psikopatologi depresi

31
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda pada masing-masing individu. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)-IV merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menegakkan diagnosis depresi. Jika manifestasi depresi muncul dalam bentuk keluhan yang berkaitan dengan mood (seperti murung, sedih, rasa putus asa), diagnosis depresi dapat dengan mudah ditegakkan; tetapi jika gejala depresi muncul dalam keluhan psikomotor atau somatik seperti malas bekerja, lamban, lesu, nyeri ulu hati, sakit kepala terus- menerus, adanya depresi yang melatarbelakanginya sering tidak terdiagnosis. Ada masalah-masalah lain yang juga

description

depresi adalah salah satu masalah kejiwaan

Transcript of psikopatologi depresi

Page 1: psikopatologi depresi

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala

klinik yang manifestasinya bisa berbeda pada masing-masing individu Diagnostic

and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)-IV merupakan salah satu

instrumen yang digunakan untuk menegakkan diagnosis depresi Jika manifestasi

depresi muncul dalam bentuk keluhan yang berkaitan dengan mood (seperti

murung sedih rasa putus asa) diagnosis depresi dapat dengan mudah ditegakkan

tetapi jika gejala depresi muncul dalam keluhan psikomotor atau somatik seperti

malas bekerja lamban lesu nyeri ulu hati sakit kepala terus-menerus adanya

depresi yang melatarbelakanginya sering tidak terdiagnosis Ada masalah-masalah

lain yang juga dapat menutupi diagnosis depresi misalnya pasien

menyalahgunakan alkohol atau obat untuk mengatasi depresi atau muncul dalam

bentuk gangguan perilaku

Prevalensi selama kehidupan pada wanita 10-25 dan pada laki-laki 5-12

(52) Depresi bisa terjadi pada setiap umur tetapi paling banyak terjadi pada usia

25-44 tahun Ada kecenderungan hubungan keluarga dengan kejadian depresi

yaitu 8-18 pasien depresi memiliki sedikitnya satu keluarga dekat (ayah ibu

kakak atau adik) yang memiliki sejarah depresi

Penyebab depresi secara pasti belum diketahui Faktor-faktor yang diduga

berperan yaitu peristiwa-peritiwa kehidupan yang bersifat stresor (problem

keuangan perkawinan pekerjaan penyakit dan lain-lain) faktor kepribadian

genetik dan biologik lain seperti gangguan hormon keseimbangan

neurotransmiter biogenik amin dan imunologik

Sedangkan di Indonesia Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga yang

dilakukan di 11 kota oleh Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia tahun 1995

menunjukkan angka 185 per 1000 penduduk rumah tangga dewasa

memperlihatkan gejala gangguan kesehatan jiwa Studi Proporsi Gangguan Jiwa

oleh Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan di 16 kota selama kurun

waktu 1996 - 2000 menjumpai gangguan disfungsi mental (kecemasan depresi

dsb) sebanyak 162 Terakhir adalah Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun

1995 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes menunjukkan

prevalensi gangguan mental emosional pada anggota rumah tangga dewasa (di

atas 15 tahun) 140 per 1000 Pada anak dan remaja (5-15 tahun) 104 per 1000

B Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan referat ini adalah sebagai berikut

1 Tujuan Umum

Mengetahui tentang depresi yang pada pasien pasca stroke

2 Tujuan Khusus

a Memahami mekanisme terjadinya depresi pasca stroke

b Memahami gejala klinis depresi yang terjadi pada pasien pasca stroke

c Memahami penatalaksanaan pada pasien yang mengalami depresi

pasca stroke

II ISI

A Definisi

Depresi merupakan suatu kelainan mental yang ditandai dengan adanya

penurunan mood kehilangan minat menikmati hidup perasaan bersalah atau

rendah diri gangguan pola makan atau pola tidur lemas dan berkurangnya daya

konsentrasi

B Etiologi dan Patofisiologi

Etiologinya sangat kompleks banyak faktor dapatt terjadi bersama dan

menyebabkan gangguan depresi Pasien depresi menunjukkan adanya perubahan

neurotransmitter otak antara lain norepinefrin serotonin dan dopamine Pada

pasien dengan ldquobakatrdquo depresi kemampuan menerima musibah (kematian

kehilangan kerja sakit kehilangan fungsi pada usia produktif) lebih kecil

dibanding orang normal akan timbul depresi

Ada empat teori patofisiologi depresi yaitu

The Biogenic Amine Hypothesis

The Receptor Sensitivity Hypothesis

The Permissive Hypothesis

The dysregulation hypothesis

Hipotesis Amina Biogenik

Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena

kekurangan (defisiensi) senyawa monoamin terutama noradrenalin dan serotonin

Karena itu menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat

meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor

atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta

mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu) padahal

obat-obat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat

Hipotesis Sensitivitas Reseptor

Depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor yang diakibatkan

oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine Saraf post-sinaptik akan

berrespon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh

neurotransmitter Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif

(supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) Jika stimulasi

berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi Obat-obat

antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter meningkatkan

stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif Proses ini

membutuhkan waktu menjelaskan mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi

secara segera

Hipotesis permisif

Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan

noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin

menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar

serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak

normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah

noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin

tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan

memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood

Dysregulation hypothesis

Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter

antara lain

Gangguan regulasi mekanisme homeostasis

Gangguan pada ritmik sirkadian

Gangguan pada sistem regulasi

Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline

C Prognosis

Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun

menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan

fungsi sosial

D Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai

kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau

disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian

orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya

sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh

diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan

gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)

Diagnosa depresi ditegakkan jika

Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu

Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau

menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya

Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau

penggunaan obat tertentu

E Gejala dan Tanda

Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu

major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain

perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari

kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas

berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan

penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari

insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

kemunduran psikomotor

kelelahan atau kehilangan energi

perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak

semestinya

tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun

secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh

diri

Kumpulan gejala depresi adalah

gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)

gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi

negatif)

kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)

gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)

gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot

Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of

Mental Disorders)

Major depressive disorder single episode

Major depressive disorder recurrent

Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi

hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun

Depressive disorder not otherwise specified

Subklasifikasi lain berdasarkanngejala

melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan

atipikal BB naik hipersomnia

psikotik terjadi halusinasi delusi

F Jenis Depresi

1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive

terhadap obat

2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di

musim dingin sembuh di musim semi atau panas)

3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah

melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major

depression)

G Sasaran Terapi

Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood

pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah

modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan

terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke

kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan

atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin

di otak

Terapi nir-obat terdiri dari

Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi

dan hubungan pasien dengan orang lain

Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi

pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis

pasien

Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan

bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak

ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan

Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif

namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi

kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada

Depresi yang berat

diperlukan respons yang cepat

treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya

respon terhadap obat jelek dan

merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil

Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang

akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain

1048708 riwayat respons pasien terhadap obat

1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)

1048708 jenis depresi

1048708 kemungkinan interaksi obat

1048708 profil adverse event obat

1048708 Harga obat

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 2: psikopatologi depresi

yaitu 8-18 pasien depresi memiliki sedikitnya satu keluarga dekat (ayah ibu

kakak atau adik) yang memiliki sejarah depresi

Penyebab depresi secara pasti belum diketahui Faktor-faktor yang diduga

berperan yaitu peristiwa-peritiwa kehidupan yang bersifat stresor (problem

keuangan perkawinan pekerjaan penyakit dan lain-lain) faktor kepribadian

genetik dan biologik lain seperti gangguan hormon keseimbangan

neurotransmiter biogenik amin dan imunologik

Sedangkan di Indonesia Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga yang

dilakukan di 11 kota oleh Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia tahun 1995

menunjukkan angka 185 per 1000 penduduk rumah tangga dewasa

memperlihatkan gejala gangguan kesehatan jiwa Studi Proporsi Gangguan Jiwa

oleh Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan di 16 kota selama kurun

waktu 1996 - 2000 menjumpai gangguan disfungsi mental (kecemasan depresi

dsb) sebanyak 162 Terakhir adalah Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun

1995 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes menunjukkan

prevalensi gangguan mental emosional pada anggota rumah tangga dewasa (di

atas 15 tahun) 140 per 1000 Pada anak dan remaja (5-15 tahun) 104 per 1000

B Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan referat ini adalah sebagai berikut

1 Tujuan Umum

Mengetahui tentang depresi yang pada pasien pasca stroke

2 Tujuan Khusus

a Memahami mekanisme terjadinya depresi pasca stroke

b Memahami gejala klinis depresi yang terjadi pada pasien pasca stroke

c Memahami penatalaksanaan pada pasien yang mengalami depresi

pasca stroke

II ISI

A Definisi

Depresi merupakan suatu kelainan mental yang ditandai dengan adanya

penurunan mood kehilangan minat menikmati hidup perasaan bersalah atau

rendah diri gangguan pola makan atau pola tidur lemas dan berkurangnya daya

konsentrasi

B Etiologi dan Patofisiologi

Etiologinya sangat kompleks banyak faktor dapatt terjadi bersama dan

menyebabkan gangguan depresi Pasien depresi menunjukkan adanya perubahan

neurotransmitter otak antara lain norepinefrin serotonin dan dopamine Pada

pasien dengan ldquobakatrdquo depresi kemampuan menerima musibah (kematian

kehilangan kerja sakit kehilangan fungsi pada usia produktif) lebih kecil

dibanding orang normal akan timbul depresi

Ada empat teori patofisiologi depresi yaitu

The Biogenic Amine Hypothesis

The Receptor Sensitivity Hypothesis

The Permissive Hypothesis

The dysregulation hypothesis

Hipotesis Amina Biogenik

Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena

kekurangan (defisiensi) senyawa monoamin terutama noradrenalin dan serotonin

Karena itu menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat

meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor

atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta

mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu) padahal

obat-obat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat

Hipotesis Sensitivitas Reseptor

Depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor yang diakibatkan

oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine Saraf post-sinaptik akan

berrespon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh

neurotransmitter Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif

(supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) Jika stimulasi

berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi Obat-obat

antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter meningkatkan

stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif Proses ini

membutuhkan waktu menjelaskan mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi

secara segera

Hipotesis permisif

Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan

noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin

menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar

serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak

normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah

noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin

tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan

memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood

Dysregulation hypothesis

Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter

antara lain

Gangguan regulasi mekanisme homeostasis

Gangguan pada ritmik sirkadian

Gangguan pada sistem regulasi

Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline

C Prognosis

Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun

menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan

fungsi sosial

D Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai

kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau

disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian

orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya

sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh

diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan

gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)

Diagnosa depresi ditegakkan jika

Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu

Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau

menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya

Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau

penggunaan obat tertentu

E Gejala dan Tanda

Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu

major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain

perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari

kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas

berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan

penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari

insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

kemunduran psikomotor

kelelahan atau kehilangan energi

perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak

semestinya

tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun

secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh

diri

Kumpulan gejala depresi adalah

gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)

gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi

negatif)

kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)

gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)

gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot

Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of

Mental Disorders)

Major depressive disorder single episode

Major depressive disorder recurrent

Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi

hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun

Depressive disorder not otherwise specified

Subklasifikasi lain berdasarkanngejala

melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan

atipikal BB naik hipersomnia

psikotik terjadi halusinasi delusi

F Jenis Depresi

1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive

terhadap obat

2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di

musim dingin sembuh di musim semi atau panas)

3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah

melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major

depression)

G Sasaran Terapi

Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood

pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah

modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan

terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke

kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan

atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin

di otak

Terapi nir-obat terdiri dari

Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi

dan hubungan pasien dengan orang lain

Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi

pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis

pasien

Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan

bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak

ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan

Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif

namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi

kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada

Depresi yang berat

diperlukan respons yang cepat

treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya

respon terhadap obat jelek dan

merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil

Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang

akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain

1048708 riwayat respons pasien terhadap obat

1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)

1048708 jenis depresi

1048708 kemungkinan interaksi obat

1048708 profil adverse event obat

1048708 Harga obat

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 3: psikopatologi depresi

B Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan referat ini adalah sebagai berikut

1 Tujuan Umum

Mengetahui tentang depresi yang pada pasien pasca stroke

2 Tujuan Khusus

a Memahami mekanisme terjadinya depresi pasca stroke

b Memahami gejala klinis depresi yang terjadi pada pasien pasca stroke

c Memahami penatalaksanaan pada pasien yang mengalami depresi

pasca stroke

II ISI

A Definisi

Depresi merupakan suatu kelainan mental yang ditandai dengan adanya

penurunan mood kehilangan minat menikmati hidup perasaan bersalah atau

rendah diri gangguan pola makan atau pola tidur lemas dan berkurangnya daya

konsentrasi

B Etiologi dan Patofisiologi

Etiologinya sangat kompleks banyak faktor dapatt terjadi bersama dan

menyebabkan gangguan depresi Pasien depresi menunjukkan adanya perubahan

neurotransmitter otak antara lain norepinefrin serotonin dan dopamine Pada

pasien dengan ldquobakatrdquo depresi kemampuan menerima musibah (kematian

kehilangan kerja sakit kehilangan fungsi pada usia produktif) lebih kecil

dibanding orang normal akan timbul depresi

Ada empat teori patofisiologi depresi yaitu

The Biogenic Amine Hypothesis

The Receptor Sensitivity Hypothesis

The Permissive Hypothesis

The dysregulation hypothesis

Hipotesis Amina Biogenik

Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena

kekurangan (defisiensi) senyawa monoamin terutama noradrenalin dan serotonin

Karena itu menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat

meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor

atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta

mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu) padahal

obat-obat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat

Hipotesis Sensitivitas Reseptor

Depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor yang diakibatkan

oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine Saraf post-sinaptik akan

berrespon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh

neurotransmitter Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif

(supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) Jika stimulasi

berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi Obat-obat

antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter meningkatkan

stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif Proses ini

membutuhkan waktu menjelaskan mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi

secara segera

Hipotesis permisif

Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan

noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin

menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar

serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak

normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah

noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin

tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan

memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood

Dysregulation hypothesis

Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter

antara lain

Gangguan regulasi mekanisme homeostasis

Gangguan pada ritmik sirkadian

Gangguan pada sistem regulasi

Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline

C Prognosis

Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun

menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan

fungsi sosial

D Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai

kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau

disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian

orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya

sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh

diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan

gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)

Diagnosa depresi ditegakkan jika

Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu

Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau

menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya

Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau

penggunaan obat tertentu

E Gejala dan Tanda

Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu

major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain

perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari

kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas

berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan

penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari

insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

kemunduran psikomotor

kelelahan atau kehilangan energi

perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak

semestinya

tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun

secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh

diri

Kumpulan gejala depresi adalah

gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)

gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi

negatif)

kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)

gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)

gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot

Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of

Mental Disorders)

Major depressive disorder single episode

Major depressive disorder recurrent

Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi

hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun

Depressive disorder not otherwise specified

Subklasifikasi lain berdasarkanngejala

melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan

atipikal BB naik hipersomnia

psikotik terjadi halusinasi delusi

F Jenis Depresi

1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive

terhadap obat

2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di

musim dingin sembuh di musim semi atau panas)

3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah

melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major

depression)

G Sasaran Terapi

Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood

pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah

modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan

terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke

kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan

atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin

di otak

Terapi nir-obat terdiri dari

Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi

dan hubungan pasien dengan orang lain

Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi

pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis

pasien

Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan

bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak

ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan

Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif

namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi

kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada

Depresi yang berat

diperlukan respons yang cepat

treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya

respon terhadap obat jelek dan

merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil

Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang

akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain

1048708 riwayat respons pasien terhadap obat

1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)

1048708 jenis depresi

1048708 kemungkinan interaksi obat

1048708 profil adverse event obat

1048708 Harga obat

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 4: psikopatologi depresi

II ISI

A Definisi

Depresi merupakan suatu kelainan mental yang ditandai dengan adanya

penurunan mood kehilangan minat menikmati hidup perasaan bersalah atau

rendah diri gangguan pola makan atau pola tidur lemas dan berkurangnya daya

konsentrasi

B Etiologi dan Patofisiologi

Etiologinya sangat kompleks banyak faktor dapatt terjadi bersama dan

menyebabkan gangguan depresi Pasien depresi menunjukkan adanya perubahan

neurotransmitter otak antara lain norepinefrin serotonin dan dopamine Pada

pasien dengan ldquobakatrdquo depresi kemampuan menerima musibah (kematian

kehilangan kerja sakit kehilangan fungsi pada usia produktif) lebih kecil

dibanding orang normal akan timbul depresi

Ada empat teori patofisiologi depresi yaitu

The Biogenic Amine Hypothesis

The Receptor Sensitivity Hypothesis

The Permissive Hypothesis

The dysregulation hypothesis

Hipotesis Amina Biogenik

Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena

kekurangan (defisiensi) senyawa monoamin terutama noradrenalin dan serotonin

Karena itu menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat

meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor

atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta

mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu) padahal

obat-obat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat

Hipotesis Sensitivitas Reseptor

Depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor yang diakibatkan

oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine Saraf post-sinaptik akan

berrespon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh

neurotransmitter Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif

(supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) Jika stimulasi

berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi Obat-obat

antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter meningkatkan

stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif Proses ini

membutuhkan waktu menjelaskan mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi

secara segera

Hipotesis permisif

Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan

noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin

menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar

serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak

normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah

noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin

tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan

memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood

Dysregulation hypothesis

Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter

antara lain

Gangguan regulasi mekanisme homeostasis

Gangguan pada ritmik sirkadian

Gangguan pada sistem regulasi

Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline

C Prognosis

Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun

menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan

fungsi sosial

D Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai

kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau

disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian

orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya

sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh

diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan

gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)

Diagnosa depresi ditegakkan jika

Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu

Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau

menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya

Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau

penggunaan obat tertentu

E Gejala dan Tanda

Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu

major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain

perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari

kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas

berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan

penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari

insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

kemunduran psikomotor

kelelahan atau kehilangan energi

perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak

semestinya

tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun

secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh

diri

Kumpulan gejala depresi adalah

gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)

gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi

negatif)

kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)

gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)

gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot

Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of

Mental Disorders)

Major depressive disorder single episode

Major depressive disorder recurrent

Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi

hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun

Depressive disorder not otherwise specified

Subklasifikasi lain berdasarkanngejala

melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan

atipikal BB naik hipersomnia

psikotik terjadi halusinasi delusi

F Jenis Depresi

1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive

terhadap obat

2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di

musim dingin sembuh di musim semi atau panas)

3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah

melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major

depression)

G Sasaran Terapi

Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood

pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah

modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan

terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke

kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan

atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin

di otak

Terapi nir-obat terdiri dari

Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi

dan hubungan pasien dengan orang lain

Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi

pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis

pasien

Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan

bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak

ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan

Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif

namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi

kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada

Depresi yang berat

diperlukan respons yang cepat

treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya

respon terhadap obat jelek dan

merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil

Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang

akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain

1048708 riwayat respons pasien terhadap obat

1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)

1048708 jenis depresi

1048708 kemungkinan interaksi obat

1048708 profil adverse event obat

1048708 Harga obat

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 5: psikopatologi depresi

Hipotesis Amina Biogenik

Teori Amina Biogenik menyatakan bahwa depresi disebabkan karena

kekurangan (defisiensi) senyawa monoamin terutama noradrenalin dan serotonin

Karena itu menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat

meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor

atau antidepresan trisiklik Namun teori ini tidak dapat menjelaskan fakta

mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu) padahal

obat-obat tadi bisa meningkatkan ketersediaan neutrotransmiter secara cepat

Hipotesis Sensitivitas Reseptor

Depresi merupakan hasil perubahan patologis pada reseptor yang diakibatkan

oleh terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine Saraf post-sinaptik akan

berrespon sebagai kompensasi terhadap besar-kecilnya stimulasi oleh

neurotransmitter Jika stimulasi terlalu kecil saraf akan menjadi lebih sensitif

(supersensitivity) atau jumlah reseptor meningkat (up-regulasi) Jika stimulasi

berlebihan saraf akan mengalami desensitisasi atau down-regulasi Obat-obat

antidepresan umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter meningkatkan

stimulasi saraf menormalkan kembali saraf yang supersensitif Proses ini

membutuhkan waktu menjelaskan mengapa aksi obat antidepresan tidak terjadi

secara segera

Hipotesis permisif

Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan

noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin

menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar

serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak

normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah

noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin

tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan

memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood

Dysregulation hypothesis

Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter

antara lain

Gangguan regulasi mekanisme homeostasis

Gangguan pada ritmik sirkadian

Gangguan pada sistem regulasi

Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline

C Prognosis

Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun

menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan

fungsi sosial

D Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai

kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau

disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian

orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya

sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh

diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan

gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)

Diagnosa depresi ditegakkan jika

Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu

Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau

menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya

Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau

penggunaan obat tertentu

E Gejala dan Tanda

Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu

major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain

perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari

kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas

berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan

penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari

insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

kemunduran psikomotor

kelelahan atau kehilangan energi

perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak

semestinya

tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun

secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh

diri

Kumpulan gejala depresi adalah

gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)

gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi

negatif)

kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)

gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)

gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot

Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of

Mental Disorders)

Major depressive disorder single episode

Major depressive disorder recurrent

Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi

hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun

Depressive disorder not otherwise specified

Subklasifikasi lain berdasarkanngejala

melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan

atipikal BB naik hipersomnia

psikotik terjadi halusinasi delusi

F Jenis Depresi

1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive

terhadap obat

2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di

musim dingin sembuh di musim semi atau panas)

3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah

melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major

depression)

G Sasaran Terapi

Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood

pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah

modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan

terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke

kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan

atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin

di otak

Terapi nir-obat terdiri dari

Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi

dan hubungan pasien dengan orang lain

Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi

pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis

pasien

Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan

bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak

ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan

Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif

namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi

kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada

Depresi yang berat

diperlukan respons yang cepat

treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya

respon terhadap obat jelek dan

merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil

Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang

akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain

1048708 riwayat respons pasien terhadap obat

1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)

1048708 jenis depresi

1048708 kemungkinan interaksi obat

1048708 profil adverse event obat

1048708 Harga obat

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 6: psikopatologi depresi

Hipotesis permisif

Menurut teori ini kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan

noradrenalin Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap noradrenalin

menentukan kondisi emosi depresi atau manik Teori ini mempostulatkan kadar

serotonin yang rendah dapat menyebabkan kadar noradrenalin menjadi tidak

normal yang dapat menyebabkan gangguan mood Jika kadar serotonin rendah

noradrenalin rendah terjadi depresi Jika kadar serotonin rendah dan noradrenalin

tinggi akan terjadi manik Menurut hipotesis ini meningkatnya kadar 5-HT akan

memperbaiki kondisi sehingga tidak muncul ldquobakatrdquo gangguan mood

Dysregulation hypothesis

Gangguan depresi dan psikiatrik disebabkan oleh ketidateraturan neurotransmiter

antara lain

Gangguan regulasi mekanisme homeostasis

Gangguan pada ritmik sirkadian

Gangguan pada sistem regulasi

Sehingga terjadi penundaan level neurotransmiter untuk kembali ke baseline

C Prognosis

Episode depresi yang ditangani dapat sembuh dalam 3 bulan Walaupun

menggunakan obat 20-35 pasien mengalami gejala residual dan gangguan

fungsi sosial

D Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai

kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau

disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian

orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya

sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh

diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan

gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)

Diagnosa depresi ditegakkan jika

Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu

Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau

menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya

Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau

penggunaan obat tertentu

E Gejala dan Tanda

Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu

major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain

perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari

kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas

berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan

penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari

insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

kemunduran psikomotor

kelelahan atau kehilangan energi

perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak

semestinya

tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun

secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh

diri

Kumpulan gejala depresi adalah

gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)

gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi

negatif)

kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)

gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)

gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot

Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of

Mental Disorders)

Major depressive disorder single episode

Major depressive disorder recurrent

Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi

hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun

Depressive disorder not otherwise specified

Subklasifikasi lain berdasarkanngejala

melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan

atipikal BB naik hipersomnia

psikotik terjadi halusinasi delusi

F Jenis Depresi

1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive

terhadap obat

2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di

musim dingin sembuh di musim semi atau panas)

3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah

melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major

depression)

G Sasaran Terapi

Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood

pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah

modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan

terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke

kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan

atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin

di otak

Terapi nir-obat terdiri dari

Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi

dan hubungan pasien dengan orang lain

Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi

pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis

pasien

Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan

bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak

ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan

Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif

namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi

kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada

Depresi yang berat

diperlukan respons yang cepat

treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya

respon terhadap obat jelek dan

merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil

Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang

akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain

1048708 riwayat respons pasien terhadap obat

1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)

1048708 jenis depresi

1048708 kemungkinan interaksi obat

1048708 profil adverse event obat

1048708 Harga obat

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 7: psikopatologi depresi

D Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis depresi perlu dilakukan pemeriksaan mengenai

kemungkinan penyebab yang berasal dari masalah medis psikiatrik atau

disebabkan karena obatalkohol Rasa tertekansedih karena kehilangankematian

orang yang dicintai pada orang normal akan sembuh dengan sendirinya

sedangkan jika gejala tetap bertahan sampai 2 bulan dan diikuti keinginan bunuh

diri kemunduran psikomotor kegagalan fungsional perasaan tidak berguna dan

gejala psikotik maka mengarah pada penyakit depresi (major depressive episode)

Diagnosa depresi ditegakkan jika

Terdapat sedikitnya 5 gejala yang terjadi dalam waktu 2 minggu

Gejala-gejala tsb menyebabkan rasa tertekan yang signifikan atau

menyebabkan gangguan fungsi sosial okupasional atau fungsi lainnya

Gejala bukan disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu atau

penggunaan obat tertentu

E Gejala dan Tanda

Gangguan depresi ditandai oleh satulebih major depressive episode Satu

major depressive episode ditandai oleh 5 atau lebih gejala antara lain

perasaan tertekandepresi sepanjang hari hampir setiap hari

kehilangan interes atau kesenangan terhadap hampir semua aktivitas

berkurangnya berat badan secara signifikan atau bertambah BB dengan

penurunan atau kenaikan nafsu makan hamper setiap hari

insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

kemunduran psikomotor

kelelahan atau kehilangan energi

perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak

semestinya

tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun

secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh

diri

Kumpulan gejala depresi adalah

gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)

gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi

negatif)

kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)

gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)

gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot

Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of

Mental Disorders)

Major depressive disorder single episode

Major depressive disorder recurrent

Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi

hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun

Depressive disorder not otherwise specified

Subklasifikasi lain berdasarkanngejala

melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan

atipikal BB naik hipersomnia

psikotik terjadi halusinasi delusi

F Jenis Depresi

1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive

terhadap obat

2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di

musim dingin sembuh di musim semi atau panas)

3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah

melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major

depression)

G Sasaran Terapi

Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood

pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah

modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan

terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke

kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan

atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin

di otak

Terapi nir-obat terdiri dari

Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi

dan hubungan pasien dengan orang lain

Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi

pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis

pasien

Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan

bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak

ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan

Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif

namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi

kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada

Depresi yang berat

diperlukan respons yang cepat

treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya

respon terhadap obat jelek dan

merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil

Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang

akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain

1048708 riwayat respons pasien terhadap obat

1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)

1048708 jenis depresi

1048708 kemungkinan interaksi obat

1048708 profil adverse event obat

1048708 Harga obat

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 8: psikopatologi depresi

kelelahan atau kehilangan energi

perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak

semestinya

tidak bisa konsentrasi berpikir daya ingat menurun

secara berulang berpikir tentang ingin mati atau bunuh diri atau usaha bunuh

diri

Kumpulan gejala depresi adalah

gangguan vegetatif (tidur nafsu makan berat badan dan dorongan seksual)

gambaran kognitif (perhatian toleransi terhadap frustrasi memori distorsi

negatif)

kontrol impuls (pembunuhan bunuh diri)

gambaran perilaku (motivasi perasaan senang minat kelelahan)

gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala nyeri perut dan tegang otot

Klasifikasi Depresi (menurut DSM-IV = Diagnostic and Statistic Manual of

Mental Disorders)

Major depressive disorder single episode

Major depressive disorder recurrent

Dysthymic disorder gejala lebih sedikit tapi kronis dengan gejala terjadi

hampir pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun

Depressive disorder not otherwise specified

Subklasifikasi lain berdasarkanngejala

melankolis lebih berat kadang tanpa pemicu dari lingkungan

atipikal BB naik hipersomnia

psikotik terjadi halusinasi delusi

F Jenis Depresi

1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive

terhadap obat

2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di

musim dingin sembuh di musim semi atau panas)

3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah

melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major

depression)

G Sasaran Terapi

Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood

pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah

modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan

terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke

kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan

atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin

di otak

Terapi nir-obat terdiri dari

Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi

dan hubungan pasien dengan orang lain

Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi

pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis

pasien

Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan

bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak

ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan

Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif

namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi

kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada

Depresi yang berat

diperlukan respons yang cepat

treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya

respon terhadap obat jelek dan

merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil

Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang

akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain

1048708 riwayat respons pasien terhadap obat

1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)

1048708 jenis depresi

1048708 kemungkinan interaksi obat

1048708 profil adverse event obat

1048708 Harga obat

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 9: psikopatologi depresi

F Jenis Depresi

1 Depresi kronis termasuk berat terjadi sepanjang waktu responsive

terhadap obat

2 Depresi musiman (seasonal) timbul pada saatmusim tertentu (puncak di

musim dingin sembuh di musim semi atau panas)

3 Depresi post partum onset terjadi dalam jangka waktu 1 bulan setelah

melahirkan bisa ringan(blue baby syndrome) atau berat (postpartum major

depression)

G Sasaran Terapi

Sasarannya perubahan biologisefek berupa mood pasien karena mood

pasien dipengaruhi kadar serotonin dan nor-epinefrin di otak sasarannya adalah

modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan agen-agen yang sesuai Tujuan

terapi yaitu menurunkan gejala depresi dan memfasilitasi pasien untuk kembali ke

kondisi normal Strategi pengobatan yang digunakan adalah terapi nir-obat dan

atau obat anti depresan yang dapat memodulasi kadar serotonin dan nor-epinefrin

di otak

Terapi nir-obat terdiri dari

Terapi interpersonal yaitu terapi yang berfokus pada konteks sosial depresi

dan hubungan pasien dengan orang lain

Terapi kognitif-behavioral yaitu terapi yang berfokus pada mengoreksi

pikiran negatif perasaan bersalah yang tidak rasional dan rasa pesimis

pasien

Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan

bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak

ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan

Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif

namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi

kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada

Depresi yang berat

diperlukan respons yang cepat

treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya

respon terhadap obat jelek dan

merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil

Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang

akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain

1048708 riwayat respons pasien terhadap obat

1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)

1048708 jenis depresi

1048708 kemungkinan interaksi obat

1048708 profil adverse event obat

1048708 Harga obat

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 10: psikopatologi depresi

Sebuah studi yang dilakukan oleh Antonucciopada tahun 1995 menyatakan

bahawa intervensi psikoterapi sama efektifnya dengan obat antidepresan tidak

ada efek samping murah dan merupakanfirst-line therapy pada depresi ringan

Electroconvulsive Therapy (ECT) merupakan terapi yang aman dan efektif

namun masih kontroversial Efek samping terapi ini adalah adanya disfungsi

kognitif disfungsi kardiovaskuler dan lainnya ECT diindikasikan pada

Depresi yang berat

diperlukan respons yang cepat

treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya

respon terhadap obat jelek dan

merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil

Pada penggunaan obat antidepresi sulit diprediksi sebelumnya mana yang

akan paling efektif Karena itu pilihan awal dilakukan secara empiris Beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan obat anti depresan antara lain

1048708 riwayat respons pasien terhadap obat

1048708 farmakogenetik (riwayat respons keluarga terhadap obat)

1048708 jenis depresi

1048708 kemungkinan interaksi obat

1048708 profil adverse event obat

1048708 Harga obat

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 11: psikopatologi depresi

H Evaluasi ObatProduk

`1 LINI PERTAMA

a Antidepresan trisiklik (ATS) amitriptilin klomipramin

imipramin nortriptilin

Antidepresan trisiklik (ATS) terbukti efektif dalam mengatasi semua

tipe depresi terutama gangguan depresi jenis melankolis yang berat

Semua ATS mempotensiasi aktivitas NE dan 5-HT dengan cara

memblok re-uptakenya

ATS juga mempengaruhi system reseptor lain maka selama terapi

dengan ATS sering dilaporkan adanya efek samping pada sistim

kolinergik neurologik dan kardiovaskuler

Efek samping umum antikolinergik dan hipotensi orthostatik

b SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor ) fluoksetin

fluvoksamin paroksetin sertralin

SSRI memiliki spektrum luas (sama seperti ATS)

Efikasinya setara dengan ATS maka pasien yang gagal dengan ATS

mungkin akan berespon baik terhadap SSRI atau sebaliknya

Memunculkan dugaan ada perbedaan populasi pasien depresi

berdasar patofisiologinya (NE-mediated vs 5-HT-mediated) namun

perlu penelitian lebih lanjut

Tidak ada efek samping sedative antikolinergik kardiovaskuler

Tidaksedikit sekali diekskresikan melalui ASI sehingga dapat

digunakan oleh ibu menyusui

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 12: psikopatologi depresi

2 LINI KEDUA

Golongan antagonis 5-HT ataumixed re-uptake inhibitors

Contoh venlafaksin trazodon bupropion

3 LINI KETIGA

Golongan MAO inhibitors fenelzin moklobemid (di Indonesia)

tranilsipromin

bull MAO inhibitors memiliki spektrum aktivitas yang berbeda dengan ATS

dan lebih banyak digunakan untuk depresi atypical (dengan tanda-tanda

mood reactivity irritability hypersomnia hyperphagia dan lainnya)

bull Keterbatasan penggunaan MAOI banyak interaksi dengan obat dan

makanan sehingga harus disertai pantangan terhadap beberapa macam

makanan seperti keju daging MSG kecap coklat apokatdan lainnya

(yang kaya akan tiramin) agar tak terjadi serangan hipertensi

Penggunaan obat pada kondisi khusus

Pasien geriatri penggunaannya harus memperhatikan hal berikut

1 SSRI lebih sering digunakan sebagai pilihan pertama karena efek sampingnya

yang lebih rendah daripada TCA

2 Penggunaan TCA (desipramin dan nortriptilin) juga bisa dilakukan karena

range kadar plasma efikasi dan profile ADRnya sudah diketahui tetapi harus

diberikan dengan hati-hati

3 Trazodon nefazodon dan bupropion juga dapat dipilih karena efek samping

anti kolinergik dan efek kardiovaskulernya relatif rendah

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 13: psikopatologi depresi

4 Dosis inisial pada pasien geriatri sebaiknya setengah dari dosis inisial untuk

dewasa dan kemudian bisa ditingkatkan pelan-pelan

Anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan maka

penggunaan obat-obatan harus memperhatikan hal di bawah ini

Data yang mendukung penggunaan SSRI maupun TCA pada anak-anak masih

sangat sedikit tetapi SSRI nampaknya lebih bisa ditoleransi dan lebih aman

Perlu dilakukan pemeriksaan ECG sebelum memulai terapi

Pasien hamil harus diperhatikan pula resiko teratogen sehingga hal-hal di

bawah ini perlu dicermati

1 Secara umum lebih baik digunakan terapi non-obat

2 Tetapi jika diperlukan obat harus dipertimbangkan risiko dan manfaat

3 Beberapa studi melaporkan bahwa depresi yang tak tertangani dan terjadi

selama masa kehamilan dapat berakibat pada resiko perinatal termasuk

meningkatnya keinginan bunuh diri hipertensi preeklamsi dan berat lahir

rendah Yang paling adalah peningkatan resiko terjadinya depresi postpartum

Penggunaan antidepresan pada wanita hamil memiliki catatan sebagai

berikut

SSRIs merupakan obat antidepresan yang paling banyak dipakai wanita

terdapat bukti bahwa ia bekerja lebih efektif pada wanita

Laporan menunjukkan tidak ada gangguan pada janin jika digunakan pada

kehamilan

Beberapa SSRI yang banyak dipakai pada kehamilan fluoxetine (Prozac)

sertraline (Zoloft) and paroxetine (Paxil)

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 14: psikopatologi depresi

Fluoxetine paling banyak diteliti pemakaiannya pada kehamilan dan tidak ada

efek negatif terhadap janin maupun perkembangan selanjutnya

Sertralin paroxetin dan citalopram juga telah diteliti aman bagi kehamilan

Dari golongan TCA Nortriptilin atau desipramin bisa dipilih karena sudah

banyak data tentang obat ini dan kadar terapetik plasmanya sudah diketahui

dengan baik

Jika penggunaan TCA akan dihentikan harus dikurangi dosisnya secara

perlahan untuk mencegah gejala putus obat Jika mungkin tappering dapat

dimulai 5-10 hari sebelum hari perkiraan melahirkan

Evidence tentang strategi terapi

1 Switching

Jika respon tidak tercapai dalam waktu 6 ndash 8 minggu terapi maka ganti

dengan antidepresan lain golongan sama jika belum berhasil diganti ke

antidepresan golongan yang lain

Evidence gt 50 pasien yang gagal terhadap sertralin memberikan

respon baik terhadap fluoksetin

Evidence diperoleh manfaat positif untuk mengganti (switch) obat dari

SSRI ke TCA atau sebaliknya pada pasien yang mengalami depresi

kronik dan resisten terhadap antidepresan misalnya switching antara

sertralin dengan imiperamin

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 15: psikopatologi depresi

2 Penambahan dan kombinasi

Untuk respon yang parsial American Psychiatric Association

menyarankan penambahan antidepressant dengan klas terapi lain

seperti lithium thyroid supplementation atypical antipsychotics dan

dopamine agonists

Symbyax contoh kombinasi olanzapine-fluoxetine (Zyprexa-Prozac)

telah disetujui di US untuk mengatasi depresi bipolar

Strategi kombinasi meliputi penggunaan 2 atau lebih anti depresan dari

golongan yang berbeda dengan sasaran satu atau lebih neurotransmiter

dengan tujuan mencapai hasil yang lebih menguntungkan

3 Kombinasi dengan psychotherapy

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mendapat terapi

dengan nefazadone (Serzone) plus suatu bentuk short-term psychotherapy

yang disebut Cognitive Behavioral Analysis System of Psychotherapy

(CBASP) memberikan hasil terapi yang lebih baik secara signifikan (85

response 42 remission) dibandingkan dengan pasien yang mendapat

terapi dengan Serzone saja (55 response 22 remission) atau CBASP

saja (52 response 24 remission)

4 Mencegah kekambuhan

Sebuah studi meta-analysis terhadap percobaan pada 31 placebocontrolled

antidepressant menjumpai bahwa penggunaan antidepresan secara

berkelanjutan mengurangi resiko kambuh sebesar 70 The American

Psychiatric Association menyarankan untuk terapi lanjutan selama 4-5

bulan setelah hilangnya gejala Untuk pasien yang punya riwayat depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 16: psikopatologi depresi

kambuhan the British Association for Psychopharmacologys 2000

Evidence Based Guidelines for Treating Depressive Disorders with

Antidepressants menyarankan untuk tetap meneruskan terapi antidepresan

sedikitnya 6 bulan sampai lima tahun atau tidak terbatas (seumur hidup)

Lama terapi ideal menggunakan antidepresan pada depresi berat

Untuk fase akut 6 ndash 8 minggu pada dosis terapi penuh dengan tujuan mengurangi

dan menghilangkan gejala Fase lanjutan(continuation) yaitu terapi selama 4-9

bulan berikutnya pada dosis terapi penuh dengan tujuan mencegah kekambuhan

dan kembalinya gejala depresi Fase pemeliharaan

Untuk pasien dengan riwayat 3 atau lebih episode depresi pelihara terapi pada

dosis penuh selama 1-2 tahun berikutnya

Untuk pasien dengan riwayat 2 atau lebih episode dalam 5 tahun pelihara

dengan terapi dosis penuh seumur hidup

Tujuannya untuk mencegah kekambuhan depresi di masa-masa yang akan

datang

EVALUASI OUTCOME TERAPI

Parameter yang harus dipantau dalam penggunaan antidepresan

1048708 Hilangnya gejala depresi perbaikan fungsi sosial dan okupasional

1048708 Adverse reaction seperti sedasi efek antikolinergik disfungsi seksual

1048708 Pasien di atas 40 tahun sebaiknya diperiksa ECG sebelum memulai terapi TCA

dan ECG dapat dilakukan secara periodik selama terapi

1048708 Pantau masihtidaknya ide untuk bunuh diri

1048708 Jika pasien mendapat venlafaksin atau TCA yang diberikan bersama

antihipertensi yg memblok saraf adrenergic harus dipantau tekanan darahnya

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 17: psikopatologi depresi

DAFTAR PUSTAKA

1 Akiskin HS Mood disorder introduction and overview Dalam Sadock BJ

Sadock VA (eds) Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of

Psychiatry 7th ed Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

1284-98

2 Blazer DG Kessler RC McGonagle KA The prevalence and distribution of

major depression in a national community sample the National Comorbidity

Survey Am J Psychiatr 1994151979-86

3 Fricchione G el-Chemali Z Weilburg JB Murray GB Neurology and

Microsurgery Dalam Wise MG Rundell JR (eds) Textbook of

Consultation-Liaison Psychiatry Psychiatry in the Medically Ill American

Psychiatric Publ Inc Washington DC London England 2nd ed 2002 hal

679-700

4 Kaplan amp Sadockrsquos Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th ed Sadock

BJ Sadock VA (eds) Philadelphia Lippincott Williams amp Wilkins 1999

242-50

5 Kennedy SH Javanmard M Vaccarino FJ A review of functional

neuroimaging in mood disorders positron emission tomography and

depression Can J Psychiatr 199742467-75

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 18: psikopatologi depresi

6 Soares JC Mann JJ The anatomy of mood disordersmdashreview of structural

neuroimaging studies Biol Psychiatr 19974186-106

7 Jorgensen MB Dam H Bolwig TG The efficacy of psychotherapy in non-

bipolar depression a review Acta Psychiatr Scand 1998981-13

8 DeRubies RJ Gelfand LA Tang TZ Medications versus cognitive behavior

therapy of severely depressed outpatients meta-analysis of four randomized

comparisons Am J Psychiatr 19991561007-13

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 19: psikopatologi depresi

PSIKOPATOLOGI DEPRESI

Oleh

MEILLYSSA CH

NINDYA YESSICA

RENNY FERBIYANTI

Pembimbing

dr Woro Pramesti Sp KJ

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 20: psikopatologi depresi

PRAKATA

Segenap puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas rahmat dan kasih-Nya makalah referat dengan judul ldquoPsikopatologi

Depresierdquo ini dapat diselesaikan dengan baik Referat ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam menjalani kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Penulisan referat ini ini tidak lepas dari bimbingan bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada dr Woro Pramesti SpKJ dan segenap pihak yang telah ikut

membantu dalam proses penyusunan referat ini

Penulis menyadari bahwa referat ini masih memiliki banyak kesalahan dan

kekurangan Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat yang akan datang

Akhir kata semoga referat ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita

semua

Bandar Lampung 9 April 2012

Tim Penulis

Page 21: psikopatologi depresi