Laporan SISWAN Kel. 1
-
Upload
junandi-bong-ngah -
Category
Documents
-
view
29 -
download
5
description
Transcript of Laporan SISWAN Kel. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelas Pisces merupakan hewan berdarah dingin, bernafas dengan insang,
tubuh ditutupi oleh sisik dan bergerak menggunakan sirip. Hidup di air tawar dan
air asin (laut). Berdasarkan tulang penyusun, kelas ini dibedakan atas ikan
bertulang sejati (Osteichtyes) dan ikan yang bertulang rawan
(Chondrichetyes).Kalau dilihat dari jumlah spesiesnya yang dikatakan terbanyak
dari vertebrata. Penyebaran ikan boleh dikatakan hampir diseluruh permukaan
bumi ditemukan di air tawar maupun air asin (Hayati, 2011).
Hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan pengelompokan hewan atau
taksonomi hewan diantaranya, yaitu identifikasi dan klasifikasi. Identifikasi
merupakan pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu
jenis/spesies yang selanjutnya diberi nama ilmiahnya sehingga diakui oleh para
ahli diseluruh dunia. Klasifikasi adalah suatu kegiatanpembentukan kelompok-
kelompok makhluk hidup dengan cara memberi keseragaman ciri atau sifat di
dalam keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup tersebut (Riki, 2010).
Untuk mendukung pengetahuan tentang klasifikasi dan taksonomi
diperlukan adanya identifikasi dari berbagai parameter morfologi dari bentuk
tubuh ikan. Dengan melihat morfologi ikan kita dapat mengelompokkan dan
menentukan nama dari ikan yang di dapatkan. Sistem atau cara pengelompokan
ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi (Riki 2010).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis ikan
yang terdapat di riam arum yang beada didusun dawar dengan cara mengamati
ciri-ciri morfologinya.
1.3 Manfaat
Ada pun manfaat yang didapatkan dari hasil pratikum lapangan ini adalah
mengetahui jenis-jenis ikan yang ada di riam arum yang beada didusun dawar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem sungai
Sungai adalah perairan umum yang airnya mengalir terus menerus pada
arah tertentu, berasal dari air tanah, air permukaan yang diakhiri bermuara ke laut.
Sungai sebagai perairan umum yang berlokasi di darat dan merupakan suatu
ekosistem terbuka yang berhubungan erat dengan sistem-sistem terestrial dan
lentik. Ciri-ciri umum daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya
pada umumnya mempunyai tofograpi makin bergelombang sampai bergunung-
gunung. Sungai adalah lingkungan alam yang banyak dihuni oleh organisme.
Zonasi pada habitat air mengalir adalah mengarah ke longitudinal, yang
menunjukkan bahwa tingkat yang lebih atas berada di bagian hulu dan kemudian
mengarah ke hilir.
Pada habitat air mengalir ini, perubahan-perubahan yang terjadi akan lebih
nampak pada bagian atas dari aliran air karena adanya kemiringan, volume air
atau komposisi kimia yang berubah. secara umum zonasi habitat air mengalir,
yaitu: Arus mempunyai arti penting untuk pergerakan ikan. Arus yang searah dari
hulu sangat penting untuk pergerakan ikan atau bahkan menyebabkakn ikan-ikan
bergerak aktif melawann arus, kea rah muara pergerakan ikan dapat berlangsung
dengan pasif maupun mengapung.
Sungai merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan
manusia. Dan sungai merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan yang ada di
bumi. Baik manusia, hewan dan tumbuhan semua makhluk hidup memerlukan air
untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sungai mengalir dari hulu
ke hilir bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air sungai
berakhir di laut sehingga air yang tadinya terasa tawar menjadi asin terkena zat
garam di laut luas.
Sungai adalah bagian dari permukaan bumi sebagai tempat air tawar
mengalir.Sungai terbentuk secara alami. Pada bagian kiri dan kanan dibatasi oleh
tanggul. Sungai bermuara ke rawa, danau, sungai lain, dan akhirnya ke laut.
Daerah tempat sumber air sungai mengalir disebut juga daerah hulu sungai.
Berdasarkan ciri yang tampak, aliran sebuah sungai terbagi atas tiga bagian. Yaitu
bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir atau muara.
2.2 Morfologi Ikan
Ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup diair. Suhu
tubuhnya berubah-ubah tergantung dengan suhu lingkungannya (poikiloterm).
Bergerak dan mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan
sirip dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga
ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan paru-
paru. Ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian
yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri
lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu
kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal) (Suseno, 1968).
Bagian kepala meliputi bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung
operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada
bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung,
mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan terdapat alat
pernapasan tambahan. Bagian badan yaitu dari ujung operkulum (tutup insang)
paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan
istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal,
gonad, gelembung renang. Bagian ekor, yaitu bagian yang berada diantara
pangkal awal sirip belakang/dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor.
Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip ekor,
dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet (Adawyah, 1981).
Ikan mempunyai sirip yang penting untuk pergerakannya dan sisik yang
berfungsi sebagai penutup tubuhnya. Berdasarkan bentuknya, sirip ekor dibedakan
atas tipe rounded, truncate, emerginate, lunate dan forked. Berdasarkan bentuk
sisik dibedakan atas sisik placoid, ganoid, ctenoid dan cycloid. Tipe mulut
berdasarkan letaknya yaitu tipe inferior, superior, terminal dan sub terminal.
Bentuk umum tubuh ikan juga bervariasi seperti fusiform, compresiform,
depressiform, anguiliform, sagitiform dan globiform (Riki, 2010).
2.3 Anatomi Tubuh Ikan
Sistem anatomi pada tubuh ikan terdiri atas : (Kusnadi, 2005)
1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar
lendir, dan sumber pewarnaan.
2. Sistem otot (urat daging): – penggerak tubuh, sirip-sirip, insang - organ
listrik
3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot; pelindung organ-organ
dalam dan penegak tubuh
4. Sistem pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada organ-organ
tambahan
5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : – organnya jantung dan sel-sel darah -
mengedarkan O2, nutrisi, dsb
6. Sistem pencernaan : organnya saluran pencernaan dari mulut – anus
7. Sistem saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi
8. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan,
reproduksi
9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal
10. Sistem reproduksi dan embriologi : organnya gonad jantan dan betina
2.3 Klasifikasi Pisces
Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan
jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan
tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih
diperdebatkan. Ikan dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu (Saanin, 1976 ).
1. Ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan
hag)
2. Ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan
pari)
3. Ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes)
Berdasarkan habitat hidupnya, ikan dibedakan dua macam yaitu ikan air
tawar dan ikan air asin (laut). Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan
sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan
salinitas kurang dari 0,05%. Dalam banyak hal lingkungan ini berbeda dengan
lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat
salinitasnya. Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis
yang bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari
seluruh spesies ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini karena spesiasi yang
cepat yang menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali
(Riki, 2010).
2.4 Pengaruh factor lingkugan
2.4.1 pengertian suhu
Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Di samudera, suhu bervariasi
secara horizontal sesuai garis lintang dan juga secara vertikal sesuai dengan
kedalaman. Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur
proses kehidupan dan penyebaran organisme. Proses kehidupan yang vital yang
secara kolektif disebut metabolisme, hanya berfungsi didalam kisaran suhu yang
relative sempit biasanya antara 0-40°C, meskipun demikian bebarapa beberapa
ganggang hijau biru mampu mentolerir suhu sampai 85°C. Selain itu, suhu juga
sangat penting bagi kehidupan organisme di perairan, karena suhu mempengaruhi
baik aktivitas maupun perkembangbiakan dari organisme tersebut. Oleh karena
itu, tidak heran jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis ikan yang terdapat
di berbagai tempat di dunia yang mempunyai toleransi tertentu terhadap suhu.
Ada yang mempunyai toleransi yang besar terhadap perubahan suhu, disebut
bersifat euryterm. Sebaliknya ada pula yang toleransinya kecil, disebut bersifat
stenoterm. Sebagai contoh ikan di daerah sub-tropis dan kutub mampu mentolerir
suhu yang rendah, sedangkan ikan di daerah tropis menyukai suhu yang hangat.
Suhu optimum dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhannya. Ikan yang berada
pada suhu yang cocok, memiliki selera makan yang lebih baik. Beberapa ahli
mengemukakan tentang suhu :
Nontji (1987), menyatakan suhu merupakan parameter oseanografi yang
mempunyai pengaruh sangat dominan terhadap kehidupan ikan khususnya dan
sumber daya hayati laut pada umumnya.
Hela dan Laevastu (1970), hampir semua populasi ikan yang hidup di laut
mempunyai suhu optimum untuk kehidupannya, maka dengan mengetahui suhu
optimum dari suatu spesies ikan, kita dapat menduga keberadaan kelompok ikan,
yang kemudian dapat digunakan untuk tujuan perikanan.
Nybakken (1988), sebagian besar biota laut bersifat poikilometrik (suhu tubuh
dipengaruhi lingkungan) sehingga suhu merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme.
2.4.2 Pengaruh suhu terhadap ikan
Menurut Laevastu dan Hela (1970), pengaruh suhu terhadap ikan adalah
dalam proses metabolisme, seperti pertumbuhan dan pengambilan makanan,
aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang, serta dalam rangsangan syaraf.
Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas terlihat selama pemijahan.
Suhu air laut dapat mempercepat atau memperlambat mulainya pemijahan
pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan arus selama dan setelah pemijahan adalah
faktor-faktor yang paling penting yang menentukan “kekuatan keturunan” dan
daya tahan larva pada spesies-spesies ikan yang paling penting secara komersil.
Suhu ekstrim pada daerah pemijahan (spawning ground) selama musim pemijahan
dapat memaksa ikan untuk memijah di daerah lain daripada di daerah tersebut
2.4.3 Arus
Arus laut adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain.
Arus laut dapat terjadi karena :
1. perbedaan salinitas massa air laut,
2. tiupan angin,
3. pasang surut, atau perbedaan permukaan samudera.
Arus karena perbedaan salinitas terjadi di kedalaman laut dan tidak dapat
dilihat gejalanya dari permukaan laut. Di permukaan samudera, arus laut terjadi
terutama karena tiupan angin. Arus yang terjadi di permukaan samudera memiliki
pola-pola tertentu yang tetap. Di tempat-tempat tertentu arus laut terjadi kerana
perbedaan ketinggian permukaan samudera. Di teluk-teluk atau muara sungai,
arus dipengaruhi oleh pasang surut.
2.4.4 Pengaruh arus terhadap keberadaan ikan
Arus sangat mempengaruhi penyebaran ikan, hubungan arus terhadap
penyebaran ikan adalah arus mengalihkan telur-telur dan anak-anak ikan pelagis
dan daerah pemijahan ke daerah pembesaran dan ke tempat
mencari makan. Migrasi ikan-ikan dewasa disebabkan arus, sebagai alat orientasi
ikan dan sebagai bentuk rute alami; tingkah laku ikan dapat disebabkan arus,
khususnya arus pasut, arus secara langsung dapat mempengaruhi distribusi ikan-
ikan dewasa dan secara tidak langsung mempengaruhi pengelompokan makanan.
(Lavastu dan Hayes 1981).
Ikan bereaksi secara langsung terhadap perubahan lingkungan yang
dipengaruhi oleh arus dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus.
Arus tampak jelas dalam organ mechanoreceptor yang terletak garis mendatar
pada tubuh ikan. Mechanoreceptor adalah reseptor yang ada pada organisme yang
mampu memberikan informasi perubahan mekanis dalam lingkungan seperti
gerakan, tegangan atau tekanan. Biasanya gerakan ikan selalu mengarah menuju
arus. (Reddy, 1993).
Fishing ground yang paling baik biasanya terletak pada daerah batas antara
dua arus atau di daerah upwelling dan divergensi. Batas arus (konvergensi dan
divergensi) dan kondisi oseanografi dinamis yang lain (seperti eddies), berfungsi
tidak hanya sebagai perbatasan distribusi lingkungan bagi ikan, tetapi juga
menyebabkan pengumpulan ikan pada kondisi ini. Pengumpulan ikan-ikan yang
penting secara komersil biasanya berada pada tengah-tengah arus eddies.
Akumulasi plankton, telur ikan juga berada di tengah-tengah antisiklon
eddies. Pengumpulan ini bisa berkaitan dengan pengumpulan ikan dewasa dalam
arus eddi (melalui rantai makanan). (Reddy, 1993).
.
BAB III
METODE KERJA
1.1 Waktu dan Tempat
1.1.1 Waktu
Praktikum lapangan Sistematika Hewan II dilaksanakan pada hari
Sabtu, 13 Desember 2014.
1.1.2 Tempat
Praktikum lapangan Sistematika Hewan II dilaksanakan di daerah
aliran riam marum dusun dawar desa pisak kecamatan tujuh belas,
Kabupaten Bengkayang.
3.2 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
Alat yang digunakan pada pratikum sistematika hewan II
diantaranya perangkap tikus, perangkap burung, pisau, militemeter blok
laminating, kamera, meteran jahit.
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunkan pada pratiku sistematika hewan II, alcohol
70%, formalin 4%, lem tikus, toples.
3.3 Deskripsi Lokasi Praktikum Lapangan
Pratikum lapangan dilakukan didusun dawar, desa pisak,
kecamatan tujuh belas,kabupaten Bengkayang pratikum sistematika hewan
II berlokasi di riam arum yang ada di dusun dawar.
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Pengambilan Sampel
Sampel yang diambil mengunakan metode perangkap,dengan
mengunakan pukat, dan pancingan sebagai alat untuk menangkap hewan
seperti ikan.
3.4.2 Pengukuran Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan diukur mengunakan alat termometer untuk
mengetahui suhu, hydrometer untuk kelembapan, lux meter menukur
intensitas cahaya.
3.4.3 Pengawetan dan Identifikasi
Sampel yang telah didapatkan diawetkan dengan menggunakan
formalin, yang kemudian akan diidentifikasi dilaboratorium dengan buku
identifikasi yang ada.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Klasifikasi Ikan Barbus albanicus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbus
Spesies : Barbus albanicus
Ikan yang memiliki nama daerah ikan keboli ini memiliki karakter sebagai berikut: simple ramping punggung ray, keras dan bergerigi posterior sepanjang setengah seluruh panjang, posterior margin sirip punggung lurus; bibir bawah tipis, tanpa lobus median di sebagian besar individu; bibir tebal dengan lobus median pada beberapa individu, 48-55 + 2-3 sisik pada gurat sisi; 20-24 sisik baris di sekitar batang ekor, dan moncong dengan tuberkel besar pada individu dewasa
Spesies ini mendiami danau dan hilir sungai, lumpur ke bawah pasir.
Memakan ganggang, bahan tanaman, larva serangga dan detritus.
Memunculkan di kedua danau dan sungai mereka. Betina mampu bertelur
dengan individu jantan 3-7 di dekat muara sungai.
4.2.2 Ikan Barbus aboinensis
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbus
Spesies : Barbus aboinensis
Spesies yang memiliki nama Barbus aboinensis memiliki mulut
subterminal dua pasang sungut sedang dikembangkan, pada sirip
punggung ada perbatasan yang sedikit cekung dan bercabang sinar
sirip punggung ray punggung-sirip sederhana terakhir fleksibel dan
halus pada pinggiran belakang ada bintik-bintik hitam garis hitam di
tengah-tengah sisi dari operkulum sampai akhir batang ekor.
4.2.3 Ikan Hemirhamphodon kuekenthali
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo :
Famili :
Genus : Hemirhamphodon
Spesies : Hemirhamphodon kuekenthali
Ikan dengan nama daerah pesudi ini memiliki bentuk tubuh seperti depressed dan memiliki mulut yang berbentuk seperti jarum, serta bentuk ekor yang bercangak, ikan ini berwarna abu-abu dengan habitat air tawar. Hemirhamphodon kuekenthali adalah keluarga halfbeak (Hemiramphidae) ditemukan pada air sungai segar dan wilayah pesisir asia tenggara seperti Singapore, Thailand, Indonesia, Thailand, Malaysia, Borneo and Sumatra. Ikan kecil, dengan karakteristik memiliki rahang bagian panjang yang panjag dari keluarganya. Warna spesies ikan ini bervariasi, tergantung dimana ditemukannya.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa: Ikan merupakan salah satu hewan vertebrata berdarah dingin
yang tubuhnya terdiri atas kepala ( caput ), badan ( truncus ), dan ekor
( cauda ) dimana diantara tiga spesies ikan yang didapat memiliki
perbedaan karakter pada masing-masing jenis.
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. Djuhanda, T., 1981, Dunia Ikan. Amico. Bandung.
Saanin, H. 1976, Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Bagian
1. Bina Cipta. Bandung.
Dharma, 2009, Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air.
Kusnadi, 2005, Biologi. PT Piranti Darma Kalokatama. Jakarta.
Riki, 2010, Laporan pisces. http://rykibio046.blogspot.com. (18
Desember 2014)
Suseno, R, dkk. 1968, Diktat Asistensi Preparat. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Winda Hayati, 2011. Kelas pisces. http://windahayati14.blogspot. (18
Desember 2014)