Laporan Tugas Pemasaran Jasa Telekomunikasi

download Laporan Tugas Pemasaran Jasa Telekomunikasi

If you can't read please download the document

Transcript of Laporan Tugas Pemasaran Jasa Telekomunikasi

Laporan Tugas Pemasaran Jasa Telekomunikasi (Program S1 Manajemen Bisnis Jasa Telekomunikasi & Informatika - IM Telkom) Kajian Market Profiling, Market Segmentation dan Market Targeting Pada Jasa Telekomunikasi BlackBerry Internet Service PT. Telkomsel di Kota Semarang, Jawa Tengah

Oleh: Yoga Muda Aditya 108400184

Program S1 Manajemen Bisnis Jasa Telekomunikasi & Informatika Sekolah Manajemen Telekomunikasi & Media Institut Manajemen Telkom 2011

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Studi Lingkup Studi Metoda studi 1.5.1 1.5.2 1.5.3 BAB II. 2.1 2.2 2.3 2.4 Metoda Penelitian Metoda Pengumpulan Data Metoda Analisis

KERANGKA TEORITIS Lingkungan Bisnis Market Profiling (Market Characteristic) Market Segmentation Market Targeting

BAB III. TINJAUAN PERUSAHAAN & PRODUK 3.1 3.2 Profil Perusahaan Kondisi Lingkungan Bisnis di Wilayah Semarang, Jawa Tengah 3.2.1 3.2.2 Gambaran Peraturan Gambaran PDRB, Lapangan Usaha, Lapangan Kerja, Kondisi Perbankan dan hubungan dengan daya beli konsumen di Semarang, Jawa Tengah 3.2.3 Gambaran Jumlah, Pertumbuhan dan Penyebaran Penduduk, tingkat pendidikan di Semarang, Jawa Tengah

2

3.2.4

Gambaran Infrastruktur Pelayanan Sosial (RS, museum, sekolah, perpustakaan umum, Fasilitas Ibadah), Fasilitas rekreasi (taman budaya, arena bermain, pusat perbelanjaan) yang terdapat di Semarang, Jawa Tengah

BAB IV. KAJIAN MARKET PROFILING, MAREKT SEGMENTATION DAN MARKET TARGETING PADA JASA TELEKOMUNIKASI BLACKBERRY INTERNET SERVICE PT. TELKOMSEL DI SEMARANG, JAWA TENGAH 4.1 4.2 Market Profiling (Market Characteristic) Market Segmentation 4.2.1 4.2.2 4.3 Kajian Segmentasi Segmentation Matrix Telecomunication di Semarang, Jawa Tengah

Market Targeting 4.3.1 4.3.2 4.3.3 Segment Attractiveness Segment Size & Growth Company Objective & Resources

4.4

Kajian Market Profiling, Market Segmentation dan Market Targeting pada Jasa Telekomunikasi BlackBerry Internet Service PT. TELKOMSEL di Semarang, Jawa Tengah

BAB V. 5.1 5.2

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

3

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Dewasa ini, industri jasa telekomunikasi merupakan salah satu industri yang berkembang dengan sangat cepat. Salah satunya adalah booming ponsel pintar atau smartphone dalam dua tahun terakhir yang didorong semakin maraknya komunikasi melalui jejaring sosial. Salah satu smartphone yang mengalami pertumbuhan fantastis di Indonesia adalah BlackBerry. BlackBerry adalah produk dari Research In Motion (RIM) yang berasal dari Kanada, dan mulai masuk ke Indonesia di Tahun 2007. Pertumbuhan BlackBerry yang sangat pesat, bahkan tingkat pertumbuhannya diklaim pernah menyentuh 500% membuat banyak provider di tanah air yang bersaing untuk mengambil kesempatan emas tersebut dengan menyediakan layanan internet on demand khusus pengguna BlackBerry. Saat ini setidaknya tercatat lima operator GSM di Indonesia yang telah menyediakan layanan Blackberry Internet Service, salah satunya adalah operator Flag Carrier Telkomsel yang hingga triwulan pertama 2011 mempunyai pelanggan BlackBerry terbesar yaitu 1,4 juta pelanggan. Telkomsel memahami bahwa salah satu tuntutan pengguna jasa telepon bergerak di Indonesia adalah kualitas serta kehandalan dalam layanan. Kemampuan perusahaan dalam menjawab tuntutan tersebut sangat didukung oleh fasilitas jaringan yang dimiliki, dimana pada tahun 2010 Telkomsel memiliki 37.000 BTS yang mengcover 97% wilayah Indonesia. Di samping itu, guna meningkatkan jangkauan dan kehandalan jaringan lebih baik lagi, Telkomsel akan meningkatkan kapasitas bandwith layanan Blackberry ke server milik RIM dari 1.2 GBps menjadi 1.4 GBps. Sebagai perusahaan besar yang masih tergolong muda, Telkomsel memiliki visi jauh ke depan dan misi memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan negara. Satu-satunya alternatif Telkomsel adalah tumbuh, berkembang dan berjaya. Untuk itulah seluruh potensi, lapisan dan jajaran telkomsel harus selalu kreatif berinovasi, memiliki kesatuan sikap dan derap, melangkah maju dengan semangat kejuangan. Salah satu faktor kunci keberhasilan penyelenggaraan jasa telepon selular yang harus diterapkan oleh Telkomsel dalam era persaingan ini adalah kemampuan perusahaan dalam menentukan target marketnya dan membidiknya dengan strategi-strategi yang4

telah disesuaikan dengan target market dar masing-masing produknya. Dengan memiliki target market yang jelas, Telkomsel berharap dapat memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, karena kepedulian terhadap konsumen merupakan hal yang penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Namun target market dan strategi yang digunakan oleh Telkomsel di setiap daerah tidak bisa disamakan karena market pfrofiling di setiap daerah pun berbeda-beda. Beranjak dari hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti mencari tahu mengenai maket profiling, segmen pasar dan target market dari BlackBerry Internet Service PT Telkomsel di Kota Semarang, Jawa Tengah. Oleh karena itu penelitian ini diungkapkan dalam karya tulis ilmiah dengan judul : Kajian Market Profiling, Market Segmentation dan Market targeting Pada Jasa Telekomunikasi BlackBerry Internet Service PT. TELKOMSEL di Semarang, Jawa Tengah

1.2

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah market profiling yang ada di Semarang, Jawa tengah?2. Bagaimana penentuan market segmentation BlackBerry Internet Service di Kota

Semarang, Jawa tengah?3. Siapakah yang akan menjadi target market BlackBerry Internet Service di Kota

Semarang, Jawa tengah?

1.1

Tujuan Studi5

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah :1. Mengetahui market profiling di Semarang, Jawa tengah. 2. Mengetahui cara melakukan market segmentation BlackBerry Internet Service di

Kota Semarang, Jawa tengah.3. Mengetahui siapa yang menjadi target market BlackBerry Internet Service di Kota

Semarang, Jawa tengah.

1.1

Lingkup Studi Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah, sehingga ruang lingkup yang dikaji menjadi lebih spesifik dan tidak terjadi pembahasan masalah di luar pokok pembahasan seperti yang telah peneliti ungkapkan, sehingga menghasilkan penelitian yang lebih efektif. Penulis menetapkan fokus penelitian ini pada produk layanan data selular GSM BlackBerry Internet Service di Kota Semarang, Jawa tengah Dimana pembatasan masalahnya adalah kajian mengenai market profiling, segmen pasar, dan target market. Namun penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :

Data BPS yang ada merupakan data publikasi Tahun 2009, sehingga tingkat akurasi data menjadi berkurang. Jauhnya jarak Kota Semarang dengan kota domisili peneliti yaitu Kota Bandung membuat mengumpulan hanya 10 pertanyaan saja. data melalui kuesioner menjadi sulit, Peneliti menggunakan aplikasi survey monkey dalam penyebaran kuesioner, dan terbatas

1.1

Metoda Studi

1.1.1 Metoda Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan survey. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut non eksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji6

hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman. Penulis ingin mengetahui bagaimana karakteristik para pengguna produk BlackBerry Internet Service jika disesuaikan dengan geografi, demografi, psysiografi penduduk Kota Semarang. Selain itu juga melihat market segmentation dan market targeting produk BlackBerry Internet Service PT Telkomsel di Kota Semarang.

1.1.2 Metoda Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data Primer, yaitu data yang hanya dapat diperoleh langsung dari sumber asli/orang pertama baik dari individu atau perseorangan (Umar,2005b:130). Misalnya wawancara dan kuesioner. Data Sekunder, mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada, seperti browsing melalui internet, buku, dan juga literatur. Penelitian ini menggunakan pencarian data primer maupun sekunder. Data primer diperoleh dari penelitian menggunakan kuisioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan dafar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner disebarkan kepada masyarakat kota Semarang maupun orang Semarang yang berdomisili di kota7

Bandung. Tujuan pengisian kuisioner tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana pendapat orang Semarang terhadap produk PT.Telkomsel, dalam kasus ini BlackBerry Internet Service. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mencari data yang berhubungan dngan permasalahan yang dibahas. Dalam penelitian ini, data kepustakaan kami dapatkan dari berbagai sumber antara lain dari buku, skripsi, internet, dan informasi lainnya yang dianggap relevan dengan topik penelitian. Mengingat terbatasnya waktu, dana dan tenaga maka tidak semua pelanggan diteliti sebagai objek peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil beberapa sampel dari populasi yang ada.

Populasi, adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal-hal menarik bagi peneliti untuk ditelaah. (Uma Sekaran, 2006 : 241). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Semarang

Sample, adalah subset populasi yang terdiri dari anggota-anggota populasi yang terpilih. (Uma Sekaran 2006 : 244). Pengambilan sampel menggunakan cross sectional. Menurut Sugiarto (2001:10), untuk peneliti pemula sampel diambil sekitar dilakukan dengan

10% dari total populasi yang diteliti . Bilamana sampel sebesar 10% dari populasi masih dianggap besar (> 30), maka alternatif yang biasa digunakan adalah mengambil sampel sebanyak 30, dengan pertimbangan ukuran sampel tersebut telah dapat memberikan ragam sampel yang telah stabil sebagai pendugaan ragam populasi. Dari banyaknya populasi, peneliti mengambil 33 orang sebagai sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling dimana populasi pengguna BlackBerry Internet Service tidak diketahui jumlahnya. Kemudian teknik non-probability sampling difokuskan pada metode purposive sampling dengan dengan sasaran sampel hanya orang-orang yang menggunakan produk BlackBerry. Metoda Analisis Tujuan dari analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung di dalam data tersebut, dan menggunakan hasil analisis untuk8

memecahkan masalah. Dalam penelitian ini analisis data berlangsung dari awal hingga pelaksanaan program tindakan. Data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada pelanggan kartu Halo di kota Semarang, dan data sekunder diperoleh dari studi pustaka, browsing di internet dan website pemerintah kota Semarang dan instasi terkait. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data dan kegiatan penelitian, selanjutnya dilakukan kegiatan menganalissis data. Kegiatan menganalisis data ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap persiapan Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan anatara lain: (1) Mengecek kelengkapan identitas responden, (2) Memeriksa isi instrument pengisian data, (3) Mengecek isian data. 2. Tahap Penerapan Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data yang diperoleh. Kemudian dari hasil analisis data tersebut ditarik kesimpulan yang menjelaskan tujuan dari penelitian ini.

BAB II KERANGKA TEORITIS2.1 Lingkungan Bisnis9

2.1.1

Definisi Lingkungan Bisnis Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada diluar organisasi (Robbins 1994:226). Selanjutnya Miles (1980:195) menyatakan bahwa untuk memastikan lingkungan organisasi cukup mudah, ambil saja alam semesta, kurangi bagian yang mewakili organisasi, sisanya adalah lingkungan. Namun lingkungan tidaklah sesederhana itu definisinya. Menurut Smircich and Stubbart, (1985); Mansfield, (1990) dalam Brooks and Weatherston (1997:4), definisi lingkungan memiliki masalah intelektual, sehingga para peneliti mengkategorikannya dengan pendekatan yang berbeda. Dalam konteks manajemen strategi lingkungan didefinisikan berdasarkan dekat dan jauhnya lingkungan dari organisasi atau langsung dan tidak langsungnya lingkungan mempengaruhi organisasi. Lingkungan yang paling dekat dengan organisasi atau disebut juga task environment, industry environment (Hitt et al., 2001:22; Pearce & Robinson, 2000:71), specific environment (Robbins, 1994:231) yaitu lingkungan yang langsung mempengaruhi strategi, mencakup pesaing, pemasok, pelanggan dan serikat dagang. Selanjutnya lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi strategi atau disebut juga general environment (Hitt et al., 1995; Robbins, 1997), remote environment (Pearce and Robinson, 2000). Lingkungan bisnis merupakan lingkungan yang dihadapi organisasi dan harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan bisnis (perusahaan). Aktivitas keseharian organisasi mencakup interaksi dengan lingkungan kerja (Dill, 1958 dalam Brooks 1997: 5). Hal ini termasuk hubungannya dengan pelanggan, supliers, serikat dagang dan pemegang saham. Lingkungan bisnis berperan dalam mempengaruhi penetapan strategi organisasi.

2.1.2

Lingkungan Eksternal Versus Lingkungan Internal Lingkungan organisasi dapat dibedakan atas lingkungan internal (internal environment) dan lingkungan eksternal (external environment) (Wright et al.,1996: 4; Wheleen and Hunger, 2000:8 ; Hitt, 1995: 6). Lingkungan internal terdiri dari struktur10

(structure), budaya (culture), sumber daya (resources) (Wheelen & Hunger, 2000; 10). Lingkungan internal perlu dianalisis untukmengetahui kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) yang ada dalam perusahaan. Struktur adalah bagaimana perusahaan di organisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang dan arus kerja. Struktur sering juga disebut rantai perintah dan digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi. Budaya merupakan pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara khusus memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapat diterima anggota dari manajemen puncak sampai karyawan operatif. Sumberdaya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organisasi. Aset ini dapat meliputi keahlian seseorang, kemampuan, dan bakat manajerial seperti aset keuangan dan fasilitas pabrik dalam wilayah fungsional. Peter et al., (1996:52) menjelaskan bahwa: A firms resources constitute its strengths and weaknesses. They include human resources (the experience, capabilities, knowledge, skills, and judgment of all the firms employees) organizational resources (the firms systems and processes, including its strategies, structure, culture, puchasing/materials management, production/ operations, financial base, research and development, marketing, information system, and control systems), and physical resources (plant and equipment, geographic locations, access to raw materials, distribution network, and technology). Menurut Peter et al.,lingkungan internal perusahaan merupakan sumberdaya perusahaan (the firms resources) yang akan menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Sumberdaya perusahaan ini meliputi sumberdaya manusia (human resources) seperti pengalaman (experiences), kemampuan (capabilities), pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), dan pertimbangan (judgment) dari seluruh pegawai perusahaan, sumberdaya perusahaan (organizational resources) seperti proses dan sistem perusahaan, termasuk strategi perusahaan, struktur, budaya, manajemen pembelian material, produksi/operasi, keuangan, riset dan pengembangan, pemasaran, sistem informasi, dan sistem pengendalian), dan sumberdaya phisik seperti (pabrik dan peralatan, lokasi geograpis, akses terhadap material, jaringan distribusi dan teknologi). Jika perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumberdaya tersebut maka, ketiga sumber daya diatas memberikan perusahaan sustained competitive

11

advantage. Gambar 2.1 berikut memperlihatkan rute untuk dapat mempertahankan keunggulan bersaing (sustained competitive advantage)Human resources

Organizational resources

Sustained Competitive Advantage

Physical Resources

Gambar 2.1: Route to Sustained Competitive Advantage Sumber: Peter Wright et., al. Strategic Management: Concepts and Cases, 1996, p.52.

Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar organisasi dan perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan (opportunities) dan ancaman (threath) yang akan dihadapi perusahaan. Terdapat dua perspektif untuk mengkonseptualisasilkan lingkungan eksternal.

a. Lingkungan Makro

Lingkungan Makro merupakan lingkungan yang berada diluar wilayah perusahaan. Kondisi Lingkungan Makro dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya kondisi politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Aspek Politik berpengaruh melalui regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun situasi politk negara tersebut. Regulasi bisa menjadi sebuah hambatan maupun peluang bagi suatu perusahaan. Perubahan politik dan regulasi bisa berpengaruh secara cepat maupun tiba-tiba terhadap suatu perusahaan. Sedangkan efek yang ditimbulkan ke konsumen berupa kebebasan untuk memilih dan bagi produsen ialah kebebasan untuk menjual.12

Aspek Ekonomi terdiri dari siklus ekonomi, daya beli, inflasi

dan kurs serta suku bunga. Kondisi ekonomi berpengaruh terhadap daya beli konsumen dan biaya produksi yang harus dikeluarkan produsen. Sifat perubahan aspek akonomi terhadap perushaan bisa berlangsung lambat dan akumulatif. Aspek Sosial&Budaya meliputi pengakuan keragaman, kemauan mencoba hal baru dan pentingnya informasi. Keadaan social inilah yang berpengaruh terhadap dorongan untuk mengkonsumsi bagi konsumen dan dorongan untuk memproduksi bagi produsen. Aspek Teknologi dan Alam meliputi pengaruh global dan kebutuhan internal. Dalam industri telekomunikasi, sifat perubahan teknologi berkembang pesat dan tiba-tiba, sehingga perusahaan telekomunikasi. Baik produknya berupa barang ataupun jasa, dituntut untuk selalu tanggap. Produsen maupun konsumen sama-sama mengaharapkan teknologi yang lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik (cheaper, faster, better). Aspek alam melalui keadaan geografi, iklim, maupun cuaca, dapat meberikan peluang maupun hambatan bagi perusahaan.

a. Struktur Industri

b.

Lingkungan Eksternal

13

Subscri Service Service Teknologi Politik Ekonomi Sosial Struktur ber Offered Provider Industri

c. Lingkungan Internal Yang dimaksud dengan lingkungan internal adalah faktor-faktor yang berada dalam kegiatan produksi dan langsung mempengaruhi hasil produksi. Termasuk dalam lingkungan internal adalah: Tenaga kerja Peralatan dan mesin-mesin Permodalan (pemilik, investor, pengelolaan dana dan sebagainya) Bahan mentah, bahan setengah jadi, pergudangan, mobilitas fisik dan sebagainya Sistem informasi dan administrasi, sebagai acuan dalam pengambilan keputusan manajemen

1.1

2.2

Market Profiling (Market Characteristic) Market profiling adalah garis besar karakteristik dari penduduk daerah

konsumen tertentu. Digunakan terutama dalam mengembangkan strategi pemasaran. Pasar akan menggambarkan profil demografi, data geografis, pola gaya hidup, kebutuhan dan preferensi konsumen, dan kondisi socioeconomics dalam pasar tertentu.

14

Oleh karena itu sebelum menentukan pasar yang akan dibidik, strategi apa yang akan digunakan, hal pertama yang harus diketahui oleh pengusaha adalah mengetahui karakteristik pasar. Dengan mengetahui karakteristik pasar, perusahaan dapat menganalisa apakah pasar tersebut membutuhkan produk yang mereka tawarkan. Jika ia baru setelah itu menentukan siapa yang akan menjadi target market mereka. Tanpa pemahaman yang tepat mengenai karakteristik pasar, usaha pemasaran produk dan atau jasa akan menjadi tidak efektif.

2.3 2.3.1

Market Segmentation Definisi Market Segmentation Marketing segmentation atau segmentasi pasar adalah bagaimana cara

konsumen

dikelompokkan

berdasarkan

perbedaan-perbedaan

penting

dalam

kebutuhan atau preferensi mereka (Hill & Jones). Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen (Stanton). Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah. Perusahaan membagi pangsa pasar ke dalam segmen-segmen pasar tertentu di mana masing-masing segmen tersebut bersifat homogen. Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut. Dengan demikian dapat berkreasi dengan suatu penambahan penggunaan yang khusus untuk konsumen dalam segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut.

15

Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307). Perusahaan atau para penjual mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran segmen pemasaran, yakni segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar industri, dan segmentasi pasar internasional. Kelompok segmen pasar tersebut memiliki karakteristik berbeda, sehingga memerlukan cara tersendiri untuk menanganinya. Segmentasi pasar adalah suatu strategi adaptif. Segmentasi terdiri dari pembagian pasar dengan tujuan untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang organisasi dapat targetkan melalui pengembanganmarketing mix tertentu yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Tetapi segmentasi pasar tidak harus strategi adaptif murni. Proses segmentasi pasar juga dapat terdiri dari seleksi atas segmen-segmen tersebut yang mungkin sesuai dengan pelayananan perusahaan dari keuntungan kompetitif yang dimiliki relatif terhadap pesaing dalam segmen tersebut, mengurangi biaya dari penyesuaian dalam rangka untuk mendapatkan tempat.

2.3.2

Tingkatan Segmentasi Pasar Kotler et al (2004 : 316) mengelompokkan tingkatan segmentasi pasar sebagai

pemasaran massal (mass marketing) dan pemasaran mikro (micro marketing). Pemasaran massal adalah upaya yang dilakukan perusahaan saat hanya memproduksi satu jenis produk (barang / jasa), sehingga semua konsumen diperlakukan sama untuk mendapatkan produk tersebut. Maksud pernyataan bahwa konsumen diperlakukan sama adalah bahwa hanya ada satu produk untuk semua orang. Contoh riil yang dikemukakan Kotler ini adalah16

pada saat perusahaan mobil Ford dari Amerika Serikat memproduksi Ford Model T, saat COCA COLA menjual minumannya secara massal dengan botol ukuran 185 ml, dll. Sedangkan pemasaran Mikro merupakan bentuk yang berbeda dari pemasaran massal. Kalau pemasaran massal fokusnya adalah pada produksi yang seragam tanpa membedakan konsumen, maka pemasaran mikro justru memproduksi produknya / menawarkan layanannya pada kelompok-kelompok konsumen. Saat konsumen sudah menjadi dunia yang semakin kompleks dan memiliki permintaan yang tidak bisa lagi dijawab oleh satu jenis produk, maka pemasaran mikro adalah kuncinya. Kotler et al (2004 : 316) sekali lagi mengatakan dalam bukunya bahwa ada 4 tingkatan pemasaran mikro, yaitu segmen, ceruk (niche), wilayah lokal dan individu. a. Segmen (Segmented Market) Pemasaran segmen adalah yang paling umum kita temui saat ini. Pemasaran ini dapat menciptakan penawaran / layanan yang sesuai dengan kebutuhan / keinginan konsumen dengan harga yang tepat bagi segmen sasaran. Manfaat lainnya dari penggunaan pemasaran segmen ini adalah pemilihan saluran distribusi (distribution channel) dan komunikasi yang lebih jelas serta mengerti lebih dalam tentang siapa saja pesaing yang juga bermain pada segmen yang sama. b. Ceruk (Niche Market) Pemasaran ceruk adalah satu hal yang berbeda. Dalam segmentasi, pemasaran ceruk ini dilakukan dengan memilih satu kelompok konsumen yang bukan merupakan target / sasaran terbesar (dalam hal market share). Ceruk yang dimaksudkan adalah satu kelompok kecil / eksklusif dari ukuran pasar yang ada, jumlahnya sedikit dan terbatas namun bukan berarti daya belinya rendah. Dalam pemasaran produk yang premium, mikro marketing yang digunakannya juga adalah ceruk pasar (niche market). c. Wilayah Lokal (Local Market) Untuk jenis ini umumnya merupakan pemasaran yang didasarkan pada satu wilayah (disebut area lokal), dimana perusahaan cenderung tidak melakukan ekspansi di luar wilayah tersebut. Produk-produknya otomatis sangat bernafaskan daerah dan hanya bisa ditemui di daerah tersebut, kebanyakan contohnya adalah produk-produk makanan daerah atau produk kesenian / wisata. d. Individu17

Menjangkau lebih dalam lagi dalam pemasaran mikro, adakalanya permintaan / kebutuhan tersebut bisa dipersempit lagi untuk individu per individu. Maksudnya disini adalah bagaimana produk baik itu barang / jasa dibuat persis seperti yang diinginkan oleh seseorang dan bersifat unik. Inti dari pemasaran mikro kategori individu ini adalah bagaimana individu dapat terpenuhi keinginan & kebutuhannya melalui modifikasi dari produk tersebut baik skala kecil maupun menyeluruh. Uniknya, dalam jenis pemasaran yang seperti ini tingkat kepuasannya termasuk tinggi dan memiliki nilai emosionil dibandingkan produk-produk pemasaran massal. Kondisi ini dapat berarti pengenaan harga yang lebih tinggi daripada harga produk biasa. Ada juga teori lain yang membagi tingkat segmentasi pasar ke dalam empat tingkatan, yaitu :a. Pemasaran Massal, yaitu memproduksi secara massal mendistribusikan secara

massal, dan mempromosikan secara massal produk yang hampir sama dengan cara yang hampir sama kepada semua konsumen.b. Pemasaran Segmen, Memisahkan segmen-segmen yang membentuk suatu

pasar dan mengadaptasi tawarannya supaya sesuai dengan kebutuhan satu atau lebih segmen tersebutc. Pemasaran Relung, Memfokuskan diri pada subsegmen atau relung pasar yang

memiliki sejumlah cirri bawaan yang khas yang mungkin mencari kombinasi sejumlah manfaat yang khususd. Pemasaran Mikro, merupakan praktek perancangan produk dan program

pemasaran supaya sesuai benar dengan selera individu dan lokasi yang spesifik yang meliputi pemasaran lokal dan pemasaran individual.

2.3.3 Mensegmentasi Pasar Konsumen Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari.

18

Kasali (2005:47) memperjelas segmentasi pasar dengan membagi menjadi dua pendekatan segmentasi yaitu: a. Segmentasi Apriori yaitu segmentasi yang dilakukan sebelum suatu produk/jasa/ide/kampanye diluncurkan kepada pasar. Semua pendekatan berdasarkan variabel demografis, geografis, dan psikografis merupkan pendekatan apriori.b.

Segmentasi Post-Hoc adalah segmentasi yang dilakukan setelah dijalankan. Setelah konsumen datang, data lalu

produk/jasa/ide/kampanye konsumen Anda.

dikumpulkan, diolah dan anda meminta agar data itu berbicara siapa mereka, siapa

Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut: 1. Segmentasi Geografi Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan. Perusahaan bisa memutuskan untuk : Beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografis Beroperasi dalam semua wilayah tetapi memperhatikan variasi-variasi kebutuhan dan pilihan geografis tersebut 1. Segmentasi Demografi Segmentasi ini merupakan pembagian pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografi, seperti usia, jenis kelamin, jumlah keluarga, daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kebangsaan. Variabel-variabel demografi merupakan dasar paling populer untuk menbedakan kelompok-kelompok konsumen. Satu alasan adalah bahwa tingkat keinginan, pilihan dan pemakaian konsumen seringkali selalu dikaitkan dengan variabel-variabel demografi. Alasan-alasan lain adalah bahwa variabel-variabel demografi ini lebih mudah untuk mengukur daripada kebanyakan vaiabel lain. Bahkan bila pasar sasaran dilukiskan denga istilah-istilah non-demografi suatu jenis kepribadian kaitannya dengan ciri-ciri demografi masih diperlukan. Berikut akan digambarkan bagaimana variabel-variabel demografi tertentu telah diterapkan pada segmentasi pasar.19

a. Tingkat usia dan daur hidup Keinginan dan kapasitas konsumen berubah seiring dengan bertambahnya usia. Bahkan anak usia enam bulan berbeda dengan anak usia tiga bulan dalam potensi mereka berkonsumsi. Namun terkadang usia dan daur hidup juga bisa menjadi variabel yang kurang tepat ketika perusahaan salah mendifinisikan siapa yang menjadi pasar sasarannya. b. Jenis kelamin Segmentasi jenis kelamin lebih lama diterapkan dalam pakaian, tata rambut, kosmetika dan majalah. Kadang-kadang para pemasar lain akan memperhatikan sebuah kesempatan untuk membuat segmentasi berdasarkan jenis kelamin. c. Pendapatan Praktek segmentasi ini sudah lama sekali dijalankan oleh perusahaan, terutama dalam industri mobil dan rumah. Pada saat yang sma pendapatan tidak selalu meramalkan para konsumen akan membeli suatu produk tersendiri. d. Segmentasi berdasarkan lebih dari satu variabel segmnetasi Segmentasi ini merupakan penggabungan antara pendapatan, usia dan jenis kelamin. Perusahaan akan membidik pasar sasarannya dengan melihat ketiga aspek. 1. Segmentasi Psikografi Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan: a. Status sosial. Banyak perusahaan merancang produk dan atau jasa untuk kelas sosial khusus dan memperbaiki citra produk tersebut agar menarik minat kelas sosial pasar sasaran. Misalnya pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendahb. Gaya hidup. Minat orang terhadap berbagai macam barang dipengaruhi juga

oleh gaya hidupnya. Sampai sekarang ternyata semakin banyak para pemasar membagi pasarnya menjadi segmen-segmen berdasarkan gaya hidup konsumen. Misalnya seorang produsen Blue Jeans pria ingin merancang jeans untuk kelompok pria khusus yaitu orang yang berprestasi secara aktif, pencari kesenangan sendiri, orang tradisional yang lebih senang di rumah.

20

Jika perusahaan itu tidak menyatakan kelompok mana yang dituju, jeans-nya mungkin tidak akan menarik pria mana saja secara khusus c. Kepribadian, perusahaan memberikan kepribadian kepada produknya yang ebrkaitan dengan kepribadian konsumen. Misalkan suatu produk cocok untuk mereka yang aktif, impulsif dan suka bergaul1. Segmentasi Tingkah Laku

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997) : a. Manfaat yang dicari Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang memberikan manfaat tersebut. b. Status pengguna Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda. c. Tingkat pemakaian Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik. d. Status loyalitas21

Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral. 2.3.4 Manfaat dan Kelemahan Segmentasi Aplikasi dari segmentasi pasar membantu tujuan dari pengembangan dalam lingkup yang kompetitif, yang dapat memberikan efek yang kuat dari keuntungan kompetitif karena dapat membentuk konfigurasi dari rantai nilai (Porter,1985). Menurut Porter, fakta bahwa segmen berbeda dengan luas dalam ketertarikan yang struktural dan persyaratannya untuk keuntungan strategis memberi dua pertanyaan strategis yang penting (Porter,1985):a. penentuan di mana suatu industri bersaing b. dalam segmen apa yang akan menjadi fokus strategi berkelanjutan dengan

membangun hambatan antara segmen Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991). Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain :a. Perusahaan

akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai

kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubahb. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar c. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif d. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi

segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar

22

e. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau

periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahankelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain :a. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih

pendekb. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam

dan macam segmen pasar yang ditetapkanc. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak

menyediakan diskond. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.

Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama

2.4

Market TargetingTarget pemasaran melibatkan membagi pasar menjadi segmen-segmen dan kemudian memusatkan usaha pemasaran pada satu atau beberapa segmen kunci. Perusahaan akan menentukan target marketnya setelah membagi pasar ke dalam segmen-segmen. Target pemasaran dapat menjadi kunci untuk sebuah kesuksesan bisnis kecil. Selain itu penentuan target pemasaran membuat promosi, harga dan distribusi produk dan atau jasa lebih mudah dan lebih efektif. Target pemasaran memberikan fokus untuk semua kegiatan pemasaran. Menurut Solomon dan Elnora (2003:232), Target market ialah Group that a firm selects to turn into customers as a result of segmentation and targeting. Setelah pasar dibagibagi dalam segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target market. Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar: 1. Undifferentiated targeting strategi. Strategi ini menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan untuk melayani semua pasar. Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen.

23

2. Differentiated targeting strategi. Perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut. 3. Concentrated targeting strategi. Perusahaan lebih memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu segmen yang dianggap paling potensial 4. Custom targeting strategi, lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual

Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) menyatakan ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target. Pertama, perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan dapat saja memilih segmen yang kecil pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan dimasa datang. Sehubungan dengan hal ini perusahaan harus menelaah kompetisi yang ada di sektor tersebut dan potensinya untuk tumbuh karena akan berkaitan juga dengan ukuran dan pertumbuhan target segmen perusahaan. Kedua adalah bahwa strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen. Untuk menghasilkan value yang unggul tidak cukup hanya memiliki sumber daya yang memadai tetapi harus didukung dengan kapabilitas, kompetensi inti, dan keunggulan kompetitif untuk melaksanakan diferensiasi yang ditujukan untuk memenangkan kompetisi tersebut. Perusahaan juga harus menganalisis dari dekat apakah segmen pasar yang dipilih telah sejalan dan mendukung tujuan jangka panjang perusahaan. Ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingannya. Perusahaan harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan.24

Beberapa faktor yang dipertimbangkan disini antara lain intensitas persaingan segmen, potensi masuknya pemain baru, hambatan masuk industri, keberadaan produk-produk pengganti, kehadiran produk-produk komplementer serta pertumbuhan kekuatan tawar menawar pembeli maupun pemasok. Dengan menggunakan beberapa kriteria diatas perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang tepat.

BAB III TINJAUAN PERUSAHAAN DAN PRODUK25

1.1

Profil Perusahaan

1.1.1 Profil Perusahaan

PT. Telkomsel adalah perusahaan operator telekomunikasi seluler GSM kedua di Indonesia dengan layanan pascabayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT Telkom (51%) dan PT Indosat (49%). Kemudian pada November 1997 Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar GSM. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, dengan 100 juta pelanggan dan memiliki market share sebesar 55% (Maret 2006). Pendapatan kotor telkomsel telah tumbuh dari Rp. 3,59 triliun pada tahun 2000 mnjadi Rp. 62 triliun pada tahun 2010. Selama periode yang sama, jumlah pelanggan selular Telkomsel meningkat dari sekitar 1,7 juta pada 31 Desember 2000 menjadi 95 juta pada 31 Desember 2010. Telkomsel memiliki jangkauan jaringan terbesar diantara seluruh operator selular di Indonesia, menyediakan jangkauan jaringan yang mencapai lebih dari 97% dari jumlah penduduk Indonesia dan merupakan satu-satunya operator di Indonesia yang mencakup seluruh provinsi dan kabupaten, dan juga semua kecamatan di Sumatra, Jawa, dan Bali / Nusa. Perusahaan ini menawarkan GSM Dual Band (900 & 1800), GPRS, Wi-Fi, EDGE, dan 3G Teknologi.

Shareholder Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ( "Telkom") dan Singapore Telecom Mobile Pte Ltd ( "SingTel Mobile") merupakan26

pemegang saham PT Telekomunikasi. Telkom, yang memiliki 65% dari saham Telkomsel, adalah operator telekomunikasi terbesar di Indonesia. Telkom terdaftar di Bursa Efek Jakarta ( "BEJ": TLKM), New York Stock Exchange ( "NYSE": TLK) dan London Stock Exchange ( "LSE": TKID) dan saat ini secara mayoritas dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. SingTel Mobile memiliki 35% dari saham Telkomsel dan merupakan anak perusahaan dari Singapore Telecommunications Limited ( "SingTel"). SingTel adalah salah satu jasa operator telekomunikasi terkemuka di Asia. SingTel terdaftar di Bursa Efek Singapura ( "SGX": ST) dan Bursa Efek Australia Limited ( "ASX": SGT). SingTel akhirnya mayoritas dimiliki oleh Pemerintah Singapura. Pada akhir 2001, SingTel Mobile membeli saham di Telkomsel yang sampai saat itu dipegang oleh Royal KPN Telecom Belanda dari Belanda (17,28%) dan Setdco Megacell Asia (5%). Pertengahan 2002 SingTel Mobile mengakuisisi tambahan 12,72% dari Telkom untuk membawa totalnya saat ini 35%.

Struktur Organisasi Struktur organisasi PT. Telkomsel adalah struktur organisasi garis atau lini. Tipe organisasi hanya mengenal satu pimpinan, dimana wewenang mengalir dari pimpinan kepada bawahan melalui garis lurus, sedangkan bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasan sesuai atasan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

1.1.1 Visi & Misi

Visi The Best Mobile Lifestyle Provider in the Region27

Misi Memberikan layanan dan solusi bergaya hidup mobile dengan cara yang sangat baik yang melebihi harapan pelanggan, menciptakan nilai bagi stakeholders, dan perkembangan ekonomi bangsa.1.1.2 Produk yang Ditawarkan

Telkomsel memiliki tiga produk untuk kartu seluler GSM, yaitu kartu HALO, SimPATI dan AS. Sedangkan untuk layanan data Telkomsel mempunyai BlackBerry Internet Service dan Telkomsel Flash Masing-masing produk memiliki kelebihan tersendiri, dan memiliki program marketing yang berbeda-beda. Beberapa program marketing yang ditawarkan adalah a. SimPATi a. AS Tarif SMS ekstra hemat Paket 100 SMS gratis 100 SMS Masa aktif lama Perthitungan voice call per detik Tarif SMS hemat Bonus bicara dan bonus SMS SimPATI Talkmania SimPATI PeDe

a. HALO : Pilihan pembayaran yang variatif

b. BlackBerry Blackberry Internet Service BlackBerry Enterprise Service Blackberry International Roaming

a. Telkomsel Flash

1.1.1 Fitur yang Ditawarkan

Selain produk dan program marketing, PT. TELKOMSEL juga mengandalkan fitur-fitur untuk menarik pelanggan. Fitur merupakan salah satu strategi yang ampuh

28

untuk menarik minat konsumen. Beberapa fitur yang ditawarkan oleh TELKOMSEL adalah :

International roaming T-Cash My Pulau Layanan dunia 3G Telkomsel Layanan transfer pulsa Nada sambung pribadi (NSP) Telkomsel call me Telkomsel SMS me Call waiting Call forwarding SMS MMS GPRS

1.1.1 Strategi Bisnis Perusahaan

Jaringan dan Infrastruktur

Dari tahap awal berjalannya jaringan, PT.Telkomsel melokasikan base transceiver station (BTS) kepada semua jaringan agar lebih efisien. Pola jaringan PT.Telkomsel juga memungkinkan untuk menggunakan dengan lebih baik bandwidth yang sudah ada tanpa harus mengorbankan kualitas jaringan. Pemasaran dan penjualan terjangkau, mudah, dinamis, trendi dan sangat memahami kebutuhan Mengubah pandangan orang tentang Perseroan yang selama ini dinilai mahal menjadi pelanggan menjadi strategi Telkomsel untuk mencari banyak pelanggan.1.1.1 Tanggung jawab Sosial Perusahaan

1. Semangat Melayani Indonesia Spirit atau semangat untuk memajukan Indonesia, dimiliki oleh internal organisasi di Telkomsel dan juga kini semakin berkembang dimiliki oleh mitra Telkomsel. Semangat ini terwujud dalam kontribusi positif yang nyata dalam mendukung regulator memajukan industri telekomunikasi Indonesia. Semangat Telkomsel adalah semangat melayani Indonesia, semangat menghadirkan kemajuan semua daerah di Indonesia, semangat untuk bersama-sama membuka lapangan kerja/lapangan berusaha, dan berbagai semangat positif yang konstruktif lainnya. Semangat ini pun mewarnai kepedulian seluruh jajaran Telkomsel dalam melakukan kegiatan CSR, baik berupa kepedulian kepada lingkungan maupun kegiatan yang merefleksikan tanggung jawab dalam memajukan lingkungan masyarakat di Indonesia29

maupun semangat dan kepedulian untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat di Indonesia - TelkomselSIRIT. 2. Melayani dengan mutu Sejalan dengan kebijakan regulator yang mengarahkan agar kompetisi itu dilakukan secara sehat dan berorientasi pada kualitas, Telkomsel secara konsisten berkontribusi secara positif bagi kemajuan industri telekomunkasi Indonesia. Sebagai market leader, semangat ini terus dikumandangkan Telkomsel dengan melakukan berbagai kegiatan, mulai dari membangun wacana dan tren yang positif dan konstruktif, sampai memberikan inspirasi dengan melakukan kegiatan operasional dan pelayanan yang beorientasi pada mutu. Semangat yang mengusung mutu ini terus dilakukan Telkomsel di tengah hiruk-pikuk perang harga di industri telekomunikasi Indonesia. Semangat memajukan industri telekomunikasi Indonesia, juga dilakukan dengan cara membangun kreasi dan inovasi pada produk dan layanan. Semangat melayani dengan mutu ini, tercermin pada desain produk, cara pemasaran, pelayanan sampai ke pemberitaan di berbagai media. Semua yang dilakukan Telkomsel selama tahun 2008 menjadi artefak berharga yang melengkapi sejarah perusahaan maupun sejarah Industri telekomunikasi Indonesia. 3. Melayani dari megapolitansampai ke pelosok Meski di tahun 2007 jaringan Telkomsel sudah kokoh melayani sampai ke pelosok negeri, namun di tahun 2008 semangat melayani Indonesia ini terus dikembangkan Telkomsel semakin mendalam. Salah satunya programnya Telkomsel MERAH PUTIH - MEnembus DaeRAH Pedesaan (termasuk daerah wisata dan resort), Industri TerpencIl (pengeboran lepas pantai, hutan, puncak bukit) dan BaHari (jalur transportasi laut) yakni upaya untuk melayani secara lebih mendalam yang semakin menjangkau sampai di tengah perjalanan bahari dan sampai di daerah pedalaman. Upaya berke sinambungan dalam semangat Telkomsel ini membawa kemudahan bagi masyarakat untuk dapat berkomunikasi di mana saja. 4. Mendengarkan kebutuhan pelanggan dan pasar Produk dan layanan Telkomsel, dikreasi secara inovatif dengan melakukan upaya berkesinambungan untuk mendengarkan apa yang menjadi kebutuhan30

pelanggan dan pasar. Disadari bahwa sejauh dan sebesar apapun upaya sudah dilakukan, tetap saja ada yang harus dan perlu terus kita dengarkan. Seluruh jajaran Telkomsel dan mitra Telkomsel bersyukur, bahwa lebih dari 50% masyarakat pelanggan seluler Indonesia memilih Telkomsel sebagai akses komunikasinya. Secara langsung dan tak langsung, kehadiran Telkomsel telah memberikan kontribusi bagi percepatan kemajuan sosial dan ekonomi Indonesia. 5. Bersama melayani Indonesia Semangat yang mendukung, pemikiran yang cerdas memadai, usaha yang konsisten dan teguh, meraih target dengan kesungguhan dan kehati-hatian, menyampaikan fakta dan manfaat dalam pemberitaan, melayani dengan solusi dan mendekat, dan masih banyak langkah kepemimpinan lainnya, telah menghantar Telkomsel sebagai perusahaan yang menarik dan bermanfaat bagi banyak pihak. Jutaan orang yang bekerja di outlet, kios handphone sampai pedagang besar secara nyata terlibat proses bisnis dan pelayanan Telkomsel dan merasakan kehadiran dan manfaat dari Telkomsel. Ratusan ribu orang bekerja di perusahaan yang menjadi mitra pemasok Telkomsel seperti vendor, agency, courier service, dsb. Sampai dengan puluhan ribu karyawan dan keluarganya merasakan manfaat dari Telkomsel. Semuanya bergerak secara sinergi yang menghadirkan banyak manfaat, termasuk percepatan kemajuan lingkungannya, terbukanya lapangan kerja dan berusaha di seluruh Indonesia.

1.1

Kondisi Lingkungan Bisnis di Semarang, Jawa Tengah Karakteristik Kota Semarang 1. Geografi Luas dan batas wilayah, Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 Kecamatan yang ada, terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas Kecamatan Mijen, dengan luas wilayah 57,55 Km2 dan Kecamatan Gunungpati, dengan luas wilayah 54,11 Km2. Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas

31

terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan, dengan luas wilayah 5,93 Km2 diikuti oleh Kecamatan Semarang Tengah, dengan luas wilayah 6,14 Km2 .

Batas wilayah administratif Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Letak dan kondisi geografis, Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara garis 6050 7o10 Lintang Selatan dan garis 109035 110050 Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.32

Seiring dengan perkembangan Kota, Kota Semarang berkembang menjadi kota yang memfokuskan pada perdagangan dan jasa. Berdasarkan lokasinya, kawasan perdagangan dan jasa di Kota Semarang terletak menyebar dan pada umumnya berada di sepanjang jalan-jalan utama. Kawasan perdagangan modern, terutama terdapat di Kawasan Simpanglima yang merupakan urat nadi perekonomian Kota Semarang. Di kawasan tersebut terdapat setidaknya tiga pusat perbelanjaan, yaitu Matahari, Living Plaza (ex Ramayana) dan Mall Ciputra, serta PKL-PKL yang berada di sepanjang trotoar. Selain itu, kawasan perdagangan jasa juga terdapat di sepanjang Jl Pandanaran dengan adanya kawasan pusat oleh-oleh khas Semarang dan pertokoan lainnya serta di sepanjang Jl Gajahmada. Kawasan perdagangan jasa juga dapat dijumpai di Jl Pemuda dengan adanya DP mall, Paragon City dan Sri Ratu serta kawasan perkantoran. Kawasan perdagangan terdapat di sepanjang Jl MT Haryono dengan adanya Java Supermall, Sri Ratu, ruko dan pertokoan. Adapun kawasan jasa dan perkantoran juga dapat dijumpai di sepanjang Jl Pahlawan dengan adanya kantorkantor dan bank-bank. Belum lagi adanya pasarpasar tradisional seperti Pasar Johar di kawasan Kota Lama juga semakin menambah aktivitas perdagangan di Kota Semarang. 2. Topografi

33

Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan, lereng III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV (> 50%) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara), dan sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik. Kota Bawah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung. Pemanfaatan lahan lebih banyak digunakan untuk jalan, permukiman atau perumahan, bangunan, halaman, kawasan industri, tambak, empang dan persawahan. Kota Bawah sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan, perindustrian, pendidikan dan kebudayaan, angkutan atau transportasi dan perikanan. Berbeda dengan daerah perbukitan atau Kota Atas yang struktur geologinya sebagian besar terdiri dari batuan beku. 3. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kota Semarang, Pola tata guna lahan terdiri dari Perumahan, Tegalan, Kebun campuran, Sawah, Tambak, Hutan, Perusahaan, Jasa, Industri dan Penggunaan lainnya dengan sebaran Perumahan sebesar 33,70 %, Tegalan sebesar 15,77 %, Kebun campuran sebesar 13,47 %, Sawah sebesar 12,96 %, Penggunaan lainnya yang meliputi jalan, sungai dan tanah kosong sebesar 8,25 %, Tambak sebesar 6,96 %, Hutan sebesar 3,69 %, Perusahaan 2,42 %, Jasa sebesar 1,52 % dan Industri sebesar 1,26 %. Sebagaimana diatur di dalam Perda Nomor 5 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2000 - 2010, telah ditetapkan kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan yang berfungsi budidaya. Kawasan Lindung, meliputi kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya, kawasan lindung setempat dan kawasan rawan bencana. Kawasan yang melindungi34

kawasan di bawahnya adalah kawasankawasan dengan kemiringan >40% yang tersebar di wilayah bagian Selatan. Kawasan lindung setempat adalah kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan waduk, dan sempadan mata air. Kawasan lindung rawan bencana merupakan kawasan yang mempunyai kerentanan bencana longsor dan gerakan tanah. Kegiatan budidaya dikembangkan dalam alokasi pengembangan fungsi budidaya. 4. Demografi Secara Demografi, berdasarkan data statistik Kota Semarang penduduk Kota Semarang periode tahun 2005-2009 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,4% per tahun. Pada tahun 2005 adalah 1.419.478 jiwa, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 1.506.924 jiwa, yang terdiri dari 748.515 penduduk laki-laki, dan 758.409 penduduk perempuan. Peningkatan jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Pada tahun 2005 jumlah kelahiran sebanyak 19.504 jiwa, jumlah kematian sebanyak 8.172 jiwa, penduduk yang datang sebanyak 38.910 jiwa dan penduduk yang pergi sebanyak 29.107 jiwa. Besarnya penduduk yang datang ke Kota Semarang disebabkan daya tarik kota Semarang sebagai kota perdagangan, jasa, industri dan pendidikan.

1.1.1

Gambaran Peraturan yang Berkaitan dengan Bisnis Produk BlackBerry Internet Service di Semarang, Jawa Tengah Karena tidak ada peraturan daerah yang mengatur industri telekomunikasi di kota Semarang, maka layanan BlackBerry Internet Service bertolak dari peraturan telekomunikasi yang berlaku secara umum di Indonesia, yaitu UU telekomunikasi no 36 tahun 1999. Dimana di dalam UU tersebut pasal 2, disebutkan bahwa telekomunikasi harus diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika, dan kepercayaan. Dan dalam pasal 4 dimana pelaksanaan pembinaan telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan penyelenggara telekomunikasi yang meliputi penetapan kebijakan, peraturan,35

pengawasan. dimana pengendalian yang dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh pemerintah. 1.1.2 Gambaran PDRB, Lapangan Usaha, Lapangan Kerja, Kondisi Perbankan dan Hubungan dengan Dayabeli Konsumen di Semarang, Jawa Tengah Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga. Hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat selama periode 2005-2009 adalah sebagai berikut : Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan PDRB merupakan indikator untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro yang mencakup tingkat pertumbuhan sector sector ekonomi dan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Semarang atas dasar harga berlaku selama periode 2005-2009 mengalami pertumbuhan yang meningkat. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2005 sebesar Rp. 26.624.244,17 sampai dengan tahun 2009 mencapai sebesar Rp. 39.429.568.000,-

36

Dari tabel tersebut, kontribusi sektor usaha terbesar terhadap PDRB Kota Semarang adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sector Industri Pengolahan dan sektor usaha bangunan. Pada tahun 2009 kontribusi masing-masing sektor usaha tersebut adalah sebagai berikut : Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 29,86 %, industri pengolahan sebesar 24,52 %, dan sektor bangunan sebesar 19,27%. Hal tersebut menggambarkan bahwa aktivitas ekonomi masyarakat Kota Semarang didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan dan sektor bangunan. Peningkatan Laju Pertumbuhan PDRB berimplikasi terhadap kondisi perekonomian Kota Semarang secara makro yang ditunjukan dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). LPE Kota Semarang periode 2005-2009 mengalami pertumbuhan yang positif.

37

Pada tahun 2005 tercatat sebesar 5,14%, kemudian meningkat sebesar 5,71 %, pada tahun 2006, 5,98 % pada tahun 2007, dan 6,03 % pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi kota Semarang tercatat sebesar 5,47 %. Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang terjadi penurunan pada tahun 2009 sebesar 0,56 % dari 6,03 % pada tahun 2008 menjadi 5,47 % pada tahun 2009. Penurunan ini lebih dipengaruhi adanya kondisi perekonomian global seperti kebijakan pasar bebas (Asean-China Free Trade Area/ACFTA), kenaikan BBM dan TDL.

PDRB per kapita atas dasar harga konstan tahun 2000 dari tahun ke tahun juga menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2005 sebesar Rp. 10.534.628,92,-, pada tahun 2006 sebesar Rp.11.045.072,76,-, pada tahun 2007 sebesar Rp.11.591.578,22, pada tahun 2008 sebesar Rp.11.897.251,91, dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 12.338.639,96.

38

Lapangan Kerja Angka kesempatan kerja dapat dihitung dari jumlah penduduk yang bekerja dibanding dengan angkatan kerja dalam satu wilayah. Rasio penduduk yang bekerja mengalami peningkatan, tahun 2005 sebesar 64,32 %, tahun 2006 sebesar 64,38%, tahun 2007 sebesar 88,61%, tahun 2008 sebesar 88,51%, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 7,70% atau menjadi sebesar 81,44%. Penurunan ratio penduduk yang bekerja lebih diakibatkan karena meningkatnya angkatan kerja yang tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja. Oleh karena itu diperlukan upaya perluasan lapangan kerja sebagai upaya mengatasi pengangguran. Berikut gambaran perkembangan ratio penduduk yang bekerja selama 5 tahun (2005-2009) seperti tercantum dalam tabel dibawah ini :

39

Kondisi Perbankan Perkembangan perbankan selama tahun 2009 cukup menggembirakan, ini ditandai dengan adanya peningkatan kredit yang signifikan. Penyaluran kredit mengalami peningkatan dari 6,69 triliyun Rupiah pada tahun 2008 menjadi 6,86 triliyun rupiah tahun 2009. Sedangkan perkembangan dana simpanan juga mengalami peningkatan dari 8,21 triliyun rupiah tahun 2007 menjadi 8,48 triliyun rupiah tahun 2008. Realisasi pendapatan Pemerintah Kota Semarang tahun 2009

mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu dari 792,96 milyar rupiah menjadi 887,38 milyar rupiah. Pendapatan Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2009 masih didominasi dari Dana Alokasi Umum yaitu sebesar 624,6 milyar rupiah atau sebesar 67,72 persen, sedangkan Pendapatan Asli Daerah hanya sebesar 128,46 milyar rupiah atau 13,92 persen. Untuk Belanja Pembangunan, selama tahun 2009 dialokasikan sebesar 1,01 triliun rupiah sedangkan realisasinya hanya sebesar 881,72 milyar rupiah atau 87,24 persen. Realisasi terbesar adalah untuk sektor Otoda dan Adn. Keuangan yaitu sebesar 134,79 milyar rupiah atau mencapai 58,83 persen. Harga eceran 9 bahan pokok mulai tahun 2009 menggunakan tahun dasar baru yaitu tahun 2007=100 . Indeks harga konsumen menurut kelompok barang40

pada tahun 2009 pada umumnya mengalami peningkatan dimana peningkatan terbanyak terjadi pada kelompok Bahan Makanan dengan inflasinya sebesar 1,64 persen. Tapi secara umum tingkat inflasi Kota Semarang tahun 2009 (13,09 persen) lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2008 (6,73 persen). 1. Hubungan dengan Daya Beli Konsumen di Kota Semarang Dilihat dari PDRB yang meningkat setiap tahunnya, pemenuhan lapangan usaha dan lapangan kerja yang jumlahnya juga meningkat setiap tahun serta kondisi perekonomian yang terus membaik, daya beli konsumen terhadapa produk jasa telekomunikasi juga dapat dikatakan akan terus meningkat. 1.1.1 Gambaran Jumlah, Pertumbuhan dan Penyebaran Penduduk, Tingkat Pendidikan di Semarang, Jawa Tengah

Komposisi penduduk kota Semarang ditinjau dari aspek pendidikan (di atas umur 5 tahun) adalah 22,86% telah tamat SD/MI, 21,10% telah tamat SLTA, 20,38% belum41

tamat SD, 20,28 % telah tamat SLTP, 6,54% tidak/belum pernah sekolah, 4,51% telah tamat SD IV/S1/S2, dan 4,35% telah tamat DI/DII/DIII.

Penduduk Kota Semarang dilihat dari kelompok umur sebanyak 912.362 jiwa atau 73,96% merupakan penduduk usia produktif ( umur 15 65 tahun) dan 26,04% merupakan penduduk tidak produktif (umur 0-14 tahun dan diatas 65 tahun).Sebaran Penduduk Kota Semarang Per Kecamatan

42

43

Tingkat Pendidikan Kondisi kinerja pembangunan bidang pendidikan selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami perubahan fluktuatif, angka partisipasi sekolah pendidikan dasar mengalami peningkatan dari tahun 2005 sebesar 86,64% menjadi 89,76% pada tahun 2009, pendidikan menengah meningkat dari tahun 2005 sebesar 66,99% menjadi 78,95 %, angka kelulusan SD/MI selama 5 tahun dapat mencapai sebesar 99,99%, untuk SMP/MTs mencapai 94,76%, SMA/SMK/MA mencapai 96,47%. Angka ketersediaan sekolah Pendidikan Dasar dari 4 % pada tahun 2005 menjadi 4,30 % tahun 2009, ratio guru terhadap jumlah murid dari 1:28 pada tahun 2005 turun menjadi 1:19 pada tahun 2009, ratio guru terhadap jumlah murid per kelas rata-rata tahun 2005 sebesar 1:28:45 menjadi 1:16:32 pada tahun 2009. Sedangkan untuk Pendidikan Menengah, APS tahun 2005 sebesar 66,99 menjadi 78,95 tahun 2009,44

ratio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah dari 2,15% pada tahun 2005 menjadi 2,80% pada tahun 2009, ratio guru terhadap murid tahun 2005 sebesar 1:13 menjadi 1:12 pada tahun 2009, ratio guru terhadap murid per kelas rata-rata tahun 2005 adalah 1:13:40 menjadi 1:12:34, perbandingan jumlah penduduk melek huruf >15 tahun terhadap jumlah penduduk kota Semarang tahun 2005 sebesar 95,10% menjadi 99,47% pada tahun 2009. Kondisi fasilitas pendidikan, jumlah sekolah SD/MI dengan kondisi baik tahun 2005 sebanyak 2.349 gedung meningkat menjadi tahun 2.451gedung, gedung sekolah SMP/MTs tahun 2005 sebesar 1.662 gedung menjadi sebesar 1.761 gedung, sedangkan kondisi gedung sekolah SMA/SMK/MA tahun 2005 sebesar 1.005 gedung meningkat menjadi 1.087 gedung pada tahun 2009. Angka Putus Sekolah dari tahun ketahun selama 5 tahun (20052009) mengalami penurunan yang sangat signifikan. Angka putus sekolah SD/MI menurun dari 151 murid pada tahun 2005 menjadi 31 pada tahun 2009. Sedangkan untuk SMP/MTs dari 344 murid menjadi 21 murid, sedangkan untuk SMA/MA/STM menurun dari 527 menjadi 18 murid pada tahun 2009. Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), jumlah siswa TK/RA/Penitipan anak terhadap jumlah penduduk usia 46 tahun sebesar 74,68% tahun 2005 menjadi 78,92% tahun 2009.Perkembangan Angka kelulusan SD/MI dari tahun 2005-2009 tetap sebesar 99,99%, SMP/MTs mengalami peningkatan dari tahun 2005 sebesar 86,60% menjadi 94,76% tahun 2009, SMA/SMK/MA mengalami peningkatan dari 89,31% tahun 2005 menjadi 96,74% pada tahun 2009. Meskipun telah terjadi berbagai peningkatan yang cukup berarti, pembangunan pendidikan belum sepenuhnya mampu memberi pelayanan merata, berkualitas dan terjangkau. Sebagian penduduk tidak dapat menjangkau biaya pendidikan yang dirasakan masih mahal dan pendidikan juga dinilai belum sepenuhnya mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat sehingga pendidikan belum dinilai sebagai bentuk investasi. Berikut gambaran perkembangan pelayanan bidang pendidikan sebagaimana tabel dibawah ini :

45

1.1.2

Gambaran Infrastruktur Pelayanan Sosial (RS, museum, sekolah, perpustakaan umum, fasilitas ibadah), Fasilitas Rekreasi (taman budaya, arena bermain, pusat perbelanjaan) yang terdapat di Semarang, Jawa tengah

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah perilaku hidup sehat. Dilihat dari indikator aspek pelayanan kesehatan. Pemerintah Kota Semarang, telah berupaya menyediakan fasilitas 45 kesehatan yang dari tahun ketahun semakin dapat menjangkau pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat Kota Semarang. Kondisi kinerja pembangunan bidang kesehatan selama 5 tahun (2005-2009) dapat dilihat dari Ratio46

Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 1000 penduduk dari tahun 2005-2009 yang menunjukkan penurunan dari 0,20 tahun 2005 menjadi 0,19 pada tahun 2009. Ratio RS per 1000 satuan penduduk menurun dari 0,16 pada tahun 2005 menjadi 0,15 pada tahun 2009, ratio dokter persatuan penduduk meningkat dari tahun 2005 sebesar 1,05 menjadi 2,17 pada tahun 2009, ratio tenaga medis per 1000 satuan penduduk meningkat dari 1,89 tahun 2005 menjadi 2,39 pada tahun 2009, cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan telah mencapai 100%, cakupan pelayanan Puskesmas dari tahun 2005-2009 tetap sebesar 231,25 %, Incident rate DBD per 100.000 penduduk tahun 2005 sebesar 164 menjadi 262,1 pada tahun 2009, Prevalensi HIVAIDs per 10.000 penduduk yang beresiko tahun 2005 sebesar 1,17 menjadi 2,2 pada tahun 2009. Permasalahan pelayanan urusan kesehatan yang perlu mendapat perhatian adalah menurunkan Incident rate DBD dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Berikut gambaran perkembangan pelayanan umum bidang kesehatan selama 5 tahun sebagaimana tabel dibawah ini :

47

48

Objek Pariwisata Dengan pelabuhannya yang terkenal sejak jaman Belanda, Semarang merupakan kota yang ideal sebagai gerbang masuk menuju kota-kota lain di Jawa Tengah. Berbagai kegiatan bongkar muat terjadi di pelabuhan Tanjung Emas Semarang untuk kemudian diangkut menuju kota-kota lain. Tak heran bila kemudian Semarang lebih dikenal sebagai Kota Transit daripada Kota Wisata. Padahal Semarang menyimpan begitu banyak keunikan yang bisa dinikmati dan obyek-obyek yang bisa dikunjungi. Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, Semarang merupakan pusat industri, perdagangan dan pemerintahan yang mengatur 34 kota dan kabupaten lainnya. Maka wajar bila kota ini memiliki berbagai fasilitas yang lebih baik dan lebih lengkap dibanding kota-kota lain di Jawa Tengah. Dengan keunikan bentuk geologisnya yang jarang ditemui di kota-kota lain, Semarang seperti terbagi menjadi daerah dengan dua iklim, panas dan sejuk. Iklim yang panas terjadi karena kota berada dipesisir pantai Semarang yang merupakan dataran rendah. Sedang Iklim yang sejuk didapat karena sebagian Kota Semarang berada di lereng gunung Ungaran. Semarang selama ini dikenal sebagai kota industri dan bisnis. Tapi bukan berarti Semarang tidak memiliki tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi.Ada bangunan bersejarah seperti Tugu Muda. Tugu ini dibangun sebagai monumen untuk mengenang heroisme pejuang Semarang melawan penjajah Jepang. Kemudian ada Gereja Blenduk yang merupakan peninggalan Belanda. Museum-museum seperti Museum Ronggowarsito, Museum mandala Bakti, Museum Nyonya Meneer, Museum Jamu Jago dan Muri. Selain bangunan kuno, Semarang juga memiliki tempat wisata bermain untuk anak-anak, Wonderia dan Istana Majapahit. Bagi yang gemar melihat keindahan alam, ada Goa Kreo, Agro Wisata Sodong, kampung Wisata Taman Lele. Saat ini di Semarang juga sedang dibangun Kebun Binatang yang lebih lengkap dan besar. Dan yang baru selesai direnovasi49

yaitu Klenteng Sam Poo Kong, bangunan ini sangat indah, karena merupakan perpaduan antara ornamen Cina yang sangat kental dipadu dengan bentuk atap yang mirip joglo. Untuk menunjang kebutuhan para wisatawan, Semarang juga sudah mempersiapkan hotel dari yang paling murah sampai hotel berbintang.Transportasi yang mudah dan nyaman, biro perjalanan yang siap memandu perjalanan para wisatawan. Kalau berkunjung ke Semarang, jangan lupa dengan makanan khasnya, bandeng presto dan wingko babat.

50

BAB IV KAJIAN MARKET PROFILING, MARKET SEGMENTATION DAN MARKET TARGETING PADA JASA TELEKOMUNIKASI BLACKBERRY INTERNET SERVICE PT TELKOMSEL DI KOTA SEMARANG, JAWA TENGAH4.1 Market Profiling (Market Characteristic) Berdasarkan data penduduk Kota Semarang tahun 2005, 2007, 2008 dan 2009 dapat disimpulkan karakteristik masyarakatnya sebagai berikut:Keteranga n % Jenis Kelamin Laki-laki 49.67 Perempuan Usia 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+ 3.49 8 8.21 7.93 8.36 10.67 10.06 9.75 8.31 7.15 5.61 3.69 2.38 6.33 50.32 Keterangan Pendidikan Tidak Sekolah Tidak/Belum tamat SD/MI Tamat SD/MI Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D I,II,III Tamat D IV/S1/S2/s3 % 6.54 20.38 22.86 20.28 21.1 4.35 4.51

Bidang Pekerjaan Buruh Industri 24.76 PNS/ABRI 14.11 Pedagang 11.92 Buruh Bangunan 1.8 Pengusaha 8.52 Pensiunan 5.33 Petani 4.27 Angkutan 3.6 Buruh tani 3.05 Nelayan 0.4 Lainnya 12.24

Secara demografi, presentase penduduk terbanyak adalah usia 25-29 tahun. Dari segi pendidikan, presentase penduduk yang berpendidikan hanya sampai tingkat SD merupakan yang terbesar yaitu 22.86%. Sedangkan penduduk kota Semarang yang pendidikannya hingga tingkat D IV/S1/S2/S3 hanya sebesar 4.51%. Kebanyakan penduduk Kota Semarang bekerja di sebagi buruh industri.51

Dilihat dari sisi psysiografis, kemampuan memanfaatkan kesempatan untuk produktif berbeda-beda. Ada yang menjadi wirausaha yang memberi lapangan kerja, kebanyakan lainnya menjadi karyawan, pekerja independen atau sedang studi, serta sebagian sisanya menganggur. Perbedaan daya beli konsumen juga sangat beragam. Dari yang mampu membeli rumah dan mobil mewah berharga miliaran rupiah hingga yang perlu mendapatkan bantuan raskin. Hal-hal tersebut juga memberikan peran dalam terjadinya digital device. Satu istilah untuk membedakan kaum yang memiliki akses terhadap sistem teknologi digital dengan yang tidak memiliki akses. Latar belakang etnis, agama dan bahasa daerah yang berbeda-beda juga memperkaya keragaman budaya yang muncul di Kota Semarng. Pengaruh globalisasi dan deras masuknya budaya asing dalam kehidupan kontemporer juga berpengaruh pada transformasi sistem tata nilai di masyarakat. 4.2 Market Segmentation 4.2.1 Kajian Segmentasi a. Segmentasi Apriori

Keterangan Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Pekerjaan 1. Pelajar/Mahasiswa 2. PNS 3. Pegawai Swasta 4. Wiraswasta 5. Ibu Rumah tangga 6. Lainnya Status Menikah Belum menikah

% 47.2 52.8

Keterangan

%

Informasi ttg produk BlackBerry 1. Televisi 27.8 2. Surat Kabar 5.6 3. Poster 0 4. Brosur 2.8 5. Internet 6. Teman/Kerabat 7. Lainnya (Majalah) 25 44.4 2.8

55.6 16.7 22.2 5.6 0

22.9 77.1

Provider yg banyak digunakan 1. Telkomsel 27 2. Indosat 67 3. XL 6 4. Axis 0 5. 3 0 52

6. Smart Usia 18 - 22 thn 23 - 28 thn 29 - 34 thn 35 - 40 thn > 40 thn 55.6 33.3 8.3 2.8 0 Pendidikan terakhir 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Akademi 5. S1 6. S2 7. S3

0

0 2.8 52.8 11.1 33.3 2.8 0

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa responden mengetahui produk BlackBerry berasal dari teman ataupun kerabat. Disini, peran media yaitu televisi hanya sebesar 27.8% bagi para responden dalam menginformasikan produk tersebut. Rata-rata preferensi mereka terhadap pemilihan operator jatuh kepada provider Telkomsel. Telkomsel dinilai memberikan tariff yang kompetitif dan memiliki jaringan dengan kualitas sinyal Baik dalam hal Internet Service, terlebih bagi mereka yang menggunakan BlackBerry. Bila dikaitkan dengan pendapatan yang didapat oleh para responden perbulannya, ditampilkan dalam diagram berikut :

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 33 responden pengguna BlackBerry Internet Service, 42 % diantaranya memiliki penghasilan per bulan Rp 1.000.000,- hingga Rp 3.000.000,- Lalu 39% lainnya, memiliki penghasilan per bulan Rp 500.000,- hingga Rp 1.000.000,- . Yang berpenghasilan Rp 3.000.000,hingga Rp 5.000.000,- per bulan dan yang berpenghasilan dibawah Rp 500.000,juga mempunyai prosentase yang sama besar yaitu masing-masing sebesar 8% . Dan yang mempunyai penghasilan diatas Rp 5.000.000 mempunyai prosentase terkecil yaitu 3%. Faktor yang membedakan penghasilan para responden per bulannya, karena setiap responden berasal dari latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. b. Segmentasi Post - Hoc

53

Segmentasi post-hoc dilakukan produk BlackBerry Internet Service.

untuk mengembangkan strategi

marketing pada setiap segmen dengan didasarkan pada uses dan usage behavior

Segmentasi berdasarkan biaya pengeluaran BlackBerry Internet Service per bulan

Dari diagram diatas, 68% dari 33 responden menghabiskan Rp 50.000,hingga Rp 100.000,- untuk pengeluaran BlackBerry Internet Servicenya. 23% lainnya hanya menghabiskan dibawah Rp 50.000,- untuk layanan BlackBerry Internet Servicenya. Namun diluar dugaan 9% responden menghabiskan Rp 100.000,- hingga Rp 250.000,- untuk layanan BlackBerry Internet Service, padahal saat ini hampir seluruh operator telah menurunkan harga layanannya BIS Full Service nya Disini factor yang mempengaruhi pengeluaran BlackBerry Internet Service para responden adalah penggunaan fitur-fitur yang terdapat di dalamnya seperti push email, chatting, browsing, social networking dan aplikasi lainnya Segmentasi berdasarkan penggunaan fitur BlackBerry Internet Service

Berdasarkan diagram diatas, 77 % dari 33 responden pengguna BlackBerry Internet Service banyak menggunakan fitur Social Networking dalam kegiatan sehari-harinya, baik itu mengupdate status melalui twitter maupun facebook. Lalu 65.7% memanfaatkan fitur Chatting seperti BBM, YM, MSN, GoogleTalk ataupun AOL. Hal ini tidaklah mengherankan karena memang aplikasi chatting seperti BlackBerry Messenger memang menjadi daya tarik tersendiri dari gadget ini. Sedangkan 42.9% responden menggunakan fitur Browsing untuk sekedar mencari informasi terbaru. Keunggulan produk BlackBerry yaitu fitur push email dgunakan oleh 40% responden.4.2.1Segmentation Matrix Telecommunication di Kota Semarang, Jawa Tengah

54

Profile pengguna 1 1. Usia 35-40 thn 2. Wiraswasta 3. Pengeluaran BIS / bulan Rp 100.000,- s/d Rp 250.000,4. Fitur BIS yg digunakan Push Email , Chatting, Browsing Profile pengguna 2 1. Usia 29-34 thn 2. Pegawai Swasta 3. Pengeluaran BIS / bulan Rp 100.000,- s/d Rp 250.000,4. Fitur BIS yg digunakan Push Email, Chatting, Social Networking, Browsing Profile Pengguna 4 1. Usia 29-34 thn 2. Pegawai Negeri 3. Pengeluaran BIS / bulan Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,4. Fitur BIS yg digunakan Chatting, Browsing, Social Networking Profil pengguna 5 1. Usia 23-28 thn 2. Pegawai Swasta 3. Pengeluaran BIS / bulan Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,4. Fitur BIS yg digunakan Push Email, Browsing, Chatting, Social Networking, Profil pengguna 6 1. Usia 23-28 thn 2. Pegawai Swasta 3. Pengeluaran BIS / bulan Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,4. Fitur BIS yg digunakan Chatting, Browsing, Social Networking Profile pengguna 7 1. Usia 23-28 thn 2. Pegawai Swasta 3. Pengeluaran BIS / bulan Dibawah Rp 50.000,4. Fitur BIS yg digunakan Chatting dan Social Networking Profile pengguna 3 1. Usia 29-34 thn 2. Pegawai Swasta 3. Pengeluaran BIS / bulan Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,4. Fitur BIS yg digunakan Push Email, Chatting, Social Networking

Profile pengguna 8 1. Usia 23-28 thn 2. Pegawai Negeri 3. Pengeluaran BIS / bulan Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,4. Fitur BIS yg digunakan

55

Push Email, Chatting, Social Networking, Browsing Profil pengguna 9 1. Usia 18 - 22 thn 2. Pelajar/Mahasiswa 3. Pengeluaran BIS / bulan Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,4. Fitur BIS yg digunakan Push Email, Browsing,Chatting, Social Networking Profile pengguna 10 1. Usia 18 - 22 thn 2.Pelajar/ Mahasiswa 3. Pengeluaran BIS / bulan Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,4. Fitur BIS yg digunakan Browsing, Chatting, Social Networking Profile pengguna 11 1. Usia 18 - 22 thn 2. Pelajar/Mahasiswa 3. Pengeluaran BIS / bulan Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,4. Fitur BIS yg digunakan Chatting, Social Networking Profil pengguna 12 1. Usia 18 - 22 thn 2. Pelajar/Mahasiswa 3. Pengeluaran BIS / bulan Dibawah Rp 50.000,4. Fitur BIS yg digunakan Browsing, Chatting, Social Networking Profile pengguna 13 1. Usia 18 - 22 thn 2. Pelajar/Mahasiswa 3. Pengeluaran BIS / bulan Dibawah Rp 50.000,4. Fitur BIS yg digunakan Chatting, Social networking

4.3 Market Targetting 4.3.1 Segment Attractiveness Dilihat dari karakter penggunaan produk BlackBerry Internet Service dalam segmentation matrix diatas, profile pengguna 9 sangat menarik jika dikaitkan dengan segmentasi produk BlackBerry Internet Service milik Telkomsel yaitu BIS (BlackBerry Internet Service) On-Demand. Layanan paket BIS OnDemand menyediakan tariff perhari, per minggu dan per bulan dengan paket fitur seperti push mail, chatting, browsing, social networking dan aplikasi lainnya. Dengan besaran pengeluaran layanan BIS per bulan sebesar Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- , profile pengguna 9 akan merasakan tariff hemat yang diberikan Telkomsel sebesar Rp 90.000,- /bulan untuk semua paket fitur yang mereka gunakan. Selain itu, Telkomsel menjamin kestabilan data bagi para pengguna layanan BIS On-Demand karena Telkomsel telah melakukan upgrade kapasitas router interface yang menghubungkan backbone Indosat dan RIM (Research In Motion, vendor BlackBerry) menjadi sebesar 1,4 GB dan didukung oleh 37.000 BTS yang tersebar di seluruh penjuru tanah air seperti yang dikutip dari situs resmi Telkomsel. 4.3.2 Segment Size & Growth Dengan memilih segmen atraktif seperti profil pengguna nomor 9 ini, jumlah pelanggan BlackBerry Telkomsel bisa meningkat sesuai dengan yang56

diprediksikan pada tahun 2011 awal yaitu lebih dari 1,5 juta pelanggan seperti yang ditulis dalam situs resminya. Di tahun ini Telkomsel akan menambah kapasitas bandwithnya ke server RIM menjadi 2Gbps untuk memaksimalkan layanannya demi mencapai target revenue growth sebesar 10% , dan untuk meningkatkan market share dari produk BlackBerry ini, Telkomsel tidak boleh hanya melakukan pemasaran secara gencar, diperlukan juga strategi penetapan harga yang sesuai dengan target marketnya agar produk BlackBerry Internet Service ini bisa unggul dimata pelanggan. Selain itu penentuan Place untuk menjual produk BlackBerry ini sangat menentukan juga terhadap perkembangan jumlah pelanggan kedepannya. 4.3.3 Company Objectives & Resources Sebagai perusahaan incumbent di industri jasa telekomunikasi, Telkomsel telah memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dalam menjalankan bisnisnya dan memasarkan setiap produknya. Telkomsel telah mengetahui posisi perusahaannya di dalam industri jasa telekomunikasi, target market yang dituju dan siapa saja pesaingnya. Dengan mengetahui hal-hal tersebut Telkomsel dapat menentukan strategi yang berbeda pada setiap produknya karena target market dari setiap produknya pun berbeda-beda. Strategi yang telah dipersiapkan dengan matang akan secara teori dapat mencapai target market yang telah ditentukan oleh perusahaan, hal ini juga terbukti pada Telkomsel. Telkomsel telah menjadi provider seluler GSM no.1 di Indonesia yang memiliki market share terbesar dan menjadi market leader. Tujuan Telkomsel tidak hanya mendapatkan profit yang sebesar-besarnya, tetapi Telkomsel juga berusaha untuk menciptakan loyalitas konsumen, karena di era yang sarat dengan persaingan sepeti sekarang ini, loyalitas sangat perlu diperhatikan agar konsumen tidak beralih ke produk sejenis lainnya yang beredar di pasaran. Loyalitas pelanggan akan memicu terjadinya serangkaian aktivitas pada seluruh sistem bisnis perusahaan yang bermuara pada terciptanya siklus pertumbuhan yang berkesinambungan. Untuk mendapatkan semuat tujuan tersebut Telkomsel selalu memaksimalkan seluruh sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari sumber daya manusia, infrastruktur, prosedur (business procces) dan partnership. Hal-hal tersebut penting diperhatikan dalam meningkatkan value perusahaan. Namun dalam57

industri ini, salah satu hal yang memegang peranan penting adalah sumber daya manusia, yaitu karyawan, karena produk dalam industri ini adalah produk jasa. Salah satu usaha yang dilakukan Telkomsel dalam meningkatkan kualitas karyawannya adalah dengan mengikutsertakan karyawannya dalam training yang dikonsentrasikan pada corporate leadership goals, salah satunya yang diselenggarakan Dale Carnegie, penyelenggara training SDM terkemuka di dunia yang berdiri tahun 1912 yang memiliki 120 kantor perwakilan di Amerika Serikat dan di berbagai belahan dunia. Training ini membantu perusahaan dalam pengembangan budaya team work, sekaligus pengembangan skill dan attitude di semua area business planning, pendelegasian tugas, tehnik motivasi, dan kemampuan lain dalam hal leadership. Training tersebut juga difokuskan pada membangun visi serta pendefinisian metode untuk menembus rintangan yang muncul dalam hal mencapai tujuan perusahaan. Telkomsel juga telah melatih karyawan-karyawannya untuk secara efektif me-manage dirinya dalam berbagai situasi sulit sekaligus mengatasi stress dalam lingkungan kerja yang dinamis dan sarat perubahan. Training juga di titik beratkan pada pelatihan yang mampu menciptakan win-win relationship antara internal maupun eksternal klien dalam hal ini pelanggan, sekaligus elemen-elemen penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Kualitas karyawan yang baik, akan sangat berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen. Dengan terciptanya loyalitas konsumen perusahaan akan memperoleh profit yang menjanjikan. Hal ini akan berdampak pada kesejahteraan karyawan tersebut. Jika karyawan merasa senang dengan feedback yang mereka dapatkan dari perusahaan, mereka akan bekerja lebih baik, dan kembali lagi kualitas karyawan yang baik akan berpengaruh positif terhadap pendapatan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua hal tersebut harus seimbang agar objective perusahaan terjaga dan resources perusahaan dapat dijaga dengan baik.

4.4 Kajian market profiling, market segmentation dan market targeting pada

jasa telekomunikasi BlackBerry Internet Service PT Telkomsel di Kota Semarang58

Penduduk kota Semarang, merupakan masyarakat yang beragam baik dari segi usia, pendidikan, gaya hidup hingga pengetahuan mereka dalam hal teknologi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemsaran produk BlackBerry Internet Service PT. Telkomsel di Kota Semarang. Pada level mahasiswa misalnya, tingkat apresiasi mereka bisa dikatakan cukup bagus jika dilihat dari hasil survey yang dilakukan terhadap penggunaan produk BlackBerry Internet Service ini. Usia mahasiswa yaitu 18-22 tahun merupakan segmen pasar yang sesuai untuk dibidik oleh Telkomsel dalam memasarkan produk BlackBerry Internet Service ini. Kesesuaian range harga produk dengan pendapatan dan pengeluaran pelajar/mahasiswa per bulan merupakan salah satu unggulan mengapa Telkomsel bisa memiliki pelanggan BlackBerry terbesar dengan 1 juta pelanggan. Dengan penetapan harga yang pas, promosi yang gencar, didukung penjaminan kestabilan data yang bagus, produk BlackBerry Internet Service Telkomsel bisa menjadi produk Top Of Mind dimata para pelanggannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan

59

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai kajian market profiling, market segmentation dan market targeting, dapat disimpulkan bahwa penduduk kota Semarang di rentang usia 18-22 tahun dengan tingkat pendidikan SMA / Mahasiswa cukup antusias terhadap kemunculan produk BlackBerry Internet Service Telkomsel. Hal ini sesuai dengan segmentasi produk Telkomsel yang memberikan paket fitur BlackBerry Internet Service yang lengkap sesuai dengan pengeluaran dan usage BlackBerry para mahasiswa ini per bulan. Taktik pemasaran yang telah dibuat Telkomsel sesuai dengan targeting yang telah direncanakan, yaitu untuk kalangan anak muda seperti yang selalu kita lihat dalam setiap bentuk promosi Telkomsel. Sebagai salah satu produk dari PT. TELKOMSEL yang merupakan pemain lama dalam industri ini, BlackBerry Internet Service Telkomsel memiliki beberapa keunggulan yang dapat digunakan untuk bersaing dengan produk-produk lainnya, yaitu : 1. Memiliki jangkauan jaringan terluas diantara seluruh operator seluler di Indonesia 2. Memiliki kapasitas bandwith terbesar yaitu 1,4 Gbps 3. Satu-satunya operator di Indonesia yang mencakup seluruh provinsi dan kanbupaten, dan juga semua kecamatan di Sumatra, Jawa dan Bali/Nusa 4. Telah memiliki market profiling, segmenting dan targeting yang jelas 5. Telah memiliki brand image yang kuat di mata masyarakat 6. Telah memiliki konsumen yang loyal meskipun banyak produk baru yang bermunculan

5.2 Saran Saat ini banyak operator yang memberikan tariff murah ataupun terjangkau namun tidak disesuaikan dengan layanan dan jaringan yang dimiliki. Hendaknya perusahaan telekomunikasi tidak hanya memberikan sekedar janji dan omong belaka, karena jika hal ini terus berlangsung pelanggan akan mencari operator yang lebih60

baik. Tetap menjaga layanan dan kualitas produk merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk membangun loyalitas pelanggan, karena pada kenyataannya membangun loyalitas pelanggan bukan merupakan hal yang mudah, diperlukan kerja keras dan konsistensi perusahaan dalam menjaga kualitas produknya. Selain itu juga, diperlukannya edukasi teknologi dikalangan masyarakat. Karena tak bisa dipungkiri bahwa masih ada masyarakat miskin di kota besar seperti Semarang ini yang masih belum terjamah teknologi sehingga munculah sebuah gap antara yang kaya dan bisa menggunakan dan membeli teknologi dan yang miskin yang tidak tersentuh teknologi sama sekali.

Daftar Pustaka

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi