Lapsus Riswadi Talib
Transcript of Lapsus Riswadi Talib
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.KS Umur
: 17 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Nomor RM: 265099 Alamat
: Jl. Mustafa Dg. Bunga Kadieng Tgl masuk RS: 16 Januari 2013 Ruangan: Ruang Perawatan Khusus (RPK)ANAMNESIS
Anamnesis
: Autoanamnesis
Keluhan Utama
: DemamAnamnesis terpimpin :
Dialami sejak 5 hari yang lalu SMRS, demam terus-menerus, menggigil (+) kadang-kadang, berkeringat (-), nyeri kepala (+) Batuk (-), sesak (-) Mual (+), muntah (+), nyeri ulu hati (+), nafsu makan menurunBAB : Biasa, warna cokelat
BAK : kesan lancar, warna seperti teh tuaRPS :
Riwayat membersihkan selokan (+) 2 minggu sebelumnya Riwayat bepergian ke daerah endemik malaria (-) Riwayat penyakit ginjal (-) Riwayat penyakit hati (-)
B. STATUS PRESENT
Sakit Sedang
Status Gizi
BB : 43 Kg
TB : 158 cm
IMT : 17,27 Kg/mm2 (kurang)
Composmentis
C. TANDA VITAL
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi (arteri radialis) : 128 x/menit, reguler
Pernapasan : 24 x/menit, tipe thorakoabdominal.
Suhu axilla : 390C
D. PEMERIKSAAN FISIS
Kepala
Ekspresi
: biasa
Simetris muka
: Simetris kiri = kananDeformitas
: (-)
Rambut
: Hitam, lurus, sukar dicabut
Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus: (-)
Gerakan
: ke segala arahTekanan bola mata
: tidak diperiksaKelopak mata
: edema palpebra -/-Konjungtiva
: Anemis (+)
Sklera
: Ikterus (+)
Kornea
: JernihPupil
: isokor 2,5 mm/2,5 mm, reflex cahaya (+)
Telinga
Tophi
: (-)
Nyeri tekan mastoideus: (-)
Pendengaran
: Tinnitus (-), otore (-)
Hidung
Perdarahan
: (-)
Sekret
: (-)
Mulut
Bibir
: Kering (-), sianosis (-)
Gigi geligi
: caries (-),
Gusi
: perdarahan (-)
Tonsil
: hiperemis (-), pembesaran (-)
Farings
: hiperemis (-)
Lidah
: kotor (-)
Leher
Kelenjar getah bening
: tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok
: tidak ada pembesaran
DVS
: R-2 cmH2O
Pembuluh darah
: bendungan vena (-)
Kaku kuduk
: (-)
Tumor
: (-)
Thorax
Inspeksi
: datar, ikut gerak napas, Simetris ki = ka
Palpasi
: MT (-), NT (-), VF : ki = ka
Perkusi
: Sonor ki = ka
Auskultasi
: BP : vesikuler
BT : Rh : -/- Wh : -/-
Cor
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung kiri linea midclavicularis sinistra, batas jantung kanan linea parasternalis dextra, batas atas jantung ICS III sinistra Auskultasi: Bunyi jantung I/II murni reguler, bunyi tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi
: datar, ikut gerak nafas
Palpasi : Nyeri tekan (-),
Hepar tidak teraba.
Limpa tidak teraba.Auskultasi
: Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi
: Timpani
Genitalia
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Rectum : RT ( sfingter mencekik, ampulla kosong, mukosa licin, handschoen ( feses (+), kuning, darah (-) Ekstremitas :
Edema (-/-)
Rumple Leede (+)Nyeri tekan m. femoralis (+), nyeri tekan m. gastrocnemius (+)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap (16/1/13)
RBC: 4,58x106/ul
WBC: 11,5x103/ul
HGB: 12,5 g/dl
HCT: 37,5%
PLT: 23x103/ul Kimia Klinik (16/1/13)
SGOT
: 306 U/I
SGPT
: 149 U/I
Ureum
: 96 mg/dl Kreatinin: 1,67 mg/dl F. DIAGNOSIS
DHF grade I
Susp. Weils DiseaseG. PENATALAKSANAAN AWAL
IVFD NaCl 0,9% 32 tpm
Parasetamol 1 botol/8 jam/dripsOndansentron 1 amp / 8 jam / IVH. ANJURAN PEMERIKSAAN
DR, ureum, kreatinin, bilirubin total/bilirubin direct, urin lengkap, USG Abdomen, kultur darah dan sensitivitas antibiotik, HbsAg, anti-HCV, Widal test.
FOLLOW UP
TANGGAL
JAMPERJALANAN PENYAKIT INSTRUKSI DOKTER
17/1/2013
T: 130/80
N: 98 x/i
P: 28 x/i
S: 40C
S:
Demam (+) hari ke-7 mual (+) muntah (+) berisi makanan & cairan, frekuensi 2x, NUH (+) nyeri kepala (+)O:
Anemia (+), ikterus (+),
Bp: vesikuler BT : Rh -/- Wh -/-, BJ I/II murni reguler BT:(-)
Peristaltik (+) kesan normal, hepar/lien tidak teraba
ekstremitas: edema -/-, rumple leede (+), nyeri tekan m.gastrocnemius (+), nyeri tekan m. femoralis (+)
A:
DHF grade I
Susp. Weils DiseaseP/ terapi
IVFD NaCl 0,9% 32 tpm
Paracetamol 1 botol/8 jam/drips
Ondansentron 1 amp / 8 jam / IV
P/ monitor
Cek DR/hari (belum ada hasil)
Obs. TTV
Cek Leptodipstick
18/1/2013
T: 130/80
N: 90 x/i
P: 28 x/i
S: 40C
S:
Demam (+) hari ke-8 mual (+) muntah (+) berisi makanan & cairan, frekuensi 2x, NUH (+) nyeri kepala (+)O:
Anemia (+), ikterus (+), conjunctiva injection (+)
Bp: vesikuler BT : Rh -/- Wh -/-, BJ I/II murni reguler BT:(-)
Peristaltik (+) kesan normal, hepar/lien tidak teraba
ekstremitas: edema -/-, rumple leede (+), nyeri tekan m.gastrocnemius (+), nyeri tekan m. femoralis (+)
Hasil lab :
WBC : 11,7x103 /ul
Hb : 10,8 g/dl
RBC : 3,92x106 /ulPLT : 23x103/ul
SGOT : 221 U/l
SGPT : 84 U/l
Ureum : 68 mg/dl
Kreatinin : 2,2 mg/dl
Leptodipstick (+)Foto thorax PA (18/1/13) : Pulmo : DD :
(1) Bronchopneumonia,
(2) Edema Paru
Cor, sinus costophrenicus, dan diaphragma normalA:
Weils DiseaseP/ terapi IVFD NaCl 0,9% 32 tpm
Ceftriaxon 2gr/24jam/IV
Paracetamol 1 botol/8 jam/drips
Ondansentron 1 amp / 8 jam / IV
P/ monitor
Cek DR/hari
Obs. TTV
Follow up tanda-tanda perdarahan
Foto thoraks
19/1/2013
T: 110/70
N: 96 x/i
P: 24 x/i
S: 38,4 C
S:
Demam (+) hari ke-9 mual (+) muntah (+) berisi makanan & cairan, frekuensi 1x, NUH (+) nyeri kepala(+) Badan kuning BAB : encer, warna coklat BAK : lancar, seperti tehO:
Anemia (+), ikterus (+), conjunctiva injection (+)
Bp: vesikuler BT : Rh -/- Wh -/-, BJ I/II murni reguler
Peristaltik (+) kesan normal, hepar/lien tidak teraba
ekstremitas: edema -/-, nyeri tekan m.gastrocnemius (+) A:
Weils DiseaseP/ terapi IVFD NaCl 0,9% 32 tpm
Ceftriaxon 2gr/24jam/IV
Paracetamol 1 botol/8 jam/drips
Ondansentron 1 amp / 8 jam / IVP/ monitor
Cek DR/hari (belum ada hasil)
Obs. TTV
Follow up tanda-tanda perdarahan
20/1/2013
T: 130/80
N: 72 x/i
P: 22 x/i
S: 37,9 C
S:
Demam (+) hari ke-10 mual (+) muntah (-), NUH (-) BAB : encer, warna coklat BAK : lancar, seperti teh O:
Anemia (+), ikterus (+),
Bp: vesikuler BT : Rh -/- Wh -/-, BJ I/II murni reguler
Peristaltik (+) kesan , hepar/lien tidak teraba
ekstremitas: edema -/-
A:
Weils DiseaseP/ terapi IVFD NaCl 0,9% 32 tpm
Ceftriaxon 2gr/24jam/IV
Paracetamol 1 botol/8 jam/drips
Ondansentron 1 amp / 8 jam / IVP/ monitor
Cek DR/hari (belum ada hasil)
Obs. TTV
Follow up tanda-tanda perdarahan
21/1/2013
T: 120/70
N: 88 x/i
P: 20 x/i
S: 38,0 C
S:
Demam (+) hari ke-11 mual (+) muntah (-), NUH (-) BAB : biasa BAK : lancar, seperti tehO:
Anemia (+), ikterus (+),
Bp: vesikuler BT : Rh -/- Wh -/-, BJ I/II murni reguler
Peristaltik (+) kesan , hepar/lien tidak teraba
ekstremitas: edema -/-
Hasil lab :
WBC : 12 x103 /ul
Hb : 10,8 g/dl
RBC : 3,08x106 /ul
PLT : 145x103/ul
SGOT : 306 U/l
SGPT : 149 U/l
Ureum : 96 mg/dl
Kreatinin : 1,67 mg/dl
A:
Weils DiseaseP/ terapi IVFD NaCl 0,9% 32 tpm
Ceftriaxon 2gr/24jam/IV
Paracetamol 1 botol/8 jam/drips
Ondansentron 1 amp / 8 jam / IV
P/ monitor
Cek DR/hari
Obs. TTV
Follow up tanda-tanda perdarahan
22/1/2013
T: 130/80
N: 80 x/i
P: 22 x/i
S: 38,3 C
S:
Demam (+) hari ke-12 mual (-) muntah (-), NUH (-) BAB : biasa BAK : lancar, warna seperti teh O:
Anemia (+), ikterus (+),
Bp: vesikuler BT : Rh -/- Wh -/-, BJ I/II murni reguler
Peristaltik (+) kesan normal, hepar/lien tidak teraba
ekstremitas: edema -/-
A:
Weils DiseaseP/ terapi IVFD NaCl 0,9% 32 tpm
Ceftriaxon 2gr/24jam/IV
Paracetamol 1 botol/8 jam/drips
P/ monitor
Cek DR/hari (belum ada hasil)
Obs. TTV
Follow up tanda-tanda perdarahan
RESUME
Seorang laki-laki 17 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan demam, yang dialami sejak 5 hari yang lalu, demam terus menerus, dan disertai menggigil. Terdapat mual dan muntah disertai nyeri ulu hati. BAB biasa warna cokelat, BAK lancar urin warna seperti teh pekat. Riwayat membersihkan selokan 2 minggu yang lalu. Riwayat bepergian ke daerah endemik malaria disangkal. Riwayat penyakit ginjal dan hati disangkal.Pada pemeriksaan fisik didapatkan sakit sedang, gizi kurang, dan composmentis. Tekanan darah 130/80, nadi 128x per menit, pernapasan 24x per menit, suhu axilla 390C. Pada pemeriksaan kepala didapatkan anemis, injection conjunctiva, dan sklera ikterus. Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan nyeri tekan ataupun massa tumor. Hepar dan lien tidak teraba. Pemeriksaan ekstremitas ditemukan nyeri tekan m. femoralis dan m. gastrocnemius.Pemeriksaan laboratorium : SGOT : 306 U/I, SGPT : 149 U/I, ureum : 96 mg/dl, creatinine 1,67 mg/dl, WBC 11,5x103/ul, dan Leptodipstick anti-leptospira (+).Berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan maka diagnosis kerja pasien ini adalah Weils disease.DISKUSIPasien masuk dengan keluhan utama demam yang tidak terus menerus, sejak 7 hari yang lalu, dan disertai menggigil. Tidak terdapat mual dan muntah, tidak ada nyeri ulu hati, Riwayat membersihkan selokan 2 minggu yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu axilla 390C, injection conjunctiva, dan sclera ikterus. Pemeriksaan ekstremitas ditemukan nyeri tekan m. femoralis dan m. gastrocnemius.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan yaitu leptodipstick yaitu anti leptospira (+).
Berdasarkan kriteria Faine untuk diagnosa leptospira, dengan melihat gejala klinis, epidemologi, dan data laboratorium, maka pada pasien ini :Kriteria Faine (yang sudah dimodifikasi)
A : Data Klinis(+) / (-)Skor
Sakit kepala
Demam
Jika demam, suhu >39 C
Conjunctival suffusion (bilateral)
Meningismus
Nyeri otot (terutama otot betis)
Conjunctival suffusion + meningismus + nyeri otot
Jaundice
Albuminuria atau retensi Nitrogen(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)2
2
2
4
0
4
0
1
0
B : Faktor epidemologikal
Musim hujan
Kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi
Kontak dengan hewan (+)
(+)
(-)5
4
0
C : Data laboratorium
Isolasi leptospira pada kultur diagnosa pasti
Serologi positif (ELISA IgM / SAT / MAT)(-)
(+)0
15
Total skor39
Pada Kriteria Faine, pasien didiagnosa leptospirosis jika total skor dari A + B = 26 atau lebih; atau A + B + C = 25 atau lebih. Pada pasien ini total skor A + B + C yaitu 39, sehingga dapat dikatakan pasien ini positif menderita leptospirosis.Pasien diberikan terapi berupa IVFD NaCl 0,9% 32 tpm, ceftriaxon 2gr/24jam/IV, dan paracetamol 1 botol/8 jam/drips. Setelah diberikan terapi ini, sakit kepala yang dialami pasien berkurang dan demam membaik walaupun suhu tubuh pasien tidak mencapai suhu normal. Ceftriaxone merupakan salah satu golongan sefalosporin generasi ketiga dan termasuk antibiotika betalaktam. Golongan ini memiliki aktivitas melawan kuman leptospira dan juga aktivitas spectrum luas terhadap gram positif dan negatif. Pemberian obat ini diharapkan dapat memperbaiki perbaikan luaran klinis pada penderita leptospirosis sedang hingga berat. Satu studi yang meneliti pemberian ceftriaxone pada leptospirosis berat menunjukkan hasil kesembuhan pada 95% pasien.12