Ppt Fix Panik

14
GANGGUAN PANIK OLEH: ANDINA TILA FAJRINA 110.2004.019 PEMBIMBING: DR.ISMOYOWATI.SP.KJ

Transcript of Ppt Fix Panik

GANGGUAN PANIK

OLEH:

ANDINA TILA FAJRINA

110.2004.019

PEMBIMBING:

DR.ISMOYOWATI.SP.KJ

TUJUAN

Disusun untuk menambah ilmu pengetahuan tentang ilmu kesehatan jiwa.

DEFINISI

• Gangguan panik merupakan salah satu jenis gangguan cemas kronik yang ditandai oleh serangan panik parah yang berulang dan tak terduga, frekuensi serangannya

bervariasi mulai dari beberapa kali serangan dalam setahun hingga beberapa serangan dalam sehari.

• Gangguan panik dapat timbul bersama gangguan mood, dengan gejala mood secara potensial meningkatkan onset serangan panik.

• Gangguan panik juga bisa didiagnosis dengan atau tanpa agoraphobia.

• Gangguan panik juga biasanya menyertai penyakit somatik (comorbid) seperti PPOK, IBS, migraine, dan meningkatkan frekuensi serangan jantung.

• Pasien gangguan panik sering ditemukan pada mereka yang berada pada usia produktif yakni antara 18-45 tahun.

• Penderita gangguan panik lebih umum ditemukan pada wanita, terutama mereka yang belum menikah serta wanita post-partum.

DIAGNOSIS

Menurut DSM-IV, kriteria diagnosis gangguan panik harus dibuktikan dengan adanya serangan panik yang berkaitan dengan kecemasan persisten berdurasi lebih dari 1 bulan terhadap:

• Serangan panik baru

• Konsekuensi serangan

• Terjadi perubahan perilaku yang signifikan berhubungan dengan serangan.

Selain itu untuk mendiagnosis serangan panik, kita harus menemukan minimal 4 gejala dari 13 gejala berikut ini:

• Merasa pusing, tidak stabil berdiri, hingga pingsan

• Merasa kehilangan kontrol, seperti mau gila

• Takut mati

• Leher serasa dicekik

• Palpitasi, berdebar-debar, denyut jantung bertambah cepat

• Nyeri dada, rasa tidak nyaman di dada

• Merasa sesak, bernapas pendek

• Mual atau distress abdominal

• Gemetaran

• Berkeringat

• Rasa panas dikulit, menggigil

• Mati rasa, kesemutan

• Derealisasi, depersonalisasi (merasa seperti terlepas dari diri sendiri)

PENCETUS

• Cedera (oleh sebab kecelakaan atau operasi)

• Penyakit somatik

• Adanya konflik dengan orang lain

• Penggunaan ganja

• Penyalahgunaan stimulan seperti caffeine, decongestant, cocaine dan obat-obatan simpatomimetik (seperti amfetamin, MDMA)

• Berada pada tempat-tempat tertutp atau tempat umum (terutama pada gangguan panik yang disertai agoraphobia)

• Penggunaan sertraline, yang dapat menginduksi pasien gangguan panik yang awalnya asimptomatik

• Sindrom putus obat golongan SSRI, yang dapat mendinduksi gejala-gejala yang menyerupai gangguan panik.

ETIOLOGI • Penelitian genetis menemukan bahwa regio kromosom 13q, 14q,

22q, 4q31-q34, serta 9q31 berkaitan erat dengan heritabilitas fenotip gangguan panik.

• Disfungsi neurokimia tampaknya menjadi salah satu penyebab gangguan panik yang mengakibatkan ketidakseimbangan otonom.

• Penurunan kualitas GABA(gamma-aminobutyric acid)ergik.

• Peningkatan fungsi reseptor adenosin.

• Peningkatan kortisol.

• Penurunan fungsi reseptor benzodiazepin.

• Gangguan fungsi serotonin, norepinephrine, dopamine, cholecystokinin, dan IL-1 beta.

ETIOLOGI

• Hiperventilasi kronik dan hipersensivisitas reseptor karbon dioksida.

• Sedangkan teori kognitif menyatakan bahwa pasien dengan gangguan panik telah mengalami peningkatan sensitivitas terhadap isyarat otonomik internal.

Penatalaksanaan Ketika Serangan Panik Terjadi

• Terapi oksigen

• Membaringkan pasien dalam posisi Fowler

• Memonitor tanda-tanda vital, saturasi oksigen, dan EKG

• Memeriksa ada tidaknya kelainan lain yang dialami pasien seperti kelainan kardiopulmoner dan memastikan kalau pasien memang sedang mengalami serangan panik.

• Memberikan penjelasan dan motivasi pada pasien kalau semua keluhan yang dialaminya dapat berkurang jika dia menenangkan diri.

• Memberikan injeks lorazepam 0.5 mg IV q20min untuk menenangkan dan mengurangi impuls tak terkontrol pasien.1

Penatalaksanaan Gangguan Panik Ketika Tidak Ada Serangan

• Cognitive-behavioral therapy (CBT)

Terapi restrukturisasi

Terapi relaksasi dan bernapas

Interoceptive therapy

• Terapi Medikasi

Terdapat 3 golongan besar obat yang dianjurkan untuk mengatasi gangguan panik, yakni

Golongan SSRI, trisiklik, dan MAOI (Monoamine oxidase inhibitor).

Sedangkan golongan benzodiazepin hingga saat ini masih dianggap kontoversial dalam terapi gangguan panik

DIAGNOSIS BANDING

• Gangguan cemas

• Gangguan fobia

• Gangguan disosiasi

• PTSD

• Infark Miokard

• Hipertiroidisme

• Intoksikasi Obat

KESIMPULAN

Gangguan panik merupakan suatu gangguan kejiwaan yang membutuhkan penanganan jangka panjang. Adapun penatalaksanaan yang dianggap efektif untuk menanganinya adalah terapi CBT, terapi medikasi SSRI dan trisiklik sebagai terapi lini pertama dan golongan benzodiazepin potensi tinggi, MAOI dan obat anti-panik jenis lain menjadi terapi lini kedua. CBT saja mungkin efektif digunakan untuk terapi jangka panjang, namun efikasi terapi dapat bertambah serta tingkat relaps dapat berkurang jika CBT dikombinasikan dengan terapi medikasi.

TERIMA KASIH