakang Dan Epidemiologi REFRAT PANIK

Kessler, R.C., Berglund, P., Demler, O., Jin, R., & Walters, E.E. (2005). Lifetime prevalence and age of onset distributions of DSM-IV disorders in the National Comorbidity Survey Replication. Archives of General Psychiatry, 62, 593-602.

Memon. PA. Panic Disorder. 2009. Available from : http://emedicine.medscape.com/article/287913-overview/ Diakses tanggal 20 Februari 2012.

Greist, J. H dan Jefferson, J. W. 2000. Anxiety Disorder. Dalam : Review of General Psychiatry. 5th Ed. Baltimore : Vishal