Lapsus Depresi

25
BAGIAN PSIKIATRI LAPSUS FAKULTAS KEDOKTERAN NOVEMBER 2014 UNIVERSITAS HASANUDDIN EPISODE DEPRESI SEDANG (F32.1) DISUSUN OLEH : Muhammad Firdaus Shabuddin C111 10 864 PEMBIMBING SUPERVISOR: Dr. dr. Sonny T. Lisal, SpKJ PEMBIMBING RESIDEN dr. Ireine Suantika 1

description

54645345

Transcript of Lapsus Depresi

Page 1: Lapsus Depresi

BAGIAN PSIKIATRI LAPSUSFAKULTAS KEDOKTERAN NOVEMBER 2014UNIVERSITAS HASANUDDIN

EPISODE DEPRESI SEDANG (F32.1)

DISUSUN OLEH :

Muhammad Firdaus Shabuddin

C111 10 864

PEMBIMBING SUPERVISOR:

Dr. dr. Sonny T. Lisal, SpKJ

PEMBIMBING RESIDEN

dr. Ireine Suantika

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

20114

1

Page 2: Lapsus Depresi

LAPORAN KASUSEPISODE DEPRESIF SEDANG (F32.1)

I. IDENTITAS PASIEN

No.Status : 197927

Nama : Tn. I

Tempat/tgl lahir : Toraja, 24 Oktober 1962 (51 tahun)

Jenis kelamin : Laki-laki

Status perkawinan : Sudah menikah

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa                : Toraja

Warga Negara             : Indonesia

Pendidikan                   : S1 Jurusan Hukum

Pekerjaan                     : Anggota DPR

Alamat                         : Jalan Alang-alang no.36 Toraja Utara

Masuk RS Tanggal       : 16 Juni 2014

II. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan Utama dan Alasan MRSJ

Merasa Sedih

B. Riwayat Gangguan Sekarang

1) Keluhan dan gejala

Pasien merasa sedih sejak bulan Juni 2014. Perasaan tersebut di rasakan terus

menerus bahkan saat pasien sedang berada di keramaian pasien tidak merasa

gembira. Perasaan tersebut muncul pada saat pasien tidak terpilih dalam

pemilihan anggota DPR pada bulan april 2014. Pasien dulunya sampai sekarang

merupakan anggota DPR dan telah menjalani dua kali masa jabatan, tetapi

pasien tidak terpilih lagi menjadi anggota DPR untuk ketiga kalinya. Pasien

merasa menyesal mencalonkan diri untuk ke tiga kalinya dan tidak terpilih

padahal telah mengeluarkan biaya yang banyak. Pasien selalu memikirkan jika

2

Page 3: Lapsus Depresi

saja ia tidak mencalonkan dirinya, mungkin biaya yang di gunakan untuk

mencalonkan dirinya tersebut dapat di gunakan untuk melakukan hal lain. Pada

saat pemilihan pasien yakin akan menang karena lawannya dalam pemilihan

masih muda dan masih baru sehingga pasien tidak mungkin di kalahkan. Pasien

juga mengkhawatirkan ketiga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.

Pasien sering terbangun saat tidurnya, tidak bisa tidur lagi. Saat terbangun

pasien memikirkan kembali akan kegagalannya dirinya menjadi anggota DPR

untuk ketiga kalinya. Pasien merasa malas dalam melakukan aktivitasnya

sehari-hari serta Perasaan serta pasien merasa malu untuk bertemu dengan

orang sekitarnya.Nafsu makan pasien berkurang sehingga berat badan pasien

turun dari 80 kg menjadi 77 kg. Pasien sadar tidak seharusnya ia berlarut-larut

dalam kesedihannya Untuk mengurangi perasaan sedih pasien, pasien lebih

rajin beribadah namun perasaan sedih selalu datang. Pasien sadar tidak

seharusnya merasakan sedih yang berlarut-larut tapi perasaan sedih terus

berlangsung. Pasien sempat merasakan ingin bunuh diri tapi masih dapat

mengendalikan pikirannya tersebut.

2) Hendaya/ disfungsi

Hendaya Sosial (+)

Hendaya Pekerjaan (-)

Hendaya Waktu Senggang (+)

3) Faktor stressor psikososial

kegagalannya dirinya dipilih menjadi anggota DPR untuk ketiga kalinya.

4) Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis

sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1) Riwayat penyakit terdahulu

a. Trauma : Tidak ada riwayat trauma

b. Infeksi : Tidak ada riwayat penyakit kausa infeksi

3

Page 4: Lapsus Depresi

c. Kejang : Tidak ada riwayat kejang

d. Ada riwayat menderita hipertensi dan hiperurisemia dan berobat teratur.

2) Riwayat penggunaan zat psikoaktif

a. Narkotika : Tidak ada riwayat menggunakan narkotika

b. Merokok : Tidak ada riwayat menggunakan merokok

c. Alkohol : Tidak ada riwayat menggunakan alkohol

3) Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya

Tidak memiliki riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1) Riwayat prenatal dan perinatal

Pasien lahir pada tahun 1961 dengan kondisi normal, cukup bulan, dan proses

persalinan dibantu oleh bidan. Tidak ditemukan informasi yang cukup mengenai

kebiasaan Ibu pasien selama mengandung.

2) Riwayat masa kanak awal (usia 1 – 3 tahun)

Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik sama dengan anak sebayanya.

3) Riwayat masa kanak pertengahan (usia 3 – 11 tahun)

Pertumbuhan dan perkembangan baik, sama dengan anak sebayanya. Pasien

masuk ke Sekolah Dasar (SD) pada umur 6 tahun. Pendidikan dasar berjalan

dengan baik.

4) Riwayat masa kanak akhir dan remaja (usia 12 – 18 tahun)

Pasien melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

setelah itu melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA). Pasien menyelesaikan

pendidikannya sampai tamat S1 jurusan hukum. Pendidikan yang ditempuh berjalan

dengan baik tanpa kendala yang berarti.

5) Riwayat masa dewasa (usia > 18 tahun)

a. Riwayat pekerjaan

Pasien bekerja sebagai anggota DPR dalam dua periode, sebelum menjadi

anggota DPR pasien bekerja sebagai kepala desa.

4

Page 5: Lapsus Depresi

6) Riwayat kehidupan keluarga

Pasien merupakan anak ke-9 dari 11 bersaudara

(♀,♂,♂,♂,♂,♂,♀,♂,♂,♂,♂). Saudara kedua dan kesepuluh sudah meninggal.

Riwayat saudara kedua memiliki gangguan jiwa suka mengamuk dan

berbicara sendiri. Hubungan saudara-saudara baik. Pasien sudah menikah dan

memiliki 4 orang anak (♂,♂,♀,♀). Anak ketiga sudah meninggal. Ketiga

anaknya masih duduk di bangku sekolah. Anak pertama berusia 23 tahun,

kedua 21 tahun dan keempat 15 tahun. Hubungan dengan istri serta anak-

anak baik.

7) Situasi sekarang

Pasien tinggal bersama isteri dan ketiga anaknya (semuanya masih

sekolah). Isteri pasien bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ibu rumah

tangga

8) Persepsi pasien tentang diri dan kehidupanya

Pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan (derajat 6)

AUTOANAMNESIS

Dokter Muda (DM) : Selamat Pagi Pak. Perkenalkan nama saya Firdaus, dokter

muda yang bertugas di sini. Nama bapak siapa?

Pasien (P) : Selamat Pagi dok. Nama saya Tn. I dok

DM : Maaf sebelumnya, umur bapak sekarang berapa?

P : Saya lahir tahun 62 dok, jadi umur saya 51 tahun dok.

DM : Bapak tinggal dimana?

P : Di Toraja dok.

DM : bapak di toraja tinggal dimana?

P : Jalan Alang-alang no.36 dok.

DM : Bapak kapan datang dari toraja?

P : Saya datang kemarin siang dok dari toraja

DM : Kalo boleh saya tau bapak datang kesini sama siapa?

5

Page 6: Lapsus Depresi

P : Saya datang bersama kakak saya dok

DM : Kalau boleh tahu, apa pekerjaan bapak?

P : Anggota DPR tapi berakhir bulan sembilan ini dok.

DM : Apa yang membuat bapak datang ke sini?

P : Akhir-akhir ini saya sering kepikiran dan menjadi sedih tentang saya yang

tidak terpilih lagi menjadi anggota DPR pada pemilihan baru-baru ini, padahal

awalnya saya yakin menang karena lawan saya lebih muda dan saya juga

sudah menjabat dua periode sebelumnya.

DM : Sejak kapan bapak merasa seperti demikian?

P : Kira-kira sejak bulan Juni baru-baru ini dok.

DM : Apakah bapak terus-menerus merasa sedih seperti demikian?

P : Iya dok, saya merasa sedih terus. Beberapa minggu setelah pemilihan saya

ke Jakarta untuk jalan-jalan dok tapi entah kenapa saya tidak ada perasaan

bahagia dok kalau lagi jalan di mall begitu selalu muncul perasaan sedih

begitu

DM : Kalau perasaan sedih ta’ muncul pak apa biasa ada yang biasa di pikirkan?

P : Iya dok selalu kepikiran kegagalan saya menjadi anggota DPR dan sering

mucul rasa penyesalan dok kenapa mengajukan lagi untuk jadi anggota DPR

yang ketiga kalinya. Padahal saya rasa yakin untuk menang dari calon yang

muda dan kurang berpengalaman.

DM : Bagaimana tidurnya bapak kalau malam?

P : Beberapa bulan terakhir dok saya sering terbangun dok, saya juga jadi lebih

cepat bangun, biasa subuh-subuh sudah bangun.

DM : Sekitar jam berapa bapak sering terbangun?

P : Mungkin sekitar jam 3 atau jam 4 begitu dok.

DM : Jadi kalau terbangun seperti begitu, apa yang kemudian bapak lakukan?

P : Biasa saya duduk-duduk dok kemudian mulai berpikir lagi kenapa bisa saya

tidak terpilih padahal saya sudah mengeluarkan biaya yang banyak untuk

kampanye itu.

6

Page 7: Lapsus Depresi

DM : Jadi bapak merasa menyesal seperti begitu?

P : Iya dok, kadang saya juga berpikir kenapa mencalonkan diri lagi dan

mengeluarkan biaya sebanyak itu padahal mungkin dengan uang sebegitu saya

bisa gunakan untuk hal lain.

DM : terus saat kepikiran begitu apakah ada yang bapak lakukan untuk

menenangkan diri bapak?

P : Iya dok, Saya sadar dok tidak seharusnya saya terus berlarut-larut seperti ini.

Saya juga biasa berpikir mungkin ini teguran Tuhan buat saya dok karena saya

terlalu serakah dan mulai menyesal kenapa ikut pemilihan itu lagi.

DM : Serakah bagaimana maksudnya pak?

P : Serakah dok, kan saya sudah pernah menjabat dua periode terus pas

pemilihan barusan ini saya berambisi sekali untuk menang sampai keluarkan

biaya sebanyak itu dan setiap hari saya berdoa minta sama Tuhan supaya

dimenangkan.

DM : Jadi kalau sudah berdoa begitu bapak merasa lebih tenang?

P : Lumayan dok, tapi saya tetap merasa ada yang mengganjal dan tetap

memikirkan tentang pemilihan itu.

DM : Jadi pak sejak kejadian itu bapak lebih sering beribadah begitu untuk

menenagkan diri bapak?

P : Iya dok saya lebih sering berdoa sekarang, mungkin dengan begitu saya bisa

merasa lebih ikhlas.

DM : iya pak yang sabar ya pak, apakah bapak tidak pernah cerita ke keluarganya

bapak tentang masalah pemilihan itu?

P : Saya sebenarnya pernah cerita ke istri saya dok. Istri saya sempat hibur saya

dok dia bilang sabar saja mungkin itu memang sudah jalan terbaik jadi

diikhlaskan saja jangan dijadikan beban pikiran. Tapi kalau sama anak-anak

saya, saya tidak berani cerita dok.

DM : Berapa orang anaknya bapak? Kenapa tidak berani cerita sama anak-anaknya

pak?

7

Page 8: Lapsus Depresi

P : Sebenarnya ada empat dok, tetapi yang ketiga sudah meninggal. Saya takut

mereka kepikiran juga dok. Anak saya itu semuanya tidak pernah hidup susah

dari kecil jadi saya takut mereka juga jadi kepikiran sama seperti saya ini.

DM : Apakah anak-anak bapak tidak pernah bertanya kenapa bapak tiba-tiba

berubah seperti sekarang?

P : Pernah juga dok, tetapi saya mengakunya tidak terjadi apa-apa dok.

Sebenarnya saya juga kepikiran tentang anak-anak saya karena mereka semua

masih sekolah dok, saya khawatir apakah saya mampu tidak membiayai

mereka semua sampai selesai.

DM : Sejak bapak mulai sering merasa sedih karena masalah pemilihan tersebut,

apakah bapak merasa ada yang berubah dari diri bapak?

P : Saya merasa berat badan saya menurun dok, dulunya berat badan saya 80 kg

sekarang pas saya timbang sisa 77 kg, mungkin karena saya juga malas makan

sejak sering memikirkan masalah itu dok, Saya juga kadang merasa malas

untuk beraktivitas karena aneh juga dok dulu banyak pekerjaan sekarang tidak

ada begitu dok.

DM : Ooo iya pak, Selain itu apakah ada perubahan lain yang bapak rasakan?

P : Saya juga merasa malu sebenarnya kalau bertemu dengan orang – orang di

sekitar saya, rasanya saya seperti orang yang sangat gagal dok.

DM : apakah saat sedang kepikiran tersebut bapak pernah mendengar suara-suara

seperti bisikan begitu yang menyuruh bapak melakukan sesuatu atau

mengajak bapak bicara?

P : Tidak ada dok.

DM : Apakah pernah melihat bayangan-bayangan yang mengajak bapak berbicara?

P : Tidak juga dok.

DM : Maaf pak sebelumnya apakah sebelum ini sempat terlintas di pikiran bapak

untuk bunuh diri?

8

Page 9: Lapsus Depresi

P : Kalau pikiran seperti begitu pasti pernah dok, tetapi saya masih dapat

mengendalikan diri saya sendiri bahwa tidak ada gunanya melakukan hal

tersebut karena tidak menyelesaikan masalah.

DM : Ooo iya, saat bapak merasa kepikiran apakah bapak merasa jantung

berdebar-debar atau merasa tiba-tiba berkeringat banyak?

P : Tidak dok.

DM : Apakah bapak datang berobat untuk pertama kalinya?

P : Iya dok, saya berharap saya bisa tidak murung lagi, saya tidak ingin terus

merasa terbebani seperti ini.

DM : Apakah ada keluhan lain yang bapak ingin ceritakan?

P : Saya rasa sudah cukup dok.

DM : Ooo iya pak, terima kasih waktunya pak, semoga cepat sembuh pak. Rajin

minum obatnya dan banyak berdoa ya pak. Kalau bisa bapak tidak usah terlalu

banyak berpikir dulu atau cari ki kesibukan supaya bapak tidak terlalu

memikirkan masalah-masalah bapak. Mungkin bapak juga bisa pergi

berekreasi bersama keluarga.

P : Iya dok, mungkin yang dokter katakan itu ada benarnya juga. Terima kasih

banyak atas sarannya dok.

III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1) Penampilan

Tampak seorang laki-laki, wajah sesuai umur, perawakan tinggi besar, kulit

sawo matang, memakai kemeja putihdan celana jeans warna hitam. Rambut warna

hitam tampak berombak dan tebal. Perawatan diri baik dan tampak rapi.

2) Kesadaran : Baik

3) Perilaku dan aktifitas psikomotor : Tenang

4) Pembicaraan : Spontan, lancar, dan intonasi biasa

5) Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

9

Page 10: Lapsus Depresi

B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, dan Empati

1) Mood : Sedih

2) Afek :depresi

3) Empati : Dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1) Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan

Pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai dengan taraf pendidikan pasien

(pendidikan terakhir S1).

2) Daya konsentrasi : Baik

3) Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : Baik

4) Daya ingat : Baik

5) Pikiran abstrak : Baik

6) Bakat kreatif : Tidak memiliki bakat kreatif

7) Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

D. Gangguan Persepsi

1) Halusinasi : Tidak ada halusinasi

2) Ilusi : Tidak ada ilusi

3) Depersonalisasi : Tidak ada depersonalisasi

4) Derealisasi : Tidak ada derealisasi

E. Proses Berfikir

1) Arus pikiran

a. Produktivitas : Cukup

b. Kontinuitas : Relevan, koheren

c. Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya berbahasa

2) Isi pikiran

a. Preokupasi : Pasien sering memikirkan kegagalannya terpilih menjadi anggota

DPR

b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada gangguan isi pikiran

F. Pengendalian Impuls

Baik

10

Page 11: Lapsus Depresi

G. Daya Nilai

1) Norma sosial : Baik

2) Uji daya nilai : Baik

3) Penilaian realitas : Baik

H. Tilikan (Insight)

Derajat 6 (pasien merasa bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan).

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Pemeriksaan Fisik:

1) Status internus

T (tekanan darah) : 110/80 mmHg

N (denyut nadi) : 85x/menit

P (pernapasan) : 22x/menit

S (suhu) : 36,2 oC

- Pemeriksaan fisik : tidak dilakukan pemeriksaan.

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien merasa sedih sejak bulan Juni 2014. Perasaan tersebut di rasakan

terus menerus bahkan saat pasien sedang berada di keramaian pasien tidak

merasa gembira. Perasaan tersebut muncul pada saat pasien tidak terpilih dalam

pemilihan anggota DPR pada bulan april 2014. Pasien dulunya sampai sekarang

merupakan anggota DPR dan telah menjalani dua kali masa jabatan, tetapi

pasien tidak terpilih lagi menjadi anggota DPR untuk ketiga kalinya. Pasien

merasa menyesal mencalonkan diri untuk ke tiga kalinya dan tidak terpilih

padahal telah mengeluarkan biaya yang banyak. Pasien selalu memikirkan jika

saja ia tidak mencalonkan dirinya, mungkin biaya yang di gunakan untuk

mencalonkan dirinya tersebut dapat di gunakan untuk melakukan hal lain. Pada

saat pemilihan pasien yakin akan menang karena lawannya dalam pemilihan

11

Page 12: Lapsus Depresi

masih muda dan masih baru sehingga pasien tidak mungkin di kalahkan. Pasien

juga mengkhawatirkan ketiga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.

Pasien sering terbangun saat tidurnya, tidak bisa tidur lagi. Saat terbangun

pasien memikirkan kembali akan kegagalannya dirinya menjadi anggota DPR

untuk ketiga kalinya. Pasien merasa malas dalam melakukan aktivitasnya

sehari-hari serta Perasaan serta pasien merasa malu untuk bertemu dengan

orang sekitarnya. Nafsu makan pasien berkurang sehingga berat badan pasien

turun dari 80 kg menjadi 77 kg. Pasien sadar tidak seharusnya ia berlarut-larut

dalam kesedihannya Untuk mengurangi perasaan sedih pasien, pasien lebih

rajin beribadah namun perasaan sedih selalu datang. Pasien sadar tidak

seharusnya merasakan sedih yang berlarut-larut tapi perasaan sedih terus

berlangsung. Pasien sempat merasakan ingin bunuh diri tapi masih dapat

mengendalikan pikirannya tersebut.

Dari pemeriksaan status mental, didapatkan seorang laki-laki, wajah

sesuai umur, perawakan tinggi besar, berkulit sawo matang, memakai kemeja

putih, dan celana jeans panjang berwarna hitam, rambut hitam tampak

berombak dan tebal. Perawatan diri pasien baik dan tampak rapi. Mood sedih,

afek sedih, dan empati dapat dirabarasakan. Fungsi intelektual baik dan tidak

ada gangguan persepsi. Arus berpikir dengan produktivitas cukup, kontinuitas

relevan dan koheren, serta tidak ada hendaya berbahasa. Selain itu, tidak

ditemukan gangguan isi pikir, pengendalian impuls baik, dan tilikan (insight)

derajat 6, pasien merasa dirinya sakit dan butuh pengobatan. Taraf dapat

dipercaya.

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL (Sesuai PPDGJ-III)

12

Page 13: Lapsus Depresi

1. Aksis I

Berdasarkan autoanamnesis serta pemeriksaan status mental,ditemukan

gejala klinis yang bermakna berupa keluhan sering mengalami gangguan saat

tidur dan nafsu makan yang menurun sehingga menimbulkan penderitaan dan

hendaya dalam fungsi waktu senggang dan sosial sehingga dikategorikan

mengalami ganguan jiwa. Tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan

internus dan neurologis sehingga kemungkinan adanya ganguan mental

organik dapat disingkirkan.

Dalam pemeriksaan mental tidak ditemukan adanya hendaya berat

dalam menilai realita sehingga pasien dikatakan mengalami ganguan jiwa non

psikotik. Dari autoanamnesis didapatkan suatu gangguan cemas yang diawali

dengan pemikiran tentang kegagalannya terpilih menjadi anggota DPR untuk

yang ketiga kalinya yang diungkapkan langsung oleh pasien sendiri. Pada

pasien ditemukan afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, serta

ditemukan juga gejala lain berupa harga diri dan kepercayaan diri berkurang,

gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang

suram dan pesimistis, tidur yang terganggu, dan nafsu makan berkurang,

sehingga memenuhi kriteria untuk dikategorikan kedalam Episode Depresif

Sedang (F32.1).

2. Aksis II :

Berdasarkan kasus di atas dapat disimpulkan bahwa pasien mudah bergaul

dan memiliki banyak teman. Ciri-ciri ini tidak masuk dalam salah satu kriteria

kepribadian sehingga cirri kepribadian tidak khas.

3. Aksis III :

Tidak ada diagnosis.

4. Aksis IV :

Pasien gagal menjadi anggota DPR

5. Aksis V :

13

Page 14: Lapsus Depresi

GAF Scalae 70-61: beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam

fungsi, secara umum masih baik.

VI. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik

Tidak ditemukan kelainan organik bermakna untuk saat ini. Namun diduga

terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga memerlukan

psikofamakoterapi.

B. Psikologik

ditemukan hendaya dalam menilai realita tapi tampak adanya gejala depresi

sehingga pasien membutuhkan psikoterapi.

C. Sosiologik

Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, hendaya dalam bidang

pekerjaan dan waktu senggang sehingga pasien butuh sosioterapi.

VII. PROGNOSIS

BONAM

1. Faktor pendukung

a. Tidak ada kelainan organik

b. Adanya dukungan dari istri

c. Stressor psikologik jelas

d. Pasien sadar kalau dirinya sakit dan butuh pengobatan

2. Faktor penghambat

a. Pasien tidak terbuka dengan anaknya

VIII. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSTAKA

EPISODE DEPRESIF (F32)

   Gejala Utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) :

-          Afek depresif,

-     Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

-     Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah

yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

   Gejala lainnya :

14

Page 15: Lapsus Depresi

(a)          Konsentrasi dan perhatian berkurang

(b)         Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

(c)          Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

(d)         Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

(e)          Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

(f)          Tidur terganggu

(g)          Nafsu makan berkurang

   Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa

sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih

pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

   Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1), dan berat (F32.2)

hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif

berikutnya harus diklasifikasi di bawah salah satu diagnosis gangguan depresif

berulang (F33.-)

EPISODE DEPRESIF SEDANG (F32.1)

Pedoman Diagnostik

   Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode

depresi ringan (F32.0)

   Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya.

   Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu

  Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan rumah

tangga.

Karakter kelima :   F32.10 = Tanpa gejala somatik

  F32.10 = Dengan gejala somatik

Pemeriksaan Status Mental pada pasien ditemukan afek depresif. Ditemukan pula

gejala-gejala berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas, kehilangan

minat dan kegembiraan, nafsu makan berkurang, tidur terganggu, harga diri dan

kepercayaan diri berkurang, pandangan terhadap masa depan suram dan pesimistis.

Dari gejala di atas, pasien telah memenuhi 2 dari 3 gejala utama depresi dan ditambah

15

Page 16: Lapsus Depresi

4 dari gejala lainnya sehingga dapat digolongkan ke dalam Episode Depresif Sedang

(F32.1).

Pada pasien ini diberikan pengobatan farmakoterapi fluoxetin karena obat ini

merupakan obat anti depresi yang termasuk dalam golongan Selective Serotonin

Reuptake Inhibitor (SSRI). Obat ini menghambat reuptake dari serotonin,

sehingga terjadi peningkatan jumlah serotonin pada celah sinaps neuron tersebut

yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor terhadap serotonin sehingga dapat

mengurangi depresi yang muncul. Pasien juga diberikan obat alprazolam yang

merupakan obat anti anxietas yang efektif untuk mengatasi anxietas

antisipatorik, onset of action lebih cepat dan memiliki komponen anti depresif.

Prognosis pada pasien ini baik karena faktor pendukung : tidak adanya

kelainan organik, stresor psikologik jelas, adanya dukungan dari istri, pasien

sadar kalau dirinya sakit dan butuh pengobatan sedangkan  faktor

penghambatnya hanya pasien tidak mau terbuka kepada anak-anaknya.

IX. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmaka

- Fluoxetin 20 mg 1-0-0

- Alprazolam 0,5 mg 0-0-1

B. Terapi Suportif

1) Ventilasi

Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan

keluhan sehingga pasien merasa lega.

2) Konseling

Memberi pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien

memahami kondisi dirinya.

C. Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien dan orang-orang di

sekitarnya tentang gangguan yang diderita pasien sehingga tercipta dukungan sosial

16

Page 17: Lapsus Depresi

dalam lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu proses penyembuhan

pasien.

X. FOLLOW UP

Memantau keadaan pasien dan menilai perkembangan penyakit serta efektivitas

pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping dari obat

yang diberikan.

17